Professional Documents
Culture Documents
DOI: https://doi.org/10.33369/pendipa.5.1.1-9
ABSTRACT
The demands of the 2013 curriculum and limited data on metacognitive awareness in schools encourage
researchers to explore and identify the metacognitive awareness of students at on one Islamic high school
in the Jambi. The study used mix method research design with an explanatory sequential design. The
population was class X in one of Islamic high school Jambi. This Study involved 90 respondents.
Sampling uses a purposive sampling technique. Instrument the study was Metacognitive Awareness
Questionnaire which was adapted from the Metacognitive Awareness Inventory (MAI). Questionnaire
with two indicator : metacognitive knowledge and regulation. Accumulation data with giving a
questionnaire MAI on physics learning and interviews with several students to strengthen the
questionnaire data. The results showed categorical data regarding metacognitive awareness which is
assessed based on metacognitive knowledge and regulation. The category metacognitive knowledge
consists of declarative knowledge with a percentage 70% (good), procedural knowledge 53% (good), and
conditional knowledge 60% (good). Cognition regulation category consists of planning with a percentage
60% (good), management information 53% (good), monitoring of understanding 57% (good), action
strategies (debugging strategies) 53% (good) and evaluation 73% (good). Based on the results of study
can be interpreted that students could know themselves as students and they are able to overcome their
weaknesses or deficiencies in the learning process. For example, students can develop appropriate
strategies to solve problems faced in the learning process.
ABSTRAK
Tuntutan kurikulum 2013 dan terbatasnya data mengenai kesadaran metakognitif di sekolah mendorong
peneliti unuk menggali dan mengidentifikasi kesadaran metakognitif siswa di salah satu SMA islam di kota
Jambi. Penelitian menggunakan rancangan penelitian Mix Method dengan desain sequential eksplanatori.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA islam di kota Jambi dengan jumlah 90
siswa. Pengambilan sampling menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian
menggunakan Angket kesadaran metakognitif yang diadaptasi dari angket Metacognitive Awareness
Inventory (MAI) dengan dua indikator alat ukur yakni pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi.
Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket Metacognitive Awareness Inventory (MAI) pada
pembelajaran fisika dan wawancara terhadap beberapa siswa untuk memperkuat data angket. Analisis hasil
penelitian dengan menganalisis hasil angket dan wawancara yang selanjutnya dideskripsikan secara
kualitatif dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh data kategori mengenai kesadaran metakonitif
yang dikaji berdasarkan pengetahuan metakognitif dan regulasi kognitif. Kategori pengetahuan
metakognitif terdiri dari pengetahuan deklaratif dengan presentase 70% (baik), pengetahuan prosedural
53% (baik), dan pengetahuan kondisional 60% (baik). Kategori Regulasi kognisi terdiri dari perencanaan
dengan presentase 60% (baik), management informasi 53% (baik), pemantauan terhadap pemahaman 56%
(baik), strategi tindakan (debugging strategies) dengan presentase 53% dan evaluasi 73% (baik). Hasil
penelitian mengenai kesadaran metakognitif dapat dimaknai bahwa siswa dapat mengetahui tentang diri
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 1
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
sebagai pelajar dan mampu menanggulangi kelemahan atau kekuranganya dalam proses belajar. Sebagai
contoh siswa dapat menyusun strategi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam proses pembelajaran
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 2
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
penggunaan kemampuan kognitif menjadi lebih dengan guru fisika kelas X MIA di SMA Islam
efektif dan efisien (Wilson & Conyers, 2016). Al-Falah Jambi belum pernah dievaluasi tentang
Peserta didik yang menyadari kemampuan metakognitif. Soal ujian dan tugas yang
metakognitifnya akan belajar berdasarkan diberikan guru umumnya sebatas aspek kognitif
kemampuan kognitifnya, memahami cara sedangkan ruang untuk metakognitif kurang
berfikirnya memahami proses kognitif yang diberdayakan. Kemudian, data mengenai
dilakukanya kemudian dapat mengetahui kesadaran metakognitif peserta didik juga belum
kelemahanya dalam belajar dan bisa melakukan diketahui. Selain itu pada kelas X MIA SMA
perbaikan – perbaikan dalam pembelajaran. Hal Islam Al-Falah Jambi belum pernah di
ini sesuai dengan yang di katakan oleh Garner & identifikasi kesadaran metakognitif peserta didik.
Alexander (1989) dalam Schraw and Dennison Berdasarkan paparan di atas, informasi
(1994) peserta didik yang sadar akan tentang kesadaran metakognitif sangat penting
kemampuan metakognitifnya lebih strategis dan untuk diketahui karena merepresentasikan
berkinerja lebih baik dari pada peserta didik yang kemampuan peserta didik untuk mengelola /
tidak sadar. Pada proses pembelajaran sering kali mengatur kemampuan kognitifnya. Hal ini sesuai
kita beranggapan bahwa perkembangan dengan yang dikatakan oleh Nurmalasari,
kemampuan kognitif sebagai penentu dari Winarso, and Nurhayati (2015) bahwa semakin
kecerdasan intelektual seseorang karena baik kemampuan metakognitif yang dimiliki
kemampuan kognitif terus menerus berkembang peserta didik maka semakin baik hasil belajar
diiringi dengan proses pendidikan yang yang diperoleh. Kesadaran metakognitif sangat
berkelanjutan. Setiap individu pada dasarnya penting untuk proses pembelajaran karena
sudah memiliki potensi kemampuan merupakan sesuatu yang harus dilakukan
metakognitif, hal ini dapat diketahui karena sebelum, selama, dan setelah pengajaran.
setiap individu sudah terbiasa berfikir tentang Mengingat pentingnya metakognitif dalam
apa yang dipikirkannya dan apa yang akan dan menunjang keberhasilan belajar serta perlu
telah dilakukannya. Begitu pula halnya dengan diberdayakannya kemampuan metakognitif ini
peserta didik, saat mengikuti kegiatan belajar maka langkah pertama yang dilakukan adalah
mengajar, begitu peserta didik mendengar mengidentifikasi kesadaran metakognitif peserta
penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, didik. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas
otomatis sebagian peserta didik akan mulai secara teoretik metakognitif merupakan dimensi
berfikir tentang apa yang akan dipelajarinya. pengetahuan, namun kesadaran metakognitif
Adanya kesadaran metakognitif dalam dapat mengukur dari aspek pengetahuan
konteks pembelajaran, maka peseserta didik akan metakognitif dan proses mendapatkan
mengetahui bagaimana cara untuk belajar, pengetahuan melalui pengalaman atau regulasi
mengetahui kemampuan, modalitas belajar yang kognitif
dimiliki dan mengetahui strategi belajar terbaik
untuk belajar efektif. Kesadaran metakognitif METODE PENELITIAN
dapat digunakan seseorang untuk memantau Penelitian menggunakan rancangan
kemampuan kognisinya sejauh mana memahami penelitian MIX Method dengan desain sequential
suatu masalah dalam belajar. Pada saat kegiatan eksplanatori. Penelitian dilakukan di SMA Al
pembelajaran berlangsung akan banyak timbul Falah Jambi pada bukan september s.d
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak November 2018. Populasi penelitian adalah
peserta didik, yang kadang mereka bingung atau seluruh peserta didik kelas X sejumlah 90 orang.
sulit mengungkapkannya. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian
Pembelajaran yang dilakukan selama ini ini adalah teknik purposive sampling. Sampel
cenderung hanya menekankan pada penguasaan yang di gunakan sebnyak 30 orang peserta didik
konsep kognitif yang dijaring dengan tes tulis di berikan angket Metacognitive Awareness
objektif. Sehingga peserta didik belajar cendung Inventory (MAI) untuk mengidentifikasi
menghafal, dan ketika dihadapkan dengan suatu kesadaran Metakognitif yang mereka miliki dan
permasalahan peserta didik mengalami kesulitan. sebanyak 6 orang peserta didik yang di
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 3
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
wawancarai untuk menjelaskan hasil angket kelemahanya tersebut. Hal ini sejalan dengan
peserta didik. hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumadyo
and Purwantini (2018) peserta didik dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengetahuan deklaratif (declarative knowledge)
Hasil penelitian terhadap kesadaran yang tinggi akan mengetahui kelebihan dan
metakognitif peserta didik kelas X MIA di SMA kekurangannya. Dengan mengetahui kekurangan
Islam Al- Falah Jambi yang ditinjau dari pada suatu mata pelajaran, misalnya, seorang
kategori Pengetahuan metakognitif dan regulasi peserta didik dapat mengantisipasi kegagalan
kognisi adalah sebagai berikut : dengan mempersiapkan diri ketika menghadapi
1. Pengetahuan Metakognitif ujian mata pelajaran tersebut.
Pada indikator pengetahuan
B. Pengetahuan prosedural (Procedural
metakognitif terdiri dari pengetahuan
Knowledge)
deklaratif, pengetahuan prosedural dan Setelah di lakukan penyebaran angket
pengetahuan kondisional yang Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dideskrifsikan sebagai berikut. dapatkan hasil angket sebagai berikut :
A. Pengetahuan Deklaratif (Declarative
Knowledge)
Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 4
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
menyelesaikan suatu masalah. Hal ini sesuai suatu prosedur tersebut lebih baik dari yang
dengan yang di katakan oleh Haryanti (2013 ) lainnya.
bahwa “peserta didik dikatakan dapat
mempunyai pengetahuan prosedural dalam 2. Regulasi Kognisi
pembelajaran matematika ketika mereka dapat Pada indikator regulasi kognisi terdiri
memilih dan menerapkan prosedur yang sesuai dari perencanaan, strategi mengelola
dengan benar pada saat mereka menyelesaikan informasi, pemantauan terhadap
suatu masalah”. pemahaman,strategi perbaikan dan
evaluasi yang dideskripsikan sebagai
C. Pengetahuan Kondisional (Conditional
Knowledge) berikut
Setelah di lakukan penyebaran angket A. Perencanaan (Planning)
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di Setelah di lakukan penyebaran angket
dapatkan hasil angket sebagai berikut : Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 5
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
tepat dan alokasi sumber-sumber belajar yang langkah dalam menemukan informasi yang baru.
diperlukan hal ini dapat menunjang keberhasilan Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Paipinan
peserta didik dalam belajar. Hal ini sesuai (2015) bahwa pada kegiatan strategi mengelola
dengan yamg dikatakan Sumampouw (2011) informasi peserta didik menyadari untuk
bahwa aktivitas – aktivitas perencanaan seperti memperhatikan dengan seksama dan
menunjukan tujuan dan analisis tugas membantu memusatkan perhatian pada informasi yang
mengaktivasi pengetahuan yang relevan sehingga penting, menyadari bahwa perlu membuat
mempermudah pengorganisasian dan gambar dan menyusun masalah dengan kata –
pemahaman materi pembelajaran. kata sendiri untuk memudahkan memahami
masalah, mengetahui bahwa masalah yang
B. Indikator Strategi Mengelola Informasi dihadapi berkaitan dengan sesuatu yang
(Information Management Strategies) diketahui
Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di C. Pemantauan Terhadap Pemahaman
dapatkan hasil angket sebagai berikut : (Comprehension Monitoring)
Setelah di lakukan penyebaran angket
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) di
dapatkan hasil angket sebagai berikut :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 6
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
peserta didik ini pada waktu tertentu misalnya Kemudian ketika gagal dalam memahami sebuah
setelah shalat subuh ia mempelajari ulang suatu materi fisika, ia akan mengubah strategi belajar
materi untuk pemahaman yang lebih dalam. yang biasa ia gunakan sebelumnya. Peserta didik
Peserta didik akan bertanya pada diirnya senidri ini akan membaca ulang suatu bacaan ketika ia
secara berkala apakah ia telah telah mencapai bingung dan tidak paham apa maksud dari
tujuan-tujuan dalam belajar. Kemudian setelah bacaan tersebut. Kegiatan ini dapat membantu
belajar ia akan berhenti sejenak secara teratur peserta didik dalam menyelesaikan suatu
untuk mengecek pemahaman mengenai materi permasalahan untuk menunjang keberhasilan
yang sedang di pelajari. Hal ini sesuai dengan belajar. Hal ini sesuai dengan Sumampouw
Sumampouw (2011) aktivitas - aktivitas (2011) bahwa “aktivitas-aktivitas pengaturan
pemantauan meliputi perhatian seseorang ketika meliputi penyesuaian dan perbaikan aktivitas-
ia membaca, dan membuat pertanyaan atau aktivitas kognitif peserta didik. Aktivitas-
pengujian diri. Aktivitas-aktivitas ini membantu aktivitas ini membantu peningkatan prestasi
peserta didik dalam memahami materi dan dengan cara mengawasi dan mengoreksi
mengintegrasikannya dengan pengetahuan awal. perilakunya pada saat ia menyelesaikan tugas”.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 7
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 8
PENDIPA Journal of Science Education, 2021: 5(1), 1-9 ISSN 2086-9363
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 9