You are on page 1of 6

DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.

6708 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Volume 4 No 2 (Oktober, 2021)

Pelaksanaan Asembling Rekam Medis di Rumah Sakit

Implementation of Medical Record Asembling in Hospitals

Henny Maria ulfa1


Mutia Anzari 2
Risa Amalia3

1,2,3 STIKes
Hang Tuah Pekanbaru
Jalan Mustafa Sari No 05 Tangkerang Selatan Pekanbaru
Email: hennyulfa84@gmail.com

Abstract
Assembling is an arrangement of medical records. Implementation of the assembling has not been
well implemented at Hospitals owing to shortage of officers in medical records. So it is hard to know
whether the medical records files are complete or not. The research done is to know the
implementation of assembling at Hospitals. Type of research is descriptive qualitative. There are four
informants. Data collection is by interview and observation. Data processing are triangulation
technique and qualitative data analysis. The result of paper is obtained that implementation of
assembling at Hospitals is only done at the time of accreditation of hospitals. As a result, there is no
division of task for officers, officers having knowledge of implementation of assembling medical
records are disturbed because of human resource and SPO of assembling medical records. It is wise
that division of task and arrangement of SPO assembling medical records are made, officers’
knowledge is improved by following seminar and training, and human resource is placed at
assembling in order that implementation of assembling is carried out properly at Hospitals.
Keywords: Asembling, Medical Record document, hospital

Abstrak
Assembling merupakan penataan rekam medis, pelaksanaan kegiatan asembling rekam medis di
Rumah Sakit belum terlaksana dengan baik dikarenakan kekurangan petugas rekam medis yang
bekerja di Rumah Sakit sehingga tidak bisa mengetahui apakah berkas rekam medis lengkap atau
tidak. Penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Assembling di Rumah Sakit. Jenis penelitian adalah
deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian berjumlah 4 orang. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan teknik triagulasi, analisis data dengan
analisis kualitatif. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pelaksaaan assembling dilakukan pada saat
ingin akreditasi rumah sakit, sehingga belum ada uraian tugas petugas assembling rekam medis,
petugas mempunyai pengetahuan dalam pelaksanaan assembling rekam medis namun untuk
melaksanakannya terkendala pada sumber daya yang kurang dan belum memiliki SPO assembling
rekam medis di unit rekam medis Rumah Sakit. Sebaiknya dibuatkan uraian tugas petugas dan SPO
assembling rekam medis, pengetahuan petugas assembling rekam medis ditingkatkan dengan
mengikuti seminar dan pelatihan rekam medis dan menempatkan sumber daya manusia di bagian
assembling supaya pelaksanaan assembling terlaksana dengan optimal di Rumah Sakit.
Kata Kunci: Asembling, Rekam Medis, rumah sakit

A. Pendahuluan pengobatan penyakit, dan pemulihan


kesehatan oleh pemerintah dan/atau
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan masyarakat (Undang-Undang RI No. 36
dan/atau serangkaian kegiatan yang tahun 2009). Upaya kesehatan tersebut
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan didalam pelayanan kesehatan paripurna
berkesinambungan untuk memelihara dan yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi
meningkatkan derajat kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan
masyarakat dalam bentuk pencegahan rehabilitatif. Rumah Sakit mempunyai
penyakit, peningkatan kesehatan, tugas memberikan pelayanan kesehatan
1
perorangan secara paripurna (UU RI yang isinya belum lengkap dan secara
No. 44 Tahun 2009). periodik. Oleh karena itu pelaksaan unit
assembling sangat penting karena dapat
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan dijadikan tolak ukur mutu berkas rekam
kesehatan yang menyelenggarakan medis di fasilitas rekam medis di fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan secara pelayanan kesehatan.
paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat Berdasarkan wawancara survey awal
darurat. Penyelenggaraan Rumah Sakit yang dilakukan pada unit rekam medis di
bertujuan meningkatkan mutu dan Rumah Sakit dalam assembling rekam
mempertahankan standar pelayanan medis belum terlaksana dikarenakan
rumah sakit dan setiap rumah sakit kekurangan petugas rekam medis yang
mempunyai kewajiban menyelenggarakan bekerja di Rumah Sakit. Tidak
rekam medis (UU RI No. 44 Tahun 2009). terlaksananya kegiatan assembling rekam
medis mengakibatkan tidak terkendalinya
Menurut Permenkes No. formulir rumah sakit, dalam kata lain
269/MENKES/PER/III/2008 tentang petugas tidak bisa mengetahui apakah
rekam medis adalah berkas yang berisi berkas rekam medis tersebut telah lengkap
catatan dan dokumen antara lain identitas atau tidak, telah terjadi kesalahan apa
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan tidak, hal ini pula mengakibatkan kurang
yang telah diberikan, serta tindakan dan valid dalam pelaksanaan sensus berkas
pelayanan yang telah diberikan kepada pulang oleh petugas rekam medis.
pasien. Pengolahan berkas rekam medis Padahal kegiatan assembling dapat
dimulai dari tempat penerimaan pasien mengetahui kelengkapan pengisian rekam
(membuat atau menyiapkan berkas rekam medis yang apabila ditemukan berkas
medis), dilanjutkan dengan assembling, yang tidak lengkap akan dilaporkan
coding, indexing dan filling. Assembling kepada kepala unit rekam medis
bearti merakit, tetapi untuk kegiatan mengenai ketidaklengkapan isi dokumen
assembling berkas rekam medis di fasilitas dan petugas yang bertanggung jawab
pelayanan kesehatan tidaklah hanya terhadap kelengkapan isi tersebut,
sekedar merakit atau mengurut satu Assembling juga mengendalikan
persatu halaman ke halaman yang lain penggunaan formulir rekam medis dan
sesuai dengan aturan yang berlaku. secara periodik.
Pengurutan halaman ini dimulai dari
berkas rekam medis rawat darurat, rawat B. Metode
jalan dan rawat inap dan pergantian pada
masing-masing pelayanan akan diberikan Jenis penelitian ini adalah penelitian
kertas pembatas yang menonjol sehingga kualitatif dengan tujuan untuk
dapat mempermudah pencarian formulir mengetahui bagaimana gambaran
dalam berkas rekam medis (Budi, 2011). pelaksanaan assembling di Rumah Sakit.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah
Unit rekam medis terdapat bagian Sakit, 4 orang informen penelitian.
assembling yang memiliki peran penting Variabel penelitian terdiri dari urain
meliputi sebagai peneliti kelengkapan isi tugas, pengetahuan petugas terhadap
dan perakit dokumen rekam medis assembling dan SPO assembling.
sebelum disimpan, menerima dokumen Instrumen penelitian untuk pengumpulan
rekam medis dan mencatat di buku data adalah pedoman observasi,
register semua rekam medis yang masuk wawancara, alat perekam dan alat tulis.
dan keluar atau disebut juga sensus harian Pengumpulan data dilakukan dengan
dari unit pelayanan, mencatat dan observasi dan wawancara, sumber data
mengendalikan dokumen rekam medis menggunakan primer dan sekunder,
2
pengolahan data menggunakan teknik non dan yang harus dikerjakan oleh masing-
statistic dengan teknik triangulasi untuk masing petugas (Notoadmodjo, 2010).
pemeriksaan keabsahan yaitu teriangulasi
dengan sumber, teringulasi dengan Menurut Notoadmodjo (2009) dalam
metode dan triangulasi dengan data. uraian tugas suatu organisasi yang
Analisa data dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan penilaian prestasi kerja
teknik analisis kualitatif, dalam teknik karyawan, sekurang-kurangnya mencakup
digunakan proses induktif. 3 hal, yakni :
a. Kewajiban yang harus dilaksanakan
C. Hasil dan Pembahasan oleh pelaksana pekerjaan (Karyawan).
b. Tanggung jawab yang dibebankan
1. Uraian Tugas Petugas Rekam Medis kepada pelaksana pekerjaan tertentu.
Di Rumah Sakit c. Persyaratan yang harus dipenuhi.

Berdasarkan hasil penelitian Oleh sebab itu, maka uraian tugas itu
mengenai uraian tugas petugas assembling harus disusun sebaik-baiknya dan sejelas-
rekam medis di Rumah Sakit yakni jelasnya, sehingga para pelaksana tugas
Pembagian tugas rekam medis di Rumah juga jelas melaksanakannya, dan penilai
Sakit sesuai dengan kebijakan rumah juga jelas dalam melakukan penilaian.
sakit, jika pihak rumah sakit merasa
diperlukannya tenaga disalah satu bagian Bagian assembling yaitu salah satu
maka akan ditarik petugas dari ruangan bagian di unit rekam medis yang
lain yang berlebih agar dipindah mempunyai tugas pokok yaitu:
keruangan yang membutuhkan tersebut. a. Merakit kembali DRM dari rawat jalan,
Sampai saat ini belum melakukan gawat darurat dan rawat inap menjadi
pemantauan terhadap assembling rekam urutan atau runtut sesuai dengan
medis dan belum optimalnya kegiatan kronologi penyakit pasien yang
assembling rekam medis dikarenakan bersangkutan.
kegiatan assembling rekam medis b. Meliputi kelengkapan data yang
dilakukan pada saat ingin akreditasi seharusnya tercatat di dalam formulir
rumah sakit dan kegiatan tersebut dibantu rekam medis sesuai dengan kasus
oleh petugas yang lain. Petugas di unit penyakitnya.
rekam medis berjumlah 1 orang petugas c. Meneliti kebenaran pencatatan data
rekam medis tamatan DIII rekam medis rekam medis sesuai dengan kasus
yang merangkap berbagai tugas pokok penyakitnya.
fungsi seperti pendaftaran, pengambilan d. Mengendalikan DRM yang
dan pengantaran berkas rekam medis, dikembalikan ke unit pencatatan data
pembuatan SEP dan rujukan, sehingga karena isinya tidak lengkap
membuat petugas tersebut kewalahan dan e. Mengendalikan penggunaan nomor
mengakibatkan kegiatan assembling rekam rekam medis.
medis menjadi tidak dapat terlaksana. f. Mendistribusikan dan mengendalikan
belum ada uraian tugas petugas pada penggunaan formulir rekam medis
kegiatan assembling rekam medis. (Sudra, 2017).

Uraian tugas adalah tugas yang harus Peran dan fungsi assembling dalam
dilakukan oleh setiap karyawan dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai
organisasi, sesuai dengan jabatan atau perakit formulir rekam medis, peneliti isi
pekerjaan karyawan yang bersangkutan. data rekam medis, pengendalian DRM
Oleh sebab itu uraian tugas yang sudah tidak lengkap, pengendali penggunaan
ada dijadikan sebagai acuan jenis kegiatan nomor rekam medis dan formulir rekam
atau tugas yang terdapat dalam organisasi medis.
3
Berdasarkan hasil penelitian dan teori a. Kuantitas, yaitu menyangkut jumlah
yang mendukung maka penulis sumberdaya manusia
berpendapat bahwa uraian tugas dalam b. Kualitas, yaitu menyangkut mutu
pelaksanaan assembling rekam medis sumber daya manusia tersebut, yang
perlu dibuat karena peran dan fungsi menyangkut kemampuan fisik
assembling dalam pelayanan rekam medis maupun kemampuan non fisik
yaitu sebagai perakit formulir rekam (kecerdasan dan mental). Untuk
medis, peneliti isi data rekam medis, meningkatkan kualitas fisik dapat di
pengendalian DRM tidak lengkap, upayakan program-program
pengendali penggunaan nomor rekam kesehatan dan gizi. Sedangkan untuk
medis dan formulir rekam medi. meningkatkan kemampuan non fisik
dapat diupayakan dengan pelatihan
Disusun sejelas-jelasnya sebagai acuan dan pendidikan. Pelatihan adalah
yang jelas untuk para petugas dalam suatu kegiatan peningkatan
melaksanakan pekerjaan yang dikaitkan kemampuan karyawan atau pegawai
dengan penilaian prestasi kerja petugas dalam suatu institusi, sehingga
assembling rekam medis di Rumah Sakit pelatihan dapat diartikan suatu proses
yang dapat menghasilkan suatu
2. Pengetahuan Petugas Terhadap perubahan perilaku bagi karyawan
Assembling Rekam Medis Di Rumah atau pegawai (Notoatmodjo, 2009).
Sakit
Berdasarkan hasil penelitian dan teori
Berdasarkan hasil penelitian yang yang mendukung maka penulis
dilakukan tentang pengetahuan petugas berpendapat bahwa petugas assembling
terhadap assembling rekam medis di rekam medis di Rumah Sakit dilihat dari
Rumah Sakit yakni petugas mempunyai dua aspek yaitu kuantitas yang
pengetahuan mengetahui pelaksanaan menyangkut dengan jumlah petugas
assembling rekam medis, namun untuk assembling rekam medis, kualitas
melaksanakannya terkendala pada SDM menyangkut mutu petugas assembling
yang kurang. Belum pernah mengikuti rekam medis baik kemampuan fisik dan
seminar dan pelatihan tentang assembling don fisik salah satunya dengan pelatihan
rekam medis dikarenakan biaya dan pendidikan sesuai kompetensi rekam
mengikuti seminar dan pelatihan yang medis sehingga pelaksanaan assembling
mahal. rekam medis dapat dilaksanakan dengan
optimal untuk bisa meningkatkan mutu
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil rekam medis di Rumah Sakit.
tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan“what”. 3. SPO Assembling Rekam Medis di
Pengetahuan adalah hasil penginderaan Rumah Sakit
manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang Berdasarkan hasil penelitian yang
dimilikinya (mata, hingga, telingga dan dilakukan tentang SPO assembling rekam
sebagainya). Dengan sendirinya pada medis di Rumah Sakit yakni belum ada
waktu penginderaan hingga dibuat SPO assembling rekam medis di unit
menghasilkan pengetahuan tersebut rekam medis Rumah Sakit hanya melihat
sangat dipengaruhi oleh intensitas dari Depertemen Kesehatan aja. Kebijakan
perhatian dan presepsi terhadap objek dari rumah sakit belum ada, karena setiap
(Notoadmodjo, 2009). petugas bisa melaksanakan sampai 3
tanggung jawab, karena kekurangan SDM,
Terdapat dua aspek yang dilihat dalam minta tambah personil tapi belum
sumber daya manusia yakni :
4
didukung, harus manfaatkan personil dasarnya sebagai pedoman berisikan
yang ada. prosedur-prosedur operasional standar
dalam assembling rekam medis dengan
SPO pada dasarnya adalah pedoman salah satu manfaatnya menjadi pedoman
yang berisi prosedur-prosedur operasional kebijakan dalam kegiatan-kegiatan
standar yang ada didalam suatu organisasi khususnya SPO assembling dalam proses
yang digunakan untuk memasukan bahwa pengolahan rekam medis yang terbagi
setiap keputusan, langkah, atau tindakan, beberapa bagian dari assembling rekam
ada penggunaan fasilitas pemprosesan medis yang ada di Rumah Sakit.
yang dilaksanakan oleh orang-orang di
dalam suatu organisasi, telah berjalan D. Simpulan dan Saran
secara efektif, konsisten, standar dan
sistematis (Tambunan, 2013). Belum adanya uraian tugas petugas
assembling rekam medis di Rumah Sakit
Peran dan manfaat Standar Prosedur sehingga pelaksanaan assembling belum
Operasional pedoman di dalam suatu optimal dikarena belum adanya petugas
organisasi assembling rekam medis. petugas
a. Menjadi pedoman kebijakan yang sebenarnya mempunyai pengetahuan
merupakan dasar bagi seluruh kegiatan tentang pelaksanaan assembling rekam
organisasi, secara operasional maupun medis, belum ada sumber daya manusia
administratif (pedoman kebijakan) yang ditempatkan dibagian assembling
b. Menjadi pedoman kegiatan-kegiatan rekam medis, belum ada dibuat SPO
organisasi, baik secara operasional assembling rekam medis hanya melihat dari
maupun administratif (pedoman Depertemen Kesehatan Republik
kegiatan) Indonesia.
c. Menjadi pedoman untuk memvalidasi
langkah-langkah kegiatan dalam E. Ucapan Terima Kasih
organisasi (pedoman birokrasi)
d. Menjadi pedoman terkait penggunaan Terimakasih kami sampaikan kepada
formulir, dokumen, blanko, dan Direktur Rumah Sakit beserta jajarannya
laporan yang digunakan kedalam serta petugas Unit Kerja Rekam Medis
kegiatan-kegiatan organisasi (pedoman yang telah membantu mensukseskan
administrasi) (Tambunan, 2013). penelitian ini.

SPO assembling rekam medis dalam


proses pengolahan rekam medis terbagi F. Dafatar Pustaka
beberapa bagian yaitu penataan berkas
Rekam Medis pasien rawat jalan, Penataan Budi, S.C. (2011). Manajemen Unit Kerja
Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum
untuk kasus Anak, Penataan Berkas Sinergis Media.
Rekam Medis Pasien Rawat Inap kasus Depkes, RI. (2006). Pedoman
Bedah, Penataan Berkas Rekam Medis Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam
Pasien Rawat Inap Kasus Kebidanan, Medis Rumah Sakit di Indonesia,
Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Jakarta: DIRJEN YANMED.
Rawat Inap kasus Bayi Baru Lahir (Depkes Sudra, R. I (2017), Rekam Medis. Banten:
RI, 2006). Universitas Terbuka.
Moleong, (2016). Metodologi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan teori Kualitatif. Bandung: PT Remaja
yang mendukung maka penulis Rosdakarya.
berpendapat bahwa SPO assembling
rekam medis perlu dibuat karena pada
5
Notoatdmojo S, (2007). Promosi Tambunan, (2013). Standard Operasional
Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Prosedur. Jakarta: PT Suka Buku.
PT Rineka Cipta. UU RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Peraturan Menteri Kesehatan Rumah Sakit. 2012. Bandung: Citra
(PERMENKES) Nomor Umbara.
269/MENKES/PER/III/2008 UU RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
tentang Rekam Medis. Jakarta Kesehatan. Jakarta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

You might also like