You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352154047

Pemetaan Dan Perhitungan Pemaparan Tingkat Kebisingan Pada Industri


Pengolahan Kayu Di Kecamatan Siak, Provinsi Riau

Article  in  Al-Ard Jurnal Teknik Lingkungan · May 2021


DOI: 10.29080/alard.v6i2.1185

CITATIONS READS

0 19

3 authors, including:

Aryo Sasmita Muhammad Reza


Universitas Riau Universitas Riau
23 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    8 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad Reza on 15 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Al-Ard:
Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Jurnal
Vol.6 No.2 – Maret 2021 (hal. 68-76) Teknik Lingkungan
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/alard/index

Pemetaan dan Perhitungan Pemaparan Tingkat Kebisingan


pada Industri Pengolahan Kayu di Kecamatan Siak, Provinsi
Riau
Aryo Sasmita1,*, Muhammad Reza2, Rodesia Mustika Rozi3
1,2,3 Universitas
Riau, Pekanbaru, Indonesia
*aryosasmita@lecturer.unri.ac.id

Abstract
In its operational activities, CV. X, which is engaged in wood processing, has the potential to cause noise from
machines used in the pallet production process. Noise in this company can affect the health and comfort of
workers. This study aims to determine the level of noise produced by the production machine, the length of
time of exposure, noise mapping and noise control efforts. The noise measurement method refers to the noise
mapping method and the instrument used is the Sound Level Meter (SLM). The data obtained were then
processed into contour maps with variations in blue, green, yellow, purple and red. The results showed the
highest noise level was 99.4 dB and the lowest noise level was 67,3 dB. Based on the results of calculations
using the NIOSH equation from 128 measurement points of the noise mapping method, there are 38 points
with a noise level> 85 dB which indicates the exposure time is above the standard recommended by NIOSH.
The highest noise level was 99.4 dB with an exposure time of 0,3 hours and the lowest noise level was 67.3 dB
with an exposure time of 475 hours. Control measures that can be made to reduce noise include control from
sources, transmission lines, and receivers.
Keywords: Noise Mapping, NIOSH, Grid Method, Surfer 13, Wood Processing Industry.

Abstrak
Dalam kegiatan operasionalnya CV. X yang bergerak pada pengolahan kayu, berpotensi menimbulkan
kebisingan yang berasal dari mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi pallet. Kebisingan di
perusahaan ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan pekerja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin produksi, lama waktu pemaparan,
pemetaan kebisingan dan upaya pengendalian kebisingan. Metode pengukuran kebisingan mengacu pada
metode noise mapping dan menggunakan alat Sound Level Meter. Data yang diperoleh kemudian diolah
menjadi peta kontur dengan variasi warna biru, hijau, kuning, ungu dan merah. Hasil penelitian menunjukkan
tingkat kebisingan tertinggi sebesar 99,4 dB dan tingkat kebisingan terendah sebesar 67,3 dB. Berdasarkan
hasil perhitungan menggunakan persamaan NIOSH dari 128 titik pengukuran metode noise mapping
terdapat 38 titik dengan tingkat kebisingan >85 dB yang menunjukkan waktu pemaparan di atas standar
yang sudah direkomendasikan NIOSH. Tingkat kebisingan tertinggi sebesar 99,4 dB dengan lama pemaparan
selama 0,3 jam dan tingkat kebisingan terendah sebesar 67,3 dB dengan lama pemaparan selama 475 jam.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi kebisingan seperti pengendalian dari sumber,
jalur transmisi, dan penerima.
Kata Kunci: Pemetaan Kebisingan, NIOSH, Metode Grid, Surfer 13, Industri Pengolahan Kayu.

1. PENDAHULUAN peningkatan keselamatan kerja. Keselamatan


Industrialisasi yang berkembang sangat kerja adalah upaya untuk mencegah terjadinya
pesat dikarenakan adanya kemajuan teknologi kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan
sehingga memunculkan persaingan diantara kerugian berupa cidera, cacat atau kematian,
masing-masing industri. untuk memenangkan kerugian harta benda dan kerusakan peralatan
persaingan tersebut adalah dengan atau mesin. Dalam hal ini, karyawan atau
meningkatkan produktivitas dan menekan pekerja merupakan salah satu bagian yang
biaya sekecil-kecilnya. Peningkatan harus mendapat perhatian, khususnya
produktivitas erat hubungannya dengan dibidang kesehatan yang akan berdampak
pada produktivitas yang dihasilkan. Untuk

p-ISSN: 2460-8815 , e-ISSN: 2549-1652


Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021 69

mencapai hal tesebut maka pekerja di fasilitasi diantaranya mesin penyerutan kayu,
kondisi yang nyaman, aman dan efisien pemotongan, belah, nailer gun dan generator
(Arpian, 2018). serta jumlah mesin yang banyak dalam satu
Faktor-faktor berpengaruh terhadap ruangan berpotensi menimbulkan kebisingan.
kondisi pekerja di tempat kerja yaitu faktor Kebisingan tersebut dapat mengganggu
fisik, kimia, biologi dan ergonomik. Kondisi lingkup wilayah pekerjaan dan merambat
fisik lingkungan tempat kerja dimana para melalui udara kepada tenaga kerja sehingga
pekerja beraktivitas sehari-hari memiliki berdampak buruk terhadap kesehatan
bahaya langsung maupun tidak langsung bagi pekerja. Perusahaan beroperasi dengan jam
keselamatan dan kesehatan pekerja salah kerja selama selama 8 jam sehari dan 6 hari
satunya yaitu kebisingan (Rejeki, 2015). seminggu.
Dalam setiap proses industri, pekerja tidak Berdasarkan survei dan pemberian lembar
bisa lepas dari kebisingan yang berasal dari kuisioner yang melibatkan 70 orang pekerja
suara mesin, peralatan kerja, dan suara-suara didapatkan hasil bahwa adanya keluhan dari
dari tempat kerja yang dapat mengganggu pekerja tentang kebisingan yang ditimbulkan
performa dalam bekerja (Suma’mur, 2009). oleh mesin yang berproduksi. Oleh karena itu
Pertumbuhan industri yang meningkat peneliti tertarik melakukan pengukuran
tanpa adanya upaya pengamanan dari alat-alat tingkat kebisingan di lokasi penelitian,
industri memiliki efek samping seperti sehingga dengan adanya penelitian ini
penyakit akibat kerja, cacat, dan kematian diharapkan bisa memberikan masukan
para pekerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi terhadap pengelola perusahaan terhadap
karena kondisi alat atau material yang kurang dampak buruk dari kebisingan yang
baik atau berbahaya (Sasmita dkk, 2018). ditimbulkan, untuk melindungi tenaga kerja
Permenakertrans no 13 tahun 2011 dari paparan kebisingan.
menyatakan nilai ambang batas (NAB) Untuk penyelasaian masalah di lokasi
kebisingan yang diijinkan sebesar 85 dB penelitian perlu dilakukan suatu pemetaan
dengan pemaparan selama 8 jam sehari dan 5 tingkat kebisingan berdasarkan metode noise
hari kerja atau 40 jam kerja dalam seminggu. mapping. Noise mapping ialah pemetaan
Hal ini merupakan standar pedoman kebisingan yang menggambarkan pola tingkat
pengendalian agar tenaga kerja masih dapat kebisingan pada suatu lingkup wilayah. Dalam
terpapar kebisingan tanpa mengakibatkan bidang industri biasanya noise mapping
penyakit atau gangguan kesehatan dalam digunakan untuk memprediksi pola distribusi
pekerjaannya (Suma’mur, 2009). Jika pekerja kebisingan di sekitar pabrik, yang bertujuan
melebihi batas pemaparan yang telah untuk merancang langkah-langkah untuk
direkomendasikan maka dianggap berbahaya mengontrol dan mengurangi penyebaran
bagi dirinya (NIOSH, 1998). kebisingan dan dengan demikian memenuhi
Objek Penelitian adalah Perusahaan undang-undang kebisingan yang berlaku
Pengolahan Kayu CV. X terletak Kelurahan (Casas et all, 2014).
Teratak Buluh, Kecamatan Siak Hulu, Tujuan penelitian ini adalah mengukur
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Perusahaan tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh
ini merupakan perusahaan yang memproduksi mesin produksi di lokasi penelitian
kayu olahan seperti pallet. Menurut Memetakan tingkat kebisingan dengan
Priambada (2017) pallet atau fall adalah program surfer 13. Menganalisa perbandingan
landasan atau tempat pijakan barang. tingkat kebisingan yang terjadi di lokasi
Biasanya ada pada container yang digunakan penelitian dengan baku mutu tingkat
sebagai alas untuk pengangkutan barang agar kebisingan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
barang yang diangkut tidak rusak terkena air. Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Pallet juga berfungsi sebagai alas atau fondasi 13 tahun 2011. Melakukan perhitungan waktu
pada barang untuk memudahkan pemindahan maksimal pemaparan terhadap tingkat
menggunakan forklip. Pallet juga digunakan kebisingan yang ditimbulkan berdasarkan
untuk pengemasan barang yang memiliki metode perhitungan NIOSH.
berat yang besar seperti mesin-mesin. Merekomendasikan pengendalian aspek
Dalam aktivitas produksinya perusahaan kebisingan berdasarkan peta persebaran
pengolahan kayu ini melibatkan puluhan kebisingan di lokasi penelitian
tenaga kerja dan menggunakan berbagai
macam mesin. Mesin yang digunakan

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


70 Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021

2. METODE PENELITIAN menjadi sumber bising seperti luas mesin


Instrumen Penelitian Band Saw pada Ruang Milling.
Dalam Penelitian ini instrumen penelitian Hasil perhitungan jumlah titik pengukuran
yang akan dipakai adalah: kebisingan di industri pengolahan kayu
1. Sound Level Meter manual yang mempunyai dengan menggunakan persamaan yaitu
rentang pengukuran 35 – 130 dB untuk (Nathanail, 2004):
mengukur tingkat kebisingan. Alat ini juga N = kA/a............................................ Persamaan (1)
dilengkapi alat pengukur arah angin, Dimana:
kelembapan, suhu dan kecepatan angin. N= Jumlah dari sampling point
2. Software Surfer 13 untuk membuat kontur A=luas total area (unit yang sama dengan
kebisingan. hotspot area)m2
3. Global Positioning System (GPS) untuk a = hotspot area, (unit yang sama dengan total
menentukan koordinat lokasi pengukuran. area) m2
4. Alat ukur panjang jarak/meteran untuk k = shape konstanta
mengukur jarak grid di lapangan. Circular k : 1,08
Plume shaped k : 1,25
Lokasi Penelitian Eliptical k : 1,80
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu Pilihan konservatif jika tidak ada informasi
dilakukan penelitian pendahuluan dengan pada hotspot shape k : 1.50
observasi serta menyebarkan kuisioner N = 1,50 x 4.343,50 / 62,82
terhadap pekerja guna mengetahui pendapat N = 103,71 104 titik
pekerja terhadap suara bising yang
ditimbulkan. Setelah diketahui tempat Jarak antar titik grid :
penelitian maka dilakukan penentuan titik d=√ .......................................... Persamaan (2)
penelitian dengan mengukur jarak Dimana:
menggunakan meteran dan metode persegi N = Bilangan dari sampling point
(grid). A = luas total area (m2)
Adapun untuk mengukur jarak metode grid, d = jarak grid (m)
terlebih dahulu dihitung berapa banyak d=√
jumlah titik kebisingan dilapangan dapat
d=√
menggunakan persamaan 1.
d = 6,46 m
Pengukuran dilakukan di lokasi penelitian
Dari perhitungan didapat jarak maksimal
dengan luas total 4.343,50 m2 dan luas hotspot
adalah 6,46 m, namun untuk memudahkan
per masing-masing Ruang yaitu 8,28 m2 Ruang
perhitungan jarak dilapangan maka jarak
Produksi I , 40,81 m2 Ruang Milling dan 13,73
antar titik digunakan 5 m x 5 m. karena jarak
m2 Ruang Produksi II dengan luas total hotspot
antar grid menjadi 5m, sehingga titik
pada ketiga Ruang tersebut adalah 62,82 m2.
pengukuran kebisingan menjadi 128 titik.
Dimana hotspot itu adalah luas total area yang

128 127 126 125 124 123 122 121 120 119 118
Kamar
Generator

117 116 115 114 113 112 111


110 109 108 107 106 105 104 103 102 101 100
Tempat
R. Produksi II
Kiln Dry Penampungan
98 97 96 95 94 Bahan Baku 87 85 84 83 82
99 93 92 91 90 89 88 86

81 80 79 78 77 76 75 74 73 72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61

60 59 58 57 56 55 54 52 51 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39
53

38 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20
37 Loading
St. Milling (Tempat hasil
R. Produksi I Pallet)
19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

KETERANGAN

Titik yang tidak diukur


Bangunan Tempat Parkir (Penempatan Mesin)
Jalan Kendaraan

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021 71

Metode Pengukuran Kebisingan No Lokasi Sumber Bising


Pengukuran dimulai dari jam 7.00 WIB s/d 4. Mesin Ketam Balok
5. Kompresor
12.00 WIB, dilanjutkan pada pukul 01.00 WIB 6. Mesin Paku Tembak
s/d 03.00 WIB dan dilanjutkan pada pukul 2 Ruang 1. Generator
04.00 WIB s/d 05.00 WIB. Hal ini dikarenakan . Produksi II 2. Mesin Potong
pada jam berikut aktivitas kerja di lokasi 3. Mesin Ketam
4. Mesin belah
penelitian sedang berlangsung dan pada saat
5. Mesin Knife Sharpener
ini mesin-mesin yang digunakan dalam 3 Ruang Mesin Sawmill yang digunakan
keadaan hidup atau menyala sehingga dapat . Milling untuk membelah kayu/log
diketahui tingkat kebisingan yang menjadi kepingan papan dan
ditimbulkan. Pada saat jam istirahat kerja balok.
4 Jalan Suara Kendaraan pengangkut
pengukuran kebisingan tidak dilakukan. . Kendaraan bahan baku kayu dan bahan
Pengukuran dilakukan selama 1 hari dengan jadi
tahapan penelitian yang diawali dengan
penandaan titik dengan jarak interval yang Pengukuran Tingkat Kebisingan dengan
sama diseluruh lokasi. Metode Grid
Pengukuran ini dilakukan secara langsung, Setelah dilakukan pengukuran pada setiap
dengan alat Sound Level Meter. Pengukuran titik didapatkan nilai kebisingan rata-rata
tingkat kebisingan dilakukan sebanyak tiga pada titik tersebut.
kali pada 1 titik dengan pembacaan setiap 5 Hasil Pengukuran tingkat kebisingan
detik, kemudian dirata-ratakan sehingga diperolah data dapat dilihat pada tabel 2
didapatkan nilai kebisingan rata-rata pada berikut:
setiap titik pengukuran (Sasmita dkk, 2018).
Selain pengukuran kebisingan, data lain yang Tabel 2. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
dikumpulkan adalah titik koordinat, Titik Tingkat Keterangan
pengukuran Kebisingan
kelembaban udara, temperatur dan kecepatan 1, 23, 20, 21, 66 dB – 70 dB Titik tersebut
angin. 22, 39, 40, 41, (tidak merupakan titik dengan
dan 100 melebihi intensitas kebisingan
Metode Perhitungan Tingkat Pemaparan baku mutu terendah. Hal ini
Maksimal yang Diijinkan Peraturan dikarenakan titik
Menteri tersebut berada pada
Adapun perhitungan lama pekerja terpapar Tenaga Kerja area tempat parkir yang
kebisingan dihitung dengan metode (NIOSH, No.13 Tahun berada pada bagian tepi
1998). Dengan menggunakan persamaan 2011) dan berjarak cukup jauh
berikut: dari mesin-mesin
produksi.
4, 5, 24, 38, 70 dB – 76 dB Titik tersebut berada
⁄ ........................... persamaan (3) 56, 57, 58, 60, (tidak pada area pos satpam,
Dimana 61, 62, 77, 80, melebihi kiln dry, dan musholla
T = lama pemaparan maksimal yang dijinkan 81, 82, 83, 95, baku mutu dimana pada area
96, 97, 98, 99, Peraturan tersebut tidak
pada titik tersebut (menit) 101, 113, 115, Menteri menghasilkan sumber
L = tingkat kebisingan pada titik tersebut. 116, 117, 118, Tenaga Kerja suara dan berjarak
119, 126, 127, No.13 Tahun cukup jauh dari mesin-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dan 128. 2011 ) mesin produksi.
Identifikasi Sumber Bising 42, 43, 44, 63, 76 dB – 85 dB Titik tersebut berjarak
64, 65, 66, 67, (tidak dekat dengan mesin-
Dari hasil pengukuran kebisingan pada 84, 102, 120, melebihi mesin.
kawasan penelitian, diketahui bahwa sumber 85, 48, 49, 50, baku mutu
suara bising yang ada pada lokasi penelitian 30, 51, 52, 53, Peraturan
(Gambar 1) berasal dari proses kerja mesin- 54, 55, 36, 37, Menteri
18, 19, 59, 79, Tenaga Kerja
mesin produksi yang digunakan untuk 78, 76, 75, 74, No.13 Tahun
pengerjaan pallet. Data pada Tabel 1 73, 72, 71, 70, 2011)
merupakan sumber bising yang terdapat di 69, 68, 114,
lokasi penelitian. 112, 111, 110,
109, dan 108.
Tabel 1. Identifikasi Sumber Bising 10, 17, 31, 45, 85 dB – 89 dB Titik tersebut berada
86, 89, 103 (melebihi pada bagian tepi area
No Lokasi Sumber Bising
dan 121 baku mutu produksi dan saw
1 Ruang 1. Mesin Potong
Peraturan milling.
Produksi I 2. Mesin Ketam
Menteri
3. Mesin Belah

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


72 Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021

Titik Tingkat Keterangan disajikan dalam bentuk peta kontur. Pola


pengukuran Kebisingan sebaran tingkat kebisingan di kelompokkan
Tenaga Kerja
No.13 Tahun
sebagai berikut :
2011) 1. Warna ungu menggambarkan tingkat
7, 27, 47, 12, > 89 dB Pada titik ini merupakan kebisingan 66 dB – 70 dB.
15, 123, 125, (melebihi sumber bising dan area 2. Warna biru menggambarkan tingkat
dan 106 baku mutu yang sangat berbaya bagi kebisingan 70 dB – 75 dB.
Peraturan pekerja.
Menteri 3. Warna hijau menggambarkan tingkat
Tenaga Kerja kebisingan 75 dB – 85 dB.
No.13 Tahun 4. Warna kuning menggambarkan tingkat
2011) kebisingan 85 dB – 90 dB.
5. Warna orange menggambarkan tingkat
Dari hasil pengukuran kebisingan kemudian kebisingan 90 dB – 95 dB.
dilakukan pengolahan data menggunakan 6. Warna merah menggambarkan tingkat
Software Surfer 13, data yang diperlukan kebisingan > 95 dB.
adalah titik koordinat (x dan y) dan juga data
rata-rata tingkat kebisingan (z). Koordinat dan Berikut adalah peta pola tingkat kebisingan
data rata-rata tingkat kebisingan dimasukkan dilokasi studi.
ke dalam worksheet Surfer 13 kemudian

Gambar 2. Peta Tingkat Kebisingan Dilokasi Studi

Berdasarkan Gambar 2 terdapat beberapa Analisis Waktu Pemaparan Menggunakan


lokasi yang memiliki intensitas kebisingan Rumus NIOSH
tinggi yaitu > 92 dB yang ditandai dengan Berdasarkan pola penyebaran kebisingan di
warna orange dan merah yang melebihi lokasi penelitian, maka dilakukan perhitungan
ambang batas baku mutu dikarenakan lokasi pada titik pengukuran yang dikelompokkan
tersebut merupakan daerah dekat sumber berdasarkan intensitas tingkat kebisingan
bising dari mesin yang sedang beroperasi. melebihi ambang baku mutu (>85 dB) dan
Lokasi tersebut ruang produksi I, ruang intensitas tingkat kebisingan tidak melebihi
produksi II dan ruang milling. Lokasi tersebut ambang baku mutu (<85 dB) Peraturan
memiliki intensitas kebisingan tinggi yaitu > Menteri Tenaga Kerja No.13 Tahun 2011 dan
89 dB yang ditandai dengan warna orange dan untuk menentukan lama pemaparan
merah yang melebihi ambang batas baku mutu kebisingan yang diperbolehkan maka
dikarenakan lokasi tersebut merupakan digunakan metode perhitungan NIOSH dari
daerah dekat sumber bising dari mesin yang persamaan (2).
sedang beroperasi. Dilakukan perhitungan NIOSH, pada titik yang
tingkat kebisingannya tidak melebihi ambang

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021 73

baku mutu (<85 dB) yaitu titik 51 dengan tekanan suara yang terbaca pada Sound Level
tingkat kebisingan 80,7 dB Meter. Hal ini dikarenakan Sound Level Meter.
480 bekerja pada range suhu antara -100C hingga
T
2
(L 85)⁄3 500C (14-1220F) (SNI 7231, 2009).
480 Dari hasil pemetaan dan pengukuran
T (80 7 85)⁄3
1306 menit = 21,8 jam diketahui temperatur tertinggi pada area
2
proses produksi pallet yaitu berada pada titik
Artinya pada titik 51, pada titik tersebut 12 dengan tingkat kebisingan 99,4 dB dimana
pekerja terpaparan kebisingan berturut-turut suhu area tersebut 35,50C. Titik ini terletak di
paling lama adalah selama 21,8 menit, jika ruang sawmill dengan jarak sangat dekat
tidak menggunakan APD atau upaya dengan sumber bising yaitu mesin sawmill.
pengurangan kebisingan. Nilai ini dinyatakan Sedangkan temperatur terendah pada area
aman, mengingat pekerja hanya bekerja 8 jam proses produksi pallet terletak pada titik 120
sehari. dengan tingkat kebisingan 79,0 dB dan suhu
Salah satu titik dengan tingkat kebisingan area tersebut 300C dimana titik ini terletak
melebihi ambang baku mutu (>85 dB), yaitu jauh dari sumber bising.
titik 12 dengan tingkat kebisingan 99,4 dB Sound Level Meter tidak dipengaruhi oleh
480 kelembapan nisbi hingga 90 % (SNI 7231,
T
2
(L 85)⁄3 2009). Tetapi yang perlu diperhatikan adalah
ketika kondisi hujan atau berkabut alat ukur
17 menit = 0.3 jam
⁄ kebisingan harus tetap terjaga agar pori-pori
Artinya pada titik 12, pada titik tersebut pada wind screen tidak tertutup oleh air atau
pekerja terpaparan kebisingan berturut-turut endapan lainnya.
paling lama adalah selama 17 menit, jika tidak Data meteorologi yang terukur di titik
menggunakan APD atau upaya pengurangan sampling, nilai kelembapan udara yang
kebisingan. Titik 12 merupakan titik dengan terukur pada area proses produksi dengan
kebisingan tertinggi, karena titik tersebut tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada titik 12
jaraknya sangat dekat dengan mesin yang dengan intensitas kebisingan 99,4 dB dan
sedang beroperasi. Titik yang tingkat temperatur udara 35,50C sebesar 68,6 %.
kebisingan yang melebihi baku mutu Sedangkan nilai kelembapan udara yang
kebisingan sehingga lama waktu pemaparan terukur pada area proses produksi dengan
yang diperbolehkan kurang dari 8 jam kerja. tingkat kebisingan terendah pada titik 120
Pada titik-titik ini diperlukan penanganan dengan intensitas kebisingan 79,0 dB dan
lebih lanjut sehingga tidak menyebabkan temperatur udara 300C sebesar 75,7 %.
penyakit akibat kerja, khususnya resiko Kecepatan angin salah satu media perantara
kerusakan atau gangguan pendengaran yang bunyi. Semakin kencang kecepatan angin
disebabkan oleh waktu terpapar kebisingan maka secara tidak langsung akan
yang melebihi standar. mempengaruhi hasil pengukuran kebisingan.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa
Pengaruh Kondisi Meteorologi dan kecepatan angin tertinggi mencapai 1,2 m/s
Lingkungan terhadap Kebisingan yang terletak pada salah titik yaitu titik 55 dan
Saat pengukuran tingkat kebisingan juga kecepatan angin terendah yaitu 0 m/s yang
dilakukan pengambilan data pendukung terletak pada salah satu titik yaitu titik 27.
meteorologi meliputi temperatur, Menurut Mediastika (2005) bahwa kebisingan
kelembapan, dan kecepatan angin. Data sangat bergantung pada salah satunya adalah
tersebut disajikan pada Tabel 3. kecepatan angin. Di kondisi ini, kecepatan
angin pada saat pengukuran tidak lebih dari 5
Tabel 3. Data Meteorologi saat Penelitian m/s, menyebabkan tidak ada pengaruh
Kondisi Meteorologi Nilai Terukur terhadap perubahan tingkat tekanan suara
Temperatur 290 C – 37,10 C yang terukur pada alat Sound Level Meter
Kelembapan udara 48,9 % - 77 %
Kecepatan angin 0 – 1,2 m/s
(PermenLH No 7, 2009).

Temperatur udara pada saat melakukan Upaya Pengendalian Kebisingan


Upaya Pengendalian yang dilakukan dapat
pengukuran di titik sampling antara 290C –
37,10C. Suhu udara pada saat sampling dibedakan menjadi 3 sistematik, yaitu
penegndalian di sumber, pengendalian di jalur
dilakukan tidak berpengaruh terhadap tingkat

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


74 Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021

transmisi suara dan pengendalian di Hal ini menyebabkan bising yang


penerima. dihasilkan dari kegiatan penggergajian
1. Pengendalian dari sumber bising dan pembuatan pallet menjadi menyebar
Berdasarkan hasil observasi dan pemetaan pada area di lokasi penelitian.
kebisingan di lokasi penelitian dapat Hal lain yang dapat dilakukan adalah
tergambar bahwa setiap unit dengan dengan pemasangan noise warning sign
proses kerja menggunakan mesin yang merupakan pemasangan tanda yang
bising. Salah satu upaya pengendalian dari menyatakan bahwa suatu area merupakan
sumber agar tingkat bising yang dihasilkan area dengan potensi bahaya kebisingan
oleh sumber dapat dihilangkan tidak dapat (memiliki tingkat kebisingan diatas 85 dB)
dilakukan. Hal ini dikarenakan mesin dan juga merupakan larangan untuk tidak
tersebut merupakan alat utama dalam memasuki area tersebut tanpa alat
proses kerja yang dilakukan. Sehingga pelindung pendengaran. Penempatan noise
yang dapat dilakukan adalah membuat warning sign dapat dilakukan disetiap
enclosure (bangunan peredam sumber lokasi dengan intensitas kebisingan
bising). Pembuatan enclosure pada area tertinggi.
lokasi studi hanya dapat dilakukan pada 3. Pengendalian di penerima kebisingan
kamar generator yang berada pada ruang Dilakukan dengan menggunakan alat
produksi II. Diketahui dari hasil penelitian pelindung pendengaran seperti earplug,
lapangan bahwa kamar generator hanya earmuff dan helmet. Pada lokasi penelitian
berupa dinding yang terbuat dari papan belum terdapat alat pelindung
kayu sehingga diperlukan upaya untuk pendengaran yang wajib dipakai oleh
mengurangi suara kebisingan yang pekerja. Pekerja hanya menggunakan
ditimbulkan generator dengan memasang masker dan sarung tangan sebagai alat
enclosure. Enclosure yang terbuat dari pelindung diri. Penggunaan alat
bahan polikarbonat, kaca, aluminium, baja, perlindung diri ini dapat dilakukan pada
kayu lapis, dan bahan komposit mampu setiap pekerja yang terpapar kebisingan
mengurangi kebisingan untuk frekuensi tinggi. Pullat (1992) mengatakan
10 kHz sebesar 19–25 dB, dan akan pemakaian earplug dapat mengurangi
meningkat menjadi 40–48 dB untuk tingkat kebisingan sebesar 30 dB dan
frekuensi 40 Hz (Mikulski, 2020). Dengan earmuff mampu mengurangi kebisingan
demikian maka tingkat kebisingan pada antara 40 dB - 50 dB. Untuk titik 12 yang
titik 12 yang mencapai 99,4 dB bisa tingkat kebisingannya mencapai 99,4 dB,
menjadi lebih rendah yaitu antara 75-85 akan bisa turun hingga 49 - 59 dB,
dB. sehingga pekerja dapat bekerja lebih lama
2. Pengendalian pada jalur transmisi suara di lokasi tersbut.
Adapun pengendalian dari jarak dengan Selain itu hal yang bisa dilakukan adalah
pemasangan penghalang kebisingan atau rotasi Kerja untuk lokasi yang
sound barrier. Penghalang kebisingan ini kebisingannya lebih dari 85 dB.
bertujuan agar suara bising yang Pengendalian ini bisa dilaksanakan dengan
dihasilkan dari mesin – mesin yang sedang mengurangi waktu pemaparan terhadap
beroperasi tidak menyebar keluar dari pekerja dengan cara pengaturan jadwal
ruang produksi. Penghalang kebisingan ini kerja dan istirahat, sehingga saat bekerja,
untuk memblokir jalur langsung antara pekerja masih berada dalam batas aman.
sumber suara dan penerima dan juga Pengaturan jadwal kerja ini disesuaikan
membalikkan suara. Barrier mampu antara pemaparan intensitas kebisingan
melakukan pengurangan kebisingan dari 5 dengan waktu maksimum yang diizinkan
dB hingga 20 dB (Bentsen, 2010). Barrier untuk setiap area kerja. Cara pengaturan
yang dibuat berupa dinding tembok pada waktu kerja dan istirahat adalah jika
tiang – tiang ruang produksi. Pembuatan pekerja sudah berada di lingkungan kerja
barrier dapat dilakukan diseluruh lokasi yang bising sesuai dengan batas waktu
penelitian, hal tersebut dikarenakan yang diperbolehkan, maka pekerja
berdasarkan hasil observasi lapangan, tersebut harus istirahat dahulu dengan
lokasi tersebut secara keseluruhan meninggalkan tempat kerja nya selama
merupakan area terbuka dimana ruang beberapa menit, dan kembali lagi ke
produksi tidak ditutupi dengan dinding. tempat kerja tersebut untuk bekerja

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021 75

seperti biasa. Pengendalian kebisingan pelindung diri, rotasi kerja/shift kerja,


pada pekerja dapat juga dilakukan dengan memberikan training K3/pelatihan K3.
melakukan pelatihan tentang K3. Pelatihan 5. DAFTAR PUSTAKA
dapat meningkatkan kesadaran pekerja Arpian, I. D. (2018). Penerapan Alat Pelindung
akan pentingnya usaha perlindungan diri Diri Tangan Pada Pekerja Bagian Produksi.
dari setiap bahaya di tempat kerja salah HIGEIA Journal of Public Health Research
satunya kebisingan. and Development. Vol. 2, No.3.
Bendtsen, Hans. 2010. Noise Barrier Design:
4. KESIMPULAN Danish and Some European Examples.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Reprint Report: UCPRC-RP-2010-04
penelitian ini adalah : Casas, WJP., Cordeiro, EP., Mello, TC and
1. Pemetaan tingkat kebisingan di lokasi Zannin, PHT. 2014. Noise mapping as a
penelitian dibagi menjadi kebisingan tool for controlling industrial noise
tinggi ditandai dengan warna kuning, pollution. Journal of Scientific & Industrial
orange, merah berada pada rentang > 85 Research Vol. 73, April 2014, pp. 262-266
dB. Kebisingan sedang berada pada Mediastika, C. E. (2005). Akustika Bangunan:
rentang 75 dB - 85 dB ditandai dengan Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di
warna hijau. Sedangkan untuk tingkat Indonesia. Jakarta: Erlangga.
kebisingan rendah berada pada rentang Mikulski, W. 2020. Reducing the harmful
< 75 dB ditandai dengan warna biru dan effects of noise on the human environment.
warna ungu. Sound insulation of industrial skeleton
2. Berdasarkan hasil pengukuran enclosures in the 10–40 kHz frequency
dilapangan terdapat 24 titik kebisingan range. J Environ Health Sci Engineer 18,
tertinggi yang berada diatas baku mutu 1451–1463.
tingkat kebisingan Peraturan Menteri https://doi.org/10.1007/s40201-020-
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik 00560-2
Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011 Nathanail, C.Paul., Bardos, Paul. (2004).
sebelum dilakukan pengendalian. Untuk Reclamation of Contaminated Land, EPP &
titik kebisingan yang paling tertinggi Land Quality Press : Nottingham.
adalah 99,4 dB pada titik 12. National Institute of Occupational Safety
3. Berdasarkan pengukuran tingkat Hazards (NIOSH). (1998). Criteria For A
kebisingan pada setiap titik, maka waktu Recommended Standard. U.S Department
lama pemaparan yang Of Health And Human Service : Ohio.
direkomendasikan oleh NIOSH Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
bervariasi, dan tergantung dari hasil Nomor 07 Tahun 2009 tentang ambang
pengukuran yang didapat. Waktu batas kebisingan kendaraan bermotor tipe
pemaparan paling singkat ynag baru.
diperbolehkan yaitu pada titik 12 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
dengan waktu pemaparan 17 menit Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011
dikarenakan titik pengukuran ini berada tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
paling dekat dengan sumber bising. Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.
4. Upaya pengendalian yang dapat Priambada, K. D. (2017). Pemanfaatan
dilakukan untuk area tingkat kebisingan Limba`123457789p0h Kayu Palet Dalam
tertinggi yaitu dengan melakukan Penciptaan Hiasan Terarium. Skripsi.
pengendalian dari sumber berupa Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan
melakukan maintanance pada mesin Pendidikan Seni Rupa. Universitas Negeri
secara rutin, dan membuat Yogyakarta.
enclosure/bangunan peredam sumber Pullat, B.M.. 1992. Fundamentals of Industrial
bising untuk kamar generator. Untuk Ergonomics. Prentice Hall Inc: United
pengendalian dari jalur transmisi suara States ofAmerica.
dapat dilakukan dengan membuat Rejeki, S. (2015). Sanitasi, Hygiene, dan K3
barrier berupa dinding tembok, (Kesehatan & Keselamatan Kerja).
membuat alat sekat peredam serta Bandung: Rekayasa Sains.
pemasangan noise warning sign. Dan Sasmita, Aryo., Asmura, J., Ambarwati, NR.
untuk pengendalian dari penerima dapat 2018. Pengendalian Kebisingan dengan
dilakukan dengan pemakaian alat Metode Conceptual Model di Pabrik Kelapa

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


76 Aryo Sasmita, Muhammad Reza, Rodesia Mustika Rozi / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 – Maret 2021

Sawit PT. Tunggal Perkasa Plantations.


Jurnal Sains dan Teknologi 17 (2),
September 2018: 61 - 68
Standar Nasional Indonesia 7231: 2009.
Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan
di Tempat Kerja. Jakarta.
Suma’mur. (2009). Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta:
Sagung Seto

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652

View publication stats

You might also like