You are on page 1of 6

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SOSIS AYAM

DENGAN PROPORSI KACANG MERAH KUKUS DAN MINYAK KELAPA


SAWIT

(Physicochemical and sensory characteristic of chicken sausage with


steamed red bean and palm oil proportion)

Octavia Miraclania Prijambodoa*, Chatarina Yayuk Trisnawatia, Anita Maya Sutedjaa

a
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia

* Penulis korespondensi
Email: phiaphiaphiaphia@yahoo.com

ABSTRACT
Chicken sausage processing did by reducing fat (palm oil) and substituted with fat replacer, fat mimetics
type such as steamed red bean. The research aimed to determine the effect of the proportion of steamed
red beans and palm oil to physicochemical and sensory characteristics of chicken sausages. The
research design used a randomized block design, single factor. The factor is proportion of steamed red
bean and palm oil which consists of six levels 0%:100%, 20%:80%, 40%:60%, 60%:40%, 80%:20% and
100%:0% with four times repetition. Increased proportion of steamed red bean and palm oil will increased
the moisture content, hardness, gumminess and chewiness, but decreased juiciness, springiness and
sensory properties of chicken sausage. The research resulted that proportion of steamed red bean and
palm oil do not affect the cohesiveness and adhesiveness of chicken sausages. The proportion of
steamed red bean and palm oil which acceptabled was 40%:60.

Keywords: chicken sausage, fat replacer, steamed red bean

ABSTRAK
Pengolahan sosis ayam dapat dilakukan dengan mengurangi lemak (minyak kelapa sawit) dan
mensubstitusinya dengan fat replacerjenis fat mimetics seperti kacang merah kukus. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui pengaruh proporsi kacang merah kukus dan minyak kelapa sawit terhadap
karakteristik fisikokima dan organoleptik sosis ayam. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor yang diteliti adalah proporsi kacang merah
dengan minyak kelapa sawit yang terdiri atas enam level yaitu 0%:100%, 20%:80%, 40%:60%,
60%:40%, 80%:20%, dan 100%:0% dengan pengulangan sebanyak empat kali. Peningkatan proporsi
kacang merah kukus dan minyak kelapa sawit akan meningkatkan kadar air, hardness, gumminess dan
chewiness, tetapi menurunkan juiciness, springiness dan sifat organoleptik (warna, kenampakan,
kemudahan digigit, kemudahan dikunyah, rasa, juiciness) sosis ayam. Hasil penelitian menunjukkan
proporsi kacang merah kukus dan minyak kelapa sawit tidak berpengaruh terhadap cohesiveness dan
adhesiveness sosis ayam. Proporsi kacang merah kukus dan minyak kelapa sawit yang dapat diterima
panelis adalah 40%:60%.

Kata kunci: sosis ayam, fat replacer, kacang merah kukus

6
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (1): 6-11, 2014.

PENDAHULUAN

Sosis ayam memiliki kadar lemak BAHAN DAN METODE


yang tinggi yaitu 30%. Lemak yang
digunakan dalam pengolahan sosis ayam Bahan
dapat berupa lemak padat atau cair Kacang merah yang dikemas oleh PT.
(minyak). Lemak memiliki peranan dalam Pangan Lestari Sidoarjo di rendam selama
menentukan karakteristik fisik 8 jam dengan proporsi air:kacang adalah
(pembentukan emulsi, tekstur dan 5:1, kemudian kacang di kupas dan dikukus
juiceness), rasa dan aroma sosis. Konsumsi selama 20 menit, setelah itu kacang di
lemak yang tinggi dapat menimbulkan hancurkan menggunakan chopper. Daging
banyak masalah kesehatan seperti ayam Broiler bagian dada kondisi pre-rigor
obesitas, jantung koroner, dan stroke (FAO, yang diperoleh dari Pasar Keputran
2010). Pengolahan sosis ayam rendah Surabaya di potong-potong, kemudian
lemak merupakan salah satu cara untuk digiling bersama es batu selama 30 detik.
mengurangi masalah kesehatan tersebut. Bahan lain seperti kacang merah, susu
Sosis ayam rendah lemak merupakan suatu skim, tepung tapioka, minyak kelapa sawit,
produk diversifikasi sosis ayam yaitu garam dapur, gula pasir, merica,
dengan mengurangi lemak hingga hanya karagenan, es batu, dan STPP (Sodium
memiliki 25% lemak dari sosis pada Tripolifosfat) dicampurkan dan digiling
umumnya (USDA, 2013). Pengolahan sosis bersama ayam selama 30 detik. Adonan
ayam rendah lemak dapat dilakukan sosis di masukkan ke dalam selongsong
dengan menggunakan fat replacer. Kacang sintetis (tidak dapat dimakan) yang
merah dapat dimanfaatkan sebagai fat diperoleh dari CV. Tristar Chemical
replacerjenis fat mimetics (berbasis Surabaya dengan menggunakan stuffer
karbohidrat atau protein) pada sosis ayam manual, kemudian selonsong diikat dan
Kacang merah memiliki kandungan lemak dikukus selama 30 menit.
yang rendah yaitu sebesar 1% dan
kandungan protein yang cukup tinggi yaitu pH
sebesar 24% (USDA, 2010). Pengukuran pH dilakukan
Kacang merah yang digunakan menurutFakolade dan Omojola (2010)
adalah kacang merah yang telah dikukus. dengan menggunakan pH meter dilakukan
Berdasarkan penelitian pendahuluan, pada daging ayam untuk memastikan ayam
pengukusan kacang merah dapat berada pada kondisi pre-rigor.
menghilangkan rasa sepat yang disebabkan
oleh tanin dan rasa berpati pada sosis. Water Holding Capacity (WHC)
Pengukusan selama 20 menit pada Analisis WHC dilakukan menurut
penelitian pendahuluan memberikan hasil Muchtadi dan Sugiyono (1992). Prinsip
terbaik karena sosis yang dihasilkan analisis WHC adalah menentukan jumlah
memiliki rasa kacang merah yang tidak air yang dapat diikat oleh sampel dengan
terlalu menonjol dan memiliki tekstur yang cara mengukur selisih jumlah air yang
lebih lunak. Pengolahan sosis ayam ditambahkan dengan jumlah air setelah
menggunakan lemak nabati yaitu minyak disentrifugasi.
kelapa sawit. Minyak nabati lebih mudah
membentuk emulsi daripada lemak hewani. Stabilitas Emulsi
Minyak kelapa sawit yang digunakan pada Analisis stabilitas emulsidilakukan
penelitian ini dikurangi dan digantikan menurut Hughes et al., (1997) dengan
dengan kacang merah kukus. modifikasi. Analisis stabilitas emulsi
menggunakan sampel berupa adonan sosis

7
Octavia Miraclania Prijambodo et al., 2014.

dan sentrifugator. Prinsip penentuan second, Trigger type : Auto (Force), Trigger
stabilitas emulsi adalah menentukan jumlah force: 10 g, Tare Mode: Auto.
cairan yang keluar dari sistem emulsi.
Semakin banyak jumlah cairan yang keluar Organoleptik
maka stabilitas emulsi semakin rendah. Uji organoleptik dilakukan menurut
Kartika dkk. (1988). Uji organoleptik meliputi
Cooking Loss warna, kenampakan (pori-pori sosis),
Analisis cooking loss dilakukan kemudahan digigit, kemudahan dikunyah,
menurut Andres et al. (2009). Prinsip rasa dan juiciness (rasa berairpada sosis).
pengujian cooking loss adalah mengukur Pengujian ini menggunakan 98 panelis yang
berat sosis sebelum pemasakan dan tidak terlatih dengan metode pengujian
setelah dimasak untuk mendapatkan berat scoring. Skala yang digunakan adalah skala
yang hilang selama pemasakan. numerik yang dimulai dari 1 (sangat tidak
suka) sampai 7 (sangat suka).
Kadar Air
Analisis kadar air dilakukan menurut Analisis Statistik
AOAC (1997). Prinsipkadar air adalah Rancangan penelitian yang digunakan
menguapkan kandungan air sampel dalam adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
oven vakum sehingga air dapat menguap dengan faktor tunggal yaitu proporsi kacang
pada suhu lebih rendah dari 100oC. Kadar merah kukus dengan minyak kelapa sawit
air yang menguap dinyatakan per berat dan enam taraf faktor yaitu 0%:100%,
sampel (dalam %). 20%:80%, 40%:60%, 60%:40%, 80%:20%,
dan 100%:0% dengan empat kali ulangan.
Kadar Lemak Data diuji ANAVA (Analysis of Variance)
Analisis kadar lemak dilakukan pada α = 5% dan uji DMRT (Duncan’s
menurutSudarmadji (1997). Prinsip analisis Multiple Range Test) dengan α = 5%.
lemak metode soxhlet adalah ekstraksi
lemak dalam bahan pangan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
pelarut non-polar, kemudian pelarut
diuapkan dan didapat residu berupa lemak. Cooking loss ditentukan oleh
kemampuan sosis ayam untuk
Juiciness mempertahankan air dan minyak saat
Analisis juicinessdilakukan menurut proses pengukusan. Kehilangan air dan
Gujral et al. (2002) dalam Putra et al. minyak tersebut akan mengurangi berat
(2011). Pengujian juiciness menggunakan sosis ayam. Semakin besar kehilangan
sosis matang yang ditekan dengan Texture tersebut maka cooking loss akan semakin
Analyzer. Sosis diletakkan di antara kertas besar. Perlakuan proporsi kacang merah
saring Whatman No. 40 dan aluminium foil. kukus dan minyak kelapa sawit 20%:80%
Pretest Speed: 2 mm/sec, Test speed: 0,5 dan 40%:60% mengalami peningkatan
mm/sec, Posttest speed: 5 mm/sec, Trigger cooking loss. Hal tersebut dikarenakan
Force: 10 g. jumlah lemak berkurang, sedangkan jumlah
air tetap sehingga sistem emulsi tidak stabil
Analisis Tekstur dan kelebihan air lepas (Soeparno, 1992).
Analisis juiciness dilakukan menurut Cooking loss mengalami penurunan setelah
Gadiyaram and Kannan (2004) dengan proporsi kacang merah kukus dan minyak
modifikasi. Pengujian tekstur dilakukan kelapa sawit 40%:60%, dikarenakan jumlah
dengan alat texture analyzer (TA-XT Plus) pati pada proporsi kacang merah kukus dan
dengan cylindrical probe seri SMS P/36 R. minyak kelapa sawit 60%:40%, 80%:20%
Ketebalan sampel 1 cm. Pre-test speed: 2 dan 100%:0% cukup banyak untuk
mm/s, Test speed: 0,5 mm/s, Post-test memerangkap air yang tidak terikat oleh
speed: 5 mm/s, Distance: 8 mm, Time: 5 protein.

8
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (1): 6-11, 2014.

Kadar air sosis ayam cenderung Nilai gumminess yang semakin besar
meningkat seiring dengan peningkatan menunjukkan bahwa sosis semakin tidak
proporsi kacang merah kukus yang mudah dihancurkan saat dikunyah.
digunakan dan berbeda nyata antar Peningkatan proporsi kacang merah kukus
perlakuan. Peningkatan proporsi kacang menyebabkan semakin banyak komponen
merah kukus menyebabkan level denaturasi kacang merah, khususnya pati dan protein
protein dan gelatinisasi pati saat pengukusan yang mengisi ruang-ruang kosong pada
sosis ayam semakin rendah. Hal ini matriks protein daging, sehingga struktur
menyebabkan jumlah air yang terikat kuat matriks akan semakin rapat dan tidak mudah
oleh granula pati semakin rendah, sehingga dihancurkan saat dikunyah.
kadar air semakin meningkat dengan Chewiness merupakan daya kunyah
peningkatan kacang merah kukus. Juiciness suatu produk sampai hancur yang diperoleh
dipengaruhi oleh kemampuan komponen dari perkalian gumminess dan springiness.
dalam sosis untuk mempertahankan cairan Semakin besar nilai gumminess
(dalam hal ini air maupun minyak) saat menunjukkan matriks sosis semakin rapat
proses penekanan. Semakin besar jumlah dan sulit dihancurkan sehingga
cairan yang keluar saat proses penekanan membutuhkan daya kunyah yang semakin
maka semakin juicy sosis tersebut. Juiciness besar.
sosis ayam semakin menurun dengan Adhesiveness sosis ditentukan oleh
menurunnya kadar lemak sosis. matriks pati-protein dan kadar air sosis
Hardness sosis ayam semakin ayam. Peningkatan proporsi kacang merah
meningkat dengan peningkatan proporsi kukus dan minyak kelapa sawit akan
kacang merah kukus karena semakin menyebabkan pati semakin banyak dan level
banyak jumlah pati dan protein kacang gelatinisasi pati akan semakin rendah. Level
merah yang akan mengisi ruang-ruang gelatinisasi pati yang semakin rendah akan
kosong pada matriks protein daging. Jumlah menyebabkan air bebas semakin meningkat,
proporsi kacang merah yang semakin tetapi matriks pati dan protein dalam sosis
banyak akan menurunkan level gelatinisasi dapat mempertahankan air bebas di antara
pati kacang merah. matriks dengan adanya ikatan disulfida pada
Cohesiveness sosis ditentukan oleh semua perlakuan. Hal ini menyebabkan tidak
kemampuan matriks patiprotein dalam ada gaya yang mendorong probe ke atas
mempertahankan strukturnya. Sosis ayam dan menyebabkan nilai adhesiveness tidak
yang dihasilkan pada penelitian ini kurang berbeda nyata.
kompak karena level gelatinisasi pati kacang Peningkatan proporsi kacang merah
merah yang mengisi ruang kosong matriks kukus akan menyebabkan warna sosis ayam
protein daging rendah, sehingga matriks menjadi lebih gelap karena hancuran kacang
protein daging tidak dapat mempertahankan merah kukus berwarna kekuningan.Warna
dindingnya. sosis yang bertambah gelap juga
Springiness sosis ayam cenderung disebabkan oleh reaksi Maillard yang terjadi
menurun dengan peningkatan proporsi selama pengukusan. Poripori sosis semakin
kacang merah kukus dan minyak kelapa banyak dengan peningkatan kacang merahb
sawit. Springiness sosis ditentukan oleh kukus. Air yang ada pada sosis akan
stabilitas emulsi sistem yang dipengaruhi menguap saat pengukusan dan mendesak
oleh komponen penyusun dalam sosis. dinding matriks pati-protein dan
Penggunaan lemak dalam sosis berperan meninggalkan ruang kosong (pori-pori).
dalam membentuk sistem emulsi yang stabil Sosis dengan sistem emulsi yang stabil
sehingga akan menghasilkan sosis yang memiliki matriks pati-protein yang
lebih elastis sehingga nilai springiness dapatmempertahankan strukturnya akibat
semakin meningkat. desakan uap air.

9
Octavia Miraclania Prijambodo et al., 2014.

Tabel 1. Cooking Loss, Kadar Air dan Juiciness Sosis Ayam


Proporsi Kacang Merah
Kukus: Minyak Kelapa 0:100 20:80 40:60 60:40 80:20 100:0
Sawit
a ab b ab ab a
Cooking Loss (%) 1,31±1,30 4,39±2,47 5,85±2,50 2,70±1,86 2,67±1,82 1,87±1,60
a b c d e f
Kadar Air (%) 57,72±0,37 58,99±0,48 59,95±0,17 61,59±0,13 64,28±0,51 64,88±0,09
d cd bcd abc ab a
Juiciness (%) 0,69±0,43 0,51±0,26 0,44±0,28 0,30±0,11 0,24±0,08 0,17±0,05

Tabel 2. Hasil Uji Tekstur Sosis Ayam


Kacang Merah
Kukus
0%:100% 20%:80% 40%:60% 60%:40% 80%:20% 100%:0%
:MinyakKelapa
Sawit
Hardness (g/g a a a ab ab b
1159,13±365,32 1223,00±297,91 1443,66±400,87 1601,33±488,26 1629,56±445,15 2011,72±322,63
bahan)
a a a a a a
Cohesiveness 0,45±0,13 0,49±0,17 0,46±0,09 0,51±0,10 0,48±0,12 0,52±0,07
d cd cd b bc a
Springiness 0,853±0,004 0,830±0,011 0,830±0,032 0,775±0,031 0,793±0,032 0,704±0,066
a a ab ab ab b
Gumminess 918,32±513,56 795,08±169,99 1216,47±947,54 1850,31±1143,48 1194,98±423,84 2174,48±839,10
a a ab ab ab b
Chewiness 781,65±435,35 660,39±146,11 1005,57±780,13 1414,50±845,58 960,49±393,99 1624,36±277,21
Adhesiveness
a a a a a a
(g.detik/g -18,86±10,96 -27,01±16,83 -27,51±16,63 -25,82±28,63 -28,50±19,96 -39,05±33,26
bahan)

Tabel 3. Sifat Organoleptik Sosis Ayam


Proporsi Kacang Merah
0:100 20:80 40:60 60:40 80:20 100:0
Kukus:Minyak Kelapa Sawit
d cd cd b a c
Warna*) 5,35 5,04 5,2 4,13 3,49 4,86
c c c b b a
Kenampakan*) 5,53 5,5 5,27 4,32 4,09 3,51
c bc b b a a
Kemudahan Digigit*) 5,6 5,32 5,03 5,09 4,28 3,99
d d c c b a
Kemudahan Dikunyah*) 5,89 5,66 5,14 4,84 4 3,58
d d cd c b a
Rasa*) 5,31 5,32 5,12 4,83 4,22 3,51
d d c c b a
Juiciness*) 5,77 5,47 4,61 4,48 3,76 3,37

Kemudahan digigit ada hubungnnya menyebabkan berkurangnya intensitas rasa


dengan hardness sosis ayam. Hardness gurih pada sosis. Peningkatan proporsi
dipengaruhi oleh jumlah pati dan protein kacang merah juga menyebabkan
kacang merah yang akan mengisi ruang- sosismemiliki rasa khas kacang merah yang
ruang kosong pada matriks protein daging. semakin kuat sehingga kesukaan rasa
Kesukaan kemudahan digigit semakin menurun. Penggunaan kacang merah kukus
menurun dengan peningkatan hardness. akan menurunkan juiceness sosis ayam
Kemudahan dikunyah ada hubungannya karena kemampuan komponen pati dan
dengan chewiness sosis ayam. Semakin protein kacang merah membentuk matriks
besar daya kunyah sosis ayam maka yang dapat mempertahankan air dalam
kesukaan kemudahan dikunyah akan sosis. Penurunan proporsi kacang merah
semakin menurun. Kemudahan dikunyah menghasilkan juiciness sosis ayam yang
juga berhubungan dengan springiness. lebih tinggi karena adanya minyak kelapa
Springiness sosis ayam semakin menurun, sawit yang lebih besar yang menyebabkan
hal ini berarti elastisitas sosis ayam semakin sosis ayam menjadi lebih moist.
menurun dengan peningkatan kacang merah
kukus dan kesukaan kemudahan dikunyah KESIMPULAN
akan semakin menurun.
Penurunan proporsi minyak kelapa Proporsi kacang merah kukus dan
sawit menyebabkan penurunan tingkat minyak kelapa sawit memberikan pengaruh
kesukaan panelis terhadap rasa sosis ayam. terhadap sifat fisikokimia (cooking loss,
Proporsi minyak yang semakin menurun kadar air, juiciness, hardness, springiness,

10
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (1): 6-11, 2014.

gumminess dan chewiness) dan and Camel Meat. Nigeria: University


organoleptik (warna, kenampakan, of Ibadan.
kemudahan dikunyah, kemudahan digigit, Gadiyaram, K.M. and G. Kannan. 2004.
rasa dan juiciness) sosis ayam, namun tidak Comparison of Textural Properties of
memberikan perbedaan nyata terhadap Low Fat Chevon, Beef, Pork, and
cohesiveness dan adhesiveness. Sosis Mixed Meat Sausages, South African
ayam dengan perlakuan terbaik adalah J. Anim. Sci. 34(1):212-214.
sosis dengan proporsi kacang merah kukus Kramlich, R. V. 1971. Sausage Product.
dan minyak kelapa sawit sebesar 40%:60%. San Fransisco: W. H. Freeman and
Company.
DAFTAR PUSTAKA Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992.
Petunjuk Laboratorium: Ilmu
Andres, S.C., N.E. Zaritzky and A.N. Pengetahuan Bahan. Bogor: Institut
Califano. 2009. Innovations in The Pertanian Bogor.
Development of Healthier Chicken Putra, A.A., N. Huda and R. Ahmad. 2011.
Sausages Formulated with Different Changes During the Processing of
Lipid Sources, Poultry Sci. 88:1755- Duck Meatballs Using Different Fillers
1764. after The reheating and Heating
AOAC. 1997. Official Methods of Analysis Process, International J. Poult. Sci.
16th Edition. USA: AOAC 10(1):62-70.
International. Sudarmadji, S. Haryono dan Sohardi.
Fakolade, P. O. dan A. B. Omojola. 2008. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan
Proximate Composition, pH Value, Makanan dan Pertanian.
and Microbiological Evaluation of Liberty.Yogyakarta.
Kundi (Dry Meat) Product from Beef

11

You might also like