Professional Documents
Culture Documents
1322 881 1 PB
1322 881 1 PB
Email: nasywa_mzi@yahoo.com
Abstract
Background Reproductive health covers biological and socio-cultural aspects. In the local context of East
Kalimantan, the traditional culture may affect the behavior including antenatal, delivery and postpartum
care, either in positive or negative manner.
Objective: To explore community perspectives related to reproductive health particularly maternal health
and its cultural beliefs.
Methode:A qualitative research using phenomenology approach employed focus group discussion (FGD)
and in-depth interview. FGD was held separately for pregnant women and community informant. In-depth
interview was carried out to midwives and traditional birth attendants. The data were analyzed using
interactive analyzes model.
Result: The study site was Tanjung Limau Village in East Kalimantan. Village community hold their
traditional beliefs for pregnant women mainly food restriction such as salted fish, calamari, pine-apple or
cempedak. Also they were not allowed to go out in the evening around "maghrib" time with certain
superstitious reason. The aim of those beliefs was to avoid delivery complication, and to keep the baby as
being healthy and save.
Conclusion: Traditional birth attendance still played a big role in delivery process. Community in Tanjung
Limau Village in East Kalimantan still applied traditional beliefs regarding maternal health, thus health
providers must learn its symbolic meaning in regard to educate community and change their behavior
using acceptable approach.
Keywords : Traditional beliefs, pregnancy taboos, traditional birth attendance
Abstrak
Latar belakang: Kesehatan reproduksi memiliki aspek biologis dan sosiobudaya. Dalam konteks lokal
Kalimantan Timur, budaya berpengaruh terhadap perilaku kesehatan reproduksi termasuk asuhan antenatal,
persalinan dan nifas, baik secara positif maupun negatif.
Tujuan:Tulisan ini berusaha menggali perspektif di masyarakat pesisir dalam kesehatan maternal secara
tradisional.
Metode:Penelitian ini eksploratif kualitatif dengan pendekatan fenomonologi. Pengambilan data dilakukan
melalui Diskusi Kelompok Terarah (DKT) pada sekelompok ibu hamil dan tokoh masyarakat. Wawancara
mendalam dilakukan dengan bidan dan dukun beranak. Data kemudian dianalisis menggunakan model
analisis interaktif.
Hasil:Masyarakat Desa Tanjung Limau masih mempercayai adat istiadat memantang makanan sepcrti ikan
asin,cumi-cumi,sejumlah buah-buahan seperti nanas dan cempedak. Perempuan hamil tidak boleh keluar
rumah pada sore hari menjelang magrib disebabkan keyakinan mahluk halus yang mengganggu. Tujuan
dari pantangan tersebut menghindari kesulitan saat persalinan dan juga demi keselamatan bayi yang akan
dilahirkan.
Kesimpulan:Dukun beranak masih besar peranannya sebagai penolong persalinan. Petugas kesehatan perm
memahami makna simbolik yang terkandung dalam setiap pantangan sehingga dapat melakukan edukasi
dan mengubah perilaku masyarakat dengan menggunakan pendekatan yang diterima.
Kata kunci: Kepercayaan tradisional, pantangan kehamilan, dukun beranak
42
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 1, Desember 2010 : 42 - 50
43
Tradisi kepercayaan masyarakat pesisir...( Annisa & Ike)
44
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 1, Desember 2010 : 42 - 50
"katanya tidak boleh makan jeruk nipis, hamil, seorang wanita dianggap mudah
katanya sih nanti susah melahirkannya " terkena gangguan yang datang dari unsur
"nggak boleh makan durian sama nanas gaib atau roh jahat. Seorang wanita yang
muda nanti takut keguguran " (DKT dengan sedang mengandung dipercaya menimbulkan
ibu hamil) bau harum yang khas yang akan mengundang
mahluk halus untuk datang menghampiri si
Selain pantangan dalam bentuk makanan ibu. Kehadiran mahluk halus tersebut
tertentu, terdapat pula sejumlah pantangan ditakutkan akan menganggu sehingga
dalam bentuk perilaku. Pantangan perilaku terdapat cara-cara budaya untuk
tersebut terutama terkait dengan kepercayaan menangkalnya.
bahwa perilaku ibu selama kehamian akan
berpengaruh terhadap keselamatan dan Masyarakat desa Tanjung Limau memiliki
kesempurnaan bayi yang sedang dikandung. kepercayaan ada roh halus yang mengganggu
Seorang wanita hamil tidak boleh melilitkan ibu hamil yang dapat mengakibatkan si ibu
handuk di leher karena akan mengakibatkan menjadi bisu dan tuli. Roh halus tersebut
bayi lahir dengan terlilit plasenta, diberi nama "gadis tujuh", sebagaimana
diungkapkan salah seorang ibu,
sebagaimana diungkapkan salah seorang ibu,
" nggak boleh lilit handuk di leher, nanti " kata orang tua, orang hamil nggak boleh
jalan sen/a soalnya nanti diikutin barang
anaknya bisa telilit tali pusar " (wawancara
halus karena orang hamil bawaannya harum
mendalam dengan sanro)
jadi senang roh halus. Katanya si orang sini
Pantangan lain yaitu ibu hamil tidak boleh roh halusnya gadis tujuh namanya " (DKT
tidur memakai guling karena akan dengan ibu hamil)
menyebabkan bayi lahir dengan kepala besar,
Untuk menghindari gangguan dari roh halus
serta tidak boleh tidur dengan posisi
tersebut maka ada sejumlah pantangan
melintang karena akan menyebabkan bayi
perilaku yang harus dipatuhi si ibu hamil,
lahir sungsang. Hal tersebut terungkap lewat
yaitu tidak boleh jalan-jalan menjelang senja
pernyataan ibu hamil didukung pendapat para
hari atau menjelang waktu maghrib. Terdapat
tokoh masyarakat.
juga larangan untuk mengurai rambut dan
" nggak boleh pake guling, nanti anaknya mengenakan baju yang terbuka karena hal itu
kepalanya besar sama kalau tidur ga boleh akan mengundang datangnya gangguan
sungsang sama suami nanti takut anaknya mahluk halus yang disebut kuntilanak.
sungsang juga" (wawancara mendalam
"ada larangan, kalo senja nggak boleh jalan
dengan tokoh masyarakat)
karena banyak barang yang nggak
" juga tidak boleh duduk di depan pintu kelihatan " (DKT dengan ibu hamil)
karena akan mempersulit proses persalinan
"nggak boleh jalan senja, kalo malem harus
" (DKT dengan ibu hamil)
ikat rambut, nggak tahujuga kenapa disuruh
" ada pantangan, nggak boleh duduk dekat orang tua, katanya sih nanti diikutin
pintu " (DKT dengan ibu hamil) kuntilanak "(wawancara mendalam dengan
tokoh masyarakat)
Terdapat pula larangan mandi sore di atas
jam lima sore karena akan menyebabkan bayi Terdapat pula pantangan perilaku yang juga
lahir menderita sakit influenza, sebagaimana harus dipatuhi.oleh suami, menyiratkan pula
diungkapkan salah seorang ibu, pandangan bahwa keselamatan anak
bukanlah semata-mata menjadi tanggung
"nggak boleh mandi sore lewat dari jam 5,
jawab istri melainkan juga suaminya. Dalam
nanti bisa ingusan anaknya kalo lahir " (DKT
banyak kebudayaan yang menganut
dengan ibu hamil)
keyakinan semacam ini, pantangan perbuatan
Selain pantangan perbuatan yang berakibat yang umum adalah membunuh atau
buruk bagi bayi dan ibunya, terdapat aspek menyiksa hewan yang dianggap akan
bahaya supranatural . Hal ini merupakan mengakibatkan sang bayi meninggal saat
kepercayaan yang umum ditemukan pada lahir atau mempunyai cacat pada bagian
berbagai suku bangsa di Indonesia yaitu tubuhnya seperti hewan yang pernah dianiaya
keyakinan mengenai roh-roh halus. Pada saat orang tuanya.
45
Tradisi kepercayaan masyarakat pesisir...( Annisa & Ike)
"ada,suaminya ga boleh bunuh binatang, iya "kalau orang bugis manggil dukun disini
dipatuhin aja " (DKTdengan ibu hamil) sanro " (wawancara mendalam dengan tokoh
masyarakat)
."suami tidak boleh memotong ay am karena
takut keguguran dan anak lahirnya mati Di desa Tanjung Limau terdapat dua dukun
"(wawancara mendalam dengan tokoh beranak yang biasa dipanggil Wa'Bedah dan
masyarakat) Wa'Nonong. Di antara kedua dukun beranak
ini Wa'Nonong lebih tua usianya dan lebih
"tidak boleh mancing, karena nanti anaknya
lama berprofesi sebagai dukun beranak.
sumbing. Tidak boleh potong kepiting
Masyarakat lebih suka ditolong oleh
(wawancara mendalam dengan sanro) Wa'Nonong karena mampu melakukan
pemotongan plasenta sendiri, sehingga tidak
perlu lagi bantuan bidan. Hal ini
Pandangan mengenai pemeriksaan dan
mempermurah biaya persalinan yang harus
perawatan kehamilan
dikeluarkan oleh masyarakat.
Sebagian besar ibu hamil yang mengikuti
Dukun beranak biasa dipanggil datang ke
diskusi kelompok terarah ini telah memiliki
rumah si ibu hamil untuk melakukan
kesadaran yang baik mengenai pentingnya
pemijatan agar posisi bayi dalam kandungan
memeriksakan kehamilan ke petugas
tidak sungsang sehingga si ibu dapat
kesehatan. Hal ini terbukti dengan seluruh
ibu hamil peserta DKT menyatakan melahirkan secara normal. Pemijatan juga
dilakukan bila si ibu mengalami cidera fisik
memeriksakan kehamilan kepada bidan Ani
yang bertugas di Desa Tanjung Limau. yang dapat mempengaruhi posisi bayi dalam
Sebagaimana pernyataan salah seorang ibu kandungan, misalnya terjatuh saat hamil.
berikut ini, di perkuat pula dengan " pernah, satu kali aja di dukun wa' nonong,
pernyataan bidan Ani sebagai bidan yang iya di pijat gitu supaya anaknya nggak
bertugas di desa Tanjung Limau. terbalik jadi diputar " (DKT dengan ibu
" periksa hamil di bidan Ani sini aja, sama di hamil)
posyandu " Masa kehamilan dan kelahiran juga dianggap
Ke bidan terus ada juga yang kedukun, sebagai masa krisis yang berbahaya, baik
mayoritasnya sekarang ya kebidan, kadang bagi janin maupun bagi ibunya. Karena itu
ke dokter kan banyak tenaga kesehatan sejak bayi masih dalam kandungan hingga
disini, di tanjung inikan banyak yang sesudah kelahirannya, para kerabat
berkelompok-kelompok bukan satu desa itu mengadakan serangkaian upacara bagi wanita
satu tempat, ada yang disana jauhkan jadi hamil, dengan tujuan mencari keselamatan
yang mana yang dekat tenaga kesehatan bagi diri si ibu dan bayinya saat berada dalam
mereka periksakan, kalo gak ada bidan kandungan hingga saat lahirnya.
disana ya pereksa kedukun-dukun itu jauh Kepercayaan ini juga diadopsi oleh sebagian
dari tenaga kesehatan, jadi pas man besar masyarakat desa Tanjung Limau.
melahirkan aja baru ke bidan karena Upacara adat yang biasa dilakukan oleh ibu-
jaraknya yang jauh, kalau dia gak mampu ibu hamil di desa Tanjung Limau
baru ke dukun " (DKT dengan ibu hamil) dilangsungkan terutama pada saat kehamilan
Selama jcehamilan bukan hanya bidan yang mencapai usia tujuh bulan kehamilan.
berhubungan dengan ibu hamil dan Menurut adat Bugis upacara ini disebut
keluarganya tetapi juga peran dukun masih Maccera Wettang yang artinya mengurut
besar dan diinginkan oleh masyarakat. Dukun perut. Upacara ini dilaksanakan di rumah si
beranak disini adalah orang-orang yang calon ibu yang dihadiri oleh keluarga dan
mempunyai keterampilan pengobatan secara kerabat yang dipimpin oleh dukun beranak
turun temurun terutama yang mempunyai dan imam atau orang yang dianggap alim
keterampilan menolong persalinan. Dukun ulama. Tetapi pada masyarakat desa Tanjung
beranak sebagian besar berjenis kelamin Limau upacara ini hanya dilakukan pada
perempuan, dan biasa dipanggil "sanro" kehamilan anak pertama saja. Hal ini terlihat
sesuai bahasa Bugis yang merupakan bahasa dari pernyataan berikut ini yang berasal dari
sehari-hari masyarakat Desa Tanjung Limau sumber ibu hamil maupun tokoh masyarakat
46
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 1, Desember 2010 :42-50
"sudah pernah 7 bulanan pas kehamilan "Ya ada kelahiran yang sulit, misalnya saat
anakpertama "(DKT dengan ibu hamil) pendarahan, partus macet, sungsang,
"pada saat hamil tujuh bulah, pada dilarikan ke kita. Topi saat pendarahan
kehamilan pertama, kalau hamil ke dua dan hebat saya larikan langsung ke rumah sakit,
tiga tidak lagi" (wawancara mendalam karena saya tidak berani , dan keadaan
dengan tokoh masyarakat) ibunya sudah lemah betul sehingga jika
ditangani disini bisa berbahaya"
(wawancara mendalam dengan bidan)
Pandangan mengenai penolong persalinan
Pada saaat persalinan peran bidan sudah Pandangan mengenai perawatan nifas
banyak dimanfaatkan dan persalinan
dilakukan di rumah bidan atau di Puskesmas, Sesudah terjadinya persalinan, sang ibu mulai
tetapi sanro juga masih banyak dimanfaatkan menjalani perawatan baik yang sifatnya
masyarakat Tanjung Limau, yang berarti berupa larangan makanan, maupun
menurut ibu-ibu hamil mereka merasa lebih perawatan fisik yang dilakukan oleh bidan
nyaman bila melahirkan ditolong oleh dukun. maupun sanro. Pantangan makan pada masa
paska persalinan ini bertujuan untuk
"enakan di dukun daripada di bidan jadi mengembalikan kesehatan ibu setelah
dukun aja " melalui proses persalinan terutama kesehatan
" rencana si mau di dukun aja, kecuali kalau kandungan. Selain demi kesehatan sang ibu
keadaannya agakgawatya di RSsamarinda pantangan makan juga dilakukan agar si bayi
" (DKT dengan ibu hamil) yang menyusu tidak mendapat dampak
negatif dari makanan yang dikonsumsi oleh
Wa' bedah sendiri sebagai seorang sanro ibu lewat ASI. Hal ini seperti diungkapkan
termasuk sanro yang kooperatif karena mau oleh peserta DKT ibu hamil.
bekerja sama dengan bidan, walaupun dalam
kerja sama tersebut peran dukun tetap yang " tidak boleh makan udang, kepiting, keladi,
lebih dominan. Dukun tetap bertindak ikan berduri nanti bisa gatal itu peranakan
sama sakit pas ngeluarin air susunya "
sebagai penolong utama persalinan
sedangkan bidan hanya bertugas memotong "nggak boleh makan cempedak, soalnya saya
plasenta. Hal sebagaimana diungkapkan oleh pernah makan cempedak malamnya anak
Wa Bedah. saya nangis semalaman karena sakit perut"
(DKT dengan ibu hamil)
"ibu bidan cuma potong tali pusar"
(wawancara mendalam dengan sanro) Selain pantangan makanan, terdapat juga
Bidan sendiri menganggap masih lebih serangkaian perawatan fisik terutama
pemijatan yang diterima oleh ibu pada masa
banyak ibu-ibu Tanjung Limau yang
melahirkan dengan dibantu bidan, dan tidak nifas. Pemijatan dimaksudkan agar otot-otot
tubuh ibu pulih setelah melahirkan.
keberatan bila sanro turut membantu
Pemijatan ini dilakukan oleh sanro.
pekerjaan bidan, sebagaimana pernyataan
Sebagaimana dingkapkan salah seorang ibu
bidan yang menganggap sanro sebagai mitra
hamil.
karena pernah mendapat pelatihan dan bidan
sendiri secara personal telah memberitahukan "ibu perutnya di urut dari 1-3 hari.Bayinya
cara-cara menolong persalinan yang sesuai di urut sama di mandikan dari- 1-3 hari
ilmu kesehatan. juga " (DKT dengan ibu hamil)
"fya kita kerjasama kan kita nggak boleh
ngasingkan dukun, kita mitra"(wawancara
PEMBAHASAN
mendalam dengan bidan)
Masalah kesehatan merupakan masalah
Keberadaan bidan tetaplah sangat penting
kompleks yang dipengaruhi berbagai masalah
terutama bila terjadi persalinan yang
lingkungan, social budaya, perilaku,
bermasalah, misalnya terjadi perdarahan. Hal
genetika. Istilah sehat mengandung banyak
ini pernah terjadi di desa Tanjung Limau
muatan kultural, sosial dan pengertian dari
seperti terungkap dalam pernyataan bidan
segi medis. Dulu dari sudut pandangan
berikut ini.
47
Tradisi kepercayaan masyarakat pesisir...( Annisa & Dee)
48
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 1, Desember 2010 : 42- 50
49
Tradisi kepercayaan masyarakat pesisir...( Annisa & Ike)
50