You are on page 1of 15

RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS

DI PUSKESMAS WATES

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3)
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:
Emy Wardatunnisa
1315104

PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2018
RETENTION IN MEDICAL RECORDING MANAGEMENT IN HEALTH
CENTER OF WATES
Emy Wardatunnisa1 , Sis Wuryanto2
ABSTRACT
Background of the Study : Puskesmas (Health Center) is a health service facility
that organizes first-rate individual health efforts. The medical record file is not
forever stored in the filing room, and the medical record file has a shelf life of 2
years from the first date of treatment until 2 years from the date of the last visit.
Retention of medical record files if not carried out in accordance with the policy
will result in accumulation of files. Based on observations at the Wates Health
Center when the medical record files were having difficulty and took a long time
from 75 file samples there were 40% delays and 2 files were not found due to file
buildup and officers find it difficult in the search process while depreciation has
been done but has not been scheduled properly.
Objective : The purpose of this study was to determine the storage process,
numbering, retention and shrinkage periods at Wates Health Center.
Method : This type of research is descriptive with a qualitative approach.
Techniques to get information by interviewing, observing, and documenting
studies. The source of information is 2 respondents filing officers and 1 is used as
Triangulation which is in charge of medical records.
Result : Numbering system using Unit Numbering System where the numbering
system had given to patients with one medical record number is used forever for
numbering methods not using Family Numbering, only using area codes with 8
digits medical record number. centralized storage system with storage in Straight
Numerical Filing alignment based on area codes. Retention period is 2 years from
the time the patient first arrived for treatment until the last date of treatment, but
there are still files in 2010, 2013, 2014 and 2015 still stored in the filing room.
Depreciation has been done, but has not been scheduled properly, so there are
still many medical record files that have not been depreciated and resulted in the
accumulation of medical record files in the filing room.
Conclusion : numbering system using Unit Numbering System, Centralized file
storage with Straight Numerical Filing alignment system based on area code,
Retention of more than 2 years, depreciation is still not scheduled and there is no
SPO

Keywords : Numbering System, Storage System, Retention Period, Depreciation


System
1
Student of Medical Record and Health Information of Jenderal Achmad Yani
University of Yogyakarta
2
Lecturer of Medical Record and Health Information of Jenderal Achmad Yani
University of Yogyakarta
administrasi dalam pengelolaan
PENDAHULUAN termaksud penyimpanan, dan
Menurut Peraturan Mentri penyediaan berkas rekam medis pada
Kesehatan No.75 tahun 2014 tentang saat dibutuhkan.
Puskesmas, Pusat Kesehatan Berkas rekam medis tidak
Masyarakat atau biasa disebut selamanya disimpan di ruang filing,
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan ada masa simpan berkam medis
kesehatan yang menyelenggarakan (retensi) sesuai dengan kebijakan
upaya kesehatan masyarakat dan yang ada di puskesmas. Berkas
upaya kesehatan perseorangan rekam medis dilakukan penyusutan
tingkat pertama, dengan lebih untuk memisahkan berkas rekam
mengutamakan upaya promotif dan medis yang aktif dan inaktif sesuai
preventif untuk mencapai derajat dengan masa simpan berkas tersebut
kesehatan masyarakat yang setinggi dan berkas inaktif disimpan lagi
tingginya diwilayah kerjanya.1 sesuai dengan kebijakan puskesmas
Dengan ditetapkannya setelah itu baru dilakukan proses
Peraturan Menteri Kesehatan No.75 pemusnahan.
tahun 2014 tentang Puskesmas, maka Berkas rekam medis di
Rekam Medis menjadi salah satu Puskesmas mempunyai masa simpan
kewajiban pencatatan sebagai selama 2 tahun terhitung dari tanggal
informasi pasien yang telah diatur terakhir pasien berobat sehingga
dalam Permenkes berkas rekam medis harus
No.269/MENKES/PER/III/2008 mengalami masa retensi. Pada saat
tentang Rekam Medis adalah berkas retensi ada berkas yang harus
yang berisikan catatan dan dokumen dilakukan scan terlebih dahulu
tentang identitas pasien, seperti, Menurut Rustiyanto (2011),
pemeriksaan, pengobatan, tindakan retensi yaitu periode waktu yang
dan pelayanan lain yang telah harus dilalui sebelum suatu record
diberikan kepada pasien2. dapat dihapus atau dihilangkan3.
Pelaksanaan rekam medis dilakukan Penyusutan berkas rekam
untuk mewujudkan tertib medis yaitu pengurangan berkas
dengan cara disortir satu-persatu dan petugas mengalami kesulitan dalam
dilihat berkas tersebut mempunyai proses pencarian. untuk
nilai guna atau tidak. Penyusutan penyusutannya sudah dilakukan
bisa dilakukan kapan saja sesuai tetapi masih jarang karena belum
kebijakan yang ada dipuskesmas, terjadwal dan belum terdapat SPO.
penyusutan dilakukan untuk Pada saat proses penyusutan petugas
meminimalisir penumpukan berkas filing hanya menuliskan nama,
di ruang filing. Dengan dilakukannya nomor RM dan diagnosis terakhir
penyusutan berkas di ruang filing pasien berobat pada buku map.
menjadi tertata rapi dan petugas Berdasarkan permasalahan
mencari berkas rekam medis menjadi diatas, penulis melakukan penelitian
mudah ditemui. tentang ” Retensi Dalam Pengelolaan
Berdasarkan hasil study Berkas Rekam Medis di Puskesmas
pendahuluan yang dilakukan dengan Wates”.
wawancara dan observasi kepada Tujuan dari penelitian ini
salah satu staf rekam medis di adalah Mengetahui bagaimana sistem
Puskesmas Wates, dari 150 pasien penyimpanan berkas rekam medis di
rawat jalan diambil 75 sampel berkas Puskesmas Wates, Mengetahui masa
rekam medis. 40% dari 75 sampel simpan berkas rekam medis,
tersebut mengalami keterlambatan Mengetahui proses penyusutan
yaitu 30 berkas terlambat dan 45 berkas rekam medis, Mengetahui
berkas tepat waktu sampai ke sistem penomoran rekam medis.
masing-masing poli, keterlambatan BAHAN DAN CARA
ini terjadi dikarenakan PENELITIAN
menumpuknya berkas rekam medis Penelitian ini merupakan
diruang filing sehingga menyulitkan penelitian deskriptif dengan
petugas dalam mencari berkas pasien pendekatan kualitatif.4 Lokasi
dan dari 75 sampel berkas terdapat 2 penelitian di bagian rekam medis
berkas rekam medis yang tidak Puskesmas Wates. Pengambilan data
ditemukan,dikarekan menumpukmya dilakukan pada tanggal 31 juli s.d 3
berkas rekam medis sehingga agustus 2018 dengan tehnik
purposive sampling dengan 2 staf Puskesmas Wates sistem
filing. Variable dalam penelitian ini penomorannya menggunakan Unit
adalah sistem penyimpanan, masa Numbering System yaitu setiap
simpan, sistem penyusutan dan pasien mendapatkan satu nomor
sistem penomoran. Alat dan metode rekam medis untuk digunakan
pengumpulan data yang digunakan selama berobat di Puskesmas Wates.
adalah pedoman wawancara dengan Di puskesmas Wates tidak
5
check list observasi yang telah di menggunakan Family Numbering,
buat sebelumnya oleh peneliti Pada awalnya Puskesmas
tentang sistem penomoran, menggunakan Family Numbering,
penyimpanan, masa simpan dan tetapi sejak tahun 2007 sampai
penyusutan. Uji validitas instrument sekarang sudah tidak menggunakan
dilakukan dengan wawancaran dan Sistem Family Numbering karena
observasi langsung kepada kepala sudah ada SK dari Dinkes.
rekam medis.6 data yang sudah Seperti yang diungkapkan oleh
terkumpul kemudian dilakukan Responden A sistem penomoran
editing, coding, entry data, dan menggunakan Unit Numbering
tabulating.7 Analisis data yang System.
digunakan yaitu analisis deskriptif
menggunakan hasil yang diperoleh “sistem penomoran di
Puskesmas Wates
dari wawancara, catatan lapangan
menggunakan Unit
dan dokumentasi kemudian data Numbering System yaitu
setiap pasien mendapatkan
direduksi, penyajian data dan
satu nomor rekam medis
penarikan kesimpulan.8 untuk digunakan selama
berobat di Puskesmas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wates.”
Responden A
1. Sistem Penomoran Berkas Rekam Demikian juga ungkapan dari
Medis. Responden B sama dengan
Berdasarkan hasil wawancara Ungkapan Responden A
yang dilakukan kepada Responden
A, Responden B dan Triangulasi di
“Sistem pensomoran Berdasarkan kutipan di atas
di Puskesmas Wates
sistem penomoran menggunakan
menggunakan Unit
Numbering System yaitu Unit Numbering System, dan dalam
setiap pasien mendapatkan
pemberian nomor rekam medis di
satu nomor rekam medis
untuk digunakan selama Puskesmas Wates itu memiliki kode
berobat di Puskesmas
tersendiri yang telah dibuat oleh
Wates, dan tidak
menggunakan Family puskesmas dengan kebijakan Dinas
Numbering hanya
Kesehatan yaitu 2 angka depan
menggunakan kode wilayah
untuk penomoran” merupakan kode wilayah dan 6
Responden B
angka terakhir digunakan untuk
Setelah dikonfirmasi kepada
nomor urut daftar, sehingga setiap
Triangulasi sumber mengatakan
desa mempunyai kode yang berbeda
untuk sistem penomoran
pada penomoran rekam medis.
menggunakan unit numbering system
dan tidak menggunakan family
numbering penomoran menggunakan
kode wilayah yang ditetapkan oleh
dinas kesehatan

2. Sistem Penyimpanan di Puskesmas


“sistem penomoran di
Puskesmas Wates Wates
menggunakan Unit Dari hasil penelitian di
Numbering System, dengan
pemberian nomor Puskesmas Wates berdasarkan
berdasarkan kode wilayah, wawancara kepada Responden A,
dengan 8 angka pada setiap
nomor rekam medis, 2 angka Responden B dan Triangulasi, sistem
pertama digunakan untuk penyimpanan yang digunakan adalah
kode wilayah masing-masing
desa dan luar wilayah wates sistem sentralisasi dimana semua
dan 6 angka digunakan untuk berkas rekam medis pasien rawat
nomor urutan daftar. Kode
wilayah ini telah diterapkan jalan disimpan dalam satu berkas dan
oleh Dinas Kesehatan dari satu tempat di Puskesmas Wates.
tahun 2007 hingga sekarang”
Triangulasi Untuk sistem penyimpanan dalam
penjajaran Puskesmas Wates
menggunakan sistem penyimpanan “sistem penyimpanan
berkas rekam medis di
penjajaran SDF (Stright Numerical
Puskesmas Wates menggunakan
Filing) dimana di Puskesmas Wates sistem straight numerical filing
system dimana sistem
menggunakan kode wilayah.
berdasarkan nomor urut langsung
Seperti yang diungkapkan oleh yang berdasarkan kode wilayah,
untuk pembagian kode wilayah
Responde A, sistem penyimpanan
menjadi 8 kode untuk wilayah
dalam penjajaran menggunkan kerja, 2 kode untuk wilayah
tetangga dan 1 kode untuk luar
sistem Stright Numerical Filing.
kerja wilayah Puskesmas Wates,
“sistem penyimpanan yaitu kode 01 (Kode Desa
dalam penjajaran Karangwuni), 02 (Kode Desa
menggunakan sistem Stright Sogan), 03 ( Kode Desa
Numerical Filing Kulwaru), 04 (Kode Desa
berdasarkann kode wilayah Ngestiharjo), 05 (Kode Desa
yang diterapkan di Triharjo), 06 (Kode Desa
Puskesmas Wates” Bendungan), 07 (Kode Desa
Responden A Giripeni), 08 (Kode Wates), 17
(Kode wilayah Panjatan), 18
Kemudian ungkapkan dari (kode wilayah Samigaluh), dan
Responden B, sistem penyimpanan 19 (Kode wilayah luar kerja
Puskesmas Wates)..
berdasarkan kode wilayah. Triangulasi
“cara penyimpanan
berkas di rak filing Hasil observasi penelitian yang
berdasarkan kode wilayah
yang ada di Wates, dan waktunya bersamaan dengan
terdapat 8 kode wilayah wawancara kepada Responden A,
kerja puskesmas, 2 kode
wilayah untuk daerah Responden B dan Triangulasi itu
tetangga dan 1 kode untuk memiliki hasil yang sama. Berikut ini
luar wilayah kerja
Puskesmas Wates” hasil observasi peneliti
Responden B Berdasarkan observasi
Setelah dikonfirmasikan kepada
penyimpanan dalam penjajaran
Triangulasi sumber menyatakan
berkas rekam medis dengan kode
sistem penyimpanan di Puskesmas
wilayah di Puskesmas Wates.
Wates menggunakan straight
Di Puskesmas Wates sistem
numerical filing berdasarkan kode
penyimpanan dalam penjajaran
wilayah.
berdasarkan kode wilayah. Adapun
kode wilayah yang dibuat oleh Seperti yang diungkapkan oleh
Puskesmas Wates yaitu untuk khusus Responden A, masa retensi berkas
desa Karangwuni menggunakan kode rekam medis 2 tahun.
01 yang terletak di awal nomor Begitupun ungkapan dari
rekam Responde B, masa retensi berkas
medis pasien sehingga setiap rekam medis 2 tahun, tetapi masih
nomor rekam medis yang awalannya ada yang lebih dari 2 tahun.
01 itu dijadikan satu tempat, dan
begitupun dengan kode desa yang “masa simpan dokumen
rekam medis pasien rawat jalan di
lain dan luar wilayah kerja Puskesmas Wates 2 tahun
Puskesmas Wates. terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat, tetapi masih ada
3. Masa Simpan Berkas Rekam yang lebih dari 2 tahun kar
Medis di Puskesmas Wates ena terkendala saat proses
penyusutan”
Berdasarkan wawancara ke Responden B
Informan A dan Informan B masa
Setelah dikonfirmasikan
simpan berkas rekam medis di
kepada Triangulasi sumber
Puskesmas Wates yaitu 2 tahun
menyatakan bahwa masa retensi di
terhitung dari tanggal terakhir pasien
Puskesmas Wates 2 tahun terhitung
berobat, pedoman yang digunakan
dari tanggal terakhir pasien berobat,
yaitu dari Permenkes
tetapi belum terdapat SOP.
No.269/MenKes/Per/III/2008 bab IV
“masa retensi di
pasal 9 mengatur bahwa rekam Puskesmas Wates itu 2 tahun
medis pada sarana pelayanan terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat, dengan acuan
kesehatan non rumah sakit wajib dari PerMenkes
disimpan sekurang-kurangnya untuk No.269/Menkes/Per/III/2008,
tetapi belum maksimal karena
jangka waktu 2 tahun terhitung dari
masih ada berkas rekam
tanggal pasien berobat. Pada medis yang lebih dari 2 tahun
di ruang filing karena
kenyataannya masih terdapat berkas terkendala saat melakukan
yang disimpan selama 3 tahun karena penyusutan dan belum
terdapat SOP tentang masa
belum dilakukannnya penyusutan. retensi”
Triangulasi
“ proses penyusutan masih
Berdasarkan hasil wawancara
jarang dilakukan dan belum
tersebut dan langsung dilakukan ada jadwal tetap, tetapi
petugas tetap melakukan
observasi pada saat itu, peneliti
penyutan ketika ada waktu
menemukan beberapa berkas yang senggang”
tahun terakhir pasien berobat pada
Responden A
tahun 2013, 2014, 2015 dan masih
disimpan diruang filing, karena Begitupun ungkapan dari
terkendala pada saat proses Responden B sama dengan ungkapan
penyusutan berkas rekam medis Responden A, penyusutan jarang
pasien. dilakukan.
4. Proses Penyusutan Berkas Rekam ”proses penyusutan
Medi masih jarang dilakukan
karena belum terjadwal,
Berdasakan hasil wawancara karena terkendala waktu dan
yang dilakukan kepada Informan A pasien yang banyak setiap
harinya sehingga tidak
dan Informan B di Puskesmas Wates memungkinkan untuk
pelaksaan penyusutan sudah dilakukan penyusutan”
Responden B
dilakukan tetapi belum ada jadwal
tetap sehingga penyusutan untuk saat Setelah dilakukan konfirmasi

ini belum dilakukan karena kepada Triangulasi proses

terkendala waktu dan petugas yang penyusutan belum dilakukan secara

multi job sehingga tidak tersedianya maksimal karena kurangnya waktu

waktu untuk melakukan penyusutan. untuk melakukan penyusutan.

Di Puskesmas Wates tidak terpadat


SOP tentang penyusutan sehingga
proses penyusutan mengikuti waktu
masa simpan berkas rekam medis.
Seperti yang diungkapkan oleh
Responden A proses penyusutan
masih jarang dilakukan.
“proses penyusutan sistem unit numbering system yaitu
masih jarang dilakukan
sistem penomoran yang diberikan
terakhir dilakukan pada bulan
Juli 2018 dan dibantu oleh kepada pasien dengan satu nomor
Masasiswa PKL dan hanya
rekam medis dipakai untuk selama
sebagaian kecil yang baru
dilakukan penyusustan, untuk berobat di Puskesmas Wates.
kendalanya belum ada jadwal
Dalam hal ini untuk sistem
tatap untuk melakukan
penyusutan sehingga kurang penomoran sudah sesuai dengan teori
maksimal dan juga tidak ada
menurut (Hatta, 2013) unit
waktu yang cukup untuk
melakukannya, karena itu numbering system yaitu sistem ini
kami disini untuk melakukan
memberikan satu unit rekam medis
penyusutan ketika ada waktu
yang senggang saja, dan baik kepada pasien berobat jalan
belum terdapat SOP tentang
ataupun dirawat, ia akan diberi satu
penyusutan”.
Triangulasi nomor akan dipakai selamanya untuk
Berdasarkan hasil wawancara berkunjung seterusnya dan rekam
tersebut pada kenyataannya proses medisnya tersimpan di dalam satu
penyusutan di Puskesmas Wates berkas dengan nomor yang sama.9
belum maksimal dilakukan, sampai Untuk cara pemberian nomor
saat ini pelaksaan penyusutannya rekam medis di Puskesmas Wates
terakhir dilakukan pada bulan Juli tidak menggunakan Family
2018 dan itu dibantu oleh Mahasiswa Numbering hanya menggunakan
PKL dan masih belum terjadwal, kode wilayah. Di Puskesmas Wates
petugas hanya menunggu waktu menggunakan sistem penomoran
senggang untuk melakukan proses wilayah sendiri yang sudah
penyusutan. diterapkan oleh Dinas Kesehatan,
PEMBAHASAN dimana penomoran di Puskesmas
1. Sistem Penomoran Berkas Rekam Wates terdapat 8 digit terdiri dari 2
Medis di Puskesmas Wates digit kode wilayah dan 6 digit kode
Berdasarkan hasil wawancara digunakan untuk nomor urut didaftar.
dan observasi peneliti di petugas ini berbeda dengan teori yang
rekam medis di Puskesmas Wates seharusnya menggunakan Family
sistem penomoran menggunakan
Numbering, tetapi di Puskesmas
Wates tidak menggunakan Family satu berkas dan satu tempat, baik
Numbering hanya menggunakan untuk rawat jalan maupun rawat
kode wilayah, menurut (SP2TP, inap.11 Disini terdapat perbedaan
1997) dimana sistem penomoran karena di Puskesmas Wates hanya
Family Numbering adalah sistem terdapat layanan rawat jalan dan
penomoran satu keluarga mempunyai tidak terdapat layanan rawat inap.
satu nomor catatan medis dengan Untuk sistem penyimpanan
identifikasi yang sama, dengan dalam penjajaran di Puskesmas
penomoran tersebut terdiri dari 8 Wates menggunakan sistem Straight
digit (angka).10 Keluarga yang Numerical Filing System dimana
datang ke puskesmas dengan tinggal dalam penjajarannya berdasarkan
di wilayah kerja puskesmas diberi wilayah. Berdasarkan SP2TP sistem
nomor 00-00-01-00 sedangkan penyimpanan dalam penjajarannya
tempat tinggal yang di luar wilayah menggunakan terminal digit filing
kerja puskesmas diberi nomor 00-00- dikarenaka memiliki nomor rekam
01-09. medis dengan digit angka terakhir
2. Sistem Penyimpanan Berkas yang sama.
Rekam Medis di Puskesmas Wates 3. Retensi Berkas Rekam Medis di
Berdasarkan hasil wawancara Puskesmas Wates
dan observasi peneliti kepada Berdasarkan hasil observasi
petugas rekam medis di Puskesmas dan wawancara kepada petugas
Wates sistem lokasi penyimpanan rekam medis di Puskesmas Wates,
menggunakan sentralisasi dimana masa Retensi berkas rekam medis
berkas rekam medis pasien rawat yaitu 2 tahun terhitung dari tanggal
jalan disimpan di satu tempat. pertama pasien berobat sampai
Menurut (Sudra, 2013) dalam dengan 2 tahun sejak tanggal
pengelolaan rekam medis salah satu kunjungan terakhir, tetapi pada
cara penyimpanan berkas rekam kenyataannya masih ada berkas
medis adalah Penyimpanan tahun 2015 yang terdapat diruang
Sentralisasi yaitu semua berkas filing aktif, karena masa retensi yang
rekam medis pasien disimpan dalam lebih dari dari 2 tahun tersebut terjadi
penumpukan berkas rekam medis, ini dan belum terdapatnya jadwal tetap
berbeda dengan teori menurut kapan dilakukan penyusutan.
PermenkesNo.269/MenKes/Per/III/2 Untuk pelaksanaan penyusutan
008 dalam Bab IV pasal 9 mengatur supaya optimal maka sebaiknya
bahwa: rekam medis pada sarana dilakukan penjadwalan dan dibuat
pelayanan non rumah sakit wajib SOP sehingga dalam pelaksanaannya
disimpan sekurang-kurangnya untuk sesuai dengan peraturan yang ada,
jangka waktu 2 (dua) tahu terhitung karena ketika penyusutan tidak
dari tanggal terakhir pasien berobat. berjalan secara optimal, maka disini
4. Penyusutan Berkas Rekam Medis akan mengakibatkan penumpukan
di Puskesmas Wates berkas, sempitnya ruang filing dan
Berdasarkan hasil observasi rak penyimpanan, sedangkan setiap
dan wawancara kepada petugas hari berkas rekam medis terus
rekam medis di Puskesmas Wates, bertambah.
proses penyusutan belum terjadwal KESIMPULAN
dengan baik sehingga petugas belum 1. Sistem Penomoran Berkas Rekam
maksimal dalam melakukan proses Medis di Puskesmas Wates
penyusutan karena belum terjadwal Sistem penomoran di
dan petugas melakukan penyusutan Puskesmas Wates menggunakan unit
ketika ada waktu senggang, ini numbering system dimana
menyebabkan terjadinya penomoran yang diberikan kepada
penumpukan berkas pada ruang pasien dengan satu nomor rekam
filing, berdasarkan teori SSmenurut medis dipakai untuk selamanya.
(sudra, 2013) sistem penyusutan Dengan pemberian penomoran
dilakukan pemilihan dan pemilahan berdasarkan kode wilayah yang
terhadap berkas rekam medis yang memiliki 8 digit dan tidak
masuk masa inaktif. Ini berbeda menggunakan Family Numbering.
dengan teori karena ada berkas yang 2. Sistem Penyimpanan Dan
seharusnya sudah masuk masa inaktif Penjajaran di Puskesmas Wates
tetapi masih belum dilakukan Sistem penyimpanan di
penyusutan karena terkendala waktu Puskesmas Wates itu menggunakan
sentralisasi dengan sistem sangat jarangnya dilakukan
penjajarannya menggunakan straight penyusutan terjadi penumpukan
numerical filing yang berdasarkan berkas rekam medis di ruang filing
kode wilayah yang terdapat di aktif.
wilayah kerja Puskesmas Wates KEPUSTAKAAN
padahal jika dengan menggunakan 1. Kemenkes RI. (2014). Peraturan
Family Numbering bias langsung Menteri Kesehatan No. 75 Tentang
disimpan dengan Terminal Digit Puskesmas. Peraturan, Jakarta
Filing 2. Kemenkes RI. (2008). Peraturan
3. Masa Retensi Berkas Rekam Mentri Kesehatan No 269 Tahun
Medis di Puskesmas Wates 2008 tentang Rekam Medis. Menteri
Masa Retensi di Puskesmas Kesehatan, Jakarta
Wates 2 tahun dihitung dari tanggal 3. Rustiyanto, E. dan W. A. R. (2011).
pertama pasien berobat sampai Manajemen Filing Dokumen Rekam
dengan 2 tahun sejak tanggal Medis dan Informasi Kesehatan
kunjungan terakhir, tetapi dari hasil (pertama). Yogyakarta
observasi masih ada berkas rekam 4. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
medis yang lebih dari 2 tahun bahkan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
ada berkas rekam medis tahun 2010 Bandung: Afabeta.
yang masih terdapat diruang filing 5. Notoatmodjo. (2012). Metodologi
dan belum terdapat SOP tentang Penelitian Kesehatan. Jakarta:
retensi sehingga terjadi penumpukan Rineka Cipta.
berkas rekam medis diruang filing. 6. Sugiyono. (2016). Metodologi
4. Penyusutan Berkas Rekam Medis Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
di Puskesmas Wates R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Proses penyusutan berkas 7. Budiarto, E. (2012). Biostatistik
rekam medis di Puskesmas Wates Untuk Kedokteran dan Kesehatan
belum pernah dilakukan secara Masyarakat. Bandung: EGC.
maksimal ini karena belum 8. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
terjadwalnya dan belum terdapat Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
SOP tentang penyusutan, karena Bandung: Afabeta
9. Hatta, G. R. (2013). Pedoman
Manajemen Informasi Kesehatan
Disarana Pelayanan Kesehatan
(Revisi 2). Jakarta: Universitas
Indonesi.
10. Green Michelle A. (2005). Essensials
of Health Information Management.
New York: Thomson Delmar
Learning.
11. Sudra, R. I. (2013). Rekam Medis.
Tenggerang Selatan: Universitas
Terbuka.

You might also like