You are on page 1of 17

Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

MANAJEMEN PENCITRAAN DI MADRASAH BERPRESTASI (MADRASAH ALIYAH


NEGERI BANGIL DAN MADRASAH ALIYAH NEGERI KRATON PASURUAN)

Anas Suprapto

e-mail: anassuprapto2073@gmail.com
Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan

Abstract
Madrasah today becomes one of the people's choices. There were changes in the
perception of the educational institutions (madrasah) from "under-estimate" by most
people to be sympathetic and believe in the existence and madrasah education services.
Neverthelees, not all the madrasah to make progress as part of a planned and
professionally managed. Professional management is one indicator is entering the
marketing strategy of its reality madrasah included in this komodity.This study region
focuses on: 1. Aspects of the underlying imaging management 2. Management pattern
imaging performed and 3. Implementation imaging management in realizing the
madrasah who excel in MAN Bangil and MAN Kraton. This study used a qualitative
approach, case study with a design multisite.Technics ofdata collection is done in three
ways, namely: 1. Observation 2. In-depth interviews ; and 3. Documentation. Existing
data were analyzed through two stages: 1. Analysis of data on individual case and2.
Analysis of data across sites (cross-site analysis). Sources of data in this research is the
headmaster, the deputy headmaster, teachers, committees, students, school
administration staff, gardener, and citizens around the madrasah.
The results showed that: first, the underlying aspects of management among other
related imaging madrasah; madrasah vision, mission, background / history of the
madrasah, the tendency of the public mindset, opportunities for madrasah to be an
option. Second, the pattern of imaging in both MAN management is no conformity with
the marketing approach of BPD (branding, positioning and differentiating). Both
madrasah underlying the strategy by promoting religious culture as mainstream. Third,
the implementation is done by utilizing imaging management and maximize the role of
the media, activities that direct access to the community, and to fuse the cultures
existing society. The findings of this study is madrasah has the potential to remain an
option because it has the values of the peculiarities of the religious culture. Approach to
marketing is done in order to answer the demands of public order madrasah can adjust
to market needs.
Keywords: imaging management, the school achievement, madrasah aliyah

Abstrak
Madrasah dewasa ini menjadi salah satu pilihan masyarakat. Terjadi perubahan
persepsi terhadap lembaga pendidikan (madrasah) dari “underestimate”oleh
sebagian besar masyarakat menjadi simpati dan percaya dengan keberadaan dan
layanan pendidikan madrasah. Kendati demikian, belum semua madrasah
menjadikan kemajuan tersebut sebagai bagian yang direncanakan dan dikelola
secara profesional. Pengelolaan secara professional ini salah satu indikatornya
adalah memasukkan strategi marketing karena realitasnya madrasah masuk dalam
wilayah komoditas.Penelitian ini memfokuskan pada : 1. Aspek yang melandasi
manajemen pencitraan 2. Pola manajemen pencitraan yang dilakukan, dan 3.
Implementasi manajemen pencitraan dalam mewujudkan madrasah yang berprestasi

156|Manajemen Pencitraan di Madrasah


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

di MAN Bangil dan MAN Kraton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
jenis penelitian studi kasus dengan rancangan multisitus. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan tigacara, yaitu: 1. Observasi (observation); 2. Wawancara
mendalam (interview); dan 3. Dokumentasi (dokumentasi). Data yang ada dianalisa
melalui dua tahap, yaitu : 1. Analisa data kasus individu (individual case); dan 2.
Analisa data lintassitus (cross-situs analysis). Sumber data dalam penelitian ini adalah
kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru, komite, siswa, staf TU, tukang kebon,
dan warga sekitar madrasah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pertama, aspek yang mendasari manajemen
pencitraan madrasah antara lain terkait visi misi madrasah, latar belakang/sejarah
madrasah, kecenderungan pola piker masyarakat, dan peluang bagi madrasah untuk
menjadi pilihan. Kedua, pola manajemen pencitraan di kedua MAN ada kesesuaian
dengan pendekatan marketing BPD (branding, positioning, dan differentiating). Kedua
madrasah mendasari strategi tersebut dengan mengedepankan kultur religious
sebagai mainstreamnya. Ketiga, implementasi manajemen pencitraan dilakukan
dengan memanfaatkan dan memaksimalisasi peran media, kegiatan yang berakses
langsung dengan masyarakat, serta berfusi pada kultur budaya masyarakat yang ada.
Temuan penelitian ini adalah madrasah memiliki potensi untuk tetap menjadi pilihan
karena memiliki nilai-nilai kekhasan yaitu kultur religius. Pendekatan marketing
dilakukan dalam rangka menjawab tuntutan publik agar madrasah dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Kata kunci: manajemen pencitraan, madrasah berprestasi, madrasah aliyah

Citra menurut Kamus Besar Bahasa


Pendahuluan
Indonesia diberikan pengertian sebagai
Madrasah dewasa ini menjadi salah
berikut ; 1). kata benda ; gambar, rupa,
satu alternatif pilihan pendidikan bagi
gambaran, 2). gambaran yang dimiliki
masyarakat.Sejalan dengan pergeseran
orang banyak mengenai pribadi,
pola fikir dan paradigma akan dunia
perusahaan, organisasi atau produk, 3).
pendidikan, maka terjadi perubahan
kesan mental atau bayangan visual yang
persepsi terhadap pendidikan di
ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau
madrasah. Pergeseran pandangan dari
kalimat, dan merupakan unsur dasar
“under estimate” oleh sebagian besar
yang khas dalam karya prosa atau puisi,
masyarakat menjadi simpati dan percaya
4). data atau informasi dari potret udara
dengan keberadaan dan layanan
untuk evaluasi (Kamus Besar Indonesia,
pendidikan madrasah.
1994: 239).
Dalam teori manajemen,
Citra dalam konteks strategi
membangun“image”(pencitraan)
lembaga sebagai proses “corporate image
merupakan salah satu bagian menjaga
management” (manajemen pencitraan
persepsi yang tidak terpisahkan dari
lembaga) atau dengan istilah strategi
strategi “marketing”, dimana usaha-usaha
komunikasi dan pandangan publik. Oleh
yang dilakukan berjalan secara
karenanya citra, sebagaimana pendapat
berkesinambungandalam hal pengenalan
Kotler, 2000: 553).:
lembaga beserta produk-produknya, baik
….image is the set of believes,ideas,
melalui iklan, doktrin langsung ke
and impressions a person hald regarding an
konsumen, dan berbagai cara lainnya.
object. Peopels attitude and action to ward
Reputasi diperolehdarisebuah upaya yang
an object are higly conditioned by that
tidak tiba-tiba dan tidak bisa direkayasa,
object image .
dimana esensi pencitraaan bagi institusi
adalah dalam rangka repositioningdan
merebut pangsa pasar.

Anas Suprapto |157


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

Menurut Nimmo, citra adalah segala belakang sejarah yang sama (MAN Bangil
hal yang berkaitan bermula dari yayasan dan MAN Kraton
dengansituasikeseharianseseorang;menya merupakan madrasah pesantren yang
ngkutpengetahuan,perasaan dinegerikan), basis masyarakat Islam yang
dankecenderungannya terhadap sesuatu. kuat, posisi teritorial dan masing-masing
Citra dapat berubah seiringdengan memiliki program yang diunggulkan.
perjalanan waktu. Teoriimage Madrasah merepresentasikan
buildingmenyebutkan bahwa, citra akan lembaga pendidikan berbasis keagamaan
terlihat atau terbentuk melalui proses dengan dukungan masyarakat yang
penerimaan secara fisik (pancaindra), variatif, berada dalambudaya masyarakat
masuk ke saringan perhatian (attention dengankomunitas sosial keagamaan yang
filter), dan dari situ menghasilkanpesan beragam. Fenomena MAN Bangil sebagai
yang dapat dilihat dan dimengerti salah satu madrasah dengan jumlah
(perseived message), yang siswa yang sangat besardan memiliki
kemudianberubah menjadi persepsi dan sejarah berdiri yang menarik. Kesan
akhirnya membentuk citra (Nimmo sebagai lembaga pendidikan agama yang
2006:204). Pandangan tersebut sejalan cukup megah dan terus berbenah secara
denganKazoleas(an International fisik, mula-mula sebagai madrasah yang
Journal,2001:19 menyatakan bahwa ; dikesankan pinggiran dan tengah sawah,
…an image is a perception of a menjadi lembaga yang banyak orang
receiver of his or her received projection of tertarik untuk memandangnya karena
the corporate identity and own reflection of arsitekturnya yang bagus serta program
interpretations of various attributes from inovasinya yang mengundang minat
various source.It is a complex of cognitive publik, inovasi-inovasinya yang terkesan
interpretations that members of the key kreatif, penerapan dan pensikapan
publics hold of an organization. terhadap aturan yang cenderung bisa
adaptif.
Pengertian tersebut dapat Tujuan Penelitian ini dimaksudkan
disimpulkan bahwa suatu citra adalah untuk: (1) menganalisis dan menemukan
persepsi dari seorang penerima aspek yang melandasi manajemen
berdasarkan pertimbangan yang pencitraan di MAN Bangil dan MAN
dimiliknya terhadap identitas perusahaan Kraton Kabupaten Pasuruan ; (2)
dan daya reflek interpretasi yang menganalisis dan menemukan pola
kompleks dimana masyarakat merasa manajemen pencitraan yang dilakukan
berkepentingan terhadap sebuah dalam mewujudkan madrasah
organisasi. Sedangkan, menurut berprestasi di MAN Bangil dan MAN
JohnChistieJohn Cristie (1993: 82) Kraton Kab. Pasuruan ; (3) menganalisis
menyatakanberikut ini dan menemukan bentuk implementasi
corporate image as what the manajemen pencitraan dalam
organization transmits to its mewujudkan madrasah berprestasi di
receiversabout it self and howthese MAN Bangil dan MAN Kraton.
projections are received
Hasil penelitian ini dapat berguna
bagi pengembangan pendidikan, baik
Madrasah yang memiliki citra baik
secara teoritis maupun praktis. Yaitu,
adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
pertama adalah Secara substantif
Bangil dan Madrasah Aliyah Negeri
penelitian ini dapat menambah khazanah
(MAN) Kraton. Kedua madrasah tersebut
teori dan kontribusi keilmuan tentang
di atas berada dalam wilayah
manajemen pencitraan madarasah.
kabupatenPasuruan Jawa
Dalam penelitian ini dipaparkan tentang
Timur.Walaupun berada di alokasi yang
konsep dasar manajemen pencitraan,
berbeda tetapi masih dalam satu wilayah
beberapa pola manajemen pencitraan, dan
kabupaten, masing-masing memiliki latar
implementasi manajemen pencitraan

158|Manajemen Pencitraan di Madrasah


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

madrasah. Kedua, yaitu diharapkan manusia adalah makhluk yang kreatif.


temuan dalam penelitian ini memberikan Kedua peran ini kemudian digabungkan,
kontribusi pemikiran dan informasi yang maka secara filosofi dapat dirumuskan
dapat bermanfaat untuk memajukan bahwa pengembangan pendidikan
madrasah. madrasah, harus mampu melahirkan
Dengan demikian bahwa konsep pribadi manusia yang kreatif, dengan
pengembangan madrasah meninggikan landasan sikap ketundukan dan kepatuhan
moral, mempertinggi semangat, kepada-Nya
menghargai nilai-nilai spiritual dan Oleh karenanya terkait dengan
kemanusiaan, mengajarkan sikap dan visi madrasah, merupakan sebuah
tingkah laku jujur dan bermoral, serta pandangan atau keyakinan bersama
menyiapkan para murid untuk hidup seluruh komponen madrasah akan
sederhana dan bersih hati (Maksum, 1977: keadaan masa depan. Keberadaan visi
41). Hal ini untuk menyongsong menjadi inspirasi dan mendorong seluruh
kebutuhan masyarakat masa depan agar warga madrasah untuk bekerja lebih giat.
madrasah yang memiliki kecukupan Secara fungsional, visi memiliki beberapa
prasarat secara fisik, representatif, fungsi strategis. Pertama, visi diperlukan
memadai dan menggambarkan sifat-sifat untuk memobilisasi komitmen,
dari kebesaran Islam. menciptakan energi for action, memberi
road map untuk menuju masa depan,
Visi dan misi pendidikan madrasah
menimbulkan antusiasme, memusatkan
Konfigurasi pengembangan
perhatian dan menanamkan kepercayaan
madrasah berangkat dari akar nilai-nilai
diri. Kedua, visi diperlukan untuk
filosofis, normatif, religius, serta sejarah
menunjang proses reenginering,
panjang perjalanan madrasah di
restructuring, reinventing, dan
Indonesia. Lingkungan strategis bangsa
bencmarking. Ketiga, visi diperlukan untuk
juga mempengaruhi arah pengembangan
menciptakan dan mengembangkan shared
madrasah. Dengan terjadinya globalisasi,
mindsets atau common vision yang
cita ideal “warga negara” yang baik perlu
menentukan dan menjadi landasan
diperluar menjadi “warga dunia” yang
bagaimana seluruh individu
baik sekaligus menjadi hamba dan
mempersiapkan dan berinteraksi dengan
khalifah Allah SWT yang baik. Pada saat
stakeholdersnya (Ahmad Zayadi, dkk,
yang bersamaan, perubahan sosial harus
2005: 15).
diantisipasi agar masyarakat tidak
terkooptasi oleh perubahan, tetapi mampu Tantangan pendidikan madrasah dan
bertindak afirmatif. Misi pendidikan yang manajemen pencitraan
melandasi filsafat pendidikan di madrasah Madrasah sering kali identik
adalah rekonstruksi sosial, mengacu dengan citra buruk dan tidak berkualitas,
kepada ketentuan nilai dan norma ke- hal ini disebabkan oleh beberapa hal
Islaman, dengan menggunakan qaidah al- antara lain pertama, sistem pengelolaan
muhafadzah ala al qadim al-shalih wa al yang didominasi oleh mereka
akhdu bi al jadid al ashlah. mempertahankan tradisi yang tertutup,
Kerangka filosofis-normatif yang yang masih belum menerima perubahan
melandasi pengembangan pendidikan dan enggan melakukan perubahan
madrasah, diawali dengan asumsi bahwa terhadap lembaga pendidikan. Mereka
manusia adalah makhluk Allah SWT yang cenderung memahami Islam sebagai nilai-
tercipta dalam bentuk sempurna (ahsan nilai agama semata. Kedua, kebanyakan
al-taqwim), untuk mengabdi kepada-Nya belum memiliki visi, misi dan tujuan yang
(‘abdullah) dan menjadi wakil/pemimpin jelas. Malik Fadjar (1998:
(khalifah) di muka bumi. Sebagai 35)menambahkan bahwa dari sekian
‘abdullah, manusia memiliki sikap yang puluh ribu madrasah yang tersebar di
penuh dengan ketundukan dan kepatuhan seluruh pelosok tanah air, sebagian besar
kepada-Nya. Sedangkan sebagai khalifah, masih bergumul dengan persoalan berat

Anas Suprapto |159


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

CPR

yang sangat menentukan hidup dan mati,


sehingga nilai tawar semakin re
rendah. IDENTITAS MPR
Oleh Karena itu membutuhkan Filosofi lembaga
media pencitraan agar posisi madarasah Budaya Perusahaan
dapat dipahami secara utuh karena dua Wujud
Komunikasi
Logo,warna,simbol,
madrasah dalam penelitian ini dll
Pemasaran
menunjukkan mutu terdepan di
masyarakat. pencitraan merupakan
sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam
Personal
benak konsumen
men ketika mengingat suatu Branding
merek atau jasa tertentu. Skema berikut Product Branding
ini adalah proses terbentuknya citra. Corporate Branding
Industrial Branding

Gambar Skema Proses terbentuknya Citra


Gambar: Hubungan antara Citra,
Secara sistemik terbentuknyaOpini Komunikasi, dan Marketing (Harris, 1991:
citra di atas (Nasution, 2006: 25), citra 10)
berawal dari persepsi. Persepsi publik 2. Pencitraan dalam Perspektif
menjadisesuatu yang penting untuk dapat Islam
menempatkan posisi sebuah produk atau a. Prinsip dan kaidah pencitraan
layanan berdasarkan atributnya, karena yang terdapat di dalam Al Qur’an adalah
persepsi di sini merupakan faktor dasar sebagai berikut :
yang mampu mendorong pengguna 1). Dinamis ; yaitu sikap
(stake holder) melakukan pembelian atau antusiame dalam mengembangkan
penggunaan
naan jasa yang ditawarkan. jaringan kerjasama dan membidik
Persepsi terbentuk dari serangkaian peluang mencakup antara lain:
informasi dan atribut yang terkait dengan Membangun simpati deng dengan
kebutuhan. Informasi ini bisa bersifat performa dan pengaruh baik kepada
intrinsik yang terkait langsung dengan orang lain:
produk, bisa juga bersifat ekstrinsik yang Al Qur’an surat Az Zumar ayat
tidak terkait langsung dengan produk 23:
seperti penempatan merek (identitas),
biaya, citra, layanan, dan sebagainya.
Madrasah yang mempunyai persepsi
positif kuat Karena Identitas corporate
juga bisa berupa non fisik seperti nilai-
nilai
nilai dan filosofi yang dianut institusi,
keramahan pelayanan, gaya kerja, dan
komunikasi, baik internal maupun dalam Allah telah menurunkan
interaksi dengan pihak luar. Identitas perkataan yang paling baik (yaitu) Al
tersebut memancarkan citra atauimage
atau Qur’an yang serupa (ayat--ayatnya) lagi
kepada khalayak atau pihak-pihak
pihak terkait berulang-ulang,
ulang, gemetar karenanya kulit
(stake holders) antara lain; seperti citra di oreang-orang
orang yang takut kepada
mata konsumen, masyarakat sekitarnya, Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit
investor, dan karyawan sendiri sehingga dan hati mereka ketika mengingat Allah.
menjadi citra. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia
Kesimpulannya pencitraan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
bukan sekedar membangun persepsi dari kehendaki.Dan barangsiapadibiarkan sesat
dalam dan luar, tetapi ada hubungannya oleh Allah, maka tidak seorangpun yang
antara pembentukan citra, komunikasi,
ko dapat
at memberi petunjuk.(QS.Az
petunjuk.(QS.Az-Zumar :
dan produktifitas, sebagaimana model 23).
diagram di bawah ini.

160|Manajemen
Manajemen Pencitraan di Madrasah
Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

2). Bekerjasama, antara lain : Mengedepankan aspek


Di dalam berkompetisi dengan kebersamaan, bermusyawarah, prinsip
yang lain tetap menunjukkan sikap kolektif kolegial.
bersahabat / berkompetisi secara sehat.
ْ‫ﻷﺻْﺤَﺎﺑِﮫِ ﻣَﻦ‬
َ ٌ‫ﺸﺮَة‬
ُ ‫ﺣﺪًا َأﻛَْﺜﺮُ َﻣ‬
َ َ‫ﻋَﻦْ أَﺑِﻲْ ُھ َﺮ ْﯾ َﺮةَ ﻗَﺎلَ ﻣَﺎ رَأَﯾْﺖُ أ‬
ْ‫ﷲ ﺻَﻠﻰﱠ اﻟﻠ ُﮭﻌََﻠﯿْﮫِ َوﺳَﱠﻠﻢ‬ ِ ‫ﺳﻮْلِ ا‬ ُ ‫َر‬

Dari Abu Hurairah berkata, Aku


“Sesungguhnya Allah menyuruh tidak menemukan orang yang lebih banyak
(kamu) berlaku adil dan berbuat x bermusyawarah
usyawarah selain Rasulullah SAW.
kebajikan, memberi bantuan kepada (H.R At-Tirmizi).
kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran dan Manajemen Pencitraan untuk
permusuhan. Dia memberi pengajaran Mewujudkan Madrasah yang
kepadamu agar kamu dapat mengambil Berprestasi.
pelajaran”. (QS.An –Nahl : 90) Madrasah dapat mewujudkan
3). Menjunjung tinggi integritas prestasi salah satunya karena ditopang
dan kejujuran, tidak membohongi
membohon publik. dengan pola manajemen yang luwes dan
Firman Allah surat Al Hujurat fleksibel.. Strategi pengelolaan pendidikan
ayat 15: yang mengedepankan azas kerjasama
antara berbagai pihak dan penerjemahan
terhadap aturan baku, lebih dikenal
dengan istilah the collaborative school
management (B.Suryobroto,
B.Suryobroto, 2004: 195).
Dalam teori manajemen,
“ Sesungguhnya orang-orang
orang
pembangunan citra merupakan salah satu
mukmin yang sebenarnya adalah mereka
bagian yang tidak terpisahkan dari
yang beriman kepada Allah dan RasulNya,
strategi marketing. Arthur W. Page (1999:
kemudian mereka tidak ragu-ragu,
ragu dan
82) dalam Sagara menjelaskan bahwa
mereka berjihad dengan harta dan jiwanya
strategi pencitraan adalah sebuah upaya
di jalan Allah. Mereka
eka itulah orng-orang
orng
yang tidak datang tiba-tiba
tiba dan tidak bisa
yang benar”.(QS.Al Hujurat ayat 15)
direkayasa.
ayasa. Citra akan datang dengan
4). Menggunakan pendekatan
pe
sendirinya dari upaya yang ditempuh
komunikasi yang tepat, antara
sehingga komunikasi dan keterbukaan
lainmenggunakan
enggunakan bahasa/perkataan yang
perusahaan atau institusi merupakan
benar
salah satu faktor
tor utama untuk
mendapatkan citra yang positif.Hal ini
memerlukan waktu yang panjang dan
selalu belajar
ar dari pengalaman
pengalaman-
“Dan hendaklah takut pengalaman dalam melayani pengguna
kepada Allah orang-orang
orang yang seandainya produk atau jasa. Hal ini sebagaimana
meninggalkan di belakang mereka anak-anak pernyataan Michell yang menegaskan
anak yang lemah, yang mereka khawatir bahwa esensi pencitraan bagi institusi
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh adalah dalam rangka repositioning dan
sebab itu hendaklah mereka bertaqwa merebut pangsa pasar (Jhonatan E.,2009:
kepada Allah dan hendaklah mereka 7). Karakter brand supaya menjadi
mengucapkan perkataan yang benar “ berpotensi harus memperhatikan sebagai
(QS.An Nisa : 9) berikut; 1). A quality product (sejak
kepuasan konsumen digunakan untuk
b. Prinsip pencitraan dalam mengukur nilai-nilai merek (brand values),
perspektif al- Hadits ; kualitas adalah nomor satu yang
diinginkan konsumen.2).
konsumen.2).Being

Anas Suprapto |161


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

first(menjadi yang pertama dalam pasar, siapa harus bicara.Komunikator harus


bukan dalam teknologi). 3). Unique mengetahui pula karakteristik dari
positioningconcept (merek harus memiliki audiencenya. Dengan melakukan audience
posisi konsep yang unik, yang akan analysis yang dikenal dengan image
membedakan dari kompetitornya). 4). analysis, yaitu menilai image audience saat
Strong communications program (merek ini mengenai perusahaan, dalam konteks
yang sukses harus disertai dengan penelitian ini terhadap madrasah tentang
penjualan yang efektif, pengiklanan, program-programnya dan pesaing-
kampanye, promosi yang akan pesaingnya.
mengkomunikasikan fungsi dari brand itu Sebagaimana dalam pembahasan
dan nilai-nilai yang terkandung di sebelumnya, pada ayat-ayat Al Qur’an
dalamnya. sarat akan nilai-nilai yang
Pola pencitraan yang dilakukan mengisyaratkan akan pentingnya
pada sisi manajemen adalah bagaimana menyampaikan pesan secara bijak, bahasa
madrasah secara kelembagaan memiliki yang arif, memuliakan, tidak membohongi
kemampuan untuk memunculkan atau sekedar kamuflase, ditampilkan
prakarsa dan kemampuan-kemampuan secara menarik, dan mengindikasikan
kreatif di dalam mengidentifikasi peluang akan kemanfaatan yang didapatkan.
dan potensi yang dimiliki, Integrasi antara pola pendekatan
menerjemahkannya dalam rancangan marketing dengan semangat yang ada di
program, merealisasikan dalam bentuk- dalam al Qur’an, menurut hemat peneliti
bentuk kegiatan, mengacu pada pola-pola menjadi sebuah formulasi penting untuk
tertentu, dengan tetap berada dalam memberikan kontribusi terhadap
bingkai visi, misi, dan tujuan kelembagaan khazanah pemikiran pendidikan dan
madrasah. Di samping itu juga ditandai praktisi madrasah.
dengan berkembangnya organisasi Madrasah berprestasi
madrasah yang lebih berorientasi merupakan istilah yang kurang lebih
profesionalisme, menghindari kultur memiliki “persamaan” dari exellence
tradisional yang cenderung berbasis school, good school, effective school,
otoritatif, kharismatik, dan tersentral pada improvementschool dan berbagai istilah
pihak tertentu. yang biasanya digunakan untuk
Komunikator pemasaran harus menunjukkan kualitas madrasah biasa
memiliki target pendengar yang jelas. dengan madrasah yang unggul (Freymer
Pendengar (audience) dapat terdiri dari dkk, 1984: 112). Karakteristik madrasah
calon pembeli potensial dari produk berprestasi dapat dilihat dari sisi in-put
perusahaan, pemakai produk, pengambil proses dan outputnya. Hal ini
keputusan atau pemberi pengaruh. Dalam sebagaimana yang diungkapkan oleh
konteks madrasah, dibutuhkan Muhaimin (2008, 104-105) terlihat dalam
pemahaman tentang input-input tabel berikut:
potensial, kantong-kantong masyarakat
yang secara kultur dan fanatis menjadi
pelanggan madrasah, pengguna layanan
madrasah, pihak-pihak yang dapat
mempengaruhi opini masyarakat.
Audience tersebut bisa terdiri dari
individu, kelompok, atau masyarakat
khusus dan umum. Target audience ini
akan berpengaruh terhadap keputusan
yang diambil komunikator tentang apa,
bagaimana, kapan, dimana dan kepada

162|Manajemen Pencitraan di Madrasah


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

Tabel Karakteristik Madrasah Berprestasi

ASPEK KARAKTERISTIK
Input 1. Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas;
2. Adanya sumber daya yang tersedia dan siap
3. Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi;
4. Memiliki harapan prestasi yang tinggi
5. Fokus pada pelanggan (khususnya siswa);
6. Adanya input manajemen, yang ditandai dengan tugas yang jelas,
rencana rinci dan sistematis, program yang mendukung pelaksanaan
rencana dan sistem pengendali mutu yang fektif.
Proses 1. Proses pembelajaran efektif;
2. Kepemimpinan madrasah yang kuat;
3. Lingkungan madrasah yang aman dan tertib;
4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif;
5. Memiliki budaya mutu;
6. Memilikin team work kompak, cerdas, dan dinamis;
7. Memiliki kemandirian;
8. Adanya partisipasi yang tinggi dari masyarakat;
9. Mempunyai keterbukaan;
10. Mempunyai kemauan untuk berubah baik psikologis maupun fisik;
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan;
12. Responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan;
13. Memiliki komunikasi yang baik;
14. Mempunyai akuntabilitas;
15. Memiliki dan menjaga sustainabilitas dalam program dan pendanaan.
Out put 1. Prestasi akademik ditunjukkan dengan NUN, lomba karya ilmiah,
lomba mata pelajaran, cara berfikir.
2. Prestasi non akademik ditujukan dengan keingintahuan yang tinggi,
kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama,
toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga dan kesenian,
kepramukaan, dll.

Substansi dari prestasi atas analisa kebutuhan masyarakat, dan


adalah akumulasi hasil dari sebuah memiliki skala prioritas atau target
proses yang dilakukan secara terencana, sasaran tertentu .
disengaja, terprogram, terukur, dan dalam Berdasarkan beberapa teori dan
jangka waktu tertentu. Prestasi tidak konsep di atas, dihasilkan suatu kerangka
muncul secara tiba-tiba, tetapi melalui berfikir mengenai manajemen pencitraan
tahapan yang terorganisir secara baik. mewujudkan madrasah berprestasi, dapat
Keberhasilan madrasah dalam digambarkan dalam kerangka berfikir
membangun pencitraan diri sebagai yang sebagai berikut.
berprestasi bila memiliki rencana dan
kegiatan nyata untuk menentukan
posisinya di masyarakat serta berhasil
membidik segmentasi tertentu sesuai
dengan tujuan yang telah ditargetkan.
Bagaimana madrasah membuat rencana
dan menelorkan ide serta
melaksanakannya dengan melibatkan
pihak yang berkompeten, serta
menggunakan model yang didasarkan

Anas Suprapto |163


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

pendekatan kualitatif deskriptif. (Lexy J.


Manajemen pencitraan Moeleong, 2004: 41).Sementara itu
mewujudkan madrasah berprestasi pengertian deskriptif adalah yang
dijabarkan melalui tiga focus penelitian, melukiskan suatu obyek atau peristiwa
yaitu : aspek dasar yang dijadikan historis tertentu yang kemudian diiringi
landasasn dalam menyusun konsep dengan upaya pengambilan kesimpulan
manajemen pencitraan, model manajemen umum berdasarkan fakta-fakta historis
pencitraan dalaqm mewujdukan tertentu (Hadari Muhammad, 2002: 26).
madrasah berprestasi, dan implementasi Adapun Rancangan penelitian ini bersifat
manajemen pencitraan dalam multisitus, maksudnya adalah suatu kasus
mewujdukan madrasah berprestasi. yang sama dalam suatu penelitian, tetapi
Tujuannya adalah : menganalisis dan lokasi penelitian yang berbeda namun
menemukan aspek dasar apa yang memiliki persamaan.Situs yang digunakan
digunakan untuk menyusun program dalam penelitian ini adalah MAN Bangil
manajemen pencitraan di MAN bangil dan dan MAN Kraton.
MAN Kraton, menganailsais dan
menemukan model manajemen Data dan Sumber Data
pencitraan dalam mewujdukan madrasah 1. Data
berprestasi di MAN Bangil dan MAN Informan penelitian ditetapkan
Kraton, serta menganalisa dan dengan menggunakan teknik snow-
menemukan bentuk implementasi ballsampling (Bodgan dan
manajemen pencitrraan dalam Biklen,1998,`102). Adapun yang menjadi
mewujudkan madarasah yang berprestasi. informan dalam penelitian ini adalah (a)
subyek yang cukup lama dan intensif
Pendekatan dan rancangan penelitian menyatu dengan suatu kegiatan (b)
Penelitian ini bersifat naturalistic, subyek yang masih terlibat secara aktif
dengan pendekatan interpretivisme. di lingkungan (c) subyek yang bersifat
Metode yang digunakan adalah lugu dalam memberikan informasi, dan

164|Manajemen Pencitraan di Madrasah


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

(d) subyek yang mempunyai cukup madrasah baik


banyak waktu. dalam tataran
2. Sumber data akademik, kultur
Sumber data dalam penelitian ini religious, dan
dibedakan menjadi dua yaitu manusia dan pembiasaan
bukan manusia.Sumber. 2. Model Pengamatan
pencitraan mengenai:
Prosedur Pengumpulan Data a. Kegiatan yang
Adapun metode yang menjadi kekhasan
dipergunakan adalah metode observasi, madrasah
interview, dan dokumentasi, atau b. Program -
menggunakan tiga teknik yang ditawarkan program yang
oleh Bodgan dan Biklen(1986, 119-143), bertujuan untuk
yaitu 1) observasi partisipan meningkatkan
(participantobservation); 2) wawancara prestasi
mendalam (indepth interview); dan 3) c. Upaya-upaya
studi dokumentasi (study document). John membangun
W.Creswell menambah, yaitu:Audiovisual kepercayaan
materials (1994, 148-150)), sedangkan public
Robert K.Yin (1987: 79) menyarankan d. Piranti, media,
enam teknik, yaitu : 1) dokumen struktur bahasa,
(documentation);2) rekamanarsip yang digunakan
(archival record);3) wawancara untuk
(interview); 4) observasi langsung (direct mengkomunikasi-
observation); 5) observasi partisipan kan
(participantobservation); 6) perangkat program/kegiatan
fisik (physical artifact). kepada publik.
Hal-hal yang diamati dalam 3. Prestasi- Observasi
penelitian ini, agar mudah dipahami, prestasi mengenai hasil
disajikan dan dirinci pada tabel berikut yang yang dicapai
ini: dicapai madrasah
Tabel Ragam Situasi yang Diobservasi sebagai
dampak
Ragam dari
Situasi Keterangan pencitraan
No
yang yang
Diamati dilakukan
1. Visi misi a. penyusuran
dan tentang visi dan
budaya misi madrasah : apa
Pembahasan Hasil Penelitian
madrasah yang menjadi
impian atau obsesi
Pada bagian ini memuat tiga hal
dari warga
yang akan diuraikan secara berurutan
madrasah,
mengenai : (1) konsep dasar manajemen
bagaimana cara
pencitraan mewujudkan madrasah yang
menerjemahkan
berprestasi ; (2) pola pencitraan
visi misi tersebut
madrasah yang berprestasi; (3)
dalam program.
implementasi manajemen pencitraan
b. Penyusuran
mewujudkan madrasah yang berprestasi;
tentang ragam
Aspek yang mendasari
budaya yang
penyusunan program manajemen
dikembangkan

Anas Suprapto |165


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

pencitraan mewujdukan madrasah yang eksternal (external opportunities and


berprestasi. threats) yang dihadapi oleh madrasah di
Aspek dasar di dalam masa yang akan datang. Analisa internal
penyusuan program manajemen kedua madrasah dilakukan yaitu dengan
pencitraan dalam mewujudkan madrasah mengidentifikasi perbedaan dan keunikan
yang berprestasi setidaknya berangkat diri yang dipunyai tanpa berupaya
dari pandangan Philip Kotler dan Lan mengada-ada atau membuat
membuat-buat agar
Keller (2009: cet 4) tentang peran terkesan seolah – olah,.
marketing dalam institusi modern. Model analisis seperti ini
Terdapat beberapa aspek alam konteks kon sebagaimana methode diagram sebab
keterserapannya pada pasar. Pertama, akibat. Metode
etode ini dipakai dalam
memberikan pemahaman obyektif perencanaan yang menggunakan sekuen
terhadap relitas konsumen yang sudah hipotetik untuk mendapatkan gambaran
familiar dengan globalisasi informasi, masa depan yang lebih baik.Metode
sebagai keniscayaan global. Kedua, analisis
sis yang digunakan memiliki
perlunya melakukan evaluasi terhadap kesamaan dengan pendekatan strategik
efektivitas produk,d an ketiga, program
pr yang dikemukakan oleh David Fred R
yang disukai konsumen dan berdampak (2005: 13-15) yaitu ; Pertama
Pertama, melakukan
baik bagi masyarakat. analisis SWOT (Strenght,Wearknes,
Berdasarkan visi dan misi Opportunity and Treat). Kedua, melakukan
lembaga sebagaimana yang menjadi cita- cita analisis tindakan atau langkah
langkah-langkah
cita kedua madrasah secara substansial yang
ang tepat, yang dapat dilaksanakan
ingin mewujudkan madrasah yang dalam menghadapi beragam tantangan
merepresentasikan harapan publik dan atau problem yang muncul pada masa
semangat kompetiitif tif yang seharusnya yang akan dating. Hal ini seseuai dengan
dimiliki oleh lembaga untuk mampu firman Allah yang dijelaskan dalam Al
berkompetitsi di dalam suasana Qur’an :
liberalisasi pendidikan dewasa ini. Kedua
madrasah sama-sama sama mengusung visi
berkualitas, unggul, dan kompetitif..
kompetitif.
Prinsip-prinsip
prinsip perencanaan juga “ Sesungguhnya Allah mencintai
dilakukan oleh kedua madarasah
ma orang-orang
orang yang berperang di jalan-Nya
berdasarkan pada jangka waktu yaitu dalam barisan yang teratur, mereka
jangka pendek, menengah, dan panjang. seakan-akan
akan seperti suatu bangunan yang
Model perencanaan ini seperti yang tersusun kokoh”.(QS.As-Saff:
Saff: 4)
diungkapkan oleh Gibson bahwa Makna yang terkandung dalam
perencanaan meliputi; (1) perencanaan ayat di atas memberikan gambaran bahwa
jangka pendek dengan waktu satu minggu, segala sesuatu hendaknya dilakukan
bulan dan tahun, (2) perencanaan
perencana jangka dengan terorganisir secara baik baik.Ayat di
menengah dalam jangka waktu 2 sampai atas memberikan inspirasi bahwa sebuah
5tahun, dan (3) perencanan jangka rencana program akan dapat terlaksana
panjang yang dibuat lebih dari 5 tahun. dengan baik bila didukung oleh seluruh
Untuk mencapai sasaran dan komponen secara solid. Di dalam kedua
tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga madrasah terdapat struktur organisasi
pendidikan dan dalam uapaya manajemen yang di dalamnya ada divisi hubungan
pencitraan sebagai aspek kedua, kedua MAN masyarakat (humas). Hasil penelitian
Bangil dan MAN Kraton sama-sama
sama membuktikan bahwa MAN Bangil semakin
melakukan pembacaan terhadap diminati dengan input yang bersumber
perubahan yang terjadi di dunia global dari berbagai wilayah, dengan
dengan melakukan analisa internal dan latarbelakang lembaga yang variatif. Ada
eksternal meliputi : (1) kekuatan dan dari MTs negeri ataupun swasta, dan dari
kelemahan internal (internal strenghts and SMP negeri atau swasta, sebuah fenomena
wearknes) (2) peluang dan ancaman menarik bahwa beberapa sekolah, para

166|Manajemen
Manajemen Pencitraan di Madrasah
Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

siswanya menjadi siswa MTs yang secara madrasah sangat sesuai dengan inspirasi
tradisi dari tahun ke tahun memberikan yang tersirat di dalam Al Qur’an surat Al
kontribusi basar terhadap banyaknya Hujurat ayat 15:
jumlah pendaftar.
Akan halnya MAN Kraton,
konsentrasi untuk merubah cara berfikir
masyarakat adalah dalam rangka
rang
meyakinkan publik terhadap eksistensi
“Sesungguhnya orang-orang
orang mukmin
MAN Kraton sebagai lembaga pendidikan
yang sebenarnya adalah mereka yang
yang sebenarnya statusnya terpisah
beriman kepada Allah dan RasulNya,
dengan pesantren Al Yasini. Penegasan
kemudian mereka tidak ragu ragu-ragu, dan
terhadap status melalui penamaan yang
mereka berjihad dengan harta dan jiwanya
tidak lagi diikuti embel-embel
embel Al Yasini
di jalan Allah. Mereka itulah orng
orng-orang
merupakan langkah yang berani untuk
yang benar”.(QS.Al Hujurat ayat 15)
setidaknya keluar dari zona sejarah yang
Ayat di atas
tas memberikan spirit akan
mana publik sudah terlanjur
perlunya mengedepankan integritas dan
memafhuminya sebagai bagian yang
kejujuran di dalam mempublikasikan apa
tidak terpisah dari pesantren. Beberapa
yang dilakukan oleh madrasah. Pencitraan
program yang digulirkan seperti
dipandang berhasil ketika memenuhi
pengembangan bahasa Inggris, olympiade
beberapa parameter penting diantaranya;
mata pelajaran, dibukanya kelas unggulan
(1) meningkatnya kepuasan pela pelanggan;
prestasi, adalah upaya-upaya upaya untuk
(2) banyaknya peserta didik yang antusias
menegaskan “brand” MAN Kra aton sebagai
dan berminat ingin belajar di lembaga
lembaga negeri yang bukan Al Yasini.
tersebut; (3) banyaknya lembaga lain
khususnya yang berada di level atas yang
Pola manajemen pencitraan
pencitra untuk
menawarkan kerjasama dalam berbagai
mewujudkan madrasah yang
hal.
berprestasi.
Ketiga unsur dalam komunikasi
sebagaimana digambarkan kan di atas
Pola yang dikembangkan dalam
memiliki fungsi dan peran ideal masing
masing-
manajemen pncitraan madrasah di kedua
masing sebagaimana terlihat dari arah
madrasah berorientasi pada tiga
hubungan satu sama lain. Masyarakat
pendekatan dalam teori pemasaran yaitu
pendidikan (masyarakat, orangtua siswa)
branding (merek), positioning (posisi), dan
mendapatkan informasi perihal profil,
differentiating (perbedaan).
edaan). Branding
program, prestasi, dari media yang
memuat filosofi untuk menjadi yang
bertindak sebagai penyedia jasa yang
superior (yang paling), dengan menganut
memberikan informasi sekaligus
prinsip ketunggalan (singularity).
(singularity)
berpihak kepada kepentingan publik.
Sementara differentiating ( berbeda)
Dari pembahasan ini di atas,
adalah mensikapi sifat dasar manusia
dapat dirumuskan temuan konseptual
yang cenderung tertarik pada sesuatu
mengenai manajemen pencitraan
yang berbedaa dan tidak biasa. Ketika
mewujudkan madrasah yang berprestasi,
muncul produk yang sama sekali belum
sebagaimana gambar model manajemen
ada sebelumnya cenderung public merasa
pencitraan mewujdukan madrasah yang
ingin tahu dan cenderung memusat
berprestasi skema berikut ini :
perhatiannya. Di samping kedua unsur,
segmentation (menentukan pangsa pasar),
dilandasi oleh konsep bahwa
kenyataannya konsumen berbeda-beda,
berbeda
maka diperlukan program-program
program yang
berbeda-beda pula. Memperkuat konsep
tersebut, ketika diterapkan dalam dunia

Anas Suprapto |167


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

Branding : Implikasi
ekspansi, Branding :
publisitas
Strategi kontraksi,  Performa Temuan:
Pola msrketin /Profil
manajemen g  Visi ke depan
Pencitraan Model  Sejarah  MAN
berbasis
Positioning : di  Nilai-Nilai IT
being stratgi madra budaya yang  Visualisas
sah dikembangkan i
Madrasah
Differentiating:
 Negeri
marekting mix
 Keunggulan berbasis
Pesantren
Fisik  Modern-
 Prestasi Salafi
Akademik-Non  Prestasi
Aademik Oympiade
 Reguasi/  Nilai
Budaya Religius

“ Sebutan “/ Icon
yang ingin dicapai

pembiayaan yang dari tahun k ke tahun


Implementasi manajemen pencitraan
terus meningkat.
mewujudkan madrasah yang
Kedua MAN memenuhi prasarat
berprestasi.
sebagai institusi yang melakukan pola
pengelolaan berbasis mutu karena
Implementasi di lapangan masing-
masing
memiliki kecenderungan para civitas
masing memiliki jenis program yang tidak
madrasahnya berkehendak agar terjadi
sama satu sama lainnya. Program yang
perubahan strukutur dan kultur
diandalkan di MAN bangil adalah
organisasinya. MAN Bangill menekankan
PRODISTIK (kerjasama ITC dengan ITS),
pendekatan delegatif dimana tugas dan
sementara MAN Kraton mengandalkan
wewenang masing-masing
masing bidang
program olympiade sains dan keagamaan.
diberikan keleluasaan untuk melakukan
Nemun demikian dalam hal pandangan
tugas sekaligus melakukan inovasi secara
tentang perlunya dikomunikasikan
dikomunikas kepada
longgar. Sementara, MAN Kraton, atmosfir
pihak eksternal dan masyarakat luas ,
organisasinya menginginkan kuat agar
kedua lembaga menganggap sebagai
benar-benar lepas
epas dari bayang
bayang-bayang
sebuah keharusan dan sangat besar
Yayasan. Pola paternalistik sebagaimana
efeknya bagi terbangunnya persepsi
karakteristik pola manajemen yayasan
public.
berubah ke arah partisipatif dan kolegial.
MAN Bangil dan MAN Kraton
Sebagaimana pesan Al Qur’an :
menegaskan bahwa program untuk
mengkomunikasikan kegiatan dan
prestasi
tasi merupakan program
berkelanjutan dan dilakukan secara terus “Dan jika kamu berpaling dari
menerus.Sarana media yang ada mereka untuk memperoleh rahmat dari
dimanfaatkan secara maksimal, bahkan tuhanmu yang kamu harapkan, maka
komitmen untuk bekerjasama dengan katakanlah kepada mereka ucapan yang
media massa masuk dalam rencana pantas”. (QS.Al Isra’ : 28).
program dan didukung dengan

168|Manajemen
Manajemen Pencitraan di Madrasah
Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

Pencitraan dilakukan dengan cara serta pemanfaat media merupakan


mengkomunikasikan secara intensif segala upaya menjawab trend pasar.
aktifitas dan capaian prestasi yang 2. Sesungguhnya madrasah memiliki
dilakukan, kesediaan untuk didatangi oleh kekhasan sekaligus karakter khas
media dan pihak yang berkepentingan yaitu etika religious yang
untuk meliput dan mendapatkan bersumber dari Al Qur’an dan
informasi seputar lembagaPembahasan Hadits Nabi. Tanpa dicitrakanpun
terhadap temuan penelitian dapat madrasah memiliki potensi untuk
dirumuskan temuan konseptual mengenai diminati. Penerapan teori BPD
manajemen pencitraan mewujudkan (branding, positioning, dan
madrasah berprestasi, sebagaimana differentiating) adalah dalam
skema berikut ini: rangka meningkatkan mutu
ASPEK YANG POLA MANAJEMEN
MENDASAR PENCITRAAN IMPLELEMENTASI
 VISI-MISI
 SEJARAH INSTITUSI STRATEGI  Media
 PERUBAHAN POLA MARKETING BPD  Aksi Langsung
FIKIR MASYARAKAT (Branding-  Kerjasama
Manajeme  POTENSI YANG Positioning- Lintas
n DIMILIKI MADRASAH REPUTASI/CIT
Differentiatin Sektoral
pencitraa  CAPAIAN RA
 Pendekatan
n MADRASAH g) Interpreneurs MADRASAH
hip BERPRESTASI
 Mengakomoda
si Kultur
Budaya

Nilai –nilai Religiusitas Qur’ani


(Akhlakul Karimah- Khas Madrasah)

madrasah ketika realitas


menunjukkan bahwa madrasah
Kesimpulan
sebagai bagian dari entitas
Berdasarkan fokus penelitian,
lembaga pendidikan tidak bias
paparan data dan temuan kasus individu
steril dari komoditas.
serta pembahasan, hasil penelitian ini
3. Kontribusi dari temuan ini adalah
disimpulkan sebagai berikut :
dalam rangka mengembangkan
1. Madrasah menentukan pola
kerangka teori BPD dengan
manajemen pencitraan
menambahkan etikla religious
berkesesuaian dengan teori BPD
sebagai solusi efektif yang dapat
sebagaimana strategi marketing di
diberlakukan di madrasah.
dunia usaha, yaitu melalui
penguatan merek (brand), meraih
Daftar Pustaka
pangsa pasar (position), dan
mengedepankan keunikan /
Alma,Buchari , 1992 , Manajemen
kekhasan (differentiation) sebagai
Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
sebuah keniscayaan untuk
Bandung : Alfabeta.
menghadapi kompetisi dan
tuntutan dalam memberikan Al –Alusi, Shihab Al –Din, 2005, Tafsir
pelayanan yang optimal kepada Ruh Al-Ma’ani, juz 3 (Maqiu at tafsir:
masyarakat. Di samping itu juga, dalam Sofware al-Maktabah al
penguatan struktur, memunculkan Syamilah.
program yang unik menarik,
Al Ries, Laura Ries, (Hermawan
menjalin hubungan lintas sektoral
Kertajaya,terj), 2000, The 22
secara luas, mengadopsi
Immutable Laws Of Branding
manajemen entrepreneurship,

Anas Suprapto |169


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

(Strategi Membangun Produk atau Creswell, John, W.2009, Research Desain


Jasa Menjadi Merek Berkelas Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
Dunia),Jakarta: PT. Gramedia dan Mixed. Terj. Achmad fawaid,
Pustaka Utama berekerjasama Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
dengan MarkPlus Publication
Dananjaya, 2011, Peranan Humas dalam
A.Fatih Syuhud, 2005, Tantangan Perusahaan, Surabaya : Graha Ilmu.
Pendidikan Islam di Era Globalisasi,
Depari, Eduard, 1997, Public Relations dan
PPI- India : Journal VISI, Posted 6
Pengembangan Citra Perusahaan,
September 2005.
Makalah dalam Seminar Kehumasan,
Anggara, Linggar, 2002, Teori dan Profesi Prospek dan Tantangan PR dalam
Kehumasan, Serta Aplikasinya di Menyongsong Era Perdagangan
Indonesia,Cetakan ke-tiga Jakarta : Bebas, Surabaya : IAIN Press, 22 Nov
Bumi Aksara. 1997.
Asmani, Jamal Ma’mur,2015, Manajemen Eliyasin, Muhammad & Nurhayati, Nanik,
Efektif Marketing Sekolah, 2012, Manajemen Pendidikan Islam,
Yogyakarta: DIVA Press. Yogyakarta : Aditya Media
Publishing
Ardianto,Elvinaro dan Sumirat, Saleh ,
2004, Dasar-dasar Public Relation, Fadjar,Malik.A, 2000, Madrasah dan
Cetakan ketiga, Bandung: Remaja Tantangan Modernitas, Jakarta :
Rosdakarya. Mizan
Arikunto, Suharsimi, 2002, Pengantar Faisal, Sanapiah, 2003, Format-Format
Penelitian Kualitatif ,Surabaya : Penelitian Sosial, Jakarta : Raja
Usaha Nasional. Grafindo Persada.
Arthur, W. Page, 2009, All Business in a Frazier,Moore,H, 2004, Humas,
Democratic Country begins with Membangun Citra dengan
Public Permission and Exist Komunikasi, Bandung : PT
byPublic Approvala, dalam Edo Rosdakarya Remaja
Sagara, Journal .
Fuad Abdul Baqi’, Muhammad, 2006, Al –
B.Aubrey Fisher, 1990, Teori-Teori Lu’lul’ wal Marjan (Himpunan
Komunikasi (penyunting: Jalaluddin Hadits Shahih yang Disepakati oleh
Rakhmat), Bandung : PT. Remaja Imam Bukhori dan Muslim),
Rosdakarya. Surabaya : PT.Bina Ilmu.
Bodgan and Biklen, Robert C. Dan Sari Greener, Toni, 2002, Public Relations dan
Knop Biklen, 1990, Riset Kualitatif Pembentukan Citranya, Cetakan ke-
untuk Pendidikan : Pengantar ke tiga, Jakarta : Bumi Aksara.
Teori dan Metode, Munandir (terj),
Hadari Muhammad ,2002, Metodologi
Jakarta : Dirjend Perguruan Tinggi,
Penelitian,Sebuah Analisa Kwalitatif,
Depdikbud .
Yogyakarta : Rake Sarasin.
Cantor,Bill, 1984:438 dalam Sanaky,
Hadi, Amirul dan Haryono,1998,
2006, Peran Public Relation dalam
Metodologi Penelitian Pendidikan,
Kompetisi Dunia Usaha, Jogjakarta:
Bandung : Pustaka Setia.
Rake Sarasin.
Haidar Putra, Daulay,2010,Historisitas dan
Chotimah, Chusnul, 2013, Manajemen
Eksistensi Pesantren, Sekolah dan
Public Relations Integratif, Konsep
Madrasah, Yogyakarta : Tiara
teori, dan Aplikasinya di Pesantren
Wacana.
Tradisional, STAIN Tulungagung
Press. Irianto, Yosal, 2004, Community
Relations, Konsep dan

170|Manajemen Pencitraan di Madrasah


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

Aplikasinya,Bandung : Simbiasa Journal of Product & Brand


Rekatama Media. Management, Vol.12 , No.7.
Ismail, 2010, Management Pencitraaan Maureen Fiz Gerald and David Arrotf,
dalam Sistem Manajemen Mutu 2000, Merketing Communication
Terpadu pada Madrasah Unggulan Clasic, New Jersey : Prentice Hall
Nasional ( Studi di MAN Insan
Maksum, 1999, Madrasah Sejarah dan
Cendekia Serpong), Semarang :
Perkembangannya, Ciputat : PT
Lemlit IAIN Walisongo.
.Logas Wacana Ilmu.
Jefkins, Frank, 2009, Public Relations, edisi
Marzuki, C. Sahril, 1997, Profil Sekolah
ke-5 (Revisi oleh: Daniel Yadin,
Berkesan di Malaysia, Berdasarkan
Surabaya: Penerbit Erlangga.
Model Lima Faktor, Journal
Jhonatan .E , 2009, Branding dalam Teori Pendidikan (Journal of Education
Marketing, Jakarta : Grafiti Press Research, jilid 18).
Kasali, Rhenald, 2000, Manajemen Humas, Mastuhu, 1999, Memberdayakan Sistem
cetakan VII, Jakarta : Grafiti Press. Pendidikan Islam, Ciputat : PT
Logos Wacana Ilmu.
Kasali, Rhenald, 1999, Membidik Pasar
Indonesia, Segmentasi Targting Mas’ud Abdurrahim,2002, Dinamika
Positioning, Jakarta : PT. Gramedia Pesantren dan Madrasah,
Pustaka Utama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kertajaya, Hermawan, 1994, The Strategic Moleong, Lexy.J, 2004, Metodologi
Marketing Plus 2000 Contripugal Penelitian Kualitatif, Bandung : PT
Framework for Competitive Audit, .Remaja Rosdakarya.
Strategy-Formulation & Capability
Muhaimin, 2011, Pemikiran dan
Enhanchement, Jakarta : Majalah
Aktualisasi Aktualisasi
SWA, IV.
Pengembangan Pendidikan Islam,
Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2006, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Principles of Marketing, Elevanth
Nasir,Muhammad, 2003, Ikhtisar
Edition, New Jersey : Pearson
Penelitian Kwalitatif , Jakarta ;
Prentice Hall.
Pustaka Sinar Harapan
Kriyantono,Rahmad, 2008, Public
Nasution,2006, Manajemen Humas di
Relations Writing: Membangun
Lembaga Pendidikan , Konsep,
Public Relations Membangun
fenomena, dan Aplikasinya, Malang :
CitraCorporate, Jakarta:Kencana.
UMM Press.
Langgulung, Hasan, 1980, Beberapa
Nasution.S, 2003, Metode Research,
Pemikiran tentang Pendidikan
Jakarta: Bumi Aksara
Islam, Bandung: Al Ma’arif.
Page, Arthur.W, 1999, All Bussiness in a
Lina Sinatra dan Rini Darmastuti,2008,
Democratic Country Begins with
Kajian Peran PR dalam
Public Permission an Exist by Public
Meningkatkan Citra PT.Swasta di
Approavala, dalam Edo Sagara,
Jateng, UGM Press: Jurnal Ilmiah
Journal.
SCRIPTURA, Vol.2 No.2 .
Patton, Michael Quinn, 2006, How to Use
Mantja, W., 2003, Etnografi Desain
Qualitative Methods in Evaluation,
Penelitian Kualitatif dan Manajemen
terj. Budi Puspo Priyadi, Metode
Pendidikan , Malang : Winaka Media.
Evaluasi Kualitatif, Yogyakarta :
Martinez,Eva & Jose M.Pina , 2003, The Pustaka Pelajar.
Negative Impact of Brand
Preedy, Margaret,1984, dalam bukunya
Extensions onParent Brand Image,
Freymer , dkk, 1984, One Hundred

Anas Suprapto |171


Jurnal MPI Vol 1, No 2, 2016

Good Schools, dan Townsend,


dalam Effective Schooling The
Community.
Qomar, Mujammil, 2007, Manajemen
Pendidikan Islam, Jakarta : Erlangga
Rangkuti, Freddy, 2002, The Power of
Brand, Teknik Mengelola Brand
Equity dan Strategi Pengembangan
Merek, jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Rianto, Yatim, 2001, Metodologi Penelitian
Pendidikan, Surabaya :SIC.
Scott M.Cutlip & Allen Center, 2000, Public
relations : Merancang dan
Melaksanakan Kegiatan Kehumasan
dengan Sukses, (New Jersey:
Prentice Hall).

172|Manajemen Pencitraan di Madrasah

You might also like