Professional Documents
Culture Documents
Peran Pendidikan Kewirausahaan Dan Dukungan Orangtua Pada Siswa SMA
Peran Pendidikan Kewirausahaan Dan Dukungan Orangtua Pada Siswa SMA
net/publication/319238143
CITATION READS
1 2,010
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Muhammad Setiawan Kusmulyono on 05 September 2017.
ISSN: 2581-0685
Vol. 1 | No. 1
SARI PATI
- 25 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
- 26 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
klub wirausaha. Keempat, sekolah tidak karya kreatif dari siswa yang belajar
menyediakan bagian khusus tentang mata pelajaran kewirausahaan. Sekolah
wirausaha, namun menyediakan wadah ini menyelenggarakan mata pelajaran
rutin seperti pameran usaha bagi siswanya kewirausahaan bagi siswa kelas X, XI, dan XII,
yang ingin memamerkan hasil kreativitasnya namun fokus lebih tinggi dilaksanakan pada
untuk diperjualbelikan. saat siswa studi di kelas XII.
- 27 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
- 28 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
- 29 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
Peran Pengajaran
Peran
Peran Pengajar
sekolah
Minat Berwirausaha
Peran Fasilitas Siswa Sekolah
Menengah Atas
Peran
Keluarga
peneliti mengklasifikasikan adanya peran Bulan Maret hingga April 2017 dan
dari pengajaran, pengajar, dan fasilitas. menggunakan skala Likert dalam kuesioner
yang dipergunakan. Skor untuk tiap-tiap
Variabel peran keluarga (X2) merupakan item bergerak dari 1 hingga 5 dengan
variabel bebas kedua yang didefinisikan memperhatikan sifat item sangat tidak
sebagai aspek-aspek dalam keluarga yang setuju hingga sangat setuju. Sebelum menuju
mendukung siswa untuk memiliki minat kesimpulan dan analisis terhadap variabel
berwirausaha. Variabel terikat pertama (Y1) yang diuji, setiap pertanyaan di dalam variabel
adalah variabel terkait minat berwirausaha kuesioner yang diujikan terlebih dahulu
anak SMA yang menunjukkan gambaran diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil dari
mengenai aspek minat untuk berwirausaha uji validitas dan reliabilitas menghasilkan
bagi anak SMA. variabel yang relevan untuk diuji dengan
menggunakan analisis regresi.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XII sekolah menengah atas yang HASIL DAN PEMBAHASAN
di dalam sekolahnya telah mengajarkan Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian
kewirausahaan sebagai mata pelajaran di atas menunjukkan beberapa informasi.
sekaligus menempatkan kewirausahaan Pada variabel peran sekolah yang terdiri dari
sebagai salah satu keunggulan sekolahnya 3 variabel bebas, yaitu peran pengajaran,
dengan rutin menyelenggarakan pameran peran pengajar, dan peran fasilitas, ketiga
bisnis sebagai ajang untuk menunjukkan hasil aspek tersebut menyajikan data yang
kinerja dari siswanya. Sekolah Menengah Atas erat keterkaitannya dan seluruh aspek
ini demi kepentingan penelitian disamarkan yang ditanyakan dalam kuesioner dapat
namanya dengan nama SMA XYZ. dipergunakan. Hal ini menunjukkan alat
ukur yang dipergunakan tergolong tepat
Limitasi yang terdapat dalam penelitian ini dalam mengukur apa yang ingin diukur
adalah tidak dibedakannya antara siswa dalam penelitian ini karena seluruh hasil uji
yang mengambil jurusan IPA dengan IPS validitas menunjukkan angka muatan faktor
dikarenakan dalam kurikulum yang diajarkan diatas 0,5.
oleh sekolah ini, kedua jurusan tersebut
memperoleh bobot pelajaran kewirausahaan Namun, pada uji reliabilitas aspek peran
yang sama dengan pengajar yang sama. fasilitas, terdapat nilai cronbach alpha yang
Data dikumpulkan dalam kurun waktu lebih rendah (0,427) dari nilai cronbach alpha
- 30 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
Muatan Cronbach
No Variabel
Faktor Alpha
Peran Sekolah [All] 0,728
Muatan Cronbach
No Variabel
Faktor Alpha
Peran Keluarga 0,827
OT 1 Orang tua saya selalu memberikan perhatian kepada saya 0,740
OT 2 Keluarga saya mengajarkan nilai moral yang baik 0,875
OT 3 Orang tua mengajarkan saya norma-norma yang baik di
0,864
lingkungan keluarga
OT 5 Orang tua selalu memberikan motivasi agar kelak saya
0,514
menjadi orang yang sukses
- 31 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
yang dapat diterima, yaitu 0,6. Namun, jika pembahasan akan disajikan dibagian
seluruh aspek disatukan dalam variabel peran implikasi manajerial. Pada sisi uji reliabilitas,
sekolah, nilai cronbach alpha yang diperoleh nilai cronbach alpha yang dimiliki sebesar
sebesar 0,728 dapat diterima. Informasi ini 0,827 tergolong baik. Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa alat ukur dalam aspek bahwa alat ukur ini dapat diandalkan untuk
pengajaran dan pengajar termasuk handal mengukur aspek peran keluarga.
untuk dipergunakan, sedangkan alat ukur
untuk aspek fasilitas perlu dikembangkan Pada aspek minat berwirausaha siswa
lebih lanjut agar lebih handal dan memiliki SMA, peneliti mengajukan 10 variabel
hasil yang lebih konsisten. sebagai faktor yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi minat berwirausaha siswa
Pada aspek peran keluarga, peneliti SMA. Namun, terdapat 2 variabel yang
mengajukan 8 variabel sebagai faktor yang memiliki nilai muatan faktor kurang dari
dipergunakan untuk mengidentifikasi yang dipersyaratkan. Kedua variabel tersebut
peran keluarga dalam mendukung minat adalah saya yakin terhadap kemampuan saya
berwirausaha untuk siswa SMA. Namun, bahwa saya akan sukses dan saya mampu
dari 8 variabel yang ditanyakan, terdapat 2 menangani masalah yang saya hadapi. Oleh
variabel yang tidak valid untuk digunakan karena itu, dalam aspek ini, hanya terdapat
sebagai alat ukur, yaitu variabel orang tua 8 variabel yang memiliki nilai muatan faktor
mendukung saya untuk menjadi wirausaha yang dipersyaratkan. Pada sisi uji reliabilitas,
dan variabel orang tua mau membantu saya nilai cronbach alpha yang dimiliki oleh aspek
berwirausaha dari segi finansial. Jika ditinjau ini sebesar 0,881 termasuk baik dan mampu
dari pembahasan kajian literatur, terdapat menunjukkan bahwa alat ukur ini dapat
kontradiksi antara hasil awal dengan kajian diandalkan untuk mengukur aspek minat
yang dibahas. Namun, secara lebih lengkap, berwirausaha.
- 32 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
Hasil analisis regresi linear yang disajikan Dalam perhitungan analisis regresi terpisah,
dalam tabel diatas menunjukkan hubungan aspek dari peran sekolah yang lebih
antara peran sekolah dan peran keluarga berkontribusi terhadap minat berwirausaha
dengan minat berwirausaha siswa SMA. siswa SMA adalah peran pengajaran (0,402)
Perhatian pertama diarahkan pada nilai dibandingkan dengan peran guru (-0,311),
koefisien determinasi ganda (R2) yang dan peran fasilitas (0,298).
menunjukkan angka 0,154. Angka ini
mengindikasikan bahwa variabel terikat Jika ditinjau dari hipotesis yang diajukan di
yang dapat dijelaskan oleh kedua variabel kerangka awal penelitian, maka hipotesis
bebas hanya sebesar 15,4%. Informasi ini awal yang diajukan dapat diterima karena
menunjukkan bahwa hampir 84,6% sisanya variabel peran sekolah dan peran keluarga
dijelaskan oleh variabel lain. memiliki pengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha siswa SMA.
Pada sisi nilai signifikansi, nilai 0,000
menunjukkan bahwa variabel peran Temuan
sekolah dan peran orang keluarga secara Hasil analisis regresi linear menunjukkan
bersama-sama mempengaruhi variabel bahwa kombinasi antara peran sekolah dan
minat berwirausaha siswa SMA dengan peran orang tua dalam meningkatkan minat
tingkat keyakinan 95%. Hal ini dapat dilihat berwirausaha siswa SMA memberi kontribusi
dengan nilai signifikansi (0,000) yang lebih sekitar 15,4%. Namun, aras peran sekolah
kecil dari nilai alpha (95%). Pada nilai t memberi kontribusi lebih besar dalam
dalam perhitungan analisis regresi diatas hubungan persamaan dalam menentukan
menunjukkan bahwa nilai kedua variabel minat berwirausaha siswa SMA, yaitu
memiliki pengaruh signifikan dalam sekitar 30,4% dengan kontribusi lebih besar
menjelaskan hubungan karena nilai t hitung diberikan oleh aspek pengajaran.
(4,131 dan 2,601) lebih besar dari nilai t uji
sebesar 1,96. Hasil dari analisis regresi ini tentunya sesuai
dengan hasil dari penelitian Lestari dan
Hasil regresi diatas juga menunjukkan Wijaya (2012) yang menunjukkan bahwa
bahwa variabel peran sekolah (0,302) lebih pilihan karir berwirausaha dapat terwujud
berkontribusi dalam mempengaruhi minat dengan adanya pendidikan kewirausahaan
berwirausaha siswa SMA dibandingkan yang membantu siswa dalam memiliki pola
dengan variabel peran keluarga (0,190). pikir, sikap dan perilaku wirausaha. Di dalam
- 33 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
konteks penelitian ini, siswa yang dijadikan Pertama, dapat dijadikan sebagai bahan
responden penelitian adalah siswa yang telah argumentasi adalah orang tua siswa yang
duduk di kelas XII. Hal ini menunjukkan menjadi pengusaha tidak menjadi pengusaha
bahwa responden telah memiliki eksposur melalui jalur pendidikan formal, atau tidak
atas pendidikan kewirausahaan yang menempuh pendidikan kewirausahaan dalam
dilakukan pada SMA tersebut selama hampir proses belajarnya. Sebagian besar jenis usaha
2,5 tahun. Oleh karena itu, hal ini menjadi yang disampaikan oleh responden dalam
sangat wajar karena eksposur yang diterima diskusi diluar penelitian kuantitatif adalah
sudah cukup besar. usaha-usaha yang lebih banyak dilakukan di
bidang perdagangan, seperti pemasok bahan
Salah satu unsur penguat dari SMA yang baku, atau memiliki toko. Temuan lebih lanjut
dijadikan konteks penelitian ini adalah memang diperoleh bahwa beberapa bidang
sudah diajarkannya kewirausahaan sebagai usaha yang ditekuni oleh orang tua siswa
salah satu mata pelajaran dalam kerangka lebih banyak berkaitan dengan pengalaman
kurikulum 2013. Selain itu, SMA XYZ ini orang tua siswa maupun bidang kompetensi
merupakan bagian dari sebuah yayasan yang dimiliki sejak sekolah.
pendidikan besar yang memiliki SMA yang
tersebar hampir di seluruh wilayah Pulau Jawa Dalam situasi orang tua berwirausaha
dan memiliki perhatian yang sangat besar di namun tidak sesuai dengan bidang ilmu
dalam bidang pendidikan. Yayasan dari SMA atau dapat dikatakan mereka mampu
XYZ pun telah membuat suatu panduan dalam membangun usaha secara otodidak, orang tua
pengajaran kewirausahaan di sekolah-sekolah cenderung mengabaikan proses pendidikan
yang berafiliasi di bawahnya. Merujuk hasil kewirausahaan sebagai faktor penting dalam
penelitian Isaacs dkk (2007) adanya kurikulum menentukan minat berwirausaha siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa sekolah telah ini terjadi karena orang tua akan melakukan
memiliki struktur formal yang dipergunakan refleksi terhadap pengalaman pendidikan
untuk menyampaikan pengetahuan tentang yang dialaminya. Mereka mengangap bahwa
kompetensi berwirausaha. proses yang dulu dialami dulu tidak memiliki
kontribusi terhadap kesuksesan usaha
Pada sisi keluarga, kontribusi yang diberikan yang saat ini diperolehnya, sehingga hal ini
dalam minat berwirausaha siswa SMA mendorong mereka untuk berpikir bahwa
cenderung lebih minimum jika dibandingkan pendidikan yang dialami anaknya juga
dengan kontribusi dari sisi sekolah. Walaupun, tidak akan berkontribusi untuk kesuksesan
dari sisi jumlah responden, 55,3% siswa usahanya. Hal ini tidak sejalan dengan usulan
yang menjadi responden memiliki orang tua dalam penelitian Marhaini dkk (2011) yang
dengan latar belakang pengusaha. Beberapa menyampaikan bahwa agar anak dapat
temuan dapat dijadikan sebagai bahan memiliki karir sebagai seorang wirausaha,
argumentasi dalam menjelaskan hasil yang maka orang tua harus membuka komunikasi
cukup bertolak-belakang ini, salah satunya dengan anak-anak mereka terkait karir di
adalah penelitian Malebana dkk (2015) yang masa depan.
menunjukkan bahwa orang-orang yang
berada di sekitar dapat memberi dukungan Kontribusi Literatur
dan keyakinan untuk melaksanakan kegiatan Salah satu kontribusi terhadap kajian literatur
kewirausahaan. dalam penelitian ini adalah rendahnya aspek
fasilitas dalam mendukung minat siswa untuk
- 34 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
berwirausaha. Hal ini dapat dimungkinkan alamiah, disiplin ilmu bidang studi pengajar
karena SMA XYZ ini merupakan sekolah akan juga diterapkan dalam pendidikan
dengan kualitas standar nasional dan kewirausahaan. Hal ini cenderung menjadi
memiliki segmen siswa menengah atas. salah satu tantangan karena umumnya
Tentunya, bagi siswa yang bersekolah di SMA pendidikan kewirausahaan diajarkan dengan
XYZ, fasilitas yang bagus sudah tergolong lebih luwes.
dalam hygiene factors.
Pada sisi lain, apa yang dilakukan di SMA XYZ
Diluar ketidakhandalan faktor fasilitas dalam tersebut juga memberikan dampak positif
mendukung minat berwirausaha siswa, peran bagi perkembangan minat berwirausaha
orang tua juga tidak terlalu signifikan dalam siswa SMA XYZ dengan kontribusi yang cukup
hal ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya signifikan dalam penelitian ini. Pertama, guru
suatu kajian penelitian lebih mendalam bidang studi dengan disiplin ilmu berbeda
terkait peran orang tua yang lebih spesifik agar memberikan wawasan yang lebih beragam
dapat berdampingan dengan peran sekolah kepada siswa. Dalam salah satu contoh
untuk mendukung minat berwirausaha bagi kasus yang terjadi di SMA XYZ adalah guru
siswa di sekolah menengah atas. kewirausahaan yang mengajar adalah guru
fisika. Guru tersebut walaupun memiliki
IMPLIKASI PRAKTIS disiplin berbeda dan membuat keluwesan
Namun, merujuk pada wawancara awal yang pendidikan kewirausahaan menjadi
dilakukan oleh peneliti kepada pengajar menantang, namun dalam beberapa konsep
kewirausahaan di SMA XYZ, terdapat yang diajarkan mampu menjadi asosiasi yang
beberapa tantangan meskipun panduan baik bagi siswanya, salah satunya dengan
pengajaran kewirausahaan telah diberikan. contoh pelajaran membuat rangkaian listrik
Pertama, guru yang ditunjuk untuk menjadi untuk lampu.
pengajar kewirausahaan bukan merupakan
guru khusus mata pelajaran kewirausahaan, Selain itu, SMA XYZ ini memiliki perhatian
melainkan guru bidang studi lain yang yang sangat besar terhadap kewirausahaan
diberikan tugas tambahan untuk menjadi guru sehingga melakukan hal-hal yang melebihi
kewirausahaan. Kedua, tidak ada pelatihan indikator yang ditetapkan oleh yayasan
dan monitoring rutin yang dilakukan oleh sekolah tersebut. Salah satunya adalah
pihak yayasan selaku pengarah utama selalu rutin menyelenggarakan seminar dan
bagi guru-guru ini untuk mengembangkan pelatihan kewirausahaan yang kemudian
pengajaran kewirausahaan. dilanjutkan dengan kompetisi kewirausahaan
yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas
Jika dilihat dari temuan kualitatif di atas yang XII. SMA XYZ pun mengalokasikan dana
dilakukan sebelum penelitian kuantitatif kegiatan kewirausahaan yang tidak sedikit
dilaksanakan, terlihat adanya tantangan dengan mengalokasikan dana untuk tiap
yang cukup serius dalam hal pemberi materi kelompok siswa yang mengikuti kompetisi
pelajaran. Hal ini dikarenakan, sebagian kewirausahaan internal. Selain itu, SMA
besar guru bidang studi yang diberikan XYZ juga meniadakan pelajaran ketika
tugas tambahan tentunya sudah memiliki masa seminar, pelatihan dan kompetisi
disiplin ilmu dalam bidang studi yang kewirausahaan sehingga siswa dapat lebih
mereka tekuni. Ketika mengajar, maka secara fokus mengikuti aktivitasnya.
- 35 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
- 36 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
diberikan oleh peneliti untuk meningkatkan 5) Melakukan refleksi yang lebih mendalam
kontribusi yang signifikan baik bagi sekolah dengan menyertakan informasi-informasi
dan keluarga adalah sebagai berikut: terbaru sehingga orang tua tidak
1)
Semakin meningkatkan variasi menggunakan persepsi tunggal dalam
keberagaman kegiatan kewirausahaan di menilai hal yang baik bagi siswanya.
sekolah untuk memberikan pengalaman 6) Memberikan gambaran secara eksplisit
yang lebih baik bagi siswa-siswa. keinginan orang tua kepada anakanya
2) Meningkatkan kualitas pengajar dengan dengan tetap membuka pintu diskusi
bekerjasama dengan perguruan tinggi dan dialog dengan anak agar dapat
yang memiliki program pendidikan mendukung kegiatan yang ingin ditekuni
kewirausahaan agar dapat lebih oleh anaknya di masa depan.
memperkuat struktur dan konten
pengajaran yang diajarkan ke siswa. Menurut peneliti, dalam penelitian
3) Meningkatkan kualitas program yang selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang
bersifat tindakan nyata atau praktik, lebih mengarah kepada peran keluarga
sehingga dapat lebih memperkaya dalam mendukung minat berwirausaha dan
wawasan yang dimiliki oleh siswa. hubungan pekerjaan orang tua dengan minat
4) Meningkatkan peran aktif orang tua berwirausaha yang dimiliki oleh sang anak.
dalam pendidikan kewirausahaan di Namun, jika penelitian ini ingin direplikasi,
sekolah dengan menjalin komunikasi ada baiknya ditambahkan pertanyaan tentang
yang baik antara pihak sekolah dan orang apakah orang tua pernah secara eksplisit
tua terkait kegiatan kewirausahaan yang menyampaikan keinginannya kepada sang
dilakukan oleh siswa. anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I., (1991). “The Theory of Planned Behavior.” Organizational and Human Decision Processes, 50, pp. 179-
211.
Bakotic,D., & Kruzic,D., (2010). ”Students’ Perceptions and Intentions Towards Entrepreneurship: The Empirical
Findings From Croatia”, The Business Review, Cambridge, Vol. 14, Num. 2, Summer , 2010
Cho, B. 1998. Study of the effective entrepreneurship education method and its process. Business Education
Research, 2(1):27–47
Fatoki, Olawale. (2014). Parental and Gender Effects on the Entrepreneurial Intention of University
Students in South Africa. Mediterranean Journal of Social Sciences, MCSER Publishing, Rome-Italy. 5(7).
Fayolle, Alain; Gailly, Benoit; and Lassas-Clerc, Narjisse. 2006. Assessing the Impact of Entrepreneurship
Education Programmes: A New Methodology. Journal of European Industrial Training. 30 (9) 701-720.
Haruman,T., Hendri,M.,& Hendrawan, R., (2009). ”The Influence of Curriculum and Lecturers toward Quality
of Entrepreneurial Graduates in Bandung”, in proceding of Indonesian International Conference on
Innovation, Entrepreneurship and Sustainability, CIEL, SBM, ITB.
Isaacs, E., Visser, K., J Friedrich C. & Brijlal, P. 2007. Entrepreneurship education and training at the further
education and training (FET) level in South Africa. South African Journal of Education , 27, 613 - 629.
Lestari, B.R dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI. Forum Bisnis dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah
STIEMDP. Vol. 1 No. 02, pp: 112-119.
- 37 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
Linan, F. 2004. Intention-based Model of Entrepreneurship Education. Piccola Impressa / Small Business. 3. 11
– 35
Lorz, Michael. 2011. Dissertation: The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention.
University of St. Gallen
Malebana, M.J. & E. Swanepoel. 2015. Graduate Entrepreneurial Intentions In The Rural Provinces Of South
Africa. Department Of Management And Entrepreneurship. Volume 19 Number 1, pp: 89-111.
Marhaini; Dalimunthe, Ritha F; and Qamariah, Inneke. 2014. Role of Parents in Childrens’ Career Selection as an
Entrepreneur. International Journal of Economics, Commerce, and Management. II (12). 1 – 11
Nordqvist, M., & Melin, L. (2010). Entrepreneurial families and family firms. Entrepreneurship and Regional
Development, 22(3-4), 211-239.
Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). OECD SME and Entrepreneurship Outlook
2005. OECD
Pant, Sushil Kumar. 2015. Role of the Family in Entrepreneurship Development in Nepali Society. The Journal of
Nepalese Business Studies. IX (1). 37 – 47
Prabhu, Ajit and Thomas, Anisha. 2014. Influence of Parental Factors on the Entrepreneurial Attitude of B School
Students. International Journal of Research and Development – A Management Review. 3 (1). 35 – 38
Ruef, M. (2010). The entrepreneurial group: Social identities, relations, and collective action. Princeton and
Oxford: Princeton University Press.
Syden, Mishi and Gordon K, Shaw. 2014. Entrepreneurial Awareness among High School Learners: Case Study of
Buffalo City Metropolitan Municipality. Mediterranean Journal of Social Sciences. 5 (8). 146 – 159
Varela, R. & Jimenez, J. E. (2001). The effect of entrepreneurship education in the Universities of Cali. Frontiers
of entrepreneurship research, Babson Conference proceedings.
Wu, S & Wu, L., (2008), ” The impact of higher education on entrepreneurial intentions of university students in
China”, Journal of Small Business and Enterprise Development. ,Vol. 15 No. 4, 2008 pp. 752-774 retrieved
from www.emeraldinsight.com/1462-6004.htm
- 38 -