You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338296640

analisis Analisis Manajemen Pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum


Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2019

Article  in  Jurnal Kesehatan Komunitas · December 2019


DOI: 10.25311/keskom.Vol5.Iss3.460

CITATIONS READS

0 210

3 authors, including:

Jasrida Yunita
University of Indonesia
22 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman View project

All content following this page was uploaded by Jasrida Yunita on 12 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KESKOM. 2019;5(3) : 218-226

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

Analysis of Nutritional Unit Service Management in


Arifin Achmad Regional General Hospital of Riau
Province in 2019
Analisis Manajemen Pelayanan Instalasi Gizi di Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun
2019
Zela Familta1,, Elfindri2, Jasrida Yunita3
1,3
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
2
Universitas Andalas
ABSTRACT ABSTRAK
Hospital nutri on services are very important as a determinant of Pelayanan gizi rumah sakit sangat pen ng sebagai salah satu
service quality. Hospital nutri on services is a provision of food to penentu kualitas pelayanan. Pelayanan gizi rumah sakit
pa ents and employees which beginning from menu planning to merupakan suatu penyelenggaraan makanan kepada pasien dan
distribu on in order to achieving the op mal nutri onal status karyawan yang diawali dari perencanan menu sampai
through the provision of an appropriate diet. In the Arifin pendistribusian dalam rangka pencapaian status gizi yang
Achmad Regional General Hospital of Riau Province, describes op mal melalui pemberian diet yang tepat. Di Rumah Sakit
the lack of human resource, so that many officers do double jobs Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau, menggambarkan
and the lack of facili es and infrastructure such as water supply adanya kekurangan sumber daya manusia sehingga banyak
to the room. This study aims to analyzed the nutri onal unit petugas melakukan double job dan masih kurangnya sarana serta
service management of Class III Inpa ent at Arifin Achmad prasarana seper pemanas air ke ruangan. Peneli an ini
Regional General Hospital of Riau Province. In qualita ve bertujuan untuk menganalisis manajemen pelayanan Instalasi
methode, research instruments were used in-depth interviews, Gizi Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
observa ons and ques onnaires. The informants were the Achmad Provinsi Riau. Pada metode peneli an kualita f
nutri on officers, nutri onist, head of nutri on unit, head of pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan
monitoring and evalua on subdivision and 2 pa ents. kuesioner. Informan pada peneli an ini adalah petugas gizi, ahli
Meanwhile, in quan ta ve method, research used 100 pa ents gizi, kepala instalasi gizi, kepala Subbidang monitoring dan
as samples. Variable of study were human resources, evaluasi dan pasien yang berjumlah 2 orang. Jumlah sampel
infrastructure, standard opera onal procedures, planning, untuk peneli an kuan ta f adalah dengan sample 100 orang
organiza on, implementa on, and evalua on. The results pasien rawat inap. dengan variabel sumber daya manusia, sarana
showed that there were s ll problems in human resources, prasarana, standar operasional prosedur, perencanaan,
facili es and infrastructure, and standard opera onal
procedures, food delivery was not on mely. It is recommended organisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil peneli an
to the management of nutri on unit in Arifin Achmad Regional menunjukkan bahwa masih ada permasalahan di sumber daya
General Hospital of Riau Province to improving the coordina on manusia, sarana dan prasarana, dan standar operasional
and provision of nutri on in accordance with established prosedur, pengantaran bahan makanan dak tepat waktu. Perlu
standards. Such as recrui ng human resources that are s ll adanya peningkatan pengelolaan Instalasi Gizi di Rumah Sakit
lacking, comple ng damaged facili es and infrastructure such as Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau sesuai dengan
water heaters, repairing supply of water that is s ll lacking, standar yang ditetapkan. Seper melakukan rekrutmen untuk
performing services according to standard opera onal sumber daya manusia yang masih kurang, melengkapi sarana dan
procedure such as delivering food to pa ents on me prasarana yang rusak seper pemanas air, memperbaiki suplly air
yang masih kurang, melakukan pelayanan sesuai standar
operasional prosedur seper pengantaran makanan kepada
pasien tepat waktu.

Keywords : nutri on, managament, hospital. Kata Kunci : gizi, manajemen, rumah sakit.

Correspondence : Zela Familta, Jl. Antara gg Sidomulyo RT 004 RW 005 Desa Senggoro kecamatan Bengkalis kabupaten bengkalis Riau
Email : zela.familta@yahoo.com, 0812 7628 6740

• Received 06 November 2019 • Accepted 23 Desember 2019 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol5.Iss3.460
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 5, No. 3
219 Desember 2019

5.Mendapatkan udara dan sinar matahari yang cukup. Ven lasi


PENDAHULUAN
harus cukup sehingga dapat mengeluarkan asap, bau
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan dituntut makanan, bau uap lemak, bau air, dan panas, untuk itu dapat
untuk memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. digunakan “exhause fan“ pada tempat-tempat tertentu
Rumah sakit adalah ins tusi pelayanan kesehatan yang (Kemenkes, 2013)
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara Berdasarkan peneli an Badan Pendayagunaan Sumber Daya
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, Manusia kesehatan tahun 2013 mengenai kebutuhan tenaga
dan gawat darurat. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan gizi dengan metode perhitungan Analisis Beban Kerja atau Work
medik dak akan berhasil jika dak ditunjang oleh pelayanan non Load Indicator Staf Need (WLISN) diperoleh jumlah tenaga
medik. Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan yang Registered Die sien (RD) dan Technical Registered Die sien
diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan (TRD) menurut kelas rumah sakit yang op mal dapat
keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh melaksanakan pelayanan gizi yang baik dan berkualitas untuk
(Kemenkes RI, 2013). Pelayanan gizi rumah sakit merupakan menjamin keamanan pasien. Tenaga RD adalah ahli gizi dan
serangkaian kegiatan pelayanan baik bagi pasien rawat inap nutrisi yang telah melalui penyetaraan formal gelar RD sebagai
maupun rawat jalan pelayanan pelayanan yang dilakukan untuk satu-satunya tenaga kesehatan profesional yang menaksir,
memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui makanan sesuai mendiagnosis, menangani masalah pola makan dan nutrisi pada
penyakit yang diderita (Almatsir, 2005). level individual maupun isu kesehatan masyarakat yang lebih
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang luas dengan jumlah op mal 22 orang untuk Rumah Sakit kelas B.
diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan sementara tenaga TRD adalah seseorang yang telah mengiku
keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh. dan menyelesaikan pendidikan sesuai aturan yang berlaku,
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses mempunyai tugas dan tanggung jawab dan wewenang secara
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang
dapat berpengaruh terhadap kondisi pasien. Sering terjadi pelayanan gizi, makanan dan diete k baik di masyarakat individu
kondisi pasien yang semakin buruk karena dak tercukupinya dan rumah sakit dengan jumlah op mal 15 orang (Kemenkes,
kebutuhan gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ tubuh 2013).
yang terganggu akan lebih memburuk lagi dengan adanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi
penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih dan Riau merupakan Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, yang
obesitas erat hubungannya dengan penyakit degenera f, seper mempunyai tugas dan fungsi mencakup upaya pelayanan
pasien Diabetes Militus, penyakit jantung coroner, hipertensi dan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina rumah sakit
penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu Kabupaten/ Kota se-Provinsi Riau serta merupakan tempat
penyembuhannya (Kemenkes, 2013). pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan
Manajemen pelayanan gizi di rumah sakit melipu Ins tusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Visi dan misi RSUD Arifin
perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan, dan Achmad adalah “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Mandiri
evaluasi. Manajemen pelayanan gizi sangat dibutuhkan oleh Dengan Pelayanan Paripurna Yang Memenuhi Standar
suatu rumah sakit karena tanpa manajemen pencapaian tujuan Internasional (Profil Rumah Sakit, 2018).
akan lebih sulit (Muliawardani, 2016). Berdasarkan Standar Instalasi gizi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru memiliki jumlah
Operasional Prosedur (SOP) Kemenkes kegiatan pelayanan gizi di karyawan/ karyawa sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 1 orang
rumah sakit dapat berjalan dengan op mal bila : k e p a l a i n s t a l a s i , 3 o r a n g k o o r d i n a t o r, 3 o r a n g
1. Didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai sekretaris/administrasi, 14 orang ahli gizi, 14 orang tenaga
2.Letak instalasi gizi yang harus diperha kan adalah mudah pengolah. Menurut Depkes RI (1991) tentang ketenagaan di
dicapai dari semua ruang perawatan instalasi gizi berdasarkan pengalaman diberbagai ins tusi
3.Kebisingan dan keributan dipengolahan dak mengganggu diambil patokan bahwa untuk ap 75-100 tempat dur,
ruangan lain sekitarnya. diperlukan satu tenaga ahli gizi dan 2 tenaga menengah gizi dan
4 . M u d a h d i c a p a i k e n d a r a a n d a r i l u a r, u n t u k untuk 5-6 tempat dur dibutuhkan satu tenaga pemasak, 60-75
memudahkanpengiriman bahan makanan sehingga perlu tempat dur untuk satu prakarya pembersih. Jumlah Bed
mempunyai jalan langsung dari jalan. Tidak dekat dengan Occupancy Rate (BOR) atau pemakaian tempat dur di RSUD
tempat pembuangan sampah, kamar jenazah, tempat cuci Arifin Achmad Provinsi Riau pada tahun 2018 yaitu 545 tempat
(laundry) dan lingkungan yang kurang memenuhi syarat dur. Jumlah pasien rawat inap kelas III tahun 2018 berjumlah
kesehatan 13.277 pasien. Berdasarkan hasil wawancara kepada petugas gizi
mengatakan karena kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM)

h p://jurnal.htp.ac.id
Zela Familta, et al
Analysis of Nutri onal Unit Service Management
Analisis Manajemen Pelayanan Instalasi Gizi
220

maka 1 tenaga ahli gizi merangkap untuk 100 lebih tempat ditetapkan, sehingga semua fokus dapat terungkap. Dalam
dur. Namun perbaikan kualitas pelayanan akan terus dilakukan mengumpulkan data, peneli melakukan wawancara langsung
agar dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. dengan informan yang diperlukan untuk mengumpulkan data
Hasil wawancara dengan kepala instalasi gizi RSUD Arifin yang dibutuhkan. Pada teknik ini peneli berhadapan muka
Achmad Provinsi Riau diketahui masih terdapat beberapa secara langsung dengan informan yang diteli , kemudian peneli
permasalahan dalam manajemen gizi menyangkut ketenagaan menanyakan sesuatu yang telah direncanakan dalam pedoman
(sumber daya manusia). Berdasarkan Kemenkes No 26 Tahun wawancara kepada informan dan direkam dengan handphone.
2013 tentang sumber daya manusia di instalasi gizi dengan tipe Pada peneli an ini, peneli melakukan wawancara
RSUD Arifin Achmad adalah pe B pendidikan harus memiliki mendalam kepada 3 (orang) orang informan utama dan 101
tenaga ahli gizi 23 orang. Sedangkan sekarang hanya 14 orang (seratus satu) orang informan pendukung. Wawancara
yang tersedia. Hal ini menyebabkan adanya ahli gizi yang mendalam pertama dilakukan kepada petugas gizi, yang kedua
melakukan pekerjaan double job, sehingga dak bisa kepada kepala ruangan gizi, dan yang ke ga kepada kepala
mengerjakan pekerjaannya dengan tepat waktu. instalasi gizi. Wawancara mendalam selanjutnya kepada
Hasil observasi peneli di RSUD Arifin Achmad menemukan informan pendukung yaitu kepala subbidang monitoring dan
masalah seper letak bangunan instalasi gizi yang dak mudah evaluasi, serta pasien. Seluruh kegiatan wawancara mendalam
dijangkau kendaraan dari luar untuk pengiriman bahan yang dilakukan terhadap informan telah melalui persetujuan dan
makanan, letak bangunan instalasi gizi yang dekat dengan kamar bersedia menjadi informan dan dak ada paksaan. Setelah
jenazah, laundry, dan tempat rawat inap penyakit infeksi. Di wawancara mendalam, peneli melakukan observasi. Observasi
dalam ruangan juga dak mendapatkan sinar yang cukup dan sarana dan prasarana melipu alat-alat untuk masak, dan alat
dak ada penghisap asap sehingga bau makanan, bau uap lemak, pendukung pelayanan lainnya. Obser vasi methodes
bau air, dan panas. Pengadaan dan pengaturan fasilitas di dapur (metode/prosedur) yaitu SOP. Observasi untuk Standar
kurang op mal, kurangnya bak cuci, dak adanya penghisap Pelayanan Minimal (SPM) dilakukan oleh peneli dibantu oleh 8
asap, dak tersedianya meja persiapan yang memadai, kompor orang observer yang sesuai pendidikannya dan sudah di la h
letaknya jauh dari meja persiapan, bumbu masakan dak pemahamannya dalam mendapatkan data observasi tersebut.
memiliki tempat khusus, dak ada tempat khusus untuk Telaah dokumen dilakukan melihat laporan pelaksanaan
makanan yang baru saja matang, dak adanya meja distribusi operasional instalasi gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
makanan. Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan transkrip
data, pengkodean, proses analisis dan pembentukkan matriks.
METODE
Untuk menjaga keabsahan data dalam peneli an ini, peneli
Peneli an ini merupakan peneli an kualita f dengan desain menggunakan teknik triangulasi yaitu dilakukan dengan
peneli an Rapid Assessment Prosedures (RAP), yaitu teknik triangulasi sumber, triangulasi data dan triangulasi metode.
pengumpulan data kualita f untuk tujuan prak s memperoleh Setelah pengolahan data, selanjutnya dilakukan interpretasi atau
informasi kualita f secara cepat dan mendalam tentang analisis penafsiran data. Penafsiran data adalah upaya untuk
manajemen di Instalasi Gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau memperoleh ar dan makna yang lebih mendalam dan luas
Tahun 2019. Data primer di diperoleh dari hasil wawancara terhadap hasil peneli an yang sedang dilakukan.
mendalam pada narasumber atau informan dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun
HASIL
sebelumnya dan di rekam dengan menggunakan handphone. Hasil Peneli an Kualita f
Data sekunder yang dikumpulkan langsung oleh pengumpul data Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneli
atau peneli merupakan sebagai penunjang dan pelengkap data mengiden fikasi beberapa tema yang berkaitan dengan tujuan
primer dan masih berhubungan dengan peneli an ini. Data peneli an. Tema-tema tersebut terdiri dari kualitas sumber daya
sekunder diperoleh dari kegiatan penelusuran dokumen, seper manusia, ketersediaan sarana dan prasarana dan pelaksanaan
menelusuri profil rumah sakit dan laporan internal Instalasi Gizi. SOP yang belum op mal. Tema-tema dari analisis hasil
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara wawancara tersebut secara skema s akan ditampilkan dan
mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Wawancara diuraikan secara keseluruhan sebagaimana tersebut dibawah ini :
mendalam dalam peneli an ini diadakan bebas terpimpin dan a. Kualitas Sumber Daya Manusia
menggunakan pedoman wawancara. Pewawancara terlebih Kualitas sumber daya manusia pada instalasi gizi di RSUD
dahulu membuat kerangka dan garis pokok pertanyaan yang Arifin Achmad Provinsi Riau lebih didasarkan pada kurangnya
telah dirumuskan. Penggunaan petunjuk wawancara mendalam SDM dan kurangnya memahami tupoksinya. Adapun secara
sebagai garis besar dimaksudkan agar fokus pada yang telah skema s kurangnya SDM dapat dilihat sebagai berikut :

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 5, No. 3
221 Desember 2019

Kata Kunci Kategori Tema perencanaan untuk menu, bahan dan manajemen untuk 1
tahun kedepan. Hanya saja masih ada beberapa masalah seper
perencanaan bahan makanan yang dak sesuai dengan
perencanaan awal. Tidak semua perencanaan diterima oleh
bidang dan tergantung dana RSUD.
Peneli an yang mendukung adalah perencanaan pelayanan
Gambar 1. Tema Kualitas Sumber Daya Manusia gizi di RSJ Grhasia sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
b. Ketersediaan Sarana dan Prasarana pedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS). RSJ Grhasia
Ketersediaan sarana dan prasarana di instalasi gizi RSUD Arifin melakukan perencanaan anggaran belanja yang dilakukan satu
Achmad Provinsi Riau akan mempengaruhi kualitas layanan gizi tahun sekali dan perencanaan menu makanan sebanyak enam
yang diberikan, misalnya ruangan yang kurang memadai, bulan sekali. Perencanaan menu disesuaikan dengan kebutuhan
pemanas air rusak dan air yang dak memadai. Adapun secara gizi pasien, anggaran, dan jenis penyakit serta kondisi lingkungan
skema s ketersediaan sarana dan prasaranadapat dilihat sebagai seper ketersediaan bahan makanan yang ada di pasar.
berikut: Perencanaan menu menggunakan siklus menu 10 hari dan
Kata Kunci Kategori Tema dilakukan se ap enam bulan sekali (Muliawardani, 2016). Jadi
untuk RSUD Arifin Achmad sebaiknya perencanaan menu
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan jenis penyakit.
Sehingga dak ada bahan makanan yang kekurangan maupun
kelebihan.
Hasil ini sesuai dengan peneli an Safitri Ulfa (2017) yang
Gambar 2. Tema Ketersediaan Sarana dan Prasarana
mengatakan manajemen perencanaan pengelolaan makanan di
c. Pelaksanaan SOP yang belum op mal
instalasi gizi RSJ Tampan sudah berjalan dengan baik karena
Pelaksanaan SOP yang belum op mal pada peneli an ini
telah sesuai pedoman pelayanan gizi rumah sakit yang
adalah linen kotor dak dilembabkan, linen dak semua diberi
dikeluarkan Kemenkes RI 2013, sudah ada tentang peraturan
label dan stok opname belum maksimal. SOP dibuat sebagai
pemberian makanan rumah sakit, memiliki standar porsi, standar
acuan untuk se ap proses kerja dan meminimalisir terjadinya
resep, standar bumbu dan standar menu yang di gunakan menu
kesalahan dalam proses tersebut. Selain itu SOP juga berguna
10 hari. Perencanaan menu di Rumah Sakit Umum Lanto Dg.
untuk menghindari petugas melakukan kesalahan dalam bekerja.
Pasewang Kabupaten Jeneponto dalam perencanaan menu,
Adapun secara skema s pelaksanaan SOP yang belum op mal
langkah-langkah yang ditempuh belum sepenuhnya sesuai
dapat dilihat sebagai berikut :
dengan langkah-langkah PGRS, namun ada beberapa poin
Kata Kunci Kategori Tema langkah-langkah yang sudah sesuai dengan anjuran PGRS, seper
dalam perencanaan menu dilakukan secara m, dimana kepala
instalasi gizi bersama staf yang ada di instalasi gizi bersama-sama
membuat perencanaan menu (Jufri, dkk, 2012).
Hasil peneli an di RSUD Arfin Achmad adalah masalah yang
ditemui adalah dibuat oleh pihak gizi dak selalu di disetujui oleh
Gambar 3. Tema Pelaksanaan SOP yang belum optimal pihak atasan. Padahal yang betul tentang keadaan instalasi gizi
adalah petugas gizi itu sendiri. Sehingga apabila belum disetujui
PEMBAHASAN akan diajukan tahun depan lagi. Untuk perencanaan makanan
Fungsi Manajemen Perencanaan dak sesuai dengan realita karena bahan makanan yang sudah
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen direncanakan dak sesuai dengan jenis penyakit pasien.
kesehatan yang berperan pen ng dalam mempersiapkan Sehingga ada beberapa yang tersisa dan ada beberapa yang
kegiatan yang akan dilakukan untuk mecapai tujuan tertentu kurang. Sehingga yang kurang digan dengan yang lain.
secara sistema s. Perencananaan yang baik menuntut adanya Sebaiknya pihak RSUD Arifin Achmad meninjau kembali
sistem monitoring dan evaluasi yang memadai dan berfungsi perencanaan yang dibuat oleh petus di instalasi gizi, agar dapat
sebagai umpan balik untuk ndakan pengendalian. Pada menimbang kembali perencanaan yang diharapkan untuk
peneli an ini untuk manajemen perencanaan di instalasi gizi kedepannya. Untuk makanan yang kurang sebaiknya dipenuhi
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau sudah berjalan dengan baik agar diet pasien tepat. Dengan menunjukkan data jumlah stok
karena telah sesuai pedoman pelayanan gizi Rumah Sakit yang makanan yang ada dengan jumlah makanan yang dibutuhkan
dikeluarkan Kemenkes RI 2013, seper sudah adanya agar makanan tercukupi.

h p://jurnal.htp.ac.id
Zela Familta, et al
Analysis of Nutri onal Unit Service Management
Analisis Manajemen Pelayanan Instalasi Gizi
222

Fungsi Manajemen Organisasi mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan dan
Pengorganisasian merupakan suatu proses pengelompokkan usahausaha organisasi.” Pelaksanaan dilakukan setelah fungsi
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab atau perencanaan. Agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan
wewenang dengan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu perencanaan maka sangat ditekankan pada bagaimana
organisasi yang dapat digerakkan dalam rangka untuk mencapai cara/strategi seorang pemimpin dalam menggerakkan
tujuan yang telah ditetapkan (Manullang, 2004). Siagian dalam pegawainya. Hal ini sangat pen ng untuk menghindari agar
Tan Prastu (2014) mengemukakan bahwa, pengorganisasian bawahan dak melaksanakan tugasnya di bawah tekanan atau
adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat- paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan penuh tanggung
alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jawab.
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat Berdasarkan hasil peneli an pelaksanaan pelayanan gizi di
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian instalasi gizi RSJ Grhasia sudah sesuai dengan PGRS, melipu ga
yang telah ditentukan. Setelah perencanaan dilakukan, maka pelayanan yaitu asuhan gizi dan konsultasi gizi, penyelenggaraan
fungsi selanjutnya adalah pengorganisasian. Definisi di atas makanan, peneli an dan pengembangan gizi. Kegiatan asuhan
menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses gizi untuk pasien rawat inap dilakukan untuk memenuhi
pengaturan keseluruhan sumber daya dalam sebuah organisasi. kebutuhan gizi pasien dan terapi diet. Konsultasi gizi untuk pasien
Pengaturan itu mencakup pembagian tugas, alat-alat, sumber rawat jalan yang memerlukan konsultasi. Sedangkan
daya manusia, wewenang dan sebagainya untuk menghindari penyelenggaraan makanan dimulai dari perencanaan anggaran
kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan. Fungsi ini lebih belanja sampai dengan pendistribusian makanan ke pasien
cenderung pada pengaturan kegiatan administra f. Tujuannya (Muliawardani, 2016).
agar tercapai efesiensi dan efek vitas dalam tahan dan fungsi Pada peneli an ini pelaksanaan di Instalasi Gizi sudah baik,
berikutnya. tetapi didalam penerapannya masih ada hal-hal yang belum
Tugas kepala instalasi gizi harus terus melaksanakan fungsi sesuai dengan PGRS yaitu pengantaran makanan dak tepat
manajemen dengan baik yaitu dengan merencanakan, waktu. Sebaiknya lebih di ngkatkan lagi dengan penambahan
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir, mengawasi petugas agar pengantaran tepat waktu. Untuk pelaksanaan
kegiatan di instalasi gizi dengan meningkatkan mutu secara pelayanan konsultasi gizi diharapkan dapat dilakukan untuk
keseluruhan dan dapat meningkatkan kepuasan kepada tenaga semua pasien.
kesehatan lain maupun kepada pasien secara keseluruhan. Fungsi Manajemen Evaluasi
Seper halnya peneli an ini tenaga di Instalasi gizi RSJ Grhasia Menurut Kemenkes RI (2013) pengawasan merupakan salah
masih ada yang rangkap tugas dikarenakan kurangnya tenaga satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan atau
yang ada di instalasi gizi, seper pramusaji merangkap sebagai kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, intruksi, pedoman,
petugas linen, ahli gizi merangkap membantu proses pengolahan standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelum agar
makanan dikarenakan petugas juru masak yang sedikit dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan berhubungan
petugas juru masak juga ikut membantu di bagian administrasi erat dengan fungsi pengawasan karena dapat dikatakan rencana
(Muliawardani,2016). Pengorganisasian secara keseluruhan itulah sebagai standar atau alat pengawasan bagi pekerjaan yang
sudah cukup baik, tetapi jumlah pemenuhan karyawan masih sedang dikerjakan. Demikian pula fungsi pemberian perintah
kurang dari yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan peneli an berhubungan erat dengan fungsi pengawasan karena
yang dilakukan oleh Pra wi, mengharuskan karyawan sesungguhnya pengawasan itu merupakan follow up dari
menambah pekerjaannya dari yang seharusnya hanya perintah-perintah yang sudah dikeluarkan.apa yang sudah
mengerjakan empat pekerjaan bertambah menjadi lima diperintah haruslah diawasi, agar apa yang diperintah itu benar-
pekerjaan (Pra wi, 2014). benar dilaksanakan (Manullang, 2009).
Pada peneli an ini pengorganisasian instalasi gizi RSUD Arifin Fungsi pengawasan sangat pen ng tanpa adanya
Achmad Provinsi Riau masih ada kendala seper kekurangan pengawasan maka fungsi-fungsi yang lainnya dak akan berjalan
SDM yang mengakibatkan pekerjaan dilakukan dengan double efek f dan efisien. Pengawasan dak hanya berlangsung pada
job. Sehingga pekerjaan menjadi dak op mal. Sebaiknya pihak saat pelaksanaan, tetapi juga pada saat perencanaan dan
RSUD merekrut lagi petugas-petugas yang diperlukan. Agar pengorganisasian. Pada dasarnya dalam fungsi pengawasan juga
pelayanan dapat berjalan dengan baik. terdapat proses pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh
Fungsi Manajemen Pelaksanaan kegiatan dak melenceng dari tujuan yang ingin dicapai.
Menurut George R. Terry dalam Tan Prastu (2014) yang Menurut Stephen Robein (Inu Kencana Syafiie, 2011),
dimaksud dengan pelaksanaan adalah: “Tindakan untuk pengawasan dapat didefinisikan sebagai: “Proses mengiku
mengusahakan agar semua anggota suka berusaha untuk perkembangan kegiatan untuk menjamin jalannya pekerjaan,

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 5, No. 3
223 Desember 2019

dengan demikian dapat selesai secara sempurna kualitas yang baik akan menjadi beban suatu organisasi atau
sebagaimana yang direncanakan sebelumnya, dengan program, kualitas adalah mutu SDM tersebut yang menyangkut
pengoreksian beberapa pemikiran yang saling berhubungan. kemampuan, baik fisik dan non fisik. Pendidikan dan pela han
Manajemen sumberdaya manusia sangat pen ng dalam suatu adalah upaya mengembangkan sumber daya manusia terutama
organisasi untuk menghindari kesalahan dalam tugas untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian
manajemen antara lain mempekerjakan karyawan yang dak manusia.
cocok dengan pekerjaan, perputaran karyawan yang nggi dan Menurut PGRS (2013), tenaga gizi dalam pelayanan gizi
kesalahan-kesalahan lain dalam masalah tenaga kerja yang dapat rumah sakit adalah profesi gizi yang terdiri dari Registered
merugikan organisasi. Sumberdaya manusia di definisikan Die sien (RD) dan Teknikal Registered Die sien (TRD). Registered
sebagai kemampuan terpadu dari daya pikir dan fisik yang die sien bertanggung jawab terhadap pelayanan asuhan gizi dan
dimiliki induvidu, dimana perilaku dan sifatnya di tentukan oleh pelayanan makanan dan diete k, sementara TRD bertanggung
keturunan dan lingkunganya (Hasibuan, 2001). jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan
Peneli an ini menemukan bahwa evaluasi atau pengawasan pelayanan makanan serta diete k serta melaksanakan
diInstalasi Gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau sudah dilakukan kewenangan sesuai dengan kompetensi. Penjenjangan dan
yaitu perenam bulan dan pertahun. Evaluasi langsung penilaian RD dan TRD disesuaikan dengan jenjang dalam jabatan
disampaikan kepada petugas agar dapat di perbaiki dan fungsional gizi yang ada. Menurut PGRS (2013), dalam
di ngkatkan lagi kualitas kerja. Peneli an sejenis yang dilakukan memenuhi standar akreditasi dan terlaksananya pelayanan gizi
di RSJ Grhasia menunjukkan evaluasi pelayanan gizi di instalasi rumah sakit, dibutuhkan pimpinan pelayanan gizi yang memiliki
gizi dilakukan se ap ga bulan dan dilakukan melalui sasaran kompetensi dan pengalaman di bidang gizi/diete k, yaitu
mutu, kotak saran dan penyebaran kuesioner ke pasien dan seorang Registered Die sien (RD) dan diutamakan yang telah
perawat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelayanan memperoleh pendidikan manajemen.
gizi sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau dak Berdasarkan peneli an Badan Pendayagunaan Sumber Daya
(Jufri, dkk,2012). Manusia kesehatan tahun 2012 mengenai kebutuhan tenaga gizi
Hasil peneli an untuk manajemen evaluasi di Instalasi Gizi dengan metode perhitungan Analisis Beban Kerja atau WISN
RSUD Arifin Achmad sudah baik. Karena pengawasan dan (Workload Indicator Staffing Need), diperoleh jumlah op mal
pengontrolannya langsung dari ahli gizi dan bidang monitoring tenaga RD dan TRD menurut kelas rumah sakit agar dapat
dan evaluasi. Se ap tahun dari m mutu melakukan evaluasi melaksanakan pelayanan gizi yang baik dan berkualitas untuk
bagaimana perubahan pelayanan apakah mutu pelayanan lebih menjamin keamanan pasien. Peneli an ini sejalan dengan
baik dari tahun berikutnya atau sebaliknya. Setelah peneli an yang dilakukan Zulfianasari, (2015) yang meneli
mendapatkan hasilnya pelayanan yang menurut mutunya akan di “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan
perbaiki. persediaan bahan makanan pada Instalasi Gizi Rumah Sakit
Sumber Daya Manusia Permata Medika Kota Semarang Tahun 2015” Subyek peneli an
Berdasarkan hasil peneli an didapatkan informasi bahwa yaitu petugas Instalasi Gizi sebagai informan utama yang
sumber daya yang terlibat dalam Instalasi Gizi adalah 1 orang berjumlah 3 orang dan manager penunjang medis sebagai
kepala instalasi, 3 orang koordinator, 3 orang sekretaris/ Informan crosscheck berjumlah 1 orang. Hasil peneli an
administrasi, 14 orang ahli gizi, 14 orang tenaga pengolah. menunjukan bahwa Sumber Daya Manusia pada Instalasi Gizi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Instalasi Gizi RSUD masih kurang. Prosedur dan kebijakan terkait perencanaan
Arifin Achmad Provinsi Riau diketahui masih terdapat beberapa persediaan bahan makanan belum ada sehingga dalam
permasalahan dalam manajemen gizi menyangkut ketenagaan melakukan perencanaan persediaan hanya berpedoman pada
(sumber daya manusia). Berdasarkan Kemenkes No 26 Tahun SOP. Demikian juga, hasil peneli an yang dilakukan oleh
2013 tentang sumber daya manusia di instalasi gizi dengan Tipe Zulfianasari (2016) menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia
RSUD Arifin Achmad adalah pe B pendidikan harus memiliki (SDM) masih kurang di Instalasi Gizi Rumah Sakit Permata Medika
tenaga ahli gizi 23 orang. Pada saat ini hanya 14 orang yang Kota Semarang Tahun 2015.
tersedia. Hal ini menyebabkan adanya ahli gizi yang melakukan Berdasarkan penyebaran angket kepada petugas di Instalasi
pekerjaan double job, sehingga dak bisa mengerjakan Gizi oleh peneli didapa dak ada 1orang pun mendapatkan
pekerjaannya dengan tepat waktu. konsultasi gizi. Wawancara terhadap informan ditemukan hanya
Peneli an ini sesuai dengan Teori Notoatmodjo (2009) yang pasien tertentu saja yang mendapatkan konsultasi gizi yaitu
mengatakan bahwa SDM dapat dilihat dari 2 aspek, yakni pasien dengan diet yang khusus. Petugas pramusaji dan
kuan tas dan kualitas, kuan tas menyangkut dengan jumlah pengantarnya juga kurang. Saat ini tersedia hanya 14 orang
SDM di suatu instansi, kuan tas SDM tanpa disertai dengan tenaga pengolah untuk RSUD. Sehingga dalam bekerja mereka

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Zela Familta, et al
Analysis of Nutri onal Unit Service Management
Analisis Manajemen Pelayanan Instalasi Gizi
224

saling membantu satu sama lain. Selain SDM yang masih Setelah selesai dalam meneli , dapat disimpulkan didalam
kurang, petugas seper tenaga pengolah masih ada yang belum variabel sarana dan prasarana masih ada beberapa hal yang
menger tugasnya, Ssehingga menghambat pekerjaan dan belum memadai. Seper bangunan instalasi gizi di ruangan
membutuhkan petugas lain untuk membantunya. Hal ini dapur/pengolah makanan dak sesuai. Karena ruangan kecil jika
menyebabkan proses dalam mengolah makanan akan memakan di cocokkan dengan jumlah SDM, sehingga ruangan terasa
waktu lebih lama. Hasil wawancara diperoleh bahwa sebagian sempit, dak ada cerobong asap, cahaya kurang, ven lasi yang
tenaga pengolah baru tahun ini akan mendapatkan pela han. kurang. Sehingga mengakibatkan pekerja menjadi dak nyaman.
Sebaiknya RSUD Arifin Achmad ini merekrut tenaga instalasi Pemanas air yang rusak, supply air sangat kurang di instalasi gizi.
gizi yang kurang yang terdiri dari ahli gizi, tenaga pengolah dan Sebaiknya RSUD Arifin Achmad mengusulkan perombakan
tenaga pendistribusi makanan. Tenaga pengolah perlu mengiku bangunan, menambah ven lasi, dan memperbaiki alat yang
pela han-pela han baik yang diadakan RSUD maupun Dinas rusak seper pemanas air. Dan memperbaiki supply air agar air
Kesehatan setempat, sehingga setelah semua petugas dapat berjalan dengan lancar.
mendapatkan pela han diharapkan dapat bekerja secara Standar Operasional Prosedur (SOP)
op mal sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil wawancara mendalam mengenai SOP yang
Sarana dan Prasarana dilakukan oleh petugas gizi dalam tatacara pengelolaan makanan
Hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan di Instalasi Gizi sudah berjalan baik walaupun terdapat beberapa
mengenai permasalahan peralatan yang digunakan untuk kendala yang terlihat dari observasi yaitu dipendistribusian
mendukung pengelolaan makanan di Instalasi Gizi RSUD Arifin makanan, saat ini pendistribusian makanan selalu dak tepat
Achmad Provinsi Riau perlu dilakukan pemeliharaan dan waktu dikarenakan kurangnya petugas untuk pengantaran
menggunakan peralatan yang layak, misalkan seper pemanas makanan ke pasien rawat inap.
air yang rusak, suplai air yang kurang dan ruang yang kurang Menurut PROTAP (prosedur kerja tetap) dirumah sakit oleh
memadai. Depkes RI. Tahun 1995 ialah setelah mengalami proses
Penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan lancar, bila pemasakan, harus pula didistribusikan menurut ketentuan yang
ruang dapur, peralatan, perlengkapan, serta sarana sanitasi di tetapkan pengelolaan makanan. Umumnya ada dua cara
tersedia dalam jumlah memadai. Kegiatan pelayanan gizi di distribusi makanan banyak di rumah sakit.
rumah sakit dapat berjalan dengan op mal bila didukung a.Penyalur makanan yang dipusatkan
dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk Cara ini lazim disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”
melaksanakan pelayanan gizi rawat jalan , rawat inap dan Ketentuan ini, makanan pasien dibagikan dan disajikan dalam
penyelenggaraan makanan (Kemenkes RI, 2013). alat makan ditempat pengolahan makanan.
Agar penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan b .Penyalur makanan yang dak dipusatkan
op mal, maka ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu Cara ini lazim disebut dengan sistem distribusi “desentralisasi”.
direncanakan dengan baik dan benar. Dalam merencanakan Makanan pasien dibawa dari tempat pengolahan ke dapur
sarana fisik/bangunan untuk unit pelayanan gizi rumah sakit, ruangan perawat pasien, dalam jumlah banyak/besar, untuk
maka diperlukan kesatuan pemikiran antara perencana dan selanjutnya disajikan dalam alat makan masing –masing pasien
pihak manajemen yang terkait. Oleh karena itu, diperlukan satu sesuai dengan pemintaan makan.
m yang memiliki keahlian yang berbeda, yang secara langsung Sejalan dengan peneli an (Safitri, 2017) Metode/SOP pada
akan memanfaatkan hasil perencanaannya, yang terdiri dari pendistribusian makanan di RSJ Tampan Provinsi Riau terdapat
arsitek, konsultan manajemen, insinyur bangunan /sipil, listrik, masalah, yaitu kurangnya petugas pendistribusian makanan,
disainer bagian dalam gedung, instalator, ahli gizi serta unsur lain sehingga yang mendistribusikan makanan adalah pasien.
di rumah sakit yang terkait langsung seper pemilik rumah sakit, Sebaiknya pihak rumah sakit melakukan pengontrolan kepada
direktur rumah sakit serta instalasi prasarana rumah sakit petugas. Menurut hasil peneli an tentang SOP di RSUD Arifin
(Kemenkes, 2013). Achmad Provinsi Riau masih ada pelayanan yang diberikan dak
Hal tersebut sejalan dengan peneli an ini yaitu Sarana dan sesuai dengan SOP. Seper terlambatnya pengantaran makanan
prasarana yang ada di instalasi gizi rumah sakit Pangkep ini bisa kepada pasien. Untuk konsultasi gizi setelah diteli kepada 100
dikatakan lumayan lengkap karena terdiri dari beberapa ruangan pasien rawat inap satupun belum mendapatkan pelayanan
penunjang seper , ruang penyimpanan bahan makanan, ruang konsultasi gizi yaitu 100% belum mendapatkan konsultasi gizi.
pengolahan, ruang pendistribusian, ruang penyimpanan alat dan Padahal konsultasi gizi sangat pen ng karena berpengaruh
alat-alat yang digunakan dalam pendistribusian separ kotak dengan kesembuhan pasien.
plas k dan prasmanan meal set (Arhami, 2012). Sebaiknya RSUD Arifin Achmad menegaskan bahwa vendor

h p://jurnal.htp.ac.id
Keskom, Vol. 5, No. 3
225 Desember 2019

harus mengantar bahan makanan paling lambat jam 8 pagi. kesalahan yang ada agar menjadi lebih baik.
Apabila dak dipatuhi diberikan peringatan. Untuk pengantaran Berdasarkan hasil peneli an mengenai analisis manajemen
makanan diharapkan tepat waktu dengan menambahkan pelayanan instalasi gizi rawat inap Kelas III di RSUD Arifin Achmad
petugasnya. Untuk konsultasi gizi diharapkan dapat dilakukan Provinsi Riau tahun 2019, dapat disarankan hal-hal sebagai
kepada seluruh pasien karena itu adalah hak pasien yang dirawat berikut:
di rumah sakit. 1.Perlu diadakan rekrutmen untuk petugas di Instalasi gizi dan
mengadakan pela han.
KESIMPULAN 2.Perlu menyesuaikan ruang Instalasi Gizi sesuai yang telah
Berdasarkan hasil peneli an mengenai analisis manajemen Gizi ditetapkan, melengkapi alat pemanas air, memperbaiki saluran
di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau tahun air.
2019 dapat disimpulkan bahwa secara umum sudah baik namun 3.Perlu adanya sosialisasi SOP.
perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan agar lebih baik lagi. 4.Dapat dievaluasi kembali perencanaan yang belum disetujui
Hasil analisis terhadap masukan (input) maupun analisis pihak RSUD.
terhadap proses dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.Perlu membagi tugas untuk petugas sesuai dengan
Man (Sumber Daya Manusia) peraturannya seper ahli gizi memegang 1 ruang rawat inap.
Jumlah Sumber Daya Manusia di instalasi gizi RSUD Arifin Konflik Kepen ngan
Achmad Provinsi Riau tahun 2019 belum mencukupi dan Tidak ada konflik kepen ngan dalam peneli an ini
kualitasnya juga belum op mal. Kualitas sumber daya manusia Ucapan Terima Kasih
lebih didasari oleh petugas yang kurang dan kurang menger Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh informan dan
tentang tupoksi masing-masing dalam mengerjakan tugasnya. pihak terkait yang membantu dalam pelaksanaan peneli an ini,
Material (sarana dan prasarana) sampai peneli an ini selesai.
Sarana dan prasarana di instalasi gizi RSUD Arifin Achmad
DAFTAR PUSTAKA
Provinsi Riau dari segi jumlah sudah memadai namun dari segi
Arhami, Syafar. (2012). Studi Manajemen Pelayanan Gizi Pasien di
fungsional dak op mal karena ada yang mengalami kerusakan.
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Tahun
Seper pemanas air yang rusak, ruang yang dak nyaman dan
2012. Tesis Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
suplai air yang dak cukup untuk kegiatan gizi.
Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Peneli an Suatu
Method (SOP) Pendekatan Prak k. Jakarta: Rineka Cipta.
Sebagian besar SOP sudah dilakukan, namun ada beberapa yang
belum. Seper dak semua pasien mendapatkan konsultasi gizi, Departemen Kesehatan RI, (2008), Keputusan Menteri
terlambat mengantarkan bahan makanan dan makanan. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Perencanaan 129/Menkes/SK/II/2008, tentang Standar Pelayanan
Perencanaan di Instalasi Gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Minimal Rumah Sakit, Jakarta.
sudah sesuai dengan PGRS. Hanya saja dak semua perencanaan Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia
di terima oleh bidang yang bersangkutan. Serta perencanaan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta:
bahan makanan juga belum sesuai dengan perencanaan awal Kementrian Kesehatan RI: 2009
karena semua tergantung dengan banyak pasien dan jenis Departemen Kesehatan RI, (2013), Buku pedoman Pelayanan Gizi
penyakitnya. Rumah Sakit, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Rumah
Pengorganisasian Sakit khusus dan Swasta, Jakarta.
Pengorganisasian di Instalasi Gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Departemen Kesehatan RI. (1991). Pedoman Teknis Penyediaan,
Riau belum sesuai dengan PGRS. Masih ada petugas yang Pengolahan dan Penyaluran Makanan Rumah Sakit,
mengerjakan pekerjaannya double job karena kekurangan SDM Jakarta: Depkes RI.
di Instalasi Gizi sehingga belum op mal. Har ningsih, Desi. (2015). Hubungan Cita Rasa, Besar Porsi Dan
Pelaksanaan Waktu Pemberian Makan Terhadap Sisa Makanan Lunak
Untuk pelaksanaan seper pengantaran makanan yang belum Pasien Kelas 3 Di Rsud Berkah Kabupaten Pandeglang.
tepat waktu dan untuk pendistribusian masih menggunakan Tesis. Program Pascasarjana Universitas Esa Unggul.
pihak ke ga yang susah untuk di intervensi secara langsung. Hasibuan, Malayu S.P., (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.
Evaluasi
Instalasi Gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau sudah melalukan Ilyas. Yaslis, (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori,
evaluasi dengan baik yaitu se ap enam bulan dan se ap tahun. Metoda dan Formula, Depok: Fakultas Kesehatan
Hasil evaluasi didiskusikan untuk memperbaiki kesalahan- Masyarakat, Universitas Indonesia

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Zela Familta, et al
Analysis of Nutri onal Unit Service Management
Analisis Manajemen Pelayanan Instalasi Gizi
226

Jufri, Jusnia . (2012). Manajemen Pengelolaan Makanan di


Rumah Sakit Umum Lanto DG Pasewang Kabupaten
Jeneponto. Makasar: Jurnal
Jusnia Jufri, dkk. (2012). Manajemen Pengelolaan Makanan Di
Rumah Sakit Umum Lanto Dg. Pasewang Kabupaten
Jeneponto. Program Pascasarjana. Universitas
Hasanuddin.
Manullang. (2004). Dasar- Dasar Manajemen. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Muliawardani, (2016), Analisis Manajemen Pelayanan Gizi Di
Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Is mewa Yogyakarta,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 10, No 01.
Nafiah, U. (2011). Hubungan Persepsi Pasien tentang Penyajian
Makanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Notoatmodjo Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Pemerintah Indonesia. (2018). Undang-Undang No 04 Tahun
2018 Yang Mengatur Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan
Kewajiban Pasien. Lembaran Negara RI Tahun 2018, No.
416. Sekretariat Negara. Jakarta
Prastu , T. (2014). Analisis Manajemen dalam Op malisasi
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Luwu Timur. Skripsi.
Makasar: Universitas Hasanuddin
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Tahun 2018.
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.
2018
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit
Sabarguna, B. S. (2011). Studi Kelayakan Pembangunan Rumah
Sakit. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Safitri Ulfa. (2017). Analisis dilakukan analisis terhadap
pengelolaan makanan pasien di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Jiwa Tampan Provinsi Riau Pekanbaru. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. STIKes Hangtuah Pekanbaru.
Trisnantoro, L., (2005), Manajemen Rumah Sakit, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Zulfianasari dan Zaenal. (2015). Analisa Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perencanaan Persediaan Bahan Makanan
pada Instalasi Gizi RS Permata Medika kota Semarang
tahun 2015. Semarang.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS

View publication stats

You might also like