Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Technical Implementation Unit (UPT) Syiah Kuala University Library (Unsyiah) is a State University’s library
in Banda Aceh which provides a wide choices of reading rooms based on visitors' needs. One of them includes a
gender-separated reading room, which is a reading room for men and a reading room for women. This difference
raises the question why the need for a separate reading room on a gender basis. Therefore, this study focuses on
women's reading room that located on the second floor of the Unsyiah Library. Sitting position on the floor is different
from sitting on a bench where has no space restrictions between men and women. Therefore, the policies enforced by
the Head of the Unsyiah Library was by creating two rooms which differentiated between genders. This application is
only found in Unsyiah Banda Aceh from the basis of Islamic Shari’a and women's privacy. Unfortunately, currently the
women’s reading room has not facilitated the needs of female student sitting positions yet. Therefore it's important to
know the special anthropometry of female students study body size which includes linear dimensions, body size regions,
and other aspects of students body position. The results of anthropometric studies of female student’s sitting position is
useful to prevent the wrong sitting position with improvement of furnitures design and arranging the interior layout of
the right space organization, so that an appropriate reading room atmosphere can be created with academic needs. The
method in this study uses the qualitative method with descriptive approach. The research aims to find out the various
activities and students’s seating positions in women’s reading room. Data collection techniques carried out by
interview, observational data (observations and measurements) on anthropometry female students, existing rooms and
the furnitures in women's reading rooms.
Abstrak
Unit pelaksanaan teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan Perpustakaan
Perguruan Tinggi Negeri di Banda Aceh yang menyediakan pilihan macam ruang baca berdasarkan kebutuhan
pengunjung. Salah satunya termasuk ruang baca yang dipisahkan secara gender, yaitu ruang baca khusus laki-laki dan
ruang baca khusus perempuan. Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan mengapa diperlukannya ruang baca yang
dipisahkan secara gender. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada ruang baca perempuan lesehan yang terletak
di lantai dua Perpustakaan Unsyiah. Posisi duduk lesehan berbeda dengan duduk di atas bangku dimana lesehan tidak
terdapat batasan space antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, kebijakan yang diberlakukan oleh Kepala
Perpustakaan Unsyiah, yaitu dengan menciptakan dua ruangan yang dibedakan antar gender. Penerapan ini hanya
terdapat di Unsyiah Banda Aceh atas dasar Syari’at Islam dan privasi perempuan. Sayangnya, saat ini ruang baca
perempuan, belum menfasilitasi kebutuhan posisi duduk mahasiswi. Maka dari itu penting untuk mengetahui
antropometri mahasiswi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, daerah ukuran
tubuh, dan aspek lain dari posisi tubuh mahasiswi. Hasil kajian antropometri posisi duduk mahasiswi, bermanfaat
untuk mencegah posisi duduk yang salah dengan memperbaiki desain perabot serta mengarahkan susunan interior
pada organisasi ruang yang tepat sehingga dapat terciptanya suasana ruang baca yang sesuai dengan kebutuhan
akademik. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui ragam kegiatan dan posisi duduk mahasiswa saat berada di ruang baca perempuan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara, wawancara (interview), data observasi (pengamatan dan
pengukuran) terhadap antropometri mahasiswi, eksisting ruangan serta perabot di ruang baca perempuan.
dipisahkan secara gender, yaitu ruang baca khusus laki- c. Punggung tetap tegak dengan bantalan kursi
laki dan ruang baca khusus perempuan. Kedua ruang ini menopang punggung bawah
merupakan ruang baca duduk lesehan. Fokus objek d. Posisi punggung santai dan tidak membungkuk
penelitian ini adalah ruang baca khusus perempuan. (Lumbal tetap lordosis)
Perhatian terhadap perempuan di masyarakat e. Tibia (betis) tegak lurus dengan lantai
Aceh merupakan hal penting [2]. Perempuan dianggap f. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai (85o-
mulia dengan terpenuhinya kebutuhannya [2]. 100º)
Berdasarkan pencaharian peneliti, ruang baca terpisah
secara gender pada sebuah perpustakaan belum pernah
diterapkan sebelumnya di Universitas lainnya di
Indonesia. Oleh karena itu, hal ini juga menimbulkan
pertanyaan mengapa diciptakaannya ruang baca
perempuan dan kegunaan ruang baca perempuan sendiri.
Dari hasil observasi awal, saat ini ruang baca lesehan
perempuan yang terletak di lantai dua di Perpustakaan
Unsyiah belum menfasilitasi kebutuhan mahasiswi dari
segi ergonomi maupun dari segi perabot dan interior
ruangan. Kegiatan mahasiswi adalah; membaca koleksi
di perpustakaan, mengerjakan tugas dari kampus,
beristirahat dan berdiskusi. Maka dari itu penting untuk
mengetahui Antropometri mahasiswi yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi, daerah
ukuran, dan aspek lainnya.
Dalam kajian pada posisi duduk ini, dapat
melahirkan sebuah desain yang dapat menfasilitasi
kebutuhan antropometri yang akan dikaitkan dengan
kebutuhan fasilitas di ruang baca perempuan sendiri. Gambar 1 (a) Luas meja kerja per-seorangan (b) jarak
Sebab postur kerja yang tidak baik seringkali disebabkan minimum antar meja, (c) ruang gerak minimum
oleh desain fasilitas yang kurang memperhatikan dalam jangkauan ruang baca, (d) lalu lintas
pergerakan antara posisi duduk dan berdiri. Sumber:
kesesuaian dengan penggunanya [3].
Data Arsitek
2. Tinjauan Pustaka
g. Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak,
2.1 Perpustakaan
berarti posisi duduk terlalu tinggi
Perpustakaan adalah sebuah ruangan atau bangunan
yang isinya berupa koleksi, seperti buku, jurnal yang Dalam merancang program ruang suatu
digunakan oleh masyarakat sewaktu waktu dan mudah perpustakaan perguruan tinggi, maka 10-15% dari
dicari dan dipergunakan [4]. seluruh luas ruangan, masing-masing akan diperlukan
untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan
2.2 Antropometri posisi duduk kelengkapan sarana membaca dan kepustakaan ilmu
Antropometri adalah salah satu bagian dari pengetahuan yang memadai [8].
ergonomi yang secara lebih spesifik membahas
mengenai ukuran tubuh manusia, termasuk dimensi 2.4 Teori fungsi menurut Geofrey Broadbent
tubuh, serta daerah ukuran tubuh dan aspek lain dari Geofrey Broadbent, melontarkan enam fungsi yang
berbagai gerakan tubuh manusia [5]. Menurut kamus dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk menjawab hal
besar bahasa Indonesia (KBBI), sikap adalah bentuk yang dituntut oleh bangunan, yaitu [9]:
tubuh. Duduk adalah meletakkan tubuh atau terletak a. Environmental Filter (penangkal faktor lingkungan)
tubuhnya dengan bertumpu pada bagian bawah badan. b. Container of Activities (wadah kegiatan)
Jadi, sikap duduk adalah bagaimana atas tubuh bertumpu c. Capital Investment (investasi atau penanaman
pada bagian bawah tubuh. Sedangkan posisi duduk modal)
adalah letak atau kedudukan sebuah tubuh manusia [6] d. Symbolic Function (fungsi simbolik)
Macam-macam posisi duduk menurut Parjoto (2007), e. Behavior Modifier (pengaruh perilaku)
beberapa macam posisi duduk adalah sebagai berikut f. Aesthetic Function (bertujuan untuk kesenangan).
[7]:
a. Duduk tegak 2.4.1 Container of activities (wadah kegiatan)
b. Duduk condong kedepan a. Pola aktivitas pelaku
c. Duduk menyandar Berdasarkan buku Disain Interior oleh
Menurut penelitian Khumaerah (2011) menjelaskan Suprandar (1999), menjelaskan bahwa pola
bahwa standar posisi duduk yang ergonomi adalah aktivitas pelaku disesuaikan dengan kegiatan
sebagai berikut [7]: dan tingkah laku individu. Untuk itu,
a. Dagu ditarik ke dalam diperlukannya seorang arsitek untuk mencoba
b. Kepala tidak membungkuk ke depan (fleksi 5o-10º) membahas berbagai kebiasaan orang yang ada
kaitannya dengan ruang di dalam sebuah
70
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 69 -74
ISSN: 2655-1586
72
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 69 -74
ISSN: 2655-1586
73
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 69 -74
ISSN: 2655-1586
Pustaka
[1] Fitria, Ainunnisa Tika. (2018). Pengaruh Seting
Ruang Terhadap Perilaku Pengguna Dengan
Pendekatan Behavioral Mapping. Tersedia pada
https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.ph
Gambar 14. Simulasi kegiatan zona publik dan p/JUARA/index
privat di ruang baca perempuan (Sumber: peneliti, [2] Wulandari, Elysa. (2010). Jurnal Etika. Fakultas
2019) Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia.
(ISSN) 2086-0145.
Dikarenakan dalam organisasi ruang cluster terdapat
[3] Purwaningsih, Ratna. (2017). Sebab postur kerja
mahasiswi yang belajar mandiri maupun mahasiswi yang tidak baik seringkali disebabkan oleh desain
yang berdiskusi kelompok. Maka perlu fasilitas yang kurang memperhatikan kesesuaian
dipertimbangkan personal distance dan social distance, dengan penggunanya. Tersedia pada
dimana terdapat jarak antar interaksi publik dan https://www.researchgate.net/
seorang individu berada dalam satu ruangan. Jarak [4] Sutarno, NS. (2006). Manajemen perpustakaan:
social distance mencapai 150 cm dampai 3 meter. suatu pendekatan praktik. Tersedia pada
Sedangkan jarak personal distance dari 60 cm sampai http://digilib.unila.ac.id/10140/131/BAB%20II.pdf
100 cm. [5] Numiarto, Eko (1991). Ergonomi Konsep Dasar
dan Aplikasinya. Prima Printing: Surabaya
[6] Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Tersedia
pada https://kbbi.web.id/.
[7] Wijayanti, Fitri. (2017). Hubungan Posisi Duduk
Dan Lama Duduk Terhadap Kejadian Low Back
Pain (Lbp) Pada Penjahit Konveksi Di Kelurahan
Way Halim Bandar Lampung. Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
[8] Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek. Erlangga:
Jakarta.
[9] Towoliu, Richard Marvel. (2015) Teori Fungsi
Menurut Geofrey Broadbent. Skripsi Universitas
Sam Ratulangi, Manado.
[10] Pramudji, Suptandar. (1999). Disain Interior.
Djambatan: Jakarta.
[11] Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami
Gambar 15 Jarak area antar mahasiswi di ruang baca Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
perempuan (Sumber: peneliti, 2019)
74
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 69 -74