Professional Documents
Culture Documents
Malocclusion in Orthodontic Clinic Dental Hospital Jember Uni-Versity 2015-2016)
Malocclusion in Orthodontic Clinic Dental Hospital Jember Uni-Versity 2015-2016)
Abstract
Background: Habit is a repetitive act that is done spontaneously and commonly occurs in
childhood. A habit in the oral cavity that can cause malocclusion is called a bad habit. Bad habits
can affect the dentofacial functions such as the process of chewing, talking, tooth occlusion,
periodontal tissue, and esthetic. If bad habits continue after six years old, they can cause
malocclusion. The etiology of malocclusions can be classified into general and local factors. Bad
habit is one of the general factors that play a role in the occurrence of malocclusion. Kinds of bad
habits are sucking the thumb/finger, pushing the tongue, biting the lips and nails, wrong swallowing
habits, breathing through the mouth, and bruxism. Objective: To know the prevalence of bad habit
and bad habit that mostly happened as etiology of Angle’s Class I malocclusion in patient of
Orthodontic Clinic RSGM Jember University. Research Methods: This descriptional study with
total sampling technique was conducted by identifying dental records and study models of Angle’s
Class I malocclusion that caused by bad habit. Obtained data were tabulated and analysed so that
conclusion could be made. Results and Conclusions: Prevalence of Angle’s Class I malocclusion
caused by bad habits was 9.4% with the largest distribution in thumb/finger sucking (38,7%), in the
age group 9-10 years (50%), and in the male gender (53,6%).
Keywords: Prevalence of bad habits, etiology of Angle’s Class I malocclusion
Abstrak
Latar Belakang: Kebiasaan adalah tindakan berulang yang dilakukan secara spontan dan
umumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Suatu kebiasaan di rongga mulut yang dapat
menyebabkan maloklusi disebut kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk berpengaruh terhadap fungsi
dentofasial seperti proses menguyah, bicara, oklusi gigi, strukutur jaringan penyangga gigi maupun
estetik. Apabila kebiasaan buruk berlanjut setelah usia enam tahun maka dapat menyebabkan
maloklusi. Etiologi maloklusi dapat digolongkan menjadi faktor umum dan lokal. Kebiasaan buruk
merupakan salah satu faktor umum yang berperan dalam terjadinya maloklusi. Macam kebiasaan
buruk adalah menghisap ibu jari, mendorong lidah, mengigit bibir dan kuku, kebiasaan menelan
yang salah, bernafas melalui mulut, dan bruxism. Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi kebiasaan
buruk dan macam kebiasaan buruk yang paling banyak terjadi sebagai etiologi maloklusi Klas I
Angle pada pasien klinik Ortodonsia RSGM Universitas Jember. Metode Penelitian: Penelitian
deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling dengan melihat kartu status dan
model studi dan dilakukan identifikasi kasus maloklusi Klas I Angle yang disebabkan karena
kebiasaan buruk, kemudian dilakukan tabulasi, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dan
Simpulan: Prevalensi pasien maloklusi Klas I Angle dengan kebiasaan buruk sebesar 9,4% dengan
distribusi terbesar pada kebiasaan menghisap ibu jari/jari tangan (38,7%), pada kelompok usia 9-10
tahun (50%), dan pada jenis kelamin laki-laki (53,6%).
Kata kunci: Prevalensi kebiasaan buruk, etiologi maloklusi Klas I Angle
K eb i a s a a n B u r u k (% )
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 298 kartu
status dan model studi telah dilaksanakan di
bagian rekam medik dan Klinik Ortodonsia
pada bulan November-Desember 2017 di 56.0%
0.54
RSGM Universitas Jember. Prevalensi pasien 54.0%
52.0%
yang memiliki kebiasaan buruk sebanyak 28 50.0%
berdasarkan usia.
100.0% 0.91
50.0%
0.09
0.0%
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2 Gambar 3. Diagram batang prevalensi pasien
berikut. yang memiliki kebiasaan buruk berdasarkan
usia
Tabel 2. Distribusi prevalensi pasien yang
memiliki kebiasaan buruk berdasarkan jenis Distribusi prevalensi pasien Klinik
kelamin. Ortodonsia yang memiliki kebiasaan buruk
Tahun 2015-2016 berdasarkan macam
Jenis Jumlah kebiasaan buruk dapat dilihat pada Tabel 4 dan
%
Kelamin pasien Gambar 4 berikut.
Laki-laki 15 53,6%
Perempuan 13 46,4%
Tabel 4. Distribusi prevalensi pasien yang memi- besar 298 data dari kartu status dan model
liki kebiasaan buruk berdasarkan studi.
macam kebiasaan buruk. Hasil penelitian ini menunjukkan preval-
ensi pasien maloklusi Klas I Angle Klinik Orto-
Jumlah donsia Universitas Jember sebanyak 28 pasien
Macam kebiasaan buruk %
pasien (9,4%) memiliki kebiasaan buruk. Hasil ini lebih
Menghisap ibu jari/jari 12 38,7% rendah bila dibandingkan dengan penelitian
tangan tentang gambaran kebiasaan buruk pada siswa
Menggigit kuku 8 25,8% SD Katolik II St. Antonius Palu oleh Septuaginta
Bernafas melalui mulut 4 12,9% et al. didapati sebanyak 52 murid (38%) memiliki
Bruxism 4 12,9% kebiasaan buruk dan penelitian Lagana pada
Menghisap bibir 2 6,5% siswa di Tirana, Albania didapati 2108 murid
Menjulurkan lidah 1 3,2% (80,6%) memiliki kebiasaan buruk. Perbedaan
Kebiasaan menelan 0 0% ini mungkin disebabkan karena usia, jenis kebi-
yang salah asaan buruk yang diteliti dan tempat penelitian
K eb i a s a a n B u r u k (% )
ung kurang penurut dan kurang peduli terhadap pada dirinya. Apabila anak merasa dirinya
penampilan. Kekeliruan orang tua selama pen- banyak kekurangan daripada kelebihan dan tak
didikan dan pengawasan anak-anak mereka mampu mengatasinya, maka cenderung muncul
akan menyebabkan anak-anak mereka ketegangan psikis. Bila perhatian orang tua
mengalami gangguan secara psikis dan mental kurang, anak akan mencari kompensasi
yang dapat mengganggu keadaan psikologis misalnya melakukan kebiasaan buruk [17].
anak tersebut sehingga dapat mendorong timbu-
lnya kebiasaan buruk tersebut [13]. Simpulan dan Saran
Kelompok usia 9-10 tahun merupakan Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kelompok usia yang secara umum paling ban- prevalensi pasien maloklusi Klas I Angle dengan
yak memiliki kebiasaan buruk pada penelitian ini kebiasaan buruk yang datang ke Klinik
yaitu sebanyak 14 pasien (50%). Hasil penelitian Ortodonsia RSGM Universitas Jember pada 1
ini berbeda dengan penelitian Jabur et al., yang Agustus 2015 sampai dengan 31 Juli 2016
menemukan kebiasaan buruk paling banyak ter- sebesar 9,4%. Persentase distribusi terbesar
jadi pada anak usia 8-9 tahun sebanyak 39 anak berdasarkan macam kebiasaan buruk adalah
(35,45%). Perbedaan ini mungkin disebabkan menghisap ibu jari/jari tangan (38,7%),
karena jumlah sampel dan jenis kebiasaan bur- persentase distribusi terbesar berdasarkan usia
uk yang diteliti berbeda. Penelitian ini dilakukan adalah kelompok usia 9-10 tahun (50%), dan
pada 298 sampel usia 7-13 tahun, dengan persentase distribusi terbesar berdasarkan jenis
melakukan pemeriksaan kebiasaan buruk yaitu kelamin adalah laki-laki (53,6%).
menghisap jari/ibu jari, menjulurkan lidah, Saran yang dapat diberikan yaitu
menghisap bibir, mengigit kuku, kebiasaan me- diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih
nelan yang salah, bernafas melalui mulut, brux- lanjut tentang prevalensi kebiasaan buruk
ism menggunakan kartu status dan model studi. sebagai etiologi malokusi Klas I Angle dengan
Sedangkan pada penelitian Jabur et al., dilak- jangka waktu yang lebih panjang dan populasi
ukan pada 110 pasien anak usia 6-13 tahun di yang lebih besar dan penelitian mengenai
Departemen kedokteran gigi anak dan Departe- prevalensi etiologi maloklusi yang lainnya.
men Ortodonsia Universitas Baghdad dengan Selain itu, diharapkan dapat dilakukan penelitian
kebiasaan buruk yang diteliti yaitu kebiasaan secara langsung kepada pasien, serta untuk
menghisap ibu jari dan jari tangan, mengigit Klinik Ortodonsia, diharapkan lebih
kuku, mengigit pensil, menjulurkan lidah, dan memperhatikan penyimpanan model studi,
menghisap bibir [14]. sehingga data pasien tidak ada yang hilang.
Kebiasaan buruk yang paling banyak
dilakukan pada penelitian ini adalah kebiasaan Daftar Pustaka
menghisap ibu jari/jari tangan yaitu sebanyak 12 [1] Shahraki NS, Yassaei, Moghadam MG. Ab-
kasus (38,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian normal oral habits: A review. Journal of
Yaakob et al. pada 14 anak usia 8-12 tahun di Dentistry and Oral Hygiene. 2012; 4(2): 12-
Klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi 15
Universitas Airlangga menunjukkan kebiasaan [2] Yaakob AN, NarmadaIB, Triwardhani A.
menghisap ibu jari paling banyak dilakukan yaitu Keparahan gigitan terbuka anterior pada
sebanyak 9 kasus (64,28%) [2]. Hal ini mungkin anak usia 8-12 tahun di Klinik Ortodonti
disebabkan karena adanya rasa ketakutan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Air-
bosan, ketegangan, kelaparan, stress emosional langga Tahun 2008-2010. J Orthodontic
dan adanya faktor keinginan yang tidak Dent. 2011; 2(1): 41-44.
terpenuhi. Sehingga dengan melakukan [3] Septuaginta AA, Kepel BJ, Anindita PS.
kebiasaan menghisap ibu jari/jari tangan ini Gambaran oral habit pada murid SD Katolik
akan memberikan rasa senang dan perasaan II St.Antonius Palu. J E-Gigi. 2013; 1(1): 18-
aman pada waktu anak dalam masa sulit 27.
tersebut [15,16]. Usia 6-12 tahun anak mulai [4] Susanto C. Need and Demand serta akibat
memasuki lingkungan sekolah. Pada masa ini dari maloklusi pada siswa SMU Negeri 1
anak mulai beradaptasi dan beraktifitas dengan Binjai [Internet]. Binjai: Repository USU;
kegiatan bersama teman-teman dan guru baru. 2010 [cited 2017 September 27]. Available
Mereka dihadapkan pada kehidupan sosial, from
intelektual, bahasa, emosi, moral, dan motorik. http://repository.usu.ac.id/handle/12345678
Atas perkembangan tersebut anak akan 9/18207
mengalami kelebihan dan kekurangan yang ada