You are on page 1of 16

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN METAKOGNITIF

DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA


MATERI SISTEM SIRKULASI DI KELAS XI SMAN 7 TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Alda Agustina1 , Vivi Nirmala Rahmah1 ,Wina Nurlina1


1Jurusan Pendidikan Biologi , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi

ABSTRACT
This study aims to determine the relationship of metacognitive abilities with student
learning outcomes in the circulation system material in class XI SMAN 7
Tasikmalaya Academic Year 2019/2020. This research was carried out at SMA
Negeri 7 Tasikmalaya. The population in this study were all students of class XI IPA
of SMA Negeri 7 Tasikmalaya with 6 classes totaling 180 people. The samples in this
study were class XI IPA 6 totaling 27 people. The sampling technique is the random
sampling technique. The research instrument consisted of multiple choice cognitive
questions of 20 questions with 5 options (a, b, c, d, e) that had been tested for validity
and reliability, and metacognitive instruments. The metacognitive skills rubric used is
developed by Schraw, G. & Dennison. Data normality test uses the Kolmogorof
Smirnov test. The data analysis technique used is the technique of regression
correlation analysis with the help of the SPSS for Windows program. From the results
of data analysis and hypothesis testing, there are several things that were found in this
study, namely; the average value of metacognitive abilities of students is 73.10 while
the learning outcomes of students in the circulation system material has an average of
65.17. Hypothesis test results tcount <ttable: 0.217 <2.05 which means that in this
study (H0) was accepted and H1 was rejected, which means there is no relationship
between the ability to make metacognitive learning outcomes of students in the
circulation system material in Class XI SMAN 7 Tasikmalaya.

Keywords: Metcognitive Ability, learning outcomes, circulation system


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan metakognitif
dengan hasil belajar peserta didik pada materi sistem sirkulasi di kelas XI SMAN 7
Tasikmalaya Tahun Akademik 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 7 Tasikmalaya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 7 Tasikmalaya sebanyak 6 kelas yang berjumlah 180 orang.
Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 6 sebanyak 27 orang.
Teknik pengambilan sampel dengan teknik Random sampling. Instrumen penelitian
terdiri atas soal kognitif pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 soal dengan 5
option (a,b,c,d,e) yang telah diuji validitas dan reliabilitas, serta instrumen
metakognitif. Rubrik keterampilan metakognitif yang digunakan adalah yang
dikembangkan oleh Schraw, G. & Dennison. Uji normalitas data menggunakan uji
Kolmogorof Smirnov.. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
korelasi regresi dengan bantuan program SPSS for Windows. Dari hasil analisis data
dan pengujian hipotesis ada beberapa hal yang menjadi temuan dalam penelitian ini
yakni; rata-rata nilai kemampuan metakognitif peserta didik adalah 73.10
sedangkan hasil belajar siswa pada materi sistem sirkulasi memiliki rata-rata 65.17.
Hasil uji hipotesis thitung <ttabel: 0,217 < 2,05 yang berarti dalam penelitian ini
maka (H0) diterima dan H1 ditolak, yang berarti ada tidak terdapat hubungan
antara kemampuan membuat metakognitif dengan hasil belajar peserta didik
pada materi sistem sirkulasi di Kelas XI SMAN 7 Tasikmalaya.

Kata Kunci: Kemampuan Metkognitif, hasil belajar, sistem sirkulasi

PENDAHULUAN salah satu jalur yang dapat ditempuh


Dalam menghadapi persaingan yaitu melalui pendidikan.
global setiap individu perlu dibekali Ketercapaian tujuan pendidikan
kemampuan yang mumpuni termasuk tercantum dalam Permendikbud No.
soft skill dan hard skill. Hal tersebut 20 Tahun 2016 tentang standar
akan memudahkan individu untuk kompetensi lulusan pendidikan dasar
membaur di masyarakat. Untuk dan menengah yang menyatakan
memperoleh kemampuan tersebut bahwa “Lulusan SMA/MA/SMALB
perlu memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan pembelajaran adalah yang terkait
metakognitif pada tingkat teknis, seni, dengan ranah kognitif.
budaya dan humaniora”. Jadi, lulusan Hasil belajar kognitif tentunya
SMA/MA/SMALB diharapkan akan lebih bermakna jika tidak mudah
memiliki pengetahuan yang mencakup segera hilang di ingatan. Pencapaian
faktual, konseptual, prosedural dan hasil belajar kognitif erat kaitannya
metakognitif. dengan kemandirian siswa dalam
Proses pembelajaran sains, belajar. Kemandirian siswa tersebut
khususnya Biologi diharapkan dapat berkaitan dengan keterampilan
menjamin berlangsungnya metakognitif siswa. Keterampilan
pembelajaran bermakna atau metakognitif dapat membantu
meaningfull learning, artinya materi mengembangkan kemampuan berpikir
yang dipelajari dapat diasimilasikan siswa yang selanjutnya juga
dan dihubungkan dengan pengetahuan berpengaruh terhadap hasil belajar
yang telah dimiliki sebelumnya siswa.
(Budiningsih, 2005). Livingston (1997) menyatakan
Pembelajaran konstruktif bahwa metakognitif memegang salah-
(yakni belajar yang bermakna) satu peranan kritis (sangat penting)
dipandang sebagai tujuan pendidikan agar pembelajaran berhasil.
yang penting. Corebima (2006) Metakognitif mengarah pada
menyatakan bahwa hasil dari suatu kemampuan berpikir tinggi (high order
pembelajaran bermakna berpeluang thinking) yang meliputi kontrol aktif
besar bermakna baik yang terkait terhadap proses kognitif dalam
dengan aspek kognitif, afektif maupun pembelajaran. Aktifitas seperti
psikomotor. Ketercapaian tujuan suatu merencanakan bagaimana
pembelajaran dapat terlihat melalui menyelesaikan tugas yang diberikan,
hasil belajar siswa. Namun, hasil memonitor pemahaman, dan
belajar yang lebih disoroti sebagai mengevaluasi perkembangan kognitif
indikator ketercapaian tujuan
merupakan metakognitif yang terjadi Eggen dan Kauchak (1996)
dalam sehari-hari. dalam Corebima (2006)
Keterampilan metakognitif mengemukakan salah satu manfaat
memungkinkan siswa untuk keterampilan metakognitif yaitu dapat
melakukan perencanaan, mengikuti membantu siswa menjadi self-
perkembangan, dan memantau proses regulated learner yang bertanggung
belajarnya (Imel, 2002). jawab terhadap kemajuan belajarnya
Coutinho (2007) menyatakan sendiri dan mengadaptasi strategi
bahwa ada hubungan positif antara belajarnya mencapai tujuan tugas.
prestasi belajar dengan matakognisi. Livingston (1997) menyatakan
Siswa yang memiliki keterampilan metakognisi memegang salah satu
metakognitif yang baik akan peranan yang sangat penting agar
menunjukkan prestasi belajar yang pembelajaran berhasil. Hasil belajar
baik pula dibandingkan dengan siswa atau achievement merupakan realisasi
yang memiliki kemampuan dari kecakapan-kecakapan potensial
metakognitif rendah. yang dimiliki seseorang (Sukmadinata,
Menurut Arends (1998) dalam 2009).
Corebima (2006), metakognitif Hasil belajar seseorang dapat
merupakan proses mengetahui dan dilihat dari perubahan tingkah lakunya,
memonitor proses berpikir atau proses baik dalam bentuk penguasaan
kognitif sendiri. Keterampilan pengetahuan, keterampilan berpikir,
metakognitif mempengaruhi cara maupun keterampilan motorik.
berpikir siswa, sehingga secara tidak Benjamin Bloom dalam taksonomi
langsung akan mempengaruhi hasil Bloom mengklasifikasikan hasil
belajar kognitif dan kemampuan siswa belajar menjadi 3 domain atau ranah,
untuk menyimpan memori tentang hal yaitu ranah kognitif, afektif, dan
yang dipelajari yang lebih dikenal psikomotor. Hasil belajar yang
sebagai retensi. ditekankan dalam penelitian ini adalah
hasil belajar dalam ranah kognitif.
Ranah kognitif menaruh perhatian keterampilan metakognitif siswa yang
pada pengembangan kapabilitas dan selanjutnya berhubungan dengan hasil
keterampilan intelektual. belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi di Berdasarkan uraian tersebut
Kelas XI SMAN 7 Tasikmalaya peneliti tertarik untuk meneliti
menunjukkan bahwa keterampilan “Hubungan Antara Kemampuan
metakognitif siswa belum berkembang Metakognitif Terhadap Hasil Belajar
dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari Peserta Didik Pada Materi Sistem
siswa yang hanya belajar saat ada Sirkulasi Di Kelas XI SMAN 7
tugas rumah ataupun ujian. Tidak Tasikmalaya Tahun Akademik
hanya itu, tidak jarang dari mereka 2019/2020”.
yang mencontek pekerjaan temannya,
baik pada saat ujian maupun
mengerjakan tugas rumah. Selain
keterampilan metakognitif yang masih METODE PENELITIAN
rendah, hasil belajar kognitif siswa pun Penelitian ini merupakan
juga demikian. penelitian deskriptif yang bersifat
Menghadapi kenyataan korelasional. Kekuatan hubungan
tersebut, diperlukan suatu upaya antarvariabel penelitian ditunjukkan
memberdayakan keterampilan oleh koefisien korelasi yang angkanya
metakognitif siswa agar nantinya bervariasi antara -1 sampai +1.
berdampak pada peningkatan hasil Koefisien korelasi adalah besaran yang
belajar siswa sendiri. Salah satu diperoleh melalui perhitungan statistik
caranya adalah dengan penerapan berdasarkan kumpulan data hasil
strategi pembelajaran yang dapat pengukuran dari setiap variabel.
mendorong siswa mengembangkan Koefisien korelasi positif
keterampilan metakognitifnya. menunjukkan hubungan yang
Beberapa strategi pembelajaran telah berbanding lurus atau kesejajaran,
terbukti dapat memberdayakan koefisien korelasi negatif menunjukan
hubungan yang berbanding terbalik dalam penelitian ini yaitu kelas XI
atau ketidaksejajaran. Angka 0 untuk IPA 6 sebanyak 30 orang. Teknik
koefisien korelasi menunjukkan tidak pengambilan sampel dengan teknik
ada hubungan antar variabel. Makin Random sampling.
besar koefisien korelasi baik itu pada Instrumen penelitian terdiri
arah positif ataupun negatif, makin atas soal kognitif pilihan ganda
besar kekuatan hubungan antar (multiple choice) sebanyak 20 soal
variabel. Dengan demikian, desain dengan 5 option (a,b,c,d,e) yang telah
penelitian adalah sebagai berikut: diuji validitas dan reliabilitas, serta
instrumen metakognitif. Rubrik
keterampilan metakognitif yang

Keterangan : digunakan adalah yang dikembangkan


X : Variabel bebas kemampuan oleh Schraw, G. & Dennison.
metakognitif Untuk mengetahui data
Y : Variabel terikat hasil belajar berdistribusi normal dan homogen,
peserta didik maka dilakukan Uji normalitas data
r : Koefisien korelasi menggunakan uji kolmogorof smirnov.
Penelitian ini dilaksanakan di Uji linearitas digunakan untuk
SMA Negeri 7 Tasikmalaya. Populasi mengatahui apakah data tersebut linear
pada penelitian ini adalah seluruh atau tidak. Uji linearitas dilakukan
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 dengan menggunakan SPSS 23 for
Tasikmalaya sebanyak 6 kelas yang windows. Uji hipotesis menggunakan
berjumlah 180 orang. Adapun sampel menggunakan SPSS 23 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Rata-rata nilai kemampuan metakognitif dan hasil belajar
Hasil penelitian didapatkan rata-rata kemampuan metakognitif peserta
didik yaitu sebesar 73.10 dengan standar deviasi 13.543 dan rata-rata hasil
belajar peserta didik pada materi sistem sirkulasi sebesar 65,17 dengan standar
deviasi 15,22. Hasil belajar materi sistem sirkulasi dan keterampilan
metakognitif ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1: Hasil kemampuan metakognitif dan hasil belajar
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Metakognkitif 73.10 13.543 30
Hasil belajar 65.17 15.227 30

b. Uji Normalitas
Berdasarkan uji normalitas menunjukkan bahwa kedua data terdistribusi
normal. Hal ini karena nilai signifikasi metakognitif sebesar 0,200 dan nilai
signifikansi hasil belajar 0,30. Data dikatan terdistribusi normal apabila nilai
signifikasinya lebih besar dari taraf signifikasi yaitu 0,05.
Tabel 2: Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Metakognkitif 0.108 30 0.200*
Hasil belajar 0.168 30 0.30
c. Uji Linearitas
Hasil analisis uji linearitas dengan menggunakan spss 23 for windows
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3
Uji linearitas
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
Regression 11.240 1 11.240 0.047 0.830b
Residual 6712.927 28 239.747
Total 6724.167 29

Berdasarkan tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikansi


linearitas adalah 0,83. Uji hipotesis yang diperoleh sig>0,05. Kesimpulan
analisisnya kedua data bersifat linear. Dari uji linear juga diperoleh
persamaan linear Y=a+bx yang terdapat dalam tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Persamaan linear
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 61.806 15.775 3.918 0.001
0.041
Metakognitif 4.597 21.231 0.217 0.830
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui persamaan linearnya. Untuk
korelasi, persamaan regresi yang digunakan yaitu Y^ =a+bx. Dari tabel tersebut
dapat diketahui bahwa nilai constan (a) sebesar 61,806 sedangkan nilai
keterampilan metakognitif (b/koefisien regresi) sebesar 4,597. Sehingga
persamaan regresi linear yang diperoleh yaitu Y^ =61,806 +4,597x
d. Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Korelasi
Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan metakognitif dan hasil belajar
peserta didik pada materi sistem sirkulasi, maka harus dilakukan uji hipotesis
dengan uji regresi korelasi menggunakan SPSS 23 for windows dengan taraf
signifikansi 0,05. Hasil analisis uji regresi korelasi dengan menggunakan spss
23 for windows dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5
Ringkasan model regresi
Model Summaryb

R Change Statistics
R R F
Mod Squa Adjusted Std. Error of Square Chang Sig. F Durbin
el R re R Square the Estimate Change e Df1 Df2 Change watson
1 .041a 002 -.034 15.484 .002 .047 1 28 .830 1.570

a. Predictors: (Constant), Metakognitif


b. Dependent Variable: Hasil belajar

Berdasarkan tabel 5 tersebut didapatkan nilai signifikansi yang diperoleh


adalah 0,830. Uji hipotesis yang diperoleh yaitu nilai sig> 0,05. Kesimpulan
analisisnya tidak terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil
belajar peserta didik pada materi sistem sirkulasi. Pengambilan keputusan
berdasarkan nilai t dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Pengambilan keputusan berdasarkan Nilai t

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 61.806 15.775 3.918 0.001
0.041
Metakognitif 4.597 21.231 0.217 0.830

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai t memiliki kaidah pengujian hipotesis


yaitu tolak H0 jika t-hitung> t-tabel. Berdasarkan tabel 6 didapatkan t-hitung
sebesar 0,217. Untuk mencari t-tabel dapat menggunakan rumus :
t-tabel= t(1-1/2α) (n-2)
= (0,975) (30-2)
=(0,975) (28)
=2,05
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh t-tabel sebesar 2,05 . nilai t-
hitung < t-tabel: 0,217 < 2,05 maka pengujian hipotesis nya terima H0, artinya
tidak terdapat hubungan antara kemampuan metakognitif dengan hasil belajar
peserta didik pada materi sistem sirkulasi di Kelas XI SMAN 7 Tasikmalaya.

e. Hubungan kemampuan metakognitif dengan hasil belajar


Berdasarkan hasil perhitungan penelitian didapatkan nilai rata-rata
kemampuan membuat peta konsep sebesar 73,10 sedangkan rata-rata hasil
^ =61,806 +4,597x. pada uji
belajar sebesar 65,17. Dengan persamaan linearnya Y
regresi linear didapatkan nilai koefisien korelasi (R) antara kemampuan
metakognitif dengan hasil belajar sebesar 0,041 dengan kategori korelasi sangat
rendah. Berdasarkan hasil uji regresi korelasi diperolah nilai Fhitung 0,047
dengan Nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,083>0,05 artinya tidak
terdapat hubungan antara kemampuan kemampuan metakognitif dengan hasil
belajar pada materi sistem sirkulasi di kelas XI SMAN 7 Tasikmalaya. Pada uji
hipotesis dengan uji t didapatkan nilai t-hitung<t-tabel;0,217 <2,05,maka terima
H0 yang artinya tidak terdapat hubungan antara kemampuan metakognitif dengan
hasil belajar peserta didik pada materi sistem sirkulasi di Kelas XI SMAN 7
Tasikmalaya.
Metakognitif mencantumkna bahwa pengetahuan dan kemampuan belajar
dan memori yang dimilikinya sendiri dan tugas-tugas pembelajaran apa yang
dapat diselesaikan dengan realistis, mengetahui strategi pembealajaran mana
yang sesuai, merencanakan suatu pendekatan yang aktif untuk tugas
pembelajaran baru, menyesuaikan strategi-startegi pembelajaran dengan keadaan
sekitar, memonitor keadaan pengetahuan sekarang, mengetahui strategi-strategi
yang efektif untuk mendapatkan kembali informasi yang tersimpan sebelumnya,
jika hasil metakognitif tidak berbanding lurus dengan hasil belajar maka dapat
disimpulkan bahwa antara kedua data yang dihasilkan ada kekeliruan . hal ini
dimungkinkan karena ada sebagian responden yang tidak fokus ketika mengisi
kuesioner metakognitif atau kurang serius dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan dalam quesioner. Atau penyebab lain ialah jawaban yang diberikan
oleh responden tidak konsisten. Sehingga mengakibatkan adanya beberapa data
yang tidak valid.
SIMPULAN menghindari data yang tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan ketika proses pengolahan data
penelitian didapatkan nilai rata-rata berlangsung.
kemampuan membuat peta konsep
sebesar 73,10 sedangkan rata-rata hasil
belajar sebesar 65,17. Dengan DAFTAR PUSTAKA
persamaan linearnya ^ =61,806
Y Budiningsih, C. A. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT
+4,597x. pada uji regresi linear Rineka Cipta.
didapatkan nilai koefisien korelasi (R)
Schraw, G. & Dennison, RS (1994).
antara kemampuan metakognitif Menilai kesadaran
dengan hasil belajar sebesar 0,041 metakognitif. Kontemporer
Psikologi Pendidikan, 19, 460-
dengan kategori korelasi sangat 475.
rendah. Berdasarkan hasil uji regresi
Corebima, A. D. 2006. Pembelajaran
korelasi diperolah nilai Fhitung 0,047 Biologi Yang Memberdayakan
dengan Nilai signifikansi yang Kemampuan Berpikir Siswa.
Makalah disajikan dalam
didapatkan sebesar 0,083>0,05 artinya Pelatihan Strategi Metakognitif
tidak terdapat hubungan antara pada Pembelajaran Biologi
untuk Guru-guru Biologi SMA,
kemampuan kemampuan metakognitif Lembaga Pengabdian Kepada
dengan hasil belajar pada materi Masyarakat (LPKM) UNPAR,
Palangkaraya, 23 Agustus
sistem sirkulasi di kelas XI SMAN 7 2006.
Tasikmalaya.
Livingstone, J. A. 1997.
Metacognition: An Overview.
SARAN (Online),
(http://gse.buffalo.edu/fas/shuel
Penyusun menyarankan agar ketika l/cep564/metacog.htm), diakses
para peneliti akan melakukan 18 Oktober 2012.
penyusunan instrumen dan penyebaran Coutinho, A.S. 2007. The Relationship
quesioner dapat dilakukan dengan Between Goals, Metacognition,
And Academic Success.
semaksimal mungkin. Hal ini agar Educate~ Vol.7, No.1, 2007,
pp. 39-47. (Online).
(http://www.educatejournal.org
/), diakses 25 Januari 2013

Imel, S. 2002. Metacognitive Skills for


Adult Learning, (Online),
(http://www.cete.org/acve/docs
/tia00107.pdf, diakses 3
September 2012).
.

You might also like