You are on page 1of 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334741194

Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani Polusi Udara di Jakarta


(Greenpeace Indonesia Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani Polusi
Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia)

Article  in  Andalas Journal of International Studies (AJIS) · May 2019


DOI: 10.25077/ajis.8.1.16-30.2019

CITATIONS READS

0 1,456

3 authors:

Fariz Ruhiat R. Dudy Heryadi


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    12 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Akim Akim
Universitas Padjadjaran
39 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Higher Education Institution Cooperation View project

Penyelenggaraan Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak di Candi Borobudur dan Komodifikasi Budaya dalam Wacana Ekonomi Politik Global View project

All content following this page was uploaded by Akim Akim on 30 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

Strategi NGO Lingkungan


Dalam Menangani Polusi Udara di Jakarta
(Greenpeace Indonesia)
Fariz Ruhiat1, Dudy Heryadi2, Akim3
1
Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran Indonesia
2
Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Indonesia
3
Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Air pollution is one of the global problems being faced by
most major cities in the world. As the problem of air
pollution increases, non-state actors emerge because of the
SUBMISSION TRACK limited role of the state in tackling these environmental
problems. One of the non-state actors who is concerned
Recieved : 15, March, 2019 about the problem of air pollution is Greenpeace which is a
Final Revision : 05, May, 2019
form of international non-governmental organizations. This
Available Online: 30, May. 2019
study aims to describe an understanding of environmental
NGO strategies in overcoming air pollution in Jakarta. The
KEYWORD researcher uses qualitative research methods with a literature
Strategy, Greenpeace, Environmental NGO, air study approach. In library studies, data and information are
pollution collected and analyzed to understand the phenomenon under
review. Based on the results of discussion and data analysis,
Greenpeace has implemented its strategy in overcoming air
pollution in Jakarta. From the nine strategies described by
McCormick, Greenpeace has a tendency to use undertaking
research strategies and Campaigning & organizing public
protest.

A B S T R A K
KATA KUNCI
Strategi, Greenpeace, NGO Lingkungan, polusi Polusi udara merupakan salah satu permasalahan global
udara. yang sedang dihadapi sebagian besar kota besar di dunia.
Seiring dengan semakin mengemukanya masalah polusi
udara maka muncul pula aktor non-negara karena terdapat
keterbatasan peran negara dalam menanggulangi
CORRESPONDENCE permasalahan lingkungan tersebut. Salah satu aktor non-
negara yang hirau terhadap permasalahan polusi udara yaitu
E-mail: ruhiatfariz@gmail.com
Greenpeace yang merupakan bentuk dari organisasi
internasional non-pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan mengenai strategi NGO lingkungan dalam
penanggulangan polusi udara di Jakarta. Peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi pustaka. Dalam studi kepustakaan, data
dan informasi dikumpulkan dan dianalisis untuk memahami
fenomena yang dikaji. Berdasarkan hasil pembahasan dan
analisis data, Greenpeace telah menjalankan strateginya
dalam penanggulangan polusi udara di Jakarta. Dari
kesembilan strategi yang dijabarkan McCormick,
Greenpeace memiliki kecenderungan untuk menggunakan
strategi undertaking research dan Campaigning &
organizing public protest.

Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 16


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

demokratisasi, penegakan prinsip HAM,


Pendahuluan
konservasi lingkungan hidup, kampanye
keadilan global, dan sebagainya. Perhatian
Pada awal dekade 1990-an, studi
terhadap aktor non-negara bukan tanpa
Hubungan Internasional mulai mencoba
sebab, melainkan pada saat itu merupakan
memberikan perhatian terhadap peran
masa jeda (interlude) dimana studi HI sedang
penting aktor-aktor non-negara seperti
menghadapi krisis akibat telah gagalnya
International Non-Governmental
Realisme dan Neorealisme dalam
Organizations (INGO) dan masyarakat sipil
memberikan eksplanasi logis mengenai
global (global civil society
situasi politik pasca Perang Dingin.
organizations/CSOs) dalam memainkan
perannya sebagai investor moral dalam
1
udara di sejumlah kota besar di Indonesia.
Salah satu aktor non-negara yang Dalam hal ini, Greenpeace merasa terpanggil
menjadi perhatian adalah INGO. INGO pada untuk mengambil peran dalam ikut
dasarnya bukanlah aktor baru dalam membantu untuk menanggulangi
hubungan internasional. INGO mulai dikenal permasalahan tersebut. Salah satu kota yang
pada tahun 1846 dengan INGO pertama yaitu menjadi wilayah kerja Greenpeace dalam
World’s Evangelical Alliance (Perhimpunan penanggulangan polusi udara yaitu Ibukota
Penginjil Sedunia). Setelah itu beberapa Indonesia, Jakarta.
INGO lainnya mulai terbentuk pada Berbicara polusi udara, tidak ada kota-
pertengahan abad XIX (sekitar 1860) seiring kota besar di dunia yang bisa terhindar dari
berjalan dengan berkembangnya kerja sama permasalahan polusi udara. Begitupun
internasional dalam bentuk organisasi- dengan Jakarta, kota ini merupakan salah
organisasi internasional antarpemerintah satu kota besar dengan tingkat polusi udara
(IGO). mengkhawatirkan. Polusi udara yang terjadi
Perkembangan selanjutnya, setelah sangat berpotensi membahayakan kesehatan
pasca Perang Dunia I dan II banyak INGO warga.
terbentuk. Yearbook of International Pemantauan Greenpeace menunjukkan
Organizations 1962-1963 menyebutkan bahwa polusi udara di kota Jakarta berada
bahwa berdiri 1500 INGO pada masa itu.2 pada level diatas ambang batas kesehatan
Dari sekian banyak INGO dengan masing yang dikeluarkan WHO dan juga melampaui
masing fokus bidangnya, terdapat salah satu level ambang Baku Mutu Udara Ambien
INGO yang konsisten bergerak di bidang Nasional.3 Berdasarkan pemantauan pada
lingkungan hidup yaitu Greenpeace. INGO semester pertama 2016 (Januari-Juli), tercatat
ini berkantor pusat di Amsterdam dengan tingkat polusi udara Jakarta dalam kondisi
cabang di lebih dari 40 negara, dengan salah sangat mengkhawatirkan yaitu berada pada
satu cabang berada di Indonesia. Greenpeace level 45 μg/m3, atau 4,5 kali dari ambang
hadir di Indonesia pada tahun 2005 dengan batas ketetapan WHO (World Health
fokus pada beberapa isu yaitu kehutanan, Oganization), dan tiga kali lebih besar
energi, air dan kelautan. melampaui standar ketetapan Pemerintah
Selain itu, Greenpeace juga berfokus Indonesia.4
pada isu polusi udara yang terjadi di
beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini 3
Seperti yang dimuat dalam sumber media online
dikarenakan semakin memburuknya keadaan https://www.thejakartapost.com/adv/2018/08/15/air-
pollution-in-jakarta-an-invisible-health-threat.html
1
Hadiwinata, Bob Sugeng. 2017. Studi dan Teori diakses pada 19 Februari 2019
4
Hubungan Internaisonal: Arus. Utama, Alternatif, dan Dikutip dari situs resmi Greenpeace
Reflektivis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor. Indonesia. http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Ja
2
Rudy, T. May. 2009. Administrasi & Organisasi karta-Harus-Memilih-Energi-Bersih/. Diakses pada 19
Internasional. Bandung: Refika Aditama Februari 2019
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 17
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

Greenpeace lebih lanjut melakukan dalam pencemaran udara adalah PM 2.5. Jika
pemantauan kualitas udara pada tahun 2017, manusia terpapar PM 2.5 dalam jangka
pemantauan dilakukan dalam kurun waktu waktu panjang maka dapat mengakibatkan
Januari-Juni di 21 lokasi. Data menunjukkan infeksi saluran pernapasan akut hingga
indikasi bahwa kualitas udara Jakarta telah kanker paru-paru. Selain itu, bahaya lain dari
masuk level tidak sehat. Temuan ini PM 2.5 adalah memicu peningkatan kadar
didukung oleh temuan Kedutaan Besar racun dalam pembuluh darah yang bisa
Amerika Serikat di Jakarta yang mempunyai menyebabkan terjadinya penyakit stroke,
temuan kurang lebih sama. Di sejumlah jantung, dan kardiovaskular.7
lokasi, angka PM 2.5 harian melebihi level Setidaknya, terdapat 3 (tiga) tulisan
standar WHO yaitu 25µg/m3 dan juga yang telah mengulas mengenai pergerakan
melebihi Baku Mutu Udara Ambien Greenpeace dalam menangani isu lingkungan
Nasional, yaitu 65µg/m3. 5 di suatu negara. Pertama, tulisan Pignar
Selanjutnya, pada tahun 2018. Özdemir yang bertajuk “Social Media as a
Greenpeace melakukan pemantauan kualitas Tool for Online Advocacy Campaigns
udara dengan alat pemantau di 19 titik di Greenpeace Mediterranean’s Anti
kawasan Jakarta dan sekitarnya. Hasil dari Genetically Engineered Food Campaign in
pemantauan selama kurun waktu Februari- Turkey.” Dalam tulisan ini diulas bagaimana
Maret menunjukkan bahwa udara di keberhasilan Greenpeace melakukan
Jabodetabek sangat tercemar. Seperti halnya kampanye Anti Genetically Engineered Food
di wilayah perumahan Cibubur, selama dua Campaign di Turki dalam waktu yang cukup
bulan pemantauan tingkat PM 2.5 rata-rata singkat. Kampanye yang dilakukan
mencapai 103.2 µg/m3. Hal ini terjadi pula di menggunakan kampanye advokasi secara
kawasan perumahan Kebagusan yang online. Kampanye online menjadi metode
mencapai angka 65.9 µg/m3 dan Gandul- yang paling efektif, mudah dalam
Depok mencapai angka 71.5 µg/m3. Hasil menyebarkan informasi dan biaya yang
pemantauan tersebut mempertegas bahwa dikeluarkan sangat terjangkau. Özdemir
kualitas udara di wilayah-wilayah tersebut berpendapat bahwa keberhasilan Greenpeace
sudah sangat tidak baik untuk kesehatan dalam berkampanye di Turki ditunjang
karena telah melampaui batasan dari WHO karena Greenpeace mampu up-to-date dalam
yakni 25 µg/m3, dan juga melampaui standar bidang teknologi informasi dan komunikasi,
minimum Baku Mutu Udara Ambien dimana jejaring internet telah menjadi suatu
Nasional yakni 65 µg/m3.6 kekuatan baru sebagai media untuk
Polusi udara di kota-kota besar harus menyebarkan ide dan menjalin jaringan,
segera diatasi karena sangat menyangkut yang kemudian penggunaan media sosial
dengan masalah kesehatan. Polusi udara bisa secara efektif bisa menjadi kunci
menjadi pemicu munculnya masalah keberhasilan Greenpeace dalam
kesehatan serius seperti kanker, penyakit berkampanye. Penulis juga menyatakan
pernapasan dan kardiovaskular. Adapun bahwa kehadiran Greenpeace yang notabene
kelompok usia yang berpotensi terpapar adalah sebuah NGO ternyata dirasa
penyakit akibat polusi udara adalah anak- berpengaruh dan dapat membantu upaya
anak, ibu hamil dan usia lanjut. Kandungan advokasi sebuah isu lingkungan. 8
5 7
Dikutip dari situs resmi Greenpeace Seperti yang dimuat dalam sumber
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Po http://m.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/759055Br
lusi-Udara-Ancam-Kesehatan-Masyarakat/. Diakses iefing%20Paper%20%20Kualitas%20Udara%20yng%
pada 19 Februari 2019 20Buruk%20di%20Jabodetabek.pdf. Diakses pada 11
6
Seperti yang dimuat dalam sumber Maret 2019
8
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Ku Özdemir, B. Pinar. (2012). “Social Media as a Tool
alitas-Udara-Jabodetabek-Buruk/. Diakses pada 19 for Online Advocacy Campaigns: Greenpeace
Februari 2019 Mediterranean’s Anti Genetically Engineered Food
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 18
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

Kedua, tulisan yang secara spesifik mempengaruhi aktor negara target. Adapun
membahas tentang bagaimana Greenpeace faktor-faktor utama keberhasilan kampanye
melakukan kampanye dalam isu tersebut diantaranya pertama, kredibilitas
penyelamatan lapisan ozon ditulis oleh John NGO Greenpeace yang mampu membuat
Maté dengan tulisan berjudul “A Non- NGO ini dapat menggalang partisipasi dunia
Governmental Organization’s Campaign to berupa dukungan internasional yang kuat.
Save The Ozone Layer Case Study of the Kedua, jejaring NGO Greenpeace yang luas
Greenpeace Ozone Campaign.” Dalam terjalin dengan baik dan kuat. Greenpeace
tulisannya, penulis mengemukakan pendapat mampu membangun jejaring dengan aktor
bahwa Greenpeace selaku NGO telah lain seperti pelaku bisnis dan NGO
berhasil dalam upaya melakukan Lingkungan lain dalam level domestik dan
penyelamatan ozon melalui kampanye yang internasional. Ketiga, kemampuan
bertajuk Greenpeace Ozone Campaign. Greenpeace dalam kampanye advokasi.
Lebih lanjutnya, keberhasilan Greenpeace Greenpeace mempunyai kemampuan
dikarenakan NGO ini mampu menggunakan mumpuni dalam mengolah informasi,
strategi kolaborasi kampanye yang begitu pengetahuan, mobilisasi isu, sehingga
terstruktur dan baik. Selain itu, Greenpeace inovasi advokasi selalu terbangun dan
juga mampu melibatkan intervensi pasar. mampu menarik perhatian masyarakat luas
Faktor lain yang dapat mempengaruhi dan mempengaruhi kebijakan aktor lain.
keberhasilan kampanye tersebut juga Faktor terakhir adalah kemampuan
dikarenakan pandangan masyarakat terhadap memanfaatkan media secara maksimal.
NGO yang dianggap sebagai salah satu Greenpeace menggunakan media sebagai
aktor yang selalu berlaku benar jika saran untuk menyebarkan informasi yang
dibandingkan aktor lain seperti halnya negara sebenarnya kepada masyarakat luas.
dan korporasi.9 Pemanfaatan media dan jaringan sosial
Adapun tulisan ketiga, ditulis oleh Puti media mampu mencerdaskan masyarakat
Parameswari dengan judul “Gerakan global sehingga dapat mengajak masyarakat
Transnasional dan Kebijakan: Strategi untuk lebih kritis terhadap sebuah isu yang
Advokasi Greenpeace Detox Campaign on menyangkut lingkungan. 10
Fashion di Tiongkok.” Dalam tulisannya, Berangkat dari pustaka terdahulu yang
penulis mengungkap faktor-faktor penyebab telah dibahas diatas, jika kebanyakan tulisan-
keberhasilan Greenpeace dalam menangani tulisan yang ada berfokus pada strategi
isu air di Tiongkok melalui kampanye Detox kampanye Greenpeace dalam isu lingkungan
Campaign on Fashion. Peneliti juga seperi lapisan ozon dan pencemaran air di
menyimpulkan bahwa strategi kampanye suatu wilayah tertentu. Tulisan ini berfokus
yang dilakukan berhasil terhadap dua aktor pada pertanyaan bagaimana strategi NGO
target. Dua aktor target tersebut adalah Greenpeace dalam menangani permasalahan
pelaku bisnis dan masyarakat internasional. polusi udara di Jakarta. Sehingga, pertanyaan
Kampanye tersebut telah berhasil meraup dasar yang akan disasar oleh tulisan ini
dukungan masyarakat global serta komitmen adalah strategi apa saja yang telah dilakukan
dari pelaku bisnis untuk lebih peduli oleh Greenpeace sejauh ini dalam berupaya
terhadap isu lingkungan. Akan tetapi, output mengkampanyekan isu polusi udara di
advokasi belum terlihat mampu Indonesia, khususnya di Jakarta. Pendekatan
yang digunakan adalah menggunakan konsep
Campaign in Turkey”, Global Media Journal, Vol 5 strategi NGO yang dikemukakan oleh John
Issue 2, pp. 23-29.
McCormick. Konsep ini membantu peneliti
9
Mate, John. (2002). “Making a Difference: A Non-
Governmental Organization’s Campaign to Save the
10
Ozone Layer.” Review of European Community & Parameswari, Puti. 2015. Gerakan Transnasional
International Environmental Law; Volume 10, Issue dan Kebijakan: Strategi Advokasi Greenpeace Detox
2, pp. 190-198, July 2001. Greenpeace on Fashion di Tiongkok.
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 19
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

dalam melihat strategi-strategi yang McCormick mengemukakan


dilakukan oleh NGO dalam mengatasi isu sembilan strategi NGO lingkungan dalam
lingkungan di suatu negara. McCormick melakukan tugasnya 12, diantaranya yaitu:
mengungkapkan bahwa terdapat 9 Working with Elected Officials,
(Sembilan) strategi yang biasa dilakukan Bureaucrats, and Employees of
oleh NGO dalam melakukan tanggung Corporations. Strategi ini mendorong NGO
jawabnya di suatu negara. untuk melakukan lobi terhadap pemerintah.
Lobi merupakan metode yang paling umum
Metode Penelitian digunakan organisasi-organisasi di tingkat
Peneliti menggunakan metode nasional, dengan sangat berhati-hati tanpa
deskriptif-kualitatif dalam menggambarkan merusak status mereka yang merupakan
permasalahan penelitian yang mengacu pada organisasi nonprofit atau organisasi amal.
penyampaian fakta-fakta yang berhubungan Lebih jauh lagi, NGO-NGO besar
dengan fokus penelitian tersebut.11 Adapun membentuk komite aksi politik untuk
dalam teknik pengumpulan data, peneliti menyalurkan dana ke partai politik dan
melakukan studi dokumentasi (library kandidat yang mencalonkan diri; selain itu
research). Dimana data-data diperoleh dari mereka juga bekerja untuk memberikan
berbagai sumber tertulis seperti buku, dukungan dan informasi untuk kandidat
majalah, dokumen resmi dari Greenpeace, dukungan mereka. NGO dapat memberikan
jurnal, makalah-makalah, artikel-artikel, pengaruh dengan cara memberikan saran dan
surat kabar serta situ-situs internet yang kesaksian ahli selama audiensi legislatif dan
memiliki korelasi dengan objek penelitian. pengembangan perjanjian internasional, atau
dengan mengajukan proposal ke departemen
Strategi NGO Lingkungan pemerintah dan bekerja dengan komisi
Seperti yang telah dikemukakan pemerintahan.13
sebelumnya, tulisan ini akan mengkaji Raising and Spending Money. Pada
mengenai strategi Greenpeace dalam dasarnya NGO lingkungan merupakan
menangani isu polusi udara di Jakarta yang organisasi yang didirikan untuk
belum banyak mendapat perhatian oleh mengumpulkan dana yang kemudian dapat
peneliti lain. Padahal peran NGO tidak bisa disalurkan dalam kegiatan konservasi. Dana
lagi dielakkan dan patut untuk terus yang diperoleh akan dialokasikan pada
mendapatkan perhatian dalam studi proyek yang bertujuan melindungi spesies
Hubungan Internasional, terlebih lagi isu hewan dan tumbuhan. Dana diperoleh
dalam penulisan ini berkaitan dengan isu melalui kombinasi kegiatan akar rumput dan
lingkungan yang merupakan isu kontemporer kampanye nasional maupun internasional.
yang begitu penting untuk keberlangsungan Campaigning and Organizing Public
makhluk hidup di dunia. Salah satu konsep Protests. Strategi yang umum digunakan
yang tersedia untuk memahami strategi NGO oleh NGO yaitu kampanye dan
adalah konsep dari John McCormick yang pengorganisasian protes publik. Strategi ini
mengulas mengenai konsep strategi yang berfokus untuk menghasilkan publisitas
digunakan oleh NGO lingkungan dalam untuk tujuan mereka. Strategi tersebut
melakukan tugasnya di suatu wilayah berupaya untuk menggerakan kesadaran
tertentu.
12
McCormick, John. 1993. The Role of
Environmental NGOs in Internasional Regimes in The
Global Environment Institutions, Law, and Policy.
1999. USA: Congressional Quartely Inc, 65-68
13
Dalton, Russell J. 1994. The Green Rainbow:
Environmental Groups in Western Europe. New
11
Silalahi, Uber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Haven: Yale University Press
Bandung: PT. Refika Aditama., 28.
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 20
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

masyarakat terhadap isu lingkungan yang Information Exchange. NGO


sedang terjadi, dari kesadaran tersebut akan mempunyai peran penting dalam pertukaran
muncul pergerakan dari masyarakat. dan penyebaran informasi, yang ditujukan
Kampanye bertujuan untuk menciptakan untuk membantu memperkuat operasi
perubahan pada tataran pengetahuan atau kelompok lain. Pertukaran informasi bisa
kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang dilakukan melalui pendidikan dan program
diharapkan adalah munculnya kesadaran dan pelatihan, menyediakan bantuan teknis untuk
meningkatnya pengetahuan khalayak tentang anggota lainnya pada isu seperti pendanaan
isu tertentu. Kemudian muncul simpati, dan mengkoordinasi para anggotanya dalam
kepedulian atau keberpihakan masyarakat melobi pemerintah dan membawa tuntutan
pada isu tertentu. Sehingga diharapkan hukum.
adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh Undertaking Research. NGO
masyarakat luas.14 melakukan penelitian mengenai isu yang
Promoting Media Coverage of menjadi fokusnya di suatu wilayah tertentu.
Environmental Issues. Hampir setiap NGO NGO melakukan penelitian atas nama
menggunakan strategi ini, terutama dalam pemerintah, agensi internasional, dan NGO
penyediaan informasi dan melalui terhadap isu-isu kehutanan, pertanian
wawancara media. Penelitian berulang kali berkelanjutan, dan pemukiman penduduk.
menemukan bahwa organisasi yang bergerak NGO melakukan penelitian ilmiah mengenai
di bidang lingkungan percaya terhadap media berbagai masalah lingkungan yang terjadi di
mampu menyampaikan pesan mereka kepada wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.
publik, memobilisasi sekutu potensial, Acquiring and Managing Property.
memberikan legitimasi dan dukungan Strategi ini telah dilakukan oleh NGO besar
terhadap pekerjaan mereka, dan di Britania dan Amerika Serikat. NGO
15
mempengaruhi para pembuat kebijakan. melakukan aksi nyata dengan membeli atau
Litigation and Monitoring the diberikan bangunan-bangunan yang memiliki
Implementation of Environmental Law. signifikansi historis. Tanah atau bangunan
Dalam hal ini, NGO melakukan litigasi, tersebut dikelola oleh para NGO selamanya.
pengawasan atas implementasi hukum Bentuk lain dari strategi ini yaitu dengan
lingkungan. NGO sebagai aktor non-negara membeli tanah yang kemudian ditetapkan
dapat melakukan pengawasan terhadap sebagai habitat satwa liar.
implementasi hukum lingkungan yang dibuat Generating Local Community
oleh para pembuat kebijakan. Metode ini Involvement in Environmnetal Protection.
juga memungkinkan warga negara untuk Beberapa organisasi berfokus pada
menuntut pihak swasta karena bagaimana memobilisasi akar rumput
ketidakpatuhan terhadap hukum dan untuk (grassroots) agar mendukung tujuan-tujuan
memulihkan biaya hukum dan bahkan denda, organisasi tersebut. Kelompok semacam ini
yang kemudian membantu mendanai paling umum di kelompok daerah pedesaan
kegiatan mereka.16 dan perkotaan di negara-negara miskin dan
telah aktif melakukan pergerakan. Seperti
diantaranya, mobilisasi penghuni hutan di
14
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye, Brazil, India, dan Malaysia untuk
Panduan Teoritis dan Praktis Dalam Mengefektifkan menghentikan aktifitas perusahaan kayu. 17
Kampanye Komunikasi. Simbiosa Rekatama Media. Hasil dan Pembahasan
Bandung. Greenpeace sebagai NGO Lingkungan
15
Ibid.,
16
Greve, Michael S. Private Enforcement, Private 17
McCormick, John. 1993. The Role of Environmental
Rewards: How Environmental Suits Become an
NGOs in Internasional Regimes in The Global
Entitlement Program, in Environmental Politics:
Environment Institutions, Law, and Policy. 1999.
Public Cost, Private Rewards, ed Michael S. Gerve
USA: Congressional Quartely Inc, 65-68
and Fred L Smith. 1992. New York: Praeger, 105-109
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 21
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

Greenpeace terbentuk sekitar tahun memiliki satu kantor di Vancouver menjadi


1969, yang diinisiasi oleh sekelompok kantor kepegawaian di lebih dari tiga puluh
pecinta lingkungan dari Vancouver-Kanada. negara, dan sebuah pangkalan di Antartika.19
Para pecinta lingkungan tersebut sebagian Seiring berkembangnya organisasi,
besar merupakan anggota Sierra Club-British Greenpeace merubah strategi kampanye,
Columbia Chapter. Mereka berkumpul dan yang pada awalnya menggunakan strategi
membentuk sebuah komite yang dinamai civil disobedience (pembangkangan sipil)
“Don’t Make a Wave Committee”, dengan dalam melakukan aksinya, kemudian
maksud dan tujuan pembentukan komite ini Greenpeace telah mengubah strateginya
adalah sebagai bentuk rasa tidak puas para menjadi lebih moderat dengan melakukan
anggota Sierra Club karena organisasi penelitian mengenai isu tertentu, kampanye
mereka menolak untuk melakukan protes melalui media, menarik masa dll.20
terhadap pengujian senjata nuklir.18 Greenpeace hadir di Indonesia sejak
Penolakan untuk melakukan protes 2005, dengan membawa misi untuk
didasarkan karena pada saat itu, Sierra Club menghentikan perusakan lingkungan di
dan kelompok lingkungan lainnya dalam Indonesia. Dengan tujuan kerja berfokus
melakukan strategi dan mencapai tujuan pada penghentian laju perusakan hutan di
mereka lebih bersifat moderat. Indonesia yang berlangsung cepat. Selain
Don’t Make a Wave Commitee sangat fokus pada deforestasi, Greenpeace juga
menentang uji coba nuklir bawah tanah yang berfokus pada isu lingkungan seperti udara,
dilakukan oleh The US Atomic Energy air, dan pencemaran lingkungan lainnya.
Commission (Komisi Energi Atom AS) di Seperti halnya di Ibukota, Greenpeace
pulau Aleutian, Alaska. Penentangan tersebut mengambil fokus pada isu polusi
bukan tanpa alasan, melainkan karena udara/pencemaran udara. Dalam melakukan
ledakan bawah tanah dianggap dapat askinya, Greenpeace melakukan beberapa
menimbulkan bahaya gelombang pasang dan strategi dalam upaya untuk mengatasi
juga pulau Aleutan merupakan pusat aktifitas permasalahan polusi udara di Jakarta.
seismik terburuk di bumi. Pada saat itu,
Don’t Make a Wave Committee melakukan Strategi Greenpeace dalam Menangani
protes uji coba nuklir dengan berlayar Polusi Udara di Jakarta
menggunakan kapal bernama Phyllis Dalam konsep yang dikemukan oleh
Cormack, langsung ke zona uji di Pulau McCormick mengenai strategi NGO
Amchitka dan tetap di sana sepanjang uji lingkungan disebutkan strategi Undertaking
coba nuklir berikutnya. Saat berada di darat, Research. Hal ini yang disadari begitu
puluhan ribu warga Kolumbia Inggris dan penting oleh Greenpeace Indonesia dalam
kelompok ekologi setempat mendukung melakukan fokus kajian polusi udara di
pelayaran tersebut, dengan memblokade Jakarta. Organisasi ini sadar bahwa dalam
perbatasan AS-Kanada dan membeli kancing melakukan aksi untuk mengurangi polusi
anti-Amchitka. Meskipun uji coba nuklir itu udara di Jakarta diperlukan penelitian ilmiah
akhirnya meledak. terlebih dahulu agar terdapat pembuktian
Dari terbentuknya Don't 'Make a
Wave Committee, kemudian berganti menjadi 19
Wapner, Paul (1995). "In Defense of Banner
Greenpeace pada tahun 1971. Greenpeace Hanger: The Dark Green Politics of Greenpeace",
memutuskan untuk mencoba taktik mereka Bron Taylor (ed), in Ecological Resistance Movement:
untuk tidak melakukan kekerasan dan The Global Emergence of Radical and Popular
konfrontasi di laut. Sejak 1972 hingga awal Environmentalism. Albany: State university of New
York Press.
1990-an, Greenpeace telah berkembang dari 20
Susanto, Siti Rokhmawati. "The Transformation of
18
Greenpeace Strateu in the 1990s: From Civil
Lee, Martha F. (1995). Earth First: Environmental Disobedienceto Moderate Movement", Global & Strategic,
Apocalypse. Syracuse: Syracuse University Press. 8 Th I, No 2, Juli-Desem her 2007, 186-205.
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 22
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

mengenai apa yang mereka asumsikan di sekitar Jakarta, dan dua pembangkit listrik
selama ini. NGO lingkungan ini berfokus tenaga gas dan uap (PLTGU) di dalam kota
pada penelitian mengenai polusi udara di Jakarta yaitu PLTGU Muara Karang dan
Jakarta dengan argumen dasar bahwa udara Tanjung Priok. Pembangkit listrik ini mampu
di Jakarta sudah sangat berbahaya untuk mengahasilkan polusi yang bisa
dihirup oleh manusia karena terpapar oleh menyebabkan udara di Jabodetabek menjadi
zat-zat. Selain itu, penyebab lain terjadinya lebih berbahaya untuk kesehatan masyarakat.
pencemaran udara di Jakarta adalah Studi ini didukung oleh studi yang dilakukan
baturbara yang menjadi bahan baku utama Universitas Indonesia yang menemukan
dalam operasional PLTU. bahwa 60% penduduk Jakarta menderita
Greenpeace menuding bahwa PLTU masalah pernapasan yang terkait dengan
dan batubara merupakan penyebab utama kualitas udara buruk.21
dalam masalah polusi udara di Jakarta. Jika PLTU yang telah beroperasi maupun
hanya berargumen tanpa bukti, tentu saja yang dalam tahap rencana akan mampu
tidak akan ada pihak yang percaya dengan menghasilkan emisi yang beresiko pada
pernyataan tersebut. Maka dari itu, kesehatan seluruh penduduk Jabodetabek.
Greenpeace melakukan penelitian sebagai Diantaranya 7,8 juta anak-anak akan terpapar
pembuktian ilmiah atas apa yang telah oleh PM 2.5 yang jauh diatas standar WHO.
diasumsikan sebelumnya. Pada Oktober Dampak kesehatan ini diperkirakan akan
2017, diterbitkan hasil laporan Greenpeace menyebabkan 10.600 kematian dini dan
bertajuk “Pembunuhan Senyap di Jakarta: 2.800 kelahiran dengan berat lahir yang
Bagaimana Tingkat Polusi Udara Berbahaya rendah per tahunnya dimana hampir setengah
di Kota Jakarta Akan Semakin Memburuk”. dari dampak ini berada di Jabodetabek.
Penelitian ini dilakukan oleh Greenpeace Greenpeace menegaskan bahwa masih
Southeast Asia dan Greenpeace Indonesia lemahnya peraturan dan penerapan standar
yang telah diterbitkan dan bebas akses bagi emisi untuk polutan utama seperti PM 2.5,
siapapun. SO2, NO2 dan debu bila dibandingkan
Penelitian tersebut mengungkapkan dengan negara lain. PLTU baru di Indonesia
bagaimana kondisi polusi udara sebenarnya. masih diperbolehkan untuk mengeluarkan
Greenpeace dalam hasil pengamatannya emisi SO2 sebesar 20 kali lebih tinggi
mengungkapkan bahwa kondisi udara Jakarta dibandingkan PLTUbaru di Cina, dan 7 kali
sudah sangat mengkhawatirkan dan bisa lebih tinggi dari PLTU baru di India. Atas
dikatakan berada pada level berbahaya. hal tersebut maka diindikasi situasi polusi
Adapun sumber polusi tersebut berasal dari udara akan menjadi semakin parah di masa
sektor transportasi, pemukiman, dan depan.
pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU). Dalam upaya memperkuat argumen
Lebih lanjut dipaparkan bahwa kualitas udara mengenai bahaya dari penggunaan batubara
Jakarta jarang memenuhi standar yang dalam PLTU. Greenpeace dengan pihak lain
ditetapkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan yang mempunyai fokus sama melakukan
Dunia), bahkan tingkat polusi udara di studi tentang bahaya dan dampak buruk dari
Jakarta sering buruk dan berada di bawah penggunaan batubara. Studi ini dilakukan
standar pemerintah Indonesia yang pada Greenpeace dan Tim Peneliti Universitas
dasarnya standar pemerintah Indonesia Harvard. Penelitian tersebut telah dipublikasi
berada jauh lebih rendah dari standar WHO. dengan tajuk “Kita, Batubara & Polusi
Greenpeace dalam hasil penelitiannya Udara”. Dalam penelitian yang dilakukan,
menyatakan bahwa PLTU telah ikut andil Greenpeace berupaya untuk mengkaji lebih
dalam permasalahan polusi udara di Jakarta.
Disinyalir bahwa terdapat beberapa PLTU 21
Seperti yang dimuat dalam sumber online
berkapasitas besar di pulau Jawa, khususnya https://www.vice.com/en_id/article/qkzedm/how-bad-
is-the-air-in-jakarta, diakses pada 20 Februari 2019
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 23
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

dalam mengenai dampak buruk yang sangat berpotensi tercemar limbah berbahaya
dihasilkan dari penggunaan batubara dari konsesi tambang.
sekaligus menguatkan argumen bahwa Dalam kajian tersebut, terdapat
batubara merupakan salah satu aktor utama kutipan dari Badan Energi Internasional
penyebab polusi udara di kota-kota di (IEA) yang menyatakan bahan bakar fosil
Indonesia. Dalam isu polusi udara batubara menyumbang 44% dari total emisi
Greenpeace berupaya menggunakan CO2 global. Selain itu, pembakaran batubara
kekuatan data dan informasi sebagai basis dituding sebagai sumber terbesar emisi gas
kampanye atau menggunakan para pakar GHG (green house gas) yang mampu
untuk basis legitimasi isu yang mereka memicu perubahan iklim. Pembakaran
perjuangkan sehingga bisa memengaruhi batubaracmenghasilkan polutan seperti Nox
pengambil keputusan.22 dan SO2, kontributor utama dalam
Penelitian tersebut mengungkapkan pembentukan hujan asam dan polusi PM 2.5.
bahwa sebenarnya cadangan batubara Dimana PM2.5 mampu memancarkan bahan
Indonesia hanya 3% dari cadangan batubara kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.
dunia, namun eksplorasi berlangsung secara Partikel-partikel polutan tersebut diduga
terus menerus. Dalam urusan batubara, mampucmengakibatkan kematian dini sekitar
Indonesia merupakan salah satu negara 6.500 jiwa per tahun di Indonesia.
nomor satu pengekspor batubara di dunia. Perhitungan perkiraan yang dilakukan
Meskipun menjadi salah satu aktor dalam Universitas Harvard menyebutkan penyebab
ekspor batubara, namun ternyata kondisi uatam kematian dini termasuk stroke (2.700),
dalam negeri masih terdapat masyarakat penyakit jantung iskemik (2.300), kanker
(sekitar 20%) belum mampu memperoleh paru-paru (300), penyakit paru obstruktif
akses listrik dari negara. Hal ini dirasakan kronik (400), serta penyakit pernafasan dan
oleh warga negara yang berada di pelosok kardiovaskular lainnya (800). Estimasi
nusantara. Selain itu, meskipun batubara tersebut diperkirakan akan mengalami
salah satu komoditas ekspor yang besar tapi kenaikan menjadi sekitar 15.700 jiwa/tahun
pada faktanya hanya menyumbang 4% dari seiring dengan rencana pembangunan PLTU
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. batubara yang baru.
Data ini tentu saja sekaligus mampu Argumen bahaya batubara sekaligus aktor
melemahkan argumen pemerintah yang utama dalam urusan polusi udara didukung
mempertahankan batubara dengan alasan oleh penelitian yang dilakukan Greenpeace
penyokong perekonomian Indonesia. Bila bersama Universitas Harvard mengenai
ditelusuri lebih jauh penambangan batubara bahaya batubara bagi lingkungan dan
lebih banyak memberikan dampak negatif kesehatan. Khususnya di Ibukota Jakarta,
terhadap lingkungan karena menjadi Greenpeace terus melakukan strategi
penyebab kerusakan terhadap tanah, sumber penelitian sebagai upaya dalam meyakinkan
air, dan udara. Tentu saja sangat berbahaya masyarakat sekaligus pemangku kebijakan.
bagi kesehatan, keamanan dan penghidupan Penelitian tentang buruknya udara di Jakarta
warga setempat di sekitar lokasi sangat diperkuat oleh penelitian mengenai
pertambangan. Greenpeace dalam studinya dampak buruk batubara. Karena diyakini
memaparkan bahwa sepanjang 3000 km atau polusi udara di Jakarta diakibatkan oleh
sebanyak 45% sungai di Kalimantan Selatan adanya PLTU yang menggunakan batubara
dalam operasionalnya. Strategi ini terus
dilakukan oleh Greenpeace sebagai upaya
22 untuk menunjang argumennya mengenai isu
Hass, Peter M. Introduction: Epistemic
Communities and International Policy Coordination, tertentu. Dengan penelitian ilmiah tentu saja
in International Organization, Vol. 46, No. 1, akan lebih dipercaya oleh setiap lapisan
Knowledge, Power, and International Policy
Coordination. (Winter, 1992), pp. 1-35.
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 24
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

masyarakat, dimulai dari masyarakat hingga diperoleh oleh Greenpeace sejak awal
para pemangku kebijakan. Januari 2017 bahwa kualitas udara Jakarta
masuk level tidak sehat dengaan indikator
angka PM 2.5 harian di sejumlah lokasi
melebihi standar WHO yaitu 25µg/m3 dan
Kampanye & Pengorganisasian Protes juga Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
Publik Gambar. 1
Setelah dirasa memiliki data dan Aksi Greenpeace di Depan Gedung
informasi yang cukup akurat mengenai isu Kementerian Kesehatan
yang sedang terjadi, NGO lingkungan akan
merasa lebih yakin dalam melakukan
aksinya. Hasil penelitian akan menjadi
landasan kuat dalam beradu argumen
mengenai isu tertentu sekaligus sebagai salah
satu alat untuk meyakinkan masyarakat.
Setelah itu, NGO lingkungan tidak akan
segan melakukan aksi kampanye dan
merangkul masyarakat yang dirasa memiliki
visi misi yang sama dengan NGO tersebut.
Strategi-strategi tersebut telah dilakukan oleh
Greenpeaace dalam aksi menangani
permasalahan polusi udara di Jakarta.
Greenpeace melakukan beberapa aksi Sumber:liputan6.com
kampanye sebagai salah satu strategi dalam
Aksi yang dilakukan merupakan
mem-blowup suatu isu yang sedang
protes pada pemerintah karena kurang
diperjuangkan. Strategi kampanye telah
responsifnya pemerintah tekait permasalahan
dilakukan oleh Greenpeace sejak mulai
kualitas udara. Hal ini dapat terlihat dari
berdirinya di tahun 1971, saat itu kampanye
tindakan pemerintah dan lembaga terkait
dilakukan di negara-negara industri dan
hanya memantau partikel polutan PM 10,
dengan kampanye tersebut mampu
sementara tidak ada pantauan PM 2.5.
menyadarkan dan menjaring warga setempat
padahal pantauan PM 2.5 sangat diperlukan
yang kesadarannya telah terbuka.
karena mengingat resiko penyakit yang
Dalam kasus polusi udara Jakarta,
ditimbulkan. Dengan itu, maka Greenpeace
Greenpeace melakukan aksi nyata seperti
melakukan aksi dengan misi menyampaikan
halnya yang dilakukan pada September 2017.
pesan bahwa pemerintah khususnya
Sejumlah aktivis melakukan aksi di depan
Kementerian Kesehatan harus lebih peduli
Kementerian Kesehatan dengan membawa
dan memperhatikan permasalahan kualitas
gagasan tentang bahaya polusi udara. Dalam
udara di Jakarta. Karena tentu saja pada
aksi tersebut para aktivis mengenakan
akhirnya sangat berkaitan erat dengan
kostum yang sangat unik yaitu kostum
kesehatan masyarakat. Dalam hal ini
menyerupai anatomi tubuh manusia lengkap
Greenpeace merasa bahwa Kementerian
dengan paru-paru hitam akibat terpapar PM
Kesehatan merupakan salah satu aktor yang
2.5 yang disinyalir sebagai akibat dari
mempunyai peran penting dalam meciptakan
polutan berbahaya. Selain itu para aktivis
panduan ataupun early warning system saat
sambil memegang papan yang ber-hashtag
kualitas udara berada pada level tidak sehat
#JakartaUnderPollution. Aksi ini merupakan
atau berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
bentuk protes kepada pemerintah dan
Secara mandatory Kementerian Kesehatan
peringatan akan bahaya polusi udara yang
merupakan lembaga negara yang mempunyai
terjadi di Ibukota, berdasarkan data yang
tanggung jawab untuk menjaga kesehatan
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 25
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

rakyat, maka tentu saja sangat wajar apabila Gambar. 2


Kementerian Kesehatan mampu memberikan Billboard Greenpeace Sebagai Bentuk
rekomendasi untuk diperketatnya peraturan Kampanye Polusi Udara di Jakarta
mengenai baku mutu udara ambien Indonesia
yang rata-rata 3 kali lebih tinggi dari standar
WHO. Greenpeace juga berharap agar
Kementerian Kesehatan mampu memberikan
rekomendasi pada instasi lain terkait agar
dilakukan pengetatan emisi pembangkit
tenaga listrik termal Indonesia yang mana
regulasinya masih longgar bila dibandingkan
dengan mayoritas negara lain. Pada akhirnya
semua upaya aksi yang dilakukan untuk
kesehatan masyarakat dan keberlanjutan Sumber: situs resmi Greenpeace Indonesia
kehidupan yang lebih layak.
Permasalahan polusi udara menjadi
Setelah melakukan aksi kampanye di
masalah yang bersifat turun temurun yang
depan Kementerian Kesehatan pada tahun
belum terselasaikan hingga saat ini. Bahkan
2017, Greenpeace melakukan aksi kembali
Greenpeace menyatakan bahwa kualitas
pada tahun 2018. Salah satu bentuk
udara di Jakaarta jauh dari kata sehat.
kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace
Sehingga karena alasan demi kebaikan
Indonesia tahun 2018 yaitu dengan
bersama maka Greenpeace
memasang pesan melalui poster berukuran
mengkampanyekan sebagai upaya untuk
besar raksasa (billboard). Billboard dipasang
menyadarkan berbagai pihak dari mulai
tepat di Jalan Jendral Gatot Subroto.
masyarakat hingga para pemangku
Billboard tersebut ber-hashtag
kebijakan.
#WeBreatheTheSameAir. Billboard dipasang
Tujuan kampanye Greenpeace
langsung oleh para aktivis Greenpeace.
disampaikan oleh juru kampanye Greenpeace
Kampanye tersebut merupakan bentuk
dalam wawancara bersama Akurat.co;
respon dari hasil kajian sebelumnya yang
"Kita memasang billboard besar ini
dilakukan Greenpeace mengenai kondisi
untuk menginformasikan air quality index di
kualitas udara Jakarta yang diambil dari rat-
Jakarta kepada masyarakat. Sumbernya
rata 5 pemantauan alat kualitas udara milik
dari air visual yang bisa di-download. Jadi
beberapa institusi berbeda seperti BMKG di
ini sesuatu yang sangat penting saya kira,
Kemayoran, Kedubes Amerika Serikat di
agar masyarakat tahu kualitas udara Jakarta
Jakarta Pusat dan Selatan, selain itu 3 alat
yang kebanyakan tidak sehat,"
milik Greenpeace yang berlokasi di
"Untuk hashtag
Rawamangun, Pejaten Barat dan Mangga
#WeBreatheTheSameAir itu adalah kita
Dua Selatan.23
menghirup udara yang sama. Itu bisa kita
lihat dari angka kualitas udara dari satu bulan
ini yang kita pantau bahwa dari 1 bulan ini,
22 harinya itu kebanyakan tidak sehat. Jadi
ini menjadi perhatian kami sebenarnya udara
ambien yang kita hirup itu bersumber
darimana saja, transportasi sekian persen,
industri sekian persen, rumah tangga sekian
persen," ujar Bondan Andriyanu. 24
23
Dikutip dari situs resmi Greenpeace Indonesia
24
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Po Seperti yang dimuat dalam sumber online
lusi-Jakarta-Masih-Terus-Diabaikan-Ini-Saran- https://akurat.co/gayahidup/id-289985-read-udara-
Greenpeace/, diakses pada 20 Februari 2019 jakarta-makin-parah-greenpeace-indonesia-pasang-
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 26
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

Greenpeace melalui kampanye satu agenda dalam aksi tersebut adalah


tersebut mempunyai harapan besar agar memberikan apresiasi kepada KLHK atas
permasalahan kualitas udara menjadi informasi mengenai tingkat pencemaran
perhatian serius dan bersama. Hal ini udara di Jakarta. Pengakuan yang dilakukan
dikarenakan masalah kualitas udara sangat KLHK mengungkapkan mengenai
erat kaitannya dengan permasalahan konsentrasi rata-rata tahunan PM 2.5 di
kesehatan warga yang mendiami Jakarta. Jakarta yang berada jauh melampaui baku
Sehingga melalui strategi tersebut besar mutu udara ambien nasional.
harapan akan tumbuh kesadaran dari semua Kampanye tersebut membawa pesan
lapisan masyarakat mengenai kualitas udara. kepada pemerintah agar segera mengambil
Kampanye terbaru Greenpeace tindakan nyata terkait pencemaran udara.
dilakukan pada Maret 2019. Para aktivis Karena permasalahn pencemaran udara akan
Greenpeace mealukan aksi di depan Gedung banyak menimbulkan kerugian bagi
Kementerian Lingkungan Hidup dan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat
Kehutanan (KLHK). Pada aksi tersebut para memiliki hak untuk menghirup udara bersih
aktivis mengenakan kostum berwarna hitam dan terhindar dari udara kotor penyebab
dan menggunakan topeng berwarna hitam penyakit. Pemerintah memiliki andil besar
dengan tulisan PM 2.5 diseluruh bagian dalam mengatasi segala permasalahan yang
kostum dan topeng. Selain itu, mereka terjadi yang menyangkut kepentingan
membawa papan yang bertuliskan “Jakarta masyarakat. Greenpeace sebagai NGO
Butuh Udara Bersih”, “Jakarta Under berupaya untuk menyadarkan semua pihak
Pollution”, dan juga hastagh agar lebih peduli terhadap permasalah
#WeBreathTheSameAir. Kampanye tersebut polusid udara, terlebih saat ini Jakarta
merupakan respon dari Greenpeace terhadap merupakan kota dengan polusi udara
hasil penelitian yang dilakukan oleh IQ terburuk di Asia Tenggara. Greenpeace
AirVisual bersama Greenpeace Asia meminta pemerintah agar lebih fokus
Tenggara. Hasil penelitian tersebut mengenai pengawasaan dan penegakan
memaparkan mengenai kualitas udara di hukum, berupaya membuat program
kota-kota besar di seluruh dunia. Laporan pengendalian pencemaran udara, selain itu
tersebut mengungkapakn bahwa Jakarta pula diharapkan pemerintah mampu
berada diperingkat pertama dengan PM 2.5 bekerjasama dengan instansi pusat maupun
paling buruk di Asia Tenggara selama kurun provinsi karena dalam hal ini tentu saja
waktu 2018. Lebih lanjut lagi, selain telah pemerintah tidak akan sanggup menangani
melampaui batas WHO, PM 2.5 di Jakarta sendiri sehingga sangat dibutuhkan
bahkan melampaui baku mutu pemerintah kolaborasi dengan pihak lain.
Indonesia yang sebenarnya berada dibawah
baku mutu yang ditetapkan oleh WHO. 25 Kesimpulan
Dalam kampanye tersebut, tidak Berdasarkan apa yang telah
hanya Greenpeace namun juga hadir tokoh dinarasikan dalam tulisan ini bahwa
masyarakat dan organisasi masyarakat sipil Greenpeace telah melakukan strateginya
yang tergabung dalam Inisiatif Bersihkan dalam upaya penanggulangan polusi udara di
Udara Koalisi Semesta (IBUKOTA). Salah Jakarta. Greenpeace telah berupaya
maksimal dengan menggunakan strategi-
billboard-soal-kualitas-udara-jakarta, diakses pada 20 strategi yang dikemukakan oleh McCormick
Februari 2019 yaitu strategi undertaking research, dan
25
Seperti yang dimuat dalam sumber online
campaigning and organizing public protests.
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Da
ta-KLHK-Menunjukkan-Pencemaran-Udara-Tahunan- Strategi undertaking research dilakukan
Jakarta-Dua-Kali-Lebih-Buruk-dari-Baku-Mutu- dengan penelitian mengenai kualitas udara
Udara-yang-Ditetapkan-Pemerintah/, diakses pada 14 Jakarta. Penelitian dilakukan dengan
Maret 2019
Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 27
DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

berkolaborasi dengan instansi lain. Selain itu pada kesimpulan bahwa Greenpeace selaku
dilakukan penelitian tetang batubara, hal ini NGO telah melakukan aksi nyata dalam
dikarenakan batubara merupakan salah satu upaya penyelamatan lingkungan melalui
aktor utama penyebab terjadinya polusi udara strategi-strategi yang merujuk pada konsep
yaitu berasal dari batubara yang digunakan McCormick yaitu strategi undertaking
untuk PLTU. Dalam melakukan penelitian, research, dan campaigning and organizing
Greenpeace menggaet peneliti dari public protests.
Universitas Harvard dalam mengkaji bahaya
batubara untuk kesehatan.
Selain melakukan penelitian,
Greenpeace juga sejauh ini telah melakukan
aksi nyata dengan kampanye yang dilakukan
di depan Kementerian Kesehatan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan kampanye dengan
pemasangan billboard. Aksi yang dilakukan
bisa terbilang unik dan kreatif. Kampanye
pertama tahun 2017, para aktifis
menggunakan kostum berbentuk anatomi
tubuh manusia dengan paru-paru berwarna
hitam. Kampanye kedua tahun 2018
dilakukan dengan memasang poster besar
berupa sketsa manusia yang menggunakan
masker sebagai gambaran buruknya kualitas
udara sekitar. Kampanye ketiga pada tahun
2019 dilakukan para aktifitis mengenakan
pakaian dan topeng berwarna hitam
bertuliskan PM 2.5. Penelitian ini berujung

Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 28


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani Polusi
Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Akurat.co, Udara Jakarta Makin Parah Greenpeace Indonesia Pasang Billboard Soal Kualitas
Udara, sumber online https://akurat.co/gayahidup/id-289985-read-udara-jakarta-makin-
parah-greenpeace-indonesia-pasang-billboard-soal-kualitas-udara-jakarta, diakses pada
20 Februari 2019.
Dalton, Russell J. The Green Rainbow: Environmental Groups in Western Europe. New Haven:
Yale University Press, 1994.
Greenpeace, Kualitas Udara Jabodetabek Buruk, bersumber dari
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Kualitas-Udara-Jabodetabek-Buruk/.
Diakses pada 19 Februari 2019.
Greenpeace, Memilih Energi Bersih, dikutip dari
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Jakarta-Harus-Memilih-Energi-
Bersih/, diakses pada 19 Februari 2019.
Greenpeace, Polusi Ancaman Kesehatan Masyarakat, bersumber dari
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Polusi-Udara-Ancam-Kesehatan-
Masyarakat/, diakses pada 19 Februari 2019.
Greve, Michael S. Private Enforcement, Private Rewards: How Environmental Suits Become an
Entitlement Program, in Environmental Politics: Public Cost, Private Rewards, ed
Michael S. Gerve and Fred L Smith. 1992. New York: Praeger, 105-109.
Hadiwinata, Bob Sugeng. 2017. Studi dan Teori Hubungan Internaisonal: Arus. Utama,
Alternatif, dan Reflektivis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2017.
Hass, Peter M. Introduction: Epistemic Communities and International Policy Coordination, in
International Organization, Vol. 46, No. 1, Knowledge, Power, and International Policy
Coordination. (Winter, 1992), pp. 1-35.
Jakpost, Air Pollution in Jakarta an Invisible Health Threat, bersumber dari media online
https://www.thejakartapost.com/adv/2018/08/15/air-pollution-in-jakarta-an-invisible-
health-threat.html diakses pada 19 Februari 2019.

Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 29


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Fariz Ruhiat, Dudy Heryadim Akim| Strategi NGO Lingkungan Dalam Menangani
Polusi Udara di Jakarta (Greenpeace Indonesia

Lee, Martha F. Earth First: Environmental Apocalypse. Syracuse: Syracuse University Press,
1995.
Mate, John. (2002). “Making a Difference: A Non-Governmental Organization’s Campaign
to Save the Ozone Layer.” Review of European Community & International
Environmental Law; Volume 10, Issue 2, pp. 190-198, July 2001. Greenpeace.

McCormick, John. 1993. The Role of Environmental NGOs in Internasional Regimes in The
Global Environment Institutions, Law, and Policy. 1999. USA: Congressional
Quartely Inc, 65-68.

Özdemir, B. Pinar. 2012. “Social Media as a Tool for Online Advocacy Campaigns:
Greenpeace Mediterranean’s Anti Genetically Engineered Food Campaign in
Turkey”, Global Media Journal, Vol 5 Issue 2, pp. 23-29.

Parameswari, Puti. 2015. Gerakan Transnasional dan Kebijakan: Strategi Advokasi


Greenpeace Detox on Fashion di Tiongkok.

Rudy, T. May. Administrasi & Organisasi Internasional. Bandung: Refika Aditama, 2009.
Silalahi, Uber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama, 2012.
Susanto, Siti Rokhmawati, "The Transformation of Greenpeace Strateu in the 1990s: From
Civil Disobedienceto Moderate Movement", Global & Strategic, Th I, No 2, Juli-
Desem her 2007, 186-205.

Vice.com, How Bad Is The Air in Jakarta, bersumber dari sumber online
https://www.vice.com/en_id/article/qkzedm/how-bad-is-the-air-in-jakarta, diakses
pada 20 Februari 2019.
Wapner, Paul. 1995. "In Defense of Banner Hanger: The Dark Green Politics of Greenpeace",
Bron Taylor (ed), in Ecological Resistance Movement: The Global Emergence of
Radical and Popular Environmentalism. Albany: State university of New York Press.

Andalas Journal of International Studies| Vol 8 No 1 May 2019 30


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019

View publication stats

You might also like