Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Pencitraan Di Madrasah Berprestasi (Madrasah Aliyah Negeri Bangil Dan Madrasah Aliyah Negeri Kraton Pasuruan)
Manajemen Pencitraan Di Madrasah Berprestasi (Madrasah Aliyah Negeri Bangil Dan Madrasah Aliyah Negeri Kraton Pasuruan)
Anas Suprapto
e-mail: anassuprapto2073@gmail.com
Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan
Abstract
Madrasah today becomes one of the people's choices. There were changes in the
perception of the educational institutions (madrasah) from "under-estimate" by most
people to be sympathetic and believe in the existence and madrasah education services.
Neverthelees, not all the madrasah to make progress as part of a planned and
professionally managed. Professional management is one indicator is entering the
marketing strategy of its reality madrasah included in this komodity.This study region
focuses on: 1. Aspects of the underlying imaging management 2. Management pattern
imaging performed and 3. Implementation imaging management in realizing the
madrasah who excel in MAN Bangil and MAN Kraton. This study used a qualitative
approach, case study with a design multisite.Technics ofdata collection is done in three
ways, namely: 1. Observation 2. In-depth interviews ; and 3. Documentation. Existing
data were analyzed through two stages: 1. Analysis of data on individual case and2.
Analysis of data across sites (cross-site analysis). Sources of data in this research is the
headmaster, the deputy headmaster, teachers, committees, students, school
administration staff, gardener, and citizens around the madrasah.
The results showed that: first, the underlying aspects of management among other
related imaging madrasah; madrasah vision, mission, background / history of the
madrasah, the tendency of the public mindset, opportunities for madrasah to be an
option. Second, the pattern of imaging in both MAN management is no conformity with
the marketing approach of BPD (branding, positioning and differentiating). Both
madrasah underlying the strategy by promoting religious culture as mainstream. Third,
the implementation is done by utilizing imaging management and maximize the role of
the media, activities that direct access to the community, and to fuse the cultures
existing society. The findings of this study is madrasah has the potential to remain an
option because it has the values of the peculiarities of the religious culture. Approach to
marketing is done in order to answer the demands of public order madrasah can adjust
to market needs.
Keywords: imaging management, the school achievement, madrasah aliyah
Abstrak
Madrasah dewasa ini menjadi salah satu pilihan masyarakat. Terjadi perubahan
persepsi terhadap lembaga pendidikan (madrasah) dari “underestimate”oleh
sebagian besar masyarakat menjadi simpati dan percaya dengan keberadaan dan
layanan pendidikan madrasah. Kendati demikian, belum semua madrasah
menjadikan kemajuan tersebut sebagai bagian yang direncanakan dan dikelola
secara profesional. Pengelolaan secara professional ini salah satu indikatornya
adalah memasukkan strategi marketing karena realitasnya madrasah masuk dalam
wilayah komoditas.Penelitian ini memfokuskan pada : 1. Aspek yang melandasi
manajemen pencitraan 2. Pola manajemen pencitraan yang dilakukan, dan 3.
Implementasi manajemen pencitraan dalam mewujudkan madrasah yang berprestasi
di MAN Bangil dan MAN Kraton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
jenis penelitian studi kasus dengan rancangan multisitus. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan tigacara, yaitu: 1. Observasi (observation); 2. Wawancara
mendalam (interview); dan 3. Dokumentasi (dokumentasi). Data yang ada dianalisa
melalui dua tahap, yaitu : 1. Analisa data kasus individu (individual case); dan 2.
Analisa data lintassitus (cross-situs analysis). Sumber data dalam penelitian ini adalah
kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru, komite, siswa, staf TU, tukang kebon,
dan warga sekitar madrasah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pertama, aspek yang mendasari manajemen
pencitraan madrasah antara lain terkait visi misi madrasah, latar belakang/sejarah
madrasah, kecenderungan pola piker masyarakat, dan peluang bagi madrasah untuk
menjadi pilihan. Kedua, pola manajemen pencitraan di kedua MAN ada kesesuaian
dengan pendekatan marketing BPD (branding, positioning, dan differentiating). Kedua
madrasah mendasari strategi tersebut dengan mengedepankan kultur religious
sebagai mainstreamnya. Ketiga, implementasi manajemen pencitraan dilakukan
dengan memanfaatkan dan memaksimalisasi peran media, kegiatan yang berakses
langsung dengan masyarakat, serta berfusi pada kultur budaya masyarakat yang ada.
Temuan penelitian ini adalah madrasah memiliki potensi untuk tetap menjadi pilihan
karena memiliki nilai-nilai kekhasan yaitu kultur religius. Pendekatan marketing
dilakukan dalam rangka menjawab tuntutan publik agar madrasah dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Kata kunci: manajemen pencitraan, madrasah berprestasi, madrasah aliyah
Menurut Nimmo, citra adalah segala belakang sejarah yang sama (MAN Bangil
hal yang berkaitan bermula dari yayasan dan MAN Kraton
dengansituasikeseharianseseorang;menya merupakan madrasah pesantren yang
ngkutpengetahuan,perasaan dinegerikan), basis masyarakat Islam yang
dankecenderungannya terhadap sesuatu. kuat, posisi teritorial dan masing-masing
Citra dapat berubah seiringdengan memiliki program yang diunggulkan.
perjalanan waktu. Teoriimage Madrasah merepresentasikan
buildingmenyebutkan bahwa, citra akan lembaga pendidikan berbasis keagamaan
terlihat atau terbentuk melalui proses dengan dukungan masyarakat yang
penerimaan secara fisik (pancaindra), variatif, berada dalambudaya masyarakat
masuk ke saringan perhatian (attention dengankomunitas sosial keagamaan yang
filter), dan dari situ menghasilkanpesan beragam. Fenomena MAN Bangil sebagai
yang dapat dilihat dan dimengerti salah satu madrasah dengan jumlah
(perseived message), yang siswa yang sangat besardan memiliki
kemudianberubah menjadi persepsi dan sejarah berdiri yang menarik. Kesan
akhirnya membentuk citra (Nimmo sebagai lembaga pendidikan agama yang
2006:204). Pandangan tersebut sejalan cukup megah dan terus berbenah secara
denganKazoleas(an International fisik, mula-mula sebagai madrasah yang
Journal,2001:19 menyatakan bahwa ; dikesankan pinggiran dan tengah sawah,
…an image is a perception of a menjadi lembaga yang banyak orang
receiver of his or her received projection of tertarik untuk memandangnya karena
the corporate identity and own reflection of arsitekturnya yang bagus serta program
interpretations of various attributes from inovasinya yang mengundang minat
various source.It is a complex of cognitive publik, inovasi-inovasinya yang terkesan
interpretations that members of the key kreatif, penerapan dan pensikapan
publics hold of an organization. terhadap aturan yang cenderung bisa
adaptif.
Pengertian tersebut dapat Tujuan Penelitian ini dimaksudkan
disimpulkan bahwa suatu citra adalah untuk: (1) menganalisis dan menemukan
persepsi dari seorang penerima aspek yang melandasi manajemen
berdasarkan pertimbangan yang pencitraan di MAN Bangil dan MAN
dimiliknya terhadap identitas perusahaan Kraton Kabupaten Pasuruan ; (2)
dan daya reflek interpretasi yang menganalisis dan menemukan pola
kompleks dimana masyarakat merasa manajemen pencitraan yang dilakukan
berkepentingan terhadap sebuah dalam mewujudkan madrasah
organisasi. Sedangkan, menurut berprestasi di MAN Bangil dan MAN
JohnChistieJohn Cristie (1993: 82) Kraton Kab. Pasuruan ; (3) menganalisis
menyatakanberikut ini dan menemukan bentuk implementasi
corporate image as what the manajemen pencitraan dalam
organization transmits to its mewujudkan madrasah berprestasi di
receiversabout it self and howthese MAN Bangil dan MAN Kraton.
projections are received
Hasil penelitian ini dapat berguna
bagi pengembangan pendidikan, baik
Madrasah yang memiliki citra baik
secara teoritis maupun praktis. Yaitu,
adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
pertama adalah Secara substantif
Bangil dan Madrasah Aliyah Negeri
penelitian ini dapat menambah khazanah
(MAN) Kraton. Kedua madrasah tersebut
teori dan kontribusi keilmuan tentang
di atas berada dalam wilayah
manajemen pencitraan madarasah.
kabupatenPasuruan Jawa
Dalam penelitian ini dipaparkan tentang
Timur.Walaupun berada di alokasi yang
konsep dasar manajemen pencitraan,
berbeda tetapi masih dalam satu wilayah
beberapa pola manajemen pencitraan, dan
kabupaten, masing-masing memiliki latar
implementasi manajemen pencitraan
CPR
160|Manajemen
Manajemen Pencitraan di Madrasah
Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016
ASPEK KARAKTERISTIK
Input 1. Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas;
2. Adanya sumber daya yang tersedia dan siap
3. Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi;
4. Memiliki harapan prestasi yang tinggi
5. Fokus pada pelanggan (khususnya siswa);
6. Adanya input manajemen, yang ditandai dengan tugas yang jelas,
rencana rinci dan sistematis, program yang mendukung pelaksanaan
rencana dan sistem pengendali mutu yang fektif.
Proses 1. Proses pembelajaran efektif;
2. Kepemimpinan madrasah yang kuat;
3. Lingkungan madrasah yang aman dan tertib;
4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif;
5. Memiliki budaya mutu;
6. Memilikin team work kompak, cerdas, dan dinamis;
7. Memiliki kemandirian;
8. Adanya partisipasi yang tinggi dari masyarakat;
9. Mempunyai keterbukaan;
10. Mempunyai kemauan untuk berubah baik psikologis maupun fisik;
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan;
12. Responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan;
13. Memiliki komunikasi yang baik;
14. Mempunyai akuntabilitas;
15. Memiliki dan menjaga sustainabilitas dalam program dan pendanaan.
Out put 1. Prestasi akademik ditunjukkan dengan NUN, lomba karya ilmiah,
lomba mata pelajaran, cara berfikir.
2. Prestasi non akademik ditujukan dengan keingintahuan yang tinggi,
kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama,
toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga dan kesenian,
kepramukaan, dll.
166|Manajemen
Manajemen Pencitraan di Madrasah
Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016
siswanya menjadi siswa MTs yang secara madrasah sangat sesuai dengan inspirasi
tradisi dari tahun ke tahun memberikan yang tersirat di dalam Al Qur’an surat Al
kontribusi basar terhadap banyaknya Hujurat ayat 15:
jumlah pendaftar.
Akan halnya MAN Kraton,
konsentrasi untuk merubah cara berfikir
masyarakat adalah dalam rangka
rang
meyakinkan publik terhadap eksistensi
“Sesungguhnya orang-orang
orang mukmin
MAN Kraton sebagai lembaga pendidikan
yang sebenarnya adalah mereka yang
yang sebenarnya statusnya terpisah
beriman kepada Allah dan RasulNya,
dengan pesantren Al Yasini. Penegasan
kemudian mereka tidak ragu ragu-ragu, dan
terhadap status melalui penamaan yang
mereka berjihad dengan harta dan jiwanya
tidak lagi diikuti embel-embel
embel Al Yasini
di jalan Allah. Mereka itulah orng
orng-orang
merupakan langkah yang berani untuk
yang benar”.(QS.Al Hujurat ayat 15)
setidaknya keluar dari zona sejarah yang
Ayat di atas
tas memberikan spirit akan
mana publik sudah terlanjur
perlunya mengedepankan integritas dan
memafhuminya sebagai bagian yang
kejujuran di dalam mempublikasikan apa
tidak terpisah dari pesantren. Beberapa
yang dilakukan oleh madrasah. Pencitraan
program yang digulirkan seperti
dipandang berhasil ketika memenuhi
pengembangan bahasa Inggris, olympiade
beberapa parameter penting diantaranya;
mata pelajaran, dibukanya kelas unggulan
(1) meningkatnya kepuasan pela pelanggan;
prestasi, adalah upaya-upaya upaya untuk
(2) banyaknya peserta didik yang antusias
menegaskan “brand” MAN Kra aton sebagai
dan berminat ingin belajar di lembaga
lembaga negeri yang bukan Al Yasini.
tersebut; (3) banyaknya lembaga lain
khususnya yang berada di level atas yang
Pola manajemen pencitraan
pencitra untuk
menawarkan kerjasama dalam berbagai
mewujudkan madrasah yang
hal.
berprestasi.
Ketiga unsur dalam komunikasi
sebagaimana digambarkan kan di atas
Pola yang dikembangkan dalam
memiliki fungsi dan peran ideal masing
masing-
manajemen pncitraan madrasah di kedua
masing sebagaimana terlihat dari arah
madrasah berorientasi pada tiga
hubungan satu sama lain. Masyarakat
pendekatan dalam teori pemasaran yaitu
pendidikan (masyarakat, orangtua siswa)
branding (merek), positioning (posisi), dan
mendapatkan informasi perihal profil,
differentiating (perbedaan).
edaan). Branding
program, prestasi, dari media yang
memuat filosofi untuk menjadi yang
bertindak sebagai penyedia jasa yang
superior (yang paling), dengan menganut
memberikan informasi sekaligus
prinsip ketunggalan (singularity).
(singularity)
berpihak kepada kepentingan publik.
Sementara differentiating ( berbeda)
Dari pembahasan ini di atas,
adalah mensikapi sifat dasar manusia
dapat dirumuskan temuan konseptual
yang cenderung tertarik pada sesuatu
mengenai manajemen pencitraan
yang berbedaa dan tidak biasa. Ketika
mewujudkan madrasah yang berprestasi,
muncul produk yang sama sekali belum
sebagaimana gambar model manajemen
ada sebelumnya cenderung public merasa
pencitraan mewujdukan madrasah yang
ingin tahu dan cenderung memusat
berprestasi skema berikut ini :
perhatiannya. Di samping kedua unsur,
segmentation (menentukan pangsa pasar),
dilandasi oleh konsep bahwa
kenyataannya konsumen berbeda-beda,
berbeda
maka diperlukan program-program
program yang
berbeda-beda pula. Memperkuat konsep
tersebut, ketika diterapkan dalam dunia
Branding : Implikasi
ekspansi, Branding :
publisitas
Strategi kontraksi, Performa Temuan:
Pola msrketin /Profil
manajemen g Visi ke depan
Pencitraan Model Sejarah MAN
berbasis
Positioning : di Nilai-Nilai IT
being stratgi madra budaya yang Visualisas
sah dikembangkan i
Madrasah
Differentiating:
Negeri
marekting mix
Keunggulan berbasis
Pesantren
Fisik Modern-
Prestasi Salafi
Akademik-Non Prestasi
Aademik Oympiade
Reguasi/ Nilai
Budaya Religius
“ Sebutan “/ Icon
yang ingin dicapai
168|Manajemen
Manajemen Pencitraan di Madrasah
Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016