You are on page 1of 11

Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

ANALISIS BAHAYA, KERENTANAN DAN RISIKO BENCANA


TSUNAMI DI PROVINSI PAPUA BARAT

ANALYSIS FOR HAZARD, VULNERABILITY AND TSUNAMI


DISASTER RISK IN WEST PAPUA PROVINCE
Heru Sri Naryanto1
1
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana (PTRRB), Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Gedung Geostech, Kompleks Puspiptek, Serpong, Kota Tangerang Selatan /
Gedung 2 BPPT, Lantai 12, Jl. MH Thamrin 8, Jakarta 10340
e-mail: heru.naryanto@bppt.go.id

ABSTRACT
The meeting of the 3 world plates, the Eurasian Plate, the Indo-Australian Plate, and the
Pacific Plate in eastern Indonesia, caused a high potential for earthquake and tsunami
events in the area. The frequency of tsunami events in eastern Indonesia including West
Papua Province is quite large. Tsunamis are mostly caused by earthquakes originating
from the sea, but can also be triggered by submarine landslides, volcanic eruptions at
sea, gas extrusions, celestial bodies, nuclear explosions and other generating sources.
With the high potential of tsunamis in West Papua Province, tsunami hazard and risk
maps are urgently needed to become a reference in the development planning process
and tsunami disaster risk reduction measures that are more effective, efficient and
integrated to reduce the possible impact of victims. The danger of a high tsunami in West
Papua Province which has a far enough landward direction is on the coast of Sorong City,
Sorong District, South Sorong District, Bintuni District and north of Fakfak District
(Bomberay Sub-District). Based on the area of high-risk areas, Bintuni District is the
district that has the widest high-risk area, with an area of 116,728 Ha or 5.61% of the total
area of the Bintuni District, while Tambrauw District is the district with the smallest high
risk area of 2,076 Ha or 0.32% of the total area. The only district that does not have a
tsunami threat because it is not in the coastal area is Maybrat District.

Keywords: tsunami, West Papua, hazard, risk, risk reduction

ABSTRAK
Pertemuan 3 lempeng dunia, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng
Pasifik di Indonesia bagian timur, menyebabkan potensi tinggi kejadian gempa dan
tsunami di daerah tersebut. Frekuensi kejadian tsunami di Indonesia bagian timur
termasuk Provinsi Papua Barat cukup besar. Tsunami sebagian besar disebabkan oleh
gempabumi bersumber di laut, tetapi juga bisa dipicu akibat tanah longsor bawah laut,
letusan gunungapi di laut, ekstrusi gas, benda-benda langit, ledakan nuklir dan sumber
pembangkit lainnya. Dengan tingginya potensi tsunami di Provinsi Papua Barat, maka
sangat dibutuhkan peta bahaya dan risiko tsunami untuk menjadi acuan dalam proses
perencanaan pembangunan serta kegiatan pengurangan risiko bencana tsunami yang
lebih efektif, efsien dan terpadu untuk mengurangi dampak korban yang mungkin terjadi.
Bahaya tsunami tinggi di Provinsi Papua Barat yang mempunyai pelamparan cukup jauh
ke arah daratan terdapat di pantai Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong
Selatan, Kabupaten Bintuni dan sebelah utara Kabupaten Fakfak (Kecamatan
Bomberay). Berdasarkan luas area berisiko tinggi, Kabupaten Bintuni merupakan
kabupaten yang memiliki area berisiko tinggi terluas, yaitu dengan luas 116.728 Ha atau
5,61% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten Bintuni, sedangkan Kabupaten
Tambrauw merupakan kabupaten dengan wilayah berisiko tinggi paling kecil dengan luas
2.076 Ha atau 0,32% dari seluruh luas wilayahnya. Satu-satunya kabupaten yang tidak

10 Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

memiliki ancaman tsunami karena tidak berada pada kawasan pesisir adalah Kabupaten
Maybrat.

Kata kunci: tsunami, Papua Barat, bahaya, risiko, pengurangan risiko

I. PENDAHULUAN kenyataan di lapangan (Latief, 2000; Puspito,


2002).
Potensi bencana tsunami di Indonesia Berdasarkan pengalaman historis,
sangat tinggi. Indonesia menduduki kejadian tsunami sangat membahayakan
peringkat kedua sebagai negara yang paling bagi komunitas masyarakat di wilayah pesisir
sering dilanda tsunami dengan 71 kejadian pantai, meskipun daerah tersebut jauh dari
atau hampir 9% dari jumlah tsunami di dunia. kawasan yang rawan bawah laut. Dampak
Potensi tinggi tersebut karena letak yang dapat ditimbulkan akibat bencana
geografis Indonesia yang berada pada tsunami sangatlah besar, yaitu dapat
pertemuan tiga lempeng utama pembentuk berupa kematian, kehilangan harta benda,
kerak bumi, yaitu Lempeng Eurasia yang kehancuran sarana dan prasarana khususnya
bergerak ke arah tenggara dan Lempeng di daerah pesisir pantai, menimbulkan
Indo-Australia yang bergerak di Samudera gangguan ekonomi dan bisnis, bahkan dapat
India dari arah utara (Aceh) hingga sekitar mengganggu keadaan psikologis (traumatic)
Laut Timor di timur dan Lempeng Pasifik yang masyarakat (Pratomo & Rudiarto, 2013).
bergerak di bagian timur Indonesia (Pratomo Provinsi Papua Barat terletak pada 0°,
& Rudiarto, 2013) Menurut Kementerian 0″ hingga 4°, 0″ Lintang Selatan dan 124°, 00″
Pekerjaan Umum (2017), potensi gempa hingga 132°, 0″ Bujur Timur, tepat berada di
yang terjadi di Provinsi Papua Barat sebagian bawah garis Katulistiwa dengan ketinggian 0
besar termasuk katagori sedang sampai -100 meter dari permukaan laut. Luas wilayah
tinggi. Potensi gempa yang tinggi tersebut Provinsi Papua Barat mencapai 97.024,37
bisa juga berpotensi terhadap tsunami. Km2, dibagi menjadi 10 kabupaten dan 1
Frekuensi kejadian tsunami yang terjadi kota, yang terdiri atas 154 kecamatan, dan
di Indonesia bagian timur cukup besar, 1.361 desa. Berdasarkan kelas lereng,
khususnya sejak tahun 1975 dan wilayah Provinsi Papua Barat dapat dibagi
semakin menegaskan bahwa kompleksnya menjadi: kemiringan 0-15% (45,44%),
tatanan tektonik di daerah ini menyimpan kemiringan 15-40% (4,24%), dan kemiringan
potensi tsunami yang cukup besar. >40% (50,31%). Wilayah Provinsi Papua
Karakteristik gempa pembangkit tsunami di Barat memiliki kelas lereng >40% dengan
Indonesia menunjukkan bahwa 67% tsunami bentuk wilayah berupa perbukitan yang
berada di Indonesia bagian timur yang cukup besar (1.069.807,15 Ha) (BPS Provinsi
tersebar merata dari Sulawesi sampai Papua Barat, 2018). Banyaknya pantai yang
Papua dan dari Timor sampai Kepulauan padat penduduk di wilayah Provinsi Papua
Sangihe Talaud (Rahmawati et al., 2017). Barat, menyebabkan tingginya bahaya dan
Tsunami sebagian besar disebabkan risiko bencana tsunami.
oleh gempabumi di dasar laut. Selain itu Gempa merupakan bencana alam
tsunami juga bisa dipicu akibat tanah yang sampai saat ini masih sangat sulit dan
longsor di dasar laut, letusan gunungapi kompleks untuk diprediksi kapan bencana
dasar laut, ekstrusi gas, benda-benda langit, tersebut akan terjadi dalam hitungan yang
ledakan nuklir dan sumber pembangkit sangat detail. Kejadian gempa-gempa besar
lainnya. Di Indonesia kejadian tsunami yang pernah terjadi di Indonesia dalam
sebagian besar disebabkan oleh beberapa tahun terakhir, mengisyaratkan
gempabumi. Kejadian gempa sangat bahwa upaya preventif belum dilakukan
berpotensi memicu longsoran bawah laut, dengan baik sehingga dampak dari korban
dan banyak yang tidak menyadari akan masih tinggi (Naryanto, 2008). Hal ini
kejadian ikutan tersebut, sebab tempat berbeda dengan tsunami terutama yang
kejadian longsoran sulit ditentukan posisinya. diakibatan oleh gempa, monitoring bisa
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab dilakukan sehingga pembangunan sistem
salahnya estimasi tinggi run-up tsunami hasil peringatan dini tsunami sangat penting
perhitungan simulasi tsunami dengan

Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019 11


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

dilakukan untuk mengurangi dampak korban • Evaluasi data.


yang mungkin terjadi. • Penyelesaian data.
Sesuai dengan UU No 24 Tahun 2007, • Pembuatan laporan.
pembentukan BNPB di pusat dan BPBD di
daerah diharapkan penanggulangan Metodologi yang digunakan dalam
bencana dapat dilaksanakan dengan lebih penyusunan peta bahaya, kerentanan dan
terarah, terpadu, menyeluruh, efisien serta r i si k o b e n c a n a tsunami di Provinsi
terkoordinasi. Untuk meningkatkan Papua Barat ditempuh melalui analisis
berlangsungnya peran dan fungsi BPBD, teknis dengan menggunakan bantuan
maka pengkajian terhadap aspek perangkat lunak ArcGIS. Keluaran dari
kebencanaan dalam setiap rencana analisis tersebut akan dituangkan ke dalam
pembangunan wajib dilakukan, mulai dari peta bahaya, peta kerentanan dan peta
yang bersifat makro-politis sampai dengan risiko.
yang bersifat mikro-teknis (Naryanto, 2017).
Sejalan dengan keberadaan BPBD Provinsi 2.2. Metode Pembuatan Peta Bahaya,
Papua Barat, penanggulangan bencana Kerentanan dan Risiko Bencana
diharapkan juga dapat dilaksanakan dengan Tsunami
lebih baik serta terkoordinasi dengan
instansi terkait. Tantangan yang m a s i h Metodologi pembuatan peta bahaya,
dihadapi adalah keterbatasan ketersediaan kerentanan dan r i si k o b e n ca n a
data dan informasi tentang kebencanaan di tsunami di Provinsi Papua Barat, melalui
wilayah tersebut. pertimbangan berbagai parameter, yaitu:
Adapun tujuan pembuatan peta potensi • DEM SRTM 30 meter
bahaya dan risiko tsunami Provinsi Papua • Topografi pantai
Barat adalah untuk menjadi acuan dalam • Batimetri kawasan pantai
proses perencanaan pembangunan di • Sumber gempa penyebab tsunami
Provinsi Papua Barat, serta kegiatan
• Konfigurasi bentuk pantai
pengurangan risiko bencana tsunami yang
• Sejarah kejadian tsunami
lebih efektif, efsien dan terpadu untuk
mengurangi dampak korban yang mungkin
Sebagai dasar utama dalam
terjadi baik jiwa maupun harta.
menentukan zonasi potensi bencana
tsunami secara umum adalah dengan
II. METODE PENELITIAN
menggunakan Peraturan Kepala BNPB No.
02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
2.1. Metode Umum
Pengkajian Risiko Bencana (BNPB, 2012).
Pembagian zona bahaya juga bisa
Metode penelitian dalam pembuatan
dibedakan berdasarkan kondisi bentuk dan
peta bahaya, kerentanan dan risiko
kondisi pantai setempat. Selanjutnya, bagan
bencana di Provinsi Papua Barat
alir dalam analisis zona bahaya tsunami
dilaksanakan sebagai berikut:
digambarkan sebagai berikut:
• Koordinasi dengan instansi terkait.
• Pengumpulan data sekunder dan referensi
terkait.
• Pengumpulan data primer langsung di
lapangan.
• Pengolahan dan analisis data
secara spasial/ kualitatif/ kuantitatif.
• Validasi data.
• Penyusunan dokumen profil bencana dan
peta potensi bahaya gempabumi dan Gambar 1. Bagan Alir dalam Analisis Zona
tsunami. Bahaya Tsunami

12 Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

Tabel 1. Kriteria penentuan bahaya tsunami menurut BNPB (2012)

Kelas indeks
Komponen/Indikator Rendah Sedang Tinggi Bahan rujukan
Peta Estimasi Ketinggian <1 meter 1-3 meter >3 meter Panduan dari Badan
Genangan Tsunami/ Geologi Nasional-
Peta Bahaya Tsunami ESDM dan BMKG

Keberadaan data kerentanan yang bertemu dengan lempeng Eurasia di


tersedia di Provinsi Papua Barat cukup Indonesia bagian barat, sementara di
bervariasi dari satu kabupaten dengan Indonesia bagian timur 3 lempeng tektonik
kabupaten lainnya. Dengan demikian maka berbenturan satu dengan yang lain. Bagian
akan lebih baik bila data yang dipakai adalah timur Palung Busur Sunda yang merupakan
seragam yang tersedia hampir atau bahkan bagian lempeng besar Eurasia, terdesak
ada di semua daerah. Terkait dengan hal karena bergeraknya Australia ke utara,
tersebut, maka untuk analisis kerentanan sedangkan lempeng Pasifik mendorong ke
kasus Provinsi Papua Barat digunakan data barat. Hal inilah yang menjadikan tatanan
penduduk. Data jumlah penduduk yang tektonik Indonesia bagian timur lebih rumit
tersedia di seluruh daerah di Papua Barat dibandingkan dengan yang ada di Indonesia
dalam unit area kecamatan dan data inilah Barat. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng
yang akan dipakai sebagai parameter ini akumulasi energi terkumpul sampai suatu
kerentanan. kondisi dimana lapisan bumi tidak lagi
Tidak semua bahaya yang ada dapat sanggup menahan akumulasi energi
menimbulkan risiko bencana. Konsep dasar sehingga lepas menjadi gempa.
risiko bencana merupakan fungsi dari bahaya Secara tektonik, Provinsi Papua
yang terjadi pada suatu daerah yang memiliki termasuk ke dalam klasifikasi aktivitas
kondisi rentan. Elemen kerentanan terdiri dari tektonik yang sangat aktif, yaitu dengan
aspek kelemahan dan kapasitas. Kerentanan adanya zona subduksi di sebelah utara
merupakan kondisi yang menyebabkan pantai Papua dan adanya sesar/ patahan
ketidakmampuan menghadapi bahaya besar seperti patahan Sorong, patahan
(misalnya; keadaan infrastruktur, sosial Yapen, patahan Ransiki, patahan Yakati-
masyarakat, kerapuhan ekonomi, keadaan Yamur dan patahan Tarera-Aiduna
lingkungan). Sedangkan kapasitas (Prawiradisastra & Santoso, 1997).
merupakan sumberdaya atau kekuatan
dalam menghadapi bencana (budaya sadar
bencana, kesiapan masyarakat, dan
kebijakan) (BNPB, 2012). Fungsi dari risiko
bencana dapat digambarkan sebagai berikut:

Risiko = Bahaya x Kerentanan


Kapasitas

Dalam penelitian ini, untuk pembuatan peta


risiko bencana menggunakan faktor bahaya
dan kerentanan dan tidak menggunakan
faktor kapasitas sebagai bahan analisis.
Gambar 2. Peta Tektonik Aktif Indonesia
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Timur yang Memperlihatkan Batas-Batas
Lempeng dan Jalur Patahan Aktif Besar
3.1. Tektonik Indonesia Timur (Natawidjaja, 2007)

Indonesia merupakan daerah Wilayah Papua ditempati oleh tiga jalur


pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu besar gempabumi, yakni: Zona pertemuan
lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik dan Papua New Guinea
lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia yang kompleks, jalur Patahan Sorong dan

Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019 13


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

Patahan Tarera-Aiduna. Dengan kecepatan


gerak relatif lempeng Pasifik sekitar 120
mm/tahun, diperkirakan wilayah ini
mempunyai potensi bencana gempa sekitar
dua-kali lipat lebih besar dibandingkan
wilayah Sumatra-Jawa yang pergerakan
lempengnya hanya 50-60 mm/tahun.
Patahan geser Sorong menurut pengukuran
survey GPS yang sudah dilakukan
mempunyai laju pergerakan sampai 100
mm/tahun (Puntodewo et al., 1994;
Natawidjaja, 2007).
Gambar 3. Sebaran Episentrum Gempa >5
3.2. Kegempaan dan Tsunami di Indonesia SR yang Terjadi Dalam Kurun 1964-2006
Bagian Timur (Engdahl, 2006) <30 km depth ; 30 -
60 km
3.2.1. Kegempaan
Aktivitas tektonik yang tinggi di
Indonesia menyebabkan tingkat kegempaan
juga tinggi. Gempa yang terjadi di Indonesia
dikategorikan menjadi tiga, yaitu gempa yang
berasosiasi dengan penunjaman lempeng
(zona subduksi), gempa akibat patahan yang
bergerak dan gempa vulkanik. Gempa yang
berkaitan dengan penunjaman lempeng, jalur
gempa yang terjadi mengikuti zona
penunjaman yang ada.
Sebagian besar gempa di Indonesia
biasanya dapat digolongkan ke dalam gempa
tektonik yang berasosiasi dengan perbatasan Gambar 4. Peta Sejarah Kegempaan di
lempeng. Gempa yang berasosiasi dengan Wilayah Provinsi Papua Barat dan
lempeng yang menunjam di bawah lempeng Sekitarnya Skala 5-8 SR Tahun 1900-2019
lain, disebut sebagai gempa subduksi. (Sumber: Analisis Data Berdasarkan Data
Gempa tersebut rata-rata mempunyai Gempa dari USGS).
kedalaman antara 30 sampai 700 km.
Engdahl (2006) berusaha melakukan Populasi penduduk di wilayah Papua
plotting terhadap gempa-gempa dengan saat ini masih sedikit demikian juga
skala lebih dari 5 SR yang terjadi dalam kurun infrastrukturnya masih kurang, sehingga
waktu 1964 sampai 2006 di wilayah walaupun bahayanya paling tinggi di
Indonesia bagian timur. Selain titik-titik wilayah Indonesia tapi risikonya masih
gempa, Engdahl juga mencantumkan tidak terlalu tinggi. Namun perlu dingat
kedalaman pusat gempanya. Dari hasil bahwa faktor risiko bencana ini akan terus
plotting yang dilakukannya terlihat bahwa naik sejalan dengan laju populasi dan
pusat gempa di daerah Laut Banda bagian pembangunan, yang kalau tidak
timur terjadi pemusatan kedalaman gempa di mengindahkan faktor bencana akan terus
daerah tengah yang memanjang mengikuti mengisi daerah-daerah yang rawan
batas pertemuan lempeng. Demikian halnya bencana (Natawidjaya, 2007). Salah satu
dengan kejadian gempabumi yang terdapat usaha yang paling baik dalam
di daerah Papua. mengantisipasi bencana yaitu dengan
Sementara hasil analisis data gempa melakukan mitigasi bencana (Hadi et al.,
Skala 5-8 SR dengan memanfaatkan data 2012).
gempa USGS pada rentang waktu tahun
1900 sampai sekarang (2019) didapatkan 3.2.2. Tsunami
hasil yang tidak jauh berbeda dengan analisis Tsunami merupakan serangkaian
Engdahl. gelombang panjang yang timbul karena
adanya perubahan dasar laut atau

14 Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

perubahan badan air yang terjadi secara tiba- Potensi bahaya tsunami di Papua Barat
tiba dan impulsif. Tsunami umumnya diklasifikasikan menjadi tiga (3) zona, yaitu:
menerjang pantai landai. Menurut KLH Zona Bahaya Tinggi, Zona Bahaya Rendah
(2007), tsunami ditimbulkan oleh adanya dan Zona Bahaya Aman. Dasar pembagian
deformasi pada dasar lautan, terutama zona tersebut adalah: kondisi topografi
perubahan permukaan dasar lautan dalam kawasan pantai, bentuk pantai (teluk atau
arah vertikal. Perubahan pada dasar lautan tanjung), batimetri perairan di sekitar pantai,
tersebut akan diikuti dengan perubahan pulau-pulau kecil sebagai penghalang
permukaan lautan, yang mengakibatkan pergerakan tsunami dan sudut datangnya
timbulnya penjalaran gelombang air laut tsunami ke arah pantai.
secara serentak tersebar ke seluruh penjuru Zona bahaya tsunami tinggi terletak
mata-angin. langsung berbatasan dengan laut. Zona
Provinsi Papua Barat mempunyai bahaya tsunami rendah terletak pada daerah
potensi tinggi terhadap bencana tsunami. di belakang zona bahaya tinggi dan pada
Hampir di semua pantai yang mengelilingi beberapa tempat pada daerah yang
Papua Barat berpotensi untuk terjadi berbatasan langsung dengan laut yang
bencana tsunami, mengingat bahwa sumber bertopografi relatif tinggi. Sementara daerah
gempa penyebab tsunami bisa berasal dari aman berada di morfologi tinggi.
perairan bukan hanya wilayah Papua Barat Bahaya tsunami tinggi di Provinsi Papua
tetapi juga dari perairan di sekitarnya Barat yang mempunyai pelamparan cukup
termasuk di luar Indonesia. Pantai yang relatif jauh masuk ke daratan terdapat di pantai
datar dan berupa teluk akan mempunyai Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten
potensi sangat tinggi. Bentuk teluk akan Sorong Selatan ke arah Teluk Bintuni yang
mempercepat pergerakan gelombang meliputi Kabupaten Teluk Bintuni dan
tsunami akibat penyempitan daerah, Kabupaten Fakfak sebelah utara (Kecamatan
sehingga akan berdampak lebih parah Bomberay). Sementara bahaya tsunami
dibandingkan dengan pantai yang relatif tinggi dengan persebaran tidak terlalu luas
panjang. juga terdapat di sepanjang pantai Kabupaten
Menurut catatan sejarah tsunami yang Kaimana khususnya di Teluk Kaimana,
pernah melanda wilayah sekitar Papua Barat Kapupaten Fakfak bagian barat (Kecamatan
ada 3 (tiga) peristiwa besar, yaitu: tsunami Karas dan sedikit di Kecamatan Fakfak
yang terjadi tahun 1937 melanda pesisir Timur), Kota Sorong bagian barat, Kabupaten
Wilayah Fakfak, tsunami Biak pada tahun Raja Ampat, Provinsi Papua Barat bagian
1979, dan tsunami Yapen tahun 1979 dan barat (Kab. Teluk Wondama, Kabupaten
1996. Berdasarkan tinggi gelombang tsunami Manokwari), Provinsi Papua Barat bagian
yang pernah terjadi di wilayah Papua Barat, utara (Kota Manokwari, Kabupaten
genangan paling tinggi yang pernah terjadi Manokwari dan Kabupaten Sorong).
berada di daerah Manokwari, yaitu setinggi 1 Potensi tsunami tinggi di Kota Sorong
sampai 5 m. terutama terdapat di Kecamatan Sorong
Salah satu tempat dimana gelombang Timur, sebagian besar Kecamatan di
tsunami menjadi lebih dahsyat adalah di Kabupaten Sorong serta Kabupaten Sorong
daerah teluk, karena gelombang tsunaminya Selatan. Potensi tsunami tinggi untuk
akan mengalami amplifikasi dan Kabupaten Teluk Bintuni terdapat di
gelombangnya bertambah tinggi. Proses Kecamatan-kecamatan: Masyeta, Biscoop,
amplifikasi ini akan sangat efektif pada Komundan, Kuri, Merdey, dan sekitarnya.
daerah teluk yang posisinya berhadapan Kecamatan Salawati Utara termasuk daerah
langsung dengan sumber tsunami. Daerah- yang mempunyai bahaya tinggi di Kabupaten
daerah yang terletak pada teluk di Provinsi Raja Ampat. Kabupaten Kaimana yang
Papua Barat diantaranya adalah: Kabupaten mempunya potensi bahaya tinggi terdapat di
Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni, Kecamatan-kecamatan: Buruway, Kaimana,
Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Fak- Teluk Arguni, Yamor dan sekitarnya.
fak dan Kabupaten Tambrauw. Di Kota dan Kabupaten Manokwari,
sepanjang pantai ada potensi bencana tinggi
3.3. Bahaya Tsunami di Provinsi Papua tsunami meskipun persebaran yang relatif
Barat terbatas karena topografi yang relatif tinggi.
Kecamatan yang mempunyai potensi tinggi

Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019 15


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

adalah Kecamatan Kebar dan Kecamatan Kabupaten Teluk Wondama terdapat di


Senopi. Kabupaten Mambrauw yang Kecamatan Kuri Wamesa dan Kecamatan
berpotensi tinggi berada di bagian utara, yaitu Naikere.
Kecamatan Abun, Kecamatan Fef dan
Kecamatan Miyah. Potensi tinggi tsunami di

Gambar 5. Peta Bahaya Tsunami di Provinsi Papua Barat (Sumber: Analisis Data)

3.4. Kerentanan dan Risiko Tsunami di sebagai dasar klasifikasi tingkat kerentanan,
Provinsi Papua Barat maka dirasakan kurang baik.
Data jumlah penduduk setiap
Untuk analisis kerentanan Provinsi kecamatan yang ada di Provinsi Papua Barat
Papua Barat digunakan data penduduk. Data telah digambarkan dalam suatu peta sebaran
jumlah penduduk yang tersedia di seluruh populasi. Pada peta tersebut nampak bahwa
daerah di Papua Barat dalam unit area kecamatan dengan jumlah penduduknya
kecamatan dan data inilah yang akan dipakai relatif besar adalah kecamatan dengan
sebagai parameter kerentanan. Data jumlah warna merah, seperti kecamatan yang
penduduk per kecamatan yang ada di seluruh berada dibagian timur laut wilayah Provinsi
Provinsi Papua Barat menunjukkan bahwa Papua Barat, yaitu (Kecamatan Manokwari,
angka terendah adalah 276 jiwa yang dimiliki Kecamatan di sebelah barat laut Papua
oleh Kecamatan Syujak, Kabupaten Barat, seperti Kecamatan Sorong Timur,
Tambrauw dan yang tertinggi adalah 57.876 Aimas, Sorong Manoi, Sorong Barat, Sorong
jiwa untuk Kecamatan Manokwari Barat dari dan Kecamatan Sorong Utara, sedangkan
Kabupaten Manokwari. kecamatan yang berada dibagian selatan
Provinsi Papua Barat terdiri dari 13 adalah Kecamatan Bintuni, Fakfak dan
kabupaten/kota dan 218 kecamatan. Kaimana.
Sebaran data jumlah penduduk yang ada Kajian risiko bencana tsunami
ternyata didominasi oleh jumlah yang relatif melibatkan dua faktor utama, yaitu faktor
kecil. Dari 208 data jumlah penduduk yang bahaya tsunami dan faktor kerentanan.
ada, kurang lebih ada 104 data yang Faktor bahaya tsunami dibagi menjadi 3
jumlahnya bergradasi halus mulai dari 267 kelas/zona. Ketiga zona tersebut adalah zona
sampai 2.964 (kurang dari 3.000), data no bahaya tinggi, zona bahaya rendah dan zona
105 sampai 137 (32 data) menunjukkan nilai aman. Disini, faktor kerentanan hanya
bergradasi lebih tajam yaitu dari jumlah melibatkan parameter kepadatan penduduk
penduduk 3.166 sampai 9.492 dan kelompok (jumlah penduduk). Identifikasi tingkat
yang ketiga bergradasi tajam yaitu dari data kerentanan berdasarkan pada kondisi jumlah
nomor 138 sampai 154 dengan jumlah penduduk per kecamatan telah
penduduk mulai dari 10.273 sampai 57.876 menghasilkan 3 (tiga) tingkat kerentanan,
jiwa. Bila pengelompokan ini dijadikan yaitu tingkat kerentanan rendah (jumlah

16 Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

penduduk <2.423 jiwa), kerentanan sedang antara kedua faktor diatas, maka akan dapat
(2.424 – 13.459 jiwa) dan kerentanan tinggi ditentukan tingkat risiko bencana Daerah
(>13.459 jiwa). Berdasarkan kombinasi Provinsi Papua Barat.

Gambar 6. Peta Kerentanan Wilayah Papua Barat (Sumber: Analisis Data)

Penentuan tingkat risiko dilakukan Persebaran zona risiko yang terlihat


melalui penggabungan faktor bahaya dan pada Peta Risiko Bencana, menunjukkan
kerentanan. Mengingat pelamparan bahwa zona risiko dengan lebar zona risiko
(sebaran) zona bahaya tsunami hanya yang cukup lebar adalah terletak di
berada di sepanjang pantai dengan dimensi sepanjang pesisir di Teluk Bintuni dan di
lebar yang relatif sempit, maka dalam pesisir Kabupaten Sorong Selatan. Hal ini
menentukan tingkat risiko tidak berdasarkan terjadi karena pada daerah ini morfologi
luasan unit kecamatan. Penentuan zona pesisirnya relatif landai. Lain halnya dengan
tingkat tsunami berdasarkan pada kombinasi lebar zona berisiko di pesisir utara kepala
tingkat bahaya dengan nilai tingkat burung (pesisir Kota Sorong, Kabupaten
kerentanan dari kecamatan terkait, akhirnya Sorong, Tambrauw dan Manokwari), dimana
zona risiko tidak mengikuti batas administrasi zona risiko tsunami relatif sempit, bahkan
kecamatan. Adapun ketentuan hanya terdapat dalam area yang kecil-kecil
penggabungan dari kedua faktor tersebut karena morfologi pesisirnya yang relatif terjal.
adalah seperti terlihat pada tabel berikut. Berdasarkan luas area berisiko tinggi,
ternyata Kabupaten Bintuni merupakan
Tabel 2. Matriks Faktor Bahaya dan kabupaten yang memiliki area berisiko tinggi
Kerentanan terluas, yaitu dengan luas 116.728 Ha atau
5,61% dari luas keseluruhan wilayah Bintuni.
Parameter Kerentanan Sedangkan Kabupaten Tambrauw
Risiko Rendah Sedang Tinggi merupakan kabupaten dengan wilayah
berisiko tingginya yang paling kecil dengan
Bahaya

Aman Aman Aman Aman


luas 2.076 Ha atau 0,32% dari seluruh luas
Rendah Rendah Rendah Sedang wilayahnya. Bila dilihat dari besar persentase
Tinggi Sedang Tinggi Tinggi luasnya, maka Kota Sorong yang mempunyai
persentase wilayah terluas dari seluruh luas
Hasil identifikasi tingkat risiko bencana wilayah kota/kabupatennya, yaitu kurang
tsunami yang telah dilakukan menghasilkan 4 lebih 14,19% dari seluruh wilayah
(empat) kelas/tingkatan risiko dan administrasi Kota Sorong. Urutan kabupaten
penyebaran zona risikonya seperti tertera berdasarkan besar luas wilayah berisiko
pada peta risiko bencana tsunami Wilayah tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.
Papua Barat.

Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019 17


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

Tabel 3. Daftar Luas Area Berisiko Tinggi ternyata banyak kecamatan yang tidak
dari Setiap Kabupaten/Kota yang Ada di termasuk berisiko tinggi. Hal ini dikarenakan
Provinsi Papua Barat wilayah pesisirnya mempunyai morfologi
cukup terjal. Meskipun begitu terdapat
TINGKAT RISIKO
kecamatan yang memiliki area berisiko tinggi
KAB. % 60,68% yaitu Kecamatan Manokwari Timur.
Tinggi Sedang Rendah Satu-satunya kabupaten yang tidak
Tinggi
Bintuni 116728 5.61 112773 169943 memiliki area yang terancam tsunami adalah
Kaimana 86471 5.71 11399 29946 Kabupaten Maybrat. Hal ini disebabkan
Sorong Sel 72934 12.87 80008 95102 Wilayah Maybrat terletak jauh menjorok ke
Raja Ampat 64464 8.27 60263 11553 daratan tanpa pesisir. Kabupaten lainnya
Fakfak 61545 5.6 35191
yang terbebas dari area berisiko tinggi adalah
Sorong 51830 6.65 82543 57897
Manokwari 23041 1.78 10351 5749
Kabupaten Tambrauw. Satu-satunya
Kota kecamatan yang mempunyai area berisiko
Sorong 4222 14.19 2350 tinggi adalah Kecamatan Sausapor dengan
Wondama 2645 0.47 38064 9314 luas 3,59%. Meskipun demikian, wilayah
Tambrauw 2076 0.32 5166 kecamatan yang berisiko tinggi ini berpotensi
(Sumber: Analisis Data) terkena tsunami dengan intensitas tinggi.
Banyak kecamatan di Kabupaten Raja
Bila dilihat secara lebih detail lagi pada Ampat yang wilayahnya 100% berisiko tinggi,
setiap kabupatennya, kecamatan di seperti Kecamatan Kepulauan Ayao, Kofiau
Kabupaten Fakfak yang mempunyai area dan Kecamatan Waigeo Barat Kepulauan,
berisiko tinggi terbesar adalah Kecamatan sedangkan Kecamatan Kepulauan Sembilan
Karas dengan luas 22.037 Ha dan memiliki area berisiko sedang 100%.
Kecamatan Fakfak Tengah mempunyai area Kabupaten Sorong memiliki banyak
berisiko tinggi terkecil yaitu dengan luas 51,5 kecamatan dengan area berisiko tinggi tetapi
Ha. Bila dilihat dari prosentase luas area dalam prosentasi yang relatif kecil,
berisiko tinggi, Kecamatan Kokas kecamatan yang mempunyai area berisiko
mempunyai area berisiko tinggi yang paling tinggi terbesar adalah Kecamatan Segun
besar, yaitu sebesar 13,3%. yaitu sebesar 35,67%. Kabupaten Sorong
Kecamatan dalam Kabupaten Kaimana Selatan mempunyai 4 kecamatan yang
yang tidak memiliki area berisiko tinggi, ada beririsiko tinggi, yaitu Kecamatan Inanwatan,
tiga kecamatan yaitu Kecamatan Arguni Kais, Kokoda dan Kecamatan Taminabuan.
Bawah, Kambrau dan Kecamatan Yamor, Sedangkan Kabupaten Teluk Bintuni
sedangkan kecamatan dengan area berisiko mempunyai 6 kecamatan yang berisiko
tinggi paling banyak adalah Kecamatan Teluk tinggi, yaitu Kecamatan Aroba, Babo, Bintuni,
Etna sebesar 24,7% dari luas wilayah Manimeri, Sumuri dan Kecamatan Tomu,
kabupatennya. Kota Sorong memiliki dimana Kecamatan Babo yang mempunyai
kecamatan dengan area berisiko tinggi luas area berisiko tinggi terbanyak, yaitu
100%, yaitu Kecamatan Sorong Kepulauan. 99,68%. Terakhir adalah Kabupaten Teluk
Kabupaten Manokwari yang mempunyai Wondama, dimana satu-satunya kecamatan
jumlah kecamatan terbanyak diantara yang memiliki wilayah berisiko tinggi adalah
kabupaten lainnya di Papua Barat, meskipun Kecamatan Wasior (7,28%).
berhadapan dengan zona rawan terjadinya
gempabumi besar di sebelah utaranya,

18 Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

Gambar 7. Peta Risiko Bencana Tsunami Wilayah Papua Barat (Sumber: Analisis Data)

IV. KESIMPULAN kecamatan yang berada di bagian selatan


adalah Kecamatan Bintuni, Fakfak dan
Dari hasil pembahasan di atas bisa Kaimana.
disimpulkan sebaga berikut: • Kajian risiko bencana tsunami melibatkan
• Bahaya tsunami tinggi di Provinsi Papua dua faktor utama, yaitu faktor bahaya
Barat yang mempunyai pelamparan tsunami dan faktor kerentanan.
cukup luas terdapat di pantai Kota • Persebaran zona risiko tinggi yang cukup
Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten lebar adalah terletak di sepanjang pesisir
Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni di Teluk Bintuni (Kabupaten Teluk Bintuni
dan Kabupaten Fakfak sebelah utara dan Kabupaten Fakfak sebelah utara) dan
(Kecamatan Bomberay). di pesisir Kabupaten Sorong Selatan,
• Persebaran tsunami tidak terlalu luas juga Kota Sorong, Kabupaten Sorong, karena
terdapat di sepanjang pantai Kabupaten pada daerah ini morfologi pesisirnya relatif
Kaimana khususnya di Teluk Kaimana, landai.
Kapupaten Fakfak bagian barat, Kota • Berdasarkan luas area berisiko tinggi,
Sorong bagian barat, Kabupaten Raja Kabupaten Bintuni merupakan kabupaten
Ampat, Provinsi Papua Barat bagian barat yang memiliki area berisiko tinggi terluas,
(Kab. Teluk Wondama, Kabupaten yaitu dengan luas 116.728 Ha atau 5,61%
Manokwari), Provinsi Papua Barat bagian dari luas keseluruhan Wilayah Bintuni.
utara (Kota Manokwari, Kabupaten • Bila dilihat dari besar persentase luasnya,
Manokwari dan Kabupaten Sorong). maka Kota Sorong yang mempunyai
• Analisis kerentanan Provinsi Papua Barat persentase wilayah terluas dari seluruh
digunakan data penduduk dalam unit luas wilayah kota/kabupatennya, yaitu
wilayah kecamatan, menghasilkan 3 (tiga) kurang lebih 14,19% dari seluruh wilayah
tingkat kerentanan, yaitu tingkat administrasi Kota Sorong.
kerentanan rendah (jumlah penduduk
<2.423 jiwa), kerentanan sedang (2.424 – DAFTAR PUSTAKA
13.459 jiwa) dan kerentanan tinggi
(>13.459 jiwa). BNPB. 2012. Peraturan Kepala Badan
• Kerentanan tinggi berada di bagian timur Nasional Penanggulangan Bencana
laut wilayah Provinsi Papua Barat, yaitu Nomor 02 tahun 2012 Tentang Pedoman
(Kecamatan Manokwari, Kecamatan di Umum Pengkajian Risiko Bencana.
sebelah barat laut Papua Barat, seperti BPS Provinsi Papua Barat. 2018. Provinsi
Kecamatan Sorong Timur, Aimas, Sorong Papua Barat Dalam Angka.
Manoi, Sorong Barat, Sorong dan Engdahl, E.R. 2006. Application of an
Kecamatan Sorong Utara, sedangkan Improved Algorith to High Precision

Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019 19


Heru Sri Naryanto: Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Papua Barat

Relocation of ISC Test Events: Terhadap Mitigasi Bencana di Kota Palu.


Physics of the Earth and Planetary Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. 9
Interiors. v. 158: 14-18. (2): 174-182.
Hadi, A.I., M. Farid, dan Y. Fauzi. 2012. Prawiradisastra, S. dan E.W . Santoso.
Pemetaan percepatan getaran tanah 1997. Identifikasi Gempa Biak 17
maksimum dan kerentanan seismik Pebruari 1996 Sebagai Upaya Program
akibat untuk mendukung Rencana Tata Mitigasi Bencana. Jurnal Alami. 2(3): 29-
Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota 31.
Bengkulu. Jurnal Ilmu Fisika Indonesia, Puntodewo, S.S.O., R. McCaffrey, E. Calais,
Vol. 1 (2012): 81-86. Y. Bock, J. Rais, C. Subarya, R.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2017. Peta Poewariardi, C. Stevens, J. Genrich,
Bahaya Gempa Indonesia 2017. Fauzi, P. Zwick, and S. Wdowinski. 1994.
KLH. 2007. Analisis Potensi Bencana Alam GPS Measurenments of Crustal
di Papua dan Maluku (Tanah Longsor - Deformation within the Pacific-Australia
Banjir - Gempabumi - Tsunami). Plate Boundary Zone in Irian Jaya,
Laporan. Indonesia. Tectonophysics, 237(3-4):
Latief, H. 2000. Tsunami Catalog and Zoning 141-153.
in Indonesia, Journal of Natural Disaster. Puspito, N. 2002. Tsunami and Earthquake
22(1): 25-43. Activity in Indonesia. Proceedings of the
Naryanto, H.S. 2008. Analisis Potensi International Workshop on Local Tsunami
Kegempaan dan Tsunami di Kawasan Warning and Mitigation. Petropavlovsk–
Pantai Barat Lampung Kaitannya dengan Kamchatsky, Russia. pp. 138-145.
Mitigasi dan Penataan Kawasan, Jurnal Rahmawati, N.I., B. J. Santosa, W.
Sains dan Teknologi Indonesia. 10(2): 71- Setyonegoro, dan B. Sunardi. 2017.
77. Pemodelan Tsunami di Sekitar Laut Banda
Naryanto, H.S. 2017. Potensi Gempa dan dan Implikasi Inundasi di Area Terdampak.
Tsunami di Kabupaten Banggai Laut, Jurnal Sains Dan Seni Pomits 6(2): B33-
Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Sains B36.
dan Teknologi Mitigasi Bencana. 12(2): Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
46-60. 24 Tahun 2007 Tentang
Natawidjaja, D.H. 2007. Tektonik Setting Penanggulangan Bencana.
Indonesia dan Pemodelan
Gempa dan Tsunami Pelatihan
Pemodelan Tsunami Run-up. RISTEK. 20
Agustus, 2007.
Pratomo, R.A. dan I. Rudiarto. 2013.
Permodelan Tsunami dan lmplikasinya

20 Jurnal Alami (ISSN: 2548-8635), Vol. 3 No. 1, Tahun 2019

You might also like