Professional Documents
Culture Documents
68-Article Text-138-1-10-20180125
68-Article Text-138-1-10-20180125
ABSTRAK
tourism development around the tourist activity takes place and mingle with the rural
tourism / rural are (1) the rural population can serve as actors, they can provide shelter for
(vegetables, fruits, crafts, traditional foods, and others, working sethingga will drive
business continuity and locality-based tradition. (3) Encourage the empowerment of local
labor, such as the provider of the art attraction culture, crafts, etc.). (4) increasing public
awareness of the values and traditions of local culture and unique natural environment
Perception of tourists who stay on the Service, Perception travel agents to tourist Bedulu
Keyword : community bases development, management of tourist area, tourist perception, tour
masyarakat pedesaan. Nilai tambah yang diperoleh dari pengembangan Pariwisata yang
pelaku , mereka dapat menyediakan tempat tinggal bagi wisatawan, penyediaan makanan
dan minuman, jasa laundry,jasa usaha angkutan, dan jasa-jasa lainnya.(2) meningkatnya
konsumsi produk lokal (sayuran, buah-buahan, seni kerajinan, makanan khas,dan lain-
lain, kerja sethingga akan mendorong kelangsungan usaha yang berbasis tradisi dan
penyedia atraksi seni budaya, kerajinan dan lain-lain). (4) meningkatkan kesadaran
masyarakat akan nilai-nilai tradisi dan budaya lokal serta keunikan lingkungan alam yang
dari beberapa aspek yaitu Organisasi pengelolaan, Profil Wisatawan yang berkunjung,
Sektor Pariwisata merupakan salah satu instrument yang sangat effectif dalam
Pariwisata adalah sektor yang dapat dikembangkan oleh daerah-daerah dengan potensi
daerahnya masing-masing seperti potensi alam yang dimiliki, keragaman budaya serta
Deversifikasi ekonomi, Pariwisata dapat memaikan peran Multi player effect yaitu
industri pakaian, industri kerajinan, serta berbagai sektor jasa. Dampak positif lainnya
dari pengembangan sektor Pariwisata dalam kehidupan sosial masyarakat adalah adanya
kesadaran masyarakat akan potensi alam dan warisan budaya yang dimililiki, kesadaran
akan hidup bersih, meningkatnya dan wawasan serta informasi masyarakat tentang dunia
kesenian dan sumberdaya (pesona) alam local, (3) mengembangkan serta memperluas
ekonomi dan bidang-bidang lainnya untuk kelangsungan hidup bangsa dan peningkatan
Pola pengembangan Pariwisata dalam 5 dasa warsa ini masih pada pola
wilayah tertentu.Pola pengembangan ini secara nyata telah dapat memberikan konstribusi
yang sangat besar terhadap kemajuan Pembangunan Nasional umumnya dan khususnya
lebih mendalam lagi pola pengembangan Pariwisata ini memiliki kecendrung memberi
manfaat yang lebih besar kepada pemodal besar sedangkan masyarakat dipedesaan lebih
banyak menjadi obyek, padahal masyarakat pedesaanlah sebenarnya sebagai steak holder
masyarakat pedesaan yang berperan besar dalam pelestarian budaya, pelestarian alam,
sesuai Undng-undang Nomer 25 tahun 2000 timbul paradigma baru yaitu pengembangan
pariwisata ini dikenal dengan nama “community Base Tourism” (Pariwisata berbasis
wisatawan berlangsung dan berbaur dengan masyarakat pedesaan. Nilai tambah yang
diperoleh dari pengembangan Pariwisata yang berbasis Masyarakat/pedesaan adalah (1)
penduduk pedesaan dapat berperan sebagai pelaku , mereka dapat menyediakan tempat
tinggal bagi wisatawan, penyediaan makanan dan minuman, jasa laundry,jasa usaha
angkutan, dan jasa-jasa lainnya.(2) meningkatnya konsumsi produk lokal (sayuran, buah-
buahan, seni kerajinan, makanan khas,dan lain-lain, kerja sethingga akan mendorong
kelangsungan usaha yang berbasis tradisi dan kelokalan. (3) mendorong pemberdayaan
tenaga kerja setempat, misalnya sebagai penyedia atraksi seni budaya, kerajinan dan lain-
lain). (4) meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai tradisi dan budaya lokal
sehingga diharapkan dapat memberikan efek ganda terutama kepada penduduk lokal di
desa wisata. Program ini merupakan upayalebih konkrit menyentuh kepariwisataan agar
rakyat dapat langsung berkiprah untuk memberdayakan dirinya”( Dirjen Dinas Budpar
2010).”Program ini telah berlangsung dari Tahun 2009 yang diberikan kepada 104 desa
di seluruh Indonesia dengan anggaran rata-rataRp. 50.000.000 dan ditahun 2010 naik
menjadi 200 desa dengan anggaran dinaikan 96 % sehingga menjadi Rp.80 juta –
Rp.90.juta per desa.Dana ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki fasilitas seperti
membangun fasilitas home stay, mengolah bahan baku lokal untuk souvenir dan kuliner,
Dari hasil pertemuan –pertemuan antara desa penerima PNPM Mandiri Pariwisata
dengan Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Bali dan beberapa steak
holder ternyata masih banyak desa-desa penerima PNPM mandiri pariwisata yang belum
siap mengelola desa wisata seperti yang diharapkan bahkan masih ada beberapa yang
menaruhd ana tersebut di Bank. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam factor
diantaranya : kurangnya pengetahuan dan skill dalam pengelolaan desa wisata sehingga
mereka kebingungan dari mana memulai, kurangnya kemampuan berbahasa asing , Daya
dukung yang sangat terbatas seperti penyediaan sarana akomudasi, penyediaan makanan
dan minuman, system pemasaran ,tidak ada konsultan yang membimbing dan lain-lain.
Desa Bedulu yangterletak di kabupaten Gianyar sebagai salah satu desa yang
dikembangkan menjadi desa wisata sejak tahun 2009 yang lalu oleh sekelompok warga
desa (kelompok sadar wisata /POK DARWIS) .Kelompok Sadar Wisata ini walaupun
belum mendapat bantuan dari pemerintah dalam bentuk PNPM Pariwisata maupun dana
sebuah desa wisata dengan memanfaatkan rumah anggota kelompok menjadi sarana
akomudasi, menyuguhkan atraksi budaya setempat seperti tari-tarian (barong, dan tarian
Bali oleh para remaja Desa)disamping itu juga memberi pengalaman baru kepada
wisatawan tentang cara memasak khas makanan Bali seperti jajanan Bali, membuat sate.
Pengalaman lain juga diberikan seperti membuat gerabah, Atraksi alam dikemas dengan
mengajak wisatawan tracking kesekeliling desa yang masih asri seperti sawah, kebun,
sungai.
Desa Bedulu memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi desa wisata yang ramai
dikunjungi wisatawan. Potensi wisata yang dimiliki antara lain : peninggalan arkeologi
yang tersebar dipelosok desa, berdekatan dengan objek wisata Goa gajah, Pura Samuan
Tiga , adanya beberapa Puri bekas Kerajaan, atraksi alam yang indah, akses yang dekat
dengan kawasan ubud yang sudah terkenal dan masih banyak potensi wisata lainnya.
Yang perlu mendapat perhatian adalah perkembangan pariwisata ini masih lambat
dimana dimana tamu (wisatawan) yang datang berkunjung masih sedikit yaitu rata-rata
sampai saat ini masih belum mendatangkan keuntungan secara ekonomi yang layak bagi
pantang menyerah dan pinjaman dari Lembaga Perkreditan Desa Bedulu Pengelola tetap
maksimal kepada para wisawan (tamu)nya. Berkaitan dengan hal tersebut hasil
yang dapat diaplikasikan dalam pengembangan desa wisata Bedulu yang didasarkan pada
tata kelola, persepsi wisatawan yang telah mengunjungi desa Bedulu, respon dari biro
setempat.
B. Rumusan Masalah
4. Bagimana persepsi pengelola Tours and Travel dalam melakukan kerja sama
di Desanya
7. Strategi alternatif apa yang dapat dilakukan dalam pengembangan Community Based
1. Tujuan Penelitian
Bedulu
b) Untuk mengetahui profil dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa wisata
Bedulu
d) Untuk mengetahui persepsi para pengelola Tours and Travel yang telah
desa Bedulu
Bedulu
2. Kegunaan Penelitian
a) Bagi Peneliti
Wisata khususnya
KAJIAN PUSTAKA
A. .Landasan Teori
Desa wisata adalah” suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomudasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dangan tradisi yang berlaku”.(Nuryanty wiendu 1993).pendapat lain
social ekonomi, social budaya, adat yang khas , memiliki arsitektur dan struktur tata
ruang desa kegiatan perekonomian yang unikdan menarik serta mempunyai potensi
Rakyat, 1999)
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Desa wisata adalah suatu
wilayah pedesaan yang memiliki keunikan dan daya tarik yang khas baikdaya tarik
“Menurut pola , proses dan tipe pengelolaannya desa wisata terbagi dalam dua
1) Lahan terbatas yang di lengkapi dengan infra struktur yang spesifik untuk
3) Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat perencanaan yang
berbintang lima.
b. Tipe terbuka
Dalam pengembangan desa wisata ada 6 isyu strategis dalam pengembangan Desa
pihak luar dan lain – lain untuk mengangkat potensi desa setempat sehingga
berlangsung akan tetapi dapat memmberikan nilai tambah manfaat ekonomi bagi
c. Sumber daya
1) Sumber Daya Manusia yang memiliki skill dalam mengelola, dan pelayanan
Pengembangan Desa Wisata baik atas inisiatis warga masyarakat dan atau
terkait dengan pemasaran olen Tours and travel /tour oprator agar memiliki
f. Kerangka Kelembagaan
“Atraksi wisata dapat berupa seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam,
hiburan, jasa dan lain- lain yang merupakan daya tarik wisata. Atraksi ini
memberikan ciri khas daerah tersebut yang mendasari minat wisatawan untuk
b. Akomodasi
“Akomodasi pada desa wisata yaitu sebagian dari tempat tinggal penduduk
setempat dan atau unit- unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal
penduduk”(Wikipedia,2011)
sarana komunikasi.
e. Infrastruktur lainnya
f. Transportasi
h. Masyarakat
partisipatif yang lebih concern dengan ketentuan dan pengaturan yang lebih
pendekatan pembangunan.
Definisi CBTyaitu:
pariwisata
b. masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha –usaha pariwisata juga
mendapat keuntungan,
pembagian keuntungan dari kegitan pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat.
Hauler menyampaikan gagasan tersebut sebagai wujud perhatian yang kritis pada
kata lain CBT merupakan alat untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan.
keberlangsungan pariwisata itu sendiri. Untuk itu ada beberapa prinsip dasar CBT
pariwisata,
komunitas,
Sepuluh prinsip dasar tersebut harus menjadi tumpuan, arah dan prinsip dasar dari
yang disampaikan secara eksplisit Suansri lebih memfokus kan pada kepen-tingan
masyarakat lokal tetapi ide utama yang disampaikan Suansri dalam prinsip dasar
tersebut adalah hubungan yang lebih seimbang atara wisatawan dan masyarakat lokal
dalam industri pariwisata. Keseimbangan yang dimaksud antara lain dalam hal status
yang didasari sikap saling menghargai, dan upya bersama untuk menjaga lingkungan.
kebanggaan komunitas, pembagian peran yang adil antara laki –laki perempuan,
konservasi;
CBT berkaitan erat dengan adanya partisipasi dari masyarakat lokal. Menurut
pengambilan keputusan,
pariwisata
1999:373) adalah berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dan adanya upaya
memiliki ketertarikan/minat, yang memiliki kontrol besar dalam proses sosial untuk
terfokus pada identifikasi tujuan masyarakat tuan rumah dan keinginan serta
masyarakat lokal. Untuk itu dibutuhkan perencanaan sedemikian rupa sehingga aspek
yang dapat membantu memastikan jika tujuan proyek bisa ditemu-kan dan
c. Sebagai capacity building bagi kelompok masyarakat agar mereka memahami apa
bahwa yang terlibat sangat nampak keikutsertaannya secara aktif dalam proyek
dengan pelatihan formal/informal serta kegiatan untuk meningkatkan
keperdulian),
besar terhadap sumber daya dan memutuskan penggunakan sumber daya yang
sumberdaya),
yang memahami, empati dan perduli den gan pendapat stakeholder, memiliki
dan tidak nyata, mememiliki kemampuan mengatur partisipan, ber sedia mengem-
ke bottom up),
manusia yang mendukung pem-bagian keuntungan dan manfaat yang adil serta
masyarakat untuk tetap menjaga SDA dan budaya. Pemerintah akan berfungsi
kelembagaan.
skope partisipasi yang lebih luas ini termasuk parti –sipasi dalamsektor informal,
yang lain seperti industri, jasa dan sebagainya. Anggota masyarakat dengan
tidak memilki usaha. Keuntungan tidak langsung yang diterima masyarakat dari
kegiatan ekowisata jauh lebih luas antara lain berupa proyek pembangunan yang
ekowisata adalah ketergantungan yang besar pada sumber daya alam dan budaya
setempat, Dimana aset tersebut dimiliki dan dikelola oleh seluruh anggota
Dengan demikian sumber daya yang ada menjadi lebih meningkat nilai, harga dan
pedesaan sulit diatur oleh lembaga yang ada. Penting untuk melibatkan komite
hubungan antara penduduk, sumber daya dan pengunjung. Hal ini jelas mem-
butuhkan perkembangan kelembagaan yang ada di sana. Yang paling baik adalah
komite.
f. keterkaitan antara level regional dan nasional. Komunitas lokal seringkali kurang
mendapat link langsung dengan pasar nasional atau internasional, hal ini menjadi
pembang -unan berkelanjutan dalam konteks pariwisata masih banyak diragukan. Hal
pariwisata berkelanjutan bisa memiliki makna beragam. Orang dari banyak bidang
yang berbeda menggunakan istilah berbeda di dalam konteks yang berbeda dan
mereka mempunyai konsep, bias, dan pendekatan berbeda (Heinen dalam Sharpley,
pembangunan yang me menuhi kebutuhan wisatawan saat ini, sambil melindungi dan
mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada pengelolaan
seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan
sumber daya alam dan penggunaan sumber daya manusia untuk jangka waktu
hal, keberlanjutan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi di satu sisi dan lainnya
berkelanjutan yang lebih luas. Stabler & Goodall (Sharpley, 2000:1), menyatakan
daerah tujuan wisata (host areas) dengan habitat dan manusianya, pembuatan paket
liburan (wisata), dan industri pariwisata, dimana tidak ada satupun stakehorder dapat
pariwisata, dimana tidak ada satu faktor atau stakeholder yang mendominasi. Prinsip
sangat penting. Untuk diterapkan secara umum, pada sistem pariwisata itu sendiri
dan khusus pada individu di daerah tujuan wisata atau sektor industri. Selama ini
meskipun pariwisata diterima dan terintegrasi dalam strategi pembangunan nasional
dan lokal, namun fokus ut ama pembangunan pariwisata berkelanjutan masih ke arah
produk center. Tidak heran jika pada tingkat operasional sulit mengatur penerimaan
alamiah. Oleh karenanya menurut Fors yth (dalam Sharpley, 2000:9) pariwisata
lokal atau regional, atau sebagai sektor industri yang spesifik/khusus. Pada saat yang
dalam berbagai tingkat, mengadopsi kebijakan lingkungan dan meski kecil telah
menunjukkan filosofi bisnis dan pembang unan yang mengarah pada prinsip-prinsip
pariwisata berkelanjutan sangat ter -gantung pada variasi faktor politik ekonomi yang
menurut Yaman & Mohd (2004:584) ditandai dengan empat kondisi yaitu: 1)
anggota masyarakat harus berpartisipasi dalam proses perenca naan dan pembang-
iklim mikro harus dimengerti dan didukung, 4) investasi pada bentuk –bentuk
pariwisata yaitu mampu menciptakan produk pariwisata yang bisa bersaing secara
masyarakat di daerah tujuan wisata untuk menghindari konflik dan dominasi satu
sama lain. Hal ini juga didukung dengan memberi perhatian/pengembangan usaha
development sebagai suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu
masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui
menjadikan masyarakat semakin komplek dan kuat. Ini merupakan suatu perubahan
dimana masyarakat menjadi lebih komplek, institusi lokal tumbuh, collective power-
sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga
pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi,
menyatakan :”a process whereby community members come together to identify their
problem and need, seek solution among them selves, mobilelize thenecessary
resources ang excute aplane of action or learning or both” (suatu proses dimana
masalah dan memcahkannya, (2) partisipasi dan etos swadaya masyarakat ”. Dari
segala sumber daya yang dimilikinya (sumber daya alam, budaya, sumberdaya
keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis. Lingkungan strategis
yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain mencakup lingkungan produksi,
dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi,
dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu
secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan
sebelumnya factor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing
dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada factor
eksternalnya.
mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat multidisplin. Tim
masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara
masyarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya berhenti. Peran tim PM
sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok atau pihak lain yang
kesepakatan bersama yang telah ditetapkan sejak awal program antara tim PM dan
Tim PM dapat dilakukan minimal 3 tahun setelah proses dimulai dengan tahap
sosialisasi. Walaupun tim sudah mundur, anggotanya tetap berperan, yaitu sebagai
oleh Chambers dalam Anholt (2001) sering dikenal dengan semboyan “put the
farmers first”.
masyarakat.
Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang
pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM,
Gambar 01
Mengembang
kan manusia
dalam
kelembagaan
organisasi
Mengembangkan
Potensi &
Kapasitas
empowerment
Mengembang
PENDEKATAN:
kan potensi
lingkungan
1. Targeted
2. Participatory
3. Community
based
Pemberdayaan 4. Value based
Masyarakat
Membuka
Menciptakan akses,
kondisi yang Perlindungan,
kondusif/ peningkantan
enablement peran
Prilaku lain
B. Hasil Penelitian berkaitan dengan desa wisata
1. Suzanne Wilson (1997) dalam jurnal internasional, Factors for success in Rural
partisipasi dari pelaku bisnis secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam
pariwisata.
C. Kerangka Pemikiran
KERANGKA PEMIKIRAN
Profil wisatawan
Persepsi wisatawan
STRATEGI
PENGEM PEMBER
Persepsi Travel ANALISIS BANGAN DAYAAN
agent SWOT DESA MASYAR
WISATA AKAT
/CBT
Partisipasi
/Dukungan
Masyarakat lokal
Tata kelola
/Manajemen
METODE PENELITIAN
1. Sitem Pengelolaan Desa Wisata adalah kelembagaan yang telah terbentuk yaitu
desa wisata Bedulu terhadap pelayanan yang diberikan dari saat kedatangan,
pelayanan kamar, makanan dan minuman, pelayanan tour, respek dari pegawai,
3. Persepsi Perusahaan Tours and Travel (Travel Agent) tentang kemampuan SDM
4. Profil wisatawan adalah wisatawan yang berkunjung kedesa wisata Bedulu ditinjau
6. Manfaat Pengembangan CBT yang dirasakan masyarakat adalah hasil yang didapat/
metode yang dapat dipakai sebagai acuan dalam mengembangkan desa wisata
1. Jenis data
a. Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka melainkan berupa keterangan atau
and Travel,
2. Sumber data
a. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh pertama langsung dari objek
penelitian seperti :keterangan atau informasi seperti tata kelola desa wisata, persepsi
masyarakat setempat.
b. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa data yang telah jadi.seperti
data penerima dana PNPM Mandiri Pariwisata, tata kelola desa wisata
1. Wawancara yaitu melakukan wawancara dengan pihak terkait seperti :pengelola DEWI
(desa wisata)
2. Observasi non partispatif mengamati langsung dan meninjau objek dan penanganan
dengan penelitian
banyaknya populasi dan sifatnya akan terus bertambah (mobile) maka dalam penelitian ini
tehnik sapling yang digunakan adalah Porposive sampling ,yaitu sapling bertujuan. Dalam
penelitian ini responden yang digunakan adalah para pengelola desa wisata, masyarakat yang
1. Analisis statistik diskriptif adalah untuk memberi gambaran persepsi tamu terhadap
pelayanan kepada tamu (wisatawan) yang menginap di desa wisata Bedulu dan untuk
Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis data untuk memperoleh alternatif strategi
dalam pengembangan desa wisata Bedulu dimasa yang akan datang sehingga Pariwisata
strategi, yang terdiri atas analisis keunggulan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Dalam mengembangkan alternatif
strategi, dapat dilakukan dengan alat bantu analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats) yang didasarkan pada situasi lingkungan internal dan
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
Setelah semua informasi terkumpul, baik analisis lingkungan internal maupun analisis
merumuskan strategi dapat dipergunakan alat bantu berupa matrik SWOT yang dapat
yang dihadapi perusahaan atau organisasi, yang selanjutnya disesuaikan dengan kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses) internal yang dimilikinya. Matrik ini mampu
menghasilkan empat set kemungkinan strategi seperti yang dipaparkan berikut ini.
menghindari ancaman.
Gambar 03
KETUA
A.A.GD.OKA ASTAWA
WAKIL
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
URAIAN TUGAS
KETUA :
b. Membuat perencanaan
WAKIL KETUA :
SEKRETARIS :
b. Membantu operasional
BENDAHARA :
uang )
c. Membantu oprational
secara bersama-sama.
amenities furniture
menguntungkan yaitu :
Kelompok DEWI
seperti biasa.
/Continental Plan
Travel Agent)
Desa Wisata
c. Sistem pemasaran.
1. Profil Wisatawan :
a. Asal Negara
Jepang
b. Umur
c. Pekerjaan
/pedagang
Occupancy
Dari saat mulai dikelola juli 2009 sampai juni 2011 jumlah wisatawan
TABEL 01
OCCUPANCY PADA DESA AKOMUDASI DESA WISATA BEDULU
JULI TAHUN 2009 – JUNI TAHUN 2011
Berdasarkan Kuisioner yang disebarkan selama 3 bulan yaitu Mei, Juni, Juli tahun
Kuisioner selanjutnya ditabulasi dan diperoleh hasil seperti tabel 08 sebagai berikut :
TABEL 02
a. Indikator
3 = kelengkapan kamar
6 = Peralatan kamar mandi (Toalet Bowl, water tap) berfungsi dengan baik
8 = kenyamanan kamar
9 = keamanan kamar
dan Kurang = 1
d. Keputusan :
Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa Persepsi wisatawan yang berkunjung ke
Desa Wisata Bedulu terhadap pelayanan yang dirasakan adalah secara umum baik
Jika dilihat persepsi perindikator bahwa hanya satu indikator yaitu kebersihan
Lingkungan dinyatakan sedang (mean : 1,5- 2,4 dan indikator lain sudah dinyatakan
baik (Mean 2,4 – 3,0), terdapat empat Indikator yang perlu diperhatikan dan
D. Persepsi Manajemen Tours and Travels tentang Pengelolaan Desa Wisata Bedulu.
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara dan kuisioner
TABEL 03
PERSEPSI MANAJEMEN TOURS AND TRAVEL TENTANG PENGELOLAAN
DESA WISATA BEDULU
PERSEPSI MANAJEMEN
NO INDIKATOR TRAVEL AGENT
TALISMAN GOLDEN KETERANG
KRIS AN
1) Potensi Pasar jenis wisata ini (Pariwisata Berbasis Masyarakat/ Community Based
Tourism) sangat baik karena wisatawan Eropa mulai menggemarinya dan ada
2) Negara pasar potensial jenis wisata ini (Pariwisata Berbasis Masyarakat/ Community
Based Tourism) adalah Negara Eropa terutama Perancis, Belanda, Belgia, Inggris )
3) Kesan para wisatawan secara umum setelah melakukan kunjungan adalah rata – rata
pasar yaitu wisatawan golongan tertentu dan hanya beberapa negara Eropa
a) Agar melakukan pendekatan yang lebih intensif kepada Tours and Travel lain,
sangat baik, Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa :
lingkungan desa
DEWI) menyatakan :
2) Dapat memanfaatkan kamar untuk dipakai sendiri jika tidak ada tamu.
orang asing yang bisa ditiru seperti tepat waktu, kebersihan rumah,
3) Dapat belajar budaya asing dari wisatawan seperti apa pola hidup
orang asing yang bisa ditiru seperti tepat waktu, kebersihan rumah,
pariwisata
pariwisata
d. Lembaga Desa
pengelolaan pariwisata)
kebersihan lingkungan
lingkungan
sebagai berikut.
TABEL 04
IFAS
teratur,transparan, dikenal
(sarkopogus),kegiatan reception
f. Keramah tamahan
penduduk
g. Dukungan masyarakat
sangat baik
Assosiasi), Lembaga
Pendidikan Pariwisata,
CBT center
dalam produk-produk
pilihan
EFAS
wisatawan yang berminat yang lebih intensif kepada promosi yang lebih
Pemerintah , lembaga
pinjaman lunak
THEARTS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
telah berkunjung
Dari matrik SWOT dapat dikemukakan bahwa strategi pengembangan pariwisata berbasis
b. Secara pro aktif melakukan pendekatan kepada instansi non Pemerintah maupun lembaga
pemerintah, Para perusahaan Travels Agent tentang potensi desa Bedulu yang layak
2) Membuat brosur
c. Membuat kursus bahasa Perancis untuk seluruh tuan rumah yang rumahnya dipakai
sarana akomudasi
f. Menjalin komunikasi yang baik dan berkelanjutan dengan wisatawan yang telah
berkunjung
a. Melakukan Pengelolaan sampah yang baik dan benar (pemisahan sampah organik dan
an organik )
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang sapta pesona dan CBT terutama
c. Selalu meyakinkan kepada tamu yang berkunjung bahwa Bali tempat yang aman untuk
dikunjungi
SIMPILAN DAN SARAN
A. Simpulan
menginap dalam dua tahun sejak dimulai (juli 2009-juli 2011) = 382 orang, rata-
malam, jumlah kamar tejual = 208 kamar (masih sedikit) dari total kamar tersedia
yaitu 12.000
2. Profil wisatawan yang berkunjung masih terbatas dari Eropa, dengan umur
3. Persepsi wisatawan terhadap pelayanan adalah dalam kategori baik (mean 2,832)
dengan besarnya Persentase :Baik (85,6%), Sedang (12 %), Kurang 2,4 %)
4. Persepsi Perusahaan Tours and Travel terhadap pengelolaan CBT di Desa Bedulu
wisatawan (tamu) melihat apabila ada upacara di Pura atau upacara keluarga
6. Manfat yang didapat Masyarakat dalam pengembangan Pariwisata berbasis
pengelolaan Pariwisata
b) Membuat brosur
Hotel-hotel
keuang
4. Menggali potensi – potensi yang dapat dijadikan program pariwisata pilihan atau
6. Membuat Guest comment dan dilakukan analisis paling tidak enam bulan sekali
ditingkatkan
7. Koresponden dengan steak holder terutama travel agent tetap dijaga dan pro aktif
ini dapat dilaksanakan dengan skala prioritas disesuaikan situasi dan kondisi serta
kemampuan dana,
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, M, 2002 “Integrasi Ekonomi dan Ekologi dari Mimpi Menjadi Aksi,” dalam Wacana,
III, 12,
Becker, Egon, & T. Jahn (eds.),1999. Sustain-ability and The Social Sciences (New York:
Fakih, Mansour, 2001, Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi ,Yogyakarta: Pustaka
Indriati, Etty,2001, Menulis Karya Ilmiah (artikel,Skripsi,Tesis dan desertasi, Gramedia Pustaka
Utama, jakarta
Garrod, Brian,2001 Local Partisipation in the Planning and Management of Eco Tourism : A
Mowfort,Martin & I, Munt,1998, Tourism and Sustainability New Tourism in the Word, London
: Routedge
Richard Sharpley, 2000, “Tourism and Sustainable Development : Exploring the Theorical
Suansri, Potjana, 2003, Community Based Tourism Hand Book , Thailand : Rest Project
Timothy, DJ, 1999, “ Participatory Planning a View of Tourism in Indonesia” dalam Annuals
Yaman, Amat Ramsa & A. Mohd, 2004, “Community Based Ecotourism: New Proportion for
Sciences IV (4)