Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Nutritional intake is needed by every human being to fulfill his survival. Proper nutrition results in the
fulfillment of nutrients so that they can fight the COVID-19 virus. Covid-19 is at risk for students, most
of whom are still dependent on their parents. The aim of the study was to describe the nutritional intake
during the pandemic for students. This study uses an exploratory narrative method, with a cross-sectional
approach. The instrument is a geogle form. Sampling by purposive sampling. The results showed that
respondents in the second semester were 18 people (52.9%), respondents aged 20-22 years were 27 people
(79%), respondents had an allowance of <1.5 million as many as 33 people (97%) rarely consumed
nutritious foods. Respondents in semester 6 were 26 people (52%), respondents aged 20-22 years were 34
people (68%), respondents had an allowance of <1.5 million, as many as 47 people (94%) rarely
consumed fruit vegetables every day. Respondents in semester 6 were 22 people (51.2%), aged 20-22 years,
32 people (74.4%) respondents had an allowance of <1.5 million, 14 people (100%) consumed vitamins.
Conclusion: Most of the respondents in semester 2, aged 20-22 years, have an allowance of <1.5 million,
rarely consume nutritious food, most respondents in semester 6 and aged 20-22 years, almost all have an
allowance of <1.5 million, rarely consume fruit vegetables every time. days, most respondents in semester 6
and aged 20-22 years, almost all have an allowance of <1.5 million rarely consume vitamins. The
recommendations of the next researchers examined the relationship between fruit vegetable intake and the
incidence of DM symptoms.
ABSTRAK
responden memiliki uang saku < 1.5 juta seanyak 47 orang (94%)jarang mengkonsumsi
sayuran buah setiap hari. Responden semester 6 sebanyak 22 orang (51.2%), berusia 20-22
tahun sebesar 32 orang (74.4%) responden memiliki uang saku < 1.5 juta sebesar 14 orang
(100%) mengkonsumsi vitamin. Kesimpulan sebagian besar responden semester 2, berusia
20-22 tahun, memiliki uang saku < 1.5 juta jarang mengkonsumsi makanan bergizi,
sebagian besar responden semester 6 dan berusia berusia 20-22 tahun, hampir seluruhnya
memiliki uang saku < 1.5 juta jarang mengkonsumsi sayuran buah setiap hari, sebagian
besar responden semester 6 dan berusia berusia 20-22 tahun, hampir seluruhnya memiliki
uang saku < 1.5 juta jarang mengkonsumsi vitamin. Rekomendasi peneliti berikutnya
meneliti hubungan asupan sayuran buah dengan kejadian tanda gejala DM.
Tabel 3. Tabulasi silang konsumsi sayuran buah tiap hari dengan semester, usia, dan uang
saku
Semester Usia Uang saku
Konsumsi 17-19 20-22 23- >25 < 1.5 > 1.5
gizi 4% 6% 8 % thn % thn % 25 % thn % jt % jt %
Jarang 22 44 26 52 2 4 6 12 34 68 10 20 0 0 47 94 3 6
Sering 19 46.3 19 46.3 3 7.4 4 10 33 80.5 2 4.9 2 4.9 39 95.1 2 4.9
Selalu 2 14.2 12 85.7 0 0 0 0 11 78.6 2 12 1 7.1 13 92.9 1 7.1
dengan penelitian Husnah (2012) usia berupa 15,7% dan 0% pada murid SD di
responden < 24 tahun hampir area pusat kota.
setengahnya 18 orang (38 %), dan pada
usia 62,96% memiliki pola makan yang Konsumsi sayuran buah setiap hari
salah dibanding dengan usia > 24 tahun. Hasil peneitian diperoleh sebagian besar
responden berupa semester 6 jarang
mengkonsumsi sayuran buah setiap
Faktor uang saku juga berpengaruh pada
harinya. Berbeda dengan penelitian
konsumsi makanan bergizi responden.
Bahira (2012) bahwa 77,1% konsumsi
Teori yang menyatakan konsumsi pangan
sayurnya kurang, sebanyak 92,1 % kurang
dipengaruhi oleh sosial ekonominya
asupan buah pada remaja dewasa.
(Sulistyoningsih, 2011). Sosial ekonomi
Arisman (2012) membuktikan
dilihat dari uang sakunya. sehungga
kecenderungan remaja dewasa kurang
pembelian makanan yang bergizi dengan
mengkonsumsi buah dan sayur.
kualitas dan kuantitasnya menjadi rendah.
Bertentangan dengan teori untuk
Penelitian setara dengan adanya
memenuhi mengkonsumsi sayur dan
hubungan antara pendapatan keluarga
buah sebagai syarat pemenuhan menu gizi
dengan status gizi pada anak dengan p
seimbang(Mitchell, 2012), salah satunya
value 0,012 (Putri, 2015). Setara dengan
banyak makan sayuran dan cukup buah-
penelitian (Wulanta, Amisi, Punuh, 2019)
buahan (Izwardy, 2019).
bahwa terdapat hubungan pendapatan
keluarga dengan status gizi usia anak 24-
Konsumsi sayuran buah setiap hari
59 bulan dengan p value 0.034 pada 21
dipengaruhi faktor pengetahuan,
responden. Setara hasil penelitian
mahasiswa semester 6 pengetahuannya
Myrnawati, Anita, (2016) bahwaada
lebih baik, terkait lama studi. Setara
pengaruh langsung positif status ekonomi
penelitian tidak ada hubungan antara
dengan pola makan anak. Setara
tingkat pengetahuan gizi dengan
penelitian Sebataraja, Oenzil, Asterina
konsumsi makanan yang berserat
(2014)didapatkan tingkat sosial
(Zuharia, 2013).Usia responden sebagian
ekonominya baik maka status gizinya
besar pada penelitian ini 20-22 tahun.
baik dan kurang berupa 84.2% dan 6%,
Usia tersebut belum memiliki cukup
sedangkan tingkat sosial ekonomi rendah
pengalaman. Setara penelitian usia 21-22
diperoleh status gizi baik dan kurang
376
Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol.8, No.3, 2020, hal 369-382
sebanyak 46,1% yang menjadi responden vitamin. Vitamin meliputi : A, B1, B6, C,
pada penelitian (Cornia, I A, Adriani, M D, E, K, dll. bertentangan dengan teori
2018). bahwa kegunaan vitamin C saat
pemindahan zat besi dari plasma ke hati
Uang saku responden penelitian ini dari bentuk transferin ke ferinitin
hampir seluruhnya < 1,5 juta. Uang (Almatzier, 2009), mereduksi zat besi dari
tersebut berada di bawah UMR kota, bentuk feri ke fero di usus yang berakibat
menyebaban prioritas dalam memenuhi mudah diabsorbsi, sekaligus
konsumsi makanannya sesuai dari meningkatkan 4x lipat absorbsinya zat
penelitian Dwira (2017) menyatakan besi jika bercampur dengan vitamin C
responden kadang-kadang, sarapannya di (Almatsier, 2009). Menurut Almatsier
kantin menunya gorengan (bakwan, (2011) mineral dan vitamin contohnya
mendowan, dan tahu bakso. pada sayur dan buah merupakan zat-zat
Sulistyoningsih (2011) mengemukakan organikkompleks sangat kecil yang
faktor sosial ekonomi yang cukup dibutuhkan. Peran nutrisi dalam
dominan dalam mempengaruhi konsumsi pertahanankan tubuh terhadap virus
pangan adalah pendapatan keluarga dan berupa mengkonsumsi berbagai jenis
harga, dalam hal ini berupa uang saku. vitamin dan mineral meliputi :Vitamin A,
Hasil penelitian ini bertentangan dengan B, C, D, E, asam lemak omega-3 (EPA
teori Kemenkes (2020) kecukupan sayur dan DHA), selenium, seng, besi, tembaga
dan buah untuk cegah tertular covid-19, (Zhang, Liu,2020, Stephensen dan
makanan yang segar yang tidak diolah Zunino. Dalam: Ross, Caballero Cousins,
setiap hari (Giakoumis, 2020). Sesuai Tucker, Ziegler, 2020) Vitamin
penelitian tidak ada hubungan antara berpengaruh terhadap sistem imun,
asupan folat dengan fungsi kognitif pada vitamin A berperan pemeliharaan sel
lansia (Rahmawati, Pramantara, dan epitel berfunsi dalam imunitas
Purba, 2012). nonspesifik, vitamin C sebagai
antioksidan yang berperan dalan
Konsumsi Vitamin penetralisir radikal bebas, vitamin E
Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir sebagai antioksidan yang
setengahnya responden semester 6 berarti mempertahankan integritas membran
sudah 3 tahun berada pada atmosfir (Siswanto, Budisetyawati, Ernawati, 2013).
kampus, terpapar informasi mengenai
377
Care:Jurnal IlmiahI lmu Kesehatan Vol.8, No.3, 2020, hal 369-382
Sesuai penelitian Adhini, (2011) bahwa memiliki uang saku lebih dari nilai tengah
kecukupan vitamin A dan C tergolong 700 ribu lebih banyak 52% pada 65 orang.
normal pada siswa atlet. Dewi dan
Wirjatmadi (2017) konsumsi vitamin KESIMPULAN
tidak mencukupi pada atlet sebanyak 90%. Hasil penelitian ini adalah hampir
Sukmajati (2015) kurang asupan vitamin setengahnya responden sesmester 2
B1, B6, C sebanyak 97,2%, 58.3%, jarang mengkonsumsi makanan berigizi,
94.4%. Sesuai penelitian Utami, hampir setengahnya responden berusaia
Juniarsana (2013) bahwa reponden 20-22 tahun jarang mengkonsumsi
mengkonsumsi vitamin A, C dan E makanan berigizi, hampir setengahnya
didalam suplemennya sebanyak 20%, responden memiliki uang saku < 1.5 juta
40% dan 80%. lebih tinggi pada atlet jarang mengkonsumsi makanan berigizi,
sepakbola konsumsi vitamin Cnya sebesar hampir setengahnya responden sesmester
70% AKG (2014), lebih tinggi lagi pada 6 jarang mengkonsumsi sayuran buah
atlet Wushu sebesar 96.2% (normal) setiap harinya, hampir setengahnya
(Mutahaya, 2008), berbeda penelitian responden berusaia 20-22 tahun jarang
Rahmawati, Pramantar, dan Purba (2012) mengkonsumsi sayuran buah setiap
bahwa asupan vitamin B6, C, dan E yang harinya, hampir setengahnya responden
kurang pada lansia sebanyak 37.4%, memiliki uang saku < 1.5 juta jarang
21.2%, dan 37.4%,. Berbeda dengan mengkonsumsi sayuran buah setiap
pemberian vitamin A 69.1% tidak harinya, hampir setengahnya responden
diberikan pada anak balita (Fithiyana, semester 6 jarang mengkonsumsi vitamin,
2018). hampir setengahnya responden berusia
20-22 tahun jarang mengkonsumsi
Faktor lain yang mempengaruhi sayuran buah setiap harinya, hampir
konsumsi vitamin berupa uang saku. seluruhnya responden memiliki uang saku
Rendahnya konsumsi tersebut < 1.5 juta jarang mengkonsumsi vitamin.
dipengaruhi oleh faktor daya beli.
Berbeda dengan penelitian menyatakan SARAN
50 % responden uang saku rendah pada Peneliti berikutnya hendaknya meneliti
mahasiswa (Hidayat, 2016). Berbeda korelasi konsumsi sayuran buah serta
penelitian Suci (2011) mahasiswa vitamin dan mineral dihubungkan dengan
378
Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol.8, No.3, 2020, hal 369-382
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article Wilkins:601-
/view/18218/11661 10https://jhu.pure.elsevier.com/en/
Ramadhana C. (2018). Hubungan publications/modern-nutrition-in-
aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan health-and-disease-eleventh-edition.
body image dengan status gizi pada Suci, S P 2011 Faktor-faktor yang
remaja putrid di SMK Negeri 6 berhubungan dengan pola makan
Sukoharjo. [Skripsi]. Surakarta: mahasiswa kesehatan masyarakat
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Fakutas kedokteran dan ilmu
Ilmu Kesehatan Universitas kesehatan Universitas islam negeri
Muhammadiyah. syarif Hidayatullah Jakarta.Skripsi
http://eprints.ums.ac.id/68852/3/H Sukmajati,RP. (2015). Hubungan asupan
ALAMAN%20DEPAN.pdf zat gizi mikro dan komposisi lemak
Roring, MG, Posangi, J, Manampiring, tubuh dengan tingkat kebugaran
AE. (2020). Hubungan antara mahasiswa di UKM sepak bola UNY
pengetahuan gizi, aktivitas fisik, dan Universitas Muhammadiyah
intensitas olahraga dengan status gizi Surakarta Skripsi
Jurnal Biomedik.12(2):110-116 http://eprints.ums.ac.id/36460/1/N
Salamah,R, Kartini, A, Rahfiludin, M.Z. ASKAH%20PUBLIKASI_J3101310
(2019). Hubungan asupan zat gizi, 13.pdf
aktivitas fisik, dan persentase lemak Sulistyoningsih.(2011). Gizi untuk
tubuh dengan kebugaran jasmani. kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta:
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. GrahaIlmu
18(2),14-18. Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W.,
https://ejournal.undip.ac.id/index.p Santoso, W. D., Yulianti, M.,
hp/mkmi/article/view/23140/1509 Herikurniawan, . . . Yunihastuti, E.
1 (2020). Coronavirus disease 2019:
Sebataraja, LR, Oenzil F, Asterina. (2014). tinjauan literatur terkini. Jurnal
Hubungan status gizi dengan status Penyakit Dalam Indonesia, 7.(1), 45-67.
sosial ekonomi keluarga murid Utami, AP, Juniarsana, IW. (2013).
sekolah dasar di Daerah Pusat dan Gambaran tingkat pengetahuan dan
Pinggiran Kota Padang Jurnal tingkat konsumsi vitamin (A,C,E)
Kesehatan Andalas.3(2),182-187 pada ibu-ibu yang mengkonsumsi
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.p suplemen di Lala studio. Skala
hp/jka/article/view/81/76 Husada 10(2), 159-166.
Siswanto, Budisetyawati, & Ernawati, F. http://poltekkes-
(2013). Peran beberapa zat gizi mikro denpasar.ac.id/files/JSH/V10N2/Ar
dalam imunitas. Gizii ndon, 36(1):57- is%20Prasetya%20Utami1,%20I%20
64. Wayan%20Juniarsana2%20JSH%20
https://www.persagi.org/ejournal/i V10N2.pdf
ndex.php/Gizi_Indon/article/view/ Wu, C., Chen, X., Cai, Y., Xia, J., Zhou,
116/113 X., Xu, S., . . . Song, Y. (2020). Risk
Stephensen CB dan Zunino SJ. factors associated with acute
Nutrition and the immune system. respiratory distress syndrome and
Dalam: Ross AC, Caballero B, death in patients with coronavirus
Cousins RJ, Tucker KL, Ziegler TR, disease 2019. Pneumonia in Wuhan,
(2014) editor. Modern Nutrition in China. JAMA Intern Med180(7):934-
Health and Disease. Edisi ke-11. 943.Retired from
Baltimore: Lippincott Williams &
382
Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol.8, No.3, 2020, hal 369-382
https://www.nature.com/articles/s4
1430-020-0635-2.pdf
Wulan, I. G., & Agusni, I. (2015).
Penggunaan imunomodulator untuk
berbagai infeksi virus pada kulit.
Berkala ilmu kesehatan kulit dan
kelamin.27(1), 63-69.
file:///C:/Users/Seto/Downloads/
1554-2913-1-SM%20(1).pdf
Wulanta E, Amisi M D, Punuh M I
(2019), Hubungan antara status
sosial ekonomi dengan status gizi
pada anak usia 24-59 bulan Di Desa
Kima Bajo Kecamatan Wori
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
KESMAS 8(5), 34-41
ZhangL, LiuY. (2020). Potential
interventions for novel corona virus
in china: asystematic review J Med
Virol. 10:1002
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc
/articles/PMC7166986/pdf/JMV-
92-479.pdf
Zuhaira.(2013). Hubungan tingkat
pengetahuan gizi dengan konsumsi
makanan berserat pada siswa MAN 3
Rukoh Banda Aceh. Skripsi Banda
Aceh Universitas Syah Kuala