You are on page 1of 9

Jurnal Jurnal

20 Ners dan
NersKebidanan, Volume
dan Kebidanan, Volume5,5,No. 1, April
Nomor 2018
1, April 2018, hlm. 20–28
DOI: 10.26699/jnk.v5i1.ART.p020–028

PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU)


PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA
PENDERITA HIPERTENSI
(Utilization Of Integrated Posted Cooperation (Posbindu)
of Non-Communicable Disease of Patients with Hypertension)

Dina Zakiyyatul Fuadah, Naning Furi Rahayu


Prodi S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
email: dinazakiyya@gmail.com

Abstract: Non-communicable disease is one of the undetected diseases because it does not have indica-
tion and lamentation. It is usually found in intermediate phase so it is difficult to cure and end by
physical defect or early die. To decrease these numbers the goverment already has a program named
POSBINDU PTM. The research goal was to analysis the correlation of knowledge of hypertension
(abnormally high blood pressure) sufferer by using of integrated establishment (POSBINDU) Non-
communicable disease (PTM) in public health center Banaran. The research design used correlation by
cross-sectional approach. The population was hypertension (abnormally high blood pressure) sufferer
in POSBINDU PTM Program in public health center Banaran - 30 hypertensions (abnormally high
blood pressure). The sampling technique used Total Sampling. The data analysis of this research used
Rho Spearman Statistic by the level of mistake =0,05 or significant level is 95%. The result showed the
significant score (p value) 0,004 < 0,005, so H1 was accepted. The research showedthat it had strong
correlations of knowledge of hypertension (abnormally high blood pressure) sufferer about POSBINDU
PTM. The research showed that the level of hypertension (abnormally high blood pressure) sufferer
POSBINDU PTM was in fair category. It is hoped that respondents always use POSBINDU PTM service
in their area to increase health standard while for health staff assistant, they are hoped to promote more
about POSBINDU PTM to the society as specially to uninfected disease sufferer.

Keywords: Knowledge, Hypertension, The Usage of POSBINDU PTM Service

Abstrak: Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak terdeteksi karena tidak bergejala
dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan berakhir
dengan kecacatan atau kematian dini. Untuk mencegah angka tersebut maka pemerintah mencanangkan
program POSBINDU PTM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan penderita
hipertensi dengan pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) PTM di desa Banaran wilayah kerja
Puskesmas Kauman. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian studi korelasi, dengan metode
pendekatan cross sectional. Populasinya adalah penderita hipertensi yang masuk sebagai anggota pro-
gram POSBINDU PTM di desa Banaran wilayah kerja Puskesmas Kauman sebanyak 30 orang. Sampel
diambil dengan menggunakan teknik Total Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penge-
tahuan penderita hipertensi tentang POSBINDU PTM dalam kategori cukup. Pemanfaatan POSBINDU
PTM oleh responden memiliki kategori cukup. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
Rho Spearman dengan tingkat kesalahan = 0,05didapatkan nilai signifikan (P Value) 0,004 < 0,05, sehingga
terdapat hubungan pengetahuan penderita hipertensi dengan pemanfaatan POSBINDU PTM. Peningkatan
derajat kesehatan dapat diupayakan melalui peningkatan pemanfaatan pelayanan POSBINDU PTM di
setiap wilayah binaan puskesmas, selain itu peran serta tenaga kesehatan serta kader sangat diperlukan

20
Fuadah, Rahayu, Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)... 21

untuk lebih mensosialisasikan tentang POSBINDU PTM ke masyarakat khususnya penderita penyakit
tidak menular.

Kata kunci: Pengetahuan, Hipertensi, Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak
Menular (PTM).

PENDAHULUAN oleh (Darmojo, 2009) membuktikan bahwa hiperten-


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan si berhubungan secara linear dengan morbiditas dan
penyakit yang seringkali tidak terdeteksi karena tidak mortalitas penyakit kardiovaskuler. Sehingga diper-
bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya lukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat
ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit yang dikenal dengan Pos Pembinaan Terpadu
disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau (POSBINDU) PTM. Pelaksanaan POSBINDU
kematian dini. Keadaan ini menimbulkan beban PTM memerlukan pedoman sebagai acuan bagi
pembiayaan yang besar bagi penderita, keluarga dan para pemangku kepentingan maupun pengelola
negara.PTM ini dapat dicegah melalui pengendalian program di berbagai tingkatan administrasi untuk
faktor risiko, yaitu merokok, kurang aktifitas fisik, memfasilitasi terselenggaranya POSBINDU PTM
diet yang tidak sehat, dan konsumsi alkohol. di masyarakat (Kemenkes RI, 2012).
Peningkatan kesadaran, dan kepedulian masyarakat Berdasarkan data pola 10 besar penyakit ter-
terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam banyak di Indonesia tahun2010, jumlah kasus hiper-
pengendalian PTM (Kemenkes RI, 2009). tensi sebanyak 8.423 pada laki-laki dan 11.45 pada
Insiden dan prevalensi PTMdiperkirakanterjadi perempuan. Penyakit ini termasuk dalam kategori
peningkatan secara cepat pada abad ke-21. Ini penyakit dengan angka kematian tertinggi setelah
merupakan tantangan utama masalah kesehatan di pneumonia yaitu 4,81% (Kemenkes RI, 2011).
masa yang akan datang.Pada tahun 2020 PTM Berdasarkan data penyakit terbanyak di seluruh
akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh rumah sakit Provinsi Jawa Timur 2010 terjadi 4,89%
kesakitan di dunia. Salah satu PTM yang menjadi kasus hipertensi esensial dan 1,08% kasus hipertensi
masalah kesehatan yang sangat serius saat ini sekunder. Menurut STP (Surveilans Terpadu Pe-
adalah hipertensiWorld Health Organization nyakit) Puskesmas di Jawa Timur total penderita
(WHO). Hipertensi merupakan suatu penyakit yang hipertensi di Jawa Timur tahun 2011 sebanyak
ditandai dengan peningkatan tekanan darah di atas 285.724 pasien. Jumlah tersebut terhitung mulai
nilai normal, dengan nilai sistolik >140 mmHg dan bulan Januari hingga bulan September 2011. Jumlah
diastolik > 90 mmHg (kriteria Join National penderita tertinggi pada bulan Mei 2011 sebanyak
Committee) (JNC VII, 2007). Menurut WHO 46.626 pasien (Dinkes Jatim, 2011). Dari data
(WorldHealthOrganization) dan ISH (The POSBINDU PTM desa Banaran wilayah kerja
International Society of Hypertension) tahun Puskesmas Kauman terhitung bulan Juni 2016 sam-
2012, terdapat 800 jutapenderita hipertensi di seluruh pai Januari 2017terdapat 240 orang menderita PTM,
dunia, dan 4 juta di antaranya meninggal setiap dan penderita hipertensi sebanyak 86 (35,5%)
tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita hipertensi penderita, dan sisanya 154 menderita penyakit tidak
tidak mendapatkanpengobatan yang memenuhi. menular lainnya.
Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2013 Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) PTM
prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia adalah adalah peran serta masyarakat dalam melakukan
sebesar 26,5% dan cakupan diagnosa hipertensi oleh kegiatan deteksi dini dan monitoring terhadap faktor
tenaga kesehatan mencapai 36,8% atau dengan kata risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan
lain sebagian besar hipertensi dalam masyarakat secara terpadu, rutin, dan periodik. Pelaksanaan
belum terdiagnosa 63,2%. tindak lanjutnya dalam bentuk konseling dan rujukan
Hasil SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Upaya pe-
tahun 2010),menyebutkan bahwa penyakit ngembangan program POSBINDU PTM sedang
kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu gencar dilakukan, dan harapan ke depan POSBIN-
penyebabnya sekitar 20–35% dari kematian tersebut DU PTM dapat dijadikan “kendaraan program”
disebabkan oleh hipertensi dengan persentase jumlah pengendalian penyakit tidak menular di masyarakat.
penderita sebanyak 27,5%. Penelitian epidemiologi Agar upaya ini dapat berjalan dengan baik, benar,
22 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 1, April 2018, hlm. 20–28

dan tepat sasaran perlu disusun satu pedoman untuk hami tentang pentingnya kegiatanyang dapat me-
melaksanakannya sehingga implementasi dari POS- nunjang kesehatan, seperti pada desa Banaran ada-
BINDU PTM mempunyai daya ungkit dalam pe- nya program pemerintah POSBINDU PTM. Na-
ngendalian faktor risiko PTM, (Panduan POSBIN- mun yang terjadi sebaliknya tidak semua penderita
DU PTM, Kemenkes 2012). hipertensi di Kecamatan Kauman hadir dan ikut
Bagi penderita yang sudah mengikuti POSBIN- serta dalam program tersebut. Sementara peran
DU PTMsudahdi berikan pengobatan rutin. Dari POSBINDU PTM sebagai pengawas dan peman-
POSBINDU PTM di Puskesmas Kauman sudah tau kesehatan di masyarakat sangat di butuhkan.
berjalan meskipun belum dilakukan secara menye-
luruh di kecamatan Kauman, sedangkan dari penge- BAHAN DAN METODE
tahuan perawat tentang POSBINDU PTM sudah Penelitian ini menggunakan desain penelitian
sangat memadai, begitu juga dengan kader POS- studi korelasi (hubungan/asosiasi), dimana peneliti
BINDU, dikarenakan kader mendapat pembinaan ingin menghubungkan antara pengetahuan penderita
dari Puskesmas Kauman. Namun masyarakat di hipertensi dengan pemanfaatan POSBINDU PTM.
desa Banaranmaupun masyarakat di desa-desa Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan cross
lainnya di kecamatan Kauman, belum begitu sectional. Subjek penelitian hanya diobservasi sekali
memanfatkan dilihat dari kehadiran penderita yang saja yaitu pada tanggal 27 bulan Maret 2017 dan
hanya 60 orang ke Program POSBINDU PTM pengukuran dilakukan terhadap variabel independen
tersebut, 32 diantaranya yaitu menderita hipertensi tentang pengetahuan penderita hipertensi dan va-
dan 28 orang menderita PTM lainnya. Ini dikarena- riabel independen yaitu pemanfaaatan POSBINDU
kan kurang meratanya program POSBINDU PTM, PTM (Notoatmodjo, 2010).
sedangkan dari penderita hipertensi sendiri, pengeta- Peneliti melakukan studi pendahuluan di desa
huan tentang penyakitnya belum begitu memahami Banaranwilayah kerja Puskesmas Kauman, Kabu-
dengan jelas seperti mereka tetap mengkonsumsi paten Tulungagung dengan mencari data penderita
makanan-makanan yang tidak diperbolehkan, ku- hipertensi dan mengikuti kegiatan POSBINDU
rang aktivitas fisik, dan masih menganggap penyakit PTM selanjutnya peneliti mengumpulkan data
hipertensi tidak berbahaya. Hal ini terjadi karena beserta alamat responden penderita hipertensi di
penderita tidak aktif mengikuti Program POSBIN- desa Banaran wilayah kerja Puskesmas Kauman.
DU PTM. Peneliti melakukan penelitian di POSBINDU PTM
Faktor penyebab penderita tidak hadir dianta- desa Banaran. Memberikan lembar informed
ranya faktor pekerjaan, pendidikan penderita hiper- consentdan menjelaskan tentang prosedur pene-
tensi juga masih rendah menjadikan penderita tidak litian. Memberikan surat permohonan menjadi
begitu memahami tentang POSBINDU PTM, be- responden. Memberikan surat menjadi responden
gitu pula informasi dari pihak Puskesmas Kauman dan responden menandatangani dengan didampingi
sendiri belum memberikan informasi tentang POS- saksi seluruh pesera POSBINDU PTM. Peneliti
BINDU PTM yang lebih luas. Sedangkan kegiatan mencatat absen kehadiran dari responden yang
POSBINDUPTM di desa Banaran di lakukan pada mengikuti POSBINDU PTM. Meminta responden
malam hari yaitu pukul 19.00 sehingga lebih banyak- mengisi kuosiner yang sudah disediakan. Respon-
nya orang yang beristirahat pada waktu tersebut. den mengisi cek list dengan cara apa saja kegiatan
Berdasarkan survei awal di Puskesmas Kauman yang sudah dilaksanakan oleh responden di
didapatkan data kegiatan POSBINDU PTM yang POSBINDU PTM.
belum berjalan diantaranya ialah: kegiatan pemerik-
saan fungsi paru, pemeriksaan IVA, dan pemeriksa- HASIL PENELITIAN
an kadar alkohol.
Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa penting- Gambaran Tempat Penelitian
nya pemahaman tentang penyakit dan penanganan Desa Banaran berada di Kecamatan Kauman
penyakit dari dini itu sangat penting. Maka sangat KabupatenTulungagung. Desain ini merupakan
perlu diadakannya penyuluhan kesehatan dan pen- salah satu wilayah kerja puskesmas Kauman. Pus-
dampingan masyarakat tentang penyakit-penyaki kesmas Kauman memiliki POSBINDU PTM diwi-
tidak menular di setiap layanan kesehatan dan di layah Desa Banaran pada tiap bulannya POSBIN-
masyarakat secara luas. Sebaiknya penderita mema- DU PTM dilakukan 2 kali dalam satu bulan.
Fuadah, Rahayu, Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)... 23

POSBINDU PTM ini dilaksanakan bersamaan Distribusi frekuensi responden berdasarkan


dengan kegiatan arisan ibu-ibu sehingga dapat dilak- pekerjaan
sanakan pada pukul 19.00 wib. Kegiatan dilaksana-
Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan
kan di balai desa dan selalu dihadiri oleh ibu kepala
di Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)
desa. Ibu-ibu dari desa Banaran mendapatkan infor- Penyakit Tidak Menular (PTM) di desa
masi tentang POSBINDU PTM dari Puskesmas Banaran wilayah kerja Puskesmas Kauman,
Kauman, kader-kader POSBINDU PTM itu sen- Kab. Tulungagung 2017
diri, dan dari bidan desa pada POLINDES. POS-
BINDU PTM di desa Banaran ini mempunyai 5 Pekerjaan f %
kader untuk membantu proses terlaksananya POS-
BINDU PTM tersebut. Di desa Banaran ini ada 4 Guru 11 36,6
Wiraswasta 8 26,6
RW dan 16 RT dimana tiap 4 RT masuk dalam
Karyawan 4 13,3
1RW. Ibu Rumah Tangga 7 23,3
Total 30 100
HASIL PENELITIAN
Data Umum
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi
usia
Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan sumber
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia di Pos
informasi di Pos Pembinaan Terpadu
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit
(POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM)
Tidak Menular (PTM) di desa Banaran wilayah
di desa Banaran wilayah kerja Puskesmas
kerja Puskesmas Kauman, Kab. Tulungagung
Kauman, Kab. Tulungagung 2017
2017

Usia f % Sumber Informasi f %

40-49 tahun 22 73,3 Kader 17 56,6


50-59 tahun 7 23,3 Puskesmas 5 16,6
>60 tahun 1 0,3 Bidan Desa 8 26,6
Total 30 100
Total 30 100

Data Khusus
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan
pendidikan
penderita Hipertensi
Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
di Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Tabel 5 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan
Penyakit Tidak Menular (PTM) di desa penderita hipertensi tentang pemanfaatan
Banaran wilayah kerja Puskesmas Kauman, pelayanan POSBINDU Penyakit Tidak
Kab. Tulungagung 2017 Menular (PTM) di desa Banaran wilayah kerja
Puskesmas Kauman Kab. Tulungagung
Pendidikan f %
No Kriteria f %
SD 2 0,6
SMP 7 23,3 1 Baik 4 13,3
SMK/ SMA 10 33,3 2 Cukup 21 70,0
PT 11 36,6 3 Kurang 5 16,7
Total 30 100 Total 30 100
24 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 1, April 2018, hlm. 20–28

Distribusi frekuensi berdasarkan pemanfaatan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


pelayanan POSBINDU Penyakit Tidak dikutip oleh (Hendra, 2008), yaitu umur, pendidikan
Menular (PTM) dan informasi.
Tabel 6 Distribusi frekuensi berdasarkan pemanfaatan
pelayanan POSBINDU PenyakitTidak Menu- Umur
lar (PTM) bagi penderita hipertensi di desa Menurut Singgih (2007), beliau mengemukakan
Banaran wilayah kerja Puskesmas Kauman bahwa makin tua umur seseorang maka proses–
Kab. Tulungagung 2017
proses perkembangan mentalnya bertambah baik,
akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya
No Kriteria f %
proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika
1 Baik 7 23,3 berumur belasan tahun. Menurut peneliti, penge-
2 Cukup 19 63,3 tahuan seseorang akan dipengaruhi oleh usia. Bahwa
3 Kurang 4 13,3 semakin dewasa umur seseorang maka akan sema-
Total 30 100 kin mudah untuk menerima pengetahuan. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan
Analisis hubungan pengetahuan penderita yang diperolehnya semakin membaik. Dari pene-
hipertensi dengan pemanfaatan pelayanan litian didapatkan bahwa responden berusia 40-49
POSBINDU (PTM) tahun memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hal ini
Berdasarkan pada perhitungan analisa statistik sependapat dengan Abu Ahmadi (2009) bahwa daya
Spearman Rank Corelation didapatkan Sig (p)= ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh
0,004 = 0,05, sig(p) < maka H1 diterima, ini usia. Bertambahnya usia seseorang dapat berpe-
menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua ngaruh pada pertambahan pengetahuan yang diper-
variable dengan nilai r = 0,513 maka hubungan atara olehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau
kedua variabel adalah positif ini berarti makin tinggi menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
pengetahuan, maka makin tinggi pula pemanfaatan mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
pelayanan POSBINDU PTM, dengan kekuatan Menurut Maryam (2011) yang menyatakan bahwa
hubungan sedang. pada lansia mengalami kemunduran kemampuan
kognitif antara lain berupa berkurangnya ingatan
PEMBAHASAN (suka lupa).
Pengetahuan penderita hipertensi tentang
Tingkat Pendidikan
pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBIN-
DU) Penyakit Tidak Menular (PTM) di desa Responden dengan pendidikan perguruan tinggi
Banaran wilayah kerja Puskesmas Kauman. memiliki nilai pengetahuan baik dalam mengisi
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada pen- kiesioner, untuk pendidikan SMA, responden dapat
derita hipertensi, yaitu pengetahuan tentang peman- mengisi kuesioner dengan kategori baik dan cukup.
faatan pelayanan POSBINDU PTM pada respon- Sedangkan pendidikan SMP, responden dapat me-
den berusia mulai dari 40 - >60 tahun. Dengan kate- ngisi kuesioner dengan kategori cukup dan kurang,
gori baik, cukup, dan kurang. Pengetahuan dengan sedangkan pendidikan SD, responden memiliki nilai
nilai tertinggi yaitu 95 dengan kategori baik,di kurang.
dapatkan oleh usia 42 tahun dan paling rendahnilai Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan ada-
40 dengan kategori kurang oleh responden berusia lah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk
56 tahun. Sebagian besar responden (70%) atau 21 mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
responden dikategorikan cukup. tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat ber-
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan diri sendiri. Menurut Wied hary A, 2006, menyebut-
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan kan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan
terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui mudah atau tidaknya seseorang menyerap dan me-
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, mahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan makin baik pula pengetahuannya. Pendidikan res-
telinga (Notoatmodjo, 2011). ponden mempengaruhi hasil nilai dari pengetahuan
Fuadah, Rahayu, Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)... 25

responden. Pengetahuan sangat erat kaitannya dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang Kelompok POSBINDU PTM Utama adalah hiper-
dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan sema- tensi, hipotensi, diabetes melitus (DM), kanker, pe-
kin luas pula pengetahuannya tetapi selain dari nyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit
pendidikan formal, pengetahuan tersebut juga dapat paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat
diperoleh dari pendidikan informal. Pernyataan ini kecelakaan dan tindak kekerasan (Rahajeng, 2012).
sesuai dengan Wawan. A dan Dewi. M (2010), pen- Pengetahuan penderita hipertensi dalam me-
didikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang manfaatkan pelayanan POSBINDU Penyakit Tidak
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah Menular (PTM) sangatlah penting dalam meng-
cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk atasai dan mencegah kambuhnya penyakit hipertensi
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai pada penderita hipertensi. Pelayanan POSBINDU
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlu- PTM tidak melayani penyakit menular, untuk itu
kan untuk mendapatkan pengetahuan, misalnya hal- penderita hipertensi tidak perlu khawatir tertular
hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat penyakit lain. Sehingga dapat memanfaatkan
meningkatkan kalitas hidup. Pada umumnya makin pelayanan POSBINDU PTM secara optimal.
tinggi pendidikan seseorang akan makin mudah Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
seseorang menerima pengetahuan. pemanfaatan pelayanan POSBINDU PTM bagi
penderita hipertensi di desa Banaran wilayah kerja
Sumber Informasi puskesmas Kauman yang berusia mulai dari 40- >60
Sumber informasi responden penderita hiper- tahun dengan jumlah 30 orang yang dijadikan sampel,
tensi dengan nilai tertinggi didapatkan dari kader semuanya memiliki nilai pemanfaatan dengan
POSBINDU PTM sebanyak 56%. Informasi dari kategori baik, cukup kurang. Nilai tertinggi kategori
bidan desa sebanyak 37% dan pegawai puskesmas baik yaitu dengan nilai 92,3 dan kategori kurang
juga ikut terlibat dalam pemberian informasi se- dengan nilai 38,4. Sebagian besar (63,7%) atau 19
banyak 17% pada responden. responden dikategorikan cukup. Hasil penelitian
Informasi menurut Wied Hary A (2007), infor- didapatkan usia 40-49 tahun lebih banyak dalam
masi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan pemanfaatan POSBINDU PTM.
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil
yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh
yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio seseorang maupun kelompok. Menurut Noto-
atmodjo (2007), perilaku pencari pengobatan adalah
atau surat kabar, atau orang-orang disekililingnya.
perilaku individu maupun kelompok atau penduduk
Maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan
untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku
seseorang.Informasi sangat berperan penting untuk
pencarian pengobatan di masyarakat terutama di
seseorang mengetahui pengetahuan tertentu. sema-
Negara sedang berkembang sangat bervariasi.
kin banyak seseorang memperoleh informasi maka
Pemanfaatan pelayanan POSBINDU PTM
semakin baik pula pengetahuan seseorang. Infor-
pada penderita hipertensi sangatlah berguna dalam
masi itu sendiri sebagai pemberitahuan seorang ada-
mengatasai dan mencegah kambuhnya penyakit
nya informasi baru mengenai suatu halyang dianggap
hipertensi, oleh karena itu pada penderita hipertensi
penting.Sesuai dengan Suryani (2007), informasi
perlu ditingkatkan dalam memanfaatkan pelayanan
adalah salah organ pembentuk pengetahuan dan
POSBINDU Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam
memegang peranan besar dalam membangun
proses meningkatkan taraf kesehatan seseorang, hal
pengetahuan. Semakin banyak seseorang mem-
ini diharapkan bahwa seseorang sadar akan pen-
peroleh informasi, maka semakin baik pula pengeta-
tingnya pemanfaatan pelayanan POSBINDU guna
huannya, sebaliknya semakin kurang informasi yang
meningkatkan kesehatan. Sehinga pemanfaatan
diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya.
pelayanan POSBINDU PTM dapat di gunakan
sebaik baiknya oleh masyarakat dalam mengatasi
Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
suatu penyakit terutama pada penderita hipertensi
Tidak Menular (POSBINDU PTM).
atau pada penderita penyakit tidak menular (PTM).
Pemanfaatan POSBINDU merupakan peran Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi pelayanan kesehatan oleh Anderson (1974) dalam
dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama yang Notoadmodjo (2010) adalah usia, pekerjaan. Faktor
26 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 1, April 2018, hlm. 20–28

usia, juga akan mempengaruhi dari pemanfaatan positif ini berarti makin tinggi pengetahuan, maka
dimana seseorang berusia 40-50 tahun akan me- makin tinggi pula pemanfaatan pelayanan POSBIN-
manfaat pelayanan kesehatan dibandingkan dengan DU PTM, dengan kekuatan hubungan sedang.
berusia lanjut/60 tahuun. Sebenarnya pada usia 40- Penyakit hipertensi merupakan peningkatan
60 tahun seseorang akan memiliki ketahanan fisik tekanan darah yang memberikan gejala berlanjut
yang semakin menurun sehingga lebih rentan ter- untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak,
papar suatu penyakit. Tetapi perbedaannya pada penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah
usia 40-50 tahun responden lebih berfikir pentingnya jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah
pelayanan kesehatan. Supaya aktivitas mereka tidak menjadi masalah utama dalam kesehatan masya-
terganggu dan tidak menghambat dalam mencari rakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa
nafkah. Tetapi pada usia lanjut kebanyakan sese- negara yang ada di dunia (Armilawaty, 2007).
orang akan melakukan pemeriksaan setelah sakit, Dalam hal ini, pengetahuan seseorang tentang
dan kalau sudah sakit mereka akan memeriksakan penyakit hipertensi perlu ditingkatan terutama pada
dan memanfaatkan pada unit pelayanan kesehatan penderita hipertensi sangat dibutuhkan untuk dapat
yang lebih besar. Sesuai dengan pendapat Wirick mencegah terjadinya hipertensi dan dapat meman-
yang dikutip oleh Sopar (2009). Faktor usia meru- faatkan pelayanan POSBINDU PTM dengan
pakan dasar penggunaan kesehatan yang utama, baiksaat hipertensi kambuh. Pemanfaatan pela-
umur tidak hanya berhubungan dengan tingkat yanan POSBINDU PTM dipengaruhi oleh beberapa
pelayanan melainkan juga jenis pelayanan dan faktor yaitu, faktor usia, dan pekerjaan.
penerimaan pelayanan. Berdasarkan data umum mengenai usia
Faktor pekerjaan, responden penderita hiper- responden, menyatakan bahwa hampir seluruhnya
tensi dengan nilai tertinggi didapatkan sebanyak 37% berusia lebih dari 40 tahun yang menderita hipetensi.
adalah guru/PNS, 27% responden bekerja sebagai Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi
wiraswasta, 23% sebagai karyawan swasta dan pada pasien umur 10-30 tahun (dengan mening-
13% sebagai ibu rumah tangga. Menurut Anderson katnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi
(1974) dalam Notoadmodjo (2010) pekerjaan me- dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan
mang secara tidak langsung turut andil dalam perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi
seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kese- pada umur 30- 50 tahun dan akhirnya menjadi
hatan. Tetapi pekerjaan berhubungan erat dengan hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun
faktor interaksi sosial. (Sharma, 2008). Menurut Anderson (1974) dalam
Semakin seseorang dengan pekerjan tinggi atau Notoadmodjo (2010), karakteristik untuk menggam-
PNS itu cenderung lebih memanfaat pelayanan barkan kecenderungan menggunakan pelayanan
kesehatan, dikarenakan banyaknya dorongan dari kesehatan yang berbeda-beda. Sebagian besar
faktor eksternal, misalnya teman bekerja yang responden menempuh pendidikan SMP,SMA hingga
memberikan informasi. Berbeda dengan orang yang perguruan tinggi. Tingkat pendidikan responden
bekerja dirumah atau tidak bekerja (ibu rumah sangat berpengaruh dalam pemberian dukungan
tangga), mereka lebih sedikit informasinya tentang keluarga, responden dengan pendidikan menengah
sesuatu pelayanan kesehatan.Individu dalam keatas mempunyai tingkat dukungan yang lebih tinggi
masyarakat sebagaimana diukur melalui karakte- (Friedman 1998 dalam Silvitasari 2013).
ristik seperti pekerjaan, bagaimana gaya hidup indi- Pendidikan responden sangat berpengaruh be-
vidu, yang akan menghubungkan dengan peman- sar terhadap cara berfikirnya, ilmu-ilmu yang res-
faatan layanan kesehatan. ponden dapatkan dari jenjang pendidikannya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
Hubungan pengetahuan penderita hipertensi tentang bagaimana memperlakukan bila terjadi
denganpemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu kekambuhan penyakit hipertensi, responden dengan
(POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM). jenjang pendidikan yang lebih tinggi biasanya lebih
berfikir maju dan memahami bagaimana mem-
Berdasarkan pada perhitungan analisa statistik berikan solusi untuk pengobatan hipertensinya.
spearman rank corelation didapatkan Sig(p)= 0,004 Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan
= 0,05, sig(p) < maka H0 ditolak,ini menyatakan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa sebagian
bahwa ada hubungan antara kedua variabel. Nilai r besar responden telah bekerja, pekerjaan responden
= 0,513 maka hubungan atara kedua variabel adalah meliputi guru/PNS, karyawan swasta, wiraswasta
Fuadah, Rahayu, Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)... 27

dan ibu rumah tangga. Responden dengan pendi- besar dalam memanfaatkan pelayanan POSBINDU
dikan tinggi akan sadar akan pentingnya menjaga PTM dengan optimal.
kesehatan tubuh, sehingga pengetahuan tentang
pemanfaatan pelayanan POSBINDU PTM akan SIMPULAN DAN SARAN
dilaksanakan sebaik baiknya. Simpulan
Hasil penelitiandi POSBIDU PTM desa Ba-
naran kecamatan Kauman kabupaten Tulungagung, Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubung-
didapatkan pengetahuan responden terhadap an pengetahuan penderita hipertensi dengan
POSBINDU PTMsebanyak (70%) atau 21 orang pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBIN-
dengan kategori cukup. Namun ada pula responden DU) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Desa
yang belum memahami pengetahuan pelaksanaan Banaran Wilayah Kerja Puskesmas Kauman
pelayanan POSBINDU PTM tepatnya pada per- Kabupaten Tulungagung tahun 2016 dengan meng-
tanyan koesioner tetang jenis pemerikasan pada gunakan uji- Sparmen- Rank, maka dapat disim-
meja per meja dikarenakan di POSBINDU PTM pulkan bahwa:1) Sebagian besar penderita hipertensi
desa Banaran tidak di pasang nomor urutan meja di POSBINDU PTM desa Banaran memiliki
pemeriksaan. Sedangkan pemahaman responden pengetahuan tentang POSBINDU PTM dalam
tentang peranan dan tanggungjawab kader dan kategori cukup, 2) Sebagian besar penderita hiper-
petugas puskesmas masih sangat kurang dikarena- tensi di POSBINDU PTM desa Banaran memiliki
kan kurangnya sosialisasi dari kader dan petugas pemanfaatan terhadap POSBINDU PTM dalam
puskesmas. Pada usia 59 tahun cenderung kurang kategori cukup, 3) Terdapat hubungan antara penge-
bisa mengerjakan kuisioner dengan benar dikarena- tahuan penderita hipertensi dengan pemanfaatan
kan keterbatasan peneglihatan dan kemampuan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit
untuk mengingat informasi TidakMenular (PTM).
Sedangkan pemanfaatan pelayanan POSBIN-
DU PTM desa Banaran sebanyak (63,3%) atau 19 Saran
orang dengan kategori cukup.Walaupun penderita Bagi Puskesmas, diharapkan bagi instansi
hipertensi masih belum memanfatkan semua pelayanan kesehatan khusunya pihak puskesmas
pelayanan. Seperti pada responden tidak melakukan sebaiknya tetap melaksanakan POSBINDU PTM
wawancara/penggalian informasi pada kader, dan program penyuluhan pada masyarakat khusus-
responden tidak melakukuran pengukuran indeks nya penderita hipertensi dan perawatannya secara
masa tubuh, tidak melakukan cek kolestrol dan rutin sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
responden tidak melakukan edukasi, itu semua dika- penderita hipertensi.
renakan responden beranggapan kenapa melakukan Bagi Institusi, hasil penelitian ini dapat dikem-
cek tersebut kalau tidak ada manfaat buat penyakit- bangkan dengan memberikan informasi dan
nya. Untuk pemberian nomor urut tidak dilakukan menambah pengetahuan, pemahaman kepada maha-
dikarenakan di POSBINDU PTM tersebut tidak siswa keperawatan tentang pengetahuan seseorang
ada. akan mempengaruhi daripemanfaatan program
Berdasarkan penelitian ini, menjelaskan bahwa kesehatanmisalnya POSBINDU PTM.
adanya arah hubungan yang positif antara kedua Bagi Responden, pasien hipertensi dan ke-
variabel. Proses penggunaan atau pemanfaatan luarga, diharapkan mempunyai semangat tinggi
sarana kesehatan oleh masyarakat atau konsumen untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hipertensi
yang baik akan dimulai dari pengetahuan yang baik dan perawatannya agar dapat melakukan pera-
pula. Pentingnya manfaat-manfaat kesehatan, watan mandiri sehingga tekanan darah dapat diken-
seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat dalikan.
menolong proses penyembuhan penyakit. Pernyata- Bagi Peneliti selanjutnya, bagi peneliti selanjut-
an tersebut semakin menegaskan bahwa usia, nya dapat menjadikan penelitian ini sebagai data
tingkat pendidikan dan informasi seseorang mem- dasar untuk melakukan penelitian yang terkait, dan
pengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang kelemahan dari penelitian ini tidak banyak dilakukan
POSBINDU PTM dan dalam memanfaatkan observasi, melainkan penilaian dilakukan berdasar-
pelayanan POSBINDU PTM, dipengaruhi oleh usia, kan kejujuran dari responden untuk menjawab
dan pekerjaaan. Sehingga seseorang berpeluang koesioner, untuk selanjutnya alangkah baiknya jika
28 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 1, April 2018, hlm. 20–28

penelitian ini dilakukan dengan observasi dengan Wordpress.com/2008/06/07/Konsep Pengetahuan/


jumlah responden yang lebih banyak. 17/05/2011.
JNC VII. 2007. The Sevent report of the Joint National
DAFTAR RUJUKAN Committee on prevention detection. Evaluation,
and treatment of high blood pressure:
Ahmadi, A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Hypertension 42:1206-52, http//:hyper.ahajournals.
Armilawati, Amalia, H. Amirudin R. 2007. Hipertensi dan org/content/42/6/1206.
Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemologi. Maryam, R. Siti, dkk. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan
FKM UNHAS. Available from: http://www.cermin Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Dunia Kedokteran.com (Accessed 15 March 2010). Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehat-
Apriadji. 2007.Pengetahuan Perilaku. Jakarta: PT an. Jakarta: Rineka Cipta Rianto, A.
Penebar Swadaya. Notoadmodjo. 2011. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Badan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.2012. Rineka Cipta.
Pedoman Penyelanggaraan Posbindu PTM. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehat-
Jakarta: Pustaka Indonesia. an. Jakarta : Rineka Cipta
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tudak RISKESDAS. Prevalensi Hipertensi. 2013.
Menular. Rineka Cipta. Jakarta http:pkmsungaiyak.wordpress.com/2014/10/25/
Depkes RI, 2009. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor hindari-hipertensi/
Tiga. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.-http:// Sharma S, et al. Hypertension. Last Update August 8.
www.depkes.go.id/index.php/-berita/press-release/ 2008. http//:www.emedience.com
810-hipertensi-penebab-kematian-nomor-tiga.html Singgih, D.G. 2007. Psikologi Untuk Membimbing.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2010. Profil Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia.
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinas Suryani. 2007. Psikolog Kognitif. Surabaya: Dakwah
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Digital Press.
Rahajeng, S. M. 2012. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan World Health Organization. 2011. Hypertension fact
Terpadu Penyakit Tidak Menular. Jakarta: sheet. Department of Sustainable Development and
Kementerian Kesehatan RI. Healthy Environments September 2011.
Hendra, AW. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi h t t p : - / / w w w. s e a r o . w h o . i n t / l i n k f i l e s /
Pengetahuan. Avaible: http://ajang-berkarya. non_communicable_diseases_hipertension-fs.pdf.

You might also like