You are on page 1of 12

Analisis Faktor yang Berhubungan… (Meri Oktaviani, Samino, Dina Dwi Nuryani)

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Self-Management Penderita Hipertensi


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan 2022

Analysis of Factors Associated with Self-Management of Hypertensive Patients


Working Area UPTD Puskesmas Rawat Inap Penengahan South Lampung 2022

Meri Oktaviani1, Samino2, Dina Nuryani2

1
Klinik Pratama Indai Bunda
2
Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Korespondensi penulis: meriovani@gmail.com

ABSTRACT
Hypertension is one of the most frequent causes of premature death worldwide. The
prevalence of hypertension in South Lampung is 12.50%. Hypertension can cause
complications if the sufferer does not control blood pressure or self-management. Based on
a pre-survey at UPTD Puskesmas Rawat Inap Penengahan, self-management of hypertension
patients is low at 60%. The purpose of the study was to find out the factors associated with
self-management of hypertension patients in working area of UPTD Puskesmas Rawat Inap
Penengahan, South Lampung 2022. Quantitative research type with cross sectional design.
The study population amounted to 1092 patients and the sample amounted to 322 patients
with purposive sampling technique, data analysis using univariate analysis, bivariate using
chi square analysis. Based on the results of the analysis, it is known that there is a relationship
between family support (p value 0.004), health literacy (p value 0.000), and knowledge (p
value 0.000) on self-management of hypertension patients. However, there is no relationship
between motivation (p value 0.148) and perception of hypertension (p value 0.251) on
hypertension self-management. So that self-management is related to the variables of
knowledge, family support and health literacy. Suggestions to UPTD Puskesmas Rawat Inap
Penengahan South Lampung to conduct education using visual media (posters, leaflets, flyers,
booklets), audio (songs related to hypertension management) or audio visuals such as videos
that are played so that hypertensive patients better understand educational material.

Keyword: Hypertension, Self-management, family support, health literacy, knowledge

ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini yang paling sering terjadi di
seluruh dunia. Prevalensi hipertensi di Lampung Selatan sebesar 12,50%. Hipertensi dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi apabila penderitanya tidak melakukan pengontrolan
tekanan darah atau self-management. Berdasarkan prasurvey di UPTD Puskesmas Rawat
Inap Penengahan, self-management penderita hipertensi rendah sebesar 60%. Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan self-management penderita
hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan 2022.
Jenis penelitian kuantatif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah
1.092 penderita dan sampel berjumlah 322 penderita dengan teknik pengambilan sampel
purposive sampling, analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat menggunakan
analisis chi square. Berdasarkan hasil analisis diketahui terdapat hubungan dukungan
keluarga (p value 0,004), literasi kesehatan (p value 0,000), dan pengetahuan (p value
0,000) terhadap self-management penderita hipertensi. Tidak terdapat hubungan antara
motivasi (p value 0,148) dan persepsi akan penyakit hipertensi (p value 0,251) terhadap self-
28
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-38
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
management hipertensi. Sehingga self-management berhubungan dengan variabel
pengetahuan, dukungan keluarga dan literasi kesehatan. Saran kepada UPTD Puskesmas
Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan untuk melakukan edukasi menggunakan media
visual (poster, leaflet, flyer, booklet), audio (lagu-lagu terkait pengelolaan hipertensi) atau
audio visual seperti video yang diperdengarkan agar penderita hipertensi lebih memahami
materi edukasi.

Kata Kunci: Hipertensi, Self-management, dukungan keluarga, literasi kesehatan,


pengetahuan

PENDAHULUAN silent killer disease yang jika tidak


Self-management merupakan terkontrol dengan baik dapat
kemampuan individu untuk mengelola menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
gejala, pengobatan, konsekuensi fisik dan lain menimbulkan kecacatan yang
psikososial dan perubahan gaya hidup signifikan, penurunan produktivitas dan
sesuai dengan penyakit kronis yang menurunkan kualitas hidup masyarakat
diderita. Self-management tidak hanya (Chaboksavar et al., 2020). Beberapa
mengelola aspek medis seperti monitoring penelitian mendapatkan hasil bahwa self-
gejala secara mandiri atau minum obat, management hipertensi masih rendah
namun dampak luas penyakit pada diantaranya penelitian (Sakinah, 2020)
kehidupan sehari-hari (Newman et al., mendapatkan hasil self-management
2009). Self-management adalah aspek hipertensi rendah sebesar 62,9% dan
penting bagi system layanan kesehatan penelitian (Rasmilasary, 2021)
saat ini (Newman et al., 2009) karena self- menyatakan self managemen hipertensi
management dapat meningkatkan rendah sebesar 58,3%.
prognosis baik dalam pengelolaan penyakit Secara global di dunia diperkirakan
kronis (Kang et al., 2020) dapat 46% orang dengan hipertensi tidak
meningkatkan kualitas hidup pasien menyadari penyakitnya. Hanya 41% orang
hipertensi, memungkinkan pasien untuk dewasa terdiagnosis dan diobati, dan
berpartisipasi aktif dalam perawatan diri, hanya 21% dapat mengontrol
meningkatkan tanggung jawab pasien hipertensinya (WHO, 2021). Prevalensi
untuk mengendalikan gejala dan hipertensi di Indonesia berdasarkan
komplikasi, membantu mereka untuk diagnosis dokter 8,36%, hipertensi
mempertahankan kemandirian dan berdasarkan pengukuran sebesar 34,11%
meningkatkan produktivitas kerja meningkat dari semula 25,8% pada 2013.
(Chaboksavar et al., 2020). Proporsi kerutinan minum obat anti
Keadaan hipertensi terjadi jika hipertensi rutin adalah 54,40%, tidak rutin
tekanan darah tekanan darah sistolik ≥140 32,27% dan tidak minum obat 13,33%
mmHg dan atau tekanan darah diastolik dengan alasan sering lupa 11,5%, obat
≥90 mmHg (Kementerian Kesehatan RI, tidak tersedia 2%, minum obat tradisional
2019a). Prevalensi hipertensi secara global 14,5%, tidak tahan efek samping obat
sebesar 1,28 miliar, hipertensi penting 4,5%, tidak mampu beli oobat 8,1% tidak
diteliti karena merupakan penyebab utama berobat rutin 31,3%, merasa sudah sehat
kematian dini diseluruh dunia (WHO, 59,8% dan alasan lainnya 12,5. Kerutinan
2021). Hipertensi karena merupakan mengukur tekanan darah di Provinsi
penyebab utama kematian dini diseluruh Lampung rutin 12,0%, kadang-kadang
dunia dan target global pada 2010-2030 47,0% dan tidak mengukur 41,0%
adalah menurunkan prevalensi hipertensi (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
sebesar 33% (WHO, 2021). Hipertensi Prevalensi hipertensi yang
menghabiskan biaya yang besar dalam terdiagnosis oleh Dokter di Provinsi
system perawatan kesehatan, merupakan Lampung sebesar 15,10%. Proporsi minum
29
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
obat anti hipertensi di Propinsi Lampung karena merupakan salah satu puskesmas
secara rutin 49,52%, tidak rutin 38,90%, yang belum mencapai target seluruh kasus
tidak minum obat 11,60% dengan alasan hipertensi mendapatkan pelayaan
sering lupa 12,44%, obat tidak tersedia kesehatan dengan cakupan hanya (86%
1,65%, minum obat tradisional 18,15%, pada 2018), (34,5% pada 2019), (36,7%
tidak tahan efek samping obat 4,62%, pada 2020). Pada tahun 2019 Hipertensi
tidak mampu beli berobat rutin 38,11%, merupakan penyakit kedua tertinggi pada
merasa sudah sehat 62% dan alasan unit rawat jalan dengan 1.671 kasus, rawat
lainnya 8,37%. Kerutinan mengukur inap sebanyak 699 kasus. Pada tahun 2020
tekanan darah di Provinsi Lampung rutin Hipertensi merupakan penyakit kedua
9,41%, kadang-kadang 43,26% dan tidak tertinggi pada unit rawat jalan dengan
mengukur 47,32% (Kementerian 1.900 kasus, rawat inap sebanyak 721
Kesehatan RI, 2019). kasus. Sedangkan pada tahun 2021
Prevalensi hipertensi di Lampung hipertensi menduduki penyakit pertama
Selatan sebesar 12,50%. Proporsi minum terbanyak di unit rawat jalan dengan 2.005
obat anti hipertensi di Lampung Selatan kasus, unit rawat inap dengan jumlah
secara rutin 53,51%, tidak rutin 36,10%, kasus 792 (UPTD Puskesmas Rawat Inap
tidak minum obat 10,40% dengan alasan Penengahan, 2022).
sering lupa 4,68%, obat tidak tersedia Faktor yang mempengaruhi Self-
20,08%, minum obat tradisional 2,59%, management hipertensi berdasarkan hasil
tidak tahan efek samping obat 3,81%, penelitian terdahulu penelitian (Xie et al.,
tidak mampu beli berobat rutin 46,63%, 2020) tinggal dengan keluarga, status
merasa sudah sehat 58,13% dan alasan kesehatan yang dirasakan lebih baik,
lainnya 16,40%. Kerutinan mengukur penelitian (Zhang et al., 2019) dukungan
tekanan darah di Lampung Selatan rutin sosial , kesejahteraan, penelitian
11,00%, kadang-kadang 44,46% dan tidak (Rasmilasary, 2021) health literacy, self
mengukur 44,542% (Kementerian efficacy, self empowerment, motivasi dan
Kesehatan RI, 2019). Tahun 2018 persepsi penyakit hipertensi, penelitian
hipertensi adalah penyakit terbanyak di (Sakinah, 2020) pengetahuan
Kabupaten Lampung Selatan yang berhubungan dengan Self-management
mendapatkan pelayanan kesehatan penderita hipertensi.
dengan 30.402 kasus (estimasi kasus Self-management hipertensi masih
hipertensi 181.324 kasus), sedangkan rendah khususnya di lokasi penelitian
pada 2019 kasus hipertensi kab angka dimana hasil prasurvey peneliti pada 10
kasus 46.178 kasus (estimasi kasus orang penderita hipertensi di rawat jalan
hipertensi 217.032 kasus), Pada tahun dan rawat inap UPTD Puskesmas Rawat
2020 hipertensi menduduki penyakit ketiga Inap Penengahan mendapatkan hasil
dari sepuluh penyakit terbanyak kabupaten fenomena negatif yaitu sebanyak 6 orang
dengan jumlah kasus 49.912 (estimasi (60%) penderita hipertensi memiliki self-
kasus hipertensi 242.005 kasus). management hipertensi rendah (merasa
Persentase penderita hipertensi kabupaten tidak bisa mengelola stress, tidak
Lampung Selatan yang mendapatkan mengukur tekanan darah secara teratur,
pelayanan kesehatan sesuai standar (52,4 tidak minum obat antihipertensi secara
% pada 2018) (63,4 % pada 2019) dan teratur dan tidak mengetahui jika memiliki
(62,23% pada tahun 2020) (Dinas penyakit Diabetes), 5 (50%) termasuk
Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, dalam pengetahuan dan literasi kesehatan
2021). hipertensi rendah, 6 (60%) memiliki
Kabupaten Lampung Selatan persepsi akan penyakit hipertensi tidak
terdapat 26 Puskesmas. Salah satunya berbahaya dan 4% memiliki motivasi untuk
UPTD Puskesmas Rawat Inap Penengahan melaksanakan self-management
yang dipilih menjadi lokasi penelitian hipertensi.
30
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Dari uraian diatas oleh karena itu 2022 dengan menggunakan lembar
peneliti tertarik untuk melakukan kuesioner. Variabel yang akan diteliti yaitu
penelitian dengan judul analisis faktor yang dukungan keluarga, literasi kesehatan,
berhubungan dengan self-management motivasi, persepsi, pengetahuan serta self-
penderita hipertensi di wilayah kerja UPTD management. Setiap variable
Puskesmas Rawat Inap Penengahan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu
Lampung Selatan Tahun 2022. tinggi (jika≥median) dan rendah
(jika<median) sedangkan untuk variable
METODE persepsi dikategorikan menjadi positif
Penelitian ini mengenai faktor faktor (jika≥median) dan negatif
yang berhubungan dengan self- (jika<median).Analisis data secara
management penderita hipertensi di univariat, bivariat menggunakan analisis
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap chi square. Persetujuan Komisi Etik
Penengahan Lampung Selatan 2022. Jenis Penelitian Kesehatan di Universitas
penelitian yaitu kuantitatif dengan Malahayati dengan no 2801/EC/KEP-
menggunakan pendekatan cross sectional. UNMAL/VIII/2022.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus

HASIL
Tabel 1 Karakteristik Responden
Frekuensi
Variabel Kategori %
(n=322)
Laki-laki 34 10,6
Jenis kelamin
Perempuan 288 89,4
Tidak tamat 15 4,7
Tingkat
SD
pendidikan
SD 56 17,4
SMP 58 18,0
SMA 181 56,2
Sarjana 12 3,7
Status pekerjaan Tidak bekerja 16 5,0
IRT 246 76,4
Pedagang 32 9,9
Petani 8 2,5
Buruh 20 6,2
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel 1 mendeskripsikan dengan berjenis kelamin perempuan
gambaran karakteristik responden (89,4%). Adapun pada tingkat pendidikan
berdasarkan jenis kelamin, tingkat lebih banyak responden dengan tingkat
pendidikan dan status pekerjaan. Diketahui pendidikan tamat SMA (56,2%).
dari 322 responden terlihat bahwa secara Sedangkan untuk status pekerjaan di
jenis kelamin yang mengisi kuesioner pada dominasi oleh ibu rumah tangga (76,4%).
penelitian ini lebih banyak di dominasi

31
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Tabel 2 Analisis univariat
Variabel Kategori Frekuensi %
n=322
Self-management Tinggi 171 53,1
Rendah 151 46,9
Dukungan keluarga Tinggi 180 55,9
Rendah 142 44,1
Literasi kesehatan Positif 166 51,6
Negatif 156 48,4
Motivasi Tinggi 200 62,1
Rendah 122 37,9
Persepsi akan Positif (tidak percaya 214 66,5
penyakit hipertensi mitos hipertensi)
Negatif (percaya) 108 33,5
Pengetahuan tentang Tinggi 166 51,6
self-management
hipertensi Rendah 156 48,4

Diketahui bahwa pada tabel 2 Distribusi motivasi menjelaskan


distribusi Self-management dari 322 bahwa lebih banyak responden yang
responden yang mengisi kuesioner memiliki motivasi tinggi (62,1%)
terdapat lebih banyak responden memiliki dibandingkan dengan responden yang
self-management yang tinggi (53,1%) memiliki motivasi rendah (37,9%).
dibandingkan dengan self-management Sedangkan untuk distribusi persepsi akan
yang rendah (46,9%). Distribusi dukungan penyakit hipertensi di dominasi oleh
keluarga terlihat bahwa terdapat lebih responden dengan persepsi positif (66,5%)
banyak responden memiliki dukungan artinya responden lebih banyak tidak
keluarga yang tinggi (55,9%) percaya pada mitos negatif tentang
dibandingkan dengan dukungan keluarga penyakit hipertensi. Kemudian diketahui
yang rendah (44,1%). Distribusi literasi distribusi pengetahuan lebih banyak pada
kesehatan diketahui terdapat lebih banyak responden dengan pengetahuan yang
responden yang memiliki literasi kesehatan tinggi (51,6%) dibandingkan dengan
positif (51,6%) dibandingkan dengan pengetahuan yang rendah (48,4%).
literasi kesehatan negatif (48,4%).

Tabel 3 Hubungan dukungan keluarga, literasi kesehatan, motivasi, persepso akan


(mitos) penyakit hipertensi, pengetahuan dengan self-management penderita hipertensi
Vaiabel Self-management penderita
Independen Kategori hipertensi OR
Total p-value
Tinggi Rendah (95% CI)
n (%) n (%)
Dukungan Tinggi 109 (60,6) 71(39,4) 180(100) 0,004 1,9
Keluarga Rendah 62(43,7) 80 (56,3) 142(100) (1,2-3,0)
Literasi Tinggi 105 (63,3) 61(36,7) 166(100) 0,000 2,3
Kesehatan Rendah 66 (42,3) 90 (57,7) 156(100) (1,5-3,6)
Motivasi Tinggi 113 (56,5) 87(45,3) 200(100) 0,148
Rendah 58 (47,5) 64 (52,5) 122(100)
Persepsi akan Positif 119 (55,6) 95(44,4) 214(100) 0,251
(mitos) (tidak
penyakit percaya)
hipertensi 52 (48,1) 56 (51,9) 108(100)
32
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Negatif
(percaya)
Pengetahuan Tinggi 121 (72,9) 45(27,1) 166(100) 0,000 5,7
Rendah 50 (32,1) 106 (67,9) 156(100) (3,5-9,2)

Hasil analisis hubungan dukungan menghasilkan p-value sebesar 0,000 p <


keluarga dengan self-management α (0,05) maka keputusannya adalah Ho
penderita hipertensi didapatkan dari 180 ditolak. Ada hubungan yang signifikan
orang responden dengan dukungan antara Health Literacy dengan self-
keluarga tinggi, terdapat 109 orang management penderita hipertensi. Hasil
(60,6%) yang memiliki management analisis diperoleh juga nilai Odds Ratio
penderita hipertensi tinggi, dan terdapat (OR) sebesar 2,3 sehingga dapat dikatakan
71 orang (39,4%) yang memiliki bahwa responden yang memiliki Health
management penderita hipertensi rendah. Literacy tinggi memiliki risiko 2,3 kali lebih
Sedangkan dari 142 orang responden tinggi memiliki self-management
dengan dukungan keluarga rendah, hipertensi tinggi.
terdapat 62 orang (43,7%) yang memiliki Hasil analisis hubungan motivasi
self-management penderita hipertensi dengan self-management penderita
tinggi, dan terdapat 80 orang (56,3%) hipertensi didapatkan dari 200 orang
yang memiliki self-management penderita responden dengan motivasi tinggi,
hipertensi rendah. Hasil uji chi-square terdapat 113 orang (56,5%) yang memiliki
antara dukungan keluarga dengan self- management penderita hipertensi tinggi,
management penderita hipertensi dan terdapat 87 orang (45,3%) yang
menghasilkan p-value sebesar 0,004 p < memiliki management penderita hipertensi
α (0,05) maka keputusannya adalah Ho rendah. Sedangkan dari 122 orang
ditolak. Ada hubungan yang signifikan responden dengan motivasi rendah,
antara dukungan keluarga dengan self- terdapat 58 orang (47,5%) yang memiliki
management penderita hipertensi. Hasil self-management penderita hipertensi
analisis diperoleh juga nilai Odds Ratio tinggi, dan terdapat 64 orang (52,2%)
(OR) sebesar 1,9 sehingga dapat dikatakan yang memiliki self-management penderita
bahwa responden yang memiliki dukungan hipertensi rendah. Hasil uji chi-square
keluarga tinggi memiliki risiko 1,9 kali lebih antara motivasi dengan self-management
tinggi memiliki self-management penderita hipertensi menghasilkan p-value
hipertensi tinggi. sebesar 0,148 p > α (0,05) maka
Hasil analisis hubungan literasi keputusannya adalah Ho diterima. Tidak
kesehatan dengan self-management ada hubungan yang signifikan antara
penderita hipertensi didapatkan dari 166 motivasi dengan self-management
orang responden dengan literasi kesehatan penderita hipertensi.
tinggi, terdapat 105 orang (63,3%) yang Hasil analisis hubungan persepsi akan
memiliki management penderita hipertensi (mitos) penyakit hipertensi dengan self-
tinggi, dan terdapat 612 orang (36,7%) management penderita hipertensi
yang memiliki management penderita didapatkan dari 214 orang responden
hipertensi rendah. Sedangkan dari 156 dengan persepsi positif/tidak percaya akan
orang responden dengan literasi kesehatan (mitos) penyakit hipertensi tinggi, terdapat
rendah, terdapat 66 orang (42,3%) yang 119 orang (55,6%) yang memiliki
memiliki self-management penderita management penderita hipertensi tinggi,
hipertensi tinggi, dan terdapat 90 orang dan terdapat 95 orang (44,4%) yang
(57,7%) yang memiliki self-management memiliki management penderita hipertensi
penderita hipertensi rendah. Hasil uji chi- rendah. Sedangkan dari 108 orang
square antara literasi kesehatan dengan responden dengan persepsi percaya akan
self-management penderita hipertensi (mitos) penyakit hipertensi, terdapat 52
33
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
orang (48,1%) yang memiliki self- Ho ditolak. Teori yang mendukung hipotesa
management penderita hipertensi tinggi, ini adalah Fungsi afektif keluarga adalah
dan terdapat 56 orang (51,9%) yang salah satu cara untuk mencapai tugas
memiliki self-management penderita pengasuhan fisik, reproduksi, pengajaran,
hipertensi rendah. Hasil uji chi-square pertumbuhan dan perkembangan personal,
antara percaya akan (mitos) penyakit ikatan, dan memberikan tujuan serta
hipertensi dengan self-management makna keluarga. Fungsi afektif ini
penderita hipertensi menghasilkan p-value berhubungan dengan perlindungan
sebesar 0,251 p > α (0,05) maka psikososial dan dukungan terhadap
keputusannya adalah Ho diterima. Tidak anggotanya. Hubungan sosial yang positif
ada hubungan yang signifikan antara berhubungan dengan hasil kesehatan yang
persepsi akan (mitos) penyakit hipertensi lebih baik, umur yang lebih panjang dan
dengan self-management penderita penurunan tingkat stress (Friedman et al.,
hipertensi. 2014).
Hasil analisis hubungan pengetahuan Hasil penelitian ini serupa dengan
dengan self-management penderita hasil penelitian (Zhang et al., 2019)
hipertensi didapatkan dari 166 orang (Wahyudi, 2020) yang mendapatkan hasil
responden dengan pengetahuan tinggi, terdapat hubungan antara dukungan
terdapat 121 orang (72,9%) yang memiliki keluarga dengan pengendalian hipertensi
management penderita hipertensi tinggi, (p value OR 4,9). Analisis peneliti
dan terdapat 45 orang (27,1%) yang berdasarkan fakta yang ditemukan di
memiliki management penderita hipertensi lapangan terdapat fenomena positif
rendah. Sedangkan dari 156 orang dimana dalam keluarga sudah terjadi
responden dengan pengetahuan rendah, pemenuhan fungsi afektif menciptakan dan
terdapat 50 orang (32,1%) yang memiliki memelihara sistem keluarga yang saling
self-management penderita hipertensi asuh. Keluarga berfungsi tempat
tinggi, dan terdapat 106 orang (67,9%) singgahnya kehangatan, dukungan, cinta
yang memiliki self-management penderita dan penerimaan. Masing-masing anggota
hipertensi rendah. Hasil uji chi-square keluarga mendapat kasih sayang dan
antara pengetahuan dengan self- asuhan dari anggota lainnya dalam
management penderita hipertensi keluarga, saling mendukung dan
menghasilkan p-value sebesar 0,000 p < memberikan kehangatan emosional
α (0,05) maka keputusannya adalah Ho diantara anggota keluarga. Anggota
ditolak. Ada hubungan yang signifikan keluarga mengembangkan kemampuan
antara pengetahuan dengan self- untuk berhubungan secara akrab atau
management penderita hipertens. Hasil dekat dengan orang lain. Pola komunikasi
analisis diperoleh juga nilai Odds Ratio yang positif (menunjukan empati,
(OR) sebesar 5,7 sehingga dapat dikatakan mendengarkan reflektif dan pendapat yang
bahwa responden yang memiliki mendukung).
pengetahuan tinggi memiliki peluang 5,7 Beberapa keluarga lebih melibatkan
kali lebih tinggi memiliki self-management jaringan sosial yang lebih besar, seperti
hipertensi. extended family tempat keluarga
mendapatkan dukungan. Peran terapeutik
PEMBAHASAN melibatkan saling mendengarkan masalah
Hubungan dukungan keluarga dengan masing-masing, bersimpati, memberikan
self-management penderita hipertensi ketentraman, afeksi serta memberikan
Penelitian ini mendapatkan hasil bantuan dalam menyelesaikan masalah.
bahwa terdapat hubungan antara dengan Pasangan mendengarkan dan membantu
self-management penderita hipertensi (p dalam penyelesaian masalah serta
value=0,004 dan OR=1,9) dan hipotesis bimbingan jika diminta. Perilaku terapeutik
34
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
adalah membantu pasangan untuk management penderita hipertensi (p value
mengatasi dan mengharapkan, 0,000). Analisis peneliti berdasarkan fakta
menyingkirkan masalah dan dihadapinya. yang ditemukan di lapangan literasi
Mendengarkan dan memberi kesempatan kesehatan dan management hipertensi
anggota keluarga mengungkapkan, berhubungan karena responden sudah
bertindak menyuarakan ide atau reaksi terpapar dengan berbagai UKBM (upaya
anggota lian, memberikan informasi kesehatan bersumnberdaya masyarakat)
tambahan, konsep atau pemahaman dan sebagai wahana pemberdayaan
mengambil tindakan nyata dalam berbagi masyarakat yang dibentuk atas dasar
masalah yang melibatkan semua anggota kebutuhan masyarakat dikelola oleh
(Friedman et al, 2014). masyarakat dan untuk masyarakat dengan
Self care management yang bimbingan petugas puskesmas, lintas
merupakan bentuk perilaku pasien sektor dan lembaga terkait lainnya, dimana
hipertensi dalam melakukan UKBM terkait hipertensi adalah posbindu
pentalaksanaan hipertensi dipengaruhi PTM, posyandu lansia dan kegiatan prolanis
oleh faktor internal (dari diri pasien sendiri) di puskesmas. Saran peneliti hendaknya
dan faktor eksternal yaitu dari lingkungan responden dapat terus kontak dengan
dalam hal ini terkait dengan dukungan kader kesehatan, tenaga kesehatan dan
social yang diterima oleh pasien hipertensi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
dalam penatalaksanaan hipertensi.. Faktor akses literasi kesehatan yang lebih tinggi.
eksternal yang mempengaruhi salah
satunya adalah dukungan keluarga Hubungan Motivasi dengan self-
sehingga Saran peneliti hendaknya management penderita hipertensi
keluarga sebagai support system tetap Penelitian ini mendapatkan hasil
mendampingi penderita hipertensi dalam bahwa tidak terdapat hubungan antara
upaya mengelola dan hendaknya motivasi dengan self-management
puskesmas memberika penguatan kepada penderita hipertensi (p value=0,148) dan
penderita dan keluarga berupa edukasi dan hipotesis Ho gagal ditolak. Teori yang
dukungan psikologis. mendukung hipotesa ini adalah motivasi
merupakan proses gerakan, situasi yang
Hubungan literasi kesehatan dengan mendorong yang timbul dari dalam diri
self-management penderita hipertensi individu, tingkah laku yang ditimbulkan
Penelitian ini mendapatkan hasil oleh situasi tersebut dan tujuan/akhir
bahwa terdapat hubungan antara literasi daripada perbuatan (Sarwono dalam
kesehatan dengan self-management Sunaryo, 2014).
penderita hipertensi (p value=0,000 dan Hasil penelitian ini tidak sejalan
OR=2,3) dan hipotesis Ho ditolak. Teori dengan hasil penelitian (Handriana &
yang mendukung hipotesa ini adalah Hijriani, 2020) yang mendapatkan ada
Literasi kesehatan individu adalah tingkat hubungan motivasi dengan selfcare DM.
di mana seorang individu memiliki (Suud & Murtaqib, 2020) menyatakan ada
kapasitas untuk memperoleh, hubungan motivasi dengan perawatan diri
berkomunikasi, memproses, dan pasien hipertensi. Penelitian ini sejalan
memahami informasi dan layanan dengan yang dilakukan (Fitriyana et al.,
kesehatan dasar untuk membuat 2021) Hasil dari penelitian ini menunjukkan
keputusan kesehatan (Centre for Disease p-value untuk hubungan antara variabel
Control and Prevention, 2022). motivasi diri dan kepatuhan pengobatan
Hasil penelitian ini serupa dengan sebesar 0.366 yang artinya p-value > 0.1
hasil penelitian (Rasmilasary, 2021) yang sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
mendapatkan hasil terdapat hubungan terdapat hubungan yang signifikan antara
literasi kesehatan dengan self care
35
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
motivasi diri dengan kepatuhan Hasil penelitian ini tidak sejalan
pengobatan pada pasien hipertensi. dengan hasil penelitian (Łabuzek et al.,
Analisis peneliti berdasarkan fakta 2022) yang mendapatkan responden
yang ditemukan di lapangan semakin mengidentifikasi dengan salah factor-
tinggi motivasi seseorang maka semakin faktor risiko hipertensi karena
tinggi juga perilaku perawatan diri. mempercayai mitos terkait penyebab
Motivasi pasien menjadi hal yang penting hipertensi. Analisis peneliti berdasarkan
untuk dimiliki pasien dalam meningkatkan fakta yang ditemukan di lapangan masih
perawatan diri guna kualitas hidup ada responden yang mempercayai mitos
penderita hipertensi yang lebih baik. salah terkait hipertensi yagn akan
meningkatnya motivasi seseorang sejalan membuat responden melalaikan upaya self
dengan meningkatnya kemungkinan dalam managemen hipertensi. Mitos seperti
perilaku kesehatan. Motivasi seseorang hipertensi tidak berbahaya karena tidak
dikaitkan dengan komitmen untuk menunjukan gejala yang lebih tepat adalah
merubah dan mengembangkan karena tidak menunjukan gejala jika
kepercayaan diri dalam merubah perilaku. dibiarkan tanpa penangnaan bisa merusak
Motivasi kesehatan merupakan salah satu pembuluh darah dan berbagai organ
penentu terpenting dalam melakukan seperti otak, jantung dan mata.
perilaku kesehatan, motivasi juga menjadi
prediktor kuat dalam perilaku. Ketika Hubungan pengetahuan dengan self-
pasien melihat manfaat yang jelas, mereka management penderita hipertensi
mungkin lebih termotivasi. Pasien dapat Penelitian ini mendapatkan hasil
termotivasi untuk self-management bahwa terdapat hubungan antara
hipertensi jika terkait dengan nilai-nilai Pengetahuan dengan self-management
perasaan pribadi (pengarahan diri sendiri, penderita hipertensi (p value=0,000 dan
kesenangan, dan menjadi sehat) atau OR=5,7) dan hipotesis Ho ditolak. Teori
terkait dengan keadaan hidup mereka yang mendukung hipotesa ini adalah self
(mempertahankan gaya hidup sehat dan care management melibatkan perilaku
keseimbangan keuangan). mencegah keparahan dan melibatkan
proses pengambilan keputusan dimana
Hubungan Persepsi akan (mitos) pasien mampu mengevaluasi dan
penyakit hipertensi Dengan self- mengatasi gejala penyakit ketika terjadi.
management penderita hipertensi Self care management meliputi evaluasi
Penelitian ini mendapatkan hasil gejala, penatalaksanaan gejala dan
bahwa tidak terdapat hubungan antara evaluasi perilaku penatalaksanaan. Self
Persepsi akan (mitos) penyakit hipertensi care management yang efektif berarti
dengan self-management penderita bahwa individu memiliki rasa tanggung
hipertensi (p value=0,251) dan hipotesis jawab terhadap kesehatan mereka sendiri
Ho gagal ditolak. Teori yang mendukung dan memiliki peran yang penting terhadap
hipotesa ini adalah Persepsi adalah proses perawatan kesehatan mereka sendiri
diterimanya rangsang melalui pancaindra Robert Wood Johnson Foundation, 2003
yang didahului oleh perhatian sehingga dalam (Sihotang et al., 2021).
individu mampu mengetahui, mengartikan, Hasil penelitian ini serupa dengan
menghayati tentang hal yang diamati baik hasil penelitian (Sigit et al., 2020)
di luar maupun dalam diri individu (Nirnasari et al., 2022) (Sakinah, 2020) (p
(Sunaryo, 2004). Banyak beredar mitos value 0,000 OR=39,67) (Fernalia et al.,
seputar hipertensi di masyarakat yang 2021) yang mendapatkan hasil terdapat
seringkali membuat orang bingung untuk hubungan pengetahuan dengan self
memilih mana yang bisa dipercayai atau manajemen hipertensi. Analisis peneliti
tidak (Kementerian Kesehatan RI, 2016). berdasarkan fakta yang ditemukan di
36
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
lapangan dibutuhkan strategi untuk (poster, leaflet, flyer, booklet), audio
mengelola penyakit supaya tetap bisa (lagu-lagu terkait pengelolaan hipertensi)
menjaga kesehatan melalui kesadaran dari atau audio visual seperti video yang
diri masing-masing individu. Kesadaran diperdengarkan agar penderita hipertensi
bagi penderita sangat berpengaruh bagi lebih memahami materi edukasi.
pentingnya menjaga kesehatan khususnya
penderita hipertensi dengan pengontrolan DAFTAR PUSTAKA
tekanan darah secara rutin. Selain Centre for Disease Control and Prevention.
pengontrolan tekanan darah minum obat (2022). Health Literacy.
secara teratur akan mengurangi Https://Www.Cdc.Gov.
kekambuhan. Diketahui bahwa semakin https://www.cdc.gov/healthliteracy/le
tinggi tekanan darah maka semakin arn/index.html
banyak komplikasi yang akan diakibatkan Chaboksavar, F., Solhi, M., Azadi, N. A.,
dan bersifat fatal bagi kesehatan (Puswati Ebadi, F., & Azar, F. (2020).
dkk, 2021). Namun, dalam menjalankan Combination of self-management
strategi untuk mengelola penyakit tersebut theory with PRECEDE – PROCEED
dibutuhkan pengetahuan karena hipertensi model to promote life quality in
yang terkontrol dipengaruhi oleh tingkat patients with hypertension. Journal of
pengetahuan pasien hipertensi terhadap Public Health: From Theory to
penyakitnya. Pengetahuan diartikan Practice, 2025, 1–10.
sebagai tingkat perilaku pasien dalam https://link.springer.com/article/10.1
melaksanakan pengobatan hipertensi dan 007/s10389-020-01246-7
perilaku yang disarankan dokter maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
orang lain. Selatan. (2021). Profil Kesehatan
Kabupaten Lampung Selatan.
SIMPULAN Fernalia, F., Keraman, B., & Putra, R. S.
Ada hubungan dukungan keluarga, (2021). Faktor-Faktor yang
literasi kesehatan, pengetahuan dengan Berhubungan dengan Self Care
self-management penderita hipertensi (p Management Pada Pasien Hipertensi di
value 0,004 dan OR 1,9); (p value 0,000 Puskesmas Kabawetan. Jurnal
dan OR 2,3); (p value 0,000 dan OR 5,7) Keperawatan Silampari, 5(1).
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat https://journal.ipm2kpe.or.id/index.p
Inap Penengahan Lampung Selatan 2022. hp/JKS/article/view/2906
Tidak ada hubungan motivasi, persepsi Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones,
dengan self-management penderita E. G. (2014). Buku Ajar Keperawatan
hipertensi (p value 0,148); (p value 0.251) Keluarga. Riset, Teori & Praktik (A. Y.
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat S. Hamid, A. Sutarna, N. B. Subekti,
Inap Penengahan Lampung Selatan 2022. D. Yulianti, & N. Herdina (eds.); Edisi
5). EGC.
SARAN Handriana, I., & Hijriani, H. (2020).
Untuk meningkatkan variabel Hubungan Motivasi dengan Self Care
pengetahuan hendaknya puskesmas Management pada Pasien DM di
melakukan edukasi pada penderita wilayah kerja Puskesmas Majalengka.
hipertensi terkait self manajemen Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
hipertensi khsususnya pengelolaan stress, Indonesia, 5(10), 1–12.
upaya pemeriksaan tekanan darah secara https://www.jurnal.syntaxliterate.co.i
teratur, melakukan pengobatan tekanan d/index.php/syntax-
darah tinggi dan mengelola penyakit literate/article/view/1705/1635
penyerta lainnya. Edukasi dapat dilakukan Kang, E., Kim, S., Rhee, Y. E., Lee, J., &
dengan menggunakan media visual Yun, Y. H. (2020). Self-management
37
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
strategies and comorbidities in chronic Pekanbaru. Health Care: Jurnal
disease patients : associations with Kesehatan, 10(1), 138–143.
quality of life and depression. http://www.jurnal.payungnegeri.ac.id
Psychology, Health & Medicine, /index.php/healthcare/article/view/11
00(00), 1–13. 8/60
https://doi.org/10.1080/13548506.2 Rasmilasary. (2021). Hubungan Health
020.1838585 Literacy, Self Empowerment Terhadap
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Self Care Management Penderita
RISKESDAS LAUNCHING 2018. Hipertensi Di Wilayah Kerja
Litbangkes. Puskesmas Wotu Kab. Luwu Timur Di
Kementerian Kesehatan RI. (2019a). Masa Pandemi Covid-19
Laporan Nasional Riskesdas 2018 (1st [UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ed.). Pusdatin Kementerian Kesehatan ALAUDDIN MAKASSAR].
RI. http://repositori.uin-
Kementerian Kesehatan RI. (2019b). alauddin.ac.id/20221/
Laporan Provinsi Lampung Sakinah, S. (2020). Hubungan antara
RISKESDAS 2018. Lembaga Penerbit Karakteristik Demografi dan
Badan Litbang Kesehatan. Pengetahuan dengan Self-
Łabuzek, K., Filipiak, K. J., Sobierajski, T., management Hipertensi Pada
Surma, S., & Roma, M. (2022). What Masyarakat Suku Timor: Penelitian
Is or What Is Not a Risk Factor for Cross Sectional. Jurnal Penelitian
Arterial Hypertension ? Not Hamlet , Kesehatan Suara Forikes, 11(2), 245–
but Medical Students Answer That 252. http://www.forikes-
Question. International Journal of ejournal.com/ojs-
Environmental Research and Public 2.4.6/index.php/SF/article/view/sf11
Health, 19(8206), 2–12. 305/11305
https://www.mdpi.com/1660- Sigit, N., Debora, O., & Lahardo, D. (2020).
4601/19/13/8206 Pembedayaan Masyarakat dalam
Newman, S., Steed, L., & Mulligan, K. Penerapan Self Managament untuk
(2009). Chronic Physical Illness: Self- Mencegah Hipertensi Pada Lansia di
Management and Behavioural Dusun Sukosari Desa Pandansari,
Interventions (S. Newman, L. Steed, & Poncokusumo, Kabupaten Malang.
K. Mulligan (eds.); 1st ed.). Open Abdimnas Unwahas, 5(2), 103–108.
University Press. http://www.jurnal.payungnegeri.ac.id
Nirnasari, M., Sari, K., Faddila, U., & Putri, /index.php/healthcare/article/view/11
M. E. (2022). Upaya Pencegahan 8/60
Hipertensi dengan Pendidikan Sihotang, R., Aprilatutini, T., Utama, T. A.,
Kesehatan Self-management & Yustisia, N. (2021). Self Care
Behaviour ” Cerdik ” di Wilayah Pesisir Management Evaluation in
Tanjung Duku RW 1 RT 4 Kelurahan Hypertension Patients. Jurnal Vokasi
Dompak Kepulauan Riau. Jurnal Abdi Keperawatan (JVK), 3(2), 184–202.
Masyarakat Indonesia (JAMSI), 2(2), https://doi.org/10.33369/jvk.v3i2.13
645–650. https://jamsi.jurnal- 935
id.com/index.php/jamsi/article/view/ Sunaryo. (2014). Psikologi untuk
285/184 Keperawatan. EGC.
Puswati, D., Yanti, N., & Yuzela, D. (2021). Suud, A. N., & Murtaqib, K. (2020).
Analisis Self-management dan Hubungan Motivasi Dengan Perawatan
Pengontrolan Darah Pada Pasien Diri Pasien Hipertensi. Jkep Jurnal
Hipertensi Pada Masa Pandemi Covid - Jurusan Keperawatan Poltekes Jakarta
19 Di Puskesmas Lima Puluh Kota III, 5(2), 137–149.
38
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
https://www.jurnal.syntaxliterate.co.i
d/index.php/syntax-
literate/article/view/1705/1635
UPTD Puskesmas Rawat Inap Penengahan.
(2022). Rekapitulasi Kasus Hipertensi
2019-2021.
Wahyudi, Wahid Tri & F. A. N. (2020).
Hubungan Dukungan Keluarga Pada
Pasien Dengan Tekanan Darah Tinggi
Dalam Pengendalian Hipertensi.
Hubungan Dukungan Keluarga Pada
Pasien Dengan Tekanan Darah Tinggi
Dalam Pengendalian Hipertensi,
2(2655–4712), 274–282.
https://core.ac.uk/download/pdf/328
113614.pdf
WHO. (2021). Hypertension. Who.Int.
https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/hypertension
Zhang, X., Zheng, Y., Qiu, C., Zhao,
Y., & Zang, X. (2019). Well-being mediates
the effects of social support and family
function on self-management in elderly
patients with hypertension. Psychology,
Health & Medicine, 00(00), 1–13.
https://doi.org/10.1080/13548506.2019.1
687919

39
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 11 No. 4, Oktober 2022, hal. 28-3
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index

You might also like