You are on page 1of 6

Jurnal Pena Sains Vol. 2, No.

1, April 2015 ISSN: 2407-2311

EFISIENSI MATERIAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


NUKLIR LWR (LIGHT WATER REACTOR) DAN PHWR
(PRESSURIZED HEAVY WATER REACTOR)
Mochammad Ahied

Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Trunojoyo Madura


Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal 69162
ahiedalgaff@gmail.com

Abstrak

P ad a karya t ul i s i ni d i an al is i s mo d el - mo d el r ea kto r n u kl ir d ari P e mb a n g k it


Lis tr i k T e na ga N u k lir ( P LT N), ya i t u LW R (Li g h t Wa t er Rea cto r ) ya n g terd iri
d ari B W R (B o il in g Wa t er Rea c to r ) d a n P W R (Pre s su ri zed Wa te r R ea c to r ) d a n
P HW R (P re s su ri zed H ea vy Wa te r Rea c to r. Di a na li sa seca ra k ual it at i f ko mb i na si
ma ter ia l n ya ya n g me li p ut i b a h a n b a k ar, mo d erato r, d a n p e nd i n gi n u n t u k
me nd ap a t ka n e ner g i ya n g a nd a l d a n e fi s ie n d ari p e mro se sa n b erb a ga i mo d el
rea kto r n u k lir ter seb u t. Dari a nal i sa d id ap a t , b u rn u p b a ha n b a kar B W R 3 0 .0 0 0
MW D/ MT U, d a n P W R 3 2 .0 9 0 MW D /MT U , d a n P HW R 8 0 0 0 MW D/M T U, Zat
Hid ro ge n mer up a k a n m o d erato r ya n g b a i k a ka n tet ap i me mp u n ya i p e na mp a n g
p en ye rap a n ya n g ti n g g i. Air b erat b erp e g a n g te g u h p ad a e ko no mi ne u tro n.
Mo d er a to r d ap a t j u g a b er fu n gs i seb a ga i p e nd in g i n mi s al n ya u nt u k LW R d a n
HW R .

Kata Kunci: Burn up, HWR (Heavy Water Reactor), LWR (light Water Reactor), moderator, dan
pendingin.

Abstract

This article analyze models of nuclear reactors from nuclear power plants the LWR (Light Water
Reactor), which consists of BWR (Boiling Water Reactor) and PWR (Pressurized Water Reactor)
and PHWR (Pressurized Heavy Water Reactor). Analyzed qualitatively its material combination
which includes fuel, moderator and cooler to get a reliable and energy efficient processing of
various models of the nuclear reactor. From the analysis of the obtained, BWR fuel burn up 30,000
MWD/MTU, and PWR 32.090 MWD/MTU, and PHWR 8000 MWD/MTU, a substance Hydrogen is
a good moderator but have a high absorption cross section. Heavy water neutron economy cling to.
Moderators can also serve as a coolant for example for LWR and HWR.

Keywords: Burn up, cooler, PHWR (Pressurized Heavy Water Reactor), LWR (light Water Reactor), and
moderator.
Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 1, April 2015 ISSN: 2407-2311

energi dunia dimana 17% listrik yang


dibangkitkan berasal dari PLTN.
Pendahuluan Kecenderungan penggunaan listrik
Kemelut energi yang terjadi tahun nuklir akan meningkat di dunia
1974, menyebabkan banyak pengertian berhubung sumber energi fosil, utamanya
dan pandangan yang menyangkut energi batu bara secara langsung telah
mengalami perubahan secara pesat dan menimbulkan dampak negatif terhadap
mendasar. Energi, yang tadinya dianggap kesehatan dan lingkungan disebabkan
sebagai komoditi yang senantiasa ada, polusi SO2, NOx dan logam-logam berat.
kini disadari merupakan suatu sumber Jelaslah dengan memperhitungkan
daya yang bukan tak terbatas. Banyak aspek sumber daya alam, kesehatan dan
ahli, yang tadinya memandang ‘ringan’ lingkungan, energi nuklir mempunya
masalah energi kini mempublikasikan prospek masa depan yang cerah bagi
laporan-laporan yang serius tentang PLTN khususnya di Indonesia.
potensi sumber energi yang terbaharui. Berdasarkan cetak biru (blue print)
Kini secara umum disadari bahwa pengelolaan energi Nasional 2005-2025
masalah energi yang menggoncangkan yang telah disusun oleh Departemen
tahun 70-an itu bukan sekedar merupakan ESDM, diperkirakan bahwa sekitar 1,
suatu persoalan yang bersifat sepintas lalu 99% dari total kebutuhan listrik Nasional
melainkan merupakan tanda berakhirnya pada tahun 2025 atau sekitar 10.000 Mwe
suatu zaman energi murah, dan mulainya akan dikembangkan dari energi nuklir.
suatu peralihan ke era energi mahal. Sejak [3].
saat itu manusia berusaha untuk Reaktor merupakan sumber energi
memanfaatkan energi yang diperlukannya yang sangat efisien. Dan terdapat berbagai
dalam daya guna yang lebih tinggi. model reaktor nuklir yang diterapkan
Pada prinsipnya sumber daya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
energi dibagi menjadi dua bentuk yaitu Nuklir. Tetapi dari model reaktor yang
energi konvensional dan modern. Energi diterapkan di berbagai negara belum jelas
konvensional bentuk energi yang paling mana yang paling efektif ditinjau dari segi
umum pada saat ini. Energi ini juga kombinasi materialnya yang meliputi
disebut energi fosil yang merupakan bahan bakar, moderator, dan pendingin.
peninggalan zaman purba yang harus
digali dari perut bumi. Termasuk disini Metode Penelitian
adalah minyak bumi dan gas bumi pada
satu pihak, dan batu bara pada pihak lain. Karya tulis ini menganalisa secara
Kita meninjau secara sepintas bagaimana kualitatif kombinasi material untuk
para ahli telah mencoba untuk mendapatkan energi yang andal dan
menafsirkan besarnya cadangan yang efisien dari pemrosesan berbagai model
masih ada. Kalau itu dibandingkan reaktor nuklir dari berbagai PLTN.
dengan pola pemakaian kedua jenis energi Dikenal ada dua jenis reaksi inti
fosil tersebut maka jelaslah energi yang dapat membebaskan energi : proses
“konvensional” tidak akan dapat bertahan pada inti (fusi) dan belah inti (fisi). Dalam
lama lagi. tulisan ini dibatasi pada model reaktor
Ada dua pilihan utama yaitu energi nuklir dari belah inti (fisi) berhubung
surya dan nuklir. Di bidang listrik, energi prinsip pembangkitan energi melalui fusi
nuklir mempunyai sumbangan yang masih berada dalam taraf laboratorium,
sangat besar/penting dalam penyediaan sehingga masih jauh dari taraf

2
Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 1, April 2015 ISSN: 2407-2311

pemanfaatan yang praktis. Dan hanya 2 Biaya modal yang besar pada
jenis reaktor nuklir yang dianalisa. Kedua PLTN mengharuskan PLTN beroperasi
jenis reaktor nuklir tersebut adalah LWR pada beban dasar untuk memperoleh
(Light Water Reactor) yang terdiri dari jumlah kWh sebanyak mungkin tiap
BWR (Boiling Water Reactor) dan PWR tahunnya. Terlaksana atau tidaknya
(Pressururized Water Reactor), dan keharusan ini dapat dilihat dari faktor
PHWR (Pressurized Heavy Water beban (capacity factor/load factor, CF).
Reactor). Faktor beban berbeda-beda untuk
Dari tulisan ini, diharapkan dapat berbagai jenis PLTN dan harganya
menjadi pertimbangan model reaktor berubah-ubah seiring dengan waktu dan
nuklir yang cocok dipakai pada perkembangan teknologi reaktor. CF
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir setelah 2015 dari berbagai jenis PLTN
(PLTN) di Indonesia dan masyarakat mau sama sebesar 0, 85 seiring perkembangan
menerima keberadaan Pembangkit Listrik teknologi. [9].
Tenaga Nuklir (PLTN). Capaciy factor adalah
perbandingan waktu yang diberi oleh
energi dalam waktu produksi dengan
Hasil dan Pembahasan produksi maximum net energi selama
Bahan bakar , untuk reaktor operasi berlangsung. [1].
BWR, PWR, PHWR, pengayaan bahan
E
bakar berbeda-beda. Oleh karena itu CF  . 100%
untuk menyederhanakan perhitungan, Em
biasanya kebutuhan bahan bakar E = Produksi energi netto
diperkirakan untuk pengayaan (Mk ( e ) .h)
equilibrium atau pengayaan rata-rata [7]. Em=Produksi maxi mum energi
Demikian juga dengan efisiensi thermal. netto (Mk ( e ) .h)
Efisiensi termik pada PLTN dihitung dari
daya listrik netto dibagi daya termik yang Selanjutnya, bahan bakar itu telah
dihasilkan oleh reaktor. Adapun hasilnya dimanfaatkan dalam teras reaktor
sebagai berikut; (besarnya tenaga panas yang dapat
dihasilkan dari suatu berat uranium dalam
Tabel 1. Ef isiensi Thermal bundel-bundel bahan bakar) akan dapat
Jenis Perkayaan Ef isiensi dinilai dari “burn up” (fraksi bakar), yang
Rata-rata, Thermal mempunyai satuan MWD/ton U,
% , % megawatt termik hari tiap ton uranium
BWR 2.6 32.7 bahan bakar jadi.
PWR 3.2 32.9 Adapun tambahan bahan bakar
PHWR 0.71 28.5 setiap tahun sebagai berikut [6]:

1 MWt
Sedangkan untuk menilai ton U / th  Dayanominal (MWe) * *
efisiensitermikMWe
kebutuhan Uranium tiap tahun atau
hari 1 ton U
kebutuhan awal (uranium alam) harus CF * 365 *
tahun Burnup MWD
dicari dari besar-besaran yang mencirikan
operasi PLTN, antara lain efisiensi ……………………………. (1)
thermal, capacity factor, dan burn up
(fraksi bakar). Angka hasil adalah jumlah
Uranium yang terdapat dalam bundel-

3
Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 1, April 2015 ISSN: 2407-2311

bundel bahan bakar yang telah siap (jadi) masing-masing diasumsi kan ada
yang diperlukan setiap tahun. kehilangan/ kerugian (losser)
Kalau konsumsi Uranium sebesar 1%, 1% dan 1%. Sehingga
pertahun tersebut tidak sama, hal ini dapat disi mpul kan, masukan
menunjukkan penggantian bahan bakar Yellow Cake (=YC) adalah
yang tidak akan selalu mencapai burn up sebanyak [6]:
yang sama. Ini tergantung pada Capacity
faktor dan disain teras. Karena YC = Bm * (1+0.01) * (1+0.01) *
penggantian teras yang berbeda-beda. (1+0.01) kg- U = Bm * 3.03 kg- U
Setelah beberapa kali penggantian bahan ……………………………. (3)
bakar, apabila pola operasi reaktor telah
mapan dan ajeg, maka akan selalu sama Sedangkan PHWR tanpa proses
dengan jumlah yang mengganti dan burn konvensi dan pengkayaan sehingga
up yang dicapai hampir selalu sama. menjadi,
Keadaan ini disebut keadaan
keseimbangan (equilibrium), menurut YC = Bm * (1+0.01) kg -U...... (4)
istilah pengelolaan bahan bakar nuklir.
Burn up equilibrium yang didapat Karena Yellow Cake biasanya
untuk BWR 33.000 MWD/MTU, PWR disebut dalam kandungan U3O8 maka
32090 MWD/MTU dan PHWR 8000 angka terakhir menjadi:
MWD/MT [9]. Burn up lebih besar berarti
dari tiap ton-U dalam bahan bakar lebih lbsU3O8
kompak. Dan juga berarti bahwa bahan YC kgU.2.6  YC.lbsU3O8
bakar jadi tersebut telah dibuat lebih tahan kgU
terhadap iradiasi. Menurut ciri ini maka ....................................(5)
urutan terbaik PWR, BWR, dan PHWR.
Namun demikian ketiga jenis Perbandingan jenis bahan bakar
reaktor PLTN ini menggunakan bahan dengan pemanfaatan bahan dasar urutan
bakar dengan pengayaan yang berbeda- terbaik PHWR (0, 6 MWD/lbs yellow
beda, sehingga bahan baku masing- cake), PWR (2 MWD/lbs yellow cake),
masing diperlukan yang tidak sama, juga dan BWR (3 MWD/lbs yellow cake).[9]
ongkos pengayaan dan fabrikasi yang Moderator, Neutron yang
berlainan. Oleh karena itu ditinjau dari dilepaskan oleh fisi mempunyai energi
bahan mentahnya (kuntisasi bahan) akan kinetik yang relatif sangat tinggi (sekitar 2
lebih visuil dalam bentuk U3O8 MeV) dengan kecepatan yang sangat
(YC=Yellow Cake). tinggi. Agar neutron dapat menyebabkan
Pengkayaan rata-rata bahan bakar fisi yang berikutnya lagi, energinya harus
(equilibrium) untuk reaktor PLTN U-235, dikurangi sampai mencapai energi termik
dengan memperoleh perkayaan (0.025 eV)[5].
equilibrium dari 0.71% masukan dengan Kecepatan diklasifikasikan
buangan sekitar 0.2% diperlukan bahan sebagai kecepatan dengan memiliki energi
masukan (=Bm) [6]. neutron sekitar 0.1-10 MeV, tidak begitu
cepat sekitar 1 eV, dan lambat sekitar
Bm* (0.71 %) = (1*pengkayaan 0.025 eV (Fast, Intermediate, dan Slow).
equilibrium) + ((Bm-1)0.2 %).. (2) Energi perantara dalam mendapatkan
fungsi temperature, adalah neutron
Selama proses konversi, thermal, dalam kategori neutron lambat
pengkayaan, dan fabrikasi, (slow neutron) [4].

4
Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 1, April 2015 ISSN: 2407-2311

Untuk memperlambat neutron Salah satu faktor yang harus


cepat sampai mencapai energi yang lebih dimiliki oleh zat pendingin
rendah, neutron yang berenergi tinggi itu ialah:mempunyai penyerapan neutron
ditumbukkan pada atom-atom yang yang rendah, mempunyai perpindahan
terdapat dalam bahan tertentu, yang panas yang baik, tidak korossif.
disebut moderator. Syarat untuk memilih Adakalanya moderator berfungsi
dan menentukan bahan moderator adalah : sebagai pendingin misalnya Hidrogen
Pada tiap tumbukan terdapat kehilangan pada reaktor LWR dan D2O pada reaktor
energi neutron yang besar, penampang HWR.
penyerapan yang rendah, dan penampang
penghamburan yang rendah.
Zat hidrogen pada reaktor LWR Simpulan dan Saran
merupakan moderator yang baik jika
Simpulan, Dari segi burn upnya
dilihat dari kehilangan pada energi
bahan bakar paling tinggi, PWR, BWR,
neutron setelah terjadi tumbukan. Karena
dan PHWR. Karena burn up berbanding
inti adalah suatu proton dan mendekati
lurus dengan energi maka energi yang
sama dengan ukuran neutron [4]. Namun,
paling efisien adalah PWR, BWR, dan
proton cenderung untuk menangkap
PHWR. Ditinjau dari bahan U3O8 urutan
neutron untuk membentuk deutron
terbaik BWR, PWR, dan PHWR,
melalui reaksi 1H(n,µ)2H. Untuk itu
moderator dapat juga berfungsi
Uranium perlu diperkaya [2].
sebagai coolant misalnya untul LWR dan
Air berat (D2O) pada reaktor
Moderator air berat lebih baik daripada
HWR juga moderator yang baik
moderator air ringan ditinjau dari proton
disebabkan suatu proton mendekati sama
dalam menangkap neutron.
dengan ukuran neutron dan berpegang
Saran. Reaktor HTGR (High
teguh pada ekonomi neutron [8]. Karena
Temperature Gas Reactor) yang memakai
deutron mempunyai peluang yang lebih
reaktor pebble bed hanya ada satu sampai
kecil daripada proton untuk menangkap
sekarang. Namun secara empiris telah
neutron, air berat menjadi bahan
berhasil dioperasikan secara komersial.
moderator yang lebih baik daripada air
Agar lebih memantapkan keberhasilan
ringan [2]. Dan prinsip ekonomi neutron
operasional jenis ini perlu dikembangkan
memungkinkan penggunaan Uranium
dengan prototype-prototype yang lain,
alam sebagai bahan. Dan HWR dengan
diperlukan data yang sempurna dan up to
moderator D2O mempunyai prospek yang
date untuk analisa kualitatif selanjutnya.
baik bila sudah di produksi dalam negeri.
Pendingin, setiap inti atom U-235
yang mengalami pembelahan melepaskan Daftar Pustaka
sejumlah energi sebesar kira-kira 200
MeV, yang kemudian hampir seluruhnya Anonymous, 1988, Operating
keluar dalam bentuk panas [5]. Suatu zat Experience with Nuclear
pendingin diperlukan untuk Power Station in M ember
menghindarkan terjadinya suhu yang States in 1986, IAEA,
berlebihan dalam bajana reaktor. Bahan Vienna.
bakar nuklir untuk PLTN tipe BWR dan
PWR dengan pengayaan U235 sekitar Beiser, A., 1992 Konsep Fisika
33.000 MWD/MTU memerlukan Modern. Erlangga. Jakarta.
pendingin lebih lama dibanding PHWR.

5
Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 1, April 2015 ISSN: 2407-2311

Departemen ESDM, 2005, Blue


Print Pengelolaan Energi
Nasional, Jakarta.

El -Wakil, M.M., 1971. Nuclear


Energi Conversion, Intext
Educational Publi shers,
New Yor k.

Il yas, J., 1978, Pengolahan Bahan


Reaktor dalam : Pengantar
Ilmu dan Teknologi Nuklir,
Batan. Jakarta.

Kuncoro, AH., 1992. Kebutuhan


Bahan Bakar Program
PLTN di Indonesia.
Lokakar ya 12 -13 Februari
1992. Batan. Jakarta.

Soekarno & Dj olelono, M., 1975,


Catatan tentang Operasi
PLTN Jenis PWR, BWR,
dalam : Teknologi Pusat
Listrik Tenaga Nuklir,
Batan, Jakarta.

Subki, I. & Kusnowo, A. 197 8,


Pembangkit Listrik Tenaga
Listrik Sistem Air Berat
(HWR) dalam : Teknologi
Pusat Listrik Tenaga
Nuklir, Batan, Jakarta.

Wati, Nurokhi m, Pengelolaan


Bahan Bakar Nuklir bekas
dari PLTN, Prosiding
Seminar Nasional
Teknologi Pengel olaan
Li mbah V I, Batan, ISSN
1410 -6086, Hal 88 -89.

You might also like