You are on page 1of 13

Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118

https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors


on Completeness of Child Immunization in Pamekasan, Madura

Nur Jayanti1), Endang Sutisna Sulaeman2), Ety Poncorini Pamungkasari2)

Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University


1)
2)Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Background: According to WHO Weekly Epidemiological Record, Indonesia ranked fourth the
lowest country in immunization coverage after India, Nigeria, and Democratic Republic of Congo.
Likewise, Pamekasan District in Madura was one of districs in East Java with the lowest
immunization coverage. This study aimed to determine the effects of predisposing, enabling, and
reinforcing factors on completeness of child immunization, using PRECEDE and PROCEED model
and health belief model.
Subjects and Method: This was an observational analytic study with case control design. This
study was carried out at 4 community health centers in Pamekasan District, Madura, East Java, in
March to April, 2017. A sample of 135 mothers who had infants aged 10 to 12 months were selected
for this study by fixed disease sampling. The dependent variable was completeness of
immunization use. The independent variables were maternal education, attitude towards
immunization, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, self
efficacy, family support, and distance to health service. The data were collected by questionnaire
and analyzed using path analysis.
Results: Perceived barrier (b= -0.5; 95% CI = -1.5 to 0.4; p= 0.255) and distance to health service
(b= -1.0; 95% CI= -2.0 to -0.1; p= 0.037) had a negative effect on completeness of immunization.
Perceived susceptibility (b= 1.1; 95% CI= 0.2 to 2.0; p= 0.022), perceived severity (b= 1.5; 95% CI=
0.5 to 2.5; p= 0.003), perceived benefit (b= 0.7; 95% CI= -0.1 to 1.6; p= 0.110), and self efficacy (b=
0.6; 95% CI= -0.3 to 1.5; p= 0.193) had a positive effect on completeness of immunization.
Perceived susceptibility was affected by maternal education (b= 1.0; 95% CI= 0.3 to 1.7; p= 0.005).
Perceived severity was affected by maternal education (b= 0.9; 95% CI= 0.5 to 1.6; p= 0.018) and
attitude towards immunization (b= 1.0; 95% CI= 0.3 to 1.8; p= 0.007). Perceived benefit was
affected by family support (b= 0.7; 95% CI= -0.1 to 1.4; p= 0.078). Likeliwise, self efficacy was
affected by family support (b= 0.6; 95% CI = 0.1 to 1.3; p= 0.134).
Conclusion: Perceived barrier and distance to health service have a negative effect on
completeness of immunization. Perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, and
self efficacy have a positive effect on completeness of immunization.

Keywords: completeness of immunization, PRECEDE and PROCEED model, health belief model

Correspondence:
Nur Jayanti. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Jl. Ir. Sutami 36 A,
Surakarta 57126, Central Java. Email: Yanti_nurjayanti13@yahoo.co.id.
Mobile: +6282233829768.

LATAR BELAKANG beberapa daerah masih ditemukan adanya


Diperkirakan 1.5 juta balita di Indonesia angka cakupan dibawah standar (Kemen-
belum terjangkau program imunisasi dasar kes RI, 2011).
lengkap maupun pemberian vaksin lainnya. Pemberian imunisasi dapat mence-
Angka cakupan imunisasi dasar lengkap di gah kurang lebih 25 juta kematian balita se-
Indonesia sudah cukup tinggi, tetapi pada tiap tahunya akibat pertusis (batuk rejan),
106
Jayanti et al./ Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors

tetanus, difteri, campak dan hepatitis B. Menurut Green and Kreuter (2004)
Tidak hanya itu imunisasi juga merupakan perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor
salah satu upaya intervensi kesehatan ma- individu maupun faktor lingkungan dengan
syarakat yang paling berhasil dan cost± model perubahan perilaku PRECEDE-PRO-
effective ( biaya yang ringan), terutama ba- CEED. Dan terdapat tiga faktor yang dapat
gi negara berkembang. Di seluruh dunia, mempengaruhi perilaku pemanfaatan pela-
cakupan imunisasi polio pada bayi dengan yanan kesehatan yaitu: faktor predisposisi
3 dosis vaksin polio pada tahun 2007 ada- (predisposing factor) meliputi (pendidikan,
lah 82% dan cakupan imunisasi Hepatitis B sikap, nilai dan keyakinan), faktor pemung-
dengan 3 dosis vaksin adalah 65%. Cakup- kin (enabling factor) meliputi (jarak ke
an imunisasi DPT adalah 81% dan campak pelayanan kesehatan, keterbatasan fasili-
82% (WHO,2009). tas) dan faktor penguat (reinforcing factor)
Indonesia pernah berhasil mencapai meliputi (dukungan keluarga dan efikasi
Universal Child Immunization (UCI), te- diri).
tapi Indonesia masih menempati urutan ke Menurut Rosenstock et al., Health
4 dalam Undervaccination Children dalam Belief Model (HBM) menebutkan bahwa
cakupan imunisasi. Hal inilah yang meng- perilaku dipengaruhi oleh latar belakang,
akibatkan Indonesia menjadi salah satu persepsi dan pencetus aksi. Latar belakang
negara prioritas yang diidentifikasi oleh yang dimaksud yakni faktor sosiodemografi
WHO dan UNICEF untuk melaksanakan (pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, et-
akselerasi dalam pencapaian target 100% nik, suku). Persepsi meliputi ancaman dan
UCI Desa / Kelurahan (WHO, 2011). harapan, anacaman terdiri dari kerentanan
Diperkirakan sekitar 1.5 juta balita di yang dirasakan (menerima diagnosis) dan
Indonesia belum terjangkau program imu- keparahan yang dirasakan dari keadaan
nisasi dasar lengkap maupun pemberian sakit. harapan meliputi manfaat/ keun-
vaksin lainnya (Kemenkes RI, 2011). Kabu- tungan yang dirasakan dari aksi, hambatan
paten Pamekasan merupakan salah satu yang dirasakan dari aksi dan efikasi diri
Kabupaten di Jawa Timur yang menunjuk- yang dirasakan untuk melakukan tindakan.
kan rendahnya cakupan perolehan imuni- Sementara itu faktor pencentus meliputi
sasi (DinKes Pamekasan, 2015). media, pengaruh individu dan pengingat.
Rendahnya cakupan imunisasi di Berdasarkan uraian di atas, maka
Kabupaten Pamekasan ini dikarenakan ber- peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
bagai faktor yakni sulitnya akses masya- faktor predisposisi, pemungkin, penguat,
rakat mendapatkan pelayanan kesehatan. ancaman dan harapan terhadap perilaku
Hal ini dikarenakan tempat pelayanan perolehan imunisasi dasar lengkap di
kesehatan yang jauh dari tempat tinggal Kabupaten Pamekasan Madura menggu-
dan sulit untuk dijangkau, tingkat pen- nakan model PRECEDE - PROCEED dan
didikan yang kurang sehingga mengakibat- teori Health Belief Model (HBM) dengan
kan rendahnya pengetahuan masyarakat analisis jalur, untuk mengetahui pengaruh
tentang pentingnya imunisasi sehingga ma- langsung dan tidak langsung suatu faktor
sih terdapat penolakan dari masyarakat risiko terhadap perilaku perolehan imuni-
terkait pemberian imunisasi, serta peng- sasi dasar lengkap di Kabupaten Pame-
aruh kondisi sosial ekonomi masyarakat kasan Madura.
setempat (DinKes Pamekasan, 2014).
SUBJEK DAN METODE

e-ISSN: 2549-0273 (online) 107


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

1. Desain Penelitian tempuh ibu dan dapat ditunjukkan dengan


Penelitian ini merupakan analitik obser- ijazah / tanda lulus. Sikap adalah penilaian
vasional, dengan pendekatan desain case positif atau negatif dari ibu tentang imuni-
control. Waktu pelaksanaan mulai bulan sasi yang akan mempengaruhi ibu untuk
Maret ± April 2017 di 4 wilayah puskesmas
Kabupaten Pamekasan. mengimunisasi bayinya. Jarak ke pelaya-
2. Populasi dan Sampel nan kesehatan adalah jarak antara tempat
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu tinggal subyek penelitian dengan tempat
yang memiliki anak bayi usia 10 ± 12 bulan. pelayanan kesehatan yang terdekat. Duku-
Subyek dari penelitian ini adalah ibu yang ngan keluarga adalah berbagai bentuk
memiliki anak bayi usia 10 ± 12 bulan ber- dukungan atau bantuan yang diberikan
domisili di 4 wilayah puskesmas Kabupaten oleh anggota keluarga dalam mengimuni-
Pamekasan serta terpilih sebagai subyek sasi bayi.
sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria Kerentanan adalah persepsi tentang
inklusi penelitian ini adalah ibu bayi yang tingkat risiko dan dampak penyakit yang
bersedia menjadi subjek dalam penelitian akan dialami jika tidak diimunisasi. Kepa-
ini dan memiliki buku KIA dan KMS. rahan adalah pandangan individu tentang
Pengambilan subyek pada penelitian beratnya penyakit. Manfaat adalah keun-
ini ditetapkan secara Fixed disease sam- tungan yang diperoleh antara biaya yang
pling. Teknik ini merupakan skema pen- dikeluarkan dengan tingkat penyakit yang
cuplikan berdasarkan status paparan sub- dialami. Hambatan adalah sesuatu yang
jek, yaitu terpapar atau tidak terpapar oleh menghalangi seseorang dalam berperilaku
faktor yang diduga mempengaruhi ter- sehat atau untuk mengimunisasi bayinya.
jadinya penyakit, sedang status penyakit Efikasi diri adalah kepercayaan atau keya-
subjek bervariasi mengikuti status paparan kinan pada kemampuan sendiri untuk
subjek. Fixed disease sampling memastikan mengimunisasi bayinya.
jumlah subjek penelitian yang cukup dalam 5. Instrumen Penelitian
kelompok paparan (kasus) dan tidak ter- Teknik pengumpulan data dilakukan den-
papar (kontrol). Kelompok kasus diambil gan pengisian kuesioner. Kuesioner terdiri
45 subyek penelitian dan kelompok kontrol atas pertanyaan Favorable (Pernyataan ya-
diambil 90 subyek. ng berisi tentang hal-hal yang bersifat neg-
3. Variabel penelitian atif dan mendukung untuk tidak mengi-
Variabel dependen penelitian ini adalah munisasikan bayinya ) dan pernyataan Un-
perilaku perolehan imunisasi. Sedangkan favorable (Pernyataan yang berisi tentang
variabel independen adalah tingkat pendi- hal-hal yang bersifat positif dan men-
dikan, sikap, jarak ke pelayanan kesehatan, dukung untuk mengimunisasikan bayinya).
dukungan keluarga, kerentanan, kepa- 6. Analisis Data
rahan, manfaat, hambatan, dan efikasi diri. Data dianalisis menggunakan analisis jalur
4. Definisi Operasional dengan AMOS 20. Tahap analisis data me-
Definisi operasional dari perilaku per- nggunakan analisis jalur AMOS yaitu :
olehan imunisasi adalah perolehan pelaya- 1. Spesifikasi model
nan imunisasi dasar di fasilitas pelayanan 2. Identifikasi model
keehatan terdekat. 3. Estimasi
Tingkat pendidikan ibu adalah pen- 4. Model fit
didikan formal terakhir yang pernah di- 5. Respesifikasi model

108
Jayanti et al./ Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors

Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas


Item Total Correlation
Variabel Alpha Cronbach
(r)
Dukungan Keluarga •0.28 0.87
Kerentanan •0.35 0.92
Keparahan •0.35 0.71
Manfaat •0.30 0.78
Hambatan •0.43 0.86
Efikasi Diri • 0.91
Sikap • 0.94

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian


Perolehan Imunisasi
Total
Karakteristik Lengkap Tidak Lengkap
n=90 % n=45 % n=135 %
Umur Ibu 16 ± 21 tahun 23 25.5 10 22.2 33 25.0
22 ± 27 tahun 30 33.3 19 42.2 49 36.0
28 ± 33 tahun 29 32.2 13 29.0 42 31.0
34 ± 39 tahun 8 9.0 3 6.6 11 8.0
Umur Ayah 22 ± 27 Tahun 32 35.0 9 20.0 41 30.0
28 ± 33 Tahun 37 41.0 16 36.0 53 40.0
34 ± 39 Tahun 15 17.0 15 33.0 30 22.0
40 ± 45 Tahun 6 7.0 5 11.0 11 8.0
Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 45 50.0 27 60.0 72 53.0
Wiraswasta 24 27.0 6 13.0 30 22.0
PNS 12 13.0 6 13.0 18 14.0
Pegawai Swasta 6 7.0 3 7.0 9 7.0
Lain - lain 3 3.0 3 7.0 6 4.0
Pekerjaan Ayah Wiraswasta 21 23.0 4 9.0 26 19.0
PNS 8 9.0 1 2.0 9 7.0
Pegawai Swasta 18 20.0 12 27.0 30 22.0
Nelayan 36 40.0 25 55.0 61 45.0
Lain - Lain 7 8.0 3 7.0 10 7.0
Pendapatan • 1.350.000 52 58.0 9 20.0 61 45.0
Keluarga < 1.350.000 38 42.0 36 80.0 74 55.0

HASIL an yang memiliki status imunisasi tidak


A. Analisis Univariat lengkap tertinggi pada umur 22 ± 27 tahun
Penelitian dilakukan di 4 wilayah Puskes- sebanyak 19 orang (42.2%). Sedangkan
mas Kabupaten Pamekasan yaitu Puskes- proporsi umur suami subjek penelitian
mas Pasean, Puskesmas Batumarmar, Pus- yang memiliki status imunisasi lengkap ter-
kesmas Waru dan Puskesmas Pakong. tinggi pada umur 28±33 tahun sebanyak 37
Jumlah masing ± masing kecamatan seba- orang (41%) dan proporsi umur suami
nyak 11 dan 12 ibu bayi yang memiliki subjek penelitian yang memiliki status
status imunisasi tidak lengkap dan 23 dan imunisasi tidak lengkap tertinggi pada
22 ibu bayi yang memiliki status imunisasi umur 28 ± 33 tahun sebanyak 16 orang
lengkap. (36%).
Tabel 2. menunjukkan bahwa propor- Tingkat pekerjaan orang tua (ayah
si umur subjek penelitian yang memiliki dan ibu) bayi dibagi menjadi enam kategori
status imunisasi lengkap tertinggi pada yang terdiri atas tidak bekerja / ibu rumah
umur 22 ± 27 tahun sebanyak 30 orang tangga, wiraswasta, PNS, pegawai swasta,
(33.3%) dan proporsi umur subjek peneliti- nelayan, dan lain ± lain. Jenis pekerjaan

e-ISSN: 2549-0273 (online) 109


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

orangtua bayi dengan status imunisasi imunisasi dengan nilai p= <0.001 dan OR=
lengkap memiliki ayah yang bekerja sebagai 5.7 (CI 95%= 2.6 hingga 12.5).
nelayan sebanyak 36 orang (40%) dan ibu Pada variabel persepsi keparahan,
yang tidak bekerja/ ibu rumah tangga se- sekitar 86,7% ibu dengan persepsi kepara-
banyak 45 orang (50%). Sedangkan jenis han tinggi memiliki status imunisasi leng-
pekerjaan orangtua bayi dengan status kap sedangkan 58,3% ibu dengan persepsi
imunisasi tidak lengkap memiliki ayah yang keparahan rendah memiliki status imu-
bekerja sebagai nelayan sebanyak 25 orang nisasi tidak lengkap. Hasil analisis dengan
(55%) dan ibu yang tidak bekerja/ ibu uji Chi Square menunjukkan ada hubungan
rumah tangga sebanyak 27 orang (60%). yang bermakna antara persepsi keparahan
Pendapatan keluarga dibagi menjadi dengan perilaku perolehan imunisasi (OR=
GXD NDWHJRUL •Rp 1,350,000 dan <Rp 9.1; CI 95%= 3.9 hingga 21.0; p<0.001).
1,350,000. Tabel 2 diatas menunjukkan Sebanyak 76.7% ibu dengan persepsi
bahwa proporsi pendapatan keluarga manfaat besar memiliki status imunisasi
dengan status imunisasi lengkap pada lengkap sedangkan 51.0% ibu dengan per-
SHQGDSDWDQ •Rp 1,350,000 sebanyak 52 sepsi manfaat kecil memiliki status imuni-
orang (58%) dan pada pendapatan <Rp sasi tidak lengkap. Hasil analisis dengan uji
1,350,000 dengan status imunisasi lengkap Chi Square menunjukkan ada hubungan
sebanyak 38 orang (42%). yang bermakna antara persepsi manfaat
B. Analisis Bivariat dengan perilaku perolehan imunisasi (OR=
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan penga- 3.4; CI 95%= 1.6 hingga 7.2; p<0.001).
ruh antara tingkat pendidikan, kerentanan, Sebanyak 61.7% ibu dengan persepsi
keparahan, manfaat, hambatan, sikap, efi- hambatan besar memiliki status imunisasi
kasi diri, jarak ke pelayanan kesehatan, lengkap sedangkan 25.9% ibu dengan per-
dukungan keluarga dengan perilaku per- sepsi hambatan kecil memiliki status imu-
olehan imunisasi di Kabupaten Pamekasan nisasi tidak lengkap. Hasil analisis dengan
Madura. uji Chi Square menunjukkan ada hubungan
Sekitar 73.2% orangtua dengan pendi- yang bermakna antara persepsi hambatan
GLNDQ •SMA memiliki status imunisasi dengan perilaku perolehan imunisasi (OR=
lengkap sedangkan 43.4% orang tua dengan 0.5; CI 95%= 0.2 hingga 1.2; p<0.001).
pendidikan <SMA memiliki status imuni- Sebanyak 76.1% ibu dengan sikap
sasi tidak lengkap. Hasil analisis dengan uji positif memiliki status imunisasi lengkap
Chi Square menunjukkan ada hubungan sedangkan 51.1% ibu dengan sikap negatif
yang bermakna antara tingkat pendidikan memiliki status imunisasi tidak lengkap.
dengan perilaku perolehan imunisasi (OR= Hasil analisis dengan uji Chi Square me-
2.0; CI 95%= 1.0 hingga 4.3; p<0.001). nunjukkan ada hubungan yang bermakna
Sekitar 82.3% ibu dengan persepsi antara sikap dengan perilaku perolehan
kerentanan tinggi memiliki status imuni- imunisasi (OR= 3.3; CI 95%= 1.5 hingga
sasi lengkap sedangkan 58,3% ibu dengan 7.0; p<0.001).
persepsi kerentanan rendah memiliki status Sebanyak 71.4% ibu dengan efikasi
imunisasi tidak lengkap. Hasil analisis diri tinggi memiliki status imunisasi
dengan uji Chi Square menunjukkan ada lengkap sedangkan 41.2% ibu dengan efi-
hubungan yang bermakna antara persepsi kasi diri rendah memiliki status imunisasi
kerentanan dengan perilaku perolehan tidak lengkap. Hasil analisis dengan uji Chi
110
Jayanti et al./ Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors

Square menunjukkan ada hubungan yang dengan perilaku perolehan imunisasi (OR=
bermakna antara efikasi diri dengan pe- 0.3; CI 95%= 0.1 hingga 0.7; p<0.001).
rilaku perolehan imunisasi (OR= 1.7; CI Sekitar 80.0% ibu dengan dukungan
95%= 0.8 hingga 3.6; p<0.001). keluarga kuat memiliki status imunisasi
Sekitar 79.0% ibu dengan jarak ke lengkap sedangkan 60.0% ibu dengan
pelayanan kesehatan <3km memiliki status dukungan keluarga lemah memiliki status
imunisasi lengkap sedangkan 43.8% ibu imunisasi tidak lengkap. Hasil analisis
GHQJDQ MDUDN NH SHOD\DQDQ NHVHKDWDQ • NP dengan uji Chi Square menunjukkan ada
memiliki status imunisasi tidak lengkap. hubungan yang bermakna antara jarak ke
Hasil analisis dengan uji Chi Square me- pelayanan kesehatan dengan perilaku
nunjukkan ada hubungan yang bermakna perolehan imunisasi (OR= 60.0; CI 95%=
antara jarak ke pelayanan kesehatan 2.7 hingga 13.2; p<0.001).
Tabel 3. Hasil analisis bivariat variabel dependen perilaku perolehan imunisasi
dasar lengkap di Kabupatem Pamekasan Madura
Status Imunisasi
Tidak Total
Variabel Lengkap OR CI 95% p
Lengkap
n % n % n %
Tingkat Pendidikan
<SMA 30 56.6 23 43.4 53 100 2.0 1.0 ± 4.3 <0.001
•SMA 60 73.2 22 26.6 82 100
Kerentanan
Rendah 25 44.6 31 55.4 56 100 5.7 2.6 ± 12.5 <0.001
Tinggi 65 82.3 14 17..7 79 100
Keparahan
Rendah 25 41,7 35 58,3 60 100 9.1 3.9 ± 21.0 <0.001
Tinggi 65 86.7 10 13.3 75 100
Manfaat
Kecil 24 49.0 25 51.0 49 100 3.4 1.6 ± 7.2 <0.001
Besar 66 76.7 20 23.3 86 100
Hambatan
Kecil 40 74.1 14 25.9 54 100 0.5 0.2 ± 1.2 <0.001
Besar 50 61.7 31 38.3 81 100
Sikap
Negatif 23 48.9 24 51.1 47 100 3.3 1.5 ± 7.0 <0.001
Positif 67 76.1 21 23.9 88 100
Efikasi Diri
Rendah 30 58.8 21 41.2 51 100 1.7 0.8 ± 3.6 <0.001
Tinggi 60 71.4 24 28.6 84 100
Jarak Ke Pelayanan
Kesehatan
<3km 49 79.0 13 21.0 62 100 0.3 0.1 ± 0.7 <0.001
•3km 41 56.2 32 43.8 73 100
Dukungan
Keluarga
Lemah 18 40.0 27 60.0 45 100 60.0 2.7 ± 13.2 <0.001
Kuat 72 80.0 18 20.0 90 100

e-ISSN: 2549-0273 (online) 111


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

Gambar 1. Model struktural dengan estimate


Tabel 4. Hasil uji analisis jalur pengaruh faktor tingkat pendidikan, kerentanan,
keparahan, manfaat, hambatan, sikap, efikasi diri, jarak ke pelayanan kesehatan,
dan dukungan keluarga dengan perilaku perolehan imunisasi dasar lengkap
Variabel Variabel Koefisien CI 95%
p
Dependen Independen Jalur (b) Batas Bawah Batas Atas
Imunisasi Jarak -1.0 -2.0 -0.1 0.037
Imunisasi Kerentanan 1.1 0.2 2.0 0.022
Imunisasi Keparahan 1.5 0.5 2.5 0.003
Imunisasi Manfaat 0.7 -0.1 1.6 0.110
Imunisasi Hambatan -0.5 -1.5 0.4 0.255
Imunisasi Efikasi 0.6 -0.3 1.5 0.193
Kerentanan Pendidikan 1.0 0.3 1.7 0.005
Keparahan Pendidikan 0.9 0.5 1.6 0.018
Keparahan Sikap 1.0 0.3 1.8 0.007
Manfaat Dukungan 0.7 -0.1 1.4 0.078
Efikasi Dukungan 0.6 -0.1 1.3 0.134

C. Analisis Multivariat tersebut mendekati signifikan. Ibu dengan


Tabel 4 menunjukkan terdapat pengaruh persepsi kerentanan yang rendah memiliki
jarak ke pelayanan kesehatan terhadap logodd untuk mengimunisasikan bayinya
perilaku perolehan imunisasi dan hasil ter- 1.1 lebih besar dari ibu yang memiliki per-
sebut mendekati signifikan. Ibu bayi sepsi kerentananan tinggi (CI 95% = 0.2
dengan Jarak ke pelayanan kesehatan hingga 2.0 ; p= 0.022).
• NP PHQXUXQNDQ kelengkapan perolehan Terdapat pengaruh persepsi kepara-
imunisasi dasar lengkap dengan logodd -1.0 han akan penyakit terhadap perilaku per-
lebih kecil dari pada ibu bayi yang jarak ke olehan imunisasi dasar lengkap dan hasil
pelayanan kesehatan <3km (CI 95% = -2.0 tersebut signifikan. Ibu dengan persepsi
hingga ± 0.1; p=0.037). kerentanan yang rendah memiliki logodd
Terdapat pengaruh persepsi kerenta- untuk mengimunisasikan bayinya 1.5 lebih
nan akan penyakit terhadap perilaku per- besar dari ibu yang memiliki persepsi ke-
olehan imunisasi dasar lengkap dan hasil

112
Jayanti et al./ Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors

rentananan tinggi (CI 95% = 0.5 hingga 2.5; tersebut secara statistik signifikan. Ibu
p= 0.003). dengan sikap negatif memiliki logodd unt-
Terdapat pengaruh persepsi manfaat uk mengimunisasikan bayinya 1.0 lebih
terhadap perilaku perolehan imunisasi da- besar dari ibu yang memiliki sikap positif
sar lengkap dan hasil tersebut mendekati (CI 95% = 0.3 hingga 1.8 ; p= 0.007).
signifikan. Ibu dengan persepsi manfaat Terdapat pengaruh dukungan keluar-
yang kecil memiliki logodd untuk mengi- ga terhadap persepsi manfaat dan hasil
munisasikan bayinya 0.7 lebih besar dari tersebut secara statistik signifikan. Ibu
ibu yang memiliki persepsi manfaat besar dengan dukungan keluarga lemah memiliki
(CI 95% = -0.1 hingga 1.6 ; p= 0.110). logodd untuk mengimunisasikan bayinya
Terdapat pengaruh negatif antara per- 0.7 lebih besar dari ibu yang memiliki
sepsi hambatan terhadap perilaku per- dukungan keluarga kuat (CI 95% = -0.1
olehan imunisasi dasar lengkap dan hasil hingga 1.4 ; p= 0.078).
tersebut mendekati signifikan. Pengaruh Terdapat pengaruh dukungan kelu-
negatif karena ibu dengan presepsi hamba- arga terhadap efikasi diri dan hasil tersebut
tan besar akan menurunkan kelengkapan secara statistik mendekati signifikan. Ibu
perolehan imunisasi dengan logodd -0.5 dengan dukungan keluarga lemah memiliki
lebih kecil dari ibu yang memiliki persepsi logodd untuk mengimunisasikan bayinya
hambatan kecil (CI 95% = -1.5 hingga 0.4 ; 0.6 lebih besar dari ibu yang memiliki du-
p= 0.255). kungan keluarga kuat (CI 95% = -0.1 hingga
Terdapat pengaruh efikasi diri ter- 1.3 ; p= 0.134).
hadap perilaku perolehan imunisasi dasar
lengkap dan hasil tersebut mendekati signi- PEMBAHASAN
fikan. Ibu dengan efikasi diri yang rendah 1. Pengaruh jarak ke pelayanan ke-
memiliki logodd untuk mengimunisasikan sehatan terhadap perilaku perolehan
bayinya 0.6 lebih besar dari ibu yang imunisasi dasar lengkap di Kabu-
memiliki efikasi diri yang tinggi (CI 95% = - paten Pamekasan
0.3 hingga 1.5 ; p= 0.193). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Terdapat pengaruh pendidikan ibu terdapat pengaruh jarak ke pelayanan kese-
terhadap persepsi kerentanan dan hasil ter- hatan terhadap perilaku perolehan imuni-
sebut secara statistis signifikan. Ibu dengan sasi dasar lengkap. Menurut Green et al.,
pendidikan <SMA memiliki logodd untuk (1978) menyebutkan bahwa faktor pendu-
mengimunisasikan bayinya 1.0 lebih besar kung merupakan faktor ± faktor yang me-
dari ibu yang memiliki pendidikan •SMA mungkinkan suatu motivasi untuk berpe-
(CI 95% = 0.3 hingga 1. ; p= 0.005). rialaku sehat. dan faktor ini mencakup
Terdapat pengaruh pendidikan ibu sumber daya yang ada di masyarakat dalam
terhadap persepsi keparahan akan penyakit wujud lingkungan fisik, tersedia atau tidak-
dan hasil tersebut secara statistik signifi- nya fasilitas kesehatan misalnya jarak.
kan. Ibu dengan pendidikan <SMA memili- Jarak dalam hal ini adalah seberapa
ki logodd untuk mengimunisasikan bayinya jauh tempat tinggal ibu dengan tempat pe-
0.9 lebih besar dari ibu yang memiliki layanan kesehatan. Semakin jauh jarak ke
SHQGLGLNDQ •SMA (CI 95% = 0.1 hingga 1.6; pelayanan kesehatan maka semakin rendah
p= 0.018). juga pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Terdapat pengaruh sikap ibu terhadap Hasil penelitian ini sejalan dengan peneli-
persepsi keparahan akan penyakit dan hasil tian yang dilakukan Idwar (2001) yang

e-ISSN: 2549-0273 (online) 113


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

menyatakan bahwa ada hubungan yang dari penelitian ini mendukung beberapa
bermakna antara status imunisasi dengan teori tentang Health Belief Model (HMB)
jarak dekat dibandingkan dengan jarak yang menyebutkan bahwa seseorang mera-
yang jauh sebesar 1,01 kali. sakan keparahan akan menentukan ada
2. Pengaruh kerentanan akan Pen- tidaknya tindakan pencegahan yang akan
yakit terhadap perilaku perolehan dilakukan terhadap suatu penyakit
imunisasi dasar lengkap di Kabupa- (Hayden, 2010).
ten Pamekasan Sedangkan menurut Priyoto (2014)
Hasil penelitian ini menunjukkan Persepsi keparahan juga sering didasarkan
bahwa terdapat pengaruh antara persepsi pada pengetahuan atau informasi medis,
kerentanan terhadap perilaku perolehan yang dapat juga berasal dari keyakinan
imunisasi dasar lengkap. Penelitian ini di- seseorang bahwa dirinya akan mendapat-
dukung oleh penelitian yang dilakukan kan kesulitan akibat penyakit. Seseorang
Smith et al., (2011) yang menunjukkan bah- yang merasa jika penyakit ± penyakit yang
wa tindakan orang tua yang dengan sengaja dapat dicegah dengan imunisasi merupa-
menolak pemberian vaksinasi pada anak- kan suatu penyakit yang parah maka sese-
nya, kemungkinannya lebih kecil orang tua orang tersebut akan merasa terancam. Dan
untuk percaya bahwa pemberian vaksinasi ancaman ini yang akan mendorong indi-
diperlukan untuk melindungi kesehatan vidu untuk melakukan tindakan pencega-
anaknya dibandingkan dengan orang tua han (Rosenstok, 1982 dalam Noorkasiani,
yang memberikan vaksinasi pada anaknya. 2009).
Menurut Rosenstok (1982) dalam Keparahan yang dirasakan individu
Noorkasiani (2009), seseorang yang mera- akan menentukan ada tidaknya tindakan
sakan dirinya dapat terkena penyakit akan pencegahan yang dapat dilakukan terhadap
lebih cepat merasa terancam. Dan ancaman penyakit tersebut.
ini dapat mendorong setiap individu untuk 4. Pengaruh manfaat terhadap
melakukan tindakan pencegahan atau pe- perilaku perolehan imunisasi dasar
nyembuhan penyakit dibandingan dengan lengkap di Kabupaten Pamekasan
seseorang yang tidak merasakan dirinya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terkena penyakit. terdapat pengaruh antara persepsi manfaat
Sedangkan menurut Hayden (2010), terhadap perilaku perolehan imunisasi
jika terdapat seseorang yang merasa diri- dasar lengkap. Hasil dari penelitian ini
nya akan berisiko terkena suatu penyakit didukung oleh penelitian yang dilakukan
maka dia akan melakukan suatu perilaku oleh Smith et al., (2011) yang mengungkap-
yang menurutnya aman dan melakukan tin- kan bahwa orang tua yang tidak setuju
dakan pencegahan segera. anaknya diberi vaksin akan lebih sedikit
3. Pengaruh keparahan akan Pen- merasakan manfaat dari vaksin tersebut.
yakit terhadap perilaku perolehan Sedangkan orang tua yang setuju dengan
imunisasi dasar lengkap di Kabupa- vaksin menganggap pemberian vaksinasi
ten Pamekasan pada anak bermanfaat bagi kesehatan anak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mereka.
terdapat pengaruh antara persepsi kepara- Manfaat yang dirasakan merupakan
han akan penyakit terhadap perilaku pendapat dari seseorang akan nilai dari
perolehan imunisasi dasar lengkap. Hasil suatu perilaku baru dalam menurunkan ri-
114
Jayanti et al./ Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors

siko penyakit. Individu akan cenderung mengevaluasi hambatan terhadap perilaku


menerapkan perilaku sehat ketika ia me- baru yang dilakukan. Sebelum mengadopsi
rasa perilaku tersebut bermanfaat untuk suatu tindakan, individu harus percaya
menurunkan suatu penyakit. Pemberian bahwa besarnya rintangan yang dialami ke-
imunisasi pada bayi tidak hanya melakukan tika melakukan tindakan pencegahan lebih
pencegahan penyakit tetapi juga dapat kecil daripada konsekuensi tindakan.
mencegah penyakit. Oleh karena itu sikap 6. Pengaruh Efikasi diri terhadap
dan pengetahuan tentang manfaat dari perilaku perolehan imunisasi dasar
imunisasi sangat diperlukan. lengkap di Kabupaten Pamekasan
Pada penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bahwa individu akan melakukan tindakan terdapat pengaruh antara efikasi diri ter-
pencegahan dalam hal ini vaksinasi apabila hadap perilaku perolehan imunisasi dasar
individu tersebut merasa behwa tindakan lengkap. Efikasi diri adalah kepercayaan
yang dilakukan tersebut bermanfaat. Se- pada kemampuan sendiri untuk melakukan
hingga masih ditemukan adanya individu sesuatu (Sulaeman (2016). Efikasi diri juga
yang tidak mengimunisasikan bayinya ka- merupakan salah satu aspek pengetahuan
rena masih belum merasakan manfaat dari tentang diri atau sel-knowledge yang paling
tindakan pencegahan tersebut. berpengaruh dalam kehidupan manusia
5. Pengaruh hambatan terhadap peri- sehari ± hari karena efikasi diri yang
laku perolehan imunisasi dasar leng- dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam
kap di Kabupaten Pamekasan menentukan tindakan yang akan dilakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan, termasuk di
terdapat pengaruh antara persepsi ham- dalamnya perkiraan terhadap tantangan
batan terhadap perilaku perolehan imu- yang akan dihadapi. Judge et al, juga
nisasi dasar lengkap. Persepsi hambatan menganggap bahwa efikasi diri adalah
merupakan suatu hambatan yang dirasakan indikator positif dari core self evaluation
individu ketika akan mengambil suatu ke- untuk melakukan evaluasi diri yang ber-
putusan untuk mengimunisasikan bayinya. guna untuk memahami diri (Judge et al,
Hamabtan yang dirasakan dalam hal ini 2001).
berhubungan dengan hambatan yang di- Efikasi diri ini mengacu pada persepsi
hadapi individu untuk mengadopsi perilaku individu atau kompetensi untuk berhasil
baru. melakukan perilaku. Pada penelitian yang
Menurut Priyoto (2014) persepsi telah dilakukan oleh Waluyanti (2009)
hambatan yang akan dirasakan merupakan menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
unsur yang signifikan dalam menentukan efikasi diri yang tinggi dengan ibu yang
adanya perubahan perilaku atau tidak. Ber- memiliki motivasi diri yang rendah sama ±
kaitan dengan perilaku baru yang akan di- sama menunjukkan ketidak lengkapan
adopsi, individu harus percaya bahwa dalam imunisasi. Hal ini menunjukkan
manfaat dari perilaku yang beru harus lebih bahwa tidak ada hubungan antara efikasi
besar daripada harus melanjutkan perilaku diri dengan kepatuhan imunisasi.
yang lama. 7. Pengaruh tingkat pendidikan ibu
Seseorang yang akan melakukan terhadap presepsi kerentanan
suatu tindakan kesehatan akan menemu- Hasil penelitian ini menunjukkan
kan banyak hambatan, dan hambatan ter- bahwa terdapat pengaruh antara tingkat
sebut datang karena individu tersebut pendidikan terhadap perilaku perolehan

e-ISSN: 2549-0273 (online) 115


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

imunisasi dasar lengkap melalui persepsi nisasi dasar pada anak beresiko 2,01 kali
kerentanan. Konsep dasar pendidikan me- pada ibu yang berpendidikan rendah di-
rupakan suatu proses belajar yang berarti bandingkan dengan ibu yang berpendi-
perubahan yang menuju kearah yang lebih dikan tinggi.
dewasa. Pendidikan menjadi suatu hal yang Apabila suatu program intervensi
sangat penting dalam mempengaruhi peng- preventif sperti imunisasi ingin dilaksana-
etahuan. Seseorang yang mempunyai ting- kan secara serius dalam menjawab peruba-
kat pendidikan tinggi cenderung akan lebih han pola penyakit maka perbaikan dalam
mudah menerima informasi dalam hal ini evaluasi perilaku kesehatan masyarakat
informasi tentang imunisasi, sebaliknya in- dan peningkatan pengetahuan sangat di-
dividu yang tingkat pendidikanya rendah butuhkan (Prasetyo, 2009).
akan mendapat kesulitan dalam menerima Maka dari itu dapat dikatakan bahwa
informasi yang ada sehingga individu ter- pendidikan sangat penting bagi seseorang
sebut kurang memahami akan tentang ke- untuk memberikan kemampuan dalam ber-
lengkapan imunisasi (Rahmawati, 2013). fikir, menelaah dan memahami informasi
Tingkat pendidikan yang telah di- yang diperolehnya dengan mempertim-
peroleh oleh seorang individu dari bangku bangkanya dengan hal yang lebih rasional.
sekolah formal dapat mempengaruhi peng- Dimana pendidikan yang baik akan dapat
etahuan seseorang. Pendidikan kesehatan memberikan kemampuan yang baik pula
yang ada akan dapat membantu para ibu kepada seseorang dalam mengambil kepu-
untuk meningkatkan pengetahuan juga un- tusan mengenai kesehtan pada keluarga-
tuk meningkatkan perilakunya untuk men- nya, terutama pemberian imunisasi pada
capai derajat kesehatan yang lebih baik. anaknya.
Tingkat pendidikan formal atau non formal 9. Pengaruh sikap ibu terhadap
ibu sangat mempengaruhi terlaksananya perilaku perolehan imunisasi dasar
setiap kegiatan pelaksanaan imunisasi bagi lengkap, melalui persepsi keparahan
bayi (Rahmawati, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Ibu yang memiliki tingkat pendidikan terdapat pengaruh antara sikap terhadap
yang tinggi akan memiliki persepsi keren- perilaku perolehan imunisasi dasar lengkap
tanan terkenan suatu penyakit yang tinggi melalui persepsi keparahan. Menurut
pula, sehingga ibu tersebut akan lebih cepat Newcomb dalam Soekidjo Notoatmodjo
melakukan tindakan pencegahan suatu (2007) Sikap merupakan kesiapan atau ke-
penyakit. sediaan untuk bertindak dan bukan meru-
8. Pengaruh tingkat pendidikan ibu pakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
terhadap perilaku perolehan imuni- belum merupakan suatu tindakan atau akti-
sasi dasar lengkap, melalui persepsi fitas, tetapi merupakan predisposisi tindak-
keparahan an suatu perilaku. Sikap merupakan suatu
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reaksi internal dari seseorang yang dapat
terdapat pengaruh antara tingkat pendi- dipengaruhi oleh berbagai faktor. Proses
dikan terhadap perilaku perolehan imuni- terjadinya sikap karena adanya rangsangan
sasi dasar lengkap melalui persepsi kepara- seperti pengetahuan masyarakat. Rang-
han. Penelitian ini sejalan dengan peneli- sangan tersebut menstimulus masyarakat
tian yang dilakukan oleh Isfan (2006) yang untuk memberi respon berupa sikap positif
menyatakan bahwa ketidaklengkapan imu- maupun sikap negatif yang pada akhirnya
116
Jayanti et al./ Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors

akan diwujudkan dalam bentuk suatu luarga terhadap perilaku perolehan imuni-
tindakan yang nyata (Azwar, 2013). sasi dasar lengkap melalui efikasi diri. Ke-
Sikap negatif yang muncul dari luarga merupakan bagian terkecil dari mas-
masyarakat tentang imunisasi perlu untuk yarakat, yang terdiri dari kepala keluarga
diperbaiki agar generasi penerus dapat dan anggota keluarga. Sehingga terdapat
terhindar dari penyakit yang dapat dicegah interaksi antara anggota keluarga satu
dengan imunisasi. Dan tindakan yang dapat dengan yang lain apabila salah satu dari
dilakukan adalah dengan dilakukanya pen- anggota keluarga memperoleh masalah
yuluhan kepada masyarakat akan penting- kesehatan maka akan dapat berpengaruh
nya imunisasi, efek samping dari imunisasi, pada anggota keluarga yang lainnya. Se-
serta kandungan dari vaksin imunisasi yang hingga keluarga merupakan fokus pelaya-
diberikan pada bayi. Hal ini dilakukan nan kesehatan yang strategis karena keluar-
sebagai upaya agar tidak ada lagi anggapan ga mempunyai peran utama dalam pemeli-
bahwa imunisasi tersebut tidak penting, haraan kesehatan bagi seluruh anggota ke-
imunisasi haram ataupun dilarang. luarga (Mubarak, 2012)
10. Pengaruh dukungan keluarga Dukungan keluarga menjadi salah
terhadap perilaku perolehan imuni- satu faktor yang mempengaruhi perilaku
sasi dasar lengkap, melalui persepsi ibu dalam memberikan imunisasi pada ba-
manfaat di Kabupaten Pamekasan yinya. Jika anggota keluarga tidak mem-
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berikan dukungan, maka akan sulit bagi
terdapat pengaruh antara dukungan ke- seorang ibu untuk memberikan imunisasi
luarga terhadap perilaku perolehan imuni- bagi bayinya. Dukungan keluarga juga me-
sasi dasar lengkap melalui persepsi man- mpengaruhi kemampuan individu itu
faat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sendiri untuk mengimunisasikan bayinya.
dilakukan oleh Siswandoyo (2003) bahawa
dukungan keluarga saja tidak menjamin REFERENCEE
kelengkapan dari imunisasi. Azwar S (2013). Sikap Manusia Teori dan
Seseorang membutuhkan dukungan Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta:
untuk berperilaku kesehatan. Dengan ada- Pustaka Pelajar.
nya dukungan dari lingkungan sekitar akan Dinas Kesehatan Pamekasan (2014). Buku
memudahkan seseorang dalam melakukan Profil Kesehatan Kabupaten Pame-
perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2005). kasan Tahun 2013. Pamekasan.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan _____ (2015). Buku Profil Kesehatan
Agus (2000) menyatakan bahwa terdapat Kabupaten Pamekasan Tahun 2014.
hubungan antara dukungan keluarag de- Pamekasan.
ngan perilaku ibu dalam mengimunisasikan Green LW, Kreuter MW (2004). Health
anaknya. Ibu yang tidak mendapatkan du- Promotion Planning An Education
kungan keluarga berpeluang 2.6 kali tidak And Environtmental Approach
memberikan anaknya imunisasi. (2nded). Mayfield Publishing Com-
11. Pengaruh dukungan keluarga ter- pany, London.
hadap perilaku perolehan imunisasi Idwar (2001). Faktor ± faktor yang Ber-
dasar lengkap, melalui efikasi diri di hubungan dengan Status Imunisasi
Kabupaten Pamekasan Hepatitis B pada Bayi 0-11 Bulan di
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Besar Provinsi Da-
terdapat pengaruh antara dukungan ke- erah Istimewa Aceh. Fakultas Kese-

e-ISSN: 2549-0273 (online) 117


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(2): 106-118
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.02.02

hatan Masyarakat Universitas Indo- Dasar DI Kelurahan Krembangan


nesia. Jakarta. Utara. FKM Unair.
Isfan, Reza (2006). Faktor ± faktor yang Siswandoyo, Putro G (2003). Beberapa
Berhubungan dengan Status Imuni- Faktor yang Berhubungan dengan
sasi Hepatitis B pada Bayi (0-11 Status Kelengkapan Imunisasi Hepa-
bulan) di Kabupaten Aceh Besar Pro- titis B Pada Bayi di Puskesmas Lanjas
vinsi Daerah Istimewa Aceh. Program Kabupaten Barito Utara, Kalimantan
Pascasarjana Fakultas Kesehatan Tengan. Medika, No. 4; 251-257.
Masyarakat Universitas Indonesia, Smith PJ, Humistog SG, Marcuse SK, Zhao
Depok. Z, Dorel CG, Howes C (2011). Parental
Hayden J (2010). Introduction to Health Delay or Refusal Of Vaccine Doses
Behaviour Theory. USA: Jones and Childhood Vaccination Coverage at 24
Bartlett Publisher. Months Of Age, and The Health Belief
Kementerian Kesehatan Republik Indo- Model. Public Health Rep. 2: 135-146.
nesia (2011). Direktorat Surveilans Sulaeman SE (2016). Pembelajaran model
Epidemiologi, Imunisasi, dan Keshat- dan teori perilaku kesehatan konsep
an Matra, Direktorat Jendral Peng- dan aplikasi. Surakarta: UNS Press.
endalian Penyakit dan Penyehatan Waluyanti FT (2009). Analisis Faktor
Lingkungan Departemen Kesehatan Kepatuhan Imunisasi di Kota Depok.
Indonesia. Jakarta. Program Magister Ilmu Keperawatan
Noorkasiani, Heryati, Ismail (2009). Sosio- Anak Program Studi Pascasarjana
logi Keperwatan. Jakarta: ECG. Fakultas Ilmu Keperawatan.
Notoatmodjo (2005). Metode Penelitian WHO (2009). Immunization Safety Sur-
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. veillace: Guidelines for Managers of
_____ (2007). Kesehatan Masyarakat: Immunization Programmes on Repor-
Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. ting and Investigating Adverse Event
Mubarak WI (2012). Ilmu Kesehatan Mas- Following Immunization. http://-
yarakat Konsep dan Aplikasi Dalam www.who.int/immunization safety-
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. /publications/aefi/en/AEFI_WPRO.p
Priyoto (2014). Teori Sikap & Perilaku df. Diakses 21 November 2016.
dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha WHO (2011). Weekly Epidemilogical Re-
Medika. port. http://www.who.int/wer/2011-
Rahmawati AI (2013) Faktor Yang Mem- /wer8646.pdf. diakses tanggal 15
pengaruhi Kelengkapan Imunisasi Oktober 2016.

118

You might also like