You are on page 1of 10

WARTAZOA Vol. 30 No. 4 Th. 2020 Hlm. 211-220 DOI: http://dx.doi.org/10.14334/wartazoa.v30i4.

2529

Etika Kesejahteraan Hewan dalam Penelitian dan Pengujian:


Implementasi dan Kendalanya
(Animal Welfare Ethics in Research and Testing: Implementation and its Barrier)

Sutiastuti Wahyuwardani1, SM Noor1 dan B Bakrie2


1
Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata No. 30 Bogor 16124
2
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jl Tentara Pelajar No.10, Bogor 16124
Korespondensi e-mail: sutiastutiw@yahoo.co.id

(Diterima 9 Juli 2020 – Direvisi 16 November 2020 – Disetujui 16 November 2020)

ABSTRACT

Experimental animals have an important role in research and testing to improve human and animal health. The use of
animal in an experiment must be balanced between science and ethical values of animal welfare. This paper discusses the role of
IACUC, the implications of animal welfare for research, animal ethical clearance and obstacles in the implementation of animal
welfare. Institution of Animal Care Use Committee (IACUC) has an important role to ensure that researcher has animal ethical
clearance before conducting research and testing. Research and testing using animal should comply with ethical principles:
respect, beneficiary and justice; 3Rs principles: Replacement, Reduction, Refinement and 5F/Freedom: freedom from hunger and
thirst, heat and discomfort, pain, trauma and disease, fear and stress and expressing behavior naturally. The application of animal
ethics clearance in Indonesia in research using animals is compulsary in various institutions. However, there are several barriers
in its implementation, including some research institutions do not have IACUC, some researchers are lack of awareness to apply
for animal ethical clearance, reluctant to IACUC requirements, lack of animal facilities that meet animal welfare requirements
and lack of competence in animal handling according to animal welfare.
Key words: Animal welfare, ethical clearance, IACUC, research

ABSTRAK

Hewan coba memiliki peran penting dalam penelitian dan pengujian untuk meningkatkan kesehatan manusia dan hewan.
Pemanfaatan hewan dalam penelitian harus seimbang antara ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai etika kesejahteraan hewan
(kesrawan). Tulisan ini membahas Komisi Kesejahteraan dan Penggunaan Hewan atau Animal Care Use Commiitte (IACUC),
implikasi kesrawan dalam penelitian, klirens etik hewan dan kendala dalam implementasinya. Peranan IACUC dalam institusi
untuk memastikan bahwa peneliti telah mempunyai klirens etik hewan dan memenuhi kaidah kesrawan dalam memanfaatkan
hewan dalam penelitian. Persyaratan kesrawan yang harus dipenuhi adalah penerapan prinsip etika penelitian: respect (hormat),
beneficiary (bermanfaat) dan justice (adil) terhadap hewan; prinsip 3Rs: Replacement (penggantian), Reduction (pengurangan),
Refinement (perbaikan) dan 5F/freedom: kebebasan dari rasa lapar dan haus, rasa panas dan tidak nyaman, rasa nyeri, trauma dan
penyakit, ketakutan dan stres serta mengekspresikan perilaku alami. Penerapan klirens etik hewan di Indonesia dalam riset telah
banyak dipersyaratkan di berbagai institusi, namun menghadapi beberapa kendala dalam implementasinya antara lain: beberapa
institusi belum memiliki IACUC, beberapa peneliti kurang memiliki kesadaran untuk mengajukan klirens etik hewan, keberatan
dengan persyaratan IACUC, fasilitas hewan yang belum memenuhi persyaratan kesrawan dan masalah kompetensi penanganan
hewan sesuai kesrawan.
Kata kunci: Kesejahteraan hewan, klirens etik, IACUC, penelitian

PENDAHULUAN yang lebih luas. Penggunaan hewan dalam penelitian


dan pengujian dapat meningkatkan kualitas hidup
Hewan banyak dimanfaatkan dalam berbagai hewan itu sendiri maupun manusia seperti untuk
aspek kehidupan manusia sejak zaman dahulu sebagai pengembangan vaksin, obat, alat diagnosis, uji
tenaga kerja, alat transportasi, konsumsi, hiburan toksisitas, uji coba klinis obat, perbaikan prosedur
maupun sebagai hewan kesayangan dan untuk bedah dan lain-lainnya. Penerapan kesrawan dalam
penelitian serta pengujian. Hewan yang digunakan industri peternakan diakui berpotensi meningkatkan
dalam penelitian disebut hewan coba atau hewan model produktivitas hewan dan meningkatkan kualitas daging
yaitu hewan yang sengaja dipelihara untuk kepentingan (Sinclair et al. 2019). Dapat dikatakan bahwa hewan
penelitian baik di laboratorium maupun dalam skala mempunyai peranan yang sangat penting dalam

211
WARTAZOA Vol. 30 No. 4 Th. 2020 Hlm. 211-220

membantu meningkatkan pengetahuan dan juga (Popa et al. 2015). Beberapa negara telah
memberikan kontribusi dalam menemukan solusi mengeluarkan data penggunaan hewan dalam
terkait permasalahan biologis dan biomedis baik pada penelitian seperti Canada dalam laporan tahunan
manusia maupun hewan (Andersen & Winter 2019). Canadian Council on Animal Care (CCAC) dan
Penggunaan hewan coba dalam penelitian negara-negara Uni Eropa dalam Report Form The
walaupun bermanfaat dalam meningkatkan kualitas Commission to The European Parliament and Council
hidup manusia dan hewan namun banyak ditentang (CEPC). Sedangkan di Indonesia belum ada data resmi
oleh kelompok animal right (hak asasi hewan) karena yang dilaporkan mengenai jumlah hewan yang
hewan juga mempunyai hak asasi untuk hidup digunakan dalam penelitian atau pengujian. Menurut
sebagaimana mestinya, tidak untuk dieksploitasi laporan The Commission to The European Parliament
sebagai subyek dalam penelitian, untuk konsumsi, and Council (CEPC 2019), bahwa hewan yang paling
pakaian, hiburan, atau disalahgunakan dengan cara banyak digunakan untuk tujuan riset di negara-negara
apapun. Sebaliknya, disisi lain, para ilmuwan sepakat Uni Eropa periode tahun 2015-2017 adalah mencit,
bahwa penelitian menggunakan hewan diperbolehkan, hewan air (ikan dan cephalopoda) dan tikus
namun dengan menerapkan kaidah kesejahteraan (Gambar 1).
hewan (kesrawan). Kesejahteraan hewan adalah
keadaan terukur pada hewan yang mungkin terkait
dengan kecukupan kemampuan hewan untuk mengatasi
lingkungannya.
Beberapa konsep terkait kesrawan telah
dikemukakan para ilmuwan sebagai dasar untuk
menilai penelitian atau pemanfaatan hewan (Bruckner
2019). Penggunaan hewan dalam penelitian perlu
disesuaikan dengan persyaratan dan tujuan penelitian
yang dilakukan. Alternatif pengganti penggunaan
hewan perlu menjadi pertimbangan misal dengan
model komputer, kultur sel in vitro, layar enzimatik
dan hewan model (Doke & Dhawale 2015). Perangkat
lunak dapat digunakan untuk menggantikan hewan
Gambar 1. Jenis hewan yang digunakan dalam penelitian
dalam memprediksi toksisitas bahan kimia (Richard
di Uni Eropa 2017 (CEPC 2019)
2018).
Saat ini, penerapan kesrawan dalam penelitian Mencit dan tikus adalah spesies rodensia yang
menggunakan hewan coba di Indonesia menjadi banyak dipakai untuk model hewan penelitian biomedis
persyaratan dalam mengajukan proposal penelitian. karena adanya kesamaan anatomis, fisiologis, dan
Semua pihak yang terlibat dalam penelitian genetiknya dengan manusia (Bryda 2013). Data hewan
menggunakan subyek hewan dituntut untuk memenuhi yang dipakai sebagai pengguna pertama (first use)
kaidah kesrawan sebagai bentuk penghargaan atas dalam penelitian dan pengujian pada tahun 2017 di
hewan yang dikorbankan untuk kesejahteraan hidup Eropa adalah 9.388.162 ekor, jumlah ini telah
manusia. Oleh karena itu peranan Komisi Pengawas mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016
Kesejahteraan dan Penggunaan Hewan atau Animal (9.817.946 ekor) dan tahun 2015 (9.590.379 ekor).
Care Use Commiitte (IACUC) dalam suatu institusi Total penggunaan hewan (penggunaan pertama dan
sangat penting untuk menjamin tercapainya penggunaan ulang) untuk penelitian dan pengujian
kesejahteraan hewan yang digunakan selama proses menurun 2% dari 9,78 juta pada 2015 menjadi 9,58 juta
penelitian. Beberapa peraturan pemerintah terkait kegunaan pada 2017 (CEPC 2019). Berdasarkan data
kesejahteraan hewan telah diterbitkan dan menjadi tersebut terlihat bahwa peran hewan dalam
salah satu landasan penerapan kesrawan dalam penelitian/pengkajian masih tinggi dan belum dapat
penelitian dan pengujian. Berdasarkan pertimbangan digantikan dengan alternatif penganti lainnya. Menurut
tersebut maka pada tulisan ini membahas IACUC dan Popa et al. (2015) tingginya penggunaan hewan dalam
peranannya dalam institusi, implikasi kesrawan dalam penelitian disebabkan karena belum memungkinkan
penelitian, klirens etik hewan dan kendala dalam untuk mempelajari efek memanipulasi gen secara in
implementasinya. vitro.
Pengembangan prosedur dan mekanisme yang
menjamin bahwa penggunan hewan dalam penelitian
PENGGUNAAN HEWAN DALAM PENELITIAN dan pengujian harus dilakukan dengan prosedur yang
secara ilmiah dan etis dapat dipertanggungjawabkan.
Penggunaan hewan untuk kepentingan penelitian Kepedulian terhadap kesejahteraan hewan telah dimulai
dan pengujian sampai saat ini masih sangat tinggi

212
Sutiastuti Wahyuwardani et al.: Etika Kesejahteraan Hewan dalam Penelitian dan Pengujian: Implementasi dan Kendalanya

sejak tahun 1970, yaitu sejak pertama kali animal Prinsip-prinsip kesejahteraan hewan
welfare diperkenalkan oleh Brambell & Roger dalam
The Brambell Committee Report tahun 1965. Berdasarkan survei menunjukkan dukungan
Selanjutnya, konsep kesrawan mengalami masyarakat terhadap penelitian menggunakan hewan di
perkembangan seperti tercantum dalam Press Inggris mengalami penurunan dari 75% menjadi 66%,
Statement Farm Animal Welfare Council pada tanggal Amerika dari 63% menjadi 51% dan Canada hanya
5 Desember 1979 dan semenjak itu perhatian terhadap mendapat dukungan 44% pada periode tahun 2002-
kesrawan mengalami peningkatan secara eksponensial 2016 (Clemence & Leaman 2016). Oleh karena itu,
(Rollin 2017). penggunaan hewan dalam penelitian dan pengujian
Hewan dapat digunakan dalam penelitian maupun harus memenuhi prinsip kesrawan dengan mengikuti
pengujian namun harus diperlakukan sesuai dengan kode etik penelitian, etik penggunaan dan etik
kaidah kesrawan dengan pertimbangan sebagai berikut: pemeliharaan. Penggunaan hewan sebagai subyek
1. Penelitian relevan untuk kepentingan kesehatan dalam penelitian harus secara moral menghormati
manusia atau hewan dan dapat memajukan hewan yang dimanfaatkan dalam penelitian (respect);
pengetahuan ilmiah, atau untuk kebaikan menguntungkan atau bermanfaat untuk pengetahuan
masyarakat. (beneficiary) dan harus bersikap adil (justice) dalam
2. Tidak ada alternatif lain pengganti hewan dalam pemakaian hewan dalam arti tidak boleh digunakan
penelitian, misal belum ada model in vitro yang secara terus menerus.
tersedia seperti pengaturan hormonal pada manusia Prinsip “3 Rs” atau konsep Tiga R' Russell dan
dan hewan, perjalanan suatu penyakit, bagaimana Burch tertuang dalam buku ‘The Principles of Human
penyebarannya dan pengaruhnya terhadap Experimental Technique” yaitu: replacement
kekebalan tubuh, penelitian pada organ usus (penggantian), reduction (pengurangan) dan refinement
maupun otak (Barré-Sinoussi & Montagutelli (perbaikan) (Cheluvappa et al. 2017). Konsep 3Rs telah
2015). ditetapkan sebagai pendekatan yang diterima secara
3. Tidak dapat menduplikasi penelitian yang telah internasional untuk penelitian yang melibatkan hewan
dilakukan sebelumnya, misal karena heterogenitas dan telah dijadikan undang-undang di banyak negara.
dan kompleksitas biologis serta penggunaan metode Konsep 3Rs merupakan etika standar yang dapat
atau teknologi yang tidak standar (Bert et al. 2019) digunakan sebagai landasan untuk mewujudkan suatu
sehingga harus dilakukan penelitian lagi dengan eksperimen yang sesuai dengan prinsip kesrawan
menggunakan hewan lainnya. dengan cara mencari alternatif yang memungkinkan
untuk melakukan pengurangan jumlah hewan yang
digunakan dalam percobaan, dan menyempurnakan
KESEJAHTERAAN HEWAN (ANIMAL
prosedur untuk meminimalkan atau menghilangkan
WELFARE)
penderitaan hewan coba (Popa et al. 2015).
Sejak abad kelima sebelum Masehi, penelitian
Replacement
ilmiah yang melibatkan hewan telah dilaporkan dan
semakin meningkat penggunaannya sejak abad
Istilah replacement mengacu pada metode yang
kesembilan belas. Kaidah kesejahteraan hewan saat itu
menghindari penggunaan hewan dengan menggantinya
hanya dilakukan untuk mengurangi tingkat stres pada
dengan alternatif lain, seperti sel atau organisme yang
hewan saja dan tidak memperhitungkan penderitaan
lebih rendah. Pengembangan metode replacement yang
hewan. Pada tahun 1824, pertama kali dibentuk
memungkinkan adalah penggunaan non-hewan dalam
masyarakat perlindungan hewan, Society for the
penelitian, misalnya dengan non-mahluk hidup
Preservation of Cruelty to Animals di Inggris untuk
(inanimate systems), in-vitro dan hewan non-
mencegah kasus kekejaman pada hewan (Franco et al.
tradisional. Konsep replacement ada 2 yaitu
2014). Definisi kesejahteraan hewan adalah segala
replacement absolut menggunakan non-hewan dan
urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan
replacement relatif menggunakan kelas/ordo lebih
mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan
rendah atau mengganti hewan dengan organ/kultur
yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk
jaringan hewan dari rumah potong atau simulasi
melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang
komputer (Baker 2011). Penggunaan simulasi
tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan
komputer sebagai alternatif menggantikan hewan saat
manusia (Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2009).
ini meningkat pesat, sebagai contoh QSAR
Sasaran dari kesejahteraan hewan adalah semua hewan
(Quantitative Structure Activity Relationship), CoMFA
yang berinteraksi dengan manusia dimana intervensi
(Comparative Molecular Field Analysis), Advance
manusia sangat mempengaruhi kelangsungan hidup
Biomedical Computing Centre dan Dissection
hewan, bukan hewan yang hidup di alam.
Simulations (Kilkenny et al. 2010).

213
WARTAZOA Vol. 30 No. 4 Th. 2020 Hlm. 211-220

Hewan invertebrata banyak dipakai sebagai menetapkan group size yang rasional, melalui pilot
alternatif pengganti penggunaan hewan untuk study (penelitian pendahuluan), perhitungan statistik
penelitian dasar fungsi biologi manusia, sebagai contoh untuk menentukan jumlah populasi hewan termasuk
mempelajari perkembangan penyakit Alzheimer, power analisis yang merujuk kepada literatur yang
neurodegenerative, aspek sensasi nyeri digunakan lalat berkualitas baik dan/atau pedoman yang berlaku.
buah Drosophila (Harrison et al. 2010). Penggunaan Penelitian pendahuluan menggunakan sedikit hewan
jamur lendir Dictyostelium pada penelitian tentang dapat memprediksi keberhasilan/kegagalan induksi
epilepsi dan gangguan bipolar juga telah dilaporkan hewan model dan variasi respon induksi,
(Williams et al. 2006). Hampir semua organisme mengantisipasi risiko kematian, derajat keparahan rasa
termasuk bakteri dan yeast dapat digunakan untuk nyeri/sakit dan antisipasi dampak buruk. Penentuan
mendeteksi mutasi gen. desain yang cermat, penggunaan kelompok kontrol
Menggunakan sukarelawan manusia dalam yang efisien dan tepat dengan prosedur yang
penelitian juga dapat sebagai alternatif pengganti terstandarisasi dapat minimalisir variasi. Selain itu juga
hewan penelitian. Beberapa penelitian menggunakan dapat menggunakan model hewan yang tepat dan
relawan manusia telah dilakukan antara lain studi seragam secara genetik dapat memastikan keberhasilan
microdosing (penggunaan obat dosis yang sangat penelitian. Pengurangan penggunaan hewan juga dapat
rendah untuk mempelajari distribusi dan metabolisme), dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan hewan,
non-invasive imaging (MRI dan PET scanning), diet misalnya dengan memanfaatkan jaringan dari beberapa
dan rasa sakit. Penggunaan sukarelawan manusia dalam peneliti (tissue archive; tissue sharing).
penelitian meskipun diperbolehkan namun sukarelawan
harus mendapat informasi secara lengkap (inform Refinement
concern), kompeten dan tidak ada paksaan, serta
memberikan persetujuan dan tingkat bahaya penelitian Refinement (Cheluvappa et al. 2017) mengacu
yang dapat ditimbulkan ''minimal''. Pada Deklarasi pada metode yang meminimalkan atau mengurangi
Helsinki, penelitian biomedis yang melibatkan subjek potensi rasa sakit dan kesusahan serta meningkatkan
manusia harus didasarkan pada "percobaan kesejahteraan untuk kehidupan hewan dengan
laboratorium dan hewan yang dilakukan secara memodifikasi teknik/metode penelitian.
memadai dan pengetahuan berdasarkan literatur Penyempurnaan teknik atau metode yang digunakan
ilmiah". Subjek manusia tidak boleh digunakan kecuali dalam prosedur perlakuan pada hewan dapat
eksperimen berhasil dilakukan pada hewan serta secara mengurangi rasa sakit dan distress pada saat penelitian
in vitro, telah diselesaikan. Deklarasi tersebut dapat dan meningkatkan kualitas penelitian. Contoh
memungkinkan dilanjutkan ke uji klinis jika penelitian penerapan konsep refinement adalah dengan memilih
pada hewan yang memadai menunjukkan metode yang paling non invasif yang tidak
ketidaktepatan penerapan, atau tidak adanya model menimbulkan rasa sakit dan stres hewan, program
hewan yang berguna dan jika hewan mati segera manajemen rasa sakit (anestesia, analgesia),
setelah menerima vaksin, maka pasti akan melarang penggunaan metode yang sudah terstandar dan
penggunaan vaksin pada manusia (Mariner 1989) habituasi terhadap prosedur pemeliharaan maupun
Pencarian cepat untuk informasi penggantian prosedur penelitian serta melibatkan personil yang
hewan coba dapat dilakukan melalui database seperti terlatih dan kompeten.
PUBMED/MEDLINE, TOXNET & AGRICOLA.
Sejumlah situs web lain memberikan panduan yang
baik tentang cara mencari alternatif dalam penelitian, Prinsip 5 F
pengujian dan pendidikan, dan menyediakan tautan ke
basis data alternatif khusus seperti AnimAlt-Zebet Prinsip 5F (Five freedom) atau lima kebebasan
(yang utamanya adalah toksikologi) dan NORINA. mengacu pada Farm Animal Welfare Council yang
menjamin penerapan kesrawan pada hewan secara
Reduction manusiawi yaitu bebas rasa lapar dan haus (hewan
diberi kemudahan akses untuk minum dan pakan sesuai
Reduction (Cheluvappa et al. 2017) mengacu pada diet, rasa panas dan tidak nyaman (hewan diberi
metode yang meminimalkan penggunaan hewan dan naungan yang nyaman untuk beristirahat); rasa nyeri,
memungkinkan peneliti untuk memperoleh jumlah trauma dan penyakit (hewan diberikan pencegahan dan
informasi yang sebanding dari lebih sedikit hewan atau pengobatan yang sesuai dengan penanganannya);
untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari jumlah ketakutan dan stres jangka panjang (mencegah
hewan yang sama tanpa meningkatkan rasa sakit atau penderitaan hewan seminimal mungkin); dan
kesusahan. Beberapa metode untuk mengurangi jumlah mengekspresikan tingkah laku alami (hewan diberikan
hewan dalam penelitian dapat dilakukan dengan ruang gerak dan fasilitas sesuai kebutuhan hewan
(Manteca et al. 2012; Mellor 2016).

214
Sutiastuti Wahyuwardani et al.: Etika Kesejahteraan Hewan dalam Penelitian dan Pengujian: Implementasi dan Kendalanya

Ilmu kesejahteraan hewan berevolusi secara terus lebih rendah seperti zebrafish, drosphila karena selain
menerus dalam 30 tahun terakhir, beberapa konsep sulit untuk mendapatkannya juga diperlukan pelatihan
kesrawan dikemukakan oleh para ilmuwan yang khusus untuk perawatannya. Sementara penerapan
menyatakan bahwa konsep 5F tersebut belum kaidah 5 F walaupun nampaknya mudah dilakukan
mencukupi untuk diterapkan dalam mewujudkan dalam penelitian menggunakan hewan coba namun
kesejahteraan hewan. Duncan (2005) menyatakan untuk menyediakan fasilitas dan prasarana hewan yang
bahwa kesrawan tidak hanya sekedar mengurangi memenuhi aspek kesrawan yang dapat
penderitaan hewan tetapi juga timbulnya kebahagiaan. mengekspresikan tingkah laku natural hewan
Green & Mellor (2011) mengemukakan konsep diperlukan biaya yang cukup tinggi.
kualitas hidup diperlukan untuk melengkapi konsep 5F
dengan membedakan faktor fisik/fungsional dan mental
yang berkontribusi pada kesrawan. Hemsworth et al. PERATURAN DAN PEDOMAN
(2015) menyatakan bahwa manajemen hewan di abad KESEJAHTERAAN HEWAN
21 akan menekankan pentingnya memberikan
perlakuan yang positif dan hal ini perlu diprioritaskan Penggunaan atau penanganan hewan di berbagai
pada saat memonitor atau melakukan penilaian aspek telah dikaji oleh beberapa peneliti baik di luar
terhadap penerapan kesrawan hewan dalam penelitian. negeri maupun di dalam negeri. Hasil analisis Harm-
Beausoleil & Mellor (2015) menyatakan bahwa Benefit (HBA) menemukan bahwa sebagian besar
untuk menilai penerapan kesrawan dalam penanganan penelitian melibatkan penderitaan hewan yang hebat.
hewan dapat digunakan metoda Five Domain yang Banyak hewan menderita kerusakan parah yang tidak
sistematis untuk melihat dampak perlakuan terkait terkait dengan manfaat yang diperoleh untuk
domain fungsional yaitu: nutrisi, lingkungan, kesehatan kepentingan manusia (Pound & Nicol 2018).
atau status fungsional, dan perilaku serta satu domain Penggunaan hewan dalam penelitian merupakan hak
yaitu keseluruhan kondisi mental atau afektif. Namun istimewa yang diberikan kepada peneliti melalui
demikian, Webster (2016) menyatakan bahwa konsep komisi yang ditunjuk untuk memberikan klirens etik
5F jauh lebih sederhana, tidak mengkaitkan kesrawan hewan dengan mengacu peraturan dan pedoman yang
dengan status mental dan prinsip-prinsip dasarnya telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Persetujuan
bersifat abadi. Evaluasi terhadap penerapan etika penggunaan hewan dalam penelitian umumnya
penggunaan hewan harus mempertimbangkan banyak diberikan oleh pembuat kebijakan setelah dilakukan
sudut pandang yang bertentangan (Khoo 2018). analisa Harm-Benefit (HBA) (Brønstad et al. 2016).
Penerapan kesrawan pada peternakan Beberapa undang-undang atau peraturan terkait dengan
menggunakan prinsip efisiensi, berpotensi perawatan dan penggunaan hewan saat ini adalah
menimbulkan konflik. Namun demikian, potensi sebagai berikut:
konflik dapat diminimalkan dengan menunjukkan dari a. Animal Welfare Act Regulations (USDA 2005)
segi manfaat finansial yang diperoleh oleh masyarakat Undang-undang Kesejahteraan Hewan Federal
dan peternak dengan menerapkan kesrawan. Manfaat Amerika Serikat yang disahkan menjadi undang-
tersebut mencakup peningkatan keuntungan melalui: (i) undang pada tahun 1966, merupakan satu-satunya
penurunan angka kematian; (ii) peningkatan kesehatan; hukum yang mengatur perlakuan hewan dalam
(iii) peningkatan kualitas produk; (iv) peningkatan penelitian, pameran, transportasi, dan perlakuan dalam
resistensi penyakit dan berkurangnya obat-obatan; (v) perdagangan. Undang-undang ini merupakan acuan
risiko zoonosis dan penyakit bawaan makanan yang standar minimal dalam menyusun kebijakan dan
lebih rendah; (vi) kepuasan kerja bagi peternak yang pedoman lainnya, termasuk cakupan spesies tambahan
merupakan tanggung jawab sosial perusahaan; dan (vii) atau spesifikasi untuk perawatan dan penggunaan
memperoleh harga lebih tinggi dari konsumen. Konflik hewan.
yang ada saat ini diharapkan dapat diselesaikan dimasa b. Public Health Service Policy on Humane Care
mendatang dengan adanya perkembangan genetika, and Use of Laboratory Animals (PHS 1985)
perbaikan manejemen, dan pengembangan teknologi Kebijakan PHS dimaksudkan untuk melengkapi
(Dawkins 2017). prinsip-prinsip yang ditetapkan pemerintah Amerika
Penerapan kaidah 3Rs dalam penelitian atau Serikat dalam perawatan vertebrata yang digunakan
pengujian yang paling sulit kemungkinan adalah dalam pengujian, penelitian dan pelatihan. Persyaratan
penggantian hewan coba baik secara alternatif maupun yang telah dikembangkan tersebut wajib dipatuhi oleh
absolut. Hal ini karena tidak mudah mengganti semua lembaga yang menggunakan hewan dalam
kebiasaan (mindset) peneliti yang selama ini sudah penelitian, pengajaran atau pengujian yang didanai oleh
terbiasa dan mudah untuk mendapatkan hewan coba National Institutes of Health (NIH). Lembaga NIH juga
dalam penelitian maupun pengujian. Selain itu tidak mengharuskan penggunaan panduan Standar Layanan
mudah pula untuk mengganti hewan dengan ordo yang Kesehatan, Public Health Service Policy on Humane
Care and Use of Laboratory Animals (NIH 2015), yang

215
WARTAZOA Vol. 30 No. 4 Th. 2020 Hlm. 211-220

merupakan panduan yang disusun untuk perawatan dan belum direalisasikan. Hal ini kemungkinan disebabkan
penggunaan hewan laboratorium. masih banyak peneliti yang belum memahami
c. Association for the Assessment and Accreditation kesrawan.
of Laboratory Animal Care – International
(AAALAC-I)
Merupakan organisasi nirlaba yang KOMISI KESEJAHTERAAN DAN
mempromosikan tindakan yang manusiawi terhadap PENGGUNAAN HEWAN (IACUC)
penggunaan hewan dalam ilmu pengetahuan melalui
program akreditasi Internasional secara sukarela. Komisi Kesejahteraan dan Penggunaan Hewan
Akreditasi AAALAC-I diakui di seluruh dunia sebagai atau Instutional Animal Care and Use Committee
simbol perawatan yang berkulitas terhadap hewan yang (IACUC) sangat diperlukan dalam penerapan kesrawan
digunakan untuk penelitian, pengajaran serta pengujian pada penelitian yang memanfaatkan hewan coba.
dengan menerapkan kesrawan (Gettayacamin & Istilah IACUC secara resmi diperkenalkan pada tahun
Retnam 2017). 1986 di dalam amandemen Undang-undang
Beberapa buku pedoman penggunaan hewan Kesejahteraan Hewan Amerika Serikat. Kegiatan
dalam penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan IACUC dilaporkan kepada NIH, Laboratorium
terkait aspek kesrawan antara lain: Kesejahteraan Hewan Office of Laboratorium Animal
a. Guide for The Care and Use of Laboratory Welware (OLAW) setiap tahun. Peraturan
Animals (ILAR 2011) kesejahteraan hewan federal Amerika Serikat dan
Panduan ini merupakan pedoman perawatan dan Kebijakan Layanan Kesehatan Publik tentang
penggunaan hewan laboratorium yang layak secara Perawatan Manusiawi dan Penggunaan Hewan
ilmiah dan manusiawi disusun berdasarkan pendapat Laboratorium mengharuskan agar IACUC melakukan
dan pengalaman para ahli dengan metode dan praktik tinjauan berkelanjutan dari semua kegiatan penelitian
yang telah terbukti konsisten dan berkualitas dan hewan (USDA 2005). Sistem pemantauan mandiri di
sebagai dasar untuk pengembangan program perawatan tingkat lokal ini penting untuk memastikan program
dan penggunaan hewan yang komprehensif, perawatan dan penggunaan hewan yang efektif dan
menerapkan konsep dan standar kinerja, sesuai dengan sesuai. Integral dengan sistem ini adalah tanggung
tujuan dan hasil yang hendak dicapai. jawab penyelidik untuk pengawasan subjek hewan
b. The Guide for Care and Use of Agriculture penelitian mereka, dengan demikian tidak ada aktivitas
Animals in Agricultural Research and Teaching yang dapat dilakukan tanpa persetujuan IACUC (Silk
(ADSA 2011) et al. 2014).
Panduan untuk perawatan dan penggunaan hewan Institutional Animal Care Unit Commiitee
pertanian dalam penelitian dan pengajaran (Panduan merupakan komisi etik hewan yang legal secara hukum
Agricultural/Ag) sebagai referensi berbasis ilmu untuk memastikan semua kegiatan penelitian yang
pengetahuan dan pedoman berbasis kinerja untuk melibatkan hewan telah memenuhi peraturan dan
pemanfaatan ternak, terkait pengayaan lingkungan, kebijakan yang mengatur penggunaan hewan dalam
penanganan transportasi, biosekuriti dan hewan ternak penelitian. Komite etik hewan IACUC ini dibentuk
hasil rekayasa genetika dan cloning. Panduan ini dapat untuk mengawasi program kesehatan hewan, fasilitas
membantu peneliti dalam merencanakan dan hewan dan semua prosedur dalam hal perawatan dan
melakukan eksperimen sesuai dengan prinsip ilmiah, penggunaan hewan di institusi. Komposisi IACUC
etika, dan kemanusiaan. minimal lima anggota yang ditunjuk oleh manajer
c. AVMA Guidelines for the Euthanasia of Animals eksekutif di institusi. Salah satu anggota IACUC harus
(AVMA 2020) Dokter Hewan yang sudah terlatih atau berpengalaman
Pedoman ini berisi kriteria untuk eutanasia, dan dengan penelitian hewan laboratorium, peneliti yang
metode serta agen eutanasia yang tepat, untuk kompeten, non peneliti dan 1 satu orang yang tidak
membantu dokter hewan dalam pelatihan profesi. boleh memiliki hubungan dengan institusi kecuali
Pedoman tersebut juga berisi penjelasan proses hanya untuk melayani di IACUC (non afiliasi) (ILAR
eutanasia yang juga melibatkan proses lain, tidak 2011). Anggota IACUC yang tidak berafiliasi secara
sekedar mematikan hewan. Selain menjelaskan metode memadai dapat mewakili komunitas di sekitarnya
dan penggunaan bahan eutanasia yang tepat, juga (Silverman et al. 2010).
dijelaskan perlunya dipertimbangkan penggunaan pre- Tanggung jawab IACUC memastikan bahwa
eutanasia (mis. sedasi) dan penanganan hewan dalam program perawatan dan penggunaan hewan di fasilitas
praktikum, serta pembuangan limbah dan kadafer. sesuai dengan pedoman The Public Health Service
Meskipun peraturan dan perundang-undangan yang Policy on Humane Care and Use of Laboratory
mengatur terkait penerapan kesrawan sudah ada, Animals, The Animal Welfare Act dan Guide for the
monitoring terhadap pelanggaran dan penerapan sangsi Care and Use of Laboratory Animals (PHS 1985).
Beberapa tugas dan fungsi IACUC dalam suatu

216
Sutiastuti Wahyuwardani et al.: Etika Kesejahteraan Hewan dalam Penelitian dan Pengujian: Implementasi dan Kendalanya

institusi adalah sebagai berikut: membuat rekomendasi 2018) misalnya dengan memberikan pengayaan
mengenai berbagai aspek program perawatan hewan, lingkungan yang sesuai (Bayne & Würbel 2014).
fasilitas hewan atau pelatihan personil; meninjau dan Beberapa institusi di Indonesia telah membentuk
menyetujui, modifikasi atau menunda persetujuan IACUC yang berfungsi mengawasi dan memberikan
proposal studi penggunaan hewan atau mengusulkan persetujuan penggunaan hewan sebelum penelitian
perubahan signifikan dalam proposal studi penggunaan dilaksanakan. Komisi etik penggunaan hewan di
hewan yang sebelumnya telah disetujui mengenai beberapa institusi ada yang menyatu dengan komisi
penggunaan hewan dalam kegiatan yang sedang etik penelitian, sementara di institusi lainnya berdiri
berlangsung serta mempunyai otorisasi untuk sendiri. Beberapa institusi di Indonesia yang telah
menangguhkan aktivitas yang melibatkan hewan memiliki IACUC antara lain Badan Penelitian dan
(Mohan & Foley 2019). Selain melakukan evaluasi Pengembangan Pertanian (Komisi Kesejahteraan
prosedur penggunaan hewan dalam penelitian, IACUC Hewan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian/
juga mempunyai tugas untuk melakukan inspeksi KKHB), Badan Penelitian dan Pengembangan
semua fasilitas penggunaan hewan (ILAR 2011). Kesehatan (Komisi Etik Penelitian Kesehatan-Badan
Komisi etik hewan dalam suatu institusi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan/KEPK-
mempunyai cara yang sama dalam mereviu proposal BPPK), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Sub
yang menggunakan hewan coba dalam riset sesuai Komisi Klirens Etik Penelitian Bidang IPH)
dengan pedoman kesrawan, seperti dokumen Universitas Indonesia (KEPK-UI, Universitas
pengajuan, proposal penelitian yang berisi penjelasan Gajahmada (Komisi Etik Penelitian FKH-UGM)),
secara rinci prosedur penanganan hewan selama Universitas Airlangga (Komisi Etik Penelitian- FKH-
penelitian, formulir komisi etik dan daftar riwayat UNAIR), Institut Pertanian Bogor (Komisi Etik
hidup penanggung jawab penelitian (Noor et al. 2015). Hewan-LPPM IPB), Universitas Pajajaran (Komisi
Klirens etik hewan akan dikeluarkan oleh IACUC Etik Penelitian/KEP-UNPAD) dan lain-lainnya.
apabila proposal yang diajukan telah memenuhi Peraturan dan perundang-undangan penggunaan
persyaratan kesrawan terkait 3Rs dan 5F dan IACUC hewan terkait kesrawan di Indonesia dapat digunakan
akan melakukan monitoring dan inspeksi penerapan sebagai dasar untuk penerapan kesrawan dalam
kesrawan selama penelitian berjalan. Vandervord et al. berbagai bidang penelitian dan pengujian yang
(2015) menyatakan bahwa monitoring kesrawan dapat memanfaatkan hewan. Beberapa peraturan tersebut
meningkatkan pada kepatuhan terhadap kaidah antara lain: Peraturan Kepala LIPI No 08/E/2013
kesrawan yang lebih baik, hanya saja dalam mengatur tentang Pedoman Klirens Etik Penelitian dan
implementasi monitoring dan inspeksi diperlukan Publikasi Ilmiah; Undang-undang RI No. 18 Tahun
biaya. Bert et al. (2019) menyatakan bahwa berbagai 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; dalam
pengalaman terkait cara perkandangan, penanganan, pasal 66 ayat 1 yang menyatakan “untuk kepentingan
dan langkah-langkah perbaikan dapat mempercepat kesejahteraan hewan dilakukan tindakan yang berkaitan
kemajuan dalam meningkatkan penerapan kesrawan dengan penangkapan dan penanganan; penempatan dan
hewan laboratorium. pengandangan; pemeliharaan dan perawatan;
pengangkutan; pemotongan dan pembunuhan; serta
perlakuan dan pengayoman yang wajar terhadap
Penerapan kesejahteraan hewan di Indonesia hewan”; UU RI No. 41 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas UU RI No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan
Aspek kesrawan dalam penggunaan hewan belum dan Kesehatan Hewan; Peraturan Pemerintah RI No. 47
sepenuhnya diterapkan diberbagai bidang di Indonesia Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan
(Dameanti et al. 2019). Penerapan pada rumah potong Penyakit Hewan, Peraturan Pemerintah RI No. 95
hewan hanya sebesar 63,04% sebelum penyembelihan Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner
dan 75,96% pada proses penyembelihan (Mandala et al. dan Kesejahteraan Hewan; UU RI No. 8 Tahun 1999
2016). Penelitian yang dilakukan oleh Bhaskara et al. tentang Perlindungan Satwa jo PP Nomor 7/1999,
(2015) berdasarkan penilaian skoring aspek tentang Pengawetan Jenis satwa tumbuhan.
penampungan hewan dan aspek penyembelihan, Penerapan kesrawan dalam penelitian dan
menunjukkan penerapak kesrawan pada sapi yang pengujian di Indonesia bukan hal yang mudah. Banyak
dipotong di RPH Kotamadya Banda Aceh dinilai baik, kendala yang dihadapi dalam penerapannya antara lain:
begitu juga dengan penerapan kesrawan pada petshop 1. Belum semua lembaga riset yang menggunakan
yang relatif baik (Hartuti et a1. 2014). Penerapan hewan dalam penelitian dan pengujian mempunyai
kesrawan dalam kegiatan penelitian telah menjadi IACUC sehingga masih banyak penelitian
persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian menggunakan subyek hewan yang tidak dilengkapi
yang menggunakan subyek hewan karena berpotensi dengan klirens etik hewan, sehingga sulit untuk
memperbaiki kualitas hasil penelitian (Darusman et al.

217
WARTAZOA Vol. 30 No. 4 Th. 2020 Hlm. 211-220

memonitor apakah kaidah keswaran seperti prinsip menjadi pertimbangan dalam penelitian menggunakan
3Rs dan 5F diimplemetasikan. hewan. Melalui pembentukan IACUC dalam suatu
2. Belum semua IACUC melakukan inspeksi dan institusi, implementasi biosafety dan biosecurity
monitoring implementasi dari penerapan kesrawan terhadap penelitian penggunaan hewan, pemberian
dalam penelitian. pelatihan penanganan hewan, peningkatan kesadaran
3. Belum adanya sanksi dari institusi yang peneliti akan pentingnya kliren etik hewan dapat
diberlakukan dalam pelanggaran kesrawan ketika berdampak positif untuk penerapan kesrawan dalam
menjalankan penelitian yang mengakibatkan penelitian dan pengujian.
kurangnya kesadaran untuk mengimplementasikan
kesrawan dalam penelitian.
4. Kurangnya kompetensi dalam penanganan hewan KESIMPULAN
dalam penelitian dan pengujian akibat belum semua
peneliti telah mendapatkan pelatihan tentang Penerapan kaidah kesejahteraan hewan dalam
penanganan hewan sesuai kesrawan. penelitian dan pengujian menggunakan hewan sangat
5. Tidak semua institusi mempunyai dokter hewan penting untuk dilakukan sebelum menjalankan
sebagai attending veteriner, sehingga kurang penelitian sebagai tanggung jawab moral peneliti
adanya pengawasan terhadap kesehatan hewan, terhadap hewan yang digunakan. Komisi Kesejahteraan
penanganan hewan dan fasilitas hewan yang sesuai Hewan (IACUC) perlu dibentuk dalam suatu insitusi
kaidah kesrawan. yang menggunakan hewan sebagai subek dalam
6. Kurangnya kesadaran peneliti untuk mengajukan penelitian dan pengujian. Penerapan kesrawan telah
kliren etik hewan dalam penelitian, bahkan ada banyak diterapkan di beberapa institusi di Indonesia
beberapa peneliti yang keberatan terhadap namun masih banyak kendala dalam
kebijakan IACUC, sehingga pengajuan kliren etik mengimplentasikannya. Peranan dan komitmen
hewan hanya dilakukan untuk memenuhi manajemen puncak dan para peneliti dalam suatu
persyaratan publikasi semata atau persyaratan dari institusi sangat penting untuk mendukung kesrawan
pihak sponsor penyandang dana penelitian yang dimanfaatkan dalam penelitian dan pengujian.
kerjasama.
7. Belum terbiasanya peneliti di Indonesia untuk DAFTAR PUSTAKA
mengganti penggunaan hewan dalam penelitian
menjadi non hewan. [ADSA] American Dairy Science Association. 2011. The
8. Biaya yang diperlukan untuk membuat fasilitas guide for care and use of agriculture animals in
hewan sesuai kaidah kesrawan cukup mahal, misal agricultural research and teaching (ag guide)
pembuatan fasilitas kandang dan penyediaan [Internet]. [disitasi 6 Mei 2020]. Tersedia dari:
kandang yang sesuai aspek biosafety dan https://www.asas.org/docs/default-source/default-
document-library/ag_guide_3rded.pdf.
biosecurity kandang.
Adanya berbagai kendala penerapan kesrawan [AVMA] American Veterinary Medical Association. 2020.
pada penggunaan hewan dalam penelitian maupun AVMA guidelines for the Euthanasia of animals:
pengujian maka diperlukan komitmen bersama baik 2020 edition [Internet] [disitasi 6 Mei 2020]. Tersedia
dari pemerintah, lembaga riset dan para peneliti terkait dari: https://www.avma.org/sites/default/files/2020-
01/2020_Euthanasia_Final_1-15-20.pdf.
untuk secara bersama-sama mengidentifikasi
permasalahan yang ada dari berbagai sudut pandang, Andersen ML, Winter LMF. 2019. Animal models in
sehingga akan lebih mudah mencarikan solusinya. biological and biomedical research – experimental
Dalam hal ini peranan dan komitmen dari manajemen and ethical concerns. An Acad Bras Cienc. 91:1–14.
puncak dalam penerapan kesrawan dalam suatu Baker M. 2011. A living system on a chip. Nature. 471:661-
institusi sangat penting karena penggunaan hewan 665.
dalam penelitian dapat mengandung berbagai risiko
Barre-Sinoussi, Montagutelli X. 2015. Animal models are
terkait dengan aspek biosafeti dan biosekuriti. Sebagai essential to biological research: Issues and
contoh, hewan yang digunakan dalam penelitian bisa perspectives. Future Sci OA. 1:FSO63.
terinfeksi beberapa penyakit zoonosis yang sangat
berbahaya jika terjadi paparan terhadap peneliti, Bayne K, Wurbel H. 2014. The impact of environmental
pekerja laboratorium maupun lingkungan. Oleh karena enrichment on the outcome variability and scientific
validity of laboratory animal studies. Rev Sci Tech
itu penggunaan animal biosafety level yang seusai
Int Epiz. 33:273-280.
dengan kajian analisis risiko sangat diperlukan. Selain
itu juga aspek biosekuriti terhadap lepasnya agen Belausoleil NJ, Mellor DJ. 2015. Advantages and limitations
infeksius yang dipakai dalam hewan penelitian secara of the five domains model for assessing welfare
sengaja akibat konflik kepentingan, pencurian juga impacts associated with vertebrate pest control. New
Zealand Vet J. 63:37-43

218
Sutiastuti Wahyuwardani et al.: Etika Kesejahteraan Hewan dalam Penelitian dan Pengujian: Implementasi dan Kendalanya

Bert B, Heinl C, Chmielewska J, Schwarz1 F, Grune B, animais: uma reflexão bioética. Acta Bioeth. 20:247-
Hensel A, Greiner M, Schonfelder G. 2019. Refining 253.
animal research: The animal study registry. PLoS
Biol. 17:e3000463. Gettayacamin M, Retnam L. 2017. AAALAC International
standards and accreditation process. Toxicol Res.
Bhaskara Y, Adam M, Nasution I, Lubis TM, Armansyah T, 33:183-189.
Hasan M. 2015. Tinjauan aspek kesejahteraan hewan
pada sapi yang dipotong di Rumah Pemotongan Green TC, Mellor DJ 2011. Extending ideas about animal
Hewan Kotamadya Banda Aceh. Jurnal Medika welfare assessment to include ‘quality of life’ and
Veterinaria 9:149-153. related concepts. New Zealand Vet J. 59:263-271.

Bronstad A, Newcomer CE, Decelle T, Everitt JI, Guillen J, Hajar R. 2011. Animal testing and medicine. Heart Vews.
Laber K. 2016. Current concepts of Harm–Benefit 12:42.
Analysis of Animal Experiments. Lab Anim. 50:1– Harrison AB, Oswald M, Sweeney ST. 2010. Teaching
20. report: The use of Drosophila melanogaster larval
Bruckner DW. 2019. Philosophy and animal welfare science. thermosensitive escape behaviour as a model system
Phil Comp. 14:e12626. to demonstrate sensory functionosophila models of
human neurodegenerative disease. Invert Neurosci.
Bryda EC. 2013. The mighty mouse: The impact of rodents 11:109-112.
on advances in biomedical research. Missouri Med.
110:207-2011. Hartuti RS, Adam M, Murtin T. 2014. Kajian kesejahteraan
kucing yang dipelihara di beberapa petshop di
[CEPC] The Commission to the European Parliament and Wilayah Bekasi Barat. J Medika Veterinaria. 8:37-42.
Council. 2019. 2019 report on the statistics on the use
of animals for scientific purposes in the Member Hemsworth PH, Mellor DJ, Cronin GM, Tilbrook AJ. 2015.
States of the European Union in 2015-2017 [Internet]. Scientific assessment of animal welfare. New Zealand
[cited 6th May 2020]. Available from http://eur- Vet J. 63:24-30.
lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?qid= [ILAR] Institute for Laboratory Animal Research. 2011.
1581689520921&uri=CELEX:52020DC0016&print= Guide for the care and use of laboratory animals. 8th
true ed. Washington (USA): The National Academic
Cheluvappa R, Scowen P, Eri R. Ethics of animal research in Press. [Internet]. [cited 6th May 2020]. Available
human disease remediation, its institutional teaching; from: https://grants.nih.gov/grants/olaw/guide-for-
and alternatives to animal experimentation, Pharma the-care-and-use-of-laboratory-animals.pdf.
Res Per. 5:e00332. doi: 10.1002/prp2.332. Jones RC. 2013. Science, sentience, and animal welfare. Biol
Clemence M, Leaman J. 2016. Public attitudes to animal Philos. 28:1-30.
research in 2016. [Internet]. [cited 29 Mei 2020]. Khoo YS. 2018. Justifiability and animal research in health:
Available from: http://doc.ukdataservice.ac.uk/doc/ Can democratisation help resolve difficulties?.
8059/mrdoc/pdf/8059_ols_public_attitudes_to_anima Animals (Basel). 8:28.
l_research_report.pdf.
Kilkenny C, Browne WJ, Cuthill IC, Emerson M, Altman DG
Dameanti FNAEP, Padaga MC, Fatmawati M, Setianingrum 2010. Improving bioscience research reporting: The
A, Sawitri ME, Ramadhanail F. 2019. Application of ARRIVE guidelines for reporting animal research.
animal welfare on dairy cattle livestock in Ternak PLoS Biol. 8:1-5.
Sukses Bersama, Deyeng Village, Ringinrejo District,
Kediri Regency. Adv Health Sci Res. 19:80-83. Mandala AE, Swacita IBN, Suada IK. 2016. Penilaian
penerapan animal welfare pada proses pemotongan
Darusman HS, Nugroho SW. Munggaran FA, Sajuthi D. sapi di Rumah Pemotongan Hewan Mambal
2018. Teknik penanganan kendali hewan sesuai Kabupaten Badung. Indones Medicus Veterinus. 5:1-
kaidah kesejahteraan hewan meningkatkan akurasi 12.
pengukuran profil hemodinamika tikus laboratorium.
Jurnal Veteriner. 19:208-214. Manteca X, Mainau E, Temple D. 2012. What is animal
welfare. 1:1-2. [Internet]. [cited 29th May 2020].
Dawkins MS. 2017. Animal welfare and efficient farming: is Available from: www.fawec.org.
conflict inevitable?. Anim Prod Sci. 57:201–208.
Mariner WK. 1989. Why Clinical Trials of AIDS vaccines
Doke SK, Dhawale SC. 2015. Alternatives to animal testing: are premature. Public Health and the Law. AJPH.
A review. Saudi Pharm J. 23:223-229. 79:86-91.
Duncan IJH. 2005. Science-based assessment of animal Mellor DJ. 2016. Moving beyond the “Five Freedoms” by
welfare: Farm animals. Rev Sci Tech Int Epiz. updating the “Five Provisions” and introducing
24:483-492 aligned “Animal Welfare Aims”. Animals. 6:59. doi:
Franco AL, Nogueira MNM, Sousa NGK, Frota MF, 10.3390/ani6100059.
Fernandes CMSF, Serra MC. 2014. Pesquisa em

219
WARTAZOA Vol. 30 No. 4 Th. 2020 Hlm. 211-220

Mohan S, Foley PL. 2019. Everything you need to know Sinclair M, Friyer C, Phillips CJC. 2019. The benefits of
about satisfying IACUC protocol requirements. ILAR improving animal welfare from the perspective of
J. 60:50-57. livestock stakeholders across Asia. Animals. 9:123.
[NIH] National Institutes of Health. 2015. Public health Silk SB, Hampton LL, Brown PA. 2014. What investigators
service policy on humane care and use of laboratory need to know about the use of animals. ILAR J.
animals [Internet]. [cited 29 May 2020]. Available 54:324-328.
from: https://grants.nih.gov/grants/olaw/references/
phspolicylabanimals.pdf. Silverman J, Baker SP, Lidz CW. 2010. A self-assessment
survey of the Institutional Animal Care and Use
Noor SM, Sutiastuti W, Dharmayanti I, Muharsini S, Sianturi Committee, part 2: Structure and organizational
RG, Cahyaningsih T, Widianingrum Y, Sukmasari functions. Lab Anim. 41:289-294.
PK, Syawal M, Febretrisiana A, Misniwaty A,
Tiesnamurti B. 2015. Pedoman etik penggunaan Tsan MF, Grabenbauer M, Yen Nguyen Y. 2016. Lapse in
hewan coba. Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian Dan Institutional Animal Care and use Committee
Pengembangan Peternakan. Continuing Reviews. PLoS ONE. 11:e0162141. doi:
10.1371/journal.pone.0162141.
Peraturan Pemerintah 95. 2012. Tentang Kesejahteraan
Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan [USDA] United State Department of Agriculture. 2005. An
[Internet]. [cited 29th May 2020]. Available from: animal welfare act and animal welfare regulations.
www.peraturan.bpk.go.id. Washington DC (US): US Department of Agriculture,
Animal and Plant Health Inspection Service.
Peraturan Pemerintah no 47. 2014. Tentang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit Hewan [Internet]. [cited UU RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia No. 18
29th May 2020]. Available from: tahun 2009. Tentang Peternakan dan Kesejahteraan
www.peraturan.bpk.go.id Hewan.

Peraturan Kepala LIPI. No 08/E/2013 mengatur tentang UU RI no 41. 2014. Tentang Perubahan atas undang undang
Pedoman Klirens Etik Penelitian dan Publikasi Ilmiah RI no 18 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
[Internet]. [cited 29th May 2020]. Available from: [Internet]. [cited 29 May 2020] Available from:
www.jdih.lipi.go.id. www.bpkp.go.id.

Popa VI, Lascar I, Valcu M, Ioana TS, Caraban B, Arina CM. Vandervord DA, Doss S, Banks RE. 2015. A retrospective
2015. Bioethics in animal experimentation. ARS review of postapproval monitoring at a large
Medica Tomitana. 4:167-177. academic institution. Lab Animal. 44:395-401.

Pound P, Nicol CJ. 2018. Retrospective harm benefit analysis Wadman M. 2017. A trans-atlantic transparency gap on
of preclinical animal research for six treatment animal experiments. Science. 357:119-120. doi:
interventions. PLoS ONE. 13:1-26. 10.1126/science.357.6347.119.

[PHS] Public Health Service. 1985. Policy on humane care Webster J. 2016. Animal welfare: Freedoms, dominions and
and use of laboratory animals. Fed Regist. 50:19584- “a life worth living”. Animal. 6:1-6.
19585. Williams RS, Boeckeler K, Graf R, Muller-Taubenberger A,
Richard VN. 2018. Software improves toxicity tests. Nature. Li Z. et al. 2006. Towards a molecular understanding
559:163. of human diseases using Dictyostelium discoideum.
Trends Mol Med. 12:415-424.
Rollin BE. 2017. Animal ethics and animal consciousness.
ABC. 4:526-529.

220

You might also like