Professional Documents
Culture Documents
Studi Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton Pada Perkerasan Kaku Terhadap Variasi Saringan Agregat Kasar
Studi Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton Pada Perkerasan Kaku Terhadap Variasi Saringan Agregat Kasar
Rigid pavement construction is widely used in underlying soil conditions that has a low bearing capacity,
or on a soil with a conditions that has a non-uniform bearing capacity. However, in the field sometimes the
work implementers had an issue with the limited materials that not meet the specifications that has been planned,
so the use of the new materials or the existed materials in the location around are being chosen as an
alternative. The methodology of this study is about the study of a compressive strength and flexural strength,
with concrete cylinder test and the concrete beam.
The concrete mixture is planned by using SNI 2002 method with two variations of the filter arrangements
which are a normal filter arrangement and a filter arrangement without the filter with size 9,5 mm. After the test
and the study being conducted, the result of the cylinder compressive strength test on concrete using normal
filter arrangement yielded an average compressive strength of 41,84 MPa while for concrete using filter
arrangement without filter with size of 9,5 mm has an average around 45,11 MPa.
The maximum compressive strength is achieved on the variation using both aggregates with an initial
plan of 30 MPa. For the use of the filter arrangement without the filter with size of 9.5 mm is increased by
7.24%. The result of bending strength test on concrete using normal filter arrangement is around 4.32 MPa and
while for the concrete without filter with size 9.5 mm has an average of 4.71 MPa. The maximum flexural
strength of the concrete were achieved on the variation using the granules from the aggregate fraction of the
sieve with an initial plan of 4 MPa, and while without the filter with size 9.5 mm stretched by 8.28% from the
normal aggregate fraction. The stability value on the aggregate fraction of the filter strain without the filter with
size of 9.5 mm has a higher compressive strength value than the aggregate fraction of the normal filter
arrangement. Hence that the coarse aggregate fraction without 9.5 mm filter are more subtle, so the concrete
pores are less formed and have a better density than the normal filter arrangement.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA material penyusun beton agar dalam
Perkerasan kaku atau juga disebut pelaksanaan nanti tidak terjadi kesalahan
(rigid pavement), terdiri dari plat beton di pemilihan dan penggunaan material,
atas tanah. Perkerasan beton yang kaku sehingga dapat menghasilkan beton
dan memiliki modulus elastisitas yang dengan kekuatan yang dikehendaki.
tinggi, akan mendistribusikan beban
terhadap bidang area tanah yang cukup 2.1. Semen
luas, sehingga bagian terbesar dari Secara umum semen adalah bahan
kapasitas struktur perkerasan diperoleh yang mempunyai perekat yang digunakan
dari slab beton sendiri. Hal ini berbeda sebagai bahan pengikat yang dicampur
dengan perkerasan lentur dimana kekuatan secara bersama-sama dengan kerikil, pasir
perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan dan air.
tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan Portland cement (PC) atau lebih
permukaan. Karna yang paling penting dikenal dengan semen merupakan suatu
adalah mengetahui kapasitas struktur yang bahan yang mempunyai sifat hidrolis,
menanggung beban, maka faktor yang semen membantu pengikatan agregat halus
paling diperhatikan dalam perancangan dan agregat kasar apabila tercampur
perkerasan kaku adalah kekuatan beton itu dengan air. Selain itu, semen juga mampu
sendiri, adanya beragam kekuatan dari mengisi rongga-rongga antara agregat
tanah dasar dan atau pondasi hanya tersebut.
berpengaruh kecil terhadap kapasitas Banyaknya kandungan semen dalam
structural perkerasannya (tebal plat beton berpengaruh terhadap kuat
betonnya), tetapi untuk desain badan jalan tekanbeton. Jumlah semen yang terlalu
(tanah dasar) perlu kajian geoteknik sedikit, berarti banyaknya air juga sedikit
tersendiri jika ditemukan klasifikasi tanah mengakibatkan adukan beton sulit
yang masuk kategori tidak baik sebagai dipadatkan, sehingga kuat tekan beton
tanah dasar. menjadi rendah. Kelebihan jumlah semen,
Lapisan pondasi atau kadang-kadang berarti banyaknya air juga berlebihan
juga dianggap sebagai lapisan pondasi sehingga beton menjadi banyak pori, dan
bawah jika digunakan dibawah perkerasan akibatnya kuat tekan beton menjadi rendah
kaku karena beberapa pertimbangan yaitu
untuk kendali terhadap pumping, kendali 2.2. Agregat Halus
terhadap system drainase (drainase bawah Agregat halus adalah agregat yang
perkerasan), kendali terhadap kembang- semua butirannya menembus ayakan
susut yang terjadi pada tanah dasar, untuk dengan lubang 4,8 mm. Agregat halus
mempercepat perkerjaan konstruksi, serta harus mempunyai gradasi yang baik,
menjaga kerataan dasar dari plat beton. artinya mempunyai butiran-butiran yang
Material penyusun pada beton, yaitu terdiri beraneka ragam besarnya. ASTM C-33
dari semen, agregat kasar, agregat halus, menentukan batasan-batasan untuk agregat
air. Semua bahan-bahan diatas mempunyai halus sebagai berikut
karakteristik yang berbeda bila digunakan
sebagai bahan adukan dalam beton.
Dengan alasan ini maka perlu diketahui
sifat dan karakteristik masing-masing
3
Tabel 4. Syarat Gradasi
Agregat Halus / Pasir 2.3. Agregat Kasar
Lubang Persen Lolos Butiran Pasir Agregat kasar adalah agregat dengan
Ayakan
(mm)
butiran yang tertinggal diatas ayakan No.
8. Agregat kasar untuk beton dapat
Daerah Daerah Daerah Daerah
I II III IV berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu
9,5 100 100 100 100
pecah yang diperoleh dari pemecahan
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
batu. Pada umumnya yang dimaksud
2,4 60-100 75-100 85-100 95-100
dengan agregat kasar adalah agregat
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100 dengan besar butiran lebih dari 5 mm.
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100 Pembatasan ukuran maksimum agregat
0,3 5-20 8-30 12-40 15-50 itu sangat penting karena dengan adanya
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15 ketentuan ukuran maksimum agregat
maka dengan jelas diketahui bahwa
Sumber : Dr. Wuryati S,M.Pd, dkk, 2001 ukuran maksimum agregat mempegaruhi
Ket : Daerah I = Pasir Kasar kelancaran pekerjaan khususnya saat
Daerah II = Pasir Agak Kasar pengecoran.
Daerah III = Pasir Agak Halus
Daerah IV = Pasir Halus
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengujian Material Penyusun Bahan
6. Berat Volume
5
3.2. Hasil Pengujian Kuat Tekan
6
Tabel 8. Hasil Kuat Tekan Susunan Saringan Tanpa ukuran 9,5 mm
7
Tabel 9. Hasil Kuat Lentur Balok Keseluruhan Susunan Saringan Normal
KUAT LENTUR CAMPURAN NORMAL
No Kode Berat Panjang Lebar Tinggi Beban Kuat Kuat Persentase
(b) (h) P Lentur Lentur terhadap
2
Kg cm cm cm Kn KG/CM rata-rata beton perhari
a b c d e KG/CM2 %
1 N 32,54 45 16,1 15,5 28 49,81 48,61 100,00%
2 N 33,55 45 16,1 15,5 30 53,37
3 N 34,27 45 16,0 16,5 27 42,65
4 N 33,77 45 16,4 16,0 33 54,08 53,03 109,09%
5 N 33,44 45 17,0 16,5 36 53,52
6 N 34,33 45 16,3 16,2 32 51,47
Tabel 10. Hasil Kuat Lentur Balok Keseluruhan Susunan Saringan Tanpa Ukuran 9,5 mm
KUAT LENTUR CAMPURAN TANPA 9,5
N Kod Berat Panjan Lebar Tinggi Beban Kuat Kuat Persentase
o e g (b) (h) P Lentur Lentur terhadap
Kg cm cm cm Kn KG/CM rata-rata beton perhari
2
a b c d e KG/CM %
2
8
4. PEMBAHASAN beton yang mempengaruhi kuat tekan
4.1. Kuat Tekan beton.
Kuat Tekan Beton Rencana Untuk
Perkerasan Kaku adalah sebesar 4.2. Kuat Lentur
2
350kg/cm atau 30 Mpa untuk umur 28 Kuat Lentur Beton rencana untuk
Hari sesuai dengan Spesifikasi Umum perkerasan kaku adalah sebesar 45 kg/cm 2
2010 Seksi 5.3 Perkerasan Beton Semen. atau 4 Mpa sesuai dengan spesifikasi
umum 2010 seksi 5.3 Perkerasan Butir
Semen.
Kuat Tekan
50,00
40,00 Kuat Lentur
30,00 4,80
Normal 37,9 465,84 44,73 549, 49,81 4,06 54,08 4,40 4,31 4,68 3,82 4,15
3 32
37,6 462,40 43,60 535, 53,37 4,35 53,52 4,36 4,30 4,62 3,80 4,09
5 42
35,9 441,54 43,31 531, 42,65 3,47 51,47 4,19 4,20 4,61 3,72 4,08
5 94
Tanpa 9,5 37,6 462,40 45,86 563, 57,28 4,66 58,00 4,72 4,30 4,74 3,80 4,20
mm 5 23
37,3 458,93 45,29 556, 52,77 4,30 62,18 5,06 4,28 4,71 3,79 4,17
7 28
35,1 431,11 43,03 528, 53,36 4,35 53,39 4,35 4,15 4,59 3,67 4,07
0 46
10
Normal y = 0,1003x + 0,0617
Kuat Tekan Dan Kuat Lentur R² = 0,9733
6
Tanpa 9,5 mm y = 0,1075x + 0,1684
R² = 0,9594
5
Normal SNI y = 0,1058x + 0,131
R² = 0,9832
4
Kuat Lentur ( Mpa )
2
Tanpa 9,5 mm y = 0,095x + 0,0806
ACI R² = 0,9883
1
Linear (Normal)
0
0 10 20 30 40 50 Linear (Tanpa
Kuat Tekan ( Mpa ) 9,5 mm)
Dari Gambar di atas dapat dilihat 9,5 mm rata - rata sebesar 4,68 Mpa
bahwa pada saat pengujian untuk kuat dengan selisih 1 %. Dan Untuk ACI 318
tekan dan kuat lentur. Beton dengan beton dengan susunan saringan nomal rata
susunan saringan tanpa ukuran 9,5 mm - rata sebesar 4,10 Mpa dan untuk susunan
memiliki nilai yang lebih tinggi saringan tanpa ukuran 9,5 mm rata - rata
dibandingkan dengan kuat beton susunan sebesar 4,14 Mpa dengan selisih 0,96 %.
saringan normal. Namun pada saat Adapun dalam perhitungan analisa
dilakukan perhitungan teoritis dengan untuk benda uji langsung dengan dengan
rumus pendekatan SNI T-15 – 1991 - 03 rumus Flt = k √𝐹𝑐′ maka didapat nilai k
dan ACI 318 maka didapat nilai kuat untuk beton susunan saringan normal
lentur yang sama. Dapat terlihat dari garis sebesar 0,67 yaitu kuat lentur rata - rata
yang saling sejajar. Dan untuk metode 4,32 Mpa serta kuat tekan rata - rata 41,84
pendekatan SNI T 15 – 1991 – 03 dapat Mpa dan untuk beton susunan saringan
dianggap lebih baik karena mendekati tanpa ukuran 9,5 mm sebesar 0,70 yaitu
garis regresi beton susunan saringan kuat lentur rata – rata 4,71 Mpa serta kuat
normal dan dan susunan saringan tanpa tekan rata – rata 45,11 Mpa.
ukuran 9,5 mm. Didapat kekuatan lentur
umur 28 hari yang relatif sama untuk
kedua variasi saringan. Untuk SNI T 15-
1991-03 kuat lentur untuk susunan
saringan normal rata – rata sebesar 4,63
Mpa dan susunan saringan tanpa ukuran
11
5. KESIMPULAN saringan tanpa ukuran 9,5 mm
Berdasarkan hasil Penelitian sebesar 0,70 yaitu kuat lentur rata –
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: rata 4,71 Mpa serta kuat tekan rata
a. Kuat Tekan Beton dengan susunan - rata 45,11 Mpa
saringan tanpa ukuran 9,5 mm d. Gradasi Sela ( gap gradation ) tidak
memiliki nilai rata – rata lebih berpengaruh buruk terhadap
tinggi sebesar 45,11 Mpa atau kekuatan beton. Serta interlocking
554,02 Kg/cm2 sedangkan beton dan kemampatan dari pengaruh
susunan saringan normal nilai rata penambahan volume dari ukuran
– rata sebesar 41,84 Mpa atau agregat kasar 5 mm < 10 mm
513,85 kg/cm2 dengan selisih dengan persentase yang sesuai
7,24 %. Berbanding lurus dengan sebab penghilangan agregat kasar
kekuatan Lentur beton untuk umur ukuran 10 mm < 20 mm, menjadi
28 hari nilai kuat lentur beton lebih baik. Pori – pori dari beton
susunan saringan tanpa ukuran 9,5 melalui pengamatan langsung
mm memiliki nilai rata – rata lebih terlihat lebih kecil hal ini
tinggi yaitu 57,86 kg/cm2 atau 4,71 menyebabkan naiknya mutu
Mpa sedangkan untuk beton kekuatan beton.
normal memiliki nilai rata – rata
yaitu sebesar 53,03 kg/cm2 atau DAFTAR PUSTAKA
4,32 Mpa dengan persentase Direktorat Jendral Bina Marga,
perbandingan 8,28%. Kementrian Pekerjaan Umum. 2010.
b. Didapat kekuatan lentur yang Spesifikasi Umum. Edisi 2010
(Revisi 3). Divisi Perkerasan
relatif sama. Untuk SNI T 15-1991-
Berbutir dan Perkerasan beton semen
03 kuat lentur untuk susunan
saringan normal sebesar 4,63 Mpa Departemen pekerjaan umum. 2011.
dan susunan saringan tanpa ukuran Modul Penerapan Spesifikasi
9,5 mm nilai rata - rata sebesar Teknik Untuk Pelaksanaan
4,68 Mpa dengan selisih 1 %. Dan Perkerasan Jalan Beton.
Untuk ACI 318 beton dengan
Departemen Permukiman Dan Prasarana
susunan saringan nomal sebesar
Wilayah. Pd-T-14-2003.
4,10 Mpa dan untuk susunan Perencanaan Perkerasan Jalan
saringan tanpa ukuran 9,5 mm nilai Beton Semen.
rata - rata sebesar 4,14 Mpa dengan
selisih 0,96 %. Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton.
c. Adapun dalam perhitungan analisa Yogyakarta. Beta Offset.
untuk benda uji langsung dengan
Murdock, L.J:et al. 1999. Bahan dan
rumus Flt = k √𝐹𝑐′ maka didapat Pratekan beton
nilai k untuk beton susunan
saringan normal sebesar 0,67 yaitu Suryawan, Ari. 2015. Perkerasan Jalan
kuat lentur rata – rata 4,32 Mpa Beton Semen Portland ( Rigid
serta kuat tekan rata – rata 41,84 Pavement) Perencanaan Metode
AASHTO. Yogyakarta. Beta Offset.
Mpa dan untuk beton susunan
12