Professional Documents
Culture Documents
Background: Around 10% of the world’s children have delayed development. Head
circumference is used as one of the indicator to identify neurological impairment and to detect
the cause of developmental delay. Yet, microcephaly or macrocephaly are not always
indicated a delayed development on children. Objectives: To find out the overview of head
circumference and child’s development in the Child Development Center of Kandou Public
Hospital and to determine the relation between both of it. Methods: This study is an
analytical cross-sectional study. Data were collected with head measurement and KPSP
(Kuesioner praskrining perkembangan) to assess development in the Growth and
Development Clinic of Kandou Public Hospital from November 2015 to January 2016. The
data were analyzed using Fisher’s exact statistical test. Results: From 34 subjects who
qualified the inclusion criteria: 50% of the subjects are male, most subjects were using the
third month KPSP, there are 97.1% subjects with normal head circumference, 88.2% with
normal development, and the study is not statistical significant with Fisher’s exact test (p =
0.882). Conclusions: There is no significant relation between head circumference and
development. Most of the infants have normal head circumference and development.
Keywords: Head circumference, development, KPSP
1
Anak yang mengalami keterlambatan anak.20 Namun, DDST-II tidak praktis
perkembangan dideskripsikan sebagai dilakukan di Indonesia dengan alasan
seorang anak yang memerlukan waktu waktu, tenaga ahli, dan biaya.21 Oleh
lebih lama untuk mencapai milestones karena itu, Depkes RI pada tahun 2005
perkembangan dibandingkan dengan anak mengeluarkan kuesioner praskrining
seusianya. Hal ini dapat bersifat sementara perkembangan (KPSP) dengan tujuan
atau merupakan tanda dari kondisi identifikasi dini penyimpangan
intelektual lainnya atau autisme.1 perkembangan dan dapat dilakukan di
Keterlambatan ini mencakup tingkat terbawah, kecamatan dan oleh
keterlambatan motorik halus, motorik tenaga kesehatan atau tenaga ahli yang
kasar, bahasa/berbicara, personal sosial/ terlatih.13,21-23
interaksi sosial, kognitif dan aktivitas
sehari-hari.1,2 Deteksi dan intervensi dini perlu segera
dilakukan pada anak yang dicurigai
Anak-anak dengan keterlambatan mengalami penyimpangan perkembangan,
perkembangan secara umum meliputi 10% khususnya pada 3-5 tahun pertama anak
anak-anak di seluruh dunia.3-6 Di untuk mencegah kelainan atau masalah
Indonesia, penelitian tentang prevalensi perkembangan. 7,13,24
keterlambatan masih minim dan
terpusatkan di beberapa daerah saja Berdasarkan hal-hal di atas, maka
sehingga belum dapat mewakili populasi peneliti ingin meneliti lingkar kepala dan
secara umum.3,7,8 Berdasarkan penelitian praskrining perkembangan dengan KPSP
sebelumnya, banyak anak yang mengalami pada bayi yang datang untuk imunisasi di
keterlambatan perkembangan tidak Poli Bayi & Tumbuh Kembang RSUP
9-11
terdeteksi di tingkat primer. Menurut Prof. R. D. Kandou Manado dengan tujuan
Glascoe12, keterlambatan perkembangan untuk menilai hubungan antara keduanya.
ini jarang terdeteksi karena banyak dokter
lebih memilih menggunakan pendapat METODE PENELITIAN
klinis dibandingkan alat skrining
perkembangan. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian analitik potong lintang.
Pemeriksaan klinis yang dilakukan Penelitian ini dilaksanakan di Poli Bayi &
berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, dan Tumbuh Kembang RSUP Prof. Dr. R. D.
penunjang yang mencakup semua aspek Kandou Manado pada bulan November
pertumbuhan dan perkembangan serta 2015 hingga Januari 2016. Subjek
berdasarkan pada milestone perkembangan penelitian adalah bayi sehat berusia 3-12
anak.13-15 Ukuran lingkar kepala adalah bulan lahir normal, status gizi baik,
salah satu indikator yang umum diperiksa mendapat persetujuan orang tua, dan tanpa
untuk mengidentifikasi kelainan neurologis kelainan kongenital, riwayat infeksi berat,
dan menyingkirkan penyebab dan trauma kepala. Sampel diambil
keterlambatan perkembangan.15-17 Namun, menggunakan metode konsekutif sampling
mikrosefali atau makrosefali belum tentu dengan jumlah minimal 33 sampel. Data
menandakan penyimpangan perkembangan dianalisis dengan uji Fisher’s exact.
pada anak.18,19
HASIL PENELITIAN
Untuk itu, skrining perkembangan
dengan menggunakan cara/ alat yang telah Berdasarkan penelitian yang dilakukan
distandarisasi seperti Denver didapatkan 44 sampel. Sepuluh sampel
developmental screening test II (DDST-II) dieksklusikan karena tidak memenuhi
lebih tepat untuk penilaian perkembangan kriteria inklusi sehingga tersisa 34 anak.
2
Enam diantaranya dieksklusi karena
memiliki status gizi kurang atau buruk, dua Tabel 5. Distribusi frekuensi sampel
dengan epilepsi, satu dengan riwayat berdasarkan perkembangan
spasme infantil, dan satu dengan Erb’s Perkembangan n %
palsy. Berikut adalah hasil penelitian Normal 30 88,2
berdasarkan data yang diambil langsung Tidak normal 4 11,8
melalui kuesioner dan pemeriksaan fisik. TOTAL 34 100
3
pada tabel 2. Pada tabel 3 dapat dilihat KESIMPULAN
bahwa terdapat 33 anak dengan lingkar
kepala normal dan satu anak dengan Dari penelitian dapat diambil
lingkar kepala tidak normal. Tabel 5 kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan
menunjukkan empat anak dengan yang bermakna antara lingkar kepala dan
perkembangan tidak normal. Semua anak perkembangan pada bayi usia tiga sampai
yang memiliki lingkar kepala atau 12 bulan di Poli Bayi & Tumbuh Kembang
perkembangan tidak normal adalah anak- RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
anak yang diperiksa menggunakan KPSP 3 Sebagian besar bayi memiliki ukuran
bulan. lingkar kepala dan perkembangan yang
Berdasarkan lingkar kepalanya, pada normal.
tabel 7 dapat dilihat bahwa 29 anak dengan Saran
lingkar kepala normal memiliki 1. Untuk penelitian lebih lanjut dianjurkan
perkembangan yang normal. Empat anak menggunakan jumlah sampel yang lebih
dengan lingkar kepala normal memiliki banyak, distribusi yang lebih luas, dan
perkembangan yang tidak normal. Satu penilaian perkembangan yang lebih
anak memiliki lingkar kepala tidak normal sensitif dan spesifik menggunakan
dengan perkembangan yang normal. DDST-II.
2. Bayi dengan perkembangan yang tidak
Dari hasil uji Fisher’s exact, normal harus segera dilakukan
didapatkan nilai p > 0,05 yang intervensi.
menunjukkan bahwa secara statistik tidak 3. Pengukuran lingkar kepala dan KPSP
ada hubungan yang bermakna antara dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin
lingkar kepala dan perkembangan bayi di pada bayi.
Poli Bayi & Tumbuh Kembang RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil ini DAFTAR PUSTAKA
berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Uswatun & Wulandari25 1. The Royal Children’s Hospital
yang dilakukan di Jawa Tengah di mana Melbourne. Developmental delay: an
didapatkan hubungan yang secara statistik information guide for parents.
signifikan antara lingkar kepala dan Melbourne: The Royal Children’s
perkembangan bayi. Hospital; 2009.
2. Soetjiningsih. Perkembangan anak dan
Perbedaan yang terjadi mungkin permasalahannya. Dalam: Narendra M,
disebabkan karena perbedaan metodologi Sularyo S, Soetjiningsih, Suyitno H,
penelitian. Pada penelitian tersebut Ranuh IGN, penyunting. Buku ajar I
digunakan distribusi sampel yang lebih tumbuh kembang anak dan remaja.
luas, jumlah sampel yang lebih banyak, Jakarta: Sagung Seto; 2002. h. 86-94
kriteria inklusi dan eksklusi yang lebih 3. Suwarba IGN, Widodo DP,
sedikit serta pemantauan perkembangan Handryastuti RAS. Profil klinis dan
menggunakan DDST-II yang lebih sensitif etiologi pasien keterlambatan
dan spesifik daripada KPSP.25 perkembangan global di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari
Keterbatasan dari penelitian ini juga Pediatri. 2008; 10:255-61.
turut memengaruhi hasil yang didapatkan. 4. Shevell M, Ashwal M, Donley D, Flint
Salah satu keterbatasan yang terdapat J, Gingold M, Hirtz D, Majnemer A,
dalam penelitian ini ialah penilaian yang dkk. Practice parameter: Evaluation of
dilakukan terhadap sampel hanya the child with global development
dilakukan satu kali karena menggunakan delay. Neurology. 2003; 60:367-80.
desain penelitian potong lintang.
4
5. Cleary MA, Green A. Development 15. Soetomenggolo TS. Pemeriksaan
delay: when to suspect and how to neurologis pada anak dan anak. Dalam:
investigate for an inborn error of Soetomenggolo TS, Ismael S,
metabolism. Arch Dis Child. 2005; penyunting. Buku ajar neurologi anak.
90:1128-32 Jakarta: BP IDAI; 1999. h. 1-35.
6. Simeonsson RJ, Sharp MC. 16. Narendra MB. Penilaian pertumbuhan
Developmental delays. Dalam: dan perkembangan anak. Dalam:
Hoekelman RA, Friedman SB, Nelson Narendra M, Sularyo S, Soetjiningsih,
NM, Seidel HM, penyunting. Primary Suyitno H, Ranuh IGN, penyunting.
Pediatric Care; edisi-2. St Louis, MO: Buku ajar I tumbuh kembang anak dan
Mosby-Year Book; 1992: 867-70. remaja. Jakarta: Sagung Seto; 2002. h.
7. Sussanti A, Fadlyana E, Nataprawira 95-111.
HM. Manfaat intervensi dini anak usia 17. Coronado R, Giraldo J, Macaya A,
6-12 bulan dengan kecurigaan Roig M. Head circumference growth
penyimpangan perkembangan. MKB. function as a marker of neurological
2014; 46:63-7. impairment in cohort of microcephalic
8. Fadlyana E, Alishjahbana A, Nelwan I, infants and children. Neuropediatrics.
Noor M, Selly, Sofiatin Y. Pola 2012; 43:271-4.
keterlambatan perkembangan balita di 18. Pettit RE, Kilroy AW, Allen JH.
daerah pedesaan dan perkotaan Macrocephaly with head growth
Bandung, serta faktor-faktor yang parallel to normal growth pattern:
mempengaruhinya. Sari Pediatri. 2003; neurological, developmental, and
4:168-75. computerized tomography findings in
9. Drotar D, Stancin T, Dworkin H, Sices full term infants. Arch Neurol. 1980;
L, Wood S. Selecting developmental 37:518-21.
surveillance and screening tools. 19. Przytycki A, Burgin R. Microcephalic
Pediatric in Review. 2008; 29:e52-8. children without mental retardation.
10. Sand N, Silverstein M, Glascoe FP, Harefuah. 1992; 122:566-8.
Gupta VB, Tonniges TP, O’Connor 20. Frakenburg WK, Dodds J, Archer P,
KG. Pediatricians’ reported practices Shapiro H, Bresnick B. The Denver II:
regarding developmental screening: do A major revision and restandardization
guidelines work? do they help? of the Denver Developmental
Pediatrics. 2005; 116:174-9. Screening Test. Pediatrics. 1992;
11. Sices L, Feudtner C, McLaughlin J, 89:91-7.
Drotar D, Williams M. How do 21. Kadi FA, Garna H, Fadlyana E.
primary care physicians identify young Kesetaraan hasil skrining risiko
children with developmental delays? A penyimpangan perkembangan menurut
national survey. J Dev Behav Pediatr. cara kuesioner praskrining
2003; 24:409–17. perkembangan (KPSP) dan Denver II
12. Glascoe FH. Early detection of pada anak usia 12-14 tahun dengan
developmental and behavioral berat lahir rendah. Sari Pediatri. 2008;
problems. Pediatrics in Review. 2000; 10:29-33.
21:272-80. 22. Dhamayanti M. Kuesioner praskrining
13. Soetjatmiko. Deteksi dini gangguan perkembangan (KPSP) anak. Sari
tumbuh kembang balita. Sari Pediatri. Pediatri. 2006; 8:9-15.
2001; 3:175-88. 23. Departemen Kesehatan Republik
14. Passat J. Kelainan perkembangan. Indonesia. Kuesioner praskrining
Dalam: Soetomenggolo TS, Ismael S, perkembangan. Dalam: Rusmil K,
penyunting. Buku ajar neurologi anak. Hernawati I, Fadlyana E, Dhamayanti
Jakarta: BP IDAI; 1999. h. 104-136 M, Dashriati, Herniyati S, et al,
5
penyunting. Pedoman pelaksanaan
stimulasi, deteksi dini dan intervensi
dini tumbuh kembang anak di tingkat
pelayanan kesehatan dasar. Jakarta:
Depkes RI; 2005. h.71-86.
24. Sonnander K. Early identification of
children with developmental
disabilities. Acta Paediatrica. 2000; 89
Suppl 434:17-23
25. Uswatun A, Wulandari A. Hubungan
lingkar kepala dengan perkembangan
anak usia 12-24 bulan di posyandu
tgolowatu Kemalang Klaten. Jurnal
Involusi Kebidanan. 2011; 1:3