Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Soal Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Biologi Sma
Pengembangan Soal Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Biologi Sma
Abstract: Research about the development of Science Process Skills (SPS) has been carried out
as SPS measuring instrument study materials in Biology subject at 11th grade of senior high
school. The study is aimed to produce a valid and practical test instrument of SPS. The method
used in this research is Development Research (DR) method which refers to the instrument
development model from Djaali and Mulyono (2008). The steps of the research and
development consist of several phases: synthesis theory and requirements analysis, design
stage (variable construction, development of indicators, the preparation of the lattice matter,
writing of instruments, scoring) and the evaluation phase. Evaluation phase is divided into
three: validity test, reliability test and analysis of grain items. The analysis of grain items is
done by analyzing the degrees of difficulty, different power and distracters function. The
validation of Science Process Skills (SPS) is done in three stages, namely validation theoretical
(content experts, constructs experts and linguists) and empirical validation (test participants'
answers). Based on the theoretical validation of the results obtained an average value of 4.2
which indicates that the questions of SPS is valid. Practicality of SPS can be detected through
the result analysis of the test participants questionnaires in the trial test. The average of the
questionnaire practicality while testing is 3.64 which indicate that the question of SPS is a
practical category. The results of the analysis from the expert validation test and learner
questionnaire showed the SPS that produced is valid and practical.
Abstrak: Penelitian pengembangan soal Keterampilan Proses Sains (KPS) telah dilakukan
untuk bahan kajian alat ukur KPS pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA. Penelitian
bertujuan untuk menghasilkan produk instrumen tes KPS yang valid dan praktis. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Development Research (DR) yang mengacu
pada model pengembangan instrumen Djaali dan Mulyono (2008). Langkah-langkah penelitian
dan pengembangan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap sintesa teori dan analisis kebutuhan,
tahap perancangan (konstruksi variabel, pengembangan indikator, penyusunan kisi-kisi soal,
penulisan instrumen, penskoran) dan tahap evaluasi. Tahap evaluasi terbagi menjadi tiga yaitu
uji validitas, uji reliabilitas dan analisis butir item. Analisis butir item dilakukan dengan
menganalisis derajat kesukaran, daya beda dan fungsi distraktor. Validasi soal KPS dilakukan
melalui dua tahap, yaitu validasi teoritik (ahli isi, ahli konstruk dan ahli bahasa) serta validasi
empiris (jawaban peserta tes). Berdasarkan validasi teoritik didapat hasil nilai rata-rata yaitu
4,2 yang menunjukkan bahwa soal KPS valid. Kepraktisan soal KPS dapat diketahui melalui
hasil analisis angket peserta tes pada tahap uji coba. Nilai rata-rata hasil angket kepraktisan
pada saat uji coba adalah 3,64 yang menunjukkan bahwa soal KPS termasuk kategori sangat
praktis. Hasil analisis uji validasi ahli dan analisis angket peserta didik menunjukkan bahwa
soal KPS yang dihasilkan valid dan praktis.
96
Dyah Kesuma R., Rahmi S., Djunaidah Zen, Pengembangan Soal Keterampilan Proses Sains .97
penilaian dan instrumen penilaian sebaiknya tertulis namun belum melakukan validasi dan
lebih bervariasi. Salah satu penilaian yang uji coba produk dalam soal KPS yang
dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran digunakan.Oleh sebab itu, perlu dilakukan
IPA/Sains adalah penilaian KPS. Penilaian pengembangan soal KPS dalam pembelajaran
KPS ini sesuai dengan Permen No. 22 tahun Biologi SMA. Mengembangkan soal-soal KPS
2006 tentang Standar Isi dan Permen No. 23 yang valid dan praktis diharapkan dapat
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi memperkaya kumpulan soal KPS Biologi.
Lulusan. Peraturan menteri ini menyebutkan Rumusan masalah dalam penelitian ini
bahwa Biologi sebagai bagian dari ilmu adalah bagaimana mengembangkan soal-soal
pengetahuan alam merupakan ilmu yang lahir KPS yang valid dan praktis pada pembelajaran
dan berkembang berdasarkan observasi dan Biologi di SMA? Batasan masalah dalam
eksperimen. Belajar biologi tidak cukup hanya penelitian ini adalah produk yang akan
dengan menghapalkan fakta dan konsep yang dikembangkan berupa soal KPS untuk mata
sudah jadi, tetapi dituntut pula menemukan pelajaran Biologi SMA. Teknik yang
fakta dan konsep tersebut melalui observasi digunakan adalah teknik tes tertulis bentuk
dan eksperimen. obyektif pilihan ganda (multiple choice) dan
Penilaian KPS dapat dilakukan dengan aspek KPS yang diukur mencakup
tes tertulis, lisan dan observasi (Ariyati, 2009 keterampilan dasar yaitu keterampilan
dikutip Fatmawati, 2013). Menilai KPS mengobservasi, mengklasifikasi, interpretasi,
melalui tes tertulis dapat dilakukan karena memprediksi, membuat hipotesis,
beberapa alasan, diantaranya agar tidak mengkomunikasikan, dan merencanakan
memberatkan guru dalam melakukan percobaan/penelitian. Tujuan penelitian ini
penilaian, menghemat waktu serta adalah menghasilkan soal-soal KPS yang valid
meminimalkan penggunaan alat dan bahan. dan praktis pada pembelajaran Biologi SMA.
Penilaian dengan tes tertulis memang tidak
akan mampu menjangkau semua kemampuan, METODOLOGI PENELITIAN
karena menggunakan indera pendengaran dan Metode penelitian yang digunakan
perabaan tidak mungkin dinilai dengan tes dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tertulis. Soal tes tertulis dapat digunakan untuk pengembangan (Development Research/DR)
melatih kemampuan berpikir peserta didik. yang mengacu kepada alur desain
Guru dapat melihat dan menilai kemampuan pengembangan instrumen menurut Djaali dan
berpikir layaknya seorang ilmuwan yang Mulyono (2008). Teknik pengumpulan data
diharapkan muncul pada diri peserta didik yang dilakukan adalah dengan melakukan
melalui soal tes tertulis. Hal ini dapat analisis dokumen, walkthrough/catatan pakar,
dibenarkan, apabila soal KPS yang digunakan tes dan angket sebagai data penunjang.
tersebut merupakan soal yang berkualitas baik. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12
Instrumen tes dikatakan berkualitas baik bila Februari 2015 yaitu pada semester genap tahun
memenuhi syarat validitas, reliabilitas, ajaran 2014/2015, bertempat di SMA Negeri 3
obyektif dan praktis (Sudijono, 2013). Prabumulih. Subjek penelitian adalah seluruh
Data yang berhasil dikumpulkan, soal siswa kelas XI IPA yang berjumlah 63 peserta
KPS banyak digunakan oleh guru namun didik.
penggunaan soal ini belum melewati prosedur Prosedur penelitian pengembangan
ilmiah, hal ini didukung oleh penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap sintesa
Darmayanti, dkk., (2013), bahwa dalam teori dan analisis kebutuhan, tahap
menganalisis dan menilai KPS guru telah perancangan (konstruksi variabel,
menggunakan instrumen tes KPS berupa soal pengembangan indikator, penyusunan kisi-kisi
Dyah Kesuma R., Rahmi S., Djunaidah Zen, Pengembangan Soal Keterampilan Proses Sains. 99
kepraktisan soal KPS yang telah Tabel 8. Hasil Analisis Butir Item Soal KPS
dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 7. No. Aspek Analisis
Hasil Analisis
Butir Item
Tabel 7. Penilaian Peserta Didik terhadap 1. Derajat Terlalu mudah (2 item)
Kepraktisan Soal KPS Kesukaran Mudah (5 item)
Nilai Tanggapan Sedang (23 item)
No. Indikator Peserta Didik Sukar (2 item)
(N=63) Terlalu sukar (3 item)
1. Petunjuk Soal 3,83 2. Daya Pembeda Lemah (17 item)
Kata atau Kalimat di dalam Sedang (12 item)
2. 3,44
Soal
Baik (6 item)
3. Karakteristik KPS 3,75
4. Bahasa 3,56 3. Fungsi Secara keseluruhan fungsi
Nilai Akhir 3,64 Distraktor distraktor telah dapat
Kategori Praktis menjalankan fungsinya
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil penilaian dengan baik
peserta didik terhadap kepraktisan soal KPS
yaitu sebesar 3,64. Berdasarkan konversi nilai Tabel 8 memperlihatkan hasil analisis
angket, maka soal KPS yang dikembangkan butir item sebagai bentuk akhir evaluasi soal
dinyatakan praktis. KPS. Berdasarkan hasil analisis butir item
3. Uji Reliabilitas kemudian dikaitkan dengan hasil validitas dan
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat uji reliabilitas maka soal KPS yang
kemantapan soal KPS yang dikembangkan. dikembangkan telah tergolong ke dalam
Lembar jawaban peserta didik dianalisis dan instrumen tes yang berkualitas baik.
dihitung nilai koefisien reliabilitasnya. Tabel 8 5. Interpretasi Keterampilan Proses Sains
berikut memperlihatkan hasil perhitungan uji Peserta Didik
reliabilitas soal KPS. Untuk menghasikan tes yang
terstandarisasi maka perlu dilakukan
Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Realibilitas interpretasi terhadap instrumen yang
Soal KPS dikembangkan. Lembar jawaban peserta didik
Koefisien korelasi 0,50 dianalisis dan ditarik kesimpulan mengenai
product moment kemampuan KPS yang dimiliki. Data
Koefiesien Reliabilitas 0,67 pengusaan KPS peserta didik per-aspek
Tes diperoleh melalui tes KPS yang diberikan,
Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil
yaitu tes yang bersifat objektif tipe pilihan
penilaian peserta didik terhadap kepraktisan
ganda sebanyak 35 soal dengan lima pilihan
soal telah diperoleh koefisien reliabilitas
jawaban, terdiri dari tujuh aspek KPS yang
sebesar 0,67. Koefisien reliabilitas sebesar
masing-masing aspek berjumlah lima soal.
0,67 termasuk dalam kategori rendah.
Peserta didik dikatakan telah memiliki
4. Analisis Butir Item
kemampuan KPS yang cukup apabila dari tiap
Tiap-tiap item akan dianalisis derajat
aspek KPS yang diujikan peserta didik
kesukaran, daya pembeda dan fungsi
setidaknya menjawab benar 3 dari 5 soal yang
distraktornya. Evaluasi ini dilaksanakan untuk
diberikan.
mengetahui apakah butir-butir item yang
Persentase penguasaan KPS peserta
membangun tes itu sudah dapat menjalankan
didik per-aspek dapat dilihat pada Tabel 9
fungsinya dengan baik atau belum. Tabel 9
berikut.
berikut memperlihatkan hasil analisis butir
item soal KPS.
104. JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 2, NOMOR 1, MEI 2015.
masih ada beberapa kalimat dalam soal yang penelitian ini adalah 35 butir item dan setelah
sulit dipahami. divalidasi menjadi 26 butir karena ada 9 butir
Selanjutnya, untuk nilai reliabilitas item yang tidak valid. Jika ditinjau dari tingkat
diperoleh angka 0.67, artinya soal tes KPS kesulitan maka didapatkan butir soal cukup
yang dikembangkan memiliki reliabilitas tes sulit dan terlalu sulit untuk dipahami oleh
yang rendah. Sebab nilai yang diperoleh masih subyek penelitian. Beberapa kalimat dalam
dibawah 0,70. Namun, menurut Maholtra soal masih ada yang sulit dipahami subyek
(2004) dan Ghozali (2002) dikutip Ramadhanu penelitian sehingga mengakibatkan mereka
dan Suryaningrum (2013) batasan nilai lazim memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
dapat digunakannya sebuah instrumen maksud soal. Maka dapat dikatakan bahwa
penelitian adalah lebih dari sama dengan 0,60. sedikitnya jumlah butir soal dan tingkat
Berdasarkan hal ini maka soal KPS yang kesulitan mempengaruhi tingkat reliabilitas
dikembangkan masih lazim dan reliabel untuk yang dimilikinya. DeVelis (1991) dikutip
dapat digunakan sebagai salah satu instrument Ramadhanu dan Suryaningrum (2013)
tes. menyatakan bahwa menempatkan instrumen
Rendahnya nilai reliabilitas setidaknya yang memiliki reliabilitas rendah akan
dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu: 1) panjang melemahkan kekuatan statistik dari suatu
tes atau banyaknya jumlah item soal, semakin instrumen, sehingga dalam hal ini soal tes KPS
banyak butir item pada soal maka reliabilitas yang memiliki reliabilitas rendah menjadi
sebuah tes akan semakin tinggi; 2) waktu atau faktor pelemah dari penelitian ini.
kecepatan dalam menyelesaikan tes, semakin Setelah dilakukan penghitungan
banyak waktu yang diberikan untuk validitas dan reliabilitas, maka hal terakhir
penyelesaian tes maka akan semakin yang dilakukan adalah melakukan analisis item
meningkatkan nilai reliabilitas instrumen; 3) tes KPS. Analisis ini dilakukan untuk
homogenitas subyek tes, semakin heterogen mengetahui apakah butir-butir item yang
subyek tes maka akan semakin memperkuat membangun tes KPS sudah dapat menjalankan
nilai reliabilitas; 4) tingkat kesulitan tes, jika fungsinya dengan baik. Sehingga perangkat tes
tes terlalu mudah atau terlalu sulit maka akan yang dihasilkan berguna sebagai alat pengukur
semakin merendahkan nilai reliabilitas; 5) KPS yang berkualitas baik. Analisis yang
obyektivitas tes, berhubungan dengan dilakukan mencakup tiga segi, yaitu (1) derajat
pemberian skor yang obyektif; 6) interval tes, kesukaran item, (2) daya pembeda item, dan
merupakan interval waktu yang diberikan dari (3) fungsi distraktor.
satu tes ke tes berikutnya, dan 7) variasi situasi Bermutu atau tidaknya butir-butir item
ketika tes dilaksanakan, seperti tes KPS pertama-tama dapat diketahui dari
ketidakpahaman testee dengan instruksi, derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang
tingkat kebisisngan, kesalahan testee dalam dimiliki oleh masing-masing butir item. Butir-
membaca soal ataupun situasi lain yang dapat butir item dapat dinyatakan sebagai butir-butir
mengganggu proses pengerjaan tes (Mehrens item yang baik apabila butir-butir item tersebut
dan Lehman, 1991 dikutip Ramadhanu dan tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu
Suryaningrum, 2013). mudah, atau dengan kata lain sedang atau
Ditinjau dari penyebab rendahnya nilai cukup. Dari hasil analisis yang dilakukan
reliabilitas instrumen di atas ditemukan dua terhadap 35 butir item tes KPS maka dapat
faktor yang menjadi penyebab utama diketahui bahwa sebanyak 23 item termasuk
rendahnya reliabilitas instrumen yang peneliti dalam kategori item yang kualitasnya baik,
kembangkan, yaitu jumlah item soal dan dalam arti derajat kesukaran itemnya cukup
tingkat kesulitan tes. Jumlah item soal pada atau sedang (tidak terlalu sukar dan tidak
106. JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 2, NOMOR 1, MEI 2015.
terlalu mudah). Terdapat juga 5 item mudah kemampuannya rendah. Mengetahui daya
dan 2 item sukar yang bisa dikategorikan baik. pembeda item sangatlah penting. Salah satu
Sisanya, 2 item terlalu mudah dan 3 item dasar yang dipegang untuk menyusun butir-
terlalu sukar. Berarti 86% dari keseluruhan butir item tes adalah adanya anggapan bahwa
butir item yang diajukan dalam tes KPS kemampuan antara testee yang satu dengan
termasuk baik, sedangkan 14% selebihnya testee yang lain berbeda. Item tes juga harus
termasuk dalam kategori item yang jelek, baik mampu mencerminkan adanya perbedaan
karena terlalu sukar maupun terlalu mudah. kemampuan yang terdapat di kalangan testee.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, Dari hasil analisis yang dilakukan
maka tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh terhadap 35 butir item tes KPS maka dapat
tester (pembuat tes) adalah sebagai berikut: diketahui bahwa sebanyak 6 item termasuk
1. Untuk butir item yang termasuk dalam dalam kategori item yang kualitas daya
kategori baik dapat segera dicatat dalam pembedanya baik. Terdapat juga 12 item yang
buku bank soal. Selanjutnya butir-butir bisa dikategorikan memadai, dalam arti angka
soal tersebut dapat dikeluarkan lagi dalam indeks pembeda itemnya cukup atau sedang.
tes KPS pada waktu-waktu yang akan Sisanya, 17 item tergolong lemah. Berarti 52%
datang. dari keseluruhan butir item yang diajukan
2. Untuk butir item yang termasuk dalam dalam tes KPS sudah memiliki daya pembeda
kategori terlalu sukar, ada tiga item yang memadai, sedangkan 48%
kemungkinan tindak lanjut, yaitu: a) butir selebihnya termasuk dalam kelompok item
item tersebut dibuang dan tidak akan yang tidak/belum memiliki daya pembeda item
dikeluarkan lagi dalam tes-tes yang akan seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil
datang, b) diteliti ulang, dilacak dan analisis tersebut, maka tindak lanjut yang perlu
ditelusuri sehingga dapat diketahui faktor dilakukan oleh tester (pembuat tes) adalah
yang menyebabkan butir item yang sama seperti tindak lanjut pada analisis derajat
bersangkutan sulit dijawab oleh testee kesukaran, yakni bisa dimasukkan langsung
(peserta tes), c) dapat digunakan kembali kedalam bank soal, dibuang atau dianalisis
untuk kepentingan tes yang bersifat seleksi lebih lanjut.
sehingga peserta dengan kemampuan Terakhir, setelah analisis derajat
rendah akan mudah tersisihkan dari kesukaran dan daya pembeda item dilakukan
seleksi. maka yang dianalisis selanjutnya adalah faktor
3. Untuk butir item yang termasuk dalam pengecoh. Menganalisis faktor pengecoh
kategori terlalu mudah, ada dua sering dikenal dengan istilah lain, yaitu
kemungkinan tindak lanjut, yaitu: a) butir menganalisis pola penyebaran jawaban. Pola
item tersebut dibuang dan tidak akan penyebaran jawaban ialah suatu pola yang
dikeluarkan lagi dalam tes-tes yang akan dapat menggambarkan bagaimana testee
datang, dan b) diteliti ulang, dilacak dan menentukan pilihan jawabannya terhadap
ditelusuri sehingga dapat diketahui faktor kemungkinan-kemungkinan jawaban yang
yang menyebabkan butir item yang telah dipasangkan pada setiap butir item.
bersangkutan mudah dijawab betul oleh Tujuan utama dari pemasangan pengecoh pada
hampir seluruh testee. setiap butir item adalah agar dari sekian
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap banyak testee yang mengikuti tes ada yang
daya pembeda item. Daya pembeda item tertarik atau terangsang untuk memilihnya
adalah kemampuan suatu butir item tes untuk sebagai jawaban benar. Semakin banyak testee
dapat membedakan antara testee yang yang terkecoh maka dapat dinyatakan bahwa
berkemampuan tinggi dengan testee yang
Dyah Kesuma R., Rahmi S., Djunaidah Zen, Pengembangan Soal Keterampilan Proses Sains. 107
distraktor tersebut telah dapat menjalankan melatih dan mengembangkan KPS peserta
fungsinya dengan baik. didik. Guru dapat membiasakan untuk melatih
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata- atau mengevaluasi KPS siswa melalui tes
rata jawaban pengecoh telah menjalankan kinerja, tes KPS tertulis atau dengan
fungsinya dengan baik. Jawaban pengecoh mencantumkan soal-soal tipe KPS pada saat
telah dipilih oleh sekurang-kurangnya 5% dari latihan soal ataupun ujian tertulis.
seluruh peserta tes. Beberapa jawaban Sebuah alat ukur yang baik harus valid
pengecoh juga ada yang hanya dipilih oleh 3% dan reliabel. Namun demikian validitas lebih
bahkan 0% dari seluruh peserta namun penting dibandingkan dengan reliabilitas.
persentase seperti ini tidak terlalu banyak Reliabilitas merupakan penyokong validitas.
ditemukan. Persentase 3% dan 0% didapatkan Sebuah alat ukur yang valid selalu reliabel.
karena pilihan jawaban yang dijadikan faktor Alat ukur yang reliabel belum tentu valid
pengecoh cukup berbeda dengan pilihan (Sugiharto, 2008). Selain validitas dan
lainnya, sehingga jawaban ini cenderung tidak reliabilitas, sebuah instrumen tes juga harus
dipilih oleh testee. Persentase di bawah 5 % dianalisis butir item penyusunnya. Evaluasi ini
tidak banyak ditemukan sehingga dapat dilaksanakan untuk mengetahui apakah butir-
dinyatakan bahwa faktor pengecoh dalam soal butir item yang membangun tes itu sudah dapat
tes KPS secara keseluruhan sudah menjalakan menjalankan fungsinya dengan baik atau
fungsinya dengan cukup baik. Sebagai tindak belum. Sehingga, pada masa yang akan datang
lanjut atas penganalisisan terhadap faktor tes yang disusun betul-betul dapat
pengecoh tersebut maka pengecoh yang sudah menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur
dapat menjalankan fungsinya dengan baik yang memiliki kualitas yang baik. Hasilnya
dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan soal KPS yang dikembangkan, dilihat dari
datang, sedangkan pengecoh yang belum dapat derajat kesukaran item, daya pembeda dan
berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki faktor pengecohnya telah berfungsi dengan
atau diganti dengan pengecoh yang lain baik.
sebelum diujicobakan lebih lanjut. Berdasarkan hal inilah maka peneliti
Berdasarkan hasil penelitian dan menyimpulkan bahwa soal KPS yang
wawancara yang diperoleh dari peserta didik dikembangkan terkategori baik karena
dan guru kelas XI IPA, masih rendahnya walaupun nilai reliabilitasnya rendah tetapi
penguasaan KPS dikarenakan peserta didik soal ini valid dan praktis.
belum terbiasa dalam mengerjakan soal-soal
tipe soal KPS. Peserta didik lebih terbiasa KESIMPULAN
mengerjakan soal-soal konsep. Secara Telah dihasilkan soal tes KPS untuk
keseluruhan dari tujuh aspek KPS yang pembelajaran Biologi SMA yang valid dan
diujikan rata-rata KPS peserta didik masih praktis. Tahapan penelitian meliputi tiga tahap
berada pada kategori kurang. Informasi utama yaitu tahap sintesa teori dan analisis
mengenai kemampuan penguasaan KPS kebutuhan, tahap perancangan (konstruksi
peserta didik diharapkan dapat membantu guru variabel, pengembangan indikator, penyusunan
untuk lebih memperhatikan model kisi-kisi soal, penyusunan instrumen,
pembelajaran yang paling cocok dan paling penskoran) dan tahap evaluasi (uji validitas, uji
pas pada proses pembelajaran. Hal yang dapat reliabilitas dan analisis butir item).
dilakukan misalnya dengan melaksanakan Dikategorikan valid karena telah divalidasi
proses pembelajaran yang berorientasi pada oleh validator dan dinyatakan layak untuk
pendekatan sains atau metode ilmiah. Proses digunakan oleh peserta didik. Dihasilkan 26
pembelajaran seperti ini diharapkan dapat item soal yang valid dan 9 item sisanya
108. JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 2, NOMOR 1, MEI 2015.
Hidayati, Titik, Sunyoto Eko Nugroho, dan Wijaya, Febriani. 2014. Analisis Keterampilan
Sudarmin. 2013. Pengembangan Tes Proses Sains Siswa SMA Kelas XI
Diagnostik untuk Mengidentifikasi IPA pada Pembelajaran Biologi.
Keterampilan Proses Sains dengan Skripsi. Palembang: Universitas
Tema Energi pada Pembelajaran IPA Sriwijaya.
Terpadu. Unnes Science Education
Journal, 2 (2).