You are on page 1of 9

Masa Tanam Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.

)
Berdasarkan Neraca Air di Kecamatan Kakas Barat

Planting Season of Peanut (Arachis hypogaea L.)


Based on Water Balance in District West Kakas
Oleh :

Veronica Ester Buge 1), Anni E. Tarore 2), Adeleyda M. Lumingkewas 2)


1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSRTACT
Peanut is one of the plants, especially food sources of protein, carbohydrates and vitamins.
Objective to determine planting peanuts (Arachis hypogaea L.) based on water balance in the
District of West Kakas. Materials and equipment used are secondary data of rainfall and
evapotranspiration taken in Tondano Geophysics station, as well as physical data of land and
uses a computer. The method used in this research is secondary data in the form of a survey
method that includes climate data of rainfall and evapotranspiration observations
Geophysics Station Tondano Winangun obtained from BMKG station. Soil physical data
retrieval in Minahasa District Land Board. Early planting peanuts based on the criteria of
FAO, 1978 which is the first dasarian October. The results of the water balance analysis
available planting peanut plants in the District of West Kakas which is 270 days, starting at
the beginning of the rainy season (rainfall = 0,5ETP) in dasarian I to dasarian III from
October to June. That it can be done three times a year planting.
Key Words : Planting time, Peanut, Water Balance, Climate, Rainfall
ABSTRAK
Kacang tanah merupakan salah satu tanaman sumber pangan terutama protein, karbohidrat
dan vitamin. Tujuan Penelitian untuk mengetahui masa tanam kacang tanah (Arachis
hypogaea L.)berdasarkan neraca air di Kecamatan Kakas Barat. Bahan dan alat yang
digunakan adalah data sekunder berupa data curah hujan dan evapotranspirasi yang diambil
di satsiun Geofisika Tondano, serta data fisik tanah dan menggunakan seperangkat komputer.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei Data sekunder
berupa data iklim yang meliputi curah hujan dan evapotranspirasi hasil pengamatan Stasiun
Geofisika Tondano diperoleh dari BMKG Stasiun Winangun. Pengambilan data fisik tanah
pada Badan Pertanahan Kabupaten Minahasa.. Awal masa tanam kacang tanah berdasarkan
kriteria FAO, 1978 yakni pada dasarian I bulan Oktober. Hasil analisis neraca air masa
tanam tersedia tanaman kacang tanah di Kecamatan Kakas Barat adalah 270 hari yakni,
dimulai pada awal musim hujan (Curah hujan=0,5ETP) yakni pada dasarian I bulan Oktober
sampai dasarian III bulan Juni. Dengan demikian dapat dilakukan tiga kali penanaman dalam
setahun.
Kata Kunci : Masa tanam, Kacang tanah, Neraca Air, Iklim, Curah Hujan

1
PENDAHULUAN tanaman kacang tanah di Provinsi
Kacang tanah merupakan salah satu Sulawesi Utara dari tahun ke tahun
tanaman palawija yang bernilai ekonomi mengalami penurunan, yakni tahun 2011
cukup tinggi bagi petani. Disamping produksi 9049 ton/tahun, tahun 2012
tanaman tersebut sebagai komoditi produksi 8247 ton/tahun, tahun 2013
agrobisnis juga merupakan salah satu produksi 8805 ton/tahun, tahun 2014
sumber pangan terutama protein bagi produksi 7069 ton/tahun, dan tahun 2015
penduduk Indonesia. Selain kandungan produksi 3971 ton/tahun (BPS , 2016).
protein sebesar 27%, kacang tanah juga Salah satu wilayah di Kabupaten Minahasa
mengandung lemak (40-50%), karbohidrat yang memiliki potensi lahan untuk
serta vitamin A, B, C, D, E, dan K serta pengembangan kacang tanah yakni,
mineral lainnya (Adisarwanto, Rahmianna Kecamatan Kakas Barat. Usaha tani di
dan Suhartina, 1993). Kacang tanah wilayah Kakas Barat umumnya
sebagai sumber pendapatan petani. Hal monokultur yakni dengan kegiatan
tersebut berkaitan dengan aktifitas industri budidaya tanaman jagung, dipihak lain
rumah tangga yang mengasilkan beberapa perluasan areal tanaman kacang tanah
produk olahan kacang tanah. Di masih memungkinkan dengan kondisi
Kabupaten Minahasa pada umumnya lahan yang ada .
produk olahan tanaman kacang tanah yaitu Apabila terjadi defisit pada periode-
kacang sangrai, kacang tore, kacang hai, periode tersebut maka akan terjadi
kacang gula dan kacang halua serta olahan gangguan pertumbuhan dan penurunan
makanan ringan lainnya yang sudah hasil baik secara kualitas maupun
dipasarkan sampai ke mancanegara kuantitas.
menjadi sumber pendapatan bagi pelaku Masa tanam memegang peranan
home industry. penting dalam sistem budidaya pertanian,
Kebutuhan kacang tanah dari tahun pemilihan masa tanam yang tepat dapat
ke tahun terus meningkat sejalan dengan meminimalkan resiko tanaman mengalami
bertambahnya jumlah penduduk, cekaman kekeringan (water stress) pada
kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi fase kritis, dan dapat diketahui volume air
pangan, serta meningkatnya kapasitas yang harus ditambahkan untuk mencapai
industri pakan dan makanan di Indonesia. kebutuhan air yang sesuai, serta
Namun produksi kacang tanah dalam memaksimalkan intensitas tanam
negeri belum mencukupi kebutuhan (Firmansyah, 2010). Masa tanam yang
Indonesia yang masih memerlukan impor tepat sangat erat hubungannya dengan
dari luar negeri. Oleh sebab itu pemerintah tersedianya kebutuhan air bagi
terus berupaya meningkatkan produksi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman.
kacang tanah melalui intensifikasi, Jumlah air yang tersedia dan jumlah air
perluasan areal pertanaman dan yang dibutuhkan mengalami fluktuasi dari
penggunaan pemupukan yang tepat waktu ke waktu, sehingga pada suatu
(Adisarwanto, Rahmianna dan Suhartina, periode dapat terjadi kelebihan air dan
1993). Semakin tingginya permintaan pada periode lainnya dapat terjadi
produksi kacang tanah menjadikan kekurangan air bagi tanaman (Suswasono,
tanaman ini perlu untuk dikembangkan 1990). Informasi tentang kelebihan dan
dalam pembudidayaannya. Produksi kekurangan air tersebut sangat membantu

2
dalam penyusunan perencanaan di lahan Metode penelitian ini adalah dengan
pertanian. Di samping itu tanah juga metode survei, dan pengambilan data
mempunyai peranan penting terhadap sekunder berupa data iklim, pengambilan
ketersediaan air bagi tanaman (Abidin, data fisik tanah pada Badan Pertanahan
1984). Masa tanam dapat ditentukan Kabupaten Minahasa.
berdasarkan waktu terjadinya defisit dan 1. Penyiapan dan pengambilan data. Data
surplus air, serta lengas tanah dari hasil sekunder berupa data iklim (curah
neraca air baik dasarian maupun bulanan. hujan dan penguapan pada periode
Penyusunan tabel neraca air dalam dekade tahun 1996-2015 hasil pengamatan
(10 harian) periode tahun 1996-2015 di Stasiun Geofisika Tondano diperoleh
Kecamatan Kakas Barat dengan maksud dari BMKG Stasiun Winangun .
untuk dapat mengetahui jumlah air yang 2. Pengambilan data fisik tanah pada
diperoleh, yakni nilai surplus dan defisit Badan Pertanahan Kabupaten
air.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Minahasa.
masa tanam kacang tanah berdasarkan 3. Survei ke lokasi penelitian di daerah
neraca air di Kecamatan Kakas Barat. Kakas Barat.
Sehingga dapat menjadi informasi bagi 4. Melakukan wawancara dengan petani
petani dan pemerintah untuk menentukan kacang tanah di Kawangkoan
masa tanam kacang tanah, sehingga 5. Mengolah data yang sudah ada yaitu
mengurangi resiko produksi yang data curah hujan ditabulasi dalam setiap
disebabkan oleh faktor lingkungan dan dasarian atau 10 harian
membantu petani untuk mengembangkan 6. Menyusun tabel neraca air yang berisi
budidaya tanaman kacang tanah agar dapat komponen neraca air seperti pada tabel
memenuhi permitaan yang ada. dengan menggunakan tatabuku
(bookkeeping) Thornthwaite – Mather ,
METODOLOGI PENELITIAN 1975.
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 7. Data fisik tanah yang ada yaitu lempung
bulan yakni bulan April hingga Juli tahun berpasir kemudian dengan studi
2016 dengan lokasi penelitian di literatur diketahui kadar air tanah
8. Data tersebut di input dalam komputer
Kecamatan Kakas Barat Kabupaten
dengan menggunakan program excel
Minahasa. Bahan yang dipakai adalah data akan diolah dan ditampilkan dalam
curah hujan harian, dan evapotranspirasi bentuk diagram dan grafik yang
yang diperoleh dari Stasiun BMKG menunjukkan neraca air tanaman.
Winangun dan data fisik tanah. Alat yang 9. Kemudian menentukan masa tanam
digunakan adalah seperangkat komputer. kacang tanah berdasarkan kriteria FAO
1978.
Pengisian/perhitungan komponen
neraca air pada Tabel Neraca Air metode HASIL DAN PEMBAHASAN
tatabuku Thornthwaite – Mather , 1975 Pola curah hujan dan
evapotrasnpirasi potensial di Kecamatan
Kakas Barat dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :

3
120
100
80
mm

60
40 CH
20 ETP
0
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
Dasarian Periode 1996-2015
Gambar 4.1 Pola Curah Hujan dan Evapotranspirasi Potensial

Secara umum pola curah hujan April, dasarian I dan II bulan Mei dan
dasarian periode 20 tahun yakni tahun dasarian I sampai III bulan Juni.
1996 – 2015, berada pada kisaran antara Aldrian (2011) menyatakan bahwa
31 mm sampai 98 mm. Curah hujan tinggi bila suatu daerah terjadi curah hujan ≥ 150
yaitu pada dasarian III bulan Oktober, mm per bulan atau 50 mm per dasarian
dasarian I sampai III bulan November, maka daerah tersebut telah memasuki
dasarian I sampai III bulan Desember dan musim hujan, sebaliknya jika daerah
Januari pada dasarian II bulan Maret tersebut sudah terjadi curah hujan ≤ 150
sampai dasarian III bulan Juni, curah hujan mm per bulan atau 50 mm per dasarian,
tertinggi yakni pada dasarian I bulan maka daerah tersebut telah memasuki
November. Sedangkan untuk curah hujan musim kemarau. Sedangkan untuk musim
yang rendah yakni pada dasarian I sampai kemarau di Kecamatan Kakas Barat
III bulan Agustus dan dasarian I hingga III dimulai pada dasarian 19 sampai 27 atau
di bulan September. dasarian I sampai III pada bulan Juli
Evapotranspirasi potensial (ETP) hingga September, dikarenakan pada
dasarian pada periode 20 tahun memiliki periode ini curah hujan yang ada lebih
kisaran yakni antara 20 mm sampai 50 kecil dari evapotranspirasi potensial (R <
mm, dengan evapotranspirasi potensial 0.5 ETP).
yang tinggi yaitu pada dasarian II dan III Gambar 4.2 menunjukkan bahwa
bulan Mei, dasarian I sampai III bulan Juli hasil perhitungan neraca air kacang tanah
dan dasarian I sampai III pada bulan didapati bahwa periode terjadi kekurangan
Agustus dan September, evapotranspirasi air yaitu pada bulan Juli dasarian I, dan
potensial tertinggi pada dasarian I bulan dasarian I sampai II bulan September, hal
Juli. Evapotraspirasi potensial rendah ini menunjukkan pada bulan tersebut
yakni pada dasarian I sampai III bulan Gambar di bawah ini menunjukkan
Januari dan Februari, dasarian II dan III neraca air tanaman kacang tanah di
bulan Maret, dasarian I sampai III bulan Kecamatan Kakas Barat.

4
120
100
80
mm

60 CH (mm)
40 ETP(mm)
20 Surplus(mm)
0 Defisit(mm)
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
Dasarian Periode 1996-2015
Gambar 4.2 Neraca Air Tanaman Kacang Tanah di Kecamatan Kakas Barat

terjadi periode defisit. Sedangkan Pada gambar diatas dapat dilihat


pada periode yang terjadi kelebihan air bahwa hampir pada setiap dasarian terjadi
atau surplus terjadi pada dasarian I sampai keadaan surplus dimana kondisi air
III bulan Januari hingga Juni dan Oktober berlebih, sehingga kadar air tanah masih
hingga Desember. tetap terpenuhi. Sedangkan untuk periode
Jumlah air yang dibutuhkan tanaman defisit atau terjadi kekurangan air hanya
dapat digambarkan dengan jumlah air yang pada dasarian bulan Juli, dasarian III bulan
dibutuhkan untuk evapotranspirasi. Agustus dan dasarian I bulan September.
Pemberian air yang tak memenuhi pada Berdasarkan kriteria FAO (1978)
fase pertumbuhan kacang tanah akan masa tanam adalah selang waktu dalam
berpegaruh negatif. Apabila terjadi setahun dengan curah hujan (R) ≥ 0, 5
kekurangan air hasil kacang tanah dapat evapotranspirasi potensial (ETP).
menurun 17 - 43 % pada fase vegetatif dan sedangkan penentuan awal masa tanam
50 – 56 % pada fase reproduktif didasarkan pada nilai curah hujan (R) =
(Oosterhuis et al. 1990). Pada periode 0,5 ETP. Dari grafik pada gambar 4.2 di
bulan Oktober hingga Desember terjadi atas menunjukkan bahwa dasarian 30 atau
kondisi surplus, keadaan surplus dengan dasarian III di bulan Oktober merupakan
jumlah yang kecil hanya terjadi pada awal musim hujan di Kecamatan Kakas
dasarian II bulan Oktober yakni 1.38 mm. Barat karena curah hujan yang lebih besar
Periode tersebut menunjukkan pada 0.5 evapotranspirasi , yakni dengan curah
dasarian II dan III bulan November nilai hujan 69.09 mm dan evapotranspirasi
Surplus yang tinggi yaitu 54.72 mm dan potensial 29.8 mm.
63.68 mm (Gambar 4.2). Pada dasarian I Hasil perhitungan neraca air tanaman
sampai III bulan Januari hingga Maret kacang tanah di Kecamatan Kakas Barat ,
surplus yang tinggi terjadi pada dasarian hampir sepanjang tahun air tersedia bagi
III bulan Maret yaitu 53.56 mm. Neraca air tanaman atau kondisi surplus kecuali pada
kacang tanah dimana kondisi kelebihan air dasarian III bulan Juni hingga dasarian II
atau surplus tertinggi pada dasarian III bulan Juli dan dasarian II Agustus hingga
bulan April yaitu 59.71 mm dan dasarian II September. Namum bukan bearti pada
II bulan Juni yaitu 62.17 mm. kondisi surplus tersebut keadaan air sesuai

5
dengan kebutuhan air kacang tanah. Oleh memasuki fase vegetatif yaitu dasarian II
karena perlu adanya saluran drainase agar bulan Januari kondisi curah hujan dengan
kondisi surplus tidak mempengaruhi jumlah kebutuhan air kacang tanah dapat
pertumbuhan dan produksi tanaman terpenuhi. Dilihat pada fase pertumbuhan
Masa tanam kacang tanah di kacang tanah pembuahan sampai pengisian
Kecamatan Kakas Barat dapat dilakukan polong yang paling banyak membutuhkan
tiga kali dalam setahun, dimulai pada awal air. Pengisian polong terjadi pada umur 55
musim hujan yakni pada periode Oktober – 70 hari setelah tanaman (hst) yakni untuk
hingga memasuki pergantian musim di pada masing-masing periode pengisian
bulan Juni. Periode dasarian I sampai III di polong yaitu pada dasarian III bulan
bulan Oktober, November, Desember dan November dan I bulan Desember, dasarian
Januari hingga Juni kondisi curah hujan III bulan Februari dan dasarian I bulan
yang ada memungkinkan keadaan air Maret, dan dasarian III bulan Mei sampai
tersedia bagi tanaman kacang tanah. dasarian I bulan Juni.
Pada periode dasarian I bulan Sebagaimana dilihat pada neraca air
Oktober hingga dasarian III bulan tanaman kacang tanah periode 1996-2015,
Desember terjadi kondisi dimana periode keadaan dimana kekurangan air
kelebihan air (surplus) yang dimulai pada terjadi pada bulan Juli dan September, CH
dasarian II bulan Oktober. Kondisi curah ≤ 0.5 evapotranspirasin potensial , defisit
hujan yang paling tinggi terjadi pada terjadi pada dasarian I bulan Juli dan
dasarian I bulan November dengan nilai dasarian I dan II bulan September. Sesuai
curah hujan 98.63 mm dan surplus dengan pola curah hujan dan
berjumlah 77.83 mm. evapotranspirasi potensial bahwa musim
Tanaman kacang tanah ditanam pada kemarau di mulai pada dasarian 19 sampai
periode dimulai pada awal musim hujan 27 atau bulan Juli hingga September,
yaitu pada awal bulan Oktober. periode tersebut tidak sesuai untuk
Pertumbuhan awal kacang tanah dan stadia melakukan penanaman kacang tanah.
vegetatif aktif membutuhkan air 54 – 65 Apabila tanaman kacang tanah
mm pada masing-masing periode tumbuh, ditanam pada akhir musim hujan
kondisi curah hujan pada bulan Oktober memasuki musim kemarau, dalam kondisi
dapat dilihat dari setiap dasarian sesuai ketersediaan air terbatas (kurang), hasil
dengan kebutuhan air tanaman. Pada polong tanaman kacang tanah menjadi
periode dasarian III bulan Oktober sampai rendah, karena hal tersebut berpengaruh
dasarian I bulan November kondisi curah pada ketersediaan air di sekitar perakaran
hujan yang tinggi masih sesuai untuk tanaman, dan akan menghambat proses
kebutuhan air kacang tanah dimana stadia pertukaran gas CO2 pada daun tanaman
tumbuh memasuki pembungaan, karena yang akan menentukan akumulasi asimilat
fase pembungaan merupakan fase yang sehingga dapat menyebabkan hasil polong
sensitif apabilah terjadi kelebihan air tidak optimal (Sinclair, 1988).
karena dapat menggugurakan bunga. Sebaliknya jika tanaman kacang
Untuk masa tanam pada setiap tanah ditanam pada kondisi curah hujan
dasarian di bulan Januari sampai Juni, yang tinggi, dengan kondisi air yang
dilihat dari kebutuhan air mulai awal berlebih maka akan berpengaruh pada
pertumbuhan di bulan Januari kemudian proses inisiasi polong. Ketika curah hujan

6
tinggi maka cahaya matahari berkurang pengaturan pola tanam. Petani juga harus
sehingga proses fotosintisis berlangsung memperhatikan keadaan di lapangan,
tidak sempurna dan pembentukan seperti pembuatan saluran air guna
karbohidrat atau makanan berkurang, akan mengalirkan kelebihan air jika kondisi
menghambat inisiasi polong, oleh karena tanah tidak mendukung untuk terjadinya
itu dapat mengasilkan polong berbiji infiltrasi secara cepat.
keriput dan kecil atau polong tanpa biji Dengan demikian dapat diasumsikan
(Boote et al. 1982). untuk penanaman kacang tanah di
Curah hujan dan neraca air yang Kecamatan Kakas Barat dapat dilakukan
terajadi saat ini menunjukkan waktu untuk sebanyak tiga kali dalam setahun.
dilakukan penanaman kacang tanah, dan Pemanfaatan informasi neraca air yakni
dijadikan sebagai bahan perencanaan periode surplus dan defisit dalam
pertanian yang lebih baik sehingga petani penentuan masa tanam, dapat membantu
dapat memanfaatkannya untuk bertanam untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kacang tanah secara intensif maka dapat produksi tanaman, meningkatnya produksi
mengetahui kebutuhan air yang terpenuhi pertanian akan meningkatkan pendapatan
sehingga tidak terjadi kekeringan pada petani serta memenuhi permintaan yang
tanaman kacang tanah. ada.
Faktor iklim mempengaruhi KESIMPULAN DAN SARAN
pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Berdasarkan neraca air masa tanam
Suhu, cahaya dan curah hujan tersedia di Kecamatan Kakas Barat adalah
mempengaruhi laju fotosintesis dan 270 hari yakni pada dasarian I Bulan
respirasi sehingga berimplikasi pada Oktober hingga dasarian III Bulan Juni,
pertumbuhan dan perkembangan kacang dengan demikian dapat dilakukan tiga kali
tanah, yang berpengaruh pada komponen penanaman dalam setahun.
hasil. Intensitas cahaya yang rendah Perlu dilakukan pengujian di
mengurangi jumlah ginofor, jumlah polong lapangan dengan mempertimbangkan
dan berat polong (Andrianto dan Indarto, berbagai faktor teknis yang mempengaruhi
2004). pertumbuhan dan produksi tanaman
Curah hujan memegang peranan kacang tanah.
pertumbuhan dan produksi tanaman
pangan. Hal ini disebabkan air sebagai DAFTAR PUSTAKA
pengangkut unsur hara dari tanah ke akar Abidin, Z. 1984. Ilmu Tanaman. Angkasa
dan dilanjutkan ke bagian-bagian lainnya. Bandung. Penerbit CV Armico.
Fotosintesis akan menurun jika 30% Adisarwanto, T. A. A. Rahmianna, dan
kandungan air dalam daun hilang, Suhartina 1993. Budidaya Kacang
kemudian proses fotosintesis akan berhenti Tanah, dalam Kacang Tanah.
jika kehilangan air mencapai 60% Monograph Balittan Malang.
(Baharsyah, Didi S dan Isral, 1985) Anonimous, 2014. Produksi Kacang Tanah
Dengan mengetahui masa tanam di Kabupaten Minahasa Tahun 2014.
kacang tanah di Kecamatan Kakas Barat Badan Pusat Statistik di Kabupaten
beberapa hal yang dapat dibuat terkait Minahasa. http://sulut-
dengan kegiatan budidaya tanaman kacang minahasa.bps.go.id/kacangtanah.php?pi
tanah, dapat dilakukan pergiliran tanam,

7
lih=2012 (diakses pada tanggal 9 page. http://plantandwateruse-
21/42016). waterbalance.pdf (diakses pada tanggal
Baharsyah, J. S. Didi S. dan Isral L. 23 Oktober 2016)
1985. Hubungan Iklim dengan Jen Hu, C., 1968. Climate and
Pertumbuhan Kacang Tanah. Pusat Agriculture An Ecological Survey.
Penelitian dan Pengembangan Pangan. Page 193 – 208
Bogor. Hal 87-101. Kramer, D. 1980. Hidrometeorologi.
Boote, K. J. R. Stansell, A. M. Schubert, Jurusan Agrometeorologi. IPB. Bogor.
and J. F. Stone. 1982. Irrigation, Water 49 hal
Use, and Water Realtions. P 164-205. Nurhayati. Nuryadi. dkk. 2010. Analisis
Peanut Science and Technology, Karakteristik Iklim Untuk Optimalisasi
America Peanut Research and Produksi Kacang Tanah di Provinsi
Education Soc,Inc. Texas Lampung. Seminar Karya Ilmiah
Cully H. 1979. Irrigatiom and Drainage Mahasiswa Provinsi Lampung. Jurnal :
Division. Journal ASCE Budidaya Kacang Tanah Vol. 27
Doonrebos, J and W. O. Pruitt, 1977. Marzuki, H. A.R. 2007. Bertanam Kacang
Guidelines for Prediction Crop Water Tanah. Edisi Rensi. Jakarta ; Penebar
Requirment. FAO Irrigation and Swadaya. 43 hal
Drainage Rome. Oldeman, L. R. and M. Frere, 1982 ; A
Doorenbos, J. and A. H. Kassam, 1979. Study On The Agroclimatology Of
Yield Response to Water. Food South East Asia. Technical Report.
Agriculture Organization Of The Oldeman, L. R. and M. Frere, 1982.
United Nations. Rome 1979 Report on the Agroecological Zones
Project. Vol. 1, Methodology and
Firmansyah M. A (2010). Teori dan Result for Africa. Rome
Praktik Neraca Air untuk Menunjang Oosterhuis D. M, Scott H. D, Hampton.
Tugas Penyuluh Pertanian di R. E, Wullschleger S. D, 1990.
Kalimantan Tengah. Physiological response of two soybean
(Glycine max L.Merr). Cultivar to short
Food Agricultur Organization (FAO) ; term flooding environ. Exp. P 85-92
1978, Agro-ecological zoning Rosenberg, N. J., B. L. Blad and S. H.
guidelines. FAO soils bulletin. Page 12- Verna. 1983. The Biological
13 Environment. 2nd ed. John Wiley and
Sons. New York.
Jayanti K M, Sudira P, Sunarminto B H. Runtunuwu, E., H. Syahbuddin dan A.
2014. “Prediksi Neraca Air untuk Pramudia. 2008. Model Pendugaan
Menentukan Masa Tanam Tebu di Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi
kecamatan Kalasan,Sleman”. Fakultas Sistem Data Base Iklim Nasional.
Pertanian Univ.Sintuwu Maroso. Jurnal Tanah dan Iklim, No. 27.
Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Sinclair, T. R, 1988. Selecting Crops For
Yogyakarta. Journal ; Ilmu Pertanian Water Limited to Environment. Page
Vol.18 no.2, Hal 109-116. 87-94. In.F.R. Bidinger and C Johansen
Jackson , 1979. Water Balance and yield (eds). Drought research priority for dry
response to water use. Paper volume 4. land tropics.ICRISAT. India

8
Sudarsono, S. dan K. Takeda. Hidrologi Warintek 2010. Budidaya Kacang
Untuk Pengairan. PT Pratnya Paramita Tanah.
Jakarta. http://mogroplus.com/brosur/Budidayak
Suswasono, H. 1990. Biologi Pertanian, acangtanah.pdf . Diakses pada tanggal
cetakan kedua. Rajawali Pers Jakarta 23 Oktober 2016.
Hal.118-121 World Meteorological Organization, 1971.
Slatyer. 1991. Management of Water for Guide to Hydrology Practice.
Support the plant growth on phase its Publication by WMO NO.169, Ganeva
growth. Report George Over Ltd.
London
Thorntwaite, C. W. dan J.R Mather 1975.
Instruction and Tables For Computing
Potensial Evapotranspiration and The
Water Balenced. Pub. Of. Climatology
Vol. X No.3 Centerton, New Jersey. P
185-311
Titiek, I. dan W. H. Utomo., 1995.
Hubungan Tanah Air dan Tanaman.
Hal. 241-252.
Trustinah, 1993. Kacang Tanah. Monograf
Balittan Malang. No. 12. Balai
Penelitian Tanaman Pangan, Malang.
Hal 9-23

You might also like