You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis

Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46


EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822

RESIKO KEGAGALAN INVESTASI PENDIDIKAN :


STUDI PADA ANAK PUTUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) DI DESA PANGERANAN, BANGKALAN-MADURA

Rais Cahya Tri Putra1; Anita Kristina2


Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Trunojoyo Madura
Jln. Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
E-mail : anita.kristina@trunojoyo.ac.id
diterima:22/7/2020; direvisi: 11/8/2020; diterbitkan: 26/9/2021

Abstract: This study analyzes educated failures and future risks for school dropouts in the
village of Pangeranan, Bangkalan-Madura. This study uses a qualitative phenomenological
approach. The research location is in the village of Pangeranan, Bangkalan-Madura. Data
collection was carried out through in-depth interviews with informants, namely parents and
children who dropped out of school. Data analysis was carried out through the inductive
method with emphasis on the theory or concept of human resource investment and decision
making. The findings of this study identify that there are strong factors in dropping out of
school decisions, namely internal and external factors. Another finding is that dropping out of
school has an impact on job acquisition and low wages. In the future risk of a career, because
for them the most important thing is to get a job, no matter the small salary. Then, it can be
concluded that the failure of education investment in drop out children includes the risk of
future employment. The education department's suggestion is to further follow up on the
phenomenon of school dropout students by routine monitoring of each school and to
disseminate the importance of education and to provide understanding to the people of
Pangeranan Village

Keywords: Educational Investment, Decision Risk, Dropout, Investment Failure, Human


Capital
PENDAHULUAN atau tidak) sangat individual. Masing-
Persoalan terkait ketimpangan masing orang memiliki alasan.
pendidikan banyak yang disebabkan Sementara itu, pilihan untuk tidak
karena pilihan rasional pada investasi melanjutkan pendidikan yaitu karena
pendidikan seseorang (Hallsten, 2017). alasan individu tersebut tidak bertanggung
Keputusan rasional terkait investasi ini jawab pada masa depan dirinya dan
dipengaruhi oleh pertimbangan biaya keluarga (Fernandez,Suarez et al., 2016).
dan manfaat dari beberapa pilihan Permasalahan dengan keluarga (Rabe,
alternatif ketika memilih untuk 2020), teman sebaya, keterlibatan
melanjutkan pendidikan atau tidak sekolah, lingkungan, kesehatan, kejahatan
melanjutkan. Investasi pendidikan di sekolah (McDermott et al., 2019 ; Gao
dilakukan jika ada manfaat yang akan et al., 2019;Thuy Hang et al., 2017). Hal
kembali pada dirinya sendiri nantinya ini mengindikasikan sebagai penyebab
dan lingkungan sekitarnya kelak (A. untuk putus sekolah. Bahkan bisa jadi
Mukhamad, 2018). Demikian, bisa kegagalan kemampuan dalam memahami
dipahami bahwa pilihan investasi lingkungan mereka (anak putus sekolah)
pendidikan terkait dengan konsekuensi awalnya ditunjukkan dengan perilaku
terhadap harapan yang diinginkan nanti. membolos, sering mendapatkan
Dan juga menggambarkan sebuah bimbingan akademis dari pihak sekolah.
karakteristik kualitas individu terkait (Masalah yang terkait kelembagaan juga
pendidikan mereka. Namun, rasional menjadi sumber penyebab, yakni,
memilih berinvestasi pendidikan (lanjut kebijakan/aturan dari sekolah. Hubungan

37
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
antara guru dan siswa bisa menjadi perempuan akan meluangkan waktunya
gagal, jika terdapat perbedaan cara untuk mengurusi keluarga, beban
pandang terkait manajemen kelas dalam pekerjaan rumah tangga akan menjadi
pembelajaran. Begitu juga budaya pada pekerjaan sehari-hari. Pekerjaan ini hanya
masyarakat tertentu juga dapat bersifat sosial. Sementara ada efek
menyebabkan faktor pilihan putus sederhana yaitu mereka tidak bisa
sekolah (E. Barberis & Ripamonti, 2018) melanjutkan ke pendidikan tinggi
dan persoalan kemiskinan atau ekonomi (Caucutt & Lochner, 2020). Beberapa
menjadi penyebab juga (Islam Sarker et risiko tersebut menunjukkan bahwa tidak
al., 2019 ; Mayra & Mauricio, 2018). ada nilai investasi yang dapat
Pilihan putus sekolah banyak dimanfaatkan.
dialami oleh anak-anak perempuan yang Penelitian ini akan mencoba untuk
berasal dari keluarga miskin menganalisis kegagalan berpendidikan
(Psacharopoulos & Patrinos, 2018 ; dan risiko di masa depan bagi anak putus
Mohan et al., 2018). Faktor lainnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
disebabkan jumlah saudara kandung tidak melanjutkan kejenjang selanjutnya
mereka banyak (T. Lestari & A. yakni Sekolah Menengah Atas (SMA),
Setyadharma, 2019), anak-anak yang berada di desa Pangeranan, Madura.
berada pada komunitas masyarakat Namun, sebenarnya desa Pangeranan
pedesaan yang orang tuanya miskin dan merupakan wilayah desa yang berjarak
tidak memiliki orientasi pada pendidikan sangat dekat dengan kota Bangkalan,
anak-anaknya (Ansary, 2017), mereka sehingga akan banyak dijumpai sarana
juga dibebankan pada biaya sekolah ataupun prasana pendidikan sudah
(Kim, Donggeun & Kim, Seoyong, memadahi, sudah banyak pendidikan
2018), dan latar belakang budaya formal disekitar serta jarak antar desa ke
keluarga “kelas sosial” sebuah keluarga pendidikan formal sangat dekat. Hal ini
akan menjadi pembentuk cara pikir dan diindikasikan bahwa Masyarakat Madura
karakteristik psikologi seseorang yang mempunyai kebiasaan melakukan
malas, tidak memiliki semangat sekolah pernikahan atau perjodohan antar anggota
(Ghignoni, 2017). Demikian, dapat keluarga. Tradisi perjodohan di daerah
dipahami bahwa keputusan tidak lanjut desa Pangeranan Bangkalan-Madura
sekolah ini akan membawa pada risiko masih sangat membudaya disebut
tertentu. mapolong tolang (mengumpulkan tulang
Risiko kegagalan pendidikan yang bercerai-berai). Hal tersebut banyak
pada anak putus sekolah akan ditemui anak putus sekolah di desa
ditunjukkan dengan anak memiliki IQ Pangeranan ini.
rendah, kesulitan nalar (Gubbels et al., Penelitian ini akan mencoba
2019), resiko pada saat besarnya akan melakukan eksplorasi temuan atas
nanti berdampak jika mereka dewasa. pilihan-pilihan keputusan untuk tidak
Mereka akan miskin pengalaman belajar melanjutkan sekolah, mengapa hal
dan berketerampilan (Francois et al., tersebut terjadi? Dan bagaimana diskusi
2020). Lalu, ketika berhadapan dengan atas pilihan keputusan putus sekolah pada
pekerjaannya nanti, mereka berpeluang risiko yang mereka hadapi di masa
mendapatkan pekerjaan yang marginal depan?. Dengan demikian, penelitian ini
(terpinggirkan). Hal ini dikarenakan akan berkontribusi secara teoritis yaitu
peluang berkesempatan mendapatkan pengembangan konsep keputusan
pekerjaan dengan upah tinggi relatif investasi pendidikan dan risikonya. Dan
rendah (Hedges, 2019). Sedangkan juga kontribusi secara empiris praktis,
terdapat pula pengorbanan anak-anak penelitian ini akan membantu memahami

38
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
pada masyarakat dan menekankan dijadikan contoh atau acuan negatif bagi
pentingnya memikirkan dan pola pikir anak putus sekolah. Tinggi
mempertahankan pendidikan, karena ada rendahnya pendidikan orang tua, besar
risiko yang akan mereka dapat jika kecilnya penghasilan dan lain-lain, semua
mereka dewasa. itu turut mempengaruhi pencapaian
belajar anak. Kondisi ekonomi yang
TINJAUAN PUSTAKA rendah merupakan faktor yang berasal
Bentuk investasi sumber daya dari luar diri anak berasal dari orang tua
manusia salah satunya berupa yakni keadaan ekonomi keluarga,
pendidikan. Pendidikan merupakan perhatian orang tua, hubungan orang tua
suatu usaha sadar dan terencana untuk yang kurang harmonis, latar belakang
mewujudkan suasana belajar dan proses pendidikan orang tua, ataupun lingkungan
pembelajaran agar peserta didik secara yang kurang mendukung seperti jarak
aktif mengembangkan potensi dirinya rumah dengan sekolah yang jauh. Untuk
untuk memiliki kekuatan spiritual meningkatkan kualitas tenaga kerja
keagamaan, pengendalian diri, dengan cara pelatihan psikologi, pelatihan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, motivasi serta pelatihan kerja berbagai
serta keterampilan yang diperlukan kejuruan, penerapan disiplin kerja, dan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara manajemen sosial (Adianto, 2018). Peran
(UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem orang tua juga dapat membantu
Pendidikan Nasional). Sementara itu, menemukan dan menumbuhkan bakat
tidak semua orang dapat menempuh anak serta menciptakan lingkungan dan
pendidikan dengan berkelanjutan sesuai memberikan stimulasi, yaitu
jenjang yang seharusnya mereka mendampingi, mengekspos, menemani,
tempuh, karena sebagian dari mereka menyemangati, menjadi teman diskusi,
yang putus sekolah. Putus sekolah dan menguatkan anak (Trisnawati et al.,
merupakan predikat yang diberikan 2020).
kepada mantan peserta didik yang tidak
mampu menyelesaikan suatu jenjang METODE PENELITIAN
pendidikan tersebut, sehingga tidak Fokus penelitian ini dilakukan
dapat melanjutkan studinya ke jenjang pada persoalan kegagalan berpendidikan
pendidikan berikutnya (Gunawan, 2011). dan risiko di masa depan bagi anak putus
Kegagalan investasi pendidikan sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan
akan menimbulkan risiko-risiko di masa tahapan observasi dan pengumpulan data
yang akan datang. Penelitian Syahdan dilakukan dengan wawancara secara
(2017) dan Fobia (2020) yang mendalam dengan informan, yakni orang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan tua dan anak putus sekolah yang tidak
positif yang signifikan antara lanjut ke Sekolah Menengah Atas (SMA)
keterampilan kerja dengan produktivitas yang ada di desa Pangeranan, Bangkalan-
kerja. Pekerja dengan tingkat sekolah Madura dengan menitikberatkan pada
yang berbeda dapat memiliki teori atau konsep investasi sumber daya
penghasilan yang berbeda pula. Kondisi manusia dan pengambilan keputusan.
sosial ekonomi mencakup pekerjaan, Kemudian data diolah dan dianalisis
pendidikan dan pendapatan masyarakat. secara induktif dengan pendekatan
Kegagalan investasi juga dikarenakan kualitatif fenomenologi. Uji keabsahan
tingkat pendidikan orang tua yang data dilakukan melalui uji kredibilitas
rendah dimana pada orang tua juga yakni melakukan uji dengan teknik
memiliki tingkat pendidikan yang memaknai dan diskusi dengan teori atau
rendah hal ini dimana hal tersebut dapat konsep investasi sumber daya manusia.

39
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
Dan uji validitas dengan teknik akan pentingnya bersekolah. Berikut
triangulasi sumber. pernyataan yang disampaikan informan :
“Terro nyareh pesse bhein mas,
HASIL DAN PEMBAHASAN norok kakak/bapak nyering dek tasek,
Keputusan pada anak putus sekalian ghebey ba namba mas abantu
sekolah terjadi karena faktor internal reng tuah” (Ingin mencari uang saja, ikut
anak itu sendiri. Faktor internal adalah kakak/ayah mencari ikan di laut, sekalian
faktor yang berasal dari dalam diri untuk menambah penghasilan membantu
seperti kurangnya minat anak, anak orang tua).
ingin bebas dan anak memang tidak suka Faktor kemampuan berpikir rendah
sekolah dalam artian anak memang ingin menjadi alasan informan dalam
berhenti sekolah (Lestari Budi, 2020). memutuskan untuk putus sekolah. Dengan
Hal ini sama dengan apa yang kondisi ekonomi rendah, informan
disampaikan informan, sebagai berikut : berkeinginan ingin untuk mendapatkan
“Ye jiyah mas, le lok niat, males penghasilan tambahan untuk keluarga
se ajerrah mas, apapole pesse adek mas, tanpa memikirkan resiko dimasa depan
yella lok lanjut asekolah ke SMA pole tanpa pendidikan yang cukup. Hal ini
mas” (Ya itu, sudah tidak niat, malas selaras dengan penelitian Lestari Budi
untuk berlajar dan apalagi uang tidak (2020) yaitu hasil menunjukkan faktor
ada, Ya, sudah saya tidak lanjut ke SMA yang menjadi penyebabnya seperti
lagi) keinginan untuk bekerja, membantu otang
Informan memutuskan untuk tua, dan akses menuju ke sekolah yang
putus sekolah, dilatarbelakangi oleh jauh. Padahal pola pikir berpengaruh
tidak adanya kemauan sekolah serta terhadap peningkatan kemungkinan anak
kondisi ekonomi yang rendah. Anak putus sekolah serta rendahnya kesadaran
putus sekolah menemui keadaan dimana akan pentingnya pendidikan sebagai
mengalami keterlantaran karena sikap investasi masa depan yang menyebabkan
dan perlakuan orang tua yang tidak anak putus sekolah (T. Lestari & A.
memberikan perhatian yang layak Setyadharma, 2019).
terhadap proses tumbuh kembang anak Temuan lain ditunjukkan bahwa
tanpa memperhatikan hak-hak anak kondisi ekonomi keluarga atau rendahnya
untuk mendapatkan pendidikan yang pendapatan orang tua si anak sehingga
layak (Darmawan, 2019). Hal ini juga perhatian orang tua lebih banyak tercurah
sejalan dengan Hermina & Didik (2019) pada upaya untuk memenuhi kebutuhan
bahwa pemenuhan hak pendidikan keluarga. Berikut pernyataan yang
tersebut diperoleh secara formal di disampaikan informan :
sekolah, secara informal melalui “Pas-pasan, apah se ekebutoh, se
keluarga. Sedangkan pada temuan egebey ngakan jeh pas, ye dek remmah
terdapat kemauan anak itu sendiri yang pole cong, alakonnah ken nyering mon
tidak mau bersekolah dikarenakan osom, mon lok osom ye kabbi se
malas, malu. Ada juga anak tidak ekelakoh, alakoh se ollennah cong.”
bersekolah yaitu untuk membantu orang (Berkecukupan, cukup didigunakan
tuanya bekerja untuk memenuhi makan, mau bagaimana lagi, kerjanya
kebutuhan ekonomi keluarga. hanya mencari ikan di laut itupun jika
Kemudian, temuan berikutnya musim, jika tidak musim semuanya yang
yaitu adanya kemampuan berpikir dilakukan asal dapat upah.)”
rendah, pengetahuan dan pemahaman Faktor kondisi ekonomi keluarga
tingkat rendah, dimana kurang kesadaran menjadi faktor utama anak putus sekolah.
Dimana kondisi ekonomi yang rendah

40
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
karena pendapatan keluarga tidak mendampingi, mengekspos, menemani,
menentu dan tidak dapat memenuhi menyemangati, menjadi teman diskusi,
kebutuhan pada pendidikan. Akibat dan menguatkan anak. Jadi motivasi
ketidakmampuan ekonomi keluarga orang tua berpengaruh signifikan terhadap
dalam membiayai sekolah dan tidak pendidikan anak (Idrus, 2019). Dengan
adanya perhatian orang tua terhadap demikian, sebenarnya anak membutuhkan
anaknya, menimbulkan masalah motivasi, yaitu mendorong dan
pendidikan seperti masalah anak putus mempertahankan aktivitas tertentu agar
sekolah. Keputusan orang tua untuk tercapainya sebuah tujuan (Dale H.
mengeluarkan anak mereka dari Schunk, 2016), seperti seharusnya
pendidikan tidak tergantung pada gender memberikan motivasi untuk tetap sekolah
tetapi tergantung pada status ekonomi yaitu sebagai bentuk upaya mencapai
mereka (Ansary, 2017) tujuannya nanti.
Pada penelitian juga ditemukan Temuan lainnya bahwa kesamaan
bahwa orang tua memiliki andil penting situasi pengalaman keluarga/masyarakat
dalam pendidikan anak, dimana tingkat yang juga mempunyai kondisi yang sama
pendidikan anak salah satunya secara ekonomi, dan pemahaman yang
dipengaruhi oleh pemikiran orang tua. kurang pada pentingnya sekolah.
Jika orang tua tidak memiliki pemikiran Sebenarnya dengan memiliki pendidikan
yang terbuka, tidak mau menerima yang cukup maka seseorang akan
perkembangan yang ada, maka mengetahui mana yang baik dan mana
kesadaran akan pendidikan terhadap yang dapat menjadikan seseorang menjadi
anak-anak mereka juga kurang. Berikut berguna baik untuk dirinya sendiri
pernyataan yang disampaikan informan : maupun untuk orang lain yang
“Terronnah ye epelanjut bhein membutuhkannya. Berikut pernyataan
cong, polannah pendidikan jeh penting, yang disampaikan informan :
makle lok padeh so bapak bik engko “Ye le padeh cong, bapa’eh bhein
cong, ken tadek biayannah” (Ingin lulusan SMP, engko ye SD, neng kannak
dilanjutkan saja, bagaimanapun juga adek se lulusan SMA cong, mangkannah
pendidikan itu penting, dan lagi agar tang anak se eyarep makle lulus sampe
tidak sama dengan Bapak sama saya, SMA” (Ya sama saja, Bapaknya saja
hanya saja, biaya tidak ada). lulusan SMP, saya SD. Disini gak ada
Rasa pesimis orang tua karena yang lulusan SMA, maka dari itu saya
tidak mampu menyekolahkan anak berharap anak saya lulus sampai SMA).
karena biaya pendidikan mahal selalu Dari jawaban informan, terjadi
muncul, sehingga berakibat anak kesamaan situasi terhadap tingkat
mengalami putus sekolah dengan pendidikan orang tua dan anak, dimana
pendidikan formal yang rendah. Orang pada orang tua juga memiliki tingkat
tua yang memiliki keinginan untuk pendidikan yang rendah hal ini dimana
menyekolahkan anaknya akan selalu hal tersebut dapat dijadikan contoh atau
mendukung terutama dalam hal acuan negatif bagi pola pikir anak putus
pendidikan, sebab hal ini juga akan sekolah. Tinggi rendahnya pendidikan
sangat berpengaruh dalam penentuan orang tua, besar kecilnya penghasilan,
masa depan anak. Hal ini selaras dengan cukup atau kurang perhatian dan
penelitian Trisnawati et al., (2020) bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya
bahwa peran orang tua membantu kedua orang tua, akrab atau tidaknya
menemukan dan menumbuhkan bakat hubungan orang tua dengan anak - anak,
anak serta menciptakan lingkungan dan tenang atau tidaknya situasi dalam rumah,
memberikan stimulasi, yaitu semuanya mempengaruhi keberhasilan

41
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
belajar. Hasil penelitian E. Barberis & melakukan perjodohan dini bisa
Ripamonti (2018) menunjukkan bahwa mengurangi tanggungan keluarga.
tinggal di lingkungan dengan kehidupan Risiko di masa depan yang didapat
budaya yang hidup dapat meningkatkan dari kegagalan investasi manusia salah
keterampilan non-kognitif siswa, satunya perolehan perkerjaan yang
sehingga mendorong keterlibatan rendah, yang dikarenakan kurangnya
mereka dalam kegiatan formatif dan wawasan atau pengalaman dari tenaga
pengembangan modal manusia mereka. kerja. Seperti apa yang dinyatakan
Begitu juga dikarenakan pendidikan informan :
orang tua yang rendah tidak dapat “Mon pekerjaan gitak olle mas,
membimbing anaknya dalam memberi mlarat mas nyareh kelakoan, mon bedeh
masukan yang lebih baik dalam se ekelakoh yee ekelakoh mas se penting
bertindak khususnya bidang pendidikan olle pesse mas tekkak diddik” (Kalau
(Lestari Budi, 2020). Serta pada temuan pekerjaan belum dapat, kalau ada kerjaan
lain yaitu karakteristik orang Madura itu ya saya kerjakan, yang penting dapat uang
sendiri, menurut Effendy H (2020), walaupun sedikit).
faktor anak putus sekolah ini dibentuk Dari penjelasan informal
oleh kebiasaan budaya/karakteristik bahwasanya tidak ada kesempatan kerja
masyarakat Madura. Dimana hal yang tersedia yang diakibatkan kualitas
tersebut menjadi salah satu faktor anak tenaga kerja itu sendiri sehingga tenaga
putus sekolah di desa Pangeranan. kerja hanya memikirkan seadanya untuk
Berikut pernyataan yang disampaikan pendapat penghasilan seadanya. Dengan
informan : demikian upaya-upaya tersebut dapat
“Lambek yee engko ejuduin kiah menghasilkan upah (Febrianti, 2019),
bik tang reng tuah cong, engko ye norot sehingga faktor yang dapat mendorong
bhein dek ocakna tang reng tuah, mareh meningkatnya produktivitas tenaga kerja
lok bennyak tanggungan kiah, apapole diantaranya motivasi kerja dan
tang reng tuah le kenal dek keluarga pengalaman kerja dan pendidikan.
tang lakeh, reng madura lakar dekiyeh Seorang yang memiliki pendidikan tinggi
cong, sampe setiah yee bedeh ken tak akan cenderung dalam mendapatkan
bennyak ngan lambek” (Waktu dulu pekerjaan yang layak (Soebagiyo and
orang tua saya menjodohkan saya, saya Hasmarini, 2017).
nurut saja kepada orang tua, supaya Temuan lainnya yang menjadi
tidak banyak tanggungan juga, apalagi risiko adalah mereka bekerja pada area
keluarga suami saya kenalan orang tua informal. Pekerjaan ini mereka pilih juga
saya, sampai sekarang masih ada karena untuk mendapatkan upah yang
mengenai perjodohan hanya saya tidak didapat, dan informan bekerja untuk diri
banyak seperti dulu”. sendiri dan dikonsumsi untuk diri sendiri.
Berdasarkan jawaban informan Hal ini disebabkan karena tingkat
diatas, dapat disimpulkan tradisi pendidikan yang rendah informan. Berikut
perjodohan yang terjadi di desa pernyataan informan :
Pangeranan saat ini masih sangat “Ye biasah mas, norok
membudaya. Bahkan masyarakat kakak/Bapak ke tasek, ye mon lok osom
setempat menganggap hal tersebut sudah yee biasannah ngebey lajengan pas ajuwel
terbiasa terjadi karena menurut mereka mas, apapole ken lulusan SMP mas,
itu baik bagi anak-anak mereka. Selain lakonnah ye kadik jiyah le lok kerah neng
itu perjodohan dini juga masih terjadi kantoran” (Ikut kakak/Bapak ke laut,
walaupun sudah tidak banyak, karena kalau tidak musim biasanya membuat
masyarakat menganggap dengan layangan dan dijual, apalagi saya hanya

42
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
lulusan SMP mas, ya seperti kerjanya Akbariandhini (2020) menunjukkan
tidak bakal bisa bekerja di kantor). bahwa variabel tingkat pendidikan
Dari penjelasan informan berpengaruh signifikan terhadap
bahwasanya perkerjaan yang didapat pendapatan, serta menunjukkan variabel
hanya seorang nelayan yang merupakan berpengaruh positif lainnya yaitu jenis
sektor informal, hal itu disebutkan oleh kelamin dan status perkawinan,
informan dikarenakan tingkat sedangkan pengalaman kerja berpengaruh
pendidikan yang rendah yakni tingkat signifikan terhadap upah.
lulusan SMP dan informan hanya Risiko lain adalah keterampilan
memikirkan asal mendapatkan yang rendah akan sulit mendapatkan
penghasilan tanpa melihat besar kecil pekerjaan dan tidak dapat penghasilan
nominal yang diberikan. Pekerja pada cukup. Berikut pernyataan yang
sektor informal dikendalikan oleh profil disampaikan informan :
tingkat pendidikan berpendidikan tidak “Mon keterampilan adek mas, lok
tamat SD sampai SD Sederajat bekerja taoh pa apah, ken le taoh nganoh jering
di sektor informal (Yuniati, 2019). bik ngebey lajengan mas,” (kalau
Sementara itu menurut penelitian keterampilan gak ada, Tidak tahu apa-apa,
Adianto (2018) bahwa untuk hanya memiliki keterampilan
peningkatan kualitas tenaga kerja wajib membuat/memperbaiki jaring dan
dilakukan, salah satunya melalui membuat layangan).
pendidikan, pelatihan kerja berbagai Jawaban informan tersebut dapat
kejuruan, penerapan disiplin kerja, dan dimaknai bahwa keterampilan yang
manajemen sosial. didapat dari lingkungan keluarga dengan
Pada akhirnya pekerjaan yang harapan bisa membantu keluarga.
terima berdampak pada perolehan upah. Sehingga keterampilan kerja merupakan
Tingginya pendapatan akan mampu hal yang bersifat individual setiap
meningkatkan konsumsi masyarakat dan individu akan memiliki tingkat
tidak tergolong miskin. Ungkapan keterampilan yang berbeda tergantung
informan, sebagai berikut: pada kemampuan dan pengalamannya.
“Adek upah mas, soallah ken Kurangnya keahlian serta ketrampilan
alakoh nyering jukok, ajiyah bhein tenaga kerja tersebut antara lain
tergantung ollennah bennyak apah enjek, disebabkan oleh tingkat pendidikan yang
intinnah lok nentoh mas ollennah rendah. Artinya, bahwa terdapat hubungan
berempah, paling mon upah yee pas positif yang signifikan antara
eyolok oreng soro alakoh serabutan mas keterampilan kerja dengan produktivitas
ajiyah bhein biasannah ken eberrik 50- kerja (Syahdan, 2017; Fobia, 2020).
100 tergantung lakonnah apah” (Tidak
ada upah, Dapat uang dari nangkap ikan, KESIMPULAN DAN SARAN
itu saja tergantung banyak dikitnya ikan Berdasarkan hasil pada penelitian
yang didapat, intinya tidak pasti ini, maka dapat disimpulkan : (1) Faktor
dapatnya berapa. Paling kalau dapet kuat keputusan putus sekolah adalah anak
bayaran kalau dipanggil orang untuk tidak memiliki kemauan sekolah,
kerja serabutan, itupun dapatnya tidak kemampuan berpikir rendah, kondisi
banyak hanya sekitar Rp. 50.000- ekonomi keluarga, dan keinginan orang tua,
Rp.100.000). serta terdapat kesamaan situasi yang sama
Kondisi informan sebagai pekerja dengan pengalaman keluarga, tetangga dan
dengan upah rendah hal ini disebabkan masyarakat sekitar. (2) Putus sekolah
karena resiko dari rendahnya tingkat berdampak pada perolehan pekerjaan yang
pendidikan informan. Hasil penelitian rendah, anak putus sekolah bekerja pada

43
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
area informal, upah rendah dan mereka 13-22,
memiliki ketrampilan yang rendah. Risiko http://dx.doi.org/10.26740/jpeka.v
di masa depan akan karir, mereka 4n1.p13-22, ISSN: 2579-5716
mengabaikan hal ini, karena bagi mereka Ansary, M. R. (2017). Socio-economic
yang terpenting adalah mendapatkan Factors of Dropout Situation in
pekerjaan, tidak peduli upah kecil dan Rural Primary Education: A Study
tidak ada perubahan karir pekerjaan. of Two Villages in Rajshahi
Dengan demikian, kegagalan investasi District. Sociology and
pendidikan anak putus sekolah memuat Criminology, 5 (2), 3-6.
risiko pekerjaan yang di dapatkan pada https://doi.org/10.4172/2375-
masa depan. 4435.1000176, ISSN: 2375-4435
Adapun saran yang dapat Caucutt, E. M., & Lochner, L. (2020). Early
diberikan adalah: Saran bagi Dinas and Late Human Capital
Pendidikan Kabupaten Bangkalan agar Investments, Borrowing
melakukan pemantauan rutin kepada Constraints, and the Family.
setiap sekolah yang terdeteksi siswa yang Journal of Political Economy. 128
keluar dari sekolah atau tidak melanjutkan (3), 1065-1147.
sekolah dan diharapkan juga hasil https://doi.org/10.1086/704759
penelitian ini menjadi bahan pada Dale H. Schunk, M. K. D. (2016).
pengembangan penelitian berikutnya yang Handbook of Motivation at School:
berkenaan dengan isu biaya resiko yakni Self-Efficacy Theory in Education.
menghitung biaya kerugian investasi In Self-Efficacy Theory in
pendidikan sebagai kegagalan investasi Education.Routledgehanbooks.
pendidikan di masa depan. Inggris.
E. Barberis, & Ripamonti. (2018). The
DAFTAR PUSTAKA Effect of Cultural Capital on High
A. Mukhamad, S. . M. A. (2018). School Dropout: An Investigation
Determinant Return To in the Italian Provinces. Soc Indic
Education In Indonesia. Jurnal Res. 13(9), 1257–1279.
Manajemen Dan Sistem https://doi.org/https://doi.org/10.10
Informasi, 3(4), 52-69, 07/s11205-017-1754-6
https://doi.org/https://doi.org/10. Febrianti, R. N. (2019). Pengaruh Motivasi
17509/manajerial.v17i1.9761%0 Kerja dan Pengalaman Kerja
A, ISSN: 1412-6613, E-ISSN: Terhadap Produktivitas Tenaga
2527-4570 Kerja Pengrajin Kuningan Di
Adianto, J. (2018). Peningkatan Kualitas Kecamatan Tapen Kabupaten
Tenaga Kerja Dalam Menghadapi Bondowoso. Jurnal Ilmiah Ilmu
ASEAN Economy Community. Pendidikan, Ilmu Ekonomi, Dan
Jurnal Pekerjaan Sosial, 1(2), Ilmu Sosial, 13(1), 42-49,
77- https://doi.org/https://doi.org/10.19
86.https://doi.org/https://doi.org/ 184/jpe.v13i1.10419 ISSN 2548-
10.24198/focus.v1i2.18261 7175.
Akbariandhini, M. (2020). Analisis Faktor Fernandez-Suarez, A., Herrero, J., Perez,
Tingkat Pendidikan, Jenis B., Juarros-Basterretxea, J., &
Kelamin, dan Status Perkawinan Rodriguez-Diaz, F. J. (2016). Risk
Terhadap Pendapatan Di Factors for School Dropout in a
Indonesia Berdasarkan IFLS-5. Sample of Juvenile Offenders.
Jurna. l Pendidikan Ekonomi Frontiers in Psychology. 7, 1-7,
Manajemen dan Keuangan, 4(1),

44
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
https://doi.org/10.3389/fpsyg.201 London School of Hygiene &
6.01993 Tropical Medicine.
Francois, A., Panel, S., & Weill, L. https://doi.org/10.17037/PUBS.04
(2020). Educated Dictators 652445
Attract More Foreign Direct Hermina, B., & Didik, I. (2019). Peran
Investment. Journal of Tokoh Masyarakat Dalam
Comparative Economics. 48(1), Menanggulangi Anak Putus
37-55. Sekolah. Prosiding Seminar
https://doi.org/10.1016/j.jce.2019 Nasional Pendidikan Dan
.11.006 Pembelajaran Bagi Guru Dan
Gao, S., Yang, M., Wang, X., Min, W., & Dosen, 3: 50–57.
Rozelle, S. (2019). Peer Relations https://conference.unikama.ac.id/ar
and Dropout Behavior: Evidence tikel/index.php/fip/article/view/41
From Junior High School 5/335
Students in Northwest Rural Idrus, L. N. Al. (2019). Peranan Orang Tua
China. International Journal of Dalam Meningkatkan Motivasi
Educational Development, 73(1), Belajar Siswa SMPN 7 Sampit.
1-19, Paedagogie, 5(1): pp. 41-46.
https://doi.org/10.1016/j.ijedudev ejournal.psikologi.fisip-
.2018.04.001 unmul.ac.id/ P-ISSN. 1907-1086,
Ghignoni, E. (2017). Family Background E-ISSN. 2656-4580.
and University Dropouts During Islam Sarker, M. N., Wu, M., & Hossin, M.
The Crisis: The Case of Italy. A. (2019). Economic effect of
Higher Education. 73 (1), 127- school dropout in Bangladesh.
151. International Journal of
https://doi.org/10.1007/s10734- Information and Education
016- 0004-1 Technology. 9(2): 136-142,
Gubbels, J., van der Put, C. E., & Assink, https://doi.org/10.18178/ijiet.2019.
M. (2019). Risk Factors for 9.2.1188
School Absenteeism and Kim, Donggeun, & Kim, Seoyong. (2018).
Dropout: A Meta-Analytic Sustainable Education: Analyzing
Review. Journal of Youth and The Determinants of University
Adolescence. 48, 1637-1667, Student Dropout by Nonlinear
https://doi.org/10.1007/s10964- Panel Data Models. Sustainability
019-01072-5 (Switzerland), 10 (4), 1-18.
Gunawan. (2011). Remaja dan https://doi.org/10.3390/su1004095
Permasalahannya. Hanggar 4
Kreator. Yogyakarta. Lestari Budi, Y. A. (2020). Penyebab
Hallsten, M. (2017). Is education a Risky Tingginya Angka Anak Putus
Investment? The Scarring Effect Sekolah Jenjang Sekolah Dasar
of University Dropout in Sweden. (SD). Jurnal Ilmiah Sekolah
European Sociological Review. Dasar, 4(2), 299.
33(2):169–181. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.
https://doi.org/10.1093/esr/jcw05 23887/jisd.v4i2.24470.
3 Mayra, A., & Mauricio, D. (2018). Factors
Hedges, S. (2019). Children’s work and to Predict Dropout at The
parental investment in education Universities: A Case of Study in
in north- western Tanzania. PhD Ecuador. IEEE Global
(research paper style) thesis, Engineering Education

45
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 18. No.1,Maret 2021 : 37-46
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
Conference, EDUCON, 1238- 12-815391- 8.00016-1
1242. Paperback/e-Book ISBN
https://doi.org/10.1109/EDUCO : 9780128153918-9780081026458
N.2018.8363371 ISSN: 2165- Syahdan, F. (2017). Hubungan Antara
9567 Keterampilan Kerja dengan
McDermott, E. R., Donlan, A. E., & Zaff, Produktivitas Kerja. Jurnal Ilmiah
J. F. (2019). Why Do Students Psikologi, 5 (1), pp. 1–10.
Drop Out? Turning Points and ejournal.psikologi.fisip-
Long-Term Experiences. Journal unmul.ac.id/ ISSN 2477-2674
of Educational Research. 112(2), (online), ISSN 2477-2666 (cetak)
270-282 T. Lestari, & A. Setyadharma. (2019).
https://doi.org/10.1080/00220671 Factors that Influence Drop Out of
.2018.1517296 Vocational High School.
Mohan, A., Erickson, L., Gutjahr, G., Economics Development Analysis
Menon, R., Pillai, N. M., & Journal, 8 (3), 242-250
Nedungadi, P. (2018). Analysis https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
of School Dropouts and Impact x.php/edaj/article/view/30662
of Digital Literacy in Girls of ISSN 2252-6560
The Muthuvan Tribes. Thuy Hang, B. T., Kaur, A., & Busthami
Proceedings - 5th IEEE Nur, A. H. (2017). A self-
International Conference on Determination Theory Based
MOOCs, Innovation and Motivational Model on Intentions
Technology in Education, MITE to Drop Out of Vocational Schools
2017, pp. 72-76 in Vietnam. Malaysian Journal of
https://doi.org/10.1109/MITE.20 Learning and Instruction. 14(1):,
17.00019 P-ISBN: 978-1-5386- 1-21.
3190-4 https://doi.org/10.32890/mjli2017.
Moh. Hafid Effendy, H. K. (2020). Tradisi 14.1.1 ISSN-1675-8110
Perjodohan di Kalangan Trisnawati, W., Oktavia, D., Ikhsan, M. P.,
Masyarakat Madura Pada Era & Megawati. (2020). Sosialisasi
Millenial. 1st International Peranan Orang Tua Terhadap
Conference on Morality Anak Di Desa Tirta Kencana.
(InCoMora). 1: pp. 248-256. Jurnal Pengabdian Masyarakat,
Retrieved from 1(1), 28-34. http://ejournal.stkip-
http://incomora.unim.ac.id/index. mmb.ac.id/index.php/JPM e-ISSN
php/InCoMora/article/view/68 : 2722-0044
Online ISSN: 2772-5720
Psacharopoulos, G., & Patrinos, H. A.
(2018). Returns to Investment in
Education: A Further Update.
Education Economics, 12(2):,
111-134
https://doi.org/10.1080/09645290
42000239140 ISSN 0964–5292
Rabe, B. (2020). Schooling Inputs and
Behavioral Responses by
Families. In The Economics of
Education,
https://doi.org/10.1016/b978-0-

46

You might also like