You are on page 1of 7

JURNAL HUTAN LESTARI (2019)

Vol. 7 (2) : 916 – 922

ETNOZOOLOGI UNTUK RITUAL ADAT DAN MISTIS MASYARAKAT MELAYU


DESA NANGA BETUNG KECAMATAN BOYAN TANJUNG
KABUPATEN KAPUAS HULU

(Ethnozoological for Traditional Ritualsand Mystical of Malay Society Nanga Betung Village,
Boyan Tanjung District, Kapuas Hulu Regency)

Addrama Putra Sukma, M. Sofwan Anwari, Hafiz Ardian


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jl. Daya Nasional Pontianak 78124
E-mail: addrama17@gmail.com

Abstract
The local people of Kalimantansince the ancestors era until the present from various tribes still
depend on nature. They use animals for daily needs such as consumption needs (protein),
traditional ritual needs, treatment, supernatural and commercial activities. Malay community of
Nanga Betung Village, Boyan Tanjung Subdistrict, Kapuas Hulu Regency has diversity in the
utilization of fauna both for food, medicine, traditional ceremonies and arts. One of their
cultures is still using animals around them for traditionalrituals and mystical. The purpose of
this study is to obtain data on the species of animals used for traditional and mystical rituals
and how they can be used by the Malay community of Nanga Betung Village. Data collection
methods that is by field survey and interview and direct observation in the field. The selection of
respondents using the snowball sampling technique. The results showed the amount of species
used for traditional rituals and mystical by the Malay community of Nanga Betung Village,
Boyan Tanjung Subdistrict, Kapuas Hulu Regency, there are 8 species of animals from 8
families. The average of each family consists of only one species. Animal parts that are used for
traditional rituals and mystical are in the whole body, voice, egg, blood, and shell. The way to
use it is by the whole body and blood of the animal for ritual salvation of people who will to
give birth and the safety of the house that is occupied, the sound of the animals as a sign and the
animalsantidote to the spirits.
Keywords: Etnozoology, Malay Tribe, Mystical, Nanga Betung, Traditional Rituals.

PENDAHULUAN dimanfaatkan oleh sebagian besar


Keberadaan flora dan fauna tidak masyarakat pedalaman Kalimantan salah
dapat dipisahkan dengan kehidupan satunya pemanfaatan fauna atau satwa.
manusia,mereka memanfaatkan berbagai Masyarakat sekitar hutan menjadikan
sumberdaya di sekitar untuk memenuhi hutan sebagai tumpuan hidup karena di
kebutuhan hidupnya (Suparlan, 2005). dalam hutan terdapat satwa yang
Suku-suku asli yang mendiami suatu membentuk interaksi dan saling terkait
tempat sangat mengenal sumberdaya (Wollenberg, 2001).
hayati di lingkungan yang telah Sejak zaman nenek moyang hingga
beradaptasi dan terlatih untuk saat ini masyarakat lokal Kalimantan dari
memanfaatkan flora dan fauna (Indrawan berbagai macam suku masih
et al. 2007). Kekayaan alam ini menggantungkan hidupnya pada

916
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 916 – 922

alam.Mereka memanfaatkan hasil alam dimanfaatkan untuk ritual adat dan mistis
berupa satwa untuk keperluan sehari-hari serta bagaimana cara pemanfaatannya oleh
seperti kebutuhan konsumsi (protein), masyarakat Melayu Desa Nanga Betung
keperluan ritual adat, pengobatan, kegiatan Kecamatan Boyan Tanjung Kabupaten
supranatural dan komersial. Satwa juga Kapuas Hulu.
bisa dimanfaatkan sebagai kesenian, METODE PENELITIAN
pertanda menurut keyakinan setempat dan Penelitian ini dilaksanakan pada
indikator lingkungan. Hubungan manusia tanggal 20 November - 11 Desember 2018
dalam memanfaatkan satwa disebut juga di Desa Nanga Betung Kecamatan Boyan
etnozoologi. Pemanfaatan flora dan fauna Tanjung Kabupaten Kapuas Hulu yang
telah dilakukan oleh berbagai etnis yang terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Betung,
ada di Kalimantan sejak dulu untuk Dusun Kalang, dan Dusun Bantas.Sebagai
memenuhi kebutuhan hidupnya, salah objek dari penelitian ini adalah
satunya sebagai sumber bahan pangan, Masyarakat Melayu Desa Nanga Betung
obat-obatan, sarana ritual kebudayaan dan dan Hewan.Adapun alat-alat dan bahan
kepentingan ekonomi subsisten. yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Masyarakat yang berada di Desa kuisioner untuk responden terpilih, alat
Nanga Betung, Kecamatan Boyan rekaman untuk merekam kegiatan, kamera
Tanjung, Kabupaten Kapuas Hulu untuk dokumentasi.
merupakan mayoritas suku Melayu yang Metode Pengumpulan data dilakukan
masih bergantung kepada hasil alam. dengan metode survey dan wawancara
Masyarakat memiliki keanekaragaman serta pengamatan langsung di lapangan.
dalam pemanfaatan fauna baik untuk Pemilihan responden dilakukan dengan
bahan pangan, obat-obatan, upacara adat menggunakan teknik snowball sampling,
dan kesenian. Salah satu budaya mereka yaitu dengan menentukan responden kunci
yaitu masih memanfaatan hewan untuk untuk kemudian menentukan responden
ritual adat dan mistis. Pengetahuan tentang lainnya berdasarkan informasi dari
pemanfaatan sumber daya alam telah responden sebelumnya, demikian juga
dipraktekan sejak zaman nenek moyang. untuk seterusnya. Responden kunci adalah
Salah satu pemahaman mereka adalah orang yang memiliki pengetahuan luas
pemanfaatan fauna atau hewan. mengenai jenis hewan, cara
Masyarakat Melayu Desa Nanga Betung mendapatkannya, bagian yang digunakan,
memiliki pengetahuan dalam hal cara memanfaatkannya serta kegunaannya.
pemanfaatan satwa, satwa yang Wawancara yang telah dilakukan,
dimanfaatkan dapat berasal dari alam atau keterangannya harus dilakukan pencatatan
peliharaan. Kemampuan tentang yang lengkap mengenai keterangan jenis-
pemanfaatan satwa diperoleh dari jenis satwa yang dimanfaatkan oleh
pengalaman yang diwariskan secara turun- masyarakat setempat. Penelitian ini
temurun. Tujuan penelitian ini adalah menggunakan responden dari kepala desa,
mendapatkan data jenis-jenis hewan yang kepala dusun, kepala adat, dukun, tabib,

917
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 916 – 922

pengguna, orang tua, pemburu, ibu-ibu Berdasarkan penelitian yang dilakukan


dan sebagainya. bahwa hasil wawancara diperoleh
Analisa data yang digunakan adalah sebanyak 8 jenis satwa dari 5 famili yang
metode deskriftif kualitatif, yaitu dimanfaatkan oleh masyarakat Melayu
mendeskrifsikan data yang dikumpulkan Desa Nanga Betung untuk Ritual Adat
berupa kata-kata, gambar dan bukan atau Mistis.Masyarakat Suku Melayu Desa
angka. Data yang berasal dari wawancara, Nanga Betung masih mempunyai
catatan lapangan, jenis hewan yang kepercayaan terhadap hewan-
dimanfaatkan, cara mendapatkan dan hewantertentu yang memiliki nilai mistis
memanfaatkannya serta kegunaannya. dan terdapat hewanyang juga biasanya
HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan untuk upacara ritual adat serta
Jenis Satwa Yang Dimanfaatkan Untuk sebagai pertanda. Jenis hewan yang
Ritual Adat dan Mistis dimanfaatkan sebagai ritual adat dan
mistis tersebut disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Pemanfaatan Satwa untuk Ritual Adat dan Mistis (Used for traditional ritual
andmystical).
No Nama Lokal Nama Ilmiah Ritual Mistis Bagian Makna
yang
diigunakan
1 Manok kampong Gallus domesticus √ Seluruh Agar pada saat persalinan dapat
tubuh, telur, dengan mudah melahirkan, dan
darah rumah yang ditempati aman dan
nyaman
2 Ucin Felis catus √ Air bekas Air selusuh digunakan untuk ibu
minuman hamil agar mempermudah
kucing di persalinan dengan cara
malam jum’at meminumnya
3 Burung antu Tyto alba √ Suara Jika pada malam hari ada suara
burung hantu, dipercaya ada
makhluk halus disekitarnya
4 Burung gagak Corpus enca √ Suara Jika ada burung gagak yang
bersuara sambil terbang, diyakini
sedang memberi tahu bahwa ada
orang yang melahirkan
5 Prengka Bufo melanosticus √ Suara Suara prengka atau kodok ini
dipercaya akan turunnya hujan
6 Biawak Varanus salvator √ Seluruh tubuh Biawak yang masuk kedalam
rumah merupakan pertanda buruk
7 Ketuntong Helix pomatia √ Cangkang Agar tidak diganggu oleh
makhluk halus
8 Ikan tapah Wallago leerii √ Seluruh tubuh Orang yang memakan ikan ini
tidak diperbolehkan keladang,
karena akan membuat padi gagal
panen
Sumber : Data Hasil Wawancara Bersama Resaponden Terpilih Desa Nanga Betung. (2018)

918
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 916 – 922

Bagian Hewan yang Dimanfaatkan mantra tersebut berbunyi “aku tuk


dan Cara Pemanfaatan Hewan untuk nopas ngadap kiblat muang pantang bai
Ritual Adat dan Mistis yang nak bait”. Ritual ini bertujuan agar
Ayam kampong merupakan hewan yang harapannya anak di dalam kandungan
banyak dipelihara masyarakat, ayam nantinya sehat dan proses persalinan
kampong digunakan untuk ritual berlangsung dengan lancar seperti ayam
Sengkolan Kanong (selamatan yang mengeluarkan telurnya.
kehamilan) dan upacara ngontak rumah Proses selanjutnya melakukan Tepung
(meletakan tiang pertama). Ritual Tawar, kemudian bidan kampong
sengkolan kanong ayam yang masih menempelkan telur ayam kampung
hidup dan yang digunakan adalah ayam tersebut kepusar wanita dengan
betina, dengan dilakukan oleh bidan membaca Basmalah kemudian
kampong (dukun bayi) melakukan ritual pembacaan bomang atau mantra “aku
dengan cara ayam tersebut diputar bukan makai kuasa aku, aku makai
mengelilingi pasangan yang melakukan kuasa Allah La haula wa la quwwata
selamatan, diputar kearah kiri 6 kali, illa billah”. Sebagai penutup dibacakan
dan ke kanan 7 kali dengan bomang do’a selamat dan do’a tolak bala.
atau mantra yang berisikan do’a, adapun

(a). (b).
Gambar 1. Ritual Adat Sengkolan Kanong, (a). Karat atau bahan untuk syarat ritual (b).
Proses ritual(Sengkolan Kanong Traditional Ritual. (a). Karat or materials
for ritual requirement. (b). process ritual)
Upacara ngontak rumah, ayam ritualnya yaitu dengan menggosokkan
yang digunakan tidak ada pantangan ayam tersebut terlebih dahulu ke tiang
baik itu jantan maupun betina. Proses yang nantinya akan ditancapkan,

919
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 916 – 922

kemudian ayam disembelih dengan Desa Seluas kabupaten Bengkayang


menyebut nama Allah SWT di atas yang beranggapan bahwa burung hantu
lubang yang nantinya akan ditancapkan merupakan jelmaan dari makhluk halus
tiang pertama agar darah ayam yang sehingga banyak ditakuti sebagian
telah disembelih tadi menetes ke dalam masyarakat (Rusmiati dkk., 2018).
lubang tersebut, dan dimasukkan juga Burung gagak juga memiliki pertanda
benda lain ke dalam lubang berupa tersendiri bagi masyarakat Desa Nanga
kelereng, beras ketan 7 biji dan bahan Betung, jika burung gagak bersuara
lainnya yang dipercaya masyarakat sambil terbang itu menandakan bahwa
sebagai syarat-syaratnya dan nantinya ada yang melahirkan di kampung
juga ditutup dengan pembacaan do’a tersebut atau di kampung-kampung
selamat. Ritual ini bertujuan agar tetangga.
penghuni rumah dapat menempati Prengka (Bufo melanosticus)
rumah tersebut dengan nyaman dan merupakan kodok yang habitatnya di
mudah mendapatkan rezeki. tempat lembab memiliki pertanda yaitu
Kucing merupakan hewan jika kodok berbunyi dengan keras dan
peliharaan sebagian orang yang hobi saling bersahut-sahutan dengan kodok
memeliharanya, namun di kalangan lainnya merupakan pertanda akan
masyarakat Desa Nanga Betung, kucing turunnya hujan. Petani karet di Desa
juga memiliki nilai mistis. Air bekas Nanga Betung menggunakan fenomena
minuman kucing di malam jum’at tersebut untuk mengetahui waktu akan
ternyata dipercaya dapat memperlancar turunnya hujan, artinya apabila pada
persalinan bagi ibu-ibu yang akan waktu subuh kodok tersebut berbunyi
melakukan persalinan. Caranya air saling bersahutan maka para petani
bekas minuman kucing tersebut tidak akan pergi untuk menorah karet
nantinya akan dibacakan do’a tertentu mereka, karena dipercayai akan
oleh orang yang bisa membacakan turunnya hujan. Masyarakat Desa
tawar (do’a) dan diminumkan kepada Gurung Mali mempercayai kodok yang
ibu-ibu yang akan melahirkan. Air masuk ke dalam rumah sebagai
bekas minuman kucing di malam jum’at pertanda bahwa pemilik rumah akan
yang telah dibacakan tersebut oleh kesulitan keuangan (Dewin dkk., 2017).
orang-orang Desa Nanga Betung Biawak merupakan salah satu reptil
dinamakan air selusuh. yang memiliki pertanda bagi
Masyarakat Desa Nanga Betung masyarakat Desa Nanga Betung, jika
percaya bahwa burung hantu dapat ada rumah yang dimasuki oleh hewan
melihat makhluk halus. Burung hantu ini maka rumah tersebut harus
yang berbunyi di dekat rumah pada dibacakan do’a tolak bala. Biawak yang
malam hari berarti ada makhluk halus di masuk kedalam rumah memiliki
sekitarnya. Perbedaan tidak terlalu jauh pertanda bahwa rumah yang dimasuki
dengan masyarakat Dayak Bakati di biawak tersebut nantinya akan

920
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 916 – 922

mengalami musibah dan tidak mudah berladang padi dan orang tersebut
didatangi rezeki jika tidak segera memakan ikan tapah maka dilarang
dibacakaan tolak bala. untuk pergi keladang pada hari itu, jika
Ketuntong atau siput (Helix dia pergi maka akan membuat gagal
pomatia) adalah jenis siput darat yang panen pada ladang tersebut. Menurut
memiliki ukuran yang cukup besar, para responden hal tersebut sangat
cangkang hewan ini digunakan untuk ditakutkan masyarakat karena gagal
menangkal gangguan mahluk halus panen merupakan petaka bagi mereka,
pada bayi dan anak kecil.Cangkang masyarakat Desa Nanga Betung sangat
ketuntong diikatkan bersamaan dengan berhati-hati dalam pantangan tersebut.
buku yasin dan kulit kayu yang dalam Pemanfaatan hewan untuk Ritual Adat
bahasa masyarakat Nanga Betung dan Mistisoleh masyarakat Melayu
disebut sampok pada tali ayunan yang Desa Nanga Betung ini yaitu mulai dari
biasa digunakannya. seluruh badan sampai pada organ-organ
Ikan tapah yang bernama latin tubuh lainnya. Pemanfaatan bagian-
Wallago micropogan dipercaya bagian hewan ini dapat dilihat pada
masyarakat apabila orang yang gambar 2.
3,5

3
3 3
2,5

2
Ekor

1,5

1
1 1 1
0,5

0
seluruh tubuh suara telur darah cangkang

Gambar 2. Bagian satwa yang dimanfaatkan(parts of animals that are utilized)


Bagian hewan yang dimanfaatkan ritual, biawak (Varanus salvator)
untuk ritual adat dan mistis terdiri atas sebagai mistis, ikan tapah (Wallago
seluruh tubuh dan suaraada 3 leerii) sebagai mistis. Pemanfatan
pemanfaatan, sedangkan untuk telur, suara, yaitu burung hantu (Tyto alba)
darah dan cangkan masing-masing sebagai mistis, burung gagak (Corpus
ada 1 pemanfaatan. Seluruh tubuh enca) sebagai mistis, kodok (Bufo
yang digunakan yaitu hewan ayam melanosticus) sebagai mistis.
kampung (Gallus domesticus) untuk Pemanfaatan telur digunakan untuk

921
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 916 – 922

ritual adat Sengkolan Kanong, darah kembali nilai-nilai luhur yang


untuk ritual adat Ngontak Rumah, dan dimiliki suku Melayu Desa Nanga
cangkang yang digunakan adalah Betung untuk memperkecil
ketuntong (Helix pomatia) sebagai kemungkinan kelangkaan satwa yang
mistis. mereka butuhkan.
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
1. Jumlah jenis hewan yang Dewin LV, Anwari MS, Prayogo H.
dimanfaatkan untuk Ritual Adat dan 2017. Kajian Etnozoologi
Mistis oleh masyarakat Melayu Desa Masyarakat Dayak Seberuang di
Desa Gurung Mali Kecamatan
Nanga Betung, Kecamatan Boyan
Tempunak Kabupaten Sintang.
Tanjung, Kabupaten Kapuas Hulu, Jurnal Hutan Lestari 5 (4): 978-
yaitu sebanyak 8 jenis hewan dari 8 986.
famili. Rata-rata setiap famili hanya
Indrawan MR, Primac KB, SupriatnaJ.
terdiri dari 1 spesies. 2007. Biologi Konservasi. Edisi
2. Bagian-bagian hewan yang Revisi. Yayasan Obor Indonesia,
dimanfaatkan untuk Ritual Adat dan Jakarta : xviii + 627hlm
Mistis yaitu pada bagian seluruh Rusmiati, Anwari MS, Tavita GE. 2018.
tubuh, suara, telur, darah, dan Etnozoologi Masyarakat Dayak
cangkang. Cara pemanfaatannya Bakati di Desa Seluas Kabupaten
yaitu dengan cara seluruh tubuh dan Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari
darah dari hewan tersebut untuk 6 (3): 594-604.
ritual selamatan orang yang ingin Suparlan P. 2005.Suku Bangsa dan
melahirkan dan keselamatan rumah Hubungan Antar Suku Bangsa.
yang di tempati, suara sebagai Cetakan Kedua. Yayasan
pertanda dan cangkang penangkal Pengembangan Kajian Ilmu
Kepolisian Press, Jakarta: 11-12.
makhluk halus.
Saran Wollenberg E, Uluk A, Sudana A.
Salah satu upaya yang dapat 2001. Ketergantungan Masyarakat
Dayak Terhadap Hutan di Sekitar
dilakukan untuk melestarikan satwa
Taman Nasional Kayan
yang dilindungi ialah mengingatkan Mentarang.Bogor :CIFOR

922

You might also like