You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),

Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014


Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Analisis Standar Kebutuhan Tenaga Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja di


Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Ken Saras Tahun 2013

Analysis The Standard of Medical Record Resources Needed, Based on Workload at


Ken Saras Hospital Medical Record Instalation 2013

Nelda Rosita Hasibuan*), Lucia Ratna Kartika Wulan**), Putri Asmita Wigati**)
*)
Mahasiswa Bagian Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
**)
Staf Pengajar Bagian Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Background: Medical record has a purpose to achieve an orderly administrative in an increasing
health effort. UU RI no. 29 of 2009 section 46 and 47 said that every doctor and dentist should be
make an medical record in their practices. If they violate, they can be penalized accordance with the
provisions. In this research, needs analysis seen from some aspect, the amount of resources,
education, skill, and work motivation. Ken Saras Hospital Medical record installation suffer fairly
high turnover in 2013, so it make increasingly heavy workload for the employees who still
survive.Medical Records Installation in Ken Sarah Hospital has been regeneration at sometime ago,
so it made heavy workload for resources who still survive. .The purpose of this research is to
determine the workload of resources, the suitability of the workload and the need that based on
workload. Method: This research used qualitative descriptive study with cross sectional approach.
Data collection used work sampling method and in-depth interview. The population in the study was
the time used medical record personnel in completing the work and the whole effort implementing
IRM in a total of 11 people. Result: The results of this research is the ideal amount of medical record
resources from amount of power aspect , education, skills and nowadays work motivation of
resources. According the result of this research is 3.07 hours of workload, 3.3 hours of productive
time, education, skill, and work motivation affect the work system of instalation. The workload in
registration section is 5.88 hours, and 5.9 hours of productive time. Educational standards in irm is
good enough, but need to add 1 resource in registration section with D3 RM standart. IRM skills is
good enough, but need the training of medician recorder to improve the skill. Work motivation is still
lacking. According this research, can be concluded that there's deficiency in medical record
installation, 1-2 resources. The registration section with high school education competencies, need
procurement training to improve the knowledge resources, and need some activities to improve work
motivation.
Keyword : Medical record resources, workload, hospital

140
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN saatnya perlu mendapatkan perhatian yang tinggi


Pengertian rumah sakit menurut WHO terkait hal-hal apa saja yang menunjang demi
(World Health Organization) adalah suatu bagian peningkatan kualitas terbaik di instalasi rekam
penyeluruh dari organisasi sosial dan medis medis.
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang Rumah Sakit Ken Saras adalah rumah
lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun adalah rumah sakit swasta yang melayani
rehabilitatif, dimana pelayanan keluarga masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan. Semarang dan sekitarnya dan masyarakat Jawa
Rumah sakit merupakan sebuah institusi Tengah pada umumnya.
pelayanan kesehatan profesional yang Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan
pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, di instalasi rekam medis beban kerja yang
dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Pelayanan dirasakan tenaga pelaksana diantaranya,
rumah sakit merupakan bagian yang tidak kejenuhan, kelelahan, dan tingkat stress yang
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan pada cukup tinggi baik di bagian pendaftaran maupun
umumnya, yang memerlukan penanganan dan di bagian pengolahan rekam medis, karena
perhatian yang seksama.1 mengingat pekerjaan yang mereka lakukan
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan adalah pekerjaan yang serupa dan berurutan dari
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan waktu ke waktu. Keadaan lainnya yaitu cukup
kesehatan perorangan secara paripurna yang seringnya kejadian status rekam medis terselip
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan hilang, hal ini pun membutuhkan waktu
dan gawat darurat.2 untuk proses pencarian pada saat pelayanan.
Kegiatan dalam pelayanan kesehatan di Keadaan tersebut memicu antrian yang menjadi
lengkapi juga dengan kelengkapan administratif, semakin panjang.
salah satunya ialah pelayanan rekam medis. Dari fakta data diatas, melihat kondisi
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik tersebut karyawan di bagian instalasi rekam
Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis medis merasakan beban kerja di bagian instalasi
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen rekam medis. Hal tersebut membuat peneliti
tentang identitas pasien, pemeriksaan, ingin meneliti lebih lanjut mengenai kebutuhan
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang tenaga kerja rekam medis yang ideal baik di
telah diberikan kepada pasien.3 bagian rekam medis dan juga bagian pendaftaran
Tujuan rekam medis adalah untuk agar dapat memberikan pelayanan administratif
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam yang cepat, tepat, dan tanggap sehingga
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan menimbulkan kepuasaan terhadap pasien.
di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, menganalisis kesesuaian antara beban kerja
mustahil tertib administrasi rumah sakit akan dengan jumlah tenaga kerja di Instalasi Rekam
berhasil sebagaimana yang diharapkan.6 Medis Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten
Berdasarkan penelitian yang pernah Semarang.
dilakukan sebelumnya menurut Cholifah
menyatakan bahwa pelaksanaan evaluasi
kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja
sub Bidang Rekam Medis yang sesuai dengan METODE PENELITIAN
kebutuhan akan dapat menunjang Penelitian ini merupakan penelitian
penyelenggaraan Rekam Medis yang maksimal.7 kualitatif deskriptif, dengan pendekatan cross
Melihat besarnya peranan pelayanan rekam sectional, pengumpulan data dengan metode
medis dalam pelayanan rumah sakit, maka sudah work sampling dan wawancara, dimana hanya

141
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menggambarkan atau melukiskan secara secara HASIL DAN PEMBAHASAN


sistematis dan aktual serta akurat mengenai Penelitian ini menganalisis kebutuhan
fakta-fakta yang ada pada objek yang tenaga pelaksana yang ada di Instalasi Rekam
diobservasi. Dalam penelitian ini populasinya Medis. Instalasi Rekam Medis terdiri dari 2
adalah waktu yang digunakan oleh tenaga rekam bagian, yaitu bagian rekam medis dan bagian
medis untuk menyelesaikan pekerjaannya di pendaftaran. Jumlah tenaga pelaksana saat ini
Instalasi Rumah Sakit Ken Saras Tahun 2013. sebanyak 11 orang dengan, 6 orang di bagian
Dalam wawancara mendalam populasi orang rekam medis dan 5 orang di bagian pendaftaran.
yang digunakan sebanyak 11 orang, yaitu seluruh Dalam penelitian ini kebutuhan tenaga rekam
tenaga pelaksana di Instalasi Rumah Sakit Ken medis dilihat dari 4 variabel yaitu jumlah tenaga
Saras. kerja, pendidikan, keterampilan, dan motivasi
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini kerja yang dimiliki.
adalah total dari waktu yang digunakan tenaga Jumlah Tenaga Kerja
rekam medis untuk menyelesaikan kegiatan di Dalam penelitian ini untuk menghitung
Instalasi Rekam Medis denga waktu pengamatan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan hal pertama
selama 12 hari kerja. Sampel penelitian yang yang perlu di lakukan adalah menghitung beban
digunakan dalam wawancara mendalam adalah 6 kerja dari kedua bagian di Instalasi tersebut.
orang dari 11 tenaga pelaksana di Instalasi Berikut tabel Kegiatan Langsung, Kegiatan
Rekam Medis dengan di bagian pendaftaran Tidak Langsung, Kegiatan Penunjang dan
sebanyak 5 orang dan di bagian rekam medis Kegiatan Pribadi di bagian rekam medis dan
sebanyak 6 orang. bagian pendaftaran.

Tabel 1. Waktu Kerja dalam melakukan Kegiatan Langsung, Kegiatan Tidak Langsung, di Bagian
Rekam Medis Rumah Sakit Ken Saras Semarang
No Jenis Kegiatan Pada Bagian Rekam Medis Waktu (menit) %
1 Kegiatan Langsung 1534 39,8
2 Kegiatan Tidak Langsung 156 4,1
3 Kegiatan Penunjang 109 2,8
4 Kegiatan Pribadi 2059 53,2
TOTAL 19290 100
JUMLAH (1+2) 1690 43,9

Beban kerja tenaga rekam medis di bagian pengelolaan rekam medis di bagian rekam medis
rekam medis dapat dihitung dengan prosentase Rumah Sakit Ken
waktu kerja produktif dikalikan lama kerja sesuai Saras Kabupaten Semarang yaitu 46,7% x 7= 3,3
dengan peraturan jam kerja di Instalasi Rekam jam.
Medis Kabupaten Semarang. Perhitungan beban
kerja sebagai berikut: 43,9% x7 jam = 3,07 jam.
Berdasarkan hasil perhitungan waktu kerja
produktif dapat sebagai dasar untuk perhitungan
jam kerja efektif per hari . Yaitu rata-rata waktu
kerja produktif dikalikan rata-rata lama jam kerja
per hari. Jam kerja efektif per hari tenaga

142
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2. Waktu Kerja dalam melakukan Kegiatan Langsung, Kegiatan Tidak Langsung di Bagian
Pendaftaran Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Ken Saras Semarang
No Jenis Kegiatan Waktu (menit) %
1 Kegiatan Langsung 916 66,2
2 Kegiatan Tidak Langsung 240 17,8
3 Kegiatan Pribadi 241 16
TOTAL 1397 100
JUMLAH (1+2) 1156 84

Beban kerja tenaga rekam medis di bagian tenaga pelaksana di Bagian Rekam Medis
pendaftaran dapat dihitung dengan prosentase menurut Formula Gillies adalah 6 orang, jumlah
waktu kerja produktif dikalikan lama kerja sesuai tenaga pelaksaan di Bagian Rekam Medis
dengan peraturan jam kerja di Instalasi Rekam menurut Formula Nina adalah 7 orang.
Medis Kabupaten Semarang. Perhitungan beban Pendidikan
kerja sebagai berikut: 84% x 7 jam = 5,88 jam. Berdasarkan hasil wawancara di Instalasi
Berdasarkan hasil perhitungan waktu kerja Rekam Medis, dapat diketahui tenaga pelaksana
produktif dapat sebagai dasar untuk perhitungan yang bekerja di sana memiliki standar
jam kerja efektif per hari , yaitu rata-rata waktu pendidikan SMA dan D3 RM. Untuk bagian
kerja produktif dikalikan rata-rata lama jam kerja pendaftaran standar yang ditetapkan adalah dari
per hari. Jam kerja efektif per hari tenaga lulusan SMA, sedangkan untuk dibagian rekam
pengelolaan rekam medis di bagian pendaftaran medis standar pendidikan yang di tetapkan
Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten Semarang adalah D3 RM. Menurut pendapat dari para
yaitu 84% x 7= 5,9 jam. Maka didapat Bagian informan dijelaskan bahwa dengan keadaan
Rekam Medis: 3,07 jam = 184,2 menit. Bagian tersebut tidak begitu bermasalah bahkan untuk
Pendaftaran: 5,88 jam = 352,8 menit. Kemudian semangat kerja serta kemauan belajar dari tenaga
menghitung rata-rata lama waktu untuk pelaksana khususnya di bagian pendaftaran
pemeriksaan datu dokumen dalam satu hari. sudah cukup baik.
Rata-rata lama waktu (jam) untuk Berdasarkan penelitian Yella berkaitan
pemeriksaan satu dokumen dalam satu hari: dengan analisis dan pembahasan yang
{beban kerja x (jumlah tenaga pengelolaan menyangkut dengan hubungan pengetahuan,
rekam medis : rata- rata jumlah sampel perhari )} sikap, tindakan dan komitmen pimpinan terhadap
= Bagian Rekam Medis = {184,2 x (5:80)} = kelengkapan pengisian dokumen rekam medis Di
11,05 = 11,1 menit = 0,18. Bagian Pendaftaran = RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011.25
{352,8 x (4:80)} = 17,64 menit = 0,29. Dinyatakan bahwa lebih dari separuh hasil
Kemudian masukan ke dalam Formula pelaksanaan pengisian petugas tidak lengkap,
Lokakarya Keperawatan, Formula Gillies dan separuh petugas memiliki pengetahuan yang
Formula Nina. Sehingga didapat, jumlah tenaga rendah terhada pengisian dokumen rekam medis,
pelaksana di Bagian Rekam Medis menurut lebih dari separuh petugas memiliki sikap negatif
Formula Lokakarya Keperawatan adalah 5 orang, dalam pengisian dokumen rekam medis, lebih
jumlah tenaga pelaksana di Bagian Rekam Medis separuh petugas memilki tindakan yang baik dan
menurut Formula Gillies adalah 4 orang, jumlah separuh memiliki tindakan kurang baik dalam
tenaga pelaksaan di Bagian Rekam Medis pengisian dokumen rekam medis dan ada
menurut Formula Nina adalah 5 orang. Pada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
bagian Pendaftaran, jumlah tenaga pelaksana di dan hasil pelaksanaan pengisian dokumen rekam
Bagian Rekam Medis menurut Formula medistindakan petugas dalam pengisian
Lokakarya Keperawatan adalah 7 orang, jumlah dokumen rekam medis.

143
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Beberapa kekurangannya dengan perbedaan dokter yang tidak jelas, miss file/kesalahan
kualifikasi pendidikan adalah tidak dapat penempatan dokumen rekam medis, dokumen
menggunakan sistem rotasi untuk saling rekam medis yang belum ditempatkan di rak
membantu serta pada saat pembacaan diagnosa penyimpanan dan pelaporan yang masih
penyakit di bagian pendaftaran masih kurang mengalami keterlambatan, manual dan sistem
memahami, persyaratan asuransi yang belum yang belum berjalan dengan optimal.
hafal, informasi harga kamar dan biaya Keterampilan
tanggungan asuransi tentu dapat menggangu Tenaga pelakasana di bagian rekam medis
jalannya pelayanan.cBagian rekam medis tentu selain mengikuti pendidikan formal baik SMA
dapat membantu bagian pendaftaran, namun maupun D3 Rekam Medis, bahkan ada pula
bagian pendaftaran tidak dapat membantu bagian dengan kompetensi Sarjana Hukum.
rekam medis. Berbeda dengan beberapa waktu Keterampilan pun penting mereka miliki, selain
lalu pada saat semua tenaga pelaksana di keterampilan dari pribadi masing-masing namun
Instalasi Rekam Medis dengan standarisasi D3 keterampilan pun mampu dikembangkan lewat
RM. Hal berkaitan dengan rotasi dianggap tidak pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang
begitu bermasalah, namun dalam pembacaan diselenggarakan oleh Rumah Sakit Ken Saras
diagnosa penyakit menjadi sedikt permasalahan selaku instansi untuk Instalasi Rekam Medis
karena akan mempengaruhi dalam pengkodean hanya pelatihan Service Exellent saja. Pelatihan
klaim asuransi dan rujukan dokter sendiri. service exellent adalah pelatihan yang diberikan
Sampai saat ini hanya ada 1 tenaga pelaksana kepada karyawan yang berkontak langsung
dari D3 Rekam Medis di bagian pendaftaran. dengan pasien, seperti bagian pendaftaran, public
Hasil wawancara juga menyampaikan bahwa di relation, perawat, dan sebagainya. Pelatihan
bagian filling dibutuhkan 1 orang lagi untuk berkaitan bidang perekammedisan belum
mengisi di shift pagi. diberikan. Mengingat standar pendidikan di
Berdasarkan penjelasan diatas dapat bagian pendaftaran SMA yang tentunya belum
disimpulkan bahwa pendidikan memang factor memiliki bekal tentang dunia perekammedisan,
terpenting dalam pengaadaan tenaga kerja, dalam harapannya pelatihan tentang perekammedisan
hal ini untuk bagian pendaftaran harapannya diberikan.
penambahan satu tenaga pelaksana lagi di bagian Informasi dari bagian Pendidikan dan
pendaftaran dengan kompetensi D3 Rekam Pelatihan menyampaikan bahwa untuk
Medis. Agar setiap shiftnya terisi oleh satu pengadaan pelatihan setiap tahunnya ada
bagian D3 rekam medis, sehingga jika terdapat permintaan dari setiap bagian. Namun bsampai
kesulitan dalam pembacaan diagnose dapat saat ini belum ada permintaan dari Instalasi
terbantu dan penambahan 1 orang lagi untuk Rekam Medis. Hal ini masih menjadi ketidak
mengisi di bagian filling sehingga di shift pagi tahuan bagi koordinator. Pelatihan diperlukan
ada 2 orang dan 1 orang di shift siang. untuk meminimalisir kesalahan terutama dalam
Menurut Frenti dalam penelitian sebelumnya pembacaan diagnosa bagi karyawan yang berasal
tentang Analisis Sistem Pengelolaan Rekam dari lulusan SMA atau selain dari bidang
Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum perekam medisan. Bagian Pendidikan dan
Daerah Kota Semarang,27 dari hasil penelitian Pelatihan pun akirnya mengetahui bahwa
menyatakan bahwa input pengelolaan rekam pelatihan tersebut penting, dan akan
medis didapatkan bahwa masih kurangnya ditindaklanjuti kegiatan pelatihan tersebut. Jika
tenaga, pelatihan rekam medis yang belum memang tidak bisa dilakukan di luar instansi
menyeluruh, mengakibatkan menghadapi pelatihan perekammedisan pun dapat dilakukan
kendala yaitu dokumen rekam medis yang belum di dalam dengan sumber tenaga pelatih dari
lengkap, singkatan yang tidak baku/tulisan

144
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bagian rekam medis sendiri yang memiliki baiknya. Pelatihan untuk meningkatkan motivasi
standar kompetensi D3 Rekam Medis. kerja yang diselenggarakan dari pihak Rumah
Motivasi Kerja Sakit sampai saat ini belum pernah
Berdasarkan hasil wawancara, yang menjadi diselenggarakan karena memanga masih terbentu
motivasi adalah karena pekerjaan tersebut dana, waktu, dan sumber tenaga sendiri.
merupakan sumber pengahasilan mereka untuk Menurut Purnawan Junadi Prestasi kepuasan
memenuhi kebutuhan, pekerjaan yang mereka kerja ini dapat terlihat secara kualitatif maupun
tempati sesuai dengan pendidikan mereka kuantitaif. Secara kualitatif misalnya terlihat dari
sebelumnya, teman kerja yang sudah lama dan semangat kerja yang menurun , pekerjaan yang
menyenangkan, sistem absensi, dan mencari makin lambat selesai, terlambat datang, cepat
pengalaman bekerja bagi mereka yang baru saja pulang dan semacamnya.
bekerja. Dalam waktu produktif yang mereka capai
Hasil pengamatan dalam lembar rekapitulasi terlihat di bagian reka medis masih meiliki
menunjukan perbedaan produktifitas pada saat motivasi kerja yang rendah. Pada bagian
bekerja. Pada tabel tersebut menunjukan bahwa pendaftaran sudah memiliki motivasi kerja yang
motivasi kerja tenaga pelaksana untuk cukup baik.
menghasilkan kegiatan produktif berbeda.
Bagian rekam medis memiliki produktifitas KESIMPULAN
sebesar 3,3 jam dari 7 jam kerja, sedangkan Beban kerja tenaga pelaksana di Bagian
untuk bagian pendaftaran memiliki produktifitas Rekam Medis Rumah Sakit ken Saras tahun 2013
5,9 jam dari 7 jam kerja. sebesar 3,07 jam dan waktu produktif sebesar 3,3
Berdasarkan Hasil penelitian sebelumnya jam dari 7 jam kerja tentu tidak mencapai sebesar
dalam motivasi kerja perawat memperlihatkan 75% dari jam kerja untuk produktifitas kerjanya,
bahwa motivasi kerja perawat di ruang rawat sehingga dapat dikatakan belum produktif dalam
inap RS UNHAS,27 menyatakan bahwa untuk penggunaan jam kerja.
mampu mempertahankan dan terus memenuhi Beban kerja di bagian pendaftaran sebesar
rasa tercukupi kebutuhannya dan puas terkait 5,88 jam dan waktu produktif sebesar 5,9 jam
kebutuhan pada karyawan maka disarankan agar dari 7 jam kerja, untuk bagian tersebut sudah
RS UNHAS Makassar melakukan peninjauan sangat produktif dalam penggunaan waktu kerja
terkait gaji/insentif. dan sudah melalui batas 75 % waktu produktif
Menurut koordinator instalasi tersebut dari jam kerjanya.
melihat motivasi kerja terlihat di bagian Kebutuhan Jumlah tenaga pelaksana di
pendaftaran sangat bersemangat dalam bekerja, Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Ken Saras
sedangkan untuk bagian rekam medis mereka Tahun 2013 Kabupaten Semarang perlu
masih kurang dalam motivasi kerja. Hal tersebut ditambahkan 1-2 orang lagi untuk mengisi
sudah dicoba untuk diubah dari koordinator bagian pendaftaran dan filling.
namun tanggapannya kurang baik. Tetapi sejauh Pendidikan di Instalasi Rekam Medis
ini koordinator masih tetap memberikan Rumah Sakit Ken Saras saat ini bagian
pengarahan jika tedapat hal yang kurang tepat, pendaftaran adalah SMA dan bagian rekam
terutama dalam penggunaan waktu kerja untuk medis adalah D3 Rekam Medis kecuali bagian
bagian rekam medis. Menurut bagian Sumber filling. Keadaan tersebut tidak begitu bermasalah,
Daya Manusia menyampaikan bahwa motivasi namun masih diperlukan 1 orang lagi dengan
kerja itu muncul dari pribadi masing-masing, pendidikan D3 Rekam Medis untuk mengisi di
ketika mereka bertanggung jawab tentu motivasi bagian pendaftaran agar di setiap shift nya ada
kerja mereka akan bagus dan akan selalu D3 RM untuk membantu dalam pembacaan
berusaha mengerjakan tugas dengan sebaik- diagnosa dan kode penyakit dan 1 orang lagi

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk di bagian filling dengan kompetensi dengan kualifikasi pendidikan SMA atau non
pendidikan SMA. RM.
Keterampilan yang dimiliki oleh karayawan Bagi Rumah Sakit Ken Saras, melakukan
di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Ken monitoring dan evaluasi secara langsung kepada
Saras Kabupaten Semarang sudah cukup baik, Koordinator IRM dan Bagian Sumber Daya
namun untuk bagian pendaftaran dengan Manusia mengenai kualitas tenaga kerja di
pendidikan SMA dan belum berpengalaman di Instalasi Rekam Medis, membuat peraturan yang
bidang perekammedisan dianggap perlu untuk tegas dalam pemberian hukuman terhadap
mendapatkan bekal pelatihan tentang pelanggaran tata tertib (penggunaan waktu kerja
perekammedisan. Sampai saat ini pelatihan yang untuk hal pribadi), menempatkan tenaga
didapat hanya pelatihan service exellent saja pelaksana sesuai dengan kompetensi
untuk melayani pasien dengan ramah. Jika ingin pendidikannya, mengadakan pembekalan bagi
mengadakan, sebelumnya melakukan pengajuan karyawan yang belum memiliki pendidikan
pengadaan pelatihan ke bagian pendidikan dan formal atau non formal dengan pelatihan
pelatihan. sebelum mereka bekerja bagi mereka yang belum
Motivasi Kerja yang dimiliki saat ini untuk memiliki bekal di bidang tersebut, mengadakan
karyawan rekam medis kurang baik terlihat dari pelatihan atau memperbaharui dengan program
hasil wawancara dan pengamatan waktu yang peningkatan terbaru untuk meningkatkan
dilakukan dalam mengahasilkan waktu prduktif. motivasi kerja seperti pemperian reward, insentif
Untuk beberapa karyawan yang masih rendah atau waktu cuti tambahan.
dalam motivasi kerja perlu ada pelatihan untuk
meningkatkan motivasi kerja atau solusi program DAFTAR PUSTAKA
untuk menambah motivasi kerja mereka., seperti 1. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi
reward , insentif, atau pengadaan pelatihan itu Kesehatan, Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa
sendiri. Aksara; 1996.
Kesesuaian beban kerja dengan jumlah 2. DPR RI, Presiden RI. Undang-Undang
tenaga di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Republik Indonesia No 44 Tahun 2009,
Ken Saras Ungaran-Semarang saat ini dengan Rumah Sakit. Jakarta: 2009.
perhitungan sebelumnya, maka hasilnya adalah 3. Konsil Kedokteran Indonesia. Pedoman
perlu ditambahkan 1-2 orang tenaga pelaksana Pelaksanaan Rekam Medis. Jakarta: 2006.
lagi di Instalasi Rekam Medis khususnya untuk 4. Citra Budi, Savitri. Manajemen Unit Kerja
bagian pendaftaran. Rekam Medis. Quantum Sinergis,
Saran Yogyakarta; 2011.
Bagi Insatalasi Rekam Medis, melakukan 5. Shofari, B. Pengelolaan Sistem Rekam
peninjauan kembali teerhadap tugas pokok, dan Medis. Perhimpunan Organisasi Profesional
fungsi guna mengefektifkan waktu kerja tenaga Perekammedisan, Informatika Kesehatan
pelaksana, memberikan sedikit ketegasan dalam Indonesia. Semarang, 2005.
mengkoordinir tenaga pelaksana dalam 6. Depkes RI. Petunjuk Teknis
penggunaan waktu kerja, terutama waktu kerja Penyelenggaraan Rekam Medis / Medical
yang kurang produktif, waktu orientasi karyawan Record Rumah Sakit. Jakarta: Bakti Husada;
baru di perpanjang dan menghindari kegiatan 1991.
orientasi karyawan baru langsung pada 7. Cholifah. Evaluasi Kebutuhan Tenaga Sub
pekerjaanya untuk memperkecil terjadinya Bidang Rekam Medis Berdasarkan Beban
kesalahan, mengajukan pelatihan ke Bagian Kerja Di Rumah Sakit Umum Dokter
Pedidikan dan Pelatihan untuk pengadaan Soetomo Surabaya. Buletin Penelitian RSU
pelatihan perekammedisan bagi karyawan

146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Dr Soetomo Vol:10 No:1, Edisi Maret. Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
2008. Tentang Ketenagakerjaan. (Online),
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor (http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-
44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2003.pdf , diakses tanggal 10 Juli 2013).
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik 19. Dyah, Lily. Analisis Faktor-Faktor yang
Indonesia Nomor Mempengaruhi Akurasi Koding Diagnosis dan
147/MENKES/PER/I/2010, Tentang Proses Medis Pada Dokumen Rekam Medis Di
Perizinan Rumah Sakit. (Online). Rumah Sakit Kota Semarang. Laporan Akhir
Dosen Pemula. , (Online),
(http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pe
(http://lppm.dinus.ac.id/docs/a/LAPORAN_AK
rmenkes/PMK%20No.%20147%20ttg%20P
HIR_PDP_Lily_dan_Dyah_UDINUS.pdf,
erizinan%20Rumah%20Sakit.pdf, diakses diakses tanggal 1 Desember 2013).
tanggal 1 Juli 2013). 20. Biro Hukum dan Organisasi Kemendikbud.
10. Azwar, Azrul. 1996. Pengantar administrasi Workshop Perhitungan beban Kerja, 2011.
kesehatan. Bimarupa aksara. Jakarta. (Online),
11. Wike Diah Anjariyani. Mutu Asuhan (http://www.bkn.go.id/kanreg03/in/berita/146-
Pelayanan Rawat Inap. Kepuasan Pasien workshop-penyusunan-pengukuran-beban-
Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di kerja.html, diakses tanggal 2 Mei 2013).
RSUD Tugurejo Semarang, (Online), 21. Nursalam. Manajemen Keperawatan Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan Profesional (edisi
(http://eprints.undip.ac.id/23824/1/WIKE_D
3). Salemba Medika, Jakarta: 2011.
IAH_ANJARYANI.pdf, diakses tanggal 1
22. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Ghalia
Juli 2013). Indonesia, Jakarta, 1998.
12. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Instalasi 23. Herdiansyah, H. Metodologi Penelitian Kualitaif
Rawat Jalan. Instalasi Rawat Jalan. untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Salemba Humanika,
(Online), Jakarta. 2010.
(http://www.rshs.or.id/fasilitas/pelayanan- 24. Adilla, Deswinar. Analisis Kebutuhan Tenaga
medis/instalasi-rawat-jalan/, diakses tanggal Berdasarkan Beban Kerja Di Instalasi Farmasi
1 Juli 2013). RSUD Pasaman Barat Tahun 2011. Sumatera
13. Santoso Suroso, Manejemen SDM di Rumah Barat; 2011.
25. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan
Sakit. Penerbit EGC. Jakarta, 2002.
Komitmen Pimpinan Terhadap Kelengkapan
14. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
Pengisian Dokumen Rekam Medis Di Rumah
Tentang Rekam Medik. Depkes RI, Jakarta; Sakit Umum M. DJAMIL Padang Tahun 2011.
2008. (Online),
15. Gemala. Pedoman Manejemen Infomasi di (http://repository.unand.ac.id/17415/1/SKRIPSI_
Sarana Pelayanan Kesehatan. UI Press, YELLA_OLIA_FITRI.pdf , diakses tanggal 2
Jakarta; 2008. Desember 2013).
16. Direktur Utama, Pedoman Penyelenggaraan 26. Frenti Giyana. Analisis Sistem Pengelolaan
Rekam Medis Rumah Sakit Ken Saras, Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Semarang; 2011. Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat .
17. Junadi, Purnawan. Analisis Situasi dan
27. Patintingan, Yus Mari; Pasinringi, Syahrir
Kebutuhan Tenaga di Rumah Sakit. Jurnal
A; Anggraeni, Rini. Gambaran Motivasi Kerja
Administrasi Rumah Sakit No:1, Vol:2, Juli Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
1994. Universitas HasanuddinMakasar. (Online),
18. Kesowo, Bambang (Sekertaris Negara (http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/
Republik Indonesia). Undang-Undang 6714, diakses tanggal 2 Desember 2013).

147

You might also like