You are on page 1of 16

JURNAL

PERSONAL BRANDING DAN MEDIA SOSIAL LINKEDIN


(Studi Kualitatif Mengenai Personal Branding Para Pengguna Media Sosial
Linkedin di Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret)

Oleh:
Novian Miftachul Saliem
D0213068

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
PERSONAL BRANDING DAN MEDIA SOSIAL LINKEDIN
(Studi Kualitatif Mengenai Personal Branding Para Pengguna Media Sosial
Linkedin di Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret)

Novian Miftachul Saliem


Nora Nailul Amal

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
There are various ways and media that can be done by an individual to build
personal branding. Through rapid technological development, someone can build
a personal brand through social media. One of the social media used to build a
personal brand is Linkedin. through this social media, students began to build
their personal branding through their activities in social media Linkedin.
The purpose of this study is to describe the behavior of Sebelas Maret University
students in utilizing Linkedin, as their personal branding media. The theory used
in this study are three personal branding elements according to Montoya and
Vandehey. The type of research used is descriptive. The research method used
qualitative. The data was obtained by conducting FGD (Forum Group
Discussion) to the students of Sebelas Maret University who are actively using
Linkedin. Data analysis technique used is descriptive analysis.
The results of this study show that the students do personal branding well in
accordance with the three elements of personal branding from You, Promise,
Relationship. They use profile features, photos, biodata, skills, experience,
achievements, posts, like and share and connections.
Keywords: personal branding, social media, Linkedin

2
Pendahuluan

Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih modern ditandai dengan adanya


perubahan teknologi secara besar-besaran. Kemudahan dalam berkomunikasi
membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Kehadiran internet membuka
jalan media baru untuk hadir ditengah masyarakat. Dalam beberapa tahun
terakhir, dunia media dimunculkan dengan hadirnya sebuah media baru (new
media).
Saat ini media baru dipahami sebagai yang komunikasi dan informasi yang
terhubung melalui internet. Adanya media baru menimbukan munculnya media
sosial seperti jejaring sosial lainnya. Media sosial merupakan suatu media
komunikasi berbasis internet yang mampu menghubungkan beberapa orang di
tempat dan waktu yang berbeda. Media sosial memungkinkan orang untuk bisa
berinteraksi, berbagi, dan menciptakan jejaring secara online.
Linkedin adalah situs jejaring sosial yang berorientas bsinis, terutama
digunakan untuk jejaring sosial professional. Menurut situs CNN Indonesia,
Linkedin, jaringan profesional online memiliki anggota lebih dari 347 juta di
seluruh dunia. Penguna di Indonesia bertambah 25 persen setiap tahunnya,
menjadi 6 juta anggota.
Linkedin merupakan media sosial yang sudah cukup lama ada, namun mulai
populer di Indonesia beberapa tahun ini. Linkedin menjadi trend dikalangan
orang-orang yang mulai bekerja. Linkedin adalah situs jejaring sosial yang
berorientas bsinis, terutama digunakan untuk jejaring sosial professional.
Aktivitas penggunaan Linkedin mampu menunjukan karakter dari user Linkedin,
serta bagaimana seseorang menggambarkan sosok atau jati diri yang diinginkan
atu yang dikenal dengan istilah citra diri.
Mayoritas para pengguna sosial media, akan bersikap lebih ekspresif dan
lebih membuka diri saat mengakses sosial media tersebut. Keterbukaan diri para
pengguna sosial media dapat berpotensi baik ataupun buruk yang ditimbulkan.
Bedasarkan pendapat dari DeVito (Vito D., 2006 : 61-68), Keterbukaan diri (self-
disclosure) adalah suatu jenis komunikasi, yaitu pengungkapan informasi tentang
diri sendiri baik yang disembunyikan maupun yang tidak disembunyikan.

3
Keterbukaan diri seseorang dapat menentukan tahap hubungan interpersonal
seseorang dengan individu lainnya.
Namun berbeda dengan Linkedin, para pengguna lebih tertutup dan terkesan
melakukan pencitraan. Mereka melakukan hal itu untuk mendapatkan penilaian
baik dari orang. Ada individu yang terlalu pencitraan dalam dirinya kepada
siapapun disebut yakni jarang sekali membicarakan dirinya kepada orang lain,
serta menyebutkan semua hal baik mengenai diriya. Kesan yang diperoleh
seseorang dapat terbentuk dengan melakukan aktivitas dalam jejaring sosial.
. Melalui media sosial kepribadiam seseorang seseorang dapat dinilai
berkaitan dengan apa yang ditulisnya. Aktualisasi diri mampu membentuk sebuah
branding yang sesuai dengan yang diinginkan. Pesan dalam media social Linkedin
mempu membentuk peresepsi positif dan sesuai dengan citra yang akan dibentuk.
Pada manusia brand yang melekat pada dirinya disebut peronal branding.
Personal branding adalah cerminan dari kemmapuan, keunggulan dan reputasi
seseorang yan mempu menujukan keistimewaan dan keunggulan seseorag dalam
bidang tertentu. Personal branding yang dibangun biasanya bertujuan untuk
menimbulkan harapan kepada msyarakat dan kepada diri seseorang.
Personal branding adalah cerminan dari kemapuan, keunggulan dan
reputasi seseorang yan mempu menujukan keistimewaan dan keunggulan seseorag
dalam bidang tertentu. Personal branding yang dibangun biasanya bertujuan
untuk menimbulkan harapan kepada msyarakat dan kepada diri seseorang. Sesuai
dengan pendapat Montoya, personal branding adalah sebuah seni untuk menarik
perhatian dan menjalin banyak relasi dengan cara membentuk perepsi publik
secara aktif (Montoya dan Vandehey, 2008 : 144)
Linkedin menjadi media sosial yang paling diperhatikan oleh perusahaan
atau para pemeberi kerja. YouGov melakukan riset yang diikuti 2.000 orang
manajer terkait perilaku online calon pekerja dan pertimbangan mereka
mempekerjakan seseorang. Separuh dari manajer yang mengikuti riset tersebut
menyebut mempertimbangkan rekam jejak calon pekerjanya berdasarkan data dari
LinkedIn.

4
Mendapat pekerjaan yang sesuai dengan minat dan passion adalah hal yang
diinginkan oleh setiap orang. Para mahasiswa tentunya ingin mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan jurusan, passion dan cita-citanya. Linkedin adalah sebuah
terobosan baru dalam dunia professional yang bersifat jejaring sosial. Mahasiswa
mampu mendapatkan berbagai referensi dan informasi tentang dunia kerja sejak
dibangku kuliah.
Berdasarkan data diatas, maka peneliti ingin melakkan penelitian pada
perilaku pengguna Linkedin. Peneliti berfokus pada mahasiswa Reguler
Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk mengetahui perilaku penggunaan
Linkedin serta mengetahui bagaimana mereka melakukan personal branding
dalam media sosial tersebut.

Rumusan Masalah
Berdasarkan penejelasan latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Mahasiswa Universitas
Sebelas Maret Surakarta melakukan personal branding dalam Linkedin sebagai
pengguna jejearing sosial Linkedin?

Telaah Pustaka dan Kerangka Teori


1. Komunikasi
Komunikasi bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini artinya adalah sama makna. Secara termologi, komunikasi
asalah penciptaan makna antara dua orang atau lebih menggunkan symbol-
simbol atau tanda-tanda. Komunikasi disebut efektif apabila makna yang
tercipta relative sesuai dengan yang diinginkan komunikator. (Mulyana,
2010: 49)
Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar karya Deddy
Mulyana (2010: 68), Laswell menurunkan 5 unsur komunikasi yang saling
bergantung satu sama lain yaitu:

5
1) Komunikator (communicator, source, sender). 2) Pesan (message). 3)
Media atau saluran (channel, media). 4) Komunikan (communicant,
communicate, receiver, recipient). 5) Efek (effect, impact, influence)
Paradigama Laswell diatas bahwa komuikasi adalah proses
pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan yang menghasilkan
sebuah efek. Diamana terdapat unsur-unsur komunikasi didalamnya yaitu
komunikator, komunikan, dan pesan yang kemudian menghasilkan efek.
2. Komunikasi Massa
Media sosial memiliki peran untuk berbagi pesan kepada orang
lain. Media sosial juga memiliki fungsi untuk menyebarluaskan informasi
atau pesan. Ini mirip dengan pernyataan McQuail dalam buku Teori
Komunikasi Massa. Komunikasi massa adalah suatu proses dimana para
komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan secara
luas dan terus menerus menciptakan makna serta diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai
cara. (McQuail, 1996 : 12)
Saat ini media baru seperti internet sudah menjangkau hampir
seluruh masyarakt dunia. Media sosial menjadi salah satu media baru yang
mamu merubah pola perilaku manusia. Media baru tersebut dapat
dikatakan turut memberi andil yang besar pada perubahan struktur sosial
masyarakat. juga pada sistem komunikasi massa. (Nurudin, 2003)
Menurut Janowitz dalam buku Teori Komunikasi Massa milik
Denis McQuail (2010: 62) mengatakan bahwa komunikasi massa terdiri
dari atas lembaga dan teknik dari kelompok dari kelompok tertentu yang
menggunakan alat teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk
menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen, dan
sangat tersebar.
Promosi atau mengenalkan diri kepada orang banyak di media
sosial pada dasarnya merupakan bentuk dari komunikasi massa.
Komunikasi massa disini menajdi media pemasaran. Hal ini merupakan
sebuah aktivitas utnuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan

6
konsumen. Selain itu komunikasi pemasaran juga memungkinkan individu
atau kelompok menghubungkan merek-merek mereka dengan orang lain.
Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi meningkatkan dan
membangun suatu merek atau brand serta menciptakan citra brand
tersebut. (Kotler & Keller, 2008:204)

3. New media
Dunia media dimunculkan dengan hadirnya sebuah media baru
(new media). Media baru uterus berkembang seiring ditemukannya sarana
atau saluran komunikasi yang baru. Menurut Everett M. Rogers (dalam
Abrar, 2003:17-18) merangkumkan perkembangan media komunikasi ke
dalam empat era. Pertama era komunikasi tulisan, kedua era komunikasi
cetak, ketiga era telekomunikasi, keepat era komunikasi interaktif. Media
baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif.
New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari
komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan
komputer digital (Creeber dan Martin, 2009).
New Media merupakan media yang menggunakan internet, media
online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan
dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13).
Media online adalah salah satu media informasi yang
menggunakan jaringan internet, dimana media tersebut mampu
memberikan beragam piliha. Internet di design sebagai media komunikasi
dua arah dimana masyarakat mampu memproduksi, dan membuat berita
harian menjadi teks interaktif. Dalam buku Teori Komunikasi Massa oleh
McQuail (2010) terdapat lima kategori utama ‘media baru’ yang sama-
sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih dibedakan
berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks, sebagai berikut :
1) Media komunikasi antarpribadi (interpersonal communication
media).
2) Media permainan interaktif (interactive play media).

7
3) Media pencarian informasi (information search media).
4) Media partisipasi kolektif (collective participatory media).
5) Substisusi media penyiaran (substitution of broadcasting media).
4. Media Sosial
Pengertian dari media sosial adalah sebuah media online, dimana
para pengguna berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, menciptakan
konten, forum, jaringan dalam ruang virtual yang disokong oleh teknologi
multimedia yang canggih. Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun diatas dasar ideology dan teknologi web dan yang
memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten pengguna. (Abugaza,
2013: 17)
Namun ada batasan dan ciri khusus yang hanya dimiliki oleh media
sosial dibanding media lainnya (Nasrullah, 2015:16)
Karakteristik media sosial tersebut adalah:
a) Jaringan (network),
b) Informasi (information),
c) Arsip (archive),
d) Interaksi (interactivity),
e) Simulasi sosial (simulation of society),
f) Konten oleh pengguna (user-generated content).
Konten dalam media social juga terdapat sejumlah aspek fungsional
seperti identitas, percakapan (interaction), berbagi (sharing), kehadiran
(exist), hubungan (relation), status (reputation), dan kelompok (group).
5. Linkedin
Linkedin adalah situs jejaring sosial yang berorientas bsinis, terutama
digunakan untuk jejaring sosial professional. Berbeda dengan media sosial
lain, Linkedin dapat dibilang sebagai media untuk memasarkan diri kamu
kepada perusahaan atau para profesional lain yang ada disana. Perusahaan
yang didirikan oleh Reid Hoffman pada tahun 2002. Pengguna Linkedin

8
sekarang sudah memiliki 347 juta anggota di lebih dari 250 negara di
dunia.
6. Brand
Menurut American Marketing Association, Brand adalah nama,
istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau
kelompok penjual untuk membedakan mereka pesaing yang lain”. (Kotler
& Keller, 2009:258)
Brand mampu mempresentasikan peresepsi sebuah produk dan
kinerja dari produk. Akan tetapi, konsep branding di jaman sekarang telah
berkembang. Brand tidak hanya berarti prosuk berbentuk barang, namun
kata brand telah menjadi bagian penting dari setiap perusahaan yang terus
berkembang, brand mampu menjadi bagian yang familiar bagi setiap
orang.
Branding merupakan sebuah proses menciptakan identitas yang
dihubungkan dengan peresepsi, emosi dan perasaan terhadap identitas
tersebut. Branding juga merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan
untuk membangun suatu brand. (Rampersad, 2008:2)
7. Personal Branding
Sebuah personal brand yang mewakili serangkaian keahlian, suatu
ide cemerlang, sebuah sistem kepercayaan yang dianggap menarik oleh
orang lain. Personal Branding adalah segala sesuatu yang ada pada diri
anda yang membedakan dan menjual, seperti pesan anda, pembawaan diri
dan taktik pemasaran. Personal branding mampu mencerminkan nilai-nilai
kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda
dengan yang lainnya. (Montoya & Vandehey, 2008 : 4)
Terdapat tiga elemen dalam Personal Branding. Dalam membangun
personal branding tentunya diperlukan elemen yang saling terintegrasi dan
dibangun bersamaan. Personal Branding dapat dibagi menjadi tiga elemen
utama, yakni (Montoya & Vandehey, 2008):
1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri.

9
2. Promise. Personal Brand adalah sebuah janji dan tanggung jawab
3. Relationship. personal branding mampu menciptakan relasi
Bill Lang dalam Rampersad (2008:7) menyatakan personal
branding sebagai citra diri yang ingin ditampilkan pada setiap aktivitas
yang kita lakukan, bukan menjadi palsu atau berpura-pura. Sebab, personal
branding membingkai nilai, kepercayaan, dan pelayanan yang kita berikan
pada orang lain.

Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif


kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, untuk mendeskripsikan
perilaku mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memanfaatkan
Linkedin, serta memahami personal branding mahasiswa yang ditunjukan dalam
aktivitas di jejaring sosial Linkedin.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, artinya bahwa
penentuan sampel mempertimbangkan kriteria – kriteria tertentu yang telah dibuat
terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil sampel enam mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang aktif
menggunakan Linkedin.
Teknik ini terdiri dati tiga komponen yaitu reduksi, penyajian data, dan
penarikan sera penarikan kesimpulan. (Pawito, 2007: 104)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode FGD
(Forum Group Discussion), observasi, dan juga kepustakaan dengan analisis data
menggunakan triangulasi data dan juga menggunakan model analisis interaktif
untuk validitas data pada penelitian ini. (Miles dan Huberman, 1992: 16)

Sajian dan Analisis Data

1. Persepsi Pengguna Media Sosial Linkedin


Linkedin menjadi sarana baru dalam berkomunikasi menggunakan
media modern yang mulai berkembang pesat di Indonesia. Fitur yang nampak

10
eksklusif dan profesional dihadirkan dalam Linkedin menjadi salah satu
keunggulan dari media sosial ini.
a. Media Sosial Baru
Para responden mengungkapka bahwa Linkedin merupakan media
sosial yang baru. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mahasiswa
masih belum mengetahui tentang media sosial Linkedin. Mahasiswa lebih
sering memakai media sosial yang bersifat hits dan kekinian. Banyak
mahasiswa lebih suka mengakses media sosial seperti facebok,
instagram, dan twitter. Kelebihan yang dimiliki Linkedin seperti fitur
biodata profil yang lengkap, fitur foto, fitur koneksi, fitur status serta
fitur berbagi konten lainnya, menjadikan Linkedin sebuah media yang
berbeda dan memiliki keunikan, serta menjadi sebuah media baru bagi
kalangan mahasiswa. Sehingga ketika mereka mulai menjadi pengguna
Linkedin, ini mejadi sebuah pengalaman baru dan hal yang baru bagi
mereka.
b. Media Sosial Profesional
Hampir semua mahasiswa memiliki pengertian mengenai Linkedin
yang mirip. Yang pertama adalah media sosial yang professional,
Linkedin merupakan media sosial yang sangat eksklusif. Tampilannya
pun di desain untuk menjadi media sosial yang professional. Fitur–fitur
yang ada di dalam media sosial Linekdin mampu membantu pengguna
untuk bisa menambahkan koneksi secara mudah, hal ini tentu saja
mengembangkan relasi dan mendapatkan teman – teman baru.
c. Media Sosial Penyedia Info Karir
Tak bisa dipungkiri setiap pengguna sosial media tentunya
memiliki kebutuhan untuk mengakses sebuah informasi dan kebutuhan
informasi pun menjadi berbeda-beda. Para informan terpengaruhi untuk
membuat akun Linkedin berdasarkan informasi yang telah diberikan oleh
si pemberi informasi.
Selain itu, pengguna Linkedin juga mendapatkan banyak informasi
mengenai minat dan bakat, artikel, info perusahaan, tips and trick, profil

11
seseorang, lowongan magang hingga lowongan kerja dan lain
sebagainya.
2. Motivasi Menggunakan Media Sosial Linkedin
a. Kebutuhan Karir Kedepan
Hampir semua pengguna Linkedin memiliki tujuan awal dalam
menggunakan Linkedin yang seragam, yaitu ingin mempersiapkan diri
untuk menunjang karier kedepannya. Karena linkedin menyediakan
berbagai informasi mengenai pekerjaan, perusahaan, serta bisa
menambahkan koneksi dengan orang-orang professional di berbagai
bidang
b. Mendapatkan Informasi
Adapun kebutuhan informasi yang diinginkan oleh informan yaitu,
kebutuhan kognitif berupa mendapatkan informasi tentang profil
seseorang, informasi tentang perusahaan, informasi tentang lowongan
kerja, tips and trick, dan informasi tentang artikel atau postingan baru.
Ada juga kebutuhan afektif yang dibutuhkan oleh para pengguna
Linkedin. Antara lain yaitu ingin untuk membuat dan menampilkan profil
lengkap dan semenarik mungkin, berbagi informasi unik, like dan share
status atau postingan menarik sebagai hiburan
c. Berinteraksi
Menurut Utari (2011: 49), media sosial adalah sebuah media online
dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, dengan
bertukar informasi, menciptakan komten/isi yang ingin disampaikan
kepada orang lain, memberi komentar terhadap masukan yang
diterimanya dan seterusnya.
d. Motif Identitas Personal
Linkedin merupakan media sosial yang memiliki fokus yang cukup
besar pada indentitas personal penggunanya. Informasi mengenai profil
pada Linkedin disediakan secara lengap dan detail. Mulai dari nama, foto,
kontak, alamat, pengalaman, pendidikan, organisasi, keahlian, prestasi,

12
bakat, pencapaian, minat atau passion kita pun tersedia dalam profil
Linkedin.
3. Penggunaan Media Sosial Linkedin untuk Personal Branding
Identitas brand menjadi masalah penting dalam dunia digital yang
semakin kompleks dan penuh dengan persaingan. Brand tidak hanya dimiliki
oleh perusahaan dan berbagai turunannya, setiap orang juga memiliki brand
yang disebut sebagai personal brand. Bill Lang, (2006) yang dikutip dalam
Rampersad (2008:7) menyatakan bahwa personal branding sebagai citra diri
yang ingin ditampilkan pada setiap aktivitas yang kita lakukan. Sebab,
personal branding membingkai nilai, kepercayaan, dan pelayanan yang kita
berikan pada orang lain.
Personal branding disini mengacu pada elemen personal branding dari
Montoya dan Vandehey yaitu You, Promise, dan Relationship. Berikut fitur-
fitur Linkedin yang digunakan mahasiswa untuk melakukan personal
branding.Elemen You meliputi foto profil, intro profil, pengalaman,
pendidikan, keahlian, minat, dan bakat. Elemen Promise terdiri dari fitur
pencapaian, endorsement, aktivitas, status, like and share. Sedangkan pada
elemen Relationship terdiri dari fitur koneksi dan search engine.
4. Personal Branding yang Dihasilkan
Setelah membahas bagaimana mahasiswa Universitas Sebelas Maret
membentuk personal branding mereka di media sosial Linkedin, saatnya
membahas personal branding yang dihasilkan ditinjau dari persepsi,
motivasi, dan aktivitas personal branding mereka melalui media sosial
Linkedin. Adapun personal branding yang dihasilkan sebagai berikut:
a. Profesional
Personal branding disini adalah untuk membentuk kesan
profesional sesuai keinginannya. Mereka mencoba membangun
peresepsi dan kesan profesional mulai sejak kuliah agar kelak saat
mereka kerja, mereka sudah memiliki bekal.
b. Eksistensi

13
Para pengguna media sosial Linkedin tentunya ingin mendapat
pengakuan dari banyak orang. Beberapa orang bahkan sengaja
menghabiskan waktu membuat biodata profil untuk dipajang di akun
Linkedin. Media sosial Linkedin menjadi kekuatan untuk mendompleng
eksistensi penggunanya.
c. Konsisten
Perilaku yang konsisten akan menegaskan personal branding
seorang individu secara lebih jelas. Tindakan ini mampu mengarahkan
orang lain untuk mempercayai bahwa individu tersebut dapat
diandalkan dan diharapkan untuk memperlihatkan perilaku yang sama.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang mengenai Personal Branding Para
Pengguna Media Sosial Linkedin di Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas
Maret. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Media sosial Linkedin kini mulai banyak digunakan oleh kalangan
mahasiswa UNS. Karena merupakan media sosial yang baru, fokus pada
dunia profesional, serta mampu memeberikan informasi mengenai dunia
karir yang dibutuhkan mahasiswa kedepannya.
2. Motif yang mempengaruhi para mahasiswa menggunakan Linkedin antarai
lain untuk memenuhi kebutuhan karir di masa depan, mendapatkan
informasi, serta berinteraksi atau menjalin hubungan. Selain itu, ada juga
motif identitas personal.
3. Personal Branding melalui Linkedin berdasarkan 3 elemen personal
branding menurut Montoya dan Vandehey (2008). Elemen You seperti
mengupdate foto, informasi biodata, pengalaman, keahlian, pendidikan,
serta minat. Promise melalui fitur pencapaian, fitur endorsement,
kemudian melalui aktivitas, status, serta like and share. Relationship
sebaian besar pengguna memanfaatakan fitur koneksi mulai dari koneksi
teman, tokoh, dan orang yang professional.
4. Personal branding yang dihasilkan antara lain adalah professional,
eksistensi, dan kosisten. Sehingga dapat diartikan bahwa pengguna

14
Linkedin di kalangan mahasiswa Universitas Sebelas Maret telah
melakukan personal branding dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
hasil penelitia yang menunjukan bahwa mahasiswa menggunakan berbagai
fitur untuk menunjukan kelebihan dirinya.

Saran

1. Keberadaaan media sosial Linkedin di kalangan mahasiswa ini sangat


memberian dampak yang positif. Masih banyak mahasiswa yang lulus
namun masih bingung ketika mencari pekerjaan. Sehingga disarankan para
mahasiswa mulai memaksimalkan sosial medianya terutama Linkedin
untuk mempersiapkan diri, mencari lowongan kerja, mencari info tentang
perusahaan, serta mahasiswa juga bisa megetauhi pekerjaan apa yang
cocok dengan jurusan yang di jalani saat kuliah. Karena apabila saran
dilakukan diprediksi mahasiswa bisa terarah dalam mengambil keputusan
dalam dunia kerja nanti.
2. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan pokok bahasan yang
sama, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi. Peneliti dapat
menggunakan teknik analisis lain seperti analisis korelasi sehingga
didapatkan luaran mengenai apakah ada korelasi antara personal branding
mahasiswa dengan tingkat penerimaan kerja di perusahaan.

Daftar Pustaka
Abrar, Ana Nadya. (2003). Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: LESFI.
Abugaza, Anwar. (2013). Social Media Politica: Gerak massa tanpa lembaga.
Jakarta: Tali Writing and Publihsing House.
Creeber, M. (2009). Teori Media Baru. Jakarta: Salemba.
CNN Indonesia (2017, 20, 4) Linkedin Punya 4 Juta Pengguna Di Indonesia.
<https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150228162017-
18535673/linkedin-punya-4-juta-pengguna-di-indonesia/> diakses pada 8
Agustus 2016 pukul 17.00
Kotler, P & Keller, K. L. (2009). Marketing Management. Edition: 13. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Littlejohn, S. W. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

15
McQuail, Denis. (1996). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga
. (2010). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press
Mondry, (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Indonesia
Montoya,P. And Vandehey. (2004). The Personal Branding Phenomenon.
Personal Branding Press
Montoya, P & Vandehey, T. (2008). The Brand Called You Create a Personal
Brand That Wins Attention and Your Business. New York: Mc Graw Hill.
Mulyana, D. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurudin. (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Pawito, (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS
Purworini, Dian. (2012). "Motif Personal Branding Mahasiswa UMS di
Facebook" Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rampersad, H. K. (2008). Sukses MembangunAuthentic Personal Branding.
Penerjemah Lina Susanti Wijaya. Jakarta: Penerbit PPM.
Rampersad, H. K. (2009). Authentic Personal Branding. North Carolina: Age
Publishing
Vito, D. (2006). Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Karisma.

16

You might also like