Professional Documents
Culture Documents
Kepribadian Dan Self Regulated
Kepribadian Dan Self Regulated
Abstract. There were few studies in Indonesia that had investigated the importance of
personality in learning. This hypothesis of this study was there would be significance effect
of the dimensions of personality based on Big Five Personality Traits Model on self-
regulated learning. This study involved 342 college students. The instrument used were Big
Five Personality scale and self-regulated learning scale. The result showed that 28,9% were
categorized in extraversion type, 19% were categorized in conscientiousness, 17,5% in
agreeableness and 14.9% were categorized in openness. Analysis of regression showed that
there is significant effect of personality on self-regulated learning (R= 0,627; R2 = 39,3%; F=
43,43; p-value <0,001). Further analysis showed that between five dimensions of personality,
only conscienstiousness and openness that have spesific contribution on self-regulated
learning. It is important then to explore the most effective strategy to improve personal
characteristics such as eager to learn new things, work hard and discipline
Keywords: big five personality traits; conscientiousness; opennes; personal characteristics
in learning; self-regulated learning
Abstrak. Kajian tentang dinamika kepribadian sebagai salah satu faktor yang
memengaruhi perilaku belajar masih relatif minim dilakukan di Indonesia. Hipotesis yang
diuji dalam penelitian ini adalah dimensi-dimensi kepribadian berdasarkan model Big Five
Personality Traits dapat memprediksi self-regulated learning. Partisipan penelitian berjumlah
342 mahasiswa Universitas HKBP Nommensen. Teknik pengumpulan data menggunakan
skala Big Five Personality dan skala self-regulated learning. Hasil analisis menunjukkan bahwa
tipe neuroticsm mendominasi dimana ada 99 orang (28,9%) tergolong tipe ini, disusul
dengan extraversion sebanyak 67 orang (19,6%). Selanjutnya, terdapat 65 orang (19,0%)
dengan tipe kepribadian conscientiousness, 60 orang (17,5%) dengan tipe kepribadian
agreeableness, dan yang paling sedikit adalah tipe kepribadian openness yaitu 51 orang
(14.9%). Analisis regresi menunjukkan bahwa tipe kepribadian Big Five Personality Traits ini
dapat memprediksi secara signifikan terhadap self-regulated learning (R= 0,627; R2 = 39,3%;
F= 43,43; p-value <0,001) secara khusus untuk dimensi kepribadian conscienstiousness dan
openness.
Kata kunci: big five personality traits; conscientiousness; karakteristik pribadi dalam
belajar; opennes; self-regulated learning
Tabel 1
Distribusi aitem-aitem skala Big Five Personality
Dalam skala ini disediakan empat Mckeachie (1993) dengan koefisien Alpha
pilihan jawaban yang mengacu pada Cronbach antara 0.52 sampai 0.80 (Duncan,
tingkat kesesuaian dengan keadaan McKeachie, 2005). Dalam skala ini
partisipan penelitian yang mengisi skala disediakan empat pilihan jawaban yang
tersebut. Pilihan jawaban tersebut adalah: mangacu pada tingkat kesesuaian dengan
Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai keadaan partisipan penelitian yang
(TS), Kurang Sesuai (KS), Cukup Sesuai mengisi skala tersebut. Pilihan jawaban
(CS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). tersebut adalah: Sangat Tidak Sesuai (STS),
Bobot penilaiannya bergerak dari angka 1 Tidak Sesuai (TS), Kurang Sesuai (KS),
sampai 6 untuk aitem favourable dan Cukup Sesuai (CS), Sesuai (S), dan Sangat
unfavourable. Sianipar (2008) telah menguji Sesuai (SS). Bobot penilaiannya bergerak
reliabilitas skala ini dan diperoleh hasil dari angka 1 sampai 6 untuk aitem
koefisien Alpha Cronbach antara 0.71 sampai favourable dan unfavourable. Data yang
0.82. Kemudian, Ramdhani (2012) telah diperoleh telah dianalisa dengan menggu-
melakukan penelitian tentang reliabilitas nakan teknik analisis regresi sederhana
alat ukur ini dan hasilnya adalah nilai dengan menggunakan bantuan program
koefisien Alpha Cronbach antara 0.73 sampai analisis Statistical Product and Service
0.79. Solution (SPSS) for windows 16.
Tabel 2.
Gambaran sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dan tipe kepribadian
Tabel 3.
Gambaran sampel penelitian berdasarkan program studi dan tipe kepribadian
Dengan demikian, dapat disimpulkan 0,174; t-tes value = 1,244; dan p-value> 0,5.
bahwa hipotesis utama yang diajukan Dengan demikian hipotesis spesifik yang
dalam penelitian ini diterima, yaitu pertama ditolak; 2) Dimensi kepribadian
terdapat pengaruh yang signifikan dari tipe agreeableness tidak berperan terhadap self-
kepribadian Big Five Personality terhadap regulated learning. Hal ini dikarenakan hasil
self-regulated learning. Beberapa hipotesis analisis regresi menunjukkan β –value =
spesifik pada penelitian ini adalah sebagai 0,265; t-tes value = 1,424; dan p-value> 0,5.
berikut. 1) Terdapat peran negatif dimensi Dengan demikian hipotesis spesifik yang
neuroticism terhadap self-regulated learning; kedua ditolak; 3) Dimensi kepribadian
2) Terdapat peran positif dimensi extraversion tidak berperan terhadap self-
agreeableness terhadap self-regulated learning; regulated learning. Hal ini dikarenakan hasil
3) Terdapat peran negatif dimensi analisis regresi menunjukkan β –value =
extraversion terhadap self-regulated learning; 0,124; t-tes value = 0,782; dan p-value> 0,5.
4) Terdapat peran positif dimensi openness Dengan demikian hipotesis spesifik yang
terhadap self-regulated learning; 5) Terdapat ketiga ditolak; 4) Dimensi kepribadian
peran positif dimensi conscientiousness openness berperan terhadap self-regulated
terhadap self-regulated learning. Untuk learning. Hal ini didukung oleh hasil ana-
menguji beberapa hipotesis spesifik lisis regresi yang menunjukkan β–value =
tersebut, analisis regresi lanjutan 0,692; t-tes value = 4,466; dan p-value< 0,001.
menunjukkan model parameter dan nilai Dengan demikian hipotesis spesifik yang
signifikansi untuk masing-masing dimensi keempat diterima; 5) Dimensi kepribadian
kepribadian, seperti yang terangkum conscientiousness berperan terhadap self-
dalam Tabel 4. regulated learning. Hal ini diperoleh dari
hasil analisis regresi yang menunjukkan β –
Tabel 4. value = 1,620;t-tes value = 8,831; dan p-value<
Hasil analisis regresi untuk masing-masing 0,001. Dengan demikian hipotesis spesifik
dimensi kepribadian dalam Big Five Personality yang kelima diterima.
terhadap self-regulated learning
Dimensi Β p Diskusi
Neuroticsm 0,17 0,21
Agreeableness 0,26 0,15 Tujuan penelitian ini adalah; 1) mengetahui
Extraversion 0,12 0,43 gambaran kepribadian berdasarkan model
Openness 0,69** 0,00 Big Five Personality Traits Theory pada
Conscientiousness 1,62** 0,00 mahasiswa Universitas HKBP
Note. N= 342. ; **p<.01 Nommensen, 2) mengetahui gambaran self-
Berdasarkan hasil analisis regresi untuk regulated learning pada mahasiswa
menguji kontribusi masing-masing dimen- Universitas HKBP Nommensen, dan 3)
si kepribadian terhadap self-regulated mengetahui apakah terdapat pengaruh
learning dalam model regresi yang kepribadian berdasarkan model Big Five
dihasilkan, seperti yang terangkum dalam Personality Traits Theory terhadap self-
Tabel 4, maka dapat disusun kesimpulan regulated learning.
sebagai berikut. 1) Dimensi kepribadian Berdasarkan hasil analisa deskriptif
neuroticsm tidak berperan terhadap self- terhadap 342 orang mahasiswa aktif
regulated learning. Hal ini dikarenakan hasil Universitas HKBP Nommensen, yang
analisis regresi menunjukkan β –value = tersebar dari berbagai program studi,
diperoleh gambaran bahwa tipe kepriba- yang dominan pada dimensi ini bersifat
dian yang paling banyak adalah tipe nervous, high-strung, tense, worried, pessi-
kepribadian neuroticsm, yaitu sebanyak 99 mistic, anxious, temperamental, self-pitying,
orang (28,9%), disusul dengan tipe self-conscious, emotional dan vulnerable to
kepribadian extraversion dengan 67 orang stress related disorders. Individu mudah
(19,6%), kemudian tipe kepribadian marah dan cenderung sulit bersama orang
conscientiousness sebanyak 65 orang lain untuk waktu yang lama. Pola karakter
(19,0%), lalu tipe kepribadian agreeableness ini secara umum dikenal sebagai ciri dari
sebanyak 60 orang (17,5%) dan yang paling individu dengan latar belakang budaya
sedikit adalah tipe kepribadian openness Batak, dimana orang Batak dikenal
yaitu sebanyak 51 orang (14,9%). Penelitian temperamental, impulsif, cemas, dan
senada pernah dilakukan oleh Rosito & rentan terhadap stres, dan lainnya yang
Ambarita (2016) pada satu siswa SMU merupakan gambaran dari tipe kepri-
Swasta di kota Medan dimana penelitian badian neuroticsm. Berbagai emosi negatif
tersebut bertujuan untuk mengetahui tersebut dapat menghambat regulasi
apakah terdapat korelasi antara belajar individu dan motivasi untuk belajar
kepribadian dengan model Big Five (Mega, Ronconi, & De Beni, 2014).
Personality Traits dengan prestasi akademik Berdasarkan hasil analisa deskriptif
pada siswa remaja. Hasil dari analisis terhadap variabel self-regulated learning,
deskripsi menunjukkan bahwa sebagian dapat dilihat bahwa secara umum kondisi
besar siswa (27,9%) tergolong dalam tipe self-regulated learning mahasiswa Univer-
kepribadian neuroticsm. Kesamaan dalam sitas HKBP Nommensen berada pada
kedua penelitian ini adalah hampir kategori sedang. Hal ini diketahui dari
keseluruhan dari partisipan penelitian perbandingan antara mean hipotetik dan
berlatar belakang suku Batak. Dominasi mean empirik, dimana selisihnya hanya
dalam tipe kepribadian neuroticsm ini dapat sedikit (sebesar 1.5 poin) sehingga
dikaitkan dengan budaya dari Suku Batak termasuk kategori sedang. Self-regulated
itu sendiri. Dewi (2004) dalam learning merupakan konsep penting yang
penelitiannya menemukan adanya perbe- berorientasi pada pengembangan kapasitas
daan yang signifikan mengenai anteseden seorang individu dalam mengelola
kemarahan interpersonal, trait anger, anger pembelajarannya dengan berorientasi pada
in expression-in, anger expression control-out, pencapaian tujuan belajar (Zimmerman,
dan anger expression control-in pada orang 2008). Bandura (dalam Fasikhah &
Batak dan orang Jawa. Orang Batak terlihat Fatimah, 2013), menyatakan bahwa self-
ekspresif dalam mengungkapkan rasa regulated learning yaitu proses di mana
marahnya dan trait anger cukup sering seseorang dapat mengatur pencapaian dan
muncul terutama pada laki-laki. Pola-pola aksi mereka sendiri dengan menentukan
perilaku khusus yang tampak dari suku target, mengevaluasi kesuksesan seseorang
bangsa Batak dapat menggambarkan saat mencapai target dan memberikan
kepribadian mereka. Pola-pola perilaku penghargaan karena sudah mencapai
tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai dari tujuan tertentu.
suku bangsa itu sendiri.
Hasil penelitian ini menunjukkan
Dimensi neuroticsm berhubungan bahwa secara keseluruhan terdapat peran
dengan dua emosi dasar yaitu fear (rasa yang signifikan dari kepribadian terhadap
takut) dan angry (rasa marah). Individu self-regulated learning. Hal ini menunjukkan
bahwa pola-pola perilaku yang menetap melakukan penyesuaian pada suatu ide
dalam diri individu (dalam hal ini disebut atau situasi yang baru. Seseorang dengan
dengan kepribadian), dengan dimensi tingkat openness yang tinggi digambarkan
neuroticsm, extraversion, openness, agree- sebagai seseorang dengan nilai creative,
ableness dan conscientiousness, dapat menja- imaginative, curious, liberal, dan have a
di salah satu prediktor yang akurat akan preference for variety. Mereka cenderung
kapasitas individu dalam mengelola konsisten dalam mencari pengalaman yang
pembelajarannya yang berbasis pada berbeda dan bervariasi. Dimensi ini
tujuan. Secara spesifik, diketahui juga dari diperlukan dalam mengelola pembelajaran
hasil penelitian ini bahwa dari antara lima dimana self-regulated learning menuntut
dimensi kepribadian tersebut, ada dua individu untuk bersedia mencari tahu dan
dimensi yang berperan secara spesifik mempelajari berbagai sumber daya belajar
terhadap self-regulated learning yaitu yang dapat dimanfaatkan untuk pening-
dimensi conscientiousness dan openness. katan kemampuan belajarnya. Selain itu,
Dimensi conscientiousness berasosiasi inisiatif dalam mencari bantuan baik dari
dengan perilaku disiplin, pekerja keras, guru, teman, atau orang dewasa lainnya
teratur, tertib, seperti merencanakan dan sebagai bentuk dari keterbukaan terhadap
mengorganisir tugas, berperilaku dengan pengalaman dan terhadap orang di
rasa tanggung jawab dan berambisi untuk sekitarnya, dapat membantu individu
sukses di bidang akademik. Individu untuk meningkatkan pencapaian tujuan
dengan kategori kepribadian conscientious- pembelajarannya.
ness menjadi variabel prediktor yang
sangat signifikan bagi keberhasilan Kesimpulan
individu dalam mencapai prestasi belajar
di bangku sekolah menengah dan di Berdasarkan hasil uji hipotesis utama
perguruan tinggi (Surna-Pandeirot, 2014). dengan menggunakan analisa regresi,
Dalam mengembangkan self-regulated diperoleh hasil bahwa secara umum, model
learning, dimensi ini sangat terkait, karena regresi yang dihasilkan menunjukkan
self-regulated learning menuntut kesadaran bahwa kepribadian dengan model Big Five
individu akan perlunya tujuan, perenca- Personality Traits ini memberikan pengaruh
naan, monitoring dalam mengarahkan signifikan terhadap self-regulated learning.
perilakunya dalam konteks pembelajaran. Berdasarkan hasil uji regresi selanjutnya
Sehingga, semakin tinggi dimensi ini yang melihat secara spesifik kontribusi dan
dalam kepribadian individu, maka akan signifikansi dari tiap dimensi kepribadian,
semakin tinggi kapasitas individu tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat dimensi
dalam regulasi belajarnya. kepribadian conscienstiousness dan openness
berperan terhadap self-regulated learning.
Dimensi openness mengacu pada aspek
kreatif dan inovatif dari seseorang, dimana
Saran
pribadi secara konsisten mencari
pengalaman berbeda dan beragam. Bagi penelitian selanjutnya, dapat lebih
Individu yang tinggi dalam dimensi ini mengkaji sejauh mana unsur kebudayaan
cenderung proaktif dalam melakukan memengaruhi tipe kepribadian dan
pencarian, memiliki rasa ingin tahu yang dampaknya pada self-regulated learning.
tinggi, dan menghargai pengalaman untuk Untuk itu, perlu memperluas cakupan
diri sendiri. Mereka cenderung mampu penelitian ke populasi dari latar belakang
budaya lainnya seperti suku Jawa, suku and Behavioral Science, 29, 836-845. doi:
Sunda, dan lainnya. 10.1016/j.sbspro.2011.11.312
Hazrati-Viari, A., Rad, A. T., & Torabi, S. S.
Kepustakaan (2011). The effect of personality traits
on academic performance: The
Buju, S. (2013). Personality profile of mediating role of academic motivation.
students with technical academic Procedia-Social and Behavioral Science, 32,
performance. Procedia-Social and 367-371. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.
Behavioral Science, 78, 56-60. 01.055
Chamorro-Premuzic, T. & Furnham, A. Komarraju, M., Karau, S. J., & Schmeck, R.
(2003). Personality traits and academic R. (2009). Role of the Big five
examination performance. European personality traits in predicting college
Journal of Personality, 17, 237-250. doi: students’ academic motivation and
10.1002/per.473 achievement. Personality and Individual
Dewi, Z. L. (2004). Antesenden, pengalaman, differences, 19, 47-52. doi: 10.1016/
ekspresi, dan kontrol marah pada orang j.lindif.2008.07.001
Batak dan orang Jawa (Tesis). Depok: Komarraju, M., Karau, S. J., Schmeck, R. R.,
Program Pascasarjana Fakultas & Avdic, A. (2011). The Big five
Psikologi Universitas Indonesia. personality traits, learning styles, and
Duncan, T. C., & McKeachie, W. J. (2005). academic achievement. Personality and
The making of the motivated strategies Individual Differences, 51, 472-477. doi:
for learning questionnaire. Educational 10.1016/j.paid.2011.04.019
Psychologist, 40(2), 117-128. doi: 10.12 Mega, C., Ronconi, L. & De Beni, R. (2014).
07/s15326985ep4002_6 What makes a good student? How
Fasikhah, S. S. & Fatimah, S. (2013). Self- emotions, self-regulated learning, and
regulated learning (SRL) dalam motivation contribute to academic
meningkatkan prestasi akademik pada achievement. Journal of Educational
mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Psychology, 106(1), 121-131. doi: 10.
Terapan, 1(1), 145-155. doi: 10.22219/ 1037/a0033546.
jipt.v1i1.1364
Mularsih, H. (2010). Strategi pembelajaran,
Feist, J. & Feist, J. G. (2008). Teori kepribadian
tipe kepribadian dan hasil belajar
(ed. 6). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bahasa Indonesia pada siswa Sekolah
Feist, J. & Feist, J. G.(2010). Teori kepribadian Menengah Pertama. Makara, Sosial
(Buku 2). Jakarta: Penerbit Salemba Humaniora, 14(1), 65-74. doi: 10.7454/
Humanika. mssh.v14i1.573
Furnham, A. & Chamorro-Premuzic, T. Pintrich, P. R., Smith, D. A. F., Garcia, T., &
(2008). Personality, intelligence and Mckeachie, W. J. (1991). Manual for the
approaches to learning as predictors of Use of Motivated Strategies for Learning
academic performance. University Questioonaire (MSLQ). USA: National
College London: Elsevier. Centre for Research to Improve
Hakimi, S., Hejazi, E., & Lavasani, M. G. Postsecondary Teaching and Learning.
(2011). The relationship between Pintrich, P. R., Smith, D. A. F, Garcia, T.,
personality traits and students’ Mckeachie, W. J. (1993). Reliability and
academic achievement. Procedia-Social predictive validity of the Motivated