You are on page 1of 22

Volume 11, Nomor 2, November 2019, pp 379-400 Copyright © 2017

Jurnal Akuntansi Maranatha, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,


Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 | e-ISSN 2598-4977.
http://journal.maranatha.edu

Studi Kelayakan Bisnis dalam


Rangka Pendirian
XX Cafe

Widra Kristian
Fakultas Ekonomi Program Studi Magister Manajemen - Universitas Katolik Parahyangan
(Jl. Merdeka No 30, Bandung)
widra.kristian@gmail.com

Felix Indrawan
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen - Universitas Katolik Parahyangan
(Jl. Ciumbuleuit No 94, Bandung)
felixindrawan92@gmail.com

Abstract

One of the rapidly developing creative industries in Indonesia is the food and beverage or
culinary industry. Currently the food and beverage industry is the sector with the largest
contribution of the Indonesian economy, namely 5.5 percent of national gross domestic
product and 31 percent of gross domestic product in the non-oil and gas processing
industry. This makes Indonesia a high potential in the culinary field. Seeing the rapid
development of the culinary world in Indonesia, more and more restaurants, cafes, or eating
places are emerging in Indonesia.
This study aims to examine the business profile of XX Cafe, analyze the prospects of XX
Cafe business on Jl. Cihampelas, Bandung Wetan, Bandung City, West Java based on
business feasibility aspects such as: legal aspects, environmental aspects, market and
marketing aspects, technical and technological aspects, aspects of human resources, and
financial aspects. In conducting this research, the author discusses more deeply the
financial aspects. These financial aspects are analyzed using capital budgeting techniques
that take into account the return period, present net value, internal rate of return, and profit
index. The results of calculating capital budgeting techniques can be a consideration for
investors to make decisions. After the analysis and calculation was made, XX Café is
feasible to run. But apart from the results of the calculation, a capital budgeting control is
also needed so that the expectations that have been made can be achieved.

Keywords: Feasibility Study, Payback Period, Internal Rate of Return, Net Present Value,
Profitability Index
379
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Pendahuluan Makassar, Yogyakarta, dan Denpasar, yang


bukan main banyaknya. Semua ini
Kuliner adalah salah satu jenis dari industri menandakan bahwa bisnis ini cukup
kreatif yang berasal dari pemanfaatan diandalkan dan menjanjikan.
kreatifitas, keterampilan, dan bakat individu Bandung merupakan salah satu
dalam menciptakan kesejahteraan dan kota pariwisata yang favorit dan populer
lapangan pekerjaan bagi masyarakat. dikunjungi oleh wisatawan asing maupun
Industri kreatif memberikan kontribusi yang domestik. Bandung juga merupakan salah
baik bagi Indonesia. Jenis industri kreatif satu kota yang bisnis kulinernya
lainnya yang terdapat di Indonesia adalah berkembang sangat pesat, hal ini dapat
periklanan, arsitektur, kerajinan, dan desain dilihat dari bermunculannya cafe-cafe baru
dll. Indonesia memiliki berbagai jenis yang berdiri di Bandung. Bukan hanya cafe
kuliner yang berbeda-beda di setiap saja yang banyak bermunculan di Bandung
daerahnya. Hal ini menjadikan Indonesia tapi tempat kuliner-kuliner sederhana juga
memiliki potensi yang menjanjikan di banyak sekali bermunculan seperti
bidang kuliner. Indonesia memiliki kuliner “Warunk Upnormal”, ”Bakso Boedjangan”,
beragam, mulai dari masakan tradisional dll. Warunk Upnormal adalah salah satu
sampai masakan luar negeri. Tiap daerah contoh bisnis kuliner yang sangat
memiliki keunikan dalam mengolah berkembang di Bandung.
masakannya, oleh karena itu Indonesia Mie instan telah menjadi salah satu
terkenal dengan kulinernya yang beragam. makanan yang sangat digemari oleh
Saat ini industri makanan dan masyarakat Indonesia. Sebuah data
minuman merupakan kontributor terbesar dikeluarkan oleh World Instant Noodles
ekonomi Indonesia, yaitu 5,5 persen produk Association bahwa dengan jumlah
domestik bruto nasional dan 31 persen masyarakat di Indonesia yang mencapai
produk domestik bruto industri pengolahan lebih dari 260 juta jiwa, konsumsi mie
nonmigas. Berdasarkan keterangan Ir. Adhi instan mencapai 13,2 miliyar bungkus per
S Lukman, Ketua Umum Gabungan tahun atau setiap orang Indonesia rata-rata
Pengusaha Makanan dan Minuman mengonsumsi 51 sajian mie instan setahun.
Indonesia (GAPMMI) "Dengan populasi Saat ini di Bandung sudah ada beberapa
mencapai lebih dari 250 juta orang, tempat kuliner yang menjadikan mie instan
Indonesia adalah pasar yang sebagai menu utamanya seperti Warunk
menguntungkan bagi produsen makanan Upnormal, Warung Instamie, Madtari, Mie
dan minuman, serta industri Siga Pisan, Kios Indomie Enjoy, dan XX
pendampingnya, Di Kuartal II 2016, Cafe. Salah satu pesaing dari Warunk
industri ini menunjukkan peningkatan Upnormal, XX Cafe memiliki konsep yang
signifikan, terutama dengan ekspektasi hampir sama seperti Warunk Upnormal
mencapai kenaikan 8 persen." dengan memberikan variasi pada makanan
Keberadaan tempat makan atau mie instan dan roti bakar, bedanya bumbu
cafe semakin menjamur. Cafe menjadi salah yang mereka gunakan bukanlah bumbu mie
satu opsi masyarakat untuk berkumpul. Di instan pada umumnya mereka membuat
Jakarta, setidaknya ada lebih dari 300 café sendiri bumbu untuk mie nya sehingga
yang beroperasi. Berdasarkan data Asosiasi memberikan rasa yang unik pada makanan
Pengusaha Kafe Restoran Indonesia mie instannya.
(Apkrindo), jumlah cafe dan restoran di XX Cafe pertama kali muncul di
Surabaya tumbuh pesat sebesar 15-20% Jakarta dan cukup berkembang di sana,
pada tahun 2012, dan akan terus meningkat. melihat peluang tersebut investor ingin
Begitu juga dengan café-café yang ada di mencoba peruntungannya di Bandung. Pada
kota-kota besar lainnya seperti Bandung, awalnya hanya ada satu XX Cafe di

380
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Bandung yang berada di Jalan Burangrang, mendapatkan kekayaan di masa yang akan
namun saat Ini muncul XX Cafe yang baru datang.”
di Jalan Cihampelas. Dengan slogan nya
yaitu “The Next Level of Indomie”, XX Bentuk Investasi
Cafe menawarkan mie instan yang berbeda Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:157),
dengan tanpa perlu khawatir dengan “Perusahaan dapat melakukan investasi
pengunaan bumbu mie kemasan tersebut. untuk jangka pendek maupun untuk jangka
XX Cafe menciptakan sendiri bumbu- panjang. Umumnya investasi jangka pendek
bumbunya yang mengadaptasi dari masakan yang biasa dilakukan adalah dengan
tradisional dan juga masakan luar negeri hal menabung atau mendepositokan uang di
ini menjadi nilai lebih yang ditawarkan oleh bank. Investasi jangka panjang biasanya
XX Cafe. Jumlah cafe dan tempat makan berkaitan dengan pengeluaran dana yang
yang semakin menjamur di Bandung cukup besar yang mengikat perusahaan
menjadi salah satu perhatian sehingga XX dalam melaksanakan berbagai aktivitas atas
Cafe memberikan sesuatu yang berbeda usahanya.”
untuk menjadi nilai lebihnya.
Melihat fenomena ini dibutuhkan Studi Kelayakan Bisnis
analisa untuk menilai kelayakan bisnis dari Menurut Suliyanto (2010:3), “Studi
XX Cafe tersebut. Untuk menilai kelayakan kelayakan bisnis merupakan penelitian yang
bisnis tersebut ada beberapa cara yang bertujuan untuk memutuskan apakah
dapat digunakan seperti teknik sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan
penganggaran modal untuk tujuan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan
pengambilan keputusan. Ada empat teknik layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut
penganggaran modal yaitu teknik Periode dapat mendatangkan manfaat yang lebih
Pengendalian (PP), teknik Nilai Bersih besar bagi semua pihak dibandingkan
Sekarang (NBS), teknik Tingkat dampak negatif yang ditimbulkan”
Pengembalian Internal (TPI), dan Teknik
Indeks Laba (IL). Oleh karena itu, peneliti Langkah-langkah Studi Kelayakan
tertarik untuk meneliti kelayakan dari Bisnis
proyek XX Cafe yang baru berdiri di Jalan Suliyanto (2010:7) mengatakan bahwa
Cihampelas. Penelitian ini dibuat untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sebagai
menganalisa kelayakan bisnis XX Cafe salah satu metode ilmiah pada umumnya
dengan judul “Studi Kelayakan Bisnis meliputi beberapa langkah kegiatan antara
Dalam Rangka Pendirian XX Cafe”. lain:
1. Penemuan ide bisnis
Ide bisnis muncul karena peluang
Kerangka Teoritis bisnis yang dipandang memiliki
prospek yang baik terlihat.
Definisi Investasi 2. Melakukan studi pendahuluan
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:157), Studi pendahuluan dilakukan
“Investasi adalah kegiatan menyimpan uang untuk memperoleh gambaran
(menabung) selama beberapa waktu untuk umum peluang bisnis dari ide
mempersiapkan pengeluaran yang bisnis yang akan dijalankan,
akan/tiba-tiba terjadi di masa yang akan termasuk di dalamnya prospek dan
datang.” kendala yang dapat muncul dari
Sementara menurut Robert C. bisnis yang akan dilakukan. Jika
Radcliffe (1997), Investasi adalah berdasarkan studi pendahuluan
“Pengorbanan kekayaan saat ini untuk suatu ide bisnis yang akan
dijalankan memiliki kendala yang
381
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

besar dan kurang prospek maka 7. Penyusunan laporan studi


penyusunan studi kelayakan yang kelayakan bisnis
lebih mendalam tidak perlu Format maupun desain laporan
dilakukan. akhir harus disesuaikan dengan
3. Membuat desain studi kelayakan pihak-pihak yang akan
Setelah gambaran utama tentang menggunakan studi kelayakan
peluang bisnis dari ide bisnis yang bisnis.
akan dijalankan diperoleh, langkah
selanjutnya adalah membuat Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
desain studi kelayakan yang Menurut Suliyanto (2010:9)
meliputi penentuan aspek-aspek mengemukakan untuk memperoleh
yang akan diteliti, responden, kesimpulan yang kuat tentang dijalankan
teknik pengumpulan data, atau tidaknya sebuah ide bisnis, studi
penyusunan kuesioner, kelayakan bisnis yang mendalam perlu
penyusunan anggaran untuk dilakukan pada beberapa aspek kelayakan
melakukan studi kelayakan sampai bisnis, yaitu aspek hukum, aspek
dengan penentuan desain laporan lingkungan, aspek pasar dan pemasaran,
akhir. aspek teknis dan teknologi, aspek
4. Pengumpulan data manajemen dan sumber daya manusia, dan
Pengumpulan data dilakukan aspek keuangan.
dengan menggunakan observasi,
wawancara, maupun kuesioner, Aspek Hukum
sedangkan sumber data dapat Menurut Suliyanto (2010:16), suatu ide
berupa data primer maupun data bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis
sekunder. tersebut sesuai dengan ketentuan hukum
5. Analisis dan interpretasi data dan mampu memenuhi segala persyaratan
Analisis data dapat dilakukan perizinan di wilayah tersebut. Analisis
dengan menggunakan analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis
kualitatif maupun kuantitatif. bertujuan untuk:
Analisis kualitatif dilakukan jika a. Menganalisis legalitas usaha yang
data yang dikumpulkan berupa akan dijalankan.
data kualitatif (judgement), b. Menganalisis ketepatan bentuk
sedangkan analisis kuantitatif badan hukum dengan ide bisnis
dilakukan jika data yang yang akan dilaksanakan.
dikumpulkan berupa data c. Menganalisis kemampuan bisnis
kuantitatif. yang akan diusulkan dalam
6. Menarik kesimpulan dan memenuhi persyaratan perizinan.
rekomendasi d. Menganalisis jaminan-jaminan
Kesimpulan didasarkan pada hasil yang bisa disediakan jika bisnis
analisis data untuk memutuskan akan dibiayai dengan pinjaman.
suatu ide bisnis layak atau tidak
layak berdasarkan setiap aspek Aspek Lingkungan
yang diteliti. Sedangkan Menurut Suliyanto (2010:45), suatu ide
rekomendasi memberikan arahan bisnis disebut layak berdasarkan aspek
petunjuk tentang tidak lanjut ide lingkungan jika kondisi lingkungan sesuai
bisnis yang akan dijalankan serta dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis
memberikan catatan-catatan jika tersebut dapat memberikan manfaat yang
ide bisnis tersebut akan lebih besar dibandingkan dampak
dilaksanakan.

382
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

negatifnya di wilayah tersebut. Analisis penjualan yang menguntungkan. Analisis


aspek lingkungan memiliki tujuan: aspek pasar dan pemasaran dalam studi
a. Menganalisis kondisi lingkungan kelayakan bisnis bertujuan untuk:
operasional yang terdiri dari a. Menganalisis permintaan atas
pesaing, pemasok, pelanggan, produk yang akan dihasilkan.
kreditor, dan pegawai untuk b. Menganalisis penawaran atas
memperoleh jawaban apakah produk sejenis.
kondisi lingkungan operasional c. Menganalisis ketersediaan rekanan
memungkinkan atau tidak untuk atas pemasok faktor produksi yang
menjalankan suatu ide bisnis. dibutuhkan.
b. Menganalisis kondisi lingkungan d. Menganalisis ketepatan strategi
industri yang terdiri dari pemasaran yang akan digunakan.
persaingan antar perusahaan, Menurut Suliyanto (2010:83), bauran
kekuatan pemasok, kekuatan pemasaran merupakan kombinasi dan
pembeli, barang substitusi, dan empat variabel yang merupakan inti dari
hambatan masuk untuk sistem pemasaran yang dapat dikendalikan
memperoleh jawaban apakah oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut
kondisi lingkungan industri dapat dikelompokkan menjadi empat
memungkinkan atau tidak untuk kelompok utama yang dikenal dengan 4P,
menjalankan suatu ide bisnis. yaitu product (produk), price (harga),
c. Menganalisis kondisi lingkungan promotion (promosi), place
jauh yang terdiri dari lingkungan (tempat/distribusi).
ekonomi, sosial, politik, teknologi, a. Product (produk)
dan global untuk memperoleh Menurut Kotler dan Amstrong
jawaban apakah kondisi (2010:248), produk adalah segala
lingkungan jauh memungkinkan sesuatu yang dapat ditawarkan
atau tidak untuk menjalankan kepada pasar untuk memenuhi
suatu ide bisnis. kebutuhan dan keinginan
d. Menganalisis dampak positif konsumen.
maupun dampak negatif bisnis b. Price (harga)
terhadap lingkungan, baik Menurut Kotler dan Amstrong
lingkungan operasional, (2010:314), harga adalah sejumlah
lingkungan industri, maupun uang yang dikenakan kepada
lingkungan jauh. produk. Harga merupakan nilai
e. Menganalisis usaha-usaha yang yang dikorbankan oleh konsumen
dapat dilakukan untuk untuk memperoleh manfaat dari
meminimalkan dampak negatif pengorbanan tersebut.
bisnis terhadap lingkungan, baik c. Promotion (promosi)
lingkungan operasional, Menurut Kotler dan Amstrong
lingkungan industri, maupun (2010:76), promosi merupakan
lingkungan jauh. semua bentuk aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk
Aspek Pasar dan Pemasaran mengkomunikasikan nilai yang
Menurut Suliyanto (2010:83), suatu ide ditawarkan perusahaan dan
bisnis disebut layak berdasarkan aspek memengaruhi pelanggan untuk
pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut membeli barang yang ditawarkan.
dapat menghasilkan produk yang dapat d. Place (tempat atau distribusi)
diterima pasar (dibutuhkan dan diinginkan Menurut Kotler dan Amstrong
oleh calon konsumen) dengan tingkat (2010:14), Place adalah berbagai

383
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

aktivitas yang dilakukan Aspek Keuangan


perusahaan untuk membuat produk Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013a:75),
dapat diperoleh dan tersedia bagi keuangan adalah ilmu dan seni dalam
pelanggan sasaran. Lokasi sering mengelola uang, yang mempengaruhi
pula disebut saluran distribusi kehidupan setiap orang dan setiap
yaitu suatu perangkat organisasi organisasi.
yang saling tergantung dalam Menurut Suliyanto (2010:184),
penyediaan suatu produk atau jasa suatu ide bisnis disebut layak berdasarkan
untuk digunakan atau dikonsumsi aspek keuangan jika sumber dana untuk
oleh konsumen atau pengguna membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta
bisnis. bisnis tersebut mampu memberikan tingkat
pengembalian yang menguntungkan dengan
Aspek Teknis dan Teknologi berdasarkan asumsi-asumsi yang logis.
Menurut Suliyanto (2010:134), suatu ide Aspek keuangan dalam studi kelayakan
bisnis disebut layak berdasarkan aspek bisnis bertujuan untuk:
teknis dan teknologi jika berdasarkan hasil a. Menganalisis sumber dana untuk
analisis ide bisnis dapat dibangun dan menjalankan usaha.
dijalankan dengan baik. Analisis aspek b. Menganalisis besarnya kebutuhan
teknis dan teknologi dalam studi kelayakan biaya investasi yang diperlukan.
bisnis bertujuan untuk: c. Memproyeksikan arus kas dari
a. Menganalisis kelayakan lokasi usaha yang akan dijalankan.
untuk menjalankan bisnis. d. Menganalisis tingkat
b. Menganalisis besarnya skala pengembalian investasi yang
produksi untuk mencapai tingkatan ditanamkan dengan berdasarkan
skala ekonomis. beberapa analisis kelayakan
c. Menganalisis kriteria pemilihan investasi, seperti Payback Period
mesin dan peralatan untuk (PP), Net Present Value (NPV),
menjalankan proses produksi. Profitabilitas Indeks (PI).
d. Menganalisis teknologi yang akan
digunakan. Laporan Keuangan
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2012:111):
Aspek Sumber Daya Manusia “Laporan keuangan adalah suatu laporan
Menurut Suliyanto (2010:158), suatu ide yang menggambarkan hasil dari proses
bisnis disebut layak berdasarkan aspek akuntansi yang digunakan sebagai alat
sumber daya manusia jika memiliki komunikasi antar data keuangan/ aktivitas
kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan perusahaan dengan pihak-pihak yang
bisnis dan bisnis tersebut dapat dibangun berkepentingan dengan data-data/ aktivitas
sesuai waktu yang telah diprediksi. Analisis tersebut.”
aspek manajemen dan sumber daya manusia
memiliki tujuan: Laporan Laba Rugi
a. Menganalisis jenis pekerjaan yang Menurut Ridwan S. Sundjaja (2012:111).
diperlukan untuk pembangunan Laporan laba rugi adalah laporan mengenai
bisnis. penghasilan, beban, dan laba/rugi yang
b. Menganalisis biaya yang diperoleh suatu perusahaan selama periode
diperlukan untuk melaksanakan tertentu. Laporan laba/ rugi dibuat untuk
setiap jenis pekerjaan yang memberikan informasi kepada pemilik
diperlukan untuk pembangunan mengenai kinerja perusahaan pada periode
bisnis. tertentu. Pada umumnya dalam laporan
laba rugi terdapat beberapa pos-pos:
384
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

 Penjualan kotor/bruto diterima atau


Adalah kuantitas barang terjual diperolehnya dalam tahun
yang dikalikan dengan harga jual pajak. Ada berbagai tarif
barang. Penjualan dapat terdiri dari yang diberlakukan untuk
penjualan tunai dan kredit. pajak penghasilan, untuk
 Penjualan bersih/neto pajak penghasilan badan
Merupakan selisih dari penjualan tarif yang dikenakan
kotor perusahaan dengan adalah sebagai berikut:
pengembalian penjualan dan/atau
potongan penjualan. Tabel 1
 HPP Pajak Penghasilan
Secara akutansi terdiri atas beban
bahan baku, beban tenaga kerja,
beban tidak langsung dan beban
lainnya yang berhubungan
langsung dengan barang yang
dijual perusahaan.
 Beban Operasi
Terdiri dari beban penjualan,
beban administrasi dan umum
yang mendukung kegiatan-
kegiatan non-produksi seperti
beban pemasaran, gaji staf, dan
beban lainnya.
 Laba kotor/bruto
 Beban Bunga
Mengukur secara langsung laba
Merupakan beban tetap yang
dari penjualan atau jumlah laba
dibayar oleh perusahaan atas uang
yang diperoleh perusahaan yang
yang dipinjamnya. Beban bunga
merupakan hasil pengurangan
ini bukan beban operasi melainkan
antara penjualan dan harga pokok
berhubungan dengan struktur
penjualan
modal perusahaan.
 Laba sebelum bunga dan pajak
 Pajak
Merupakan laba yang diperoleh
Adalah biaya atas pendapatan
setelah dikurangi beban-beban
perusahaan yang dibayar kepada
operasi atau pendapatan sebelum
pemerintah. Pajak adalah
pajak yang diperoleh sesudah
kontribusi wajib kepada negara
semua beban operasi dikurangi
yang terutang oleh orang pribadi
dari total penerimaan.
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang - Undang,  Laba kena pajak
dengan tidak mendapatkan Laba setelah dikurangi beban
imbalan secara langsung dan operasi dan beban hutang
digunakan untuk keperluan negara perusahaan
bagi sebesar-besarnya  Laba bersih
kemakmuran rakyat. Laba akhir setelah semua beban,
- Pajak Penghasilan baik beban operasi maupun beban
Pajak Penghasilan hutang dan pajak dibayar.
dikenakan terhadap  Pendapatan per saham
Subjek Pajak atas
penghasilan yang
385
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Neraca Definisi Arus Kas Relevan


Menurut Ridwan S. Sundjaja (2012:111). Menurut Ridwan S. Sundjaja, Inge Barlian,
Neraca adalah laporan mengenai posisi dan Dharma Putra Sundjaja (2013b:164),
keuangan perusahaan terdiri dari aktiva, “Arus kas relevan adalah arus kas keluar
hutang, dan modal pada suatu periode atau tambahan arus kas keluar (investasi)
tertentu.” yang menghasilkan sejumlah arus kas
Pos-pos perkiraan yang dapat diliat dalam masuk sehubungan dengan adanya investasi
neraca: tersebut.”
 Aktiva lancar
 Aktiva tetap Komponen Arus Kas Relevan
 Aktiva lain-lain Menurut Ridwan S. Sundjaja, Inge Barlian,
 Hutang lancar dan Dharma Putra Sundjaja (2013b:165),
 Hutang tidak lancar komponen arus kas relevan, yaitu :
 Modal 1. Investasi awal merupakan selisih
antara investasi yang dibutuhkan
Penganggaran Modal untuk memperoleh aktiva baru dan
arus kas masuk setelah pajak dari
Setelah mengetahui bahwa investasi jangka penjualan aktiva lama.
panjang memiliki resiko yang lebih besar 2. Arus kas masuk operasi merupakan
dari pada investasi jangka pendek, maka selisih antara arus kas masuk operasi
dibutuhkan sebuah evaluasi untuk menilai dari aktiva baru dan arus kas masuk
kelayakan bisnis menggunakan teknik operasi dari aktiva lama.
penganggaran modal. Berikut ini akan 3. Arus kas terminal merupakan selisih
dibahas tentang penganggaran modal antara arus kas setelah pajak dari
sebagai salah satu syarat untuk penjualan aktiva baru dan penjualan
menganalisis kelayakan suatu investasi. aktiva lama atau selisih antara nilai
buku aktiva baru dan aktiva lama pada
Definisi Penganggaran Modal akhir perhitungan proyek.
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:158),
“Penganggaran modal adalah proses Investasi Awal
mengevaluasi dan memilih investasi jangka Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:171),
panjang sesuai dengan sasaran perusahaan “Investasi awal merupakan arus kas keluar
dalam memaksimalkan kekayaan yang dipertimbangkan pada saat
perusahaan.” mengevaluasi pengeluaran modal.”
Definisi lain mengenai Menurut Ridwan S. Sundjaja
penganggaran modal, “Suatu proses (2013b:171), komponen biaya yang
pengambilan keputusan jangka panjang termasuk dalam investasi awal adalah
dalam penanaman modal atau investasi. sebagai berikut:
(Manahan P. Tampubolon 2013:163). a. Biaya aktiva baru, merupakan arus
kas keluar yang dibutuhkan untuk
Arus Kas Relevan memperoleh aktiva baru.
Untuk mengevaluasi alternatif pengeluaran b. Biaya pemasangan, biaya
modal, salah satu caranya dengan tambahan yang dibutuhkan untuk
menentukan arus kas yang relevan. Arus mengoperasikan aktiva.
kas ini harus dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan penganggaran modal. Arus Kas Masuk Operasional
Menurut Ridwan S. Sundjaja, (2013b:174),
“Arus kas masuk operasional adalah arus
kas yang dihasilkan dari penggunaan

386
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

investasi jangka panjang selama umur periode pengembalian yang


investasi.” diharapkan maka proyek diterima.
b. Jika periode pengembalian proyek
Tabel 2 mempunyai waktu pengembalian
Model Perhitungan Arus Kas Masuk yang lebih lama dibandingkan
Operasional dengan periode pengembalian
yang diharapkan maka proyek
ditolak.

Teknik Nilai Bersih Sekarang


Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:192),
“Nilai Bersih Sekarang (NBS) diperoleh
dengan cara menjumlahkan seluruh nilai
sekarang dari seluruh arus kas bersih akan
datang yang telah didiskonto pada tingkat
diskonto yang telah ditentukan investor
dikurangi nilai investasi awal.

Kriteria Keputusan :
a. Jika NBS lebih besar dari nol atau
positif maka proyek diterima.
Arus Kas Terminal b. Jika NBS lebih kecil dari nol atau
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:178), negatif maka proyek ditolak.
“Arus kas terminal merupakan nilai buku c. Jika NBS lebih besar dari nol
aktiva pada akhir perhitungan proyek. proyek akan menghasilkan tingkat
Mencari arus kas terminal adalah dengan pengembalian yang lebih besar
mengurangi besarnya investasi awal dengan dari biaya modalnya. Hal ini akan
akumulasi penyusutan sampai dengan akhir meningkatkan nilai proyek dan
proyek.” kekayaan investor.

Rumus :
Teknik Penganggaran Modal
Untuk memilih investasi (proyek) dalam
proses capital budgeting dipergunakan
teknik atau metode penilaian investasi.
Metode atau teknik penilaian investasi
dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
menerima atau menolak usulan investasi.

Teknik Periode Pengembalian


Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:189), NBS : Nilai Bersih Sekarang
“Periode pengembalian (PP) adalah jumlah
periode yang dibutuhkan untuk :Arus kas bersih pada
mengembalikan investasi awal yang periode w
diperoleh dari arus kas bersih proyek.”
:Faktor Bunga Nilai
Kriteria keputusan :
Sekarang dari nilai 1 yang
a. Jika periode pengembalian proyek
diterima/ dikeluarkan
mempunyai waktu pengembalian
selama periode p akan
yang lebih cepat atau sama dengan
387
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

datang didiskontokan Teknik Indeks Laba


dengan bunga majemuk B Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:198),
“Teknik Indeks Laba (IL) disebut juga rasio
IA : Investasi awal manfaat-biaya dihitung dengan cara
membagi jumlah nilai sekarang dari arus
p : Periode
kas bersih dengan investasi awal.
w : Waktu
Kriteria keputusan :
B : Bunga = biaya modal a. Proyek diterima jika IL > 1.
b. Proyek ditolak jika IL < 1.
Teknik Tingkat Pengembalian Internal
Rumus :
Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013b:195),
“Tingkat Pengembalian Internal (TPI)
adalah tingkat diskonto di mana jumlah
Nilai Sekarang arus kas bersih akan sama
dengan nilai investasi awal proyek tersebut.
Discounted Cash Flow
Hal ini mengakibatkan NBS = Rp 0”.
Analisis Discounted Cash Flow (DCF)
Kriteria keputusan: adalah teknik pembuatan model keuangan
a. Jika TPI lebih besar dari biaya yang didasarkan pada asumsi mengenai
modal maka proyek diterima. prospek pendapatan dan biaya atas suatu
b. Jika TPI lebih kecil dari biaya properti atau usaha. Pembuatan asumsi
modal maka proyek ditolak. tersebut berkaitan dengan kuantitas,
kualitas, variabilitas, waktu serta durasi arus
kas masuk dan arus kas keluar yang
didiskontokan ke nilai kini. Dalam
Rumus : perhitungan Discounted Cash Flow nilai
sekarang dari aset merupakan nilai yang
diharapkan di masa depan, dan discount
rate yang diberikan mencerminkan tingkat
resiko pada cash flow tersebut. Aplikasi
analisis DCF yang paling sering digunakan
adalah Nilai Sekarang (Present Value),
Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value)
dan Tingkat Pengembalian Internal
(Internal Rate of Return) dari arus kas.
:Arus kas bersih pada
periode w Rumus:

: Investasi awal

TPI :Tingkat Pengembalian


Internal DCF : discounted cash flow
p : Periode CF : cash flow
w : Waktu r : discount rate (WACC)

388
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Metode Penelitian wawancara dilakukan kepada


investor XX Cafe untuk
Model Penelitian memperoleh informasi yang
Dalam penelitian ini, teknik yang mendukung dalam penelitian
digunakan oleh penulis dalam ini. Berikut merupakan data-
mengumpulkan data adalah sebagai berikut: data yang diperlukan untuk
1. Studi literatur penelitian dengan wawancara
Menurut Sekaran dan Bougie kepada pihak yang
(2013:50) studi literatur bersangkutan :
merupakan proses yang melibatkan  Investor XX Cafe :
identifikasi data sekunder dan Investasi awal,
mengevaluasi pekerjaan yang perlengkapan-
berhubungan dengan masalah perlengkapan cafe,
penelitian. kebutuhan cafe,
2. Studi lapangan pembangunan cafe.
Menurut Sekaran dan Bougie  Manajer XX Cafe: Jenis-
(2013:101) studi lapangan adalah jenis promosi yang
teknik pengumpulan data dengan dilakukan, biaya promosi,
cara melakukan penelitian secara jumlah tenaga kerja, biaya
langsung terhadap objek yang tenaga kerja, biaya
diteliti. Teknik yang dilakukan operasional, penggunaan
dalam studi lapangan adalah : bahan baku, pendapatan,
 Observasi proses produksi.
Menurut Sekaran dan Bougie
(2013:102) observasi Langkah-langkah Penelitian
merupakan teknik Langkah-langkah yang dilakukan penulis
pengumpulan data dengan dalam melakukan penelitian adalah sebagai
cara mengamati lingkungan berikut:
atau situasi kerja secara 1. Menentukan topik penelitian,
langsung. Dalam penelitian membuat rumusan masalah,
ini, penulis melakukan menentukan tujuan penelitian, dan
observasi pada XX Cafe yang membuat kerangka pemikiran
berada di Jalan Cihampelas penelitian.
Bandung untuk mengetahui 2. Mencari teori yang berkaitan
dan melakukan pencatatan dengan penelitian sebagai dasar
terhadap hal-hal apa saja yang pemikiran dalam melakukan
dibutuhkan untuk membangun penelitian.
dan menjalankan bisnis 3. Mengumpulkan data primer dan
sebuah cafe. data sekunder yang dapat
 Wawancara mendukung proses analisis
Sekaran dan Bougie penelitian.
(2013:116) wawancara adalah 4. Melakukan pengolahan dan
teknik pengumpulan data yang analisis data.
dilakukan dengan cara 5. Menarik kesimpulan dari hasil
melakukan tanya jawab secara penelitian serta memberikan saran
langsung kepada pihak berkenaan dengan penelitian.
perusahaan ataupun karyawan
perusahaan secara acak.
Dalam penelitian ini,
389
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Hasil Penelitian dan Pembahasan 4. SIUP (Surat Izin Usaha


Perdagangan)
Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat SIUP adalah surat izin untuk
tentang dijalankan atau tidaknya sebuah ide melakukan perdagangan yang
bisnis, studi kelayakan bisnis yang wajib dimiliki oleh setiap orang
mendalam perlu dilakukan pada beberapa maupun badan yang melakukan
aspek kelayakan bisnis, yaitu aspek hukum, usaha perdagangan. SIUP berlaku
aspek lingkungan, aspek pasar dan selama perusahaan masih
pemasaran, aspek teknis dan teknologi, melakukan kegiatan usaha.
aspek manajemen dan sumber daya 5. Surat Izin Gangguan (HO)
manusia, dan aspek keuangan. Surat izin gangguan merupakan
Analisis aspek-aspek dalam studi pemberian izin tempat usaha
kelayakan bisnis memiliki keterkaitan kepada perusahaan atau badan di
antara aspek yang satu dengan aspek yang lokasi tertentu yang dapat
lain. Oleh karena itu, kesalahan atau menimbulkan bahaya, gangguan,
ketidakcermatan pada satu aspek akan atau kerusakan lingkungan. Surat
berpengaruh terhadap hasil analisis studi izin gangguan harus diperpanjang
kelayakan bisnis secara keseluruhan. atau didaftarkan setiap 5 tahun
sekali.
6. NPWP
Aspek Hukum
NPWP diperlukan untuk
Dalam proses pembuatan dokumen- memenuhi kewajiban dalam
dokumen yang diperlukan untuk pendirian membayar pajak. NPWP adalah
XX Cafe tidak mengalami kendala dalam nomor yang diberikan kepada
prosesnya. Aspek hukum dan dokumen- wajib pajak sebagai sarana dalam
dokumen yang diperlukan dalam penelitian administrasi perpajakan yang
pendirian XX Cafe adalah sebagai berikut: dipergunakan sebagai tanda
1. KTP pengenal diri atau identitas wajib
KTP diperlukan untuk membuat pajak dalam melaksanakan hak
dokumen-dokumen seperti IMB, dan kewajiban perpajakan.
NPWP, SITU, HO, dan SIUP.
2. IMB (Izin Mendirikan Bangunan) Aspek Lingkungan
IMB merupakan produk hukum Aspek Lingkungan merupakan salah satu
yang berisi persetujuan atau aspek yang perlu diperhatikan dalam
perizinan yang dikeluarkan Kepala menjalankan sebuah perencanaan bisnis,
Daerah setempat yang wajib karena tidak dapat dipungkiri bisnis seperti
dimiliki atau diurus pemilik bisnis kuliner berhubungan langsung
bangunan yang ingin membangun. dengan lingkungan sekitarnya. Dalam hal
3. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) ini XX Cafe memilih lokasi yang memang
SITU merupakan surat yang ramai dilalui oleh orang sehingga lebih
sengaja dibuat untuk memperoleh mudah dilihat masyarakat, selain itu juga
ijin sebuah usaha di sebuah tempat lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang
/lokasi usaha agar tidak strategis untuk menjalankan bisnis kuliner
menimbulkan gangguan atau dikarenakan banyak tempat makan yang
kerugian pada semua pihak yang berada disana sehingga meningkatkan
terkait. SITU harus diperpanjang potensi pasar XX Cafe meskipun demikian
atau didaftarkan setiap 5 tahun hal tersebut juga meningkatkan tingkat
sekali. persaingan itu sendiri.

390
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Aspek Pasar XX Cafe 75.000,- sedangkan untuk


Dalam memasuki pasar, XX Cafe telah minuman range harganya mulai
menentukan karakteristik konsumen mereka dari Rp. 3.000,- sampai Rp.
agar dapat lebih fokus dalam menguasai 45.000,-.
pasar. Karakteristik konsumen XX Cafe 3. Tempat atau lokasi
adalah: Tempat usaha merupakan wadah
 Negara : Indonesia atau bidang yang akan digunakan
 Wilayah: Jawa Barat dalam menjalankan usaha
 Kota: Bandung nantinya. Maka dari itu XX Cafe
 Usia : 15-30 tahun memilih tempat usaha dengan
 Kelas sosial : menengah kriteria sebagai berikut:
 Pendapatan : 2-5 juta rupiah  Strategis
per bulan  Bisa diakses dengan mudah
 Life style : Modern (serba  Dapat dilihat oleh konsumen
praktis dan gemar hangout) XX Cafe memilih tempat yang
strategis dan dekat dengan
Aspek Pemasaran XX Cafe konsumen serta sering dikunjungi
Ada empat variabel dalam aspek pemasaran atau dilewati oleh masyarakat.
XX Cafe yang dikenal dengan 4P yang Lokasi yang dipilih XX Cafe
terdiri dari : Produk (product), harga adalah Jl. Cihampelas No.81,
(price), tempat atau lokasi (place), dan Tamansari, Bandung Wetan, Kota
promosi (promotion). Bandung, Jawa Barat.
1. Produk 4. Promosi
Produk yang dijual oleh XX Cafe Dalam upaya memperkenalkan dan
adalah berbagai macam produk menawarkan produknya XX Cafe
makanan dan minuman. Untuk melakukan berbagai jenis kegiatan
makanannya ada berbagai jenis promosi. Tujuan dari promosi
mie instan seperti indomie spesial tersebut adalah agar masyarakat
XX, indomie carbonara, indomie mengetahui XX Cafe dan produk
blackpepper beef, indomie oseng yang ditawarkannya. Jenis-jenis
mercon, dll. Selain mie instan juga promosi yang dilakukan oleh XX
ada menu lain seperti nasi ala XX, Cafe adalah sebagai berikut:
roti bakar, pisang ceper, kue cubit,  Melakukan promosi melalui
berbagai jenis cemilan, dan uwel- radio yaitu bekerjasama
uwel. Untuk minumannya sendiri dangan Ardan Radio dengan
XX Cafe menyediakan berbagai memasang iklan selama 2
jenis minuman seperti kopi, float, minggu mulai dari hari
berbagai jenis teh, yoghurt, dan pertama XX Cafe dibuka.
special drink yang merupakan  Mengundang Blogger atau
campuran dari minuman-minuman vlogger kuliner
yang menghasilkan rasa baru.  Memberikan promo spesial
2. Harga happy hour dengan
Harga yang diberikan XX Cafe memberikan diskon sebesar
termasuk harga yang terjangkau 20% setiap hari senin sampai
bagi masyarakat terutama kamis mulai pukul 11.00
masyarakat di daerah Bandung dan sampai pukul 16.00.
sekitarnya. Untuk harga makanan
XX Cafe memberikan range harga
mulai dari Rp. 6.000,- sampai Rp.
391
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Aspek Teknis dan Teknologi segala kebutuhan untuk proses


Aspek teknis dan teknologi dalam pendirian produksi.
cafe sangatlah penting untuk meningkatkan 3. Proses Produksi
kualitas pelayanan yang diberikan dan Untuk proses produksi di XX Cafe
kegiatan operasional perusahaan. Dalam dibagi menjadi dua yaitu bagian depan
pendirian cafe diperlukan fasilitas utama dan dapur.
dan fasilitas penunjang. Fasilitas utama Proses produksi pada bagian depan :
terdiri dari mesin kasir, suplai air, listrik,  Pelayan membersihkan dan
audio system, peralatan dan perlengkapan mempersiapkan tempat duduk
dapur. Sementara untuk fasilitas untuk konsumen dan
penunjangnya terdiri dari ac, wifi, cctv, menyediakan barang-barang
kantor, gudang. Berikut ini merupakan keperluan konsumen
aspek teknis dan teknologi yang dimiliki  Pelayan memberikan menu
oleh XX Cafe: kepada konsumen dan
1. Peralatan dan Perlengkapan mencatat pesanan.
Untuk menjalankan proses produksi  Pelayan mengantarkan
dibutuhkan peralatan dan perlengkapan pesanan yang sudah tersedia
agar proses produksi berjalan dengan  Konsumen melakukan
baik. Peralatan dan perlengkapan yang pembayaran di kasir.
digunakan XX Cafe adalah kompor, Proses produksi pada bagian dapur :
kulkas, freezer, peralatan dapur, mesin  Bagian dapur dan store keeper
kasir, AC, CCTV, dan WiFi mempersiapkan dan
2. Jam Operasional memastikan kebutuhan proses
Jam Operasional yang diberlakukan produksi.
untuk pelanggan oleh XX Cafe adalah  Membuat masakan atau
11.00-00.00 pada saat weekdays, dan minuman yang dipesan oleh
11.00-02.00 pada saat weekend. Untuk konsumen.
jam operasional karyawannya sendiri Membersihkan peralatan dapur agar dapur
adalah pukul 09.00 (untuk bagian dapur dapat digunakan dengan nyaman
dan store keeper) dan pukul 10.30
(untuk manajer, floor captain, bar, Aspek Sumber Daya Manusia
pelayan, dan kasir) sampai pukul 00.30. Sumber daya manusia merupakan salah satu
Untuk jam operasional karyawan pada aset yang perlu dipertimbangkan dalam
saat weekend Pukul 09.00 (untuk proses bisnis XX Cafe. Dibutuhkan
bagian dapur dan store keeper) dan pegawai-pegawai untuk melayani pembeli
Pukul 10.30 (untuk manajer, floor serta menjalankan proses produksi untuk
captain, bar, pelayan, dan kasir) menghasilkan produk yang akan dijual ke
sampai pukul 02.30. Untuk jam pembeli.
operasional karyawan pada bagian bar, 1. Kebutuhan Karyawan XX Cafe
pelayan, kasir, dan dapur dibagi ke Tipe karyawan yang dibutuhkan oleh XX
dalam 2 shift. Shift pertama dimulai Café adalah: Manajer sebanyak 1 orang,
pukul 10.30 sampai pukul 18.00 Floor Captain sebanyak 1 orang, Kasir
sedangkan untuk shift kedua dimulai sebanyak 2 orang, Pelayan sebanyak 9
pukul 18.00 sampai dengan pukul orang, Bar sebanyak 3 orang, Dapur
00.30 pada weekdays dan 02.30 pada sebanyak 11 orang, Store Keeper sebanyak
weekend. Untuk bagian dapur dan store 1 orang. Untuk memenhui kebutuhan
keeper datang pukul 09.00 untuk karyawan XX Cafe diperlukan kegiatan
memastikan bahan baku makanan dan perekrutan. Job requirement yang
minuman tersedia dan menyiapkan dibutuhkan oleh XX Café berbeda-beda
392
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

sesuai dengan posisi pekerjaan. Untuk 120.000.000,- untuk interior, dan Rp.
manajer dan store keeper, XX Café 750.000.000,- untuk menyewa tempat usaha
mensyaratkan kemampuan akademis dari selama 5 tahun. Pada bagian operasional,
posisi tersebut adalah D3 atau S1, investasi awal yang dikeluarkan adalah
sedangkan untuk posisi lainnya XX Café sebesar Rp. 168.200.000,- , uang tersebut
mensyaratkan personil tersebut minimal digunakan untuk pembelian peralatan dan
lulusan SMA atau sederajat. Untuk posisi perlengkapan cafe yang mendukung
sebagai personil di bagian dapur, XX Café kegiatan produksi seperti kompor, kulkas,
mensyaratkan personil mereka untuk freezer, mesin kasir, meja dan kursi, AC,
memiliki kemampuan khusus yaitu Wifi, sink, peralatan dapur, sound system,
kemampuan memasak. XX Café sudah CCTV, dan sign board. Selain itu juga ada
memiliki jobdesc yang mendetail untuk peralatan-peralatan kecil yang masuk ke
masing-masing posisi yang ada tersebut. dalam miscellaneous item sebesar Rp.
10.000.000,-dan ada biaya yang dikeluarkan
2. Gaji dan Tunjangan untuk inventori awal sebesar
XX Café memiliki rincian gaji tetap dan Rp.129.600.000,-. Investor memperkirakan
tunjangan untuk para karyawannya. Gaji investasi awal yang dikeluarkan oleh XX
karyawan XX Café mengalami kenaikan Cafe dapat memenuhi kapasitas yang
sebesar 10 % setiap tahunnya sesuai dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
kebijakan perusahaan. Para karyawan juga proses produksi dan penjualan dalam 5
berhak mendapatkan THR sebesar 1 kali tahun ke depan sehingga tidak ada
gaji yang diterima karyawan setiap penambahan investasi di tahun-tahun
bulannya. Karyawan XX Café memperoleh berikutnya.
fasilitas BPJS dari perusahaan pada tahun  Laporan Laba Rugi
kedua. Besar biaya BPJS adalah sebesar 5% Laporan Laba Rugi ialah laporan tiap
dari gaji pokok, 4% ditanggung oleh akhir periode di suatu perusahaan agar
perusahaan dan 1 % ditanggung karyawan dapat menentukan profitabilitas, nilai
investasi dan kelayakan kredit yang ada
Aspek Keuangan di perusahaan tersebut. Berikut
Aspek keuangan pada umumnya merupakan merupakan pencatatan laporan laba
aspek yang paling akhir disusun dalam rugi XX Cafe selama 5 tahun :
sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. 1. Pendapatan
Hal ini karena dalam aspek keuangan Pendapatan yang diterima XX
memerlukan informasi yang berkaitan Cafe yang diharapkan adalah
dengan aspek-aspek sebelumnya. Bisnis sebesar Rp 6.000.000,- pada
yang berorientasi keuntungan maupun yang weekdays dan mencapai Rp
tidak berorientasi keuntungan harus tetap 12.000.000,- pada weekends.
memperhatikan aspek keuangan sebelum Dengan asumsi dalam satu bulan
menjalankan bisnis. Oleh karena itu teknik ada 20 hari weekdays dan ada 8
penganggaran modal sangat perlu hari weekends maka pendapatan
digunakan untuk mengetahui kelayakan yang diterima XX Cafe per bulan
bisnis ini. adalah sebesar Rp 216.000.000,-
dan pendapatan per tahunnya
Investasi Awal dan Laporan Keuangan sebesar Rp 2.592.000.000,-
Investasi awal yang harus dikeluarkan oleh .Melihat dari perkembangan
XX Cafe adalah sebesar Rp. industri makanan dan minuman di
1.527.800.000,-. Untuk tempat atau lokasi Indonesia pada Kuartal II 2016,
diperlukan biaya sebesar Rp. 350.000.000,- industri ini menunjukkan
untuk pembangunan tempat usaha, Rp. peningkatan signifikan, terutama
393
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

dengan ekspektasi mencapai Tabel 4


kenaikan 8 persen, penulis Biaya Pemasaran XX Cafe
mengasumsikan pendapatan XX
Cafe juga akan meningkat sebesar
8% setiap tahunnya. Asumsi
peningkatan pendapatan XX Cafe
belum memperhatikan resiko yang
mungkin muncul pada saat
pelaksanaan bisnis ini.
Diasumsikan XX Cafe akan
melakukan inovasi setiap tahunnya
untuk mempertahankan dan
meningkatkan pendapatan mereka.
2. Harga Pokok Penjualan
Untuk melakukan proses produksi
diperlukan bahan baku yang digunakan Promosi melalui radio bekerja sama
untuk membuat produk yang dijual. dengan Ardan Radio dilakukan di 14
Dari hasil wawancara harga pokok hari pertama pembukaan XX Cafe,
penjualan yang digunakan XX Cafe promosi melalui media sosial dan
diasumsikan sebesar 25% dari total blogger dilakukan hanya pada tahun
penjualan. Bila dibandingkan dengan pertama, dan Live music diadakan setiap
pesaing nilai HPP yang dimiliki XX tahun pada setiap weekend.
Cafe cenderung rendah, berdasarkan - Biaya Operasional
hasil observasi yang dilakukan di cafe Biaya operasional digunakan untuk
lain nilai HPPnya berada dikisaran kegiatan operasional cafe sehari-hari
40% seperti untuk penggunaan alat-alat
3. Laba Kotor dapur, penerangan, sign board, audio
Laba kotor merupakan hasil dari system, wifi, suplai air, telepon,
pendapatan dikurangi dengan harga perawatan alat-alat dapur dan lain-lain.
pokok penjualan. Kapasitas daya listrik yang dimiliki oleh
Tabel 3 XX Cafe adalah sebesar 13200 VA.
Laba Kotor XX Cafe

4. Biaya
Biaya pada XX Cafe dibagi ke
dalam 4 bagian yaitu biaya
pemasaran, biaya operasional,
biaya sumber daya manusia, dan
biaya penyusutan dan amortisasi.
Biaya-biaya tersebut menjadi
faktor yang diperhitungkan dalam
bisnis ini
- Biaya Promosi

394
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Tabel 5 Tabel 7a
Biaya Operasi XX Cafe Penyusutan dan Amortisasi

- Biaya Sumber Daya Manusia


Tabel 6
Biaya Upah Karyawan XX Cafe

- Penyusutan dan Amortisasi


Umur ekonomis untuk Penyusutan dan
amortisasi mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian
Keuangan Indonesia melalui Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 7
tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang- Undang
Republik Indonesia nomor 36 tahun 2008
pasal 11 ayat 6. Metode penyusutan yang
digunakan adalah metode penyusutan
garis lurus.

395
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Tabel 7b Penganggaran Modal


Penyusutan dan Amortisasi Dalam penelitian ini digunakan 4 teknik
penganggaran modal yaitu teknik Periode
Pengendalian (PP), teknik Nilai Bersih
Sekarang (NBS), teknik Tingkat
Pengembalian Internal (TPI), dan Teknik
Indeks Laba (IL).
Dalam menjalankan bisnis pasti
ada resiko-resiko yang dihadapi dalam
pelaksanaannya, XX Cafe pun tidak
terlepas dari resiko bisnis. Berikut ini
merupakan resiko bisnis yang mungkin
terjadi di industri kuliner:
1) Persaingan yang ketat
Bisnis di dunia kuliner memiliki
persaingan yang ketat karena
bisnis kuliner merupakan bisnis
yang sudah mature, sehingga akan
ada banyak sekali pesaing.
Persaingan akan sangat ketat
karena perusahaan-perusahaan
akan menawarkan sesuatu yang
berbeda dan memiliki nilai tambah
untuk memenangkan pasar. Selain
- Beban Bunga itu juga pesaing baru sangat mudah
Pihak XX Cafe tidak melakukan masuk ke dalam pasar, hal ini
pinjaman dalam pembangunan menjadi resiko yang harus
Cafe tersebut sehingga tidak ada diperhatikan perusahaan.
beban bunga yang diterima XX 2) Perubahan selera konsumen
Cafe. Konsumen merupakan hal yang
- Beban Pajak penting dalam bisnis kuliner
Besarnya pajak yang harus dibayar sehingga kepuasan konsumen
selama 5 tahun adalah: perlu diutamakan. Selera
konsumen dapat berubah-ubah
Tabel 8
setiap waktunya apalagi dalam
Beban Pajak XX Cafe
dunia kuliner ini selera konsumen
akan cepat berubah. Hal ini dapat
menjadi resiko yang menurunkan
penjualan perusahaan, maka dari
itu diperlukan inovasi yang terus
- Laba bersih XX Café menerus agar dapat selalu
memuaskan konsumen.
Tabel 9 3) Peningkatan biaya bahan baku dan
Laba Bersih XX Cafe biaya karyawan
Peningkatan harga bahan baku
akan sulit sekali diprediksi karena
harga bahan baku bisa berubah
kapan saja. Selain biaya bahan
baku ada juga biaya karyawan
396
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

yang harus diperhitungkan, untuk Tabel 10


meningkatkan loyalitas dan kinerja Periode Pengembalian XX Cafe
karyawan maka karyawan harus
diberi sebuah apresiasi yang dapat
berupa peningkatan gaji , bonus,
atau tunjangan.
4) Kelemahan dalam kontrol internal.
Lemahnya kontrol yang dilakukan
dapat menyebabkan kerugian bagi
perusahaan. Jika tidak dilakukan
kontrol yang rutin dapat
Tabel 11
menyebabkan terjadinya fraud atau
Periode Pengembalian Menggunakan
pencurian yang mungkin dilakukan
“Discounted Cash Flow”
oleh staf perusahaan.
Dalam memperhitungkan resiko bisnis
penulis menggunakan discount rate atau
cost of capital untuk melihat prospek
pertumbuhan bisnis ini untuk beberapa
tahun ke depan. Discount rate yang
digunakan untuk memperhitungkan
Discounted Cash Flow adalah sebesar
15,23% dengan acuan data yang diambil
dari http://www.waccexpert.com. 15,23% Penulis menggunakan metode
merupakan discount rate negara Indonesia Discounted Cash Flow untuk melihat
di sektor food and beverage. Angka prospek pertumbuhan bisnis XX Cafe untuk
discount rate yang digunakan adalah angka beberapa tahun ke depan. Berdasarkan
yang didapatkan dari pertimbangan cost of perhitungan teknik periode pengembalian di
debt, cost of equity, tingkat risiko, dan atas, periode pengembalian (PP) dari XX
opportunity cost yang ada pada industri Cafe adalah 1 tahun 4 bulan 14 hari.
tersebut. Sementara dengan menggunakan metode
Discounted Cash Flow periode
1. Teknik Periode Pengembalian pengembalian (PP) dari XX Cafe adalah 1
Teknik ini tidak memperhitungkan nilai tahun 7 bulan 24 hari. Berdasarkan teknik
waktu dari uang dan merupakan teknik periode pengembalian bisnis XX Cafe ini
yang paling sederhana. Periode dikatakan layak karena periode
Pengembalian merupakan kriteria umum pengembaliannya lebih cepat dibandingkan
yang digunakan untuk mengevaluasi dengan umur proyek yang diperkirakan
penganggaran modal. Berikut perhitungan selama 5 tahun.
periode pengembalian pada bisnis XX Cafe: 2. Teknik Nilai Bersih Sekarang
Nilai Bersih Sekarang (NBS) bisnis XX
Cafe dihitung dengan asumsi tingkat bunga
sebesar 6,5% sesuai dengan acuan tingkat
bunga deposito Bank Indonesia (BI).
Berikut Perhitungan Nilai Bersih Sekarang
(NBS) pada bisnis XX Café

397
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

Tabel 12
Nilai Bersih Sekarang XX Cafe

Tabel 13
Nilai Bersih Sekarang Menggunakan
“Discounted Cash Flow” Tabel 15
Tingkat Pengembalian Internal XX Café
Menggunakan “Discounted Cash Flow”

NBS bisnis XX Cafe adalah


sebesar Rp 3.999.498.598 dan NBS XX
Cafe menggunakan Discounted Cash
Flow adalah sebesar Rp 2.108.277.413.
Hal ini menunjukan bahwa bisnis XX
Cafe layak untuk dijalankan karena
nilai bersih sekarang menunjukkan Tingkat Pengembalian Internal XX
hasil yang positif. Café adalah :
3. Teknik Tingkat Pengembalian
Internal

Tabel 14
Tingkat Pengembalian Internal
XX Cafe

Untuk Tingkat pengembalian Internal


XX Cafe menggunakan Discounted
Cash Flow adalah :

398
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

1. Membuat target penjualan secara


berkala.
2. Membuat strategi dan rencana
kegiatan operasional untuk
Karena tingkat pengembalian mencapai target yang telah
internalnya lebih besar daripada tingkat ditetapkan.
suku bunga Bank Indonesia maka bisnis 3. Melakukan inovasi-inovasi produk
XX Cafe layak untuk dilaksanakan. untuk meningkatkan penjualan.
4. Membuat event-event pada hari
4. Teknik Indeks Laba tertentu untuk menarik perhatian
Indeks Laba (IL) dihitung dengan cara masyarakat.
membagi jumlah nilai sekarang dari arus 5. Membuat indikator keberhasilan
kas bersih dengan investasi awal. Nilai dalam pencapaian target.
Sekarang dari arus kas bersih yang 6. Meningkatkan kualitas pelayanan
digunakan untuk perhitungan indeks laba untuk meningkatkan loyalitas
disini adalah nilai sekarang yang dihitung konsumen.
dengan tingkat suku bunga sebesar 6,5%.
Berikut perhitungan indeks laba pada
bisnis XX Cafe: Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
di XX Cafe yang berada di Jl.Cihampelas,
Bandung mengenai studi kelayakan bisnis,
Untuk indeks laba menggunakan penulis menarik kesimpulan untuk
Discounted Cash Flow adalah sebagai menjawab rumusan masalah yaitu:
berikut : 1. Aspek-aspek yang dimiliki XX
Cafe sudah cukup lengkap.
Seluruh aspek yang dimiliki oleh
XX Cafe ini dapat dikatakan layak
dalam pendirian sebuah bisnis.
Berdasarkan perhitungan di atas indeks 2. Hasil evaluasi bisnis XX Cafe
laba XX Cafe adalah 3,62 dan 2,38 menggunakan teknik
menggunakan Discounted Cash Flow penganggaran modal dari cash
,Dengan nilai indeks laba yang lebih flow dan discounted cash flow
besar dari 1 maka bisnis XX Cafe layak dapat diterima
untuk dilaksanakan. Penulis memberikan beberapa saran
kepada investor sebagai berikut:
5. Pengendalian Penganggaran 1) Meskipun seluruh aspek-aspek
Modal kelayakan bisnis sudah dimiliki
Dalam pembahasan diatas masih ada data oleh XX Cafe namun dalam
yang menggunakan asumsi dan peramalan beberapa aspek masih perlu
dalam membuat target atau perencanaan ditingkatkan untuk membuat XX
bisnis. Maka untuk mencapai target atau Cafe dapat bertahan, seperti dalam
peramalan yang telah dibuat diperlukan aspek sumber daya manusia perlu
beberapa pengendalian agar target dan ditingkatkan dalam hal pelatihan.
peramalan yang telah dibuat dapat dicapai. Dari sisi aspek pasar dan
Beberapa perencanaan pengendalian yang pemasaran perlu dibuat
dapat dilakukan adalah sebagai berikut: perencanaan dalam hal inovasi.

399
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 2, November 2019 : 379-400

2) Investor disarankan untuk Sundjaja, Ridwan S; Inge, Barlian; Dharma,


mempertimbangkan hasil teknik P Sundjaja. (2013a). Manajemen
penganggaran modal secara Keuangan 1 (8th ed.). Jakarta:
keseluruhan yang masih memiliki Literata Lintas Media.
beberapa kekurangan dalam setiap Sundjaja, Ridwan S; Inge, Barlian; Dharma,
tekniknya. Dengan melihat dari P Sundjaja;. (2013b). Manajemen
hasil teknik penganggaran modal Keuangan 2 (7th ed.). Jakarta:
dan juga memperhatikan risiko Literata Lintas Media.
bisnis diharapkan investor dapat Tampubolon, M. P. (2013). Manajemen
mengambil keputusan investasi Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana
dengan lebih tepat. Media.
3) Penulis menyarankan kepada Trend Bisnis Cafe. Dipetik Oktober 25,
investor untuk melakukan 2016, dari
pengendalian penganggaran modal http://www.arthinkle.com/articles/
agar ekspektasi yang telah dibuat detail/trend-bisnis-cafe
dapat tercapai Undang-undang Pajak Penghasilan.
Dipetik Desember 17, 2016, dari
www.pajak.go.id
Daftar Pustaka Valuasi Arus Kas terdiskonto. Dipetik
November 26, 2016, dari
Indonesia Santap 13,2 Miliar Bungkus Mie https://www.academia.edu/113483
Instan Per Tahun. Dipetik Oktober 70/VALUASI_ARUS_KAS_TER
25, 2016, dari DISKONTO_DISCOUNTED_CA
https://news.idntimes.com/indones SH_FLOW_VALUATION
ia/erwanto/masyarakat-indonesia-
santap-132-miliar-bungkus-mie-
instan-per-tahun
J.Jhonson, H. (1994). Strategic Capital
Budgeting. Chicago: Probus
Pubishing Company.
Kotler, P., & Garry, A. (2010). Principle of
Marketing (13thed.). Pearson.
Pertumbuhan Industri Makanan dan
Minuman Stabil. Dipetik Oktober
25, 2016, dari
http://www.tribunnews.com/
Robert, C Radcliffe. (1997). Dalam
Investment: Concepts, Analysis,
Strategy 5th Edition. Addison-
Wesley Educational Publisher inc.
Sekaran, U., & Roger, B. (2013). 6th
Edition. Research Methods for
Business : A Skill Building
Approach. Chicester: John Wiley
& Sons, Ltd.
Suliyanto. (2010). Studi Kelayakan Bisnis
Pendekatan Praktis. Purwokerto:
Andi Yogyakarta.

400

You might also like