You are on page 1of 11

TINJAUAN PENGELOLAAN FILING DALAM PELAKSANAAN RETENSI DI RUMAH

SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2016

Dhiaz Dwijayanto *), Arif Kurniadi **)


*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
**)Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Email : Dhiaz_Dwijayanto@yahoo.co.id

ABSTRACT
filing clerk in Islamic Hospital Kendal have difficulty in finding treatment DRM years
2010 to 2012. This is because the document was not found Dirak filing in-active, moreover
occur if DRM DRM duplication in-active not found when searched, because they have made
New DRM. The purpose of this study was identifying the filing in the implementation of RSI
Kendal retention in 2016.
This type of research is descriptive. Data collection method is the method of
observation and interviews with descriptive methods. Subjects were four officers who had
conducted filing. The object of research is the Medical Record Document of inactive disease
index last 5 years. The research instrument used observation and interview. Methods of data
processing through the collection, editing, tabulating, and presenting data.
The results showed there were already a means of retention at the filling includes
KIUP, Register Book, Disease Index. the Standard Operating Procedures have not explained
the tools used for the implementation of such retention KIUP, Book Register, Disease index,
filing policy is still the one with the Standard Operating Procedures. 3 officers filing past high
school educated and educated officers last 1 DIII Medical Record, lung disease has not been
printed on archival retention schedule, implementation of retention is not in accordance with
the applicable Standard Operating Procedure.
We recommend the retention of written Standard Operating Procedures use of tools
for the implementation of retention, such as KIUP, Disease Index, Tracer, Registry Books
and written forms will be immortalized. Retention policies are separated by the Standard
Operating Procedures. conduct staff training activities on the management of medical record
documents, so that the workers better understand the implementation of retention, adding
categories pulmonary disease in Archive Retention Schedule, in the implementation of
retensiseharusnya using tools or means such as KIUP, Disease Index, Tracer, Books
Register.

Keywords: Science, Policy, SOP, Retention


Bibliography: 33 (1979-2015)

ABSTRAK

Petugas filing di RSI Kendal mengalami kesulitan dalam pencarian DRM tahun
terakhir berobat 2010 sampai 2012. Hal ini disebabkan karena dokumen tidak ditemukan
dirak filing in-aktif, Selain itu terjadi duplikasi DRM jika DRM in-aktif tidak ditemukan ketika
dicari, karena harus dibuatkan DRM Baru. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
pengelolaan filing dalam pelaksanaan retensi di RSI Kendal Tahun 2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode pengumpulan datanya
adalah metode observasi dan metode wawancara dengan Deskriptif. Subjek penelitian
adalah 4 petugas yang pernah melakukan filing. Objek penelitian adalah Dokumen Rekam
Medis inaktif dari indeks penyakit 5 tahun terakhir. Instrumen penelitian menggunakan
pedoman observasi dan wawancara. Metode pengolahan data melalui tahap pengumpulan,
editing, tabulating dan penyajian data.
Hasil penelitian menunjukkan sudah terdapat sarana retensi di bagian fillingmeliputi
KIUP, Buku Register, IndeksPenyakit. pada Standar Operasional Prosedur belum
menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan retensiseperti KIUP, Buku
Register, IndeksPenyakit, kebijakan filing masih menjadi satu dengan Standar Operasional
Prosedur. 3 petugas filing berpendidikan terakhir SMA dan 1 petugas berpendidikan terakhir
DIII Rekam Medis,penyakit paru-paru belum tertera pada jadwal retensi arsip, Pelaksanaan
retensi belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
Sebaiknya dalam Standar Operasional Prosedur retensi ditambahkan penggunaan
alat-alat untuk pelaksanaan retensi, seperti KIUP, Indeks Penyakit, Tracer, Buku Register
dan ditambahkan formulir-formuliryang akan diabadikan. Kebijakan retensi dipisahkan
dengan Standar Operasional Prosedur. mengadakan kegiatan pelatihan petugas tentang
pengelolaan dokumen rekam medis, sehingga petugas lebih memahami pelaksanaan
retensi, menambahkan kategori penyakit paru di Jadwal Retensi Arsip, dalam pelaksanaan
retensiseharusnya menggunakan alat bantu atau sarana seperti KIUP, Indeks Penyakit,
Tracer, Buku Register.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kebijakan, SOP, Retensi

Kepustakaan : 33 (1979-2015)

PENDAHULUAN

Berdasarkan survey awal di bagian filing Rumah Sakit Islam Kendal Pelaksanaan
Retensi pertama kali dilaksanakan pada tahun 2009, dalam pelaksanaannya dokumen
rekam medis in aktif hanya diikat dan disimpan digudang. Kemudian pelaksanaan retensi
yang kedua dilaksanakan pada bulan april tahun 2016, dalam pelaksanaannya dokumen
rekam medis in-aktif yaitu dokumen rekam medis dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2012, langsung dipilah-pilah satu persatu dengan melihat tahun terakhir berobat pasien
tanpa menggunakan alat retensi yaitu KIUP,Buku Register,Indeks Penyakit sehingga masih
terdapat dokumen rekam medis in-aktif yang tertinggal pada rak filing aktif. Hal ini
dikarenakan pada saat pelaksanaan retensi dilakukan bersamaan dengan pergantian sistem
penjajaran dari sistem Straight Numerical Filing (SNF) ke sistem Terminal Digit Filing (TDF)
dan juga kurangnya pengetahuan petugas terhadap pelaksanaan retensi sesuai Standar
Operasional Prosedur yang ada. Hal ini bisa mengakibatkan petugas filing kesulitan dalam
pencarian dokumen rekam medis pasien yang tanggal terakhir berobat pada tahun 2010
sampai 2012 yang seharusnya terletak pada rak filing in-aktif, dan terjadinya duplikasi
dokumen rekam medis jika dokumen in-aktif yang dicari tersebut tidak ditemukan.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan
pengelolaan filing dalam pelaksanaan retensi di RSI Kendal Tahun 2016

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/Menkes/PER/III/2010


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.(1)
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertuis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnose segala pelayanan dan tindakan medis
yang diberika kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam medis mempunyai pengertian yang
sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapu mempunyai pengertian
sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien
mendapatkan pelayanan medis, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau keperluan lainnya.(2)

Filing adalah Bagian unit rekam medis yang mempunya peran dalam hal
penyimpanan dan pengelolaan berkas-berkas maupun dokumen dalam lingkup sebuah
organisasi.(3)

Sistem retensi yaitu suatu kegiatan memisahkan atau memindahkan antara dokumen
rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang dinyatakan in aktif di
ruang penyimpanan (filing).Sebelum melakukan retensi perlu disusun Jadwal Retensi Arsip
berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medis Nomor HK.00.1.5.01160 tahun 1995.
Dokumen rekam medis yang telah diretensi akan disimpan di ruang penyimpanan in aktif
berdasarkan tanggal terakhir pasien berobat dan berdasarkan diagnosis penyakit pasien.
Adapun Peraturan PerMenKes No. 269/MenKes/PER/III/2008, berdasarkan BAB IV,
pasal 8 ayat a tentang penyimpanan dokumen rekam medis bahwa:Rekam medis pasien
rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun terhitung dari tanggal pasien berobat atau dipulangkan.(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu keadaan, peristiwa, objek
apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa
dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Metode yang digunakan yaitu
observasi dan wawancara, observasi yaitu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti,sedangkan wawancara yaitu tanya jawab
antara peneliti dan petugas filing untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai
suatu hal.Subjek pada penelitian ini adalah semua petugas filing yang terdiri dari 4 orang
dan Objek pada penelitian ini adalah Dokumen Rekam Medis inaktif dari indeks penyakit 5
tahun terakhir yang berjumlah 467 DRM.
Sarana
Retensi

SOP / Protap
Filing

Kebijakan Pelaksanaan
Retensi Retensi

Karakteristik
SDM

Jadwal
Retensi Arsip

1.1 Kerangka Konsep

HASIL PENELITIAN

A. Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan retensi

a. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)


Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas filing dan kepala rekam medis,
Rumah Sakit Islam Kendal sudah menggunakan KIUP elektronik untuk
mempermudah pencarian DRM.Dalam pelaksanaan retensi KIUP digunakan untuk
mengetahui dokumen rekam medis yang tahun terakhir berobatnya sudah berusia 5
tahun.
b. Indeks Penyakit
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas filing dan kepala rekam medis,
Rumah Sakit Islam Kendal memiliki indeks penyakit dalam bentuk
komputerisasi.Dalam pelaksanaan retensi Indeks Penyakit digunakan
untukmenentukan waktu retensi berdasarkan kelompok-kelompok penyakit.
c. Buku Register
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas filing dan kepala rekam medis,
Rumah Sakit Islam Kendal sudah menggunakan register elektronik untuk
mempercepat petugas pendaftaran mendaftar pasien. Dalam pelaksanaan retensi
buku register digunakan untuk pencarian dokumen dengan cara mensortir waktu
terakhir pasien berobat berdasarkan tanggal pada buku register elektronik.
B. Standar Operasional Prosedur Retensi (SOP)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Rumah Sakit Islam Kendal sudah
memiliki Standar Operasional Prosedur Retensi No : 06/spo/008 yang sudah disahkan
oleh direktur pada tanggal 09 September 2011 dan Standar Operasional Prosedur
Penyusutan dan Pemusahan no : 06/spo/013 yang sudah disah kan oleh direktur pada
tanggal 10 Februari 2011.
C. Kebijakan Retensi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Rumah Sakit Islam Kendal sudah
memiliki kebijakan retensi,kebijakan ini menjadi satu dengan Standar Operasional
Prosedur seperti :
1. Kebijakan Retensi : Dokumen rekam medis in-aktif dihitung sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun dari kunjungan terakhir.
2. Kebijakan Pemusnahan : Retensi berkas rekam medis berdasarkan penggolongan
penyakit, ditentukan berdasarkan hasil keputusan panitia rekam medis dengan
pertimbangan nilai guna adminitrasi, hukum, keuangan, iptek, dan pembuktian
sejarah.
D. Karakteristik SDM

Karakteristik meliputi Umur, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan. Berikut adalah

tabel Karakteristik SDM :

Tabel 1.1
Tabel karakteristik SDM

Umur Jenis Lama


No Petugas Pendidikan
(Tahun) Kelamin Kerja

1 Petugas A 22 Laki-Laki 6 Bulan DIII Rekam Medis

2 Petugas B 40 Laki-Laki 19 Tahun SMA

3 Petugas C 42 Laki-Laki 20 Tahun SMA

4 Petugas D 50 Laki-Laki 20 Tahun SMA

Sumber : Data Primer Rumah Sakit Islam Kendal

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dihasilkan bahwa semua petugas filing berjenis kelamin
Laki-laki dan sebanyak tiga orang berpendidikan SMA dan satu orang yang
berpendidikan DIII Rekam Medis, sedangkan rentang usia antara 22 – 50 tahun, lama
kerja dari ke empat petugas filing tersebut tiga petugas telah mempunyai masa kerja
lebih dari 15 tahun dan hanya satu petugas yang mempunyai masa kerja 6 bulan.

E. Jadwal Retensi Arsip

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Rumah Sakit Islam Kendal sudah
memiliki Jadwal Retensi Arsip (JRA) yang sudah di sahkan oleh direktur pada tanggal 10
Februari 2010.Dengan demikian pelaksanaan retensi mengacu pada jadwal retensi arsip
dokumen rekam medis. Berikut adalah tabel Jadwal Retensi (JRA) :
Tabel 1.2
Tabel Jadwal Retensi Arsip Rumah Sakit Islam Kendal
Kelompok Rekam Aktif In-Aktif

No Medis RJ RI RJ RI

1 Umum 5 Tahun 5 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

2 Mata 5 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

3 Jiwa 10 Tahun 5 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

4 Orthopedi 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

5 Kusta 15 Tahun 15 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

6 Ketergantungan Obat 15 Tahun 15 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

7 Jantung 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun

Sumber : Data Primer Rumah Sakit Islam Kendal

F. Pelaksanaan Retensi.

Berdasarkan hasil wawancara kepada kelapa rekam medis dan keempat petugas

filing :

1. Kepala rekam medis : retensi pertama kali dilakukan pada tahun 2009 DRM in-aktif
hanya di ikat tali rafia lalu di tumpuk disuatu ruangan, retensi yang kedua dilakukan
pada tahun 2016 pelaksanaannya bersamaan dengan pergantian sistem penjajaran
sehingga petugas langsung memilah satu persatu DRM dengan melihat tahun
terakhir berobat tahun 2010 sampai 2012.
2. Petugas A : pelaksanaannya bersamaan dengan pergantian sistem penjajaran
sehingga petugas langsung memilah satu persatu DRM dengan melihat tahun
terakhir berobat tahun 2010 sampai 2012.
3. Petugas B :pelaksanaannya bersamaan dengan pergantian sistem penjajaran
sehingga petugas langsung memilah satu persatu DRM dengan melihat tahun
terakhir berobat tahun 2010 sampai 2012.
4. Petugas C :pelaksanaannya bersamaan dengan pergantian sistem penjajaran
sehingga petugas langsung memilah satu persatu DRM dengan melihat tahun
terakhir berobat tahun 2010 sampai 2012.
5. Petugas D :pelaksanaannya bersamaan dengan pergantian sistem penjajaran
sehingga petugas langsung memilah satu persatu DRM dengan melihat tahun
terakhir berobat tahun 2010 sampai 2012.
PEMBAHASAN

A. Sarana Retensi Rumah Sakit Islam Kendal


Penggunaan sarana retensi di Rumah Sakit Islam Kendal sudah sesuai teori yaitu
penggunaan sarana retensi seperti KIUP ,Indeks Penyait, Buku register yang sudah
elektronik. Sehingga semua data pasien sudah tersimpan dalam database komputer. Hal
tersebut memudahkan petugas rekam medis dalam melakukan pelayanan dan
mempercepat pencarian data pasien guna pelaksaan retensi.
B. Standar Operasional Prosedur Rumah Sakit Islam Kendal
Standar Operasional Prosedur Rumah Sakit Islam Kendal belum sesuai teori. Dalam
prosedur pelaksanaan retensi belum menjelaskan alat – alat yang digunakan untuk
pelaksanaannya seperti KIUP, Buku Register, Indeks Penyakit. Sedangkan dalam
pelaksanaan pemusnahan di dalam prosedur belum terdapat butir-butir formulir apa saja
yang diabadikan. Hal tersebut mengakibatkan adanya dokumen rekam medis in-aktif
yang tertinggal di rak aktif, memungkinkan terjadinya kesalahan pengabadian formulir,
petugas tidak mengetahui prosedur retensi secara keseluruhan.
C. Kebijakan Retensi Rumah Sakit Islam Kendal
Di Rumah Sakit Islam Kendal sudah memiliki kebijakan retensi dan pemusnahan
dokumen rekam medis, Kebijakan tersebut sudah member tuntunan dalam pelaksanaan
retensi. namun kebijakan tersebut masih menjadi satu dengan Standar Operasional
Prosedur. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman petugas filing tentang kebijakan
retensi.
D. Karakteristik SDM
Karakteristik individu seseorang meliputi:
1. Umur
Pada hasil wawancara dengan petugas filing didapatkan umur petugas yaitu
rentang umur 22 - 50 tahun. Pada rentang umur tersebut dapat dikatakan dewasa,
sehingga dapat untuk memberikan pelayanan yang baik.(5)
2. Jenis Kelamin
Pada hasil wawancara dengan petugas rekam medis, diketahui petugas filing
semuanya berjenis kelamin laki-laki. Pada jenis kelamin tidak mempengaruhi atau
menjamin mutu pelayanan yang diberikan.(5)
3. Tingkat Pendidikan
Pada hasil wawancara dengan petugas filing diketahui tingkat pendidikan
terakhirnya adalah D3 Rekam Medis hanya satu orang dan ketiga petugas lainnya
tingkat pendidikan terakhir adalah SMA. hal ini sesuai dengan teori dan permenkes
No. 55 Tahun 2013. Karena kualifikasi petugas rekam medis harus menempuh
pendidikan D3 Rekam medis.(6)
4. Lama Kerja
Pada Hasil wawancara dengan petugas rekam medis di ketahui lama kerja
petugas adalah 1 – 20 Tahun. Hal ini sudah sesuai, karena semakin lama seseorang
bekerja maka akan semakin terampil dalam melakukan pekerjaannya.(5)
Dari data tersebut hanya satu petugas filing dengan latar belakang pendidikan DIII
Rekam Medis dan tiga petugas filing lainnya dengan latar belakang SMA. Hal tersebut
mengakibatkan kurangnya pengetahuan petugas tentang pelaksanaan retensi. sehingga
dalam pelaksanaan retensi ada ketidaksesuaian dengan pedoman standar operasional
prosedur.
E. Jadwal Retensi Arsip
Di Rumah Islam Kendal sudah memiliki Jadwal Retensi Arsip, akan tetapi ditemukan
satu kategori yang tidak tertera pada Jadwal Retensi Arsip yaitu penyakit paru-paru
dengan masa aktif untuk rawat jalan selama 5 tahun, untuk rawat inap selama 10 tahun,
sedangkan masa in-aktif untuk rawat jalan dan rawat inap selama 2 tahun. Hal ini
mengakibatkan ketidaktahuan petugas akan pelaksanaan retensi terhadap dokumen
rekam medis dengan penyakit paru-paru.
F. Pelaksanaan Retensi
Pelaksanaan Retensi di Rumah Sakit Islam Kendal belum sesuai dengan Standar
Opersional Prosedur yaitu pada saat pelaksanaan retensi petugas langsung memilah
DRM tahun terakhir berobat 2010 sampai dengan 2012 satu persatu tanpa
menggunakan alat bantu seperti KIUP, buku register dan indeks penyakit. Seharusnya
pelaksaan retensi menggunakan KIUP, buku register dan indeks penyakit agar Petugas
filing tidak mengalami kesulitan dalam pencarian dokumen rekam medis in-aktif yang
seharusnya terletak pada rak filing in-aktif, dan terjadinya duplikasi dokumen rekam
medis

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengelolaan dilig dalam


pelaksanaan retensi diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
A. Sarana Retensi
Di Rumah Sakit Islam Kendal sudah memiliki sarana retensi, seperti KIUP, Indeks
Penyakit, Tracer, Buku Register yang sudah komputerisasi, hal tersebut memudahkan
dan mempercepat petugas dalam melakukan pelayanan.
B. Standar Operasional Prosedur Retensi
Di Rumah Sakit Islam Kendal sudah memiliki Standar Operasional Prosedur,namun
belum sesuai dengan teori karena pada Standar Operasional Prosedur belum
menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan retensi.sedangkan dalam
pelaksanaan pemusnahan di dalam Standar Operasional Prosedur belum terdapat butir-
butir formulir apa saja yang diabadikan. Hal tersebut mengakibatkan petugas tidak
mengetahui prosedur retensi secara keseluruhan.
C. Kebijakan Retensi
Di Rumah Sakit Islam Kendal sudah memiliki kebijakan retensi dan pemusnahan
dokumen rekam medis, namun kebijakan tersebut masih menjadi satu dengan Standar
Operasional Prosedur. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman petugas filing
tentang kebijakan retensi.
D. Karakteristik SDM
Di Rumah Sakit Islam Kendal memiliki empat petugas dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda, yaitu satu orang berlatar belakang pendidikan DIII Rekam Medis, dan tiga
orang berlatar belakang pendidikan SMA. Hal ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan
petugas tentang pelaksanaan retensi.
E. Jadwal Retensi Arsip
Di Rumah Islam Kendal sudah memiliki Jadwal Retensi Arsip, akan tetapi ditemukan
satu kategori yang tidak tertera pada Jadwal Retensi Arsip yaitu penyakit paru-paru. Hal
ini mengakibatkan ketidaktahuan petugas akan pelaksanaan retensi terhadap dokumen
rekam medis dengan penyakit paru-paru.
F. Pelaksanaan Retensi
Pelaksanaan retensi di Rumah Sakit Islam Kendal belum sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur yang ada, petugas langsung memilah DRM satu persatu tanpa
menggunakan alat bantu seperti KIUP atau buku register. Hal tersebut mengakibatkan
masih ditemukannya dokumen rekam medis yang seharusnya disimpan di rak filing in-
aktif masih terdapat pada rak filing aktif.

SARAN

A. Pada Standar Operasional Prosedur retensi sebaiknya ditambahkan penggunaan alat-


alat untuk pelaksanaan retensi seperti KIUP, Indeks Penyakit, Tracer, Buku Register,
sedangkan pada Standar Operasional Prosedur pemusnahan ditambahkan formulir apa
saja yang akan diabadikan.
B. Pada Kebijakan retensi sebaiknya dipisahkan dengan Standar Operasional Prosedur.
C. Sebaiknya mengadakan kegiatan pelatihan petugas tentang pengelolaan dokumen
rekam medis, sehingga petugas lebih memahami pelaksanaan retensi.
D. Sebaiknya menambahkan kategori penyakit paru pada Jadwal Retensi Arsip.
E. Sebaiknya dalam pelaksanaan retensi menggunakan alat bantu atau sarana seperti
KIUP, Indeks Penyakit, Tracer, Buku Register.
DAFTAR PUSTAKA

1. Permenkes RI No. 340/Menkes/PER/III/2010 tentang definisi rumah sakit,Depkes.2010


2. Ery Rustiyanto. Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi kesehatan. Yogyakarta.
Penerbit Graha Ilmu. 2009
3. Definisi Filling diakses dari https://yuniathik.wordpress.com/2010/06/24/ tanggal akses 9
april 2016
4. Retensi dan pemusnahan dokumen Rekam Medis diakses dari
https://www.yuniathik.wordpress.com/2013/06/04/ tentang tanggal akses 16 april 2016
5. Tarwaka, solichul ,H.A, Bakri, Lilik Sudi Ajeng. Ergonomi untuk keselamatan kerja dan

produktifitas.Semarang, 2004.

6. Permenkes RI no. 55 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan kegiatan rekam medis.

Depkes,2013.

You might also like