You are on page 1of 11

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.

1, Maret 2016

TUGAS EVIDANCE BASED PENELITIAN KUALITAS


HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (GJK)
BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

Disusun Oleh :
Wiweka Putri C2014201155

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR


PROGRAM STUDI S1 KHUSUS KEPERAWATAN

1
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (GJK) BERDASARKAN


KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

Arif Nur Akhmad1, Yanuar Primanda2, Yuni Permatasari Istanti3


1Master
Students, Graduated Institute of Nursing,
Central Taiwan University of Science and Technology.
2 3Dosen Keperawatan Medikal Bedah, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


email: nersarif1992@yahoo.co.id

ABSTRACT
Patients of Congestive Heart Failure (CHF) basically have some symptoms, such as
fatigue, dyspnea, and high mortality contributing to affects on their quality of life. Various
factors may be related to quality of life, such as age, gender, education, occupation, and
NYHA (New York Heart Association) level. This research aims at identifying and explaining
demography factors related to quality of life on Congestive Heart Failure (CHF) patients.
This research uses descriptive correlation and cross sectional design with 62 patients of
Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta as the sample. Data obtained by using demographic data
questionnaire and the SF-36 version of Indonesian. Data were analyzed with Spearman's
test. The results showed respondents with a median age 51.14 years (SD = 12.40). Most
patients are male (71%), unemployed (69%). and less educated (53%). Quality of life has
correlation with NYHA class (p value= 0,001), educational (p value= 0,001), and age (p
value= 0,014). There is no correlation between quality of life and gender and occupation. It
can be concluded that NYHA class, educational, and age are independent factors related
to quality of life.
Keyword: Congestive Heart Failure (CHF), Quality of Life, demographic

ABSTRAK
Pasien gagal jantung kongestif (GJK) mengalami kelelahan dan dyspnea yang
berkontribusi memperburuk kualitas hidupnya. Berbagai faktor demografi yang berkaitan
dengan kualitas hidup diantaranya umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan derajat
NYHA (New York Heart Assosiation). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
dan menganalisis kualitas hidup berdasarkan data demografi pasien gagal jantung
kongestif (GJK). Desain penelitian adalah deskriptif korelasi secara cross sectional dengan
jumlah sampel sebanyak 62 responden yang diperoleh dengan cara purposive sampling.
Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner data demografi dan SF-36 versi bahasa
Indonesia. Data dianalisis dengan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan responden
rata-rata berusia 51,14 tahun (SD= 12,40). Sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-
laki (71%), memiliki pekerjaan (69%). dan berpendidikan rendah (53%). Kualitas hidup
memiliki hubungan dengan pendidikan (p = 0,001), umur (p = 0,014), sedangkan kualitas
hidup memiliki perbedaan dengan derajat menurut NYHA (p = 0,001). Tidak ditemukan
hubungan antara kualitas hidup dengan jenis kelamin, dan pekerjaan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa derajat menurut NYHA, pendidikan, dan umur merupakan faktor
independen yang berkaitan dengan kualitas hidup.
Kata Kunci: demografi, Gagal Jantung Kongestif (GJK), Kualitas Hidup

2
PENDAHULUAN Menurut NYHA, GJK dibagi
Gagal jantung menjadi penyakit yang berdasarkan 4 derajat kemampuan fisik.
umum diderita di dunia. Sekitar lima juta Derajat I menunjukkan seseorang bisa
orang di Amerika Serikat menderita beraktifitas secara normal, pada derajat
gagal jantung kongestif (GJK), dimana II pasien menunjukan gejala ringan saat
jumlah tersebut didominasi oleh orang melakukan aktivitas sehingga pasien
tua, dengan hampir 80% kasus terjadi merasa lebih nyaman bila beristirahat,
pada pasien di atas usia 65 tahun. pada derajat III pasien sudah mulai
Namun demikian, beberapa studi telah menunjukan adanya keterbatasan fisik,
menemukan bahwa GJK dikaitkan dan pada derajat IV pasien sudah tidak
dengan angka kematian sekitar 45-50% bisa melakukan aktivitas apapun tanpa
selama kurun waktu dua tahun terakhir, keluhan (O’Connor et al, 2009). Kondisi
jumlah ini mendekati angka kematian tersebut akan mempengaruhi sejauh
yang disebabkan oleh penyakit mana pasien mampu memaksimalkan
keganasan (O’Connor et al, 2009). fisiknya, sehingga mempengaruhi
kualitas hidup pasien. Faktor tersebut
Prevalensi kasus gagal jantung
juga dipengaruhi tingkat pendidikan dan
kongestif di Indonesia terutama di
pengetahuan seseorang dalam
Yogyakarta sebanyak 3.459 orang pada
mengenal masalahnya (Ose et al., 2014).
tahun 2012 dengan pasien rawat inap
yang mengalami GJK sebanyak 401 Tingkat pendidikan dan
orang. Berbagai terapi seperti terapi pengetahuan merupakan faktor yang
farmakologi dan non farmakologi hanya berkaitan dengan kualitas hidup pasien
mampu mengurangi gejala pada gagal GJK (Rognerud & Zahl5 f cd, 2006).
jantung kongestif, sehingga akan Pasien yang memiliki tingkat pendidikan
mempengaruhi kualitas hidup pasien yang lebih tinggi akan mudah untuk
(Raghu et al, 2010; Dimos et al, 2009). mendapatkan informasi terkait kondisi
yang sedang dialami, maupun
Kualitas hidup pasien dengan
menganalisis masalah yang akan timbul,
GJK dipengaruhi oleh beberapa faktor
serta bagaimana mengatasi masalah
yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan,
tersebut (Nurchayati, 2011). Semakin
pendidikan, dan derajat NYHA ( New
tinggi tingkat pengetahuan seseorang
York Heart Assosiation). Umur dan jenis
maka akan semakin baik dalam memilih
kelamin merupakan faktor yang sangat
tindakan terapi yang tepat dalam
penting pada pasien GJK. Semakin
pemulihan kondisinya sehigga kualitas
bertambah tua umur seseorang, maka
hidup pasien juga akan meningkat (Van
penurunan fungsi tubuh akan terjadi baik
Der et al, 2006).
secara psikologis maupun fisik
(Nurchayati, 2011). Begitu juga dengan Tujuan dari studi ini yaitu untuk
jenis kelamin, pria lebih cenderung mengidentifikasi dan menganalisis
memiliki kemampuan fungsi tubuh yang kualitas hidup berdasarkan data
lebih baik daripada wanita terutama fisik demografi pasien gagal jantung kongestif
(Juenger et al, 2002). Dampak dari (GJK) di RSUP Dr. Sardjito yogyakarta.
kemampuan fungsi fisik yang menurun METODE PENELITIAN
akan mempengaruhi derajat GJK
seseorang. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelasi
dengan menggunakan pendekatan cross
Tabel 1: Derajat GJK dan Kualitas Hidup
sectional study yang dilaksanakan di (N= 62)
poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta dengan waktu yang Variabel n (%)
digunakan selama 2 bulan yaitu Mei-Juli
2013. Tehnik pengambilan sampel Derajat GJK
menggunakan purposive sampling Derajat 1 28 (45,2)
dengan jumlah sampel yang digunakan Derajat 2 25 (40,3)
dalam penelitian ini yaitu sebesar 62 Derajat 3 8 (12,9)
responden dengan kriteria umur ≥ 35 Derajat 4 1 (1,6)
tahun, dan terdiagnosis GJK
berdasarkan
catatan medis pasien. Sebelum Kualitas Mean (SD):
dilakukan penelitian, peneliti sudah Hidup 56,91 (14,43);
melakukan ethical clearence di fakultas Range:
kedokteran
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta besar responden berpendidikan rendah 33
sehingga penelitian ini bisa orang (53%).
dilaksanakan.
Instrument penelitian yang
digunakan pada penelitian ini berupa
kuesioner data demografi, dan kuisioner
kualitas hidup (SF-36) versi indonesia
yang diterjemahkan oleh Saryono (2010).
Statistik yang digunakan meliputi
distribusi frekuensi untuk analisis data
demografi dan uji Spearman, uji ini
digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen dan
dependen.
HASIL
Karakteristik Demografi
Karakteristik demografi responden
adalah sebagai berikut: umur responden
rata- rata (mean) sebesar 51,14 (SD=
12,40) yang terdistribusi normal (p-
value= 0,200). Umur termuda adalah 30
tahun dan umur tertua adalah 74 tahun.
Sebagian besar responden berjenis
kelamin laki-laki yaitu 44 orang (71 %),
sedangkan sisanya yaitu 18 orang (29
%) berjenis kelamin perempuan.
Responden yang bekerja lebih banyak
yaitu 43 orang (69 %) dibandingkan
dengan yang tidak bekerja yaitu 19 orang
(31%). Tingkat pendidikan sebagian
28 - 88

Derajat GJK menurut NYHA (New


York Heart Assosiation).
Sebagian besar responden gagal
jantung kongestif (GJK) adalah
derajat 1 menurut NYHA sebesar
28 responden (45,2%),
derajat 2 sebesar 25 responden (40,3%),
derajat 3 sebesar 8 responden (12,9),
dan
derajat 4 sebesar 1 responen (1,6%)
dengan distribusi data tidak normal
(p- value= 0,000).
Kualitas Hidup
Kualitas hidup responden rata-rata
(mean) sebesar 56,91 (SD= 14,43)
yang terdistribusi normal (p-value=
0,200). Kualitas hidup terendah
bernilai 28 dan kualitas hidup
tertinggi bernilai 88.
Hubungan antara Umur dan Kualitas
Hidup
Terdapat hubungan yang signifikan
antara umur dengan kualitas hidup
(r= - 0,311, p-value = 0,014).
Besaran koefisien determinan umur
sebesar 0,096 (9,6%), berarti umur
menentukan 9,6% kualitas hidup,
sedangkan sisanya 90,4%
ditentukan oleh faktor lain. Arah
hubungan bersifat negatif, artinya
bahwa semakin bertambah umur
maka kualitas
Tabel 2. Hubungan Karakteristik
Tabel 3. Perbedaan Kualitas Hidup
Demografik Pasien dan Kualitas Hidup
Berdasar Derajat GJK (N= 62)

Karakteristik KH p Derajat Mean SD SE F p


Pasien GJK
Umur -0,311* 0,014 1 2.265 495 93 6,561 0,00
Jenis Kelamin -0,194 0,131 2 1.979 549 109
3 1.488 341 120
Pendidikan 0,397* 0,001 4 1.015 - -
Pekerjaan 0,075 0,561
Perbedaan antara derajat GJK dan
hidup semakin menurun. Kualitas Hidup

Hubungan antara Jenis Kelamin dan Hasil analisis menggambarkan bahwa


Kualitas Hidup. rata-rata kualitas hidup yang paling
rendah adalah yang mempunyai derajat
Hasil uji statistik antara Jenis kelamin 4 menurut NYHA (1,01%) dan yang
dengan kualitas hidup diperoleh nilai p- paling tinggi adalah derajat 1 menurut
value = 0,131 (r = -0,194) yang NYHA (2,26%). Analisis statistik
menunjukan bahwa hubungan antara menggambarkan bahwa terdapat
jenis kelamin dengan kualtas hidup perbedaan yang signifikan antara derajat
adalah tidak bermakna dengan arah NYHA dengan kualitas hidup (p-value=
hubungan bersifat negatif. 0,001, α= 0,005).

Hubungan antara pendidikan dengan PEMBAHASAN


kualitas hidup. Kualitas hidup
Hasil uji statistik antara pendidikan World Health Organization (WHO)
dengan kualitas hidup diperoleh nilai p- mendefinisikan kualitas hidup sebagai
value =0,001 (r = 0,379) yang persepsi individu terhadap posisi mereka
menunjukan bahwa hubungan antara dalam kehidupan pada konteks budaya
pendidikan dengan kualtas hidup adalah dan nilai dimana mereka hidup dalam
bermakna. Arah hubungan bersifat positif hubunganya dengan tujuan hidup,
yang berarti semakin tinggi pendidikan harapan, standar, dan perhatian
maka semakin baik kualitas hidup (Dunderdale et al, 2005). Konsep yang
pasien. sangat luas ini mempengaruhi kesehatan
fisik seseorang, keadaan psikologi,
tingkat ketergantungan, hubungan sosial,
Hubungan antara Pekerjaan dan keyakinan personal, dan keinginan di
Kualitas Hidup masa yang akan datang terhadap
Hasil uji statistik antara pendidikan lingkungan sekitarnya (Isa & Baiyewu,
dengan kualitas hidup diperoleh nilai p- 2006).
value =0,561 (r = 0,075) yang Penelitian ini didapatkan hasil
menunjukan bahwa hubungan antara bahwa rata-rata kualitas hidup pasien
pekerjaan dengan kualtas hidup adalah sebesar 56,91. Pada responden dalam
tidak bermakna dengan arah hubungan penelitian ini sebagian besar
bersifat positif. mendapatkan biaya untuk berobat dari
Askes atau Jamkesmas, ditinjau dari hasil bahwa umur memiliki hubungan
pola komunikasi dan presepsi diri dengan kualitas hidup (p value= 0,014).
sebagian besar baik dan tanpa keluhan Hal tersebut sesuai dengan teori yang
yang mengganggu. Dengan adanya mengatakan bahwa fungsi jantung akan
dukungan yang baik dari segi finansial, berubah bersamaan dengan
presepsi diri yang baik serta tanpa pertambahan usia. Pada lansia berumur
keluhan yang mengganggu dapat 40 tahun keatas yang tidak aktif, jantung
membantu mengurangi gangguan kirinya mengalami pengecilan sebagai
psikologis akibat penyakit gagal jantung respon terhadap rendahnya beban kerja
kongestif (GJK) ini, sehingga kualitas yang dibutuhkan (Smeltzer et al, 2008).
hidup responden meningkat. Terbukti bahwa pasien yang berumur
Berbeda halnya dengan rata-rata (mean) umur pasien lebih dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Lee 51,14 tahun.
et al (2005) di rumah sakit umum di Hong Heo et al (2009) juga
Kong, China dengan jumlah sample (N) mengatakan bahwa penuaan dapat
sebesar 227 responden. Hasilnya mengakibatkan penurunan elastisitas
menunjukkan bahwa rata-rata (mean= dan pelebaran aorta, penebalan dan
16,78 ± 3,44) pasien gagal jantung kekakuan katup jantung, serta
kongestif memiliki kualitas hidup rendah, peningkatan jaringan ikat yang
dengan gangguan psikologis merupakan mengakibatkan terjadinya gagal jantung
faktor yang paling mempengaruhi pada manula.
kualitas hidup pasien (p value= 0,000).
Hal tersebut menunjukkan bahwa Penelitian terbaru yang
gangguan psikologis yang meningkat dilakukan oleh Banerjee et al (2013)
dapat memperburuk kualitas hidup pada 423 pasien yang mengalami gagal
pasien GJK di china. jantung membuktikan bahwa faktor umur
berpengaruh secara signifikan (p value =
Perbedaan hasil penelitian ini 0,001) sebesar 54% terhadap kualitas
dengan yang dilakukan oleh peneliti yaitu hidup. Hal ini membuktikan bahwa faktor
terdapat pada kondisi derajat GJK umur mempengaruhi kualitas hidup
menurut NYHA. Menurut penelitian Lee pasien.
et al (2005) mengatakan bahwa dominan
pasien GJK yang memiliki derajat II Pendidikan. Berdasarkan
menurut NYHA sebesar 49, 8 % lebih pendidikan pasien, pasien yang memiliki
tinggi jumlahnya dan tingkat derajatnya pendidikan rendah sebanyak 33 orang
dibandingkan yang dilakukan peneliti (53%) dan berpendidikan tinggi
yaitu 45,2 % dengan dominan pasien sebanyak
memiliki derajat I menurut NYHA. Dari 29 orang (47%). Hasil penelitian ini
perbandingan ini membuktikan bahwa didukung dengan teori dimana
derajat NYHA sangat berhubungan pengetahuan atau kognitif merupakan
dengan kualitas hidup pasien. domain yang sangat penting untuk
terbentuknya suatu tindakan, perilaku
yang didasari pengetahuan akan lebih
Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan langgeng daripada yang tidak didasari
Kualitas Hidup pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).
Umur. Pada penelitian ini didapatkan Azwar (2005) mengatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka dia akan cenderung Dari hasil data distribusi
untuk berperilaku positif karena responden yang dilakukan oleh peneliti
pendidikan yang diperoleh dapat menjadi didapatkan bahwa derajat 1 lebih banyak
dasar pemahaman seseorang terhadap diderita oleh pasien di RSUP Dr. Sardjito
kebutuhan akan informasi terkait self Yogyakarta yaitu sebesar 45,2 %. Hal ini
management pasien dan perilaku dikarenakan sebagian besar pasien
mencari pelayanan kesehatan yang berobat dan treadmill secara rutin
tepat. Penelitian yang dilakukan secara sehingga kondisi fisik pasien tetap
randomized controlled trial (RCT) pada terjaga dan berfungsi secara makaimal
540 responden dengan gagal jantung yang membuat kualitas hidup pasien
membuktikan bahwa program edukasi menjadi lebih baik.
mengenai monitor gejala, aktifitas fisik,
dan penggunaan obat terbukti efektif
dalam self management pasien yang KESIMPULAN
sedang menjalankan rehabilitasi (Meng Faktor-faktor yang berhubungan
et al., 2013). dengan kualitas hidup adalah umur,
Derajat GJK menurut NYHA. pendidikan dan derajat GJK. Umur
Pasien yang mengalami gagal jantung memiliki hubungan negatif terhadap
kongestif memiliki gejala seperti rasa kualitas hidup yang menyatakan bahwa
cepat lelah, sesak napas, takipnea dan semakin bertambahnya umur seseorang
takikardi. Kondisi fisik ini sangat maka kualitas hidupnya akan menurun.
mempengaruhi kemampuan dan fungsi Pendidikan memiliki hubungan positif
pasien sehingga akan sangat terhadap kualitas hidup yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien. menyatakan bahwa semakin tinggi
(Arroll et al, 2010) Hal ini dibuktikan pendidikan pasien maka semakin baik
dengan hasil penelitian ini yang kualitas hidup pasien. Derajat menurut
menyatakan secara signifikan (p-value= NYHA memiliki perbedaan yang
0,001) bahwa derajat gagal jantung signifikan terhadap kualitas hidup pasien
kongestif menurut New York Heart gagal jantung kongestif (GJK). Faktor
Assotiation (NYHA) mempengaruhi yang tidak berhubungan dengan kualitas
kualitas hidup pasien. hidup adalah jenis kelamin, dan
pekerjaan.
Hasil ini di dukung penelitian
yang dilakukan oleh Juenger et al (2002)
yang membuktikan secara signifikan UCAPAN TERIMA KASIH
(0,0001) bahwa kualitas hidup pasien Dengan selesainya penelitian ini penulis
dipengaruhi oleh derajat gagal jantung mengucapkan terima kasih kepada
kongestif menurut NYHA pada 205 RSUP Dr. Sardjito yang telah
pasien di Jerman. Pada pasien GJK, memfasilitasi terselenggaranya penelitian
fungsi fisik sangat berperan sebanyak 51 ini.
% terhadap derajat menurut NYHA,
dikarenakan apabila fungsi fisik tidak
bisa digunakan secara optimal ,maka DAFTAR PUSTAKA
secara otomatis aktivitas fisik akan Arroll, B., Doughty, R., and Andersen, V.
berkurang yang menyebabkan (2010). Investigation and
menurunya kualitas hidup pasien. management of congestive heart
failure, BMJ, 341, pp.190-195.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia dan European Journal of Heart Failure,
Pengukurannya, Pustaka Setia, pp.419– 422.
Jakarta. Meng, K., Musekamp, G., Seekatz, B.,
Banerjee, T, Lee, K.S., Browning, S.R., Glatz, J., Karger, G., Kiwus, U., . . .
Hopenhayn, C., Westneat, S., et al. Faller, H. (2013). Evaluation of a self-
(2013). Limited Association Between management patient education
Perceived Control and Heald Related program for patients with chronic
Quality of Life in Patient With Heart heart failure undergoing inpatient
Failure, Journal of Cardiovascular cardiac rehabilitation: study protocol
Nursing, pp.1-5. of a cluster randomized controlled
Dimos, A.K., Stougiannos, P.N., trial. BMC Cardiovasc Disord, 13, 60.
Kakkavas, A.T., and Trikas, A.G. doi: 10.1186/1471-2261-13-60
(2009). Depression And Heart Notoadmodjo, S. (2007). Promosi
Failure. Hellenic J Cardiol, 50, Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
pp.410-417. Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Dunderdale, K., Thompson, D.R., Miles, Nurchayati, S. (2011). Analysis of
J.N.V., Beer, S.F., and Furze G. Factors Related to Quality of Life of
(2005). Quality-of-life measurement Patients With Chronic Kidney
in chronic heart failure: do we take Disease Undergroing Hemodialysis
account of the patient perspective?. at the Islamic Hospital Fatimah
The European Journal of Heart Cilacap and Banyumas District
Failure, pp.572– 582. General Hospital, Thesis Magister
Heo, S., Lennie, T. A., Okoli, C., & Keperawatan, Universitas Indonesia.
Moser, D. K. (2009). Quality of Life in O’Connor, C.M., Whellan, D.J., Lee, K.L.,
Patients With Heart Failure: Ask the Keteyian, S.J., Cooper, L.S., et al.
Patients, Heart Lung, 38(2), pp.100– (2013). Efficacy and Safety of
108. Exercise Training in Patients With
Isa, B.A., and Baiyewu, O. (2006). Chronic Heart Failure: HF-ACTION
Quality Of Life Patient With Diabetes Randomized Controlled Trial, JAMA,
Mellitus In A Nigerian Teacihng 301 (14), pp.1439-1450.
Hospital, Hongkong Journal Ose, D., Rochon, J., Campbell, S. M.,
Psychiatry, 16, pp.27-33. Wensing, M., Freund, T., van
Juenger, J., Schellberg, D., Kraemer, S., Lieshout, J., . . . Ludt, S. (2014).
Haunstetter, A., Zugck, C., Herzog, Health-related quality of life and risk
W., and Haass, M. (2002). Health factor control: the importance of
Related Quality Of Life In Patients educational level in prevention of
With Congestive Heart Failure: cardiovascular diseases. Eur J
Comparison With Other Chronic Public Health, 24(4), 679-684. doi:
Diseases And Relation To Functional 10.1093/eurpub/ckt139
Variable, Heart Journal, 87, pp.235- Raghu, K.V., Srinivas. V, Kishore, B.A.V.,
241. Mohanta, G.P., and Uma, R.R.
Lee, D.T.F., Yu, D.S.F., Woo, J., and (2010). A Study on Quality of Life of
Thompson, D.R. (2005). Health- Patients with Congestive Cardiac
related quality of life in patients with Failure. Indian Journal of Pharmacy
congestive heart failure. The Practice, 3, pp.33-39.
Rognerud, M.A., and Zahl, P.H. (2006). of medical- surgical nursing. 12th Ed,
Social inequalities in mortality: Wolter Kluwer, Lippincott William &
changes in the relative importance of Wilkins.
income, education and household Van der wal, M.H.L., Jaarsma, T., Moser,
size over a 27-year period. Eur J D.K., and Veeger, N.J.G.M., (2006).
Public Health,16:62–8. Compliance in heart failure patients:
Saryono. (2010), Kumpulan Instrumen the importance of knowlege and
Penelitian Kesehatan, Nulia Medika, beliefs, European Heart Journal, 27,
Yogyakarta. 434-440.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L.,
and Cheever, K.H., (2008). Textbook .
KESIMPULAN EVIDANCE BASED :
Berdasarkan penelitian kualitas hidup pasien gagal jantung kongestif (gjk)
berdasarkan karakteristik demografi ini , bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis kualitas hidup berdasarkan data demografi pasien gagal jantung
kongestif (GJK). Desain penelitian adalah deskriptif korelasi secara cross sectional
dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden yang diperoleh dengan cara purposive
sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner data demografi dan SF-36
versi bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan uji Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan responden rata-rata berusia 51,14 tahun (SD= 12,40). Sebagian besar
pasien berjenis kelamin laki-laki (71%), memiliki pekerjaan (69%). dan berpendidikan
rendah (53%). Kualitas hidup memiliki hubungan dengan pendidikan (p = 0,001), umur
(p = 0,014), sedangkan kualitas hidup memiliki perbedaan dengan derajat menurut
NYHA (p = 0,001). Tidak ditemukan hubungan antara kualitas hidup dengan jenis
kelamin, dan pekerjaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa derajat menurut NYHA,
pendidikan, dan umur merupakan faktor independen yang berkaitan dengan kualitas
hidup.

You might also like