You are on page 1of 9

Kelola

Jur n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 5, No. 2, Juli-Desember 2018
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 196-204

Manajemen Pendidikan Khusus di Sekolah Luar Biasa Untuk Anak Autis

Gangsar Ali Daroni


Pendidikan Luar Biasa, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
gangsaralidaroni@gmail.com
Gina Solihat
Pendidikan Luar Biasa, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
solihatgina@gmail.com
Abdul Salim
Pendidikan Luar Biasa, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
salimchoiri@fkip.uns.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the implementation of special education management at Special
School for Autism. This research is descriptive qualitative research. The speakers in this
research are the principal and two teachers at Special School for Autism in Karanganyar.
Data were collected by interview, observation, and documentation. Data analysis techniques
using Miles and Huberman models. There are three steps in this model, namely data reduction,
data display, and conclusion. The implementation of special education management at Special
School for Autism in coordination by a principal. In planning educational programs, tailored
to the ability of each autistic student using IEP (Individual Educational Program). The school
has an organizational structure that works in accordance with its duties. The principal is in
charge of coordinating school management, while the teacher is responsible for the
management of the class. Special School for Autism is a recently established school. The
condition of autistic students who have different characteristics, the location of the
foundation's office with the school is very far away, and the entry of students with different
disorder conditions with autistic students makes the implementation of education management
in Special School for Autism not running optimally. Therefore, schools have made efforts to
minimize these barriers.

Keywords: Autism, Educational Management, Special School for Autism

Article Info
Received date: 1 Agustus 2018 Revised date: 7 September 2018 Accepted date: 8 Desember 2018

PENDAHULUAN kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan


Pendidikan mempunyai tugas nasional adalah pendidikan yang berhasil
menyiapkan sumber daya manusia untuk membentuk generasi muda yang cerdas,
pembangunan seirama dengan tuntutan zaman. berkarakter, bermoral dan berkepribadian
Perkembangan zaman selalu memunculkan (Haryono, 2015). Untuk itu perlu dirancang
persoalan-persoalan baru yang tidak pernah suatu sistem pendidikan yang mampu
terpikirkan sebelumnya (Noordyana, 2016). menciptakan suasana dan proses pembelajaran
Suatu pendidikan dipandang bermutu diukur yang menyenangkan, merangsang dan
dari perannya untuk ikut mencerdaskan menantang peserta didik untuk
196
Manajemen Pendidikan Khsusus di SLB Autis Mitra Ananda Colomadu | Gangsar A. Daroni, dkk.
mengembangkan diri secara optimal sesuai Manajemen pendidikan adalah sebuah
dengan bakat dan kemampuannya (Mailani, proses yang dilaksanakan secara sadar dan
2018). terencana untuk menciptakan suasana belajar
Perhatian pemerinah terhadap masalah dan proses pembelajaran serta mencapai tujuan
pendidikan, pemerintah masih terasa kurang. pendidikan dimulai dari perencanaan,
Gambaran ini tercermin dari beragamnya pengorganisasian, pelaksanaan dan
masalah pendidikan yang makin rumit pengawasan dengan menggunakan sumber
(Widodo, Waridin, & Maria, 2011). Kualitas daya manusia dan sumber daya yang lain untuk
siswa masih rendah, pengajar kurang mencapai tujuan organisasi (Maria & Sediyono,
profesional, biaya pendidikan yang mahal, 2017). Fungsi pokok manajemen pembelajaran
bahkan aturan Undang undang di bidang adalah perencanaan, pengorganisasian,
pendidikan masih terasa kacau. Dampak dari kepemimpinan dan pengawasan (Sa'ud dan
pendidikan yang buruk itu, negeri kita ke Sumantri dalam Maria & Sediyono, 2017).
depannya makin terpuruk. Keterpurukan ini Semua satuan pendidikan di Indonesia harus
dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi memiliki manajemen pendidikan yang baik tak
anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, terkecuali bagi sekolah luar biasa (SLB).
propinsi, maupun kota dan kabupaten (Mantja, Berbeda dengan satuan pendidikan regular,
2016). istilah manajemen pendidikan di sekolah luar
Penyelesaian masalah pendidikan tidak biasa disebut dengan manajemen pendidikan
semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, khusus, yaitu manajemen sekolah untuk
tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan pelaksanaan pembelajaran bagi anak
yang sifatnya menyeluruh (Wardani, 2017). berkebutuhan khusus.
Artinya, kita tidak hanya memperhatikan pada Anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu
kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, anak-anak yang menyandang kecacatan
jika kualitas sumber daya manusia dan mutu tertentu (disable children) baik secara fisik,
pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah mental dan emosional maupun yang
penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun mempunyai kebutuhan khusus dalam
sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. pendidikannya (children with special
Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak educational needs) (Suparno, 2007). Anak
di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki berkebutuhan khusus terbagi menjadi beberapa
sarana pendidikan yang memadai (Hidayat, jenis ketunaan antara lain: tunanetra,
2012). Dengan terbengkalainya program wajib tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,
belajar mengakibatkan anak-anak Indonesia dan autis.
masih banyak yang putus sekolah sebelum Autis adalah kelainan perkembangan
mereka menyelesaikan wajib belajar. Dengan saraf kompleks yang ditandai dengan adanya
kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan masalah dalam interaksi sosial, komunikasi,
kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini minat terbatas, dan perilaku stereotip berulang
keluar dari masalah-masalah pendidikan yang (Siniscalco, Cirillo, Bradstreet & Antonucci,
ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era 2013: 4261). Biasanya anak autis kurang minat
global (Maamarah, 2016). Berdasarkan uraian untuk melakukan kontak sosial dan tidak
permasalahan diatas, maka dibutuhkan suatu adanya kontak mata. Selain itu, anak-anak autis
solusi yang bisa mengatasinya. Salah satu memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan
solusi tersebut yaitu adalah diperbaikinya terlambat dalam perkembangan bicaranya. Ciri
sistem manajemen pendidikan di satuan-satuan lainya nampak pada perilaku yang stereotype
pendidikan (Wati, 2014). seperti mengepakkan tangan secara berulang-

197
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
ulang, mondar-mandir tidak bertujuan, Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
menyusun benda berderet dan terpukau temuannya (Prakosa, Salim & Sunardi, 2018:
terhadap benda yang berputar dan masih 58).
banyak lagi ciri autis yang tak dapat disebutkan
di sini karena setiap anak memiliki karakteristik HASIL PENELITIAN DAN
yang berbeda-beda (Yuwono, 2012:15). PEMBAHASAN
Di Indonesia, sekolah khusus bagi siswa Hasil Penelitian
autis disebut Sekolah Luar Biasa Autis. Salah Perencanaan Pendidikan
satu sekolah khusus bagi siswa autis yaitu Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten
Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis MAC yang Karanganyar, melakukan perencanaan
berlokasi di kota Karanganyar, Provinsi Jawa pendidikan pada awal awal semester, setelah
Tengah. Di sekolah tersebut, disediakan dilakukan asesman kemampuan anak oleh guru.
layanan pendidikan dan terapi bagi siswa-siswi Perencanaan dibuat di sekolah dengan
autis. Penanganan yang disesuaikan dengan melibatkan berbagai pihak. Setiap anak
kondisi anak, bertujuan untuk meningkatkan memiliki kondisi,kemampuan serta kebutuhan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing yang berbeda-beda. Hal ini yang mendasari
siswa autis. Keadaan siswa autis yang unik dan diterapkannya IEP (Individual Educational
berbeda dengan siswa regular pada umumnya, Program) di Mitra Ananda. Di dalam IEP ini
menyebabkan penangannya memerlukan cara materi penanganan dimulai dari apa yang dapat
yang khusus, begitu pula dalam melakukan dilakukan oleh anak. Program pembelajaran
manajemen pendidikannya. Hal tersebut yang dikombinasikan dengan program terapi
mendorong peneliti untuk mengetahui ditentukan setelah dilakukan serangkaian
bagaimana manajemen pendidikan khusus di assessment / analisa kebutuhan yang
salah satu Sekolah Luar Biasa Autis di melibatkan berbagai profesi yaitu dokter anak,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. psikolog/psikiater, guru dan terapis
(fisioterapis, okupasi terapis, speech terapis).
METODE PENELITIAN Perencanaan program sekolah disusun
Penelitian ini merupakan penelitian oleh pengurus Sekolah Luar Biasa Autis di
deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar dan Yayasan dan
Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten sekolah menganggap bahwa perencanaan ini
Karanganyar. Narasumber dalam penelitian ini merupakan suatu hal yang penting karena
adalah kepala sekolah dan dua guru di SLB sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan
tersebut. Alat pengumpulan dalam penelitian pendidikan bagi siswa-siswi di Sekolah Luar
ini menggunakan observasi, wawancara dan Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar, agar
dokumentasi. Analisis data dalam penelitian terprogram secara sistematis. Adapun rencana
ini, menggunakan Analisis Model Interaktif sekolah bagi peserta didik pada tahun ajaran
Miles dan Huberman. Ada tiga langkah pada 2017/2018 secara umum adalah sebagai
model ini, yaitu reduksi data, tampilan data dan berikut.
penarikan kesimpulan/ verifikasi. Reduksi data a. Tersusunnya Program Pendidikan
berarti meringkas, memilih poin penting, fokus Individual (PPI) untuk setiap siswa
pada masalah dan mencari temanya. Setelah b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dikurangi, langkah selanjutnya adalah secara invidual dan klasikal
menampilkan data. Langkah ketiga dalam c. Melaksanakan kegiatan terapi sebagai
menganalisa penelitian kualitatif adalah penunjang keberhasilan program
menarik kesimpulan atau verifikasi. pendidikan/belajar siswa

198
Manajemen Pendidikan Khsusus di SLB Autis Mitra Ananda Colomadu | Gangsar A. Daroni, dkk.
d. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler mempererat silaturahmi antar orang tua siswa di
sekolah dalam bentuk pendidikan kesenian Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten
Tari dan melukis Karanganyar dan mempermudah komunikasi
e. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler antara orang tua siswa dengan sekolah terakit
sekolah dalam bentuk pendidikan kesenian dengan pelaksanaan pembelajaran bagi siswa-
Tari dan melukis siswi di sekolah.
f. Melaksanakan bimbingan ketrampilan hidup Struktur Kepengurusan Sekolah Luar
sehari-hari Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar terdiri
g. Melaksanakan kegiatan ‘Outing” / Familiy dari: (a) KetuaYayasan, (b) Kepala Sekolah, (c)
Gathering untuk melatih anak mengenal Tata Usaha, (d) Bendahara Sekolah, (e) Wakil
lingkungan dan sosialisasi dalam bentuk Kepala Sekolah, (f) Guru / Terapis. Adapun
rekreasi bersama masing-masing fungsi dari setiap stuktur
h. Melaksanakan kegiatan ujian Tengah organisasi yaitu sebagai berikut.
Semester (UTS) / dan Ujian semester serta a. Kepala sekolah melakukan kegiatan
ujian Akhir semester kenaikan kelas managerial sekolah, sebagai pemimpin di
i. Menyelenggarakan Sarasehan/Seminar sekolah.
orangtua anak berkebutuhan khusus b. Wakil Kepala Sekolah: Membantu kepala
j. Menyelenggarakan kegiatan Pameran hasil sekolah melaksanakan kegiatan managerial
Karya anak sekolah.’
k. Menyelenggarakan Workshop peningkatan c. Bendahara: Mengelola keuangan di sekolah.
SDM bagi tenaga Guru dan terapis d. Tata Usaha: Menjadi Operator Sekolah dan
l. Mengirimkan guru untuk mengikuti pelaksana teknis penyelenggaraaan sistem
kegiatan seminar dan pelatihan yang relevan administrasi dan informasi pendidikan di
dengan ketugasannya sekolah
m. Menyelenggarakan/Mengikuti kegiatan e. Guru dan terapis: Melaksanakan
peringatan hari Penyandang cacat pembelajaran dan terapi bagi siswa-siswa di
Internasional (HIPENCA) sekolah.
n. Pembuatan Ruang terapi musik dan f. Agar dapat melaksanakan organisasi dengan
pembenahan administrasi sekolah. harmonis dan baik, cara sekolah mengatur
Perencanaan pembelajaran dievaluasi organisasi yaitu dengan cara bekerja secara
dalam jangka 3 bulan sekali dan 6 bulan sekali professional sesuai dengan tanggung
oleh guru dan terapis. Perencanaan program jawabnya masing-masing, melakukan rapat
sekolah disesuaikan dengan kurikulum dan rutin setiap sebulan sekali untuk melakukan
kebutuhan pendidikan siswa, dan dievaluasi evaluasi kerja. Kepala sekolah berperan
setiap satu tahun sekali. sebagai pengatur organisasi agar dapat
Pengorganisasian berjalan dengan harmonis dan baik. Apabila
Guna menjalankan fungsi pengorgani- terjadi suatu konflik, sekolah menanganinya
sasian, maka terdapat struktur organisasi yang dengan cara melakukan musyawarah
terbentuk di Sekolah Luar Biasa Autis di bersama.
Kabupaten Karanganyar. Sekolah Luar Biasa Pelaksanaan Pendidikan
ini, merupakan Sekolah yang berada dibawah Fungsi pelaksanaan pendidikan Sekolah
naungan Yayasan Swasta. Selain itu terdapat Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar,
perkumpulan orang tua siswa yang bernama dilaksanakan oleh guru dengan bantuan terapis.
POSMA (Perkumpulan Orang tua Siswa Mitra Menurut sumber, pelaksanaan pendidikan telah
Ananda). Perkumpulan ini bertujuan untuk berjalan cukup baik, namun masih mengalami

199
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
kendala karena kurikulum yang diberikan oleh Tabel 2. Jadwal kegiatan sekolah
pemerintah merupakan Kurikulum 2013 yang Kegiatan Waktu
menggunakan pendekatan tematik yang Pembelajaran 08.30 - 12.00 WIB
Snack Time 09.30 - 10.00 WIB
mengharuskan siswa aktif. Keharusan ini sulit
Pembelajaran 10.00 - 11.30 WIB
sekali diterapkan pada anak autis di sekolah
Makan siang 11.30 – 12.00 WIB
yang kebanyakan adalah siswa autis berat. Pulang 12.00 WIB
Selain itu, kemampuan anak yang berbeda-
beda, membuat guru harus lebih kreatif dalam Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten
melakukan pembelajaran dikelas. Karanganyar memiliki kelas kelompok. Dalam
Pada tahun pelajaran 2017/2018 kelas kelompok ini siswa belajar dalam satu
Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten kelas bersama yang dibatasi jumlah siswanya.
Karanganyar memiliki 2 jenjang sekolah yaitu Perbandingan guru dan siswa 2 : 3 atau 2:4. Hal
SDLB dan SMPLB dari kelas 1 sampai kelas 7. tersebut bertujuan agar anak mendapatkan
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum penanganan yang intensif dan optimal. Apabila
2013. Namun dalam pelaksanaanya, kurikulum terdapat siswa yang mengalami tantrum atau
2013 sulit diterapkan bagi anak autis di sekolah, tidak bisa dikondisikan di kelas kelompok,
karena hampir semua anak autis di sekolah ini makan siswa akan dibawa ke kelas transisi yang
tergolong kedalam autis berat. Oleh karena itu akan diberikan penanganan individual oleh
pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan guru. Selain kegiatan pembelajaran, terdapat
siswa melalui Program pembelajaran individual kegiatan lain yaitu kegiatan terapi yang
(PPI). disesuaikan dengan kebutuhan siswa: (a)
Mata pelajaran yang dilaksanakan fisioterapi, (b) okupasi terapi, (c) hydroterapi,
terbagi menjadi 3 kelompok mata pelajaran (d) terapi wicara, (e) snoezelen. Sedangkan
yaitu: kegiatan Extrakurikuler yaitu: (a) kelas musik,
a. Kelompok Akademik: Pendidikan agama (b) kelas tari, (c) senam, (d) pramuka, (e)
dan budi pekerti, PPKN, Bahasa Indonesia, berenang.
Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Jasmani, Selain itu, dilaksanakan Outing class
olahraga dan kesehatan. yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
b. Kelompok Ketrampilan: Seni budaya dan Kegiatan terapi dilakukan untuk memberikan
ketrampilan dan Bina Diri. pelayanan terapi untuk mengatasi hambatan
c. Kelompok Kebutuhan Khusus: Sensori anak yang bisa diatasi melalui pelayanan terapi
Motorik, Bicara dan komunikasi, seperti fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara,
Ketrampilan social dll. Ekstrakurikuler dilaksanakan sebagai
Selain itu, muatan lokal yang diajarkan wadah anak untuk membekali anak melalui
adalah bahasa jawa dan pendidikan lingkungan kegiatan-kegiatan yang dapat menyalurkan
hidup. bakat anak agar dapat terasah dengan optimal
Tabel 1. Karakteristik siswa dan sebagai sarana anak untuk bersosialisasi
Jenis Ketunaan Jumlah Siswa dengan lingkungannya (teman dan guru).
Autis 19 Outing class bertujuan untuk memberi
Cerebral Palsy 6
pengalaman nyata siswa untuk belajar di tempat
Down Syndrom 3
ADHD 2 kegiatan dan dapat bersosialisasi dengan
Kelainan Ganda 2 masyarakat.
Total 32 Kegiatan pembelajaran dapat
mengoptimalkan kemampuan akademik siswa.
Setelah dilakukan terapi, anak mengalami
200
Manajemen Pendidikan Khsusus di SLB Autis Mitra Ananda Colomadu | Gangsar A. Daroni, dkk.
peningkatan dalam hal motorik, kemampuan khusus untuk mencatat setiap kegiatan dan
bicara dan ketrampilan lainnya. Outing class perkembangan siswa dari akademik, terapi dan
membuat siswa menjadi lebih percaya diri perkembangan lainnya seperti motorik, bina
ketika bersosialisasi. diri, perilaku dan lain-lain. Aplikasi ini sangat
Pengendalian mudah digunakan, guru setiap harinya
Pengendali dalam kegiatan KBM adalah memasukkan data perkembangan siswa ditiap
kepala sekolah. Pengawas Sekolah Luar Biasa kegiatan yang mereka lakukan. Setelah itu
Autis di Kabupaten Karanganyar, yang setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali, data itu akan
ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Khusus terkumpul menjadi satu dalam dokumen yang
Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, Ketua berbentuk Microsoft Exel.
Yayasan juga melakukan kontroling terhadap Dari data yang terkumpul, guru dapat
SLB melalui rapat tahunan dan beberapa melihat apa yang menjadi kekurangan dalam
kunjungan. Kepala sekolah mengontrol pelaksanaan pembelajaran bagi siswa sehari-
pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar hari selama ini, apa yang menjadi kebiasaan
disekolah. Pengawas Sekolah, mengawasi siswa yang perlu diubah dapat dilihat dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SLB dievaluasi. Setiap satu bulan sekali kepala
agar sesuai dengan peraturan pemerintah sekolah melalui rapat sekolah melakukan
provinsi jawa tengah. Ketua Yayasan evaluasi kerja untuk menyelesaikan masalah-
melakukan pengawasan untuk mengetahui masalah atau kendala yang ada disekolah.
perkembangan dan kemajuan SLB Autis di Evaluasi tersebut menggunakan teknik diskusi
Kabupaten Karanganyar agar semakin baik. yang membahas perkembangan dan masalah
Kepala sekolah melakukan monitoring setiap yang terjadi pada proses pembelajaran bagi
hari dan rapat bulanan. Pengawas melakukan siswa. Melalui POSMA setiap 3 bulan sekali,
monitoring dengan kunjungan kesekolah orang tua juga turut andil memberikan masukan
beberapa kali. Ketua Yayasan melalui rapat kepada guru untuk kebaikan bersama. Melalui
tahunan dan kunjungan. Kepala sekolah rapat tahunan yayasan, melakukan evaluasi
melakukan monitoring setiap hari dan rapat managemen sekolah bersama pengurus
bulanan. Pengawas melakukan monitoring yayasan.
dengan kunjungan kesekolah beberapa kali.. Bagi sekolah, proses evaluasi penting
Evaluasi Pendidikan karena semua evaluasi bertujuan untuk
Manajemen kelas menjadi tanggung memperbaiki semua program dan manajemen
jawab guru. Setiap akhir pembelajaran, guru sekolah sehingga membuat SLB Autis di
memberikan laporan kegiatan pembelajaran Kabupaten Karanganyar menjadi lebih baik.
pada buku penghubung yang diberikan kepada Evaluasi dan masukan akan diterima dengan
orang tua. Hal terbut menjadi catatan baik, dimusyawarahkan bersama, setelah
perkembangan anak dan informasi kepada diterima oleh forum, maka hal tersebut akan
orang tua agar orang tua dapat membantu diperbaiki bersama. Evaluasi pembelajaran
memaksimalkan program yang dilaksanakan dilakukan oleh guru kemudian meminta
disekolah dapat diterapkan juga di rumah. pertimbangan dari terapis, psikolog dan ahli
Setiap 3 bulan sekali dan 6 bulan sekali lain, kemudian disampaikan kepada orang tua
guru dan terapis melaksanakan evaluasi terkait evaluasi belajar siswa agar orang tua
program bagi siswa. Hal yang dirasa masih juga dapat membantu menyelesaikan hambatan
mengalami hambatan atau kekurangan, akan dalam pelaksanaan program bagi anak mereka.
diperbaiki. Evaluasi yang dilakukan guru Sehingga pembelajaran akan berjalan dengan
menggunakan aplikasi Therap yang digunakan optimal. Evaluasi kepala sekolah dilakukan

201
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
melalui musyawarah pada rapat bersama dalam tahap belajar dan merintis menjadi
seluruh struktur organisasi sekolah, dan sekolah yang baik.
diselesaikan pada forum tersebut. Evaluasi c. Yayasan yang memiliki kantor di Jakarta
pengawas disampaikan kepada kepala sekolah. menyebabkan komunikasi secara langsung
Evaluasi yayasan dilakukan melalui kunjungan antara yayasan dengan sekolah menjadi
dan rapat tahunan.’ sedikit terhambat.
Faktor Pendukung dan Penghambat d. Meskipun SLB Autis di Kabupaten
Pelaksanaan Pendidikan Karanganyar ini merupakan SLB khusus
Faktor pendukung di SLB Autis di Autis, namun masih menerima ketunaan lain
Kabupaten karanganyar yaitu sebagai berikut. seperti cerebral palsy, tunagrahita dan
a. Sarana prasarana yang memadai tunaganda. Hal tersebut dilakukan atas
b. Banyak pihak yang mendukung evaluasi permintaan orang tua dan pertimbangan lain
manajemen seperti kepala sekolah, (dekat dengan rumah dan fasilitas terapi
pengawas, yayasan dan orang tua. yang lebih lengkap).
c. Pembiayaan sekolah yang cukup. e. Dalam mengatasi hambatan tersebut,
d. Dampak faktor-faktor tersebut pada sekolah sekolah telah melakukan upaya-upaya
yaitu sebagai berikut. sebagai berikut:
e. Sarana prasarana yang memadai sehingga f. Menggunakan program pembelajaran
memudahkan dalam pelaksanaan individual yang disesuaikan dengan kondisi
pendidikan di sekolah. Dalam pelaksanaan anak.
pembelajaran disekolah akan lebih mudah g. Belajar berbenah diri untuk menjadi lebih
dengan adanya sarana prasarana yang baik, pembekalan ketrampilah guru melalui
memadai. pelatihan-pelatihan (pelatihan menyusun
f. Banyak pihak yang mendukung evaluasi PPi, pelatihan managerial, dll).
manajemen seperti kepala sekolah, h. Kunjungan dengan yayasan dilakukan
pengawas, yayasan dan orang tua. Dengan berkala.
banyak masukan dari berbagai pihak, maka i. Tetap menyarankan kepada orang tua agar
pelaksanaan managemen di sekolah anak ditempatkan di sekolah khusus sesuai
menjadi lebih baik. ketunaannya, namun apabila masih tetap di
g. Pembiayaan sekolah yang cukup. SLB, sekolah akan memberikan program
Pembiayaan yang cukup dapat mendukung yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
pelaksanaan pembelajaran di sekolah Pembahasan
menjadi lebih baik karena dalam pengadaan Dari paparan hasil penelitin di atas
saran dan prasaran di sekolah dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan
membutuhkan dana yang tidak sedikit. manajemen pendidikan di sekolah luar biasa
Selain faktor pendukung, terdapat autis berbeda dengan pelaksanaan manajemen
beberapa hal yang menjadi penghambat pendidikan di sekolah-sekolah lain. Karena
pelaksanaan manajemen pendidikan di SLB pelaksanaan manajemen di lokasi penelitian ini
Autis Mitra Ananda, yaitu: berbea dengan temuan penelitian Yuliani,
a. Kondisi anak autis di SLB yang mayoritas Suntoro, & Kandar (2015), serta Helsa &
berat, menyebabkan kurikulum 2013 tidak Hendriati (2017) yang menyebutkan bahwa
dapat sepenuhnya diterapkan. manajemen pendidikan yang dilakukan guru di
b. Sekolah Luar Biasa ini merupakan sekolah sekolah umum, dilakukan secara klasikal
yang belum lama berdiri, sehingga masih dengan jumlah siswa yang relatif banyak.
Setiap rencana pembelajaran diperuntukkan

202
Manajemen Pendidikan Khsusus di SLB Autis Mitra Ananda Colomadu | Gangsar A. Daroni, dkk.
untuk semua siswa tanpa adanya rencana Saran
pembelajaran individual. Karakteristik siswa autis yang berbeda-
Istiningsih (2005) juga menjelaskan beda, mengharuskan guru untuk lebih kreatif
pada sekolah inklusi memiliki kesamaan pada dalam melakukan manajemen pendidikan
pelaksanaan pendidikan di sekolah regular, dikelas agar siswa autis dapat mengikuti
namun adanya guru pembimbing khusus yang pembelajaran dengan baik. Masuknya siswa
membantu siswa untuk dapat berbaur dengan dengan kelainan/ketunaan yang berbeda
teman-temannya. Berbeda dengan sekolah lain, dengan siswa autis karena kurang tersedianya
Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten sekolah khusus bagi ketunaan yang sesuai.
Karanganyar adalah sekolah khusus bagi anak Masalah jarak dan waktu menyebabkan orang
autis, yang pelaksanaannya menggunakan cara- tua menyekolahkan anaknya di sekolah autis.
cara khusus untuk menyesuaikan diri dengan Oleh karena itu, pemerintah dapat menyediakan
kemampuan yang dimiliki anak. Anak autis sekolah khusus yang dapat mengakomodasi
yang unik tentu perlu diberikan pelayanan yang semua ketunaan atau dapat menyediakan
lebih seperti pemberian terapi yang dapat sekolah inklusi yang terjangkau di daerah
memaksimalkan perkembangan anak. sekitar colomadu, karanganyar.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Haryono, A. S. 2015. Evaluasi Pendidikan
Berdasarkan temuan dan pembahasan Inklusi Bagi Anak ABK di Provinsi
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Jawa Tengah. Jurnal Penelitian
pelaksanaan manajemen pendidikan khusus di Pendidikan, 32(2), 119-126.
Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Helsa & Hendriati, A. 2017. Kemampuan
Karanganyar dikoordinasi oleh seorang kepala Manajemen Kelas Guru: Penelitian
sekolah. Dalam merencanakan program Tindakan Di Sekolah Dasar Dengan
pendidikan, disesuaikan dengan kemampuan SES Rendah. Jurnal Psikologi, 16(2),
masing-masing siswa autis menggunakan IEP 89-104.
(Individual Educational Program). Sekolah
memiliki susunan organisasi yang berkerja Istiningsih. 2005. Manajemen Pendidikan
sesuai dengan tugasnya. Kepala sekolah Inklusi DiSekolah Dasar Negeri Klego
bertugas mengkoordinasi manajemen sekolah, 1 Kabupaten Boyolali (Tesis,
sedangkan guru bertanggungjawab melakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta).
manajemen dikelas. Hidayat, A.S. 2012. Manajemen Sekolah
Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten berbasis Karakter. Jurnal Inovasi dan
Karanganyar merupakan sekolah yang belum Kewirausahaan, 1(1), 8-22.
lama berdiri. Kondisi siswa autis yang memiliki
Maamarah, S. 2016. Strategi Peningkatan Mutu
karakteristik yang berbeda-beda, letak kantor
dan Citra (Image) Sekolah Dasar Negeri
yayasan dengan sekolah sangat jauh, dan
Di Ungaran, Semarang. Kelola Jurnal
masuknya siswa dengan kondisi ketunaan yang
Manajemen Pendidikan, 3(1), 115-130.
berbeda dengan siswa autis membuat
pelaksanaan manajemen pendidikan di SLB Mailani, E. 2018. Upaya Meningkatkan Hasil
tidak berjalan optimal. Oleh karena itu, sekolah Belajar Matematika Pada Materi
telah melakukan upaya-upaya untuk Pecahan Melalui Permainan Monopoli
meminimalisir hambatan tersebut. Pecahan. Jurnal Handayani PGSD FIP
UNIMED, 4(1), 1-14.

203
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
Siniscalco, D., Cirillo, A., Bradstreet, J.J & (Visual Impairment). Journal of ICSAR.
Antonucci, N. 2013. Epigenetic 2(1): 57-61.
Findings in Autism: New Perspectives Wardani, K.W. 2017. Pengaruh Kreativitas
for Therapy. International Journal of dalam Peningkatan Kompetensi
Environmental Research and Public Kepemimpinan Alumni Magister
Health. 10, 4261-4273. Manajemen Pendidikan Pada
Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Khusus. Konsorsium Program S1 Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan,
PGSD: Direktorat Jendral Pendidikan 4(2), 220-230.
Tinggi. Wati, E. 2014. Manajemen Pendidikan Inklusi
Mantja, W. 2016. Manajemen Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota
Dalam Era Reformasi. Jurnal Ilmu Banda. Jurnal Ilmiah Didaktika, 14(2),
Pendidikan, 7(2), 87-96. 368-378.
Maria, E & Sediyono, E. 2017. Pengembangan Widodo, A., Waridin, & Maria, K. J. 2011.
Model Manajemen Pembelajaran Analisis Pengaruh Pengeluaran
Berbasis TIK di Sekolah Dasar. Kelola Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan
Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(1), Kesehatan Terhadap Pengentasan
59-71. Kemiskinan Melalui Peningkatan
Pembangunan Manusia Di Provinsi
Noordyana, M. A. 2016. Meningkatkan
Jawa Tengah. Jurnal Dinamika
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Ekonomi Pembangunan, 1(1), 25-42.
Siswa melalui Pendekatan
Metacognitive Instruction. Jurnal Yuliani, R., Suntoro, I, & Kandar, S. 2015.
Pendidikan Matematika STKIP Garut, Implementasi Manajemen Pendidikan
5(2), 120-127. Sekolah Dasar Negeri 1 Gisting Bawah.
Jurnal Manajemen Mutu Pendidikan,
Prakosa, D., Salim, A., & Sunardi. 2018. The
3(2).
Implementation of Phonic Method in
Teaching Vocabulary in Speaking to Yuwono, J. 2012. Memahami Anak Autis
Visually Impaired Students in SLB A (Kajian Teori dan Empirik). Bandung:
Alfabeta.

204

You might also like