You are on page 1of 12

JURNAL PSIKOLOGI

1998, No 2, 35 - 46

PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI


REMAJA PENGANGGUR MELALUI
KELOMPOK DUKUNGAN SOSIAL
Tina Afiatin dan Budi Andayani
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

Self-confidence is an aspect in human life, particularly in achievement. A


person with better self-confidence will be able to actualize his or her abilities,
while another with lower self-confidence could be inhibited in actualizing his or
her abilities.
Unemployed adolescents tend to have low self-confidence because being
unemployed itself is a threat to one’s security feeling. Such a condition may
interrupt the development of the adolescents’ personality. Thus, such adolescents
may need interventions to improve their self-confidence.
The present research proposed to find out the effectiveness of group social-
support as a model of intervention. The subjects were 24 unemployed adoles-
cents of Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman. Twelve of which were assigned to the
experiment group and the other 12 to the control group.
The self-confidence data was obtained three times (before, immediately,
after, and one month after the intervention), using the scales of Self-Confidence
and of Self-Esteem. A student-t analysis toward the gained scores shows a
difference between the experiment group and control group (t = 4.29; p < 0.01).
The experiment group shows significant improvement (XGIE = 25.83) while the
control group shows less obvious improvement (XGIK = 1.58). It can be
concluded that the intervention through group social-support is effective in
improving the confidence of unemployed adolescent.
Key words: Self-Confidence; Unemployed Adolescent; Social-Support.

Lebih dari 20 juta angkatan kerja yang ada (Kompas, 15 Agustus 1996).
Indonesia diperkirakan bakal menganggur Berdasarkan survei Angkatan Kerja
pada tahun 2020. Ini berarti meningkat Nasional tahun 1994, prosentase pemuda
hampir 400 persen atau empat kali lipat (usia 15 – 25 tahun) yang menganggur
dibandingkan tahun 1990 dan meliputi relatif tinggi dibanding rentang usia lainnya
delapan persen dari total angkatan kerja yaitu 15,4% atau 2.994.823 orang. Keadaan

ISSN : 0215 - 8884


36 TINA AFIATIN & BUDI ANDAYANI

menganggur para pemuda atau remaja ini dukungan sosial dan kemudahan dalam
akan menimbulkan stres dengan derajat penyesuaian individu dalam menghadapi
yang cukup tinggi (Taylor dan Gurney, kesulitan hidup, termasuk kesulitan pada
dalam Shinta, 1995). saat menganggur. Dukungan sosial ber-
Hambatan perkembangan psikososial hubungan secara signifikan dengan makin
pada remaja penganggur merupakan rendahnya derajat simptom stres pada
kondisi yang tidak kondusif bagi sampel orang-orang yang menganggur
kepercayaan diri remaja. Hal ini karena (Gore dalam Mallinchrodt dan Fretz,
keadaan menganggur dapat menimbulkan 1988). Bagi remaja penganggur dukungan
penilaian diri yang negatif pada diri remaja. sosial yang dirasakan cukup berarti yaitu
Selanjutnya kondisi ini merupakan dukungan sosial dari teman sebaya
penyebab timbulnya kepercayaan diri yang (Laporan Pengabdian Masyarakat, 1996).
rendah (Walgito, 1993). Bake (dalam Masalah kurangnya kepercayaan diri
Feather, 1990) juga mengemukakan bahwa banyak dialami khususnya oleh para remaja
kondisi penganggur menimbulkan perasaan (Afiatin, dkk, 1994). Selanjutnya dijelaskan
tidak aman dan rasa kurang percaya diri. bahwa kurangnya rasa percaya diri pada
Secara luas dinyatakan oleh Mallinchrodt remaja disebabkan oleh faktor-faktor
dan Fretz (1988) bahwa keadaan psikologik dan sosiologik. Faktor
menganggur merupakan timbulnya psikologik berkaitan dengan masa
problem psikologik pada semua kelompok perkembangan remaja yang sedang
usia. mengalami banyak perubahan, baik secara
Hambatan perkembangan psikososial fisik, psikis, dan sosial. Masa ini disebut
pada remaja penganggur merupakan sebagai masa krisis identitas sehingga
kondisi yang tidak kondusif bagi ke- remaja merasa ragu-ragu dan canggung
percayaan diri remaja. Manifestasi terhadap peran yang disandangnya.
hambatan kepercayaan diri ini Keadaan ini diperberat oleh adanya
dikemukakan oleh Amanah (1993) dengan pandangan orang tua atau orang dewasa
ciri-ciri yaitu: merasa tidak aman, tidak lain bahwa remaja belum mampu
bebas bertindak, cenderung ragu-ragu dan mengatasi masalahnya sendiri, sehingga hal
pemalu jika tampil di hadapan orang ini akan memperlemah rasa percaya diri.
banyak, membuang-buang waktu dalam Faktor sosiologik yang menyebabkan
mengambil keputusan, pengecut, serta kurangnya rasa percaya diri pada remaja
cenderung menyalahkan pihak lain sebagai berkaitan dengan tuntutan sosial di luar diri
penyebab masalah. Ciri-ciri tersebut remaja. Pada umumnya orang tua dan guru
menunjukkan adanya hambatan per- lebih memberikan perhatian dan peng-
kembangan sosial. Tentu saja hal ini dicari hargaan pada remaja dengan prestasi
pemecahannya. Menurut Sarafino (1990) akademik yang baik (Sukarti, 1993). Dalam
dalam kondisi menganggur remaja sangat kenyataan jumlah remaja yang mempunyai
membutuhkan dukungan sosial. Hal ini prestasi akademik yang baik (tinggi) relatif
sesuai dengan pendapat Mallinchrodt dan lebih sedikit daripada remaja dengan
Fretz (1988) bahwa sejumlah peneliti telah prestasi akademik yang biasa (sedang).
menunjukkan hubungan yang erat antara Tuntutan lingkungan yang selalu

SSN : 0215 - 8884


PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PENGANGGUR 37

menekankan agar remaja berprestasi mungkinkan individu melakukan evaluasi


akademik yang tinggi akan dapat diri dan belajar dari pengalaman.
menimbulkan perasaan-perasaan kurang Penelitian-penelitian yang pernah
berhasil pada diri remaja, meskipun dilakukan untuk meningkatkan kepercaya-
mungkin mereka memiliki prestasi yang an diri antara lain dilakukan oleh Eliyawati
baik di bidang lain. Apabila perasaan (1989) yaitu meneliti subjek (pengusaha
kurang berhasil ini terus menghantui kecil) dengan diberikan latihan motivasi
remaja maka hal ini akan dapat berprestasi. Hasil penelitian menunjukkan
menghambat atau mengurangi rasa percaya bahwa subjek kelompok eksperimen yaitu
diri remaja. Hal lain disebutkan oleh yang mengikuti latihan motivasi berprestasi
Natawidjaja (1987) bahwa kehidupan lebih meningkat rasa percaya dirinya
dalam masyarakat yang senantiasa berubah dibandingkan dengan subjek kelompok
menuntut individu untuk dapat kontrol.
menyesuaikan diri dengan suasana baru,
berbagai konflik, berbagai pilihan yang Thaibsyah (1991) meneliti tentang
harus dipilihnya secara tepat. Hal ini pengaruh sistem latihan bela diri Kateda
menyebabkan individu senantiasa dituntut Indonesia terhadap kepercayaan diri siswa
untuk membuat keputusan-keputusan yang peserta bela diri tersebut. Penelitian ini
tepat dalam hidupnya. Di pihak lain, karena menunjukkan bahwa kepercayaan diri
tantangan dan konflik serta pilihan yang peserta bela diri ini meningkat setelah
dihadapinya sangat beragam dan banyak, mengikuti latihan. Selanjutnya ditunjukkan
individu cenderung untuk kurang percaya pula bahwa kepercayaan diri siswa laki-laki
diri dalam mengambil keputusan yang lebih tinggi daripada kepercayaan diri
penting. Individu terutama remaja siswa perempuan.
senantiasa merasa ragu-ragu terhadap Syamsiah (1994) meneliti pengaruh
keputusannya dan hal ini akan melemahkan keikutsertaan dalam program pengembang-
rasa percaya dirinya. an pribadi terhadap rasa percaya diri pada
Upaya untuk meningkatkan kepercaya- mahasiswa sekolah pengembangan pribadi
an diri remaja didasarkan pada asumsi “John Robert Powers” Jakarta. Penelitian
bahwa kepercayaan diri tidaklah datang ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri
begitu saja, tetapi hal tersebut perlu subjek meningkat setelah mengikuti
dipelajari, perlu dibentuk. Menurut Walgito program pengembangan pribadi tersebut.
(1995) salah satu cara adalah dengan Menurut Natawidjaja (1987) untuk
kebiasaan untuk menanamkan sifat percaya meningkatkan kepercayaan diri remaja
diri tersebut dengan memberikan suasana diperlukan pihak lain yang dipercayai
atau kondisi demokratis, yaitu individu remaja untuk mendorong keberaniannya
dilatih untuk dapat mengemukakan dalam mengambil keputusan atau untuk
pendapat kepada pihak lain, dilatih berpikir dijadikan pihak yang dianggapnya mampu
mandiri dan diberi suasana yang aman memperkuat keputusannya itu. Dengan
sehingga individu tidak takut berbuat kata lain individu terutama remaja
kesalahan. Suasana demokratis me- memerlukan semacam bantuan dalam
menghadapi suasana yang tidak menentu

ISSN : 0215 - 8884


38 TINA AFIATIN & BUDI ANDAYANI

itu. Selanjutnya dinyatakan bahwa saat bergaul dalam masyarakat, malu


pendekatan kelompok merupakan salah merasa tidak dianggap berpotensi, merasa
satu upaya untuk memberikan bantuan dimanfaatkan tenaganya tanpa imbalan,
kepada remaja dalam situasi itu. dan merasa tidak diperhatikan oleh orang-
Dalam penelitian ini pengertian remaja tua karena orangtua lebih memperhatikan
penganggur, permasalahan yang dialami, adik-adik yang masih bersekolah.
cara pemecahan permasalahan penganggur- Persoalan-persoalan di atas pernah
an, dan bantuan yang diharapkan oleh dicoba untuk diatasi dengan (a) melamar
remaja penganggur didasarkan pada data pekerjaan di berbagai instansi, hanya saja
yang dikemukakan oleh para remaja yang belum ada yang menerima, (b) mengikuti
menganggur itu sendiri. Data ini diperoleh kursus, misalnya menjadi waiter, dan
dari diskusi kelompok terarah dengan melamar pekerjaan tetapi belum berhasil,
remaja penganggur (Laporan Pengabdian (c) membuka bengkel elektronik, (d) me-
Masyarakat, 1996). rantau, hanya saja orangtua tidak
Para remaja mendefinisikan mengizinkan, (e) mendirikan warung tetapi
“menganggur” sebagai (a) keadaan bubar, (f) bertani atau beternak (cabe, lele,
lontang-lantung, (b) tidak produktif atau ayam) tetapi gagal karena masalah harga,
menghasilkan uang meskipun ada kegiatan, faktor alam, dan kebutuhan uang yang
(c) gagal mendapatkan pekerjaan, (d) tidak mendesak, atau (g) menjual jasa atau
mempunyai pekerjaan tetap, (e) mem- tenaga seperti memetik kelapa, atau kerja
punyai penghasilan tetapi masih tergantung di sawah.
pada orang tua secara finansial, atau (f) Untuk mengatasi persoalan pe-
penghasilannya tidak menentu. Dapat ngangguran ini, para remaja menginginkan
disimpulkan dari pengertian-pengertian bantuan yang berupa (a) informasi tentang
tersebut bahwa istilah menganggur tidak lowongan pekerjaan yang sesuai dengan
mencerminkan kondisi yang sama untuk pendidikan, (b) pengarahan dan bimbingan
setiap individu, namun demikian dapat dari orang yang berpengalaman dalam
disimpulkan bahwa menganggur adalah bidang usaha tertentu, (c) bimbingan
keadaan tidak mempunyai pekerjaan tetap berwiraswasta, (d) bimbingan memahami
dengan penghasilan yang mantap, yang dan mengembangkan potensi yang dimiliki,
memungkinkan untuk mandiri secara dan (e) bimbingan ketrampilan khusus.
finansial. Para remaja juga setuju bahwa usaha
Remaja penganggur ini mempunyai melalui kelompok dukungan sosial
masalah antara lain (a) merasa bosan, (b) memungkinkan untuk dilakukan.
kesulitan mendapatkan pekerjaan yang Dukungan sosial didefinisikan,
sesuai, (c) kurang informasi mengenai sebagaimana dinyatakan Sarafino (1990),
lowongan pekerjaan, (d) resah mengenai sebagai adanya pemberian informasi baik
masa depan, (e) tidak tahu harus secara verbal maupun nonverbal, pem-
melakukan apa, (f) menggunakan waktu berian bantuan tingkah laku atau materi
secara tidak efektif, dan (g) masalah- melalui hubungan sosial yang akrab atau
masalah kepribadian seperti: rendah diri hanya disimpulkan dari keberadaan mereka

SSN : 0215 - 8884


PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PENGANGGUR 39

yang membuat individu merasa diperhati- orangtua, teman akrab, dan sesama
kan, bernilai dan dicintai. Dukungan sosial penganggur (Shinta, 1995).
ini lebih lanjut bertujuan menguntungkan Penelitian Mallinchrodt dan Fretz
bagi kesejahteraan individu yang me- (1988) menunjukkan bahwa para
nerimanya. penganggur umumnya mengalami problem
Konsep operasional dari dukungan psikologik. Selain itu diperoleh hasil bahwa
sosial yang dipakai adalah perceived dukungan sosial berhubungan positif secara
support (dukungan yang dirasakan) yang signifikan dengan harga diri yang positif,
memiliki dua elemen dasar, yaitu (a) locus of control internal dan usaha yang
persepsi bahwa ada sejumlah orang lain lebih untuk mencari pekerjaan.
yang dapat diandalkan individu ketika ia Dubow dan Tisak (1989) yang meneliti
membutuhkan, dan (b) derajat kepuasan hubungan antara peran dukungan sosial dan
terhadap dukungan yang ada. ketrampilan pemecahan masalah dalam
Oford (1992) mengemukakan bahwa penyesuaian diri anak-anak sekolah dasar
ada lima dimensi fungsi dasar dukungan dalam menghadapi kejadian hidup yang
sosial, yaitu: (a) dukungan materi, yaitu penuh stres. Hasilnya menunjukkan bahwa
dukungan yang berupa bantuan nyata subjek yang cukup mendapat dukungan
(tangible aid) atau dukungan alat sosial dan memiliki ketrampilan bahwa
(instrumental aid); (b) dukungan emosi, subjek yang cukup mendapat dukungan
yaitu dukungan yang berhubungan dengan sosial dan memiliki ketrampilan
hal yang bersifat emosional atau menjaga pemecahan masalah memiliki penyesuaian
keadaan emosi, afeksi atau ekspresi; (c) diri yang baik. Penelitian ini didukung oleh
dukungan penghargaan, yaitu dukungan penelitian yang dilakukan oleh Levitt, dkk.
yang terjadi bila ada ekspresi penilaian (1993) yang menunjukkan bahwa berbagai
yang positif terhadap individu; (d) dukungan yang diperoleh individu (dari
dukungan informasi, yaitu pemberian keluarga, teman, dan orang lain) ber-
informasi yang diperlukan oleh individu; hubungan secara signifikan dengan tingkat
dan (e) dukungan integritas sosial, yaitu kesejahteraan individu. Dukungan yang
perasaan individu sebagai bagian dari suatu efektif berhubungan positif dengan konsep
kelompok. diri dan sosialisasi individu.
Remaja yang menganggur, yaitu Berdasarkan uraian di atas dapat
mereka yang tidak lagi sekolah atau dinyatakan bahwa dukungan sosial merupa-
melanjutkan sekolah dan saat ini sedang kan sarana bagi peningkatan kesejahteraan
mencari kerja, memerlukan banyak sumber psikologik bagi individu, khususnya dalam
dukungan yang berpotensi memberi konsep diri dan harga dirinya. Selanjutnya,
dukungan bagi pemuda penganggur baik hal ini akan mempengaruhi juga pada
perorangan, kelompok orang, maupun peningkatan kepercayaan dirinya. Selain itu
lembaga. Sumber dukungan perorangan melalui kelompok dukungan sosial remaja
yang potensial adalah orang lain yang dapat menerima keadaan dirinya karena ia
berarti bagi remaja penganggur itu yaitu menyadari bahwa ia tidak sendiri (prinsip
universalitas) dan melalui kelompok itu ia

ISSN : 0215 - 8884


40 TINA AFIATIN & BUDI ANDAYANI

akan menentukan kekuatan kebersamaan Salah satu alternatif untuk meningkat-


(prinsip kohesivitas), dapat memperoleh kan kepercayaan diri individu adalah
dukungan saat diperlukan, serta dapat dengan kelompok dukungan sosial, remaja
saling membantu (prinsip altruisme). penganggur akan lebih dapat menerima
Berdasarkan uraian di atas dapat dirinya karena ia menyadari bahwa ia tidak
dinyatakan bahwa sebagian besar remaja sendiri (universalitas) dan melalui
penganggur akan menilai dirinya kurang kelompok itu ia dapat memperoleh
bila dibanding remaja lain yang masih dukungan pada saat diperlukan. Selain itu
bersekolah atau sudah bekerja. Penilaian ini remaja penganggur dapat saling membantu
dapat mengakibatkan rendahnya harga diri satu dengan yang lain (altruisme). Proses
remaja penganggur, selanjutnya hal ini juga ini akan menimbulkan perasaan berarti dan
berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya. selanjutnya harga diri serta kepercayaan
Remaja penganggur yang rendah ke- dirinya.
percayaan dirinya akan “terbenam” pada Sebagai ringkasan, mekanisme
perasaan tidak mampu, tidak berguna dan kelompok dukungan sosial untuk
merasa pesimis. Hal ini akan sangat meningkatkan kepercayaan diri remaja
merugikan perkembangan kepribadiannya. penganggur adalah sebagai berikut:
Untuk itu perlu diupayakan intervensinya.

Remaja Penganggur Harga Diri Rendah Kepercayaan Diri Individu

Kelompok Dukungan
Sosial

• Kohesivitas
• Universalitas
• Altruisme

Harga Diri Tinggi Kepercayaan Diri Tinggi

Bagan 1. Mekanisme Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Kelompok Dukungan Sosial

SSN : 0215 - 8884


PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PENGANGGUR 41

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 3. Persiapan fasilitator dan ko-fasilitator


“Dukungan sosial efektif untuk meningkat-
Dalam penelitian ini fasilitator dan ko-
kan kepercayaan diri remaja penganggur-
fasilitator dilakukan oleh peneliti. Selain itu
an”.
dibantu pula oleh beberapa observer terdiri
dari tiga orang dosen Fakultas Psikologi
METODE PENELITIAN UGM. Persiapan yang dilakukan adalah
menyusun dan menyiapkan materi dan
A. Persiapan Penelitian
bahan untuk pelaksanaan pelatihan
Persiapan penelitian meliputi lima tahap pembentukan kelompok dukungan sosial.
sebagai berikut: (1) izin penelitian dan
rencana pelaksanaan, (2) persiapan modil 4. Persiapan materi/sarana pelatihan
pembentukan kelompok dukungan sosial
untuk meningkatkan kepercayaan diri, (3) Materi yang perlu dipersiapkan dalam
persiapan fasilitator dan ko-fasilitator, (4) pelaksanaan pelatihan kelompok dukungan
persiapan materi/sarana penelitian, (5) sosial adalah: lembar penilaian diri, lembar
seleksi subjek penelitian. Berikut ini umpan balik, lembar evaluasi diri, gambar
diuraikan masing-masing tahap. “Pohon Harapan”, potongan-potongan
kertas berbentuk buah apel, peraga
kohesivitas kelompok (dengan Block
1. Izin penelitian dan rencana pelaksana-
Building), lembar catatan harian, lembar
an
goal-setting (lembar kerja I dan II),
Penelitian ini dilakukan di Desa makalah penunjang, kertas flipchart,
Tirtoadi, Mlati, Sleman. Izin penelitian spidol, alat perekam audio, kaset kosong
dimintakan kepada Kepala Desa Tirtoadi, dan lembar evaluasi pelaksanaan pelatihan.
Mlati, Sleman. Selanjutnya rencana
pelaksanaan dimusyawarahkan bersama 5. Seleksi subjek penelitian
pengurus Karang Taruna Desa tersebut.
Rencana pelaksanaan pelatihan Seleksi dilaksanakan sebelum pe-
(eksperimen) di ruang pertemuan Balai laksanaan eksperimen. Peserta yang hadir
Desa Tirtoadi. Menurut pertimbangan pada saat pre-tes (seleksi) sebanyak 30
peneliti dan fasilitator, ruang tersebut orang. Dari ke-30 peserta ternyata yang
cukup memenuhi syarat sebagai tempat memiliki skor kepercayaan diri kurang dari
pelaksanaan eksperimen. 91 (batas kategori sedang) dan berminat
mengikuti pelatihan sebanyak 24 orang.
Kemudian secara random mereka dibagi
2. Persiapan modul pembentukan
menjadi dua kelompok, yaitu sebagai
kelompok dukungan sosial
kelompok eksperimen dan kelompok
Modul disusun oleh peneliti. kontrol (masing-masing 12 orang).
Sebelumnya dilakukan kajian dan evaluasi
terhadap modul tersebut oleh peneliti B. Pelaksanaan Penelitian
bersama kolega dari Bagian Umum dan
Eksperimen Fakultas Psikologi UGM. Penelitian ini dilakukan dengan metode
Quasi-Eksperimen, yaitu metode untuk

ISSN : 0215 - 8884


42 TINA AFIATIN & BUDI ANDAYANI

mengetahui pengaruh suatu perlakuan tersebut adalah: (1) sesi 1 bertujuan


(dalam hal ini adalah kelompok dukungan pengenalan diri, (2) sesi 2 bertujuan
sosial) terhadap variabel tergantung, yaitu mengetahui harapan individu dalam
kepercayaan diri remaja penganggur. kelompok, (3) sesi 3 bertujuan membentuk
Subjek yang termasuk dalam kelompok kohesivitas kelompok, (4) sesi 4 bertujuan
eksperimen mendapat perlakuan berupa melatih cara mengatasi hambatan
pelatihan kelompok dukungan sosial, kepercayaan diri, (5) sesi 5 bertujuan
sedang yang termasuk kelompok kontrol menyadarkan anggota tentang kemampuan
tidak mendapat pelatihan dan diperlakukan yang terpendam, dan (6) sesi 6 bertujuan
sebagai kelompok waiting-list yaitu akan mengenalkan perencanaan kegiatan dengan
mendapat pelatihan setelah penelitian goal-setting dan praktek.
berakhir.
Subjek penelitian ini adalah remaja HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
penganggur yang tinggal di Desa Tirtoadi, Analisis data pengukuran Kepercayaan
Mlati, Sleman, yang mengalami rasa Diri dan Harga Diri menggunakan metode
kurang percaya diri. Selain itu kriteria yang t-tes terhadap sekor selisih (gain-score).
harus dipenuhi adalah bersedia mengikuti Sebelum dilakukan analisis t-tes, dilakukan
pelatihan pembentukan kelompok dukung- uji homogenitas. Hasilnya menunjukkan
an sosial. Jumlah subjek yang terlibat bahwa tidak ada perbedaan antar varians
adalah 24 orang, 12 dalam kelompok keduanya (F = 2,445; p > 0,05). Dengan
eksperimen dan 12 lainnya dalam demikian dapat disimpulkan bahwa
kelompok kontrol. keadaan kedua kelompok sebelum diberi
Pelatihan pembentukan kelompok pelatihan adalah homogen.
dukungan sosial dilaksanakan selama tiga Hasil uji-t terhadap gain-score
hari. Setiap pertemuan berlangsung sekitar kepercayaan diri subjek dapat diperiksa
tiga jam. Materi pokok pelatihan dibagi pada tabel 1 berikut ini.
dalam enam sesi. Masing-masing sesi

Tabel 1. Ringkasan Uji-t Gained Score untuk Skor Kepercayaan Diri Antara Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Sumber ne,k XGE XGK t p


G1 12,12 25,83 1,58 4,29 < 0,01
G2 12,12 33,33 4,75 5,81 < 0,01
G3 12,12 7,50 3,17 0,89 > 0,01
Keterangan:
G1 = Selisih skor pengukuran segera setelah perlakuan dengan sebelum perlakuan
G2 = Selisih skor pengukuran satu bulan setelah perlakuan dengan sebelum perlakuan
G3 = Selisih skor pengukuran satu bulan setelah perlakuan dengan segera setelah
Perlakuan.

SSN : 0215 - 8884


PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PENGANGGUR 43

XGE = Peningkatan rata-rata kelompok eksperimen


XGK = Peningkatan rata-rata kelompok kontrol
ne,k = Jumlah subjek masing-masing kelompok.

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa: (1) rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi
ada perbedaan yang signifikan peningkatan daripada kelompok kontrol; dan (3) tidak
rata-rata kepercayaan diri sebelum ada perbedaan yang signifikan antara
pelaksanaan dan segera setelah perlakuan. peningkatan rata-rata kepercayaan diri satu
Peningkatan rata-rata kepercayaan diri bulan setelah perlakuan dan segera setelah
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada perlakuan.
kelompok kontrol; (2) ada perbedaan yang Hasil uji-t gained-score untuk skala
signifikan antara peningkatan rata-rata harga diri subjek dapat diperiksa pada tabel
kepercayaan diri sebelum perlakuan dan 2.
satu bulan setelah perlakuan. Peningkatan

Tabel 2. Ringkasan Uji-t Gained Score Harga Diri Antar Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol

Sumber ne,k XGE XGK t p


G1 12,12 8,83 3,83 3,62 < 0,01
G2 12,12 13,08 3,33 7,43 < 0,01
G3 12,12 4,25 -0,50 3,93 < 0,01
Keterangan:
G1 = Selisih skor pengukuran segera setelah perlakuan dengan sebelum perlakuan
G2 = Selisih skor pengukuran satu bulan setelah perlakuan dengan sebelum perlakuan
G3 = Selisih skor pengukuran satu bulan setelah perlakuan dengan segera setelah
Perlakuan.
XGE = Peningkatan rata-rata kelompok eksperimen
XGK = Peningkatan rata-rata kelompok kontrol
ne,k = Jumlah subjek masing-masing kelompok.

Tabel 2 menunjukkan bahwa: (1) ada Peningkatan rata-rata kelompok


perbedaan yang signifikan peningkatan eksperimen lebih tinggi daripada kelompok
rata-rata harga diri sebelum pelaksanaan kontrol; dan (3) ada perbedaan yang
dan segera setelah perlakuan. Peningkatan signifikan antara peningkatan rata-rata
rata-rata harga diri kelompok eksperimen harga diri satu bulan setelah perlakuan dan
lebih tinggi daripada kelompok kontrol; (2) segera setelah perlakuan.
ada perbedaan yang signifikan antara Hasil penelitian ini menunjukkan
peningkatan rata-rata harga diri sebelum bahwa remaja yang mengikuti kelompok
perlakuan dan satu bulan setelah perlakuan.

ISSN : 0215 - 8884


44 TINA AFIATIN & BUDI ANDAYANI

dukungan sosial mengalami peningkatan merasa mampu untuk berusaha. Efektivitas


kepercayaan diri dan harga diri. kelompok masih bertahan sampai satu
Peningkatan ini dapat bertahan sampai satu bulan setelah pembentukan kelompok.
bulan setelah pembentukan kelompok Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
dukungan sosial. Hasil penelitian ini sesuai disarankan bahwa kelompok dukungan
dengan pendapat Johnson dan Johnson sosial merupakan salah satu alternatif
(1991) yang menyatakan bahwa melalui solusi bagi remaja penganggur untuk
kelompok dukungan sosial orang akan mengatasi hambatan kepercayaan diri.
berkurang kecemasannya sehingga ia akan
mampu mengekspresikan diri sehingga
selanjutnya ia akan meningkat harga diri UCAPAN TERIMA KASIH
dan kepercayaan dirinya. Penulis mengucapkan terima kasih dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penghargaan kepada Lembaga Penelitian
penelitian Mallinschrodt dan Fretz (1988) UGM yang telah memberikan kepercayaan
yang meneliti pengaruh dukungan sosial dan dana yang ada untuk pelaksanaan
terhadap pekerja yang kehilangan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
pekerjaannya. Pekerja yang mengalami penulis sampaikan kepada Kepala Desa
stressor (hambatan) dalam dukungan sosial Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
menjadi menderita depresi, simtom beserta staf dan pengurus Karang
kesehatan fisik, dan simtom psikik. Tarunanya yang telah memberikan izin dan
Menurut Natawidjaja (1987) untuk membantu kelancaran penelitian ini.
meningkatkan kepercayaan diri remaja
maka remaja membutuhkan pihak lain yang DAFTAR PUSTAKA
dipercayainya untuk mendorong ke-
beraniannya dalam mengambil keputusan Afiatin, T.; Purnamaningsih, E.H. dan
atau untuk dijadikan pihak yang Utami, M.S. 1994. Analisis Kebutuhan
dianggapnya mampu memperkuat dirinya. Tentang Permasalahan Remaja dan
Proses ini dapat ditempuh melalui Alternatif Pemecahannya. Laporan
kelompok dukungan sosial. Menurut Thoits Penelitian. Tidak Diterbitkan. Fakultas
(1986) melalui kelompok dukungan sosial Psikologi UGM Yogyakarta.
individu dapat melihat dirinya secara Afiatin, T. 1996. Peningkatan Kepercayaan
objektif dan hal itu akan meningkatkan Diri Remaja Melalui Konseling
harga dirinya. Peningkatan harga diri ini Kelompok. Tesis. Tidak Diterbitkan.
selanjutnya akan menyebabkan Program Pascasarjana UGM
peningkatan kepercayaan dirinya. Yogyakarta.
Amanah, N. 1993. Hubungan Antara
KESIMPULAN DAN SARAN Kepercayaan Diri dengan Efektivitas
Komunikasi pada Pramuwisata di
Kesimpulan penelitian ini adalah Denpasar dan Sekitarnya. Skripsi. Tidak
kelompok dukungan sosial efektif untuk Diterbitkan. Fakultas Psikologi UGM
meningkatkan kepercayaan diri bagi remaja Yogyakarta.
penganggur sehingga mereka menjadi lebih

SSN : 0215 - 8884


PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PENGANGGUR 45

Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen, Childhood and Early Adolescence:


1996. Remaja Pengangguran dan Structure and Function. Development
Alternatif Solusinya. Laporan Psychology, 29, 5, 811-818.
Pengabdian Masyarakat. Tidak Mallinchrodt, B. dan Fretz, B.R., 1988.
Diterbitkan. Fakultas Psikologi UGM Social Support and the Impact of Job
Yogyakarta. Loss on Older Professionals. Journal of
Carson, R.C. dan Butcher, J.N. 1992. Counseling Psychology, Vol. 35, 3,
Abnormal Psychology and Modern Life. 281-286.
Harper Collins Publishers Inc. New Markus, H. dan Wurf, E. 1987. The
York. Dynamic Self-Concept: A Social
Dubow, E.F. dan Tisak, J. 1989. The Psychological Perspective. Annual
Relation Between Stressful Life Events Review Psychology, 38, 299-337.
and Adjustment in Elementary School Natawidjaja, R. 1987. Pendekatan-
Children: The Role of Social Support pendekatan Dalam Penyuluhan
and Social Problem-Solving Skills. Kelompok. CV. Diponegoro, Bandung.
Child Development, 60, 1412-1423.
Oford, J. 1992. Community Psychology:
Eliyawati, K. 1989. Studi Eksperimental Theory and Practice. John Wiley and
Tentang Pengaruh Latihan Motivasi Sons, Ltd., Chichester.
Berprestasi Terhadap Peningkatan Rasa
Percaya Diri pada Pengusaha Kecil Sarafino, E.P. 1990. Health Psychology:
Peserta Latihan Motivasi Berprestasi di Biopsychological Interaction. John
Yogyakarta. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Wiley and Sons, New York.
Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta. Shinta, E. 1995. Perilaku Coping dan
Feather, N.T. 1990. The Psychological Dukungan Sosial pada Pemuda
Impact of Unemployment. Springer- Penganggur. Jurnal Psikologi
Verlag, New York. Indonesia, No. 1, 34-42.

Instone, D.; Major, D. dan Buchet, 1983. Sukarti, 1993. Sekolah dan Perilaku
Gender, Self-Confidence, and Social Negatif Siswa SLTA. Makalah.
Influence Strategies: An Organizational Disampaikan dalam Seminar
Simulation. Journal of Personality and Menyingkap Problem Sosial-Psikologis
Social Psychology. di Sekolah, tanggal 8-9 September
1993. Fakultas Psikologi UGM,
Johnson, D.W. & Johnson, F.P. 1991. Yogyakarta.
Joining Together. Group Theory and
Group Skills. Fourth Edition. Prentice- Syamsiah, S. 1994. Pengaruh Keikutsertaan
Hall, Inc. Englewood Cliffs. dalam Program Pengembangan Pribadi
Terhadap Rasa Percaya Diri pada Siswa
Kompas, 15 Agustus 1996. Persoalan Sekolah Pengembangan Pribadi “John
Kependudukan Tahun 2020: Lebih 20 Robert Powers” Jakarta. Skripsi. Tidak
Juta Angkatan Kerja Menganggur. Diterbitkan. Fakultas Psikologi UGM,
Levitt, M.J; Guacci-Franco, N., dan Levitt, Yogyakarta.
J.L. 1993. Convoys of Social Support in

ISSN : 0215 - 8884


46 TINA AFIATIN & BUDI ANDAYANI

Thaibsyah, M.I. 1991. Pengaruh Sistem Walgito, B. 1993. Peran Orang Tua dalam
Latihan Bela Diri Kateda Indonesia Pembentukan Kepercayaan Diri: Suatu
Terhadap Rasa Percaya Diri Pada Siswa Pendekatan Psikologi Humanistik.
Bela Diri Kateda Indonesia. Skripsi. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Besar. Universitas Gadjah Mada,
UGM, Yogyakarta. Yogyakarta.

SSN : 0215 - 8884

You might also like