You are on page 1of 9

PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

Identifikasi Kesadaran Metakognitif Peserta Didik


dalam Pembelajaran Fisika

Rendy Wikrama Wardana1*, Anggun Prihatini2*, M. Hidayat3


1
Program Studi S2 Pendidikan IPA, Universitas Bengkulu, Bengkulu 38371
2
Guru Fisika, MAS Muhamadiyah Talu, Pasaman, Sumatera Barat
3
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Jambi, Jambi 36123
*Email: rendywardana@unib.ac.id

DOI: https://doi.org/10.33369/pendipa.5.1.1-9

ABSTRACT
The demands of the 2013 curriculum and limited data on metacognitive awareness in schools encourage
researchers to explore and identify the metacognitive awareness of students at on one Islamic high school
in the Jambi. The study used mix method research design with an explanatory sequential design. The
population was class X in one of Islamic high school Jambi. This Study involved 90 respondents.
Sampling uses a purposive sampling technique. Instrument the study was Metacognitive Awareness
Questionnaire which was adapted from the Metacognitive Awareness Inventory (MAI). Questionnaire
with two indicator : metacognitive knowledge and regulation. Accumulation data with giving a
questionnaire MAI on physics learning and interviews with several students to strengthen the
questionnaire data. The results showed categorical data regarding metacognitive awareness which is
assessed based on metacognitive knowledge and regulation. The category metacognitive knowledge
consists of declarative knowledge with a percentage 70% (good), procedural knowledge 53% (good), and
conditional knowledge 60% (good). Cognition regulation category consists of planning with a percentage
60% (good), management information 53% (good), monitoring of understanding 57% (good), action
strategies (debugging strategies) 53% (good) and evaluation 73% (good). Based on the results of study
can be interpreted that students could know themselves as students and they are able to overcome their
weaknesses or deficiencies in the learning process. For example, students can develop appropriate
strategies to solve problems faced in the learning process.

Keywords: Identification; Metacognitive Awareness; Students; Learning; Physics.

ABSTRAK
Tuntutan kurikulum 2013 dan terbatasnya data mengenai kesadaran metakognitif di sekolah mendorong
peneliti unuk menggali dan mengidentifikasi kesadaran metakognitif siswa di salah satu SMA islam di kota
Jambi. Penelitian menggunakan rancangan penelitian Mix Method dengan desain sequential eksplanatori.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA islam di kota Jambi dengan jumlah 90
siswa. Pengambilan sampling menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian
menggunakan Angket kesadaran metakognitif yang diadaptasi dari angket Metacognitive Awareness
Inventory (MAI) dengan dua indikator alat ukur yakni pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi.
Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket Metacognitive Awareness Inventory (MAI) pada
pembelajaran fisika dan wawancara terhadap beberapa siswa untuk memperkuat data angket. Analisis hasil
penelitian dengan menganalisis hasil angket dan wawancara yang selanjutnya dideskripsikan secara
kualitatif dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh data kategori mengenai kesadaran metakonitif
yang dikaji berdasarkan pengetahuan metakognitif dan regulasi kognitif. Kategori pengetahuan
metakognitif terdiri dari pengetahuan deklaratif dengan presentase 70% (baik), pengetahuan prosedural
53% (baik), dan pengetahuan kondisional 60% (baik). Kategori Regulasi kognisi terdiri dari perencanaan
dengan presentase 60% (baik), management informasi 53% (baik), pemantauan terhadap pemahaman 56%
(baik), strategi tindakan (debugging strategies) dengan presentase 53% dan evaluasi 73% (baik). Hasil
penelitian mengenai kesadaran metakognitif dapat dimaknai bahwa siswa dapat mengetahui tentang diri

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 1
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

sebagai pelajar dan mampu menanggulangi kelemahan atau kekuranganya dalam proses belajar. Sebagai
contoh siswa dapat menyusun strategi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam proses pembelajaran

Kata kunci: Identifikasi; Kesadaran Metakognitif; Peserta Didik; Pembelajaran; Fisika.

PENDAHULUAN kontekstual dan kondisional berkenaan dengan


Kurikulum pendidikan di Indonesia selalu ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
mengalami perubahan demi tercapainya tujuan terkait dengan masyarakat. Menurut Livingston
pendidikan Nasional. Pada saat ini, kurikulum (2003) metakognitif dapat juga dikatakan sebagai
yang baru diterapkan di Indonesia adalah “thinking about thinking” berpikir tentang proses
Kurikulum 2013. Salah satu kecerdasan yang berpikir itu sendiri. Menurut Flavell (1979)
dibidik pada kurikulum 2013 adalah kecerdasan metakognitif terdiri dari pengetahuan
metakognitif peserta didik. Tuntutan terhadap metakognitif (metacognitive knowledge) dan
penguasaan pengetahuan metakognitif pengalaman metakognitif atau regulasi
disebutkan dalam Permendikbud (2016) bahwa (metacognitive experiences or regulation.
setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan Selanjutnya Schraw and Dennison (1994)
menengah memiliki kompetensi pada tiga mengungkapkan pengetahuan metakognitif
dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan meliputi tiga proses pengetahuan deklaratif
keterampilan. Pada dimensi pengetahuan (declarative knowledge), pengetahuan prosedural
kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta (procedural knowledge), and pengetahuan
didik salah satunya adalah pengetahuan kondisional (conditional knowledge) dan
metakognitif. pengalaman metakognitif atau peraturan
Metakognitif adalah pengetahuan dan (metacognitive experiences or regulation)
kontrol peseta didik terhadap kegiatan menjadi lima komponen proses yaitu
belajarnya. Istilah “Metacognitive“ pertama kali perencanaan (including planing), management
dikemukakan oleh John Flavel, (1979). Flavell informasi (information management strategies),
(1979) menjelaskan bahwa metakognitif pemahaman pemantauan (comprehention
berperan penting dalam memperoleh informasi, monitoring), strategi tindakan (debugging
mamahami, membaca, pemecahan masalah serta strategies), dan evaluasi (evaluating).
kontrol terhadap diir sendiri. Menurtut Schraw Jadi, metakognitif adalah kemampuan
and Dennison (1994) metakognitif adalah berpikir tingkat tinggi di mana yang menjadi
kemampuan untuk merenungkan, memahami, objek berpikirnya adalah proses berpikir yang
dan mengendalikan pembelajaran seseorang. terjadi pada diri sendiri berpikir tentang
Wilson and Conyers (2016) mendefenisikan pengetahuan, dan berpikir tentang bagaimana
metakognitif sebagai kemampuan untuk memperolehnya yang dilakukan secara sadar
memikirikan proses belajar, menyadari faktor – oleh diri peserta didik sendiri selama proses
faktor yang mempengaruhi kinerja intektual, pembelajaran.
mengetahui bagaimana, kapan, dimana, dan Kesadaran metakognitif dimaknai sebagai
mengapa menggunkan strategi tertentu, dan kesadaran seseorang terhadap kemampuan
kemampuan ini digunakan untuk membantu dan metakognitif yang dimiliki, kegiatannya seperti
menysuiakan kinerja pembelajaran peserta didik. perencanaan bagaimana startegi belajar yang
Menurut Niedringhaus (2010) seorang peserta tepat, pemantauan terhadap pemahaman, dan
didik dengan kesadaran metakognitif akan mengevaluasi proses pembelajaran sendiri
memiliki pengetahuan tentang bagaimana (Schraw and Desnnison (1994). Dengan adanya
berpikir dan mampu mengontrol kesadaran metakognitif, peserta didik akan
pembelajarannya. Menurut Permendikbud (2016) memahami pengetahuan yang dimilikinya, dan
pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan dengan pengetahuan tersebut peserta didik dapat
tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan tepat.
menggunakannya dalam mempelajari Kesadaran metakognitif ini sangatlah diperlukan
pengetahuan teknis, detail, spesifik, kompleks, dalam menyelesaikan suatu permasalahan agar

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 2
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

penggunaan kemampuan kognitif menjadi lebih dengan guru fisika kelas X MIA di SMA Islam
efektif dan efisien (Wilson & Conyers, 2016). Al-Falah Jambi belum pernah dievaluasi tentang
Peserta didik yang menyadari kemampuan metakognitif. Soal ujian dan tugas yang
metakognitifnya akan belajar berdasarkan diberikan guru umumnya sebatas aspek kognitif
kemampuan kognitifnya, memahami cara sedangkan ruang untuk metakognitif kurang
berfikirnya memahami proses kognitif yang diberdayakan. Kemudian, data mengenai
dilakukanya kemudian dapat mengetahui kesadaran metakognitif peserta didik juga belum
kelemahanya dalam belajar dan bisa melakukan diketahui. Selain itu pada kelas X MIA SMA
perbaikan – perbaikan dalam pembelajaran. Hal Islam Al-Falah Jambi belum pernah di
ini sesuai dengan yang di katakan oleh Garner & identifikasi kesadaran metakognitif peserta didik.
Alexander (1989) dalam Schraw and Dennison Berdasarkan paparan di atas, informasi
(1994) peserta didik yang sadar akan tentang kesadaran metakognitif sangat penting
kemampuan metakognitifnya lebih strategis dan untuk diketahui karena merepresentasikan
berkinerja lebih baik dari pada peserta didik yang kemampuan peserta didik untuk mengelola /
tidak sadar. Pada proses pembelajaran sering kali mengatur kemampuan kognitifnya. Hal ini sesuai
kita beranggapan bahwa perkembangan dengan yang dikatakan oleh Nurmalasari,
kemampuan kognitif sebagai penentu dari Winarso, and Nurhayati (2015) bahwa semakin
kecerdasan intelektual seseorang karena baik kemampuan metakognitif yang dimiliki
kemampuan kognitif terus menerus berkembang peserta didik maka semakin baik hasil belajar
diiringi dengan proses pendidikan yang yang diperoleh. Kesadaran metakognitif sangat
berkelanjutan. Setiap individu pada dasarnya penting untuk proses pembelajaran karena
sudah memiliki potensi kemampuan merupakan sesuatu yang harus dilakukan
metakognitif, hal ini dapat diketahui karena sebelum, selama, dan setelah pengajaran.
setiap individu sudah terbiasa berfikir tentang Mengingat pentingnya metakognitif dalam
apa yang dipikirkannya dan apa yang akan dan menunjang keberhasilan belajar serta perlu
telah dilakukannya. Begitu pula halnya dengan diberdayakannya kemampuan metakognitif ini
peserta didik, saat mengikuti kegiatan belajar maka langkah pertama yang dilakukan adalah
mengajar, begitu peserta didik mendengar mengidentifikasi kesadaran metakognitif peserta
penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, didik. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas
otomatis sebagian peserta didik akan mulai secara teoretik metakognitif merupakan dimensi
berfikir tentang apa yang akan dipelajarinya. pengetahuan, namun kesadaran metakognitif
Adanya kesadaran metakognitif dalam dapat mengukur dari aspek pengetahuan
konteks pembelajaran, maka peseserta didik akan metakognitif dan proses mendapatkan
mengetahui bagaimana cara untuk belajar, pengetahuan melalui pengalaman atau regulasi
mengetahui kemampuan, modalitas belajar yang kognitif
dimiliki dan mengetahui strategi belajar terbaik
untuk belajar efektif. Kesadaran metakognitif METODE PENELITIAN
dapat digunakan seseorang untuk memantau Penelitian menggunakan rancangan
kemampuan kognisinya sejauh mana memahami penelitian MIX Method dengan desain sequential
suatu masalah dalam belajar. Pada saat kegiatan eksplanatori. Penelitian dilakukan di SMA Al
pembelajaran berlangsung akan banyak timbul Falah Jambi pada bukan september s.d
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak November 2018. Populasi penelitian adalah
peserta didik, yang kadang mereka bingung atau seluruh peserta didik kelas X sejumlah 90 orang.
sulit mengungkapkannya. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian
Pembelajaran yang dilakukan selama ini ini adalah teknik purposive sampling. Sampel
cenderung hanya menekankan pada penguasaan yang di gunakan sebnyak 30 orang peserta didik
konsep kognitif yang dijaring dengan tes tulis di berikan angket Metacognitive Awareness
objektif. Sehingga peserta didik belajar cendung Inventory (MAI) untuk mengidentifikasi
menghafal, dan ketika dihadapkan dengan suatu kesadaran Metakognitif yang mereka miliki dan
permasalahan peserta didik mengalami kesulitan. sebanyak 6 orang peserta didik yang di
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 3
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

wawancarai untuk menjelaskan hasil angket kelemahanya tersebut. Hal ini sejalan dengan
peserta didik. hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumadyo
and Purwantini (2018) peserta didik dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengetahuan deklaratif (declarative knowledge)
Hasil penelitian terhadap kesadaran yang tinggi akan mengetahui kelebihan dan
metakognitif peserta didik kelas X MIA di SMA kekurangannya. Dengan mengetahui kekurangan
Islam Al- Falah Jambi yang ditinjau dari pada suatu mata pelajaran, misalnya, seorang
kategori Pengetahuan metakognitif dan regulasi peserta didik dapat mengantisipasi kegagalan
kognisi adalah sebagai berikut : dengan mempersiapkan diri ketika menghadapi
1. Pengetahuan Metakognitif ujian mata pelajaran tersebut.
Pada indikator pengetahuan
B. Pengetahuan prosedural (Procedural
metakognitif terdiri dari pengetahuan
Knowledge)
deklaratif, pengetahuan prosedural dan Setelah di lakukan penyebaran angket
pengetahuan kondisional yang Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dideskrifsikan sebagai berikut. dapatkan hasil angket sebagai berikut :
A. Pengetahuan Deklaratif (Declarative
Knowledge)
Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut :

Gambar 2. diagram Pengetahuan prosedural


(procedural knowledge)

Berdasarkan gambar 2 di atas dapat


diketahui bahwa untuk kategori peserta didik
Gambar 1. Diagram Pengetahuan Deklaratif tidak baik terhadap pengetahuan prosedural
(Deklaratif Knowledge) (procedural knowledge) memiliki presentase 0%,
sedangkan untuk kategori peserta didik cukup
memiliki presentase 23,33%, adapun untuk
Berdasarkan gambar 1 di atas dapat kategori baik memeliki presentase 53,33% dan
diketahui bahwa untuk kategori peserta didik untuk kategori sangat baik memiliki presentase
tidak baik terhadap pengetahuan deklaratif 23,33 %.
(Deklaratif Knowledge) memiliki presentase 0%, Berdasarkan hasil angket dan hasil
sedangkan untuk kategori cukup baik memiliki wawancara pengetahuan prosedural (procedural
presentase 6,66%, adapun untuk kategori baik knowledge) peserta didik kelas X MIA SMA
memiliki presentase 70% dan untuk kategori Islam Al- Falah Jambi dapat di kategorikan baik.
peserta didik sangat baik memiliki presentase Peserta didik yang baik terhadap pengetahuan
23,33%. Brdasarkan hasil angket dan hasil prosedural (procedural knowledge) dapat
wawancara pengetahuan deklaratif (declarative memahami strategi belajar yang di gunakan dan
knowledge) peserta didik kelas X MIA SMA ia dapat memahami strategi belajar yang dia
Islam Al- Falah Jambi dapat di kategorikan baik. gunakan dan ia bisa secara otomatis
Peserta didik yang baik terhadap pengetahuan menggunakan strategi belajar yang bermanfaat
deklaratif (declarative knowledge) dapat dan dapat menggunakan dan memilih prosedur
memahami kekuatan dan kelemahanya kemudian yang sesuai dengan benar pada saat mereka
mengetahui bagaimana cara menaggulangi

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 4
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

menyelesaikan suatu masalah. Hal ini sesuai suatu prosedur tersebut lebih baik dari yang
dengan yang di katakan oleh Haryanti (2013 ) lainnya.
bahwa “peserta didik dikatakan dapat
mempunyai pengetahuan prosedural dalam 2. Regulasi Kognisi
pembelajaran matematika ketika mereka dapat Pada indikator regulasi kognisi terdiri
memilih dan menerapkan prosedur yang sesuai dari perencanaan, strategi mengelola
dengan benar pada saat mereka menyelesaikan informasi, pemantauan terhadap
suatu masalah”. pemahaman,strategi perbaikan dan
evaluasi yang dideskripsikan sebagai
C. Pengetahuan Kondisional (Conditional
Knowledge) berikut
Setelah di lakukan penyebaran angket A. Perencanaan (Planning)
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di Setelah di lakukan penyebaran angket
dapatkan hasil angket sebagai berikut : Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut :

Gambar 3. Diagram Pengetahuan Kondisional


(Conditional Knowledge) Gambar 4 Diagram Kegiatan Perencanaan
(Planning)
Berdasarkan gambar 3 di atas dapat di ketahui Berdasarkan gambar 4 di atas diagram
bahwa peserta didik tidak baik dan cukup baik perencanaan (planing) di dapatkan informasi
memiliki presentase 0%. Sedangkan untuk bahwa untuk kategori peserta didik tidak baik
kategori baik memiliki presentase 60% dan untuk dan cukup baik memiliki presentase 0%.
kategori sangat baik memiliki presentase 40% Sedangkan untuk kategori baik memiliki
Berdasarkan hasil angket dan hasil presentase 60% dan untuk kategori sangat baik
wawancara pengetahuan kondisional (conditional memiliki presentase 40%.
knowledge), peserta didik kelas X MIA SMA Berdasarkan hasil angket dan hasil
Islam Al- Falah Jambi dapat di kategorikan baik. wawancara terhadap kegiatan perencanaan
Peserta didik yang baik terhadap pengetahuan (planing) peserta didik kelas X MIA SMA Islam
kondisional (conditional knowledge), dalam Al- Falah Jambi dapat di kategorikan baik.
belajar peserta didik menyadari kapan suatu Peserta didik yang baik terhadap kegiatan
strategi yang baik di gunakan dan kapan strategi perencanaan (planing), dalam belajar peserta
tersebut tidak di gunakan dan ia juga mengetahui didik memiliki beberapa cara untuk
bahwa mengapa suatu strategi tesebut lebih baik menyelesaikan masalah dan memilih yang
digunakan dari pada strategi yang lain. Hal ini terbaik seperti membaca perintah dengan hati-
sesuai dengan yang di katakan oleh Tanti, hati sebelum mulai mengerjakan tugas, kuis, atau
Widada, and Haji (2018) pengetahuan ujian dan mampu mengatur waktu dengan baik
kondisional adalah pengetahuan tentang kapan untuk mencapai tujuan dalam belajar. Peserta
harus menggunakan suatu prosedur, didik ini mempunyai target tertentu saat
keterampilan, atau strategi dan kapan tidak mengerjakan tugas misalnya dalam waktu 15
menggunakannya, mengapa prosedur dapat menit tugas ini sudah harus selesai. Kegiatan
digunakan dan dalam kondisi apa, serta mengapa perencanaan mencakup pemilihan strategi yang

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 5
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

tepat dan alokasi sumber-sumber belajar yang langkah dalam menemukan informasi yang baru.
diperlukan hal ini dapat menunjang keberhasilan Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Paipinan
peserta didik dalam belajar. Hal ini sesuai (2015) bahwa pada kegiatan strategi mengelola
dengan yamg dikatakan Sumampouw (2011) informasi peserta didik menyadari untuk
bahwa aktivitas – aktivitas perencanaan seperti memperhatikan dengan seksama dan
menunjukan tujuan dan analisis tugas membantu memusatkan perhatian pada informasi yang
mengaktivasi pengetahuan yang relevan sehingga penting, menyadari bahwa perlu membuat
mempermudah pengorganisasian dan gambar dan menyusun masalah dengan kata –
pemahaman materi pembelajaran. kata sendiri untuk memudahkan memahami
masalah, mengetahui bahwa masalah yang
B. Indikator Strategi Mengelola Informasi dihadapi berkaitan dengan sesuatu yang
(Information Management Strategies) diketahui
Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di C. Pemantauan Terhadap Pemahaman
dapatkan hasil angket sebagai berikut : (Comprehension Monitoring)
Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut :

Gambar 4 Strategi Mengelola Informasi


(information mangement strategies)
Gambar 6 diagram Pemantauan Terhadap
Berdasarkan gambar 4 diatas dapat di Pemahaman (Comprehension Monitoring)
ketahui bahwa untuk kategori peserta didik tidak
baik memiliki presentase 0% , sedangkan untuk Berdasarkan gambar 6 diagram
kategori cukup baik memiliki presentase 13,33%. pemantauan terhadap pemahaman
Adapun untuk kategori baik memiliki presentase (Comprehension Monitoring) di dapatkan
53,33% dan untuk kategori sangat baik memiliki informasi bahwa untuk kategori peserta didik
presentase 33,33%. tidak baik memiliki presentase 0%, sedangkan
Berdasarkan hasil angket dan hasil untuk kategori cukup memiliki presentase 6,66%.
wawancara kegiatan strategi mengelola informasi Adapun untuk kategori baik memiliki presentase
(information mangement strategies) peserta didik 56,66% dan untuk kategori sangat baik memiliki
kelas X MIA SMA Islam Al- Falah Jambi dapat presentase 36,66%.
di kategorikan baik. peserta didik yang baik Berdasarkan hasil angket dan hasil
terhadap kegiatan strategi mengelola informasi wawancara kegiatan pemantauan terhadap
(information mangeent strategies), dalam belajar pemahaman (comprehension monitoring) peserta
fisika peserta didik memfokuskan perhatian pada didik kelas X MIA SMA Islam Al- Falah Jambi
informasi penting misalnya konsep suatu materi dapat di kategorikan baik. Peserta didik yang
dalam fisika contohnya pada hukum ohm. Ketika baik terhadap kegiatan pemantauan terhadap
menemukan informasi yang penting dalam pemahaman (Comprehension Monitoring), dalam
sebuah tulisan, ia akan memperlambat bacaannya belajar fisika peserta didik ini akan
karena ingin memahami maksud dari bacaan mempertimbangkan beberapa alternatif dari
tersebut dan belajar dengan membuat langkah – sebuah permasalahan sebelum ia menjawabnya,

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 6
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

peserta didik ini pada waktu tertentu misalnya Kemudian ketika gagal dalam memahami sebuah
setelah shalat subuh ia mempelajari ulang suatu materi fisika, ia akan mengubah strategi belajar
materi untuk pemahaman yang lebih dalam. yang biasa ia gunakan sebelumnya. Peserta didik
Peserta didik akan bertanya pada diirnya senidri ini akan membaca ulang suatu bacaan ketika ia
secara berkala apakah ia telah telah mencapai bingung dan tidak paham apa maksud dari
tujuan-tujuan dalam belajar. Kemudian setelah bacaan tersebut. Kegiatan ini dapat membantu
belajar ia akan berhenti sejenak secara teratur peserta didik dalam menyelesaikan suatu
untuk mengecek pemahaman mengenai materi permasalahan untuk menunjang keberhasilan
yang sedang di pelajari. Hal ini sesuai dengan belajar. Hal ini sesuai dengan Sumampouw
Sumampouw (2011) aktivitas - aktivitas (2011) bahwa “aktivitas-aktivitas pengaturan
pemantauan meliputi perhatian seseorang ketika meliputi penyesuaian dan perbaikan aktivitas-
ia membaca, dan membuat pertanyaan atau aktivitas kognitif peserta didik. Aktivitas-
pengujian diri. Aktivitas-aktivitas ini membantu aktivitas ini membantu peningkatan prestasi
peserta didik dalam memahami materi dan dengan cara mengawasi dan mengoreksi
mengintegrasikannya dengan pengetahuan awal. perilakunya pada saat ia menyelesaikan tugas”.

D. Strategi Perbaikan (Debugging Strategies) E. Evaluasi (evaluation)


Setelah di lakukan penyebaran angket Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut: dapatkan hasil angket sebagai berikut:

Gambar 7. diagram Strategi perbaikan Gambar 8 diagram evaluasi (evaluation)


(Debugging strategies)
Berdasarkan gambar 8 di atas dapat di
Berdasarkan gambar 7 di atas dapat ketahui bahwa untuk kategori peserta didik tidak
diketahui bahwa bahwa untuk kategori peserta baik terhadap kegiatan evaluasi (evaluation)
didik tidak baik memiliki presentase 0%, memiliki presentase 0%, sedangkan untuk
sedangkan untuk kategori cukup baik memiliki kategori cukup baik memiliki presentase 6,66%.
presentase 3,33%. Adapun untuk kategori baik Adapun untuk kategori baik memiliki presentase
memiliki presentase 53,33%.dan untuk kategori 20% dan untuk kategori sangat baik memiliki
sangat baik memiliki presentase 43,33% . presentase 73,33%.
Berdasarkan hasil angket dan hasil Berdasarkan hasil angket dan hasil
wawancara kegiatan strategi perbaikan wawancara kegiatan evaluasi (evaluation)
(Debugging Strategies) peserta didik kelas X peserta didik pada kelas X MIA SMA Islam Al-
MIA SMA Islam Al- Falah Jambi dapat di Falah Jambi dapat di kategorikan baik. Peserta
kategorikan baik. Peserta didik yang baik didik yang baik terhadap terhadap kegiatan
terhadap kegiatan strategi perbaikan (Debugging evaluasi (evaluation), dalam belajar peserta didik
Strategies), dalam belajar fisika peserta didik memahami cara mengevaluasi hasil belajarnya
akan meminta bantuan orang lain ketika ia tidak sendiri yaitu dengan cara mengevaluasi tujuan
mengerti mengenai materi fisika yang ia pelajari belajar yang ia targetkan sebelumnya, target yang
misalnya bertanya pada guru, atau temanya. ingin di capai oleh peserta didik ini adalah untuk

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 7
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

dapat memahami materi dan mengaplikasikanya Haryanti, D. (2013 ). Memperbaiki Pengetahuan


untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dan Kemampuan Prosedural Siswa
Peserta didik ini juga kan menggunakaan strategi Melalui Metode Penugasan Berbasis
yang belajar yang berbeda beda tergantung Kesalahan. Jurnal Pendidikan Dan
situasi misalnya pada saat mempelajari materi Pembelajaran, 2 (2).
yang bersifat hafalan ia kan mencoba membuat
Indarini, E., Sadono, T., & Onate, M. E. (2013).
catatan – catatan kecil supaya mudah untuk
Pengetahuan Metakognitif Untuk
memahami, dan jika memahami suatu materi
Pendidik Dan Peserta Didik. Satya
yang bersifat pemahaman bukan hafalan ia akan
Widya, 29(1), 40-46.
membaca dengan hati – hati. Hal ini sesuai
dengan Cohors-Fresenborg dan Kaune (2007) Iskandar, S. M. (2016). Pendekatan Keterampilan
dalam Nulhakim (2013) Pada proses ini peserta Metakognitif Dalam Pembelajaran Sains
didik membuat refleksi untuk mengetahui Di Kelas. Erudio (Journal Of
bagaimana suatu kemahiran, nilai dan suatu Educational Innovation), 2(2), 13-20.
pengetahuan yang dikuasai oleh peserta didik Kadir, K. (2017). Meningkatan Metakognisi
tersebut. Mengapa peserta didik tersebut mudah Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
atau sulit untuk menguasainya, dan ap tindakan Melalui Asesmen Kinerja Berbasis
atau perbaikan yang harus dilakukan. Masalah Dan Model Pembelajaran.
Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan
Agama Dan Keagamaan, 7(3).
KESIMPULAN
Kesadaran metakognitif peserta didik kelas Livingston, J. A. (2003). Metacognition: An
X MIA SMA Islam Al- Falah Jambi secara Overview.
umum dikategorikan baik yang terlihat Lockl, K., & Schneider, W. (2007). Knowledge
berdasarkan indikator kesadaran metakognitif About The Mind: Links Between Theory
yang di atas presentase lima puluh persen. Hal ini Of Mind And Later Metamemory. Child
menunjukkan bahwa peserta didik kelas X MIA Development, 78(1), 148-167.
SMA Islam Al- Falah Jambi dapat mengetahui
tentang diri sebagai pelajar berdasarkan faktor- Niedringhaus, K. L. (2010). Teaching Better
faktor yang berdampak pada kinerja, Research Skills By Teaching
pengetahuan tentang strategi, dan pengetahuan Metacognitive Ability. Perspectives:
tentang kapan dan mengapa menggunakan Teaching Legal Research And Writing,
strategi yang paling tepat dan mampu 18(2), 113-118.
menanggulangi kelemahan atau kekuranganya Nulhakim, L. (2013). Analisis Keterampilan
dalam belajar Fisika. Hasil tersebut dapat Metakognitif Siswa Yang Dikembangkan
memperkecil kesalahan peserta didik dalam Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
belajar dan dapat menyusun strategi yang tepat Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
untuk menyelesaikan permasalahan yang Kelarutan. Universitas Pendidikan
dihadapinya dalam pembelajaran fisika. Indonesia.
Nurmalasari, L. R., Winarso, W., & Nurhayati,
DAFTAR PUSTAKA E. (2015). Pengaruh Kemampuan
Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan: Metakognisi Terhadap Hasil Belajar
Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Matematika Di Smp Negeri 2
Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif. Leuwimunding Kabupaten Majalengka.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nusantara Of Researc, 02(02).
Flavell, J. H. (1979). Metacognition And Paipinan, M. (2015). Profil Metakognisi
Cognitive Monitoring: A New Area Of Mahasiswa Calon Guru
Cognitive–Developmental Inquiry. Matematikadalam Menyelesaikan
American Psychologist, 34(10), 906. Masalah Terbuka Geometri Ditinjau Dari

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 8
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363

Perbedaan Gender. Jurnal Ilmiah Sumadyo, M., & Purwantini, L. (2018).


Matematika Dan Pembelajarannya, 1(1). Penilaian Kemampuan Metakognitif
Siswa Sma Dengan Menggunakan
Permendikbud, L. (2016). Peraturan Menteri
Algoritma K-Means. Paper Presented At
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
The Prosiding Seminar Nasional Energi
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
& Teknologi (Sinergi).
Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Sumampouw, H. M. (2011). Keterampilan
Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. Metakognitif Dan Berpikir Tingkat
Tinggi Dalam Pembelajaran Genetika
Pujiank, S., Jamaluddin, J., & Hadiprayitno, G.
(Artikulasi Konsep Dan Verifikasi
(2016). Kemampuan Metakognisi
Empiris). Bioedukasi: Jurnal Pendidikan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi, 4(2), 23-39.
Biologi Fkip Universitas Mataram.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Tamsyani, W. (2016). Pengaruh Model
Dan Pengembangan, 1(10). Pembelajaran Dan Kesadaran
Metakognitif Terhadap Hasil Belajar
Rahman, S., & Arul, P. J. (2006). Hubungan
Peserta Didik Sma Dalam Materi Pokok
Antara Kesedaran Metakognisi, Motivasi
Asam Basa. Journal Of Educational
Dan Pencapaian Akademik Pelajar
Science And Technology (Est), 2(1), 10-
Universiti. Jurnal Pendidikan Malaysia
25.
(Malaysian Journal Of Education), 31,
21-39. Tanti, N., Widada, W., & Haji, S. (2018).
Metakognisi Siswa Dalam Pemecahan
Romli, M. (2012). Strategi Membangun
Masalah Matematika Siswa Sma Dalam
Metakognisi Siswa Sma Dalam
Pembelajaran Matematika Berorientasi
Pemecahan Masalah Matematika.
Etnomatematika Rejang Lebong. Jurnal
Aksioma: Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika Raflesia, 3(1).
Pendidikan Matematika, 1(2/Septembe).
Untu, Z., Yuwono, I., Parta, I. N., & Sisworo, S.
Saripudin, A. (2007). Metakognisi Dan Peran
(2018). Kesalahan Guru Dalam
Serta Implikasinya Bagi Pembelajaran
Pembelajaran Matematika Materi
Membaca. Jurnal Lingua, Bahasa Dan
Bangun Datar Di Tinjuau Dari
Sastra Indonesia, 8(2), 183-191.
Pengetahuan Deklaratif. Jurnal Pendidik
Schraw, G., & Dennison, R. (1994). Assessing Indonesia (Jpin), 1(1).
Meta-Cognitive Awareness.
Wilson, D. D., & Conyers, M. (2016). Teaching
Contemporary Educa-Tional Psychology
Students To Drive Their Brains:
Development Of The Comprehensive
Metacognitive Strategies, Activities, And
Learning, 19, 460-475.
Lesson Ideas. Usa: Ascd.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 9

You might also like