Professional Documents
Culture Documents
Studi Kelayakan Bisnis Dalam Rangka Pendirian XX Cafe: Widra Kristian
Studi Kelayakan Bisnis Dalam Rangka Pendirian XX Cafe: Widra Kristian
Widra Kristian
Fakultas Ekonomi Program Studi Magister Manajemen - Universitas Katolik Parahyangan
(Jl. Merdeka No 30, Bandung)
widra.kristian@gmail.com
Felix Indrawan
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen - Universitas Katolik Parahyangan
(Jl. Ciumbuleuit No 94, Bandung)
felixindrawan92@gmail.com
Abstract
One of the rapidly developing creative industries in Indonesia is the food and beverage or
culinary industry. Currently the food and beverage industry is the sector with the largest
contribution of the Indonesian economy, namely 5.5 percent of national gross domestic
product and 31 percent of gross domestic product in the non-oil and gas processing
industry. This makes Indonesia a high potential in the culinary field. Seeing the rapid
development of the culinary world in Indonesia, more and more restaurants, cafes, or eating
places are emerging in Indonesia.
This study aims to examine the business profile of XX Cafe, analyze the prospects of XX
Cafe business on Jl. Cihampelas, Bandung Wetan, Bandung City, West Java based on
business feasibility aspects such as: legal aspects, environmental aspects, market and
marketing aspects, technical and technological aspects, aspects of human resources, and
financial aspects. In conducting this research, the author discusses more deeply the
financial aspects. These financial aspects are analyzed using capital budgeting techniques
that take into account the return period, present net value, internal rate of return, and profit
index. The results of calculating capital budgeting techniques can be a consideration for
investors to make decisions. After the analysis and calculation was made, XX Café is
feasible to run. But apart from the results of the calculation, a capital budgeting control is
also needed so that the expectations that have been made can be achieved.
Keywords: Feasibility Study, Payback Period, Internal Rate of Return, Net Present Value,
Profitability Index
379
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
380
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
Bandung yang berada di Jalan Burangrang, mendapatkan kekayaan di masa yang akan
namun saat Ini muncul XX Cafe yang baru datang.”
di Jalan Cihampelas. Dengan slogan nya
yaitu “The Next Level of Indomie”, XX Bentuk Investasi
Cafe menawarkan mie instan yang berbeda Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:157),
dengan tanpa perlu khawatir dengan “Perusahaan dapat melakukan investasi
pengunaan bumbu mie kemasan tersebut. untuk jangka pendek maupun untuk jangka
XX Cafe menciptakan sendiri bumbu- panjang. Umumnya investasi jangka pendek
bumbunya yang mengadaptasi dari masakan yang biasa dilakukan adalah dengan
tradisional dan juga masakan luar negeri hal menabung atau mendepositokan uang di
ini menjadi nilai lebih yang ditawarkan oleh bank. Investasi jangka panjang biasanya
XX Cafe. Jumlah cafe dan tempat makan berkaitan dengan pengeluaran dana yang
yang semakin menjamur di Bandung cukup besar yang mengikat perusahaan
menjadi salah satu perhatian sehingga XX dalam melaksanakan berbagai aktivitas atas
Cafe memberikan sesuatu yang berbeda usahanya.”
untuk menjadi nilai lebihnya.
Melihat fenomena ini dibutuhkan Studi Kelayakan Bisnis
analisa untuk menilai kelayakan bisnis dari Menurut Suliyanto (2010:3), “Studi
XX Cafe tersebut. Untuk menilai kelayakan kelayakan bisnis merupakan penelitian yang
bisnis tersebut ada beberapa cara yang bertujuan untuk memutuskan apakah
dapat digunakan seperti teknik sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan
penganggaran modal untuk tujuan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan
pengambilan keputusan. Ada empat teknik layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut
penganggaran modal yaitu teknik Periode dapat mendatangkan manfaat yang lebih
Pengendalian (PP), teknik Nilai Bersih besar bagi semua pihak dibandingkan
Sekarang (NBS), teknik Tingkat dampak negatif yang ditimbulkan”
Pengembalian Internal (TPI), dan Teknik
Indeks Laba (IL). Oleh karena itu, peneliti Langkah-langkah Studi Kelayakan
tertarik untuk meneliti kelayakan dari Bisnis
proyek XX Cafe yang baru berdiri di Jalan Suliyanto (2010:7) mengatakan bahwa
Cihampelas. Penelitian ini dibuat untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sebagai
menganalisa kelayakan bisnis XX Cafe salah satu metode ilmiah pada umumnya
dengan judul “Studi Kelayakan Bisnis meliputi beberapa langkah kegiatan antara
Dalam Rangka Pendirian XX Cafe”. lain:
1. Penemuan ide bisnis
Ide bisnis muncul karena peluang
Kerangka Teoritis bisnis yang dipandang memiliki
prospek yang baik terlihat.
Definisi Investasi 2. Melakukan studi pendahuluan
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:157), Studi pendahuluan dilakukan
“Investasi adalah kegiatan menyimpan uang untuk memperoleh gambaran
(menabung) selama beberapa waktu untuk umum peluang bisnis dari ide
mempersiapkan pengeluaran yang bisnis yang akan dijalankan,
akan/tiba-tiba terjadi di masa yang akan termasuk di dalamnya prospek dan
datang.” kendala yang dapat muncul dari
Sementara menurut Robert C. bisnis yang akan dilakukan. Jika
Radcliffe (1997), Investasi adalah berdasarkan studi pendahuluan
“Pengorbanan kekayaan saat ini untuk suatu ide bisnis yang akan
dijalankan memiliki kendala yang
381
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
382
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
383
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
386
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
Kriteria Keputusan :
a. Jika NBS lebih besar dari nol atau
positif maka proyek diterima.
Arus Kas Terminal b. Jika NBS lebih kecil dari nol atau
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:178), negatif maka proyek ditolak.
“Arus kas terminal merupakan nilai buku c. Jika NBS lebih besar dari nol
aktiva pada akhir perhitungan proyek. proyek akan menghasilkan tingkat
Mencari arus kas terminal adalah dengan pengembalian yang lebih besar
mengurangi besarnya investasi awal dengan dari biaya modalnya. Hal ini akan
akumulasi penyusutan sampai dengan akhir meningkatkan nilai proyek dan
proyek.” kekayaan investor.
Rumus :
Teknik Penganggaran Modal
Untuk memilih investasi (proyek) dalam
proses capital budgeting dipergunakan
teknik atau metode penilaian investasi.
Metode atau teknik penilaian investasi
dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
menerima atau menolak usulan investasi.
: Investasi awal
388
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
390
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
sesuai dengan posisi pekerjaan. Untuk 120.000.000,- untuk interior, dan Rp.
manajer dan store keeper, XX Café 750.000.000,- untuk menyewa tempat usaha
mensyaratkan kemampuan akademis dari selama 5 tahun. Pada bagian operasional,
posisi tersebut adalah D3 atau S1, investasi awal yang dikeluarkan adalah
sedangkan untuk posisi lainnya XX Café sebesar Rp. 168.200.000,- , uang tersebut
mensyaratkan personil tersebut minimal digunakan untuk pembelian peralatan dan
lulusan SMA atau sederajat. Untuk posisi perlengkapan cafe yang mendukung
sebagai personil di bagian dapur, XX Café kegiatan produksi seperti kompor, kulkas,
mensyaratkan personil mereka untuk freezer, mesin kasir, meja dan kursi, AC,
memiliki kemampuan khusus yaitu Wifi, sink, peralatan dapur, sound system,
kemampuan memasak. XX Café sudah CCTV, dan sign board. Selain itu juga ada
memiliki jobdesc yang mendetail untuk peralatan-peralatan kecil yang masuk ke
masing-masing posisi yang ada tersebut. dalam miscellaneous item sebesar Rp.
10.000.000,-dan ada biaya yang dikeluarkan
2. Gaji dan Tunjangan untuk inventori awal sebesar
XX Café memiliki rincian gaji tetap dan Rp.129.600.000,-. Investor memperkirakan
tunjangan untuk para karyawannya. Gaji investasi awal yang dikeluarkan oleh XX
karyawan XX Café mengalami kenaikan Cafe dapat memenuhi kapasitas yang
sebesar 10 % setiap tahunnya sesuai dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
kebijakan perusahaan. Para karyawan juga proses produksi dan penjualan dalam 5
berhak mendapatkan THR sebesar 1 kali tahun ke depan sehingga tidak ada
gaji yang diterima karyawan setiap penambahan investasi di tahun-tahun
bulannya. Karyawan XX Café memperoleh berikutnya.
fasilitas BPJS dari perusahaan pada tahun Laporan Laba Rugi
kedua. Besar biaya BPJS adalah sebesar 5% Laporan Laba Rugi ialah laporan tiap
dari gaji pokok, 4% ditanggung oleh akhir periode di suatu perusahaan agar
perusahaan dan 1 % ditanggung karyawan dapat menentukan profitabilitas, nilai
investasi dan kelayakan kredit yang ada
Aspek Keuangan di perusahaan tersebut. Berikut
Aspek keuangan pada umumnya merupakan merupakan pencatatan laporan laba
aspek yang paling akhir disusun dalam rugi XX Cafe selama 5 tahun :
sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. 1. Pendapatan
Hal ini karena dalam aspek keuangan Pendapatan yang diterima XX
memerlukan informasi yang berkaitan Cafe yang diharapkan adalah
dengan aspek-aspek sebelumnya. Bisnis sebesar Rp 6.000.000,- pada
yang berorientasi keuntungan maupun yang weekdays dan mencapai Rp
tidak berorientasi keuntungan harus tetap 12.000.000,- pada weekends.
memperhatikan aspek keuangan sebelum Dengan asumsi dalam satu bulan
menjalankan bisnis. Oleh karena itu teknik ada 20 hari weekdays dan ada 8
penganggaran modal sangat perlu hari weekends maka pendapatan
digunakan untuk mengetahui kelayakan yang diterima XX Cafe per bulan
bisnis ini. adalah sebesar Rp 216.000.000,-
dan pendapatan per tahunnya
Investasi Awal dan Laporan Keuangan sebesar Rp 2.592.000.000,-
Investasi awal yang harus dikeluarkan oleh .Melihat dari perkembangan
XX Cafe adalah sebesar Rp. industri makanan dan minuman di
1.527.800.000,-. Untuk tempat atau lokasi Indonesia pada Kuartal II 2016,
diperlukan biaya sebesar Rp. 350.000.000,- industri ini menunjukkan
untuk pembangunan tempat usaha, Rp. peningkatan signifikan, terutama
393
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
4. Biaya
Biaya pada XX Cafe dibagi ke
dalam 4 bagian yaitu biaya
pemasaran, biaya operasional,
biaya sumber daya manusia, dan
biaya penyusutan dan amortisasi.
Biaya-biaya tersebut menjadi
faktor yang diperhitungkan dalam
bisnis ini
- Biaya Promosi
394
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
Tabel 5 Tabel 7a
Biaya Operasi XX Cafe Penyusutan dan Amortisasi
395
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
397
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
Tabel 12
Nilai Bersih Sekarang XX Cafe
Tabel 13
Nilai Bersih Sekarang Menggunakan
“Discounted Cash Flow” Tabel 15
Tingkat Pengembalian Internal XX Café
Menggunakan “Discounted Cash Flow”
Tabel 14
Tingkat Pengembalian Internal
XX Cafe
398
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
399
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400
400