You are on page 1of 26

BAB III

ANALISIS PERHITUNGAN

3.1 Koreksi Nilai N-SPT


Em ×Cb ×Cs ×Cr × N
N 60=
0.6
Em = 0.70 diasumsikan menggunakan hammer release rope and pulley
Cb = 1.05 diasumsikan borehole diameter factor 150 mm
Cs = 1.00 diasumsikan standard sample
Cr = 0.75 diasumsikan rod length factor 3-4 m
0.70 ×1.05 ×1.00 ×0.75 × N
N 60=
0.6
Tabel 3.1 Korelasi Nilai N-SPT
Depth N values N60 Depth N values N60
1 1 1 16 8 7
2 1 1 17 9 8
3 8 7 18 3 3
4 8 7 19 6 6
5 2 2 20 3 3
6 1 1 21 9 8
7 0 0 22 9 8
8 0 0 23 17 16
9 0 0 24 18 17
10 0 0 25 31 28
11 0 0 26 50 46
12 1 1 27 34 31
13 1 1 28 37 34
14 1 1 29 50 46
15 2 2 30 50 46

3.2 Kapasitas Daya Dukung Fondasi Tiang Bor


Diketahui :
db = 1200 mm = 1.2 m
L = 30 m
A = 0.25 x π x d b = 0.25 x π x 1.2 = 1.1304 m2
Ap = π x d b = 3.14 x 1.2 = 3.768 m

26
3.2.1 Metode Reese & Wright (1977)
a. Daya dukung ujung
qp=9 × σ ' v
N60 ujung tiang = 46
Nilai undrained shear strength (σ ' v ¿ diambil dari grafik :

Grafik 3.1 Undrained Shear Strength vs SPT N-Value

Untuk N60 ujung tiang = 46 nilai σ ' v = 300 kN/m2 , maka :


qp=9 × σ ' v
qp=9 ×300=2700 kN /m2
Qp=qp × A
Qp=2700 ×1.1304=3052.08 kN =305.21 ton

27
b. Daya dukung selimut
Qs=fs × L × Ap
fs=α × Cu
Untuk lapisan pasir
NIlai fs diperoleh dari grafik hubungan terhadap N-SPT (Wright,1977)

Grafik 3.2 Ultimate Side Resistance vs N-SPT Value


Tabel 3.2 Perhitungan daya dukung selimut untuk lapisan pasir metode Reese &
Wright (1977)
Interval z (m) N60 rata- fs fs Qs = fs x z x Ap
kedalaman (m) rata (tsf) (kPa) (kN)
0-2 2.00 1 0 0 0
22 - 24 2.00 13 0.2 19.2 144.7
28 - 29 1.00 40 1.2 115 433.3
Qs=144.7 +433.3=578 kN=57.8 ton

Untuk lapisan lempung

28
Tabel 3.3 Perhitungan daya dukung selimut untuk lapisan lempung metode Reese
& Wright (1977)
Tebal N rata−rata Cu (kPa) α fs Qs = Ap.fs.L
Lapisan (m) (kN)
1.00 4 29 0.55 15.92 59.98
2.00 6 39 0.55 21.22 159.94
10.00 1 4 0.55 2.12 79.97
3.00 2 13 0.55 7.07 79.97
2.00 4 26 0.55 14.15 106.62
2.00 6 45 0.55 24.76 186.59
2.00 30 212 0.55 116.73 879.66
1.00 39 270 0.55 148.56 559.78
1.00 33 228 0.55 125.57 473.15
1.00 46 322 0.55 176.86 666.41
Qs diambil dari kedalaman 22 m kebawah karena dianggap daya lekat friksi
diatasnya telah rusak akibat pengeboran tiang sehingga nilai
Qs=879.66+559.78+473.15+ 666.41=2578.99 kN=257.9ton
Qs total=57.8+257.9=315.70ton

c. Daya dukung ultimit


Qu=Qp+Qs−℘'
℘=Ap × L × γbeton
℘=1.1304 ×30 ×25=847.80 kN
U =Ap × ( L−0.712 ) × γw=1.1304 × ( 30−0.712 ) ×9.81=324.78 kN
W p' =℘−U=847.80−324.78=523.02kN =52.30 ton
Qu=Qp+Qs−W p' =305.21+315.70−52.30=568.61 ton

3.2.2 Metode O’Neil & Reese (1999)


a. Daya dukung ujung
qp=Nc¿ × Cu
Dimana :
Nc¿ =1.33 ¿

29
Es
I r=
3 Cu
Cu=7 × N =7 × 46=322kN /m 2
Karena lapisan lempung pada ujung tiang mempunyai nilai Cu ≥ 96 kPa maka :
qp=9 ×Cu
qp=9 ×322=2898 kN /m 2
Qp=qp × A
Qp=2898 ×1.1304=3275.9 kN =327.59 ton

b. Daya dukung selimut


Untuk lapisan pasir
Daya dukung selimut pada metode ini menggunakan nilai faktor beta (β)
dan juga nilai tekanan overburden efektif (po’), nilai po’ dipengaruhi oleh nilai
berat jenis tanah dan juga pengaruh muka air tanah. Nilai berat jenis didapatkan
dari korelasi nilai N-SPT.

Tabel 3.4 Korelasi nilai N-SPT untuk pasir

30
Dari tabel tersebut didapatkan korelasi :
Tabel 3.5 Hasil korelasi nilai γ dari tabel korelasi nilai N-SPT

Interval
N rata−rata γ wet γ γ'
kedalaman (m)
0-2 1 16.00 12.00 6.20
22 - 24 13 20.00 16.00 10.20
28 - 29 40 23.00 20.00 13.19

Tabel 3.6 Perhitungan tekanan overburden efektif rata rata untuk lapisan pasir
metode O’Neil & Reese (1999)

31
Interval kedalaman Tekanan overburden
As (m2) Po' rata rata
(m) efektif, Po' (kN/m2)

0-2 7.54 29.15 14.58


22 - 24 7.54 20.40 10.20
28 - 29 3.77 13.19 6.60

p o' 1=( 0.712 ×γ ) + ( L−0.712 ) × γ wet


Nilai 0.712 adalah ketinggian muka air tanah.
p o' 1=( 0.712 ×12 ) + ( 2−0.712 ) ×16=29.15 kN /m 2
p o' 1rata−rata= p o' 1 × 0.5=29.15 ×0.5=14.58 kN /m 2

p o' 2=L ×γ ' =2 ×10.20=20.40 kN /m2


p o' 2rata−rata= po ' 2× 0.5=20.40 × 0.5=10.20 kN /m2

p o' 3=L × γ ' =1 ×13.19=13.19 kN /m2


p o' 3 rata−rata= po ' 3 ×0.5=13.19× 0.5=6.60 kN /m 2

Tabel 3.7 Perhitungan daya dukung selimut untuk lapisan pasir metode O’Neil &
Reese (1999)

Interval kedalaman ΔQs = AsβPo


z (m) β
(m) (kN)
0-2 1.00 0.08 9.19
22 - 24 1.00 1.13 86.66
28 - 29 0.50 1.20 29.82
1
Kedalaman 0 – 2 m, N60 = 1 < 15 ,maka β = N60/15 (1.5 - 0.245× z 2 )
1
Kedalaman 22 – 24, N60 = 13 < 15 ,maka β = N60/15 (1.5 - 0.245× z 2 )
1
Kedalaman 28 – 29, N60 = 40 > 15, maka β = 1.5 - 0.245× z 2

Sehingga didapatkan nilai β sesuai pada tabel, nilai Qs = 116.48 kN

32
Untuk lapisan lempung
Dari hasil uji beban pada tiang bor, O’Neil & Reese (1999) menyarankan
Cu
α =0.55 untuk <1.50
Pr
dan

α =0.55−0.1 ( CuPr −1.5) untuk 1.5 ≤ Cu/Pr ≤ 2.5

Dengan Cu = kohesi dan Pr = tekanan atmosfer atau tekanan referensi = 100 kPa

Tabel 3.8 Perhitungan daya dukung selimut untuk lapisan lempung metode
O’Neil & Reese (1999)
Tebal Cu Qs = As.fs.L
N rata−rata Cu/Pr α fs
Lapisan (m) (kPa) (kN)
0.5
1.00 4 29 0.29 15.92 59.98
5
0.5
2.00 6 39 0.39 21.22 159.94
5
0.5
10.00 1 4 0.04 2.12 79.97
5
0.5
3.00 2 13 0.13 7.07 79.97
5
0.5
2.00 4 26 0.26 14.15 106.62
5
0.5
2.00 6 45 0.45 24.76 186.59
5
0.4
2.00 30 212 2.12 103.52 780.12
9
0.4
1.00 39 270 2.70 116.12 437.53
3
0.4
1.00 33 228 2.28 107.69 405.78
7
0.3
1.00 46 322 3.22 121.69 458.53
8

33
Qs diambil dari kedalaman 22 m kebawah karena dianggap daya lekat friksi
diatasnya telah rusak akibat pengeboran tiang sehingga nilai
Qs=780.12+ 437.53+405.78+ 458.53=2081.97 kN
Qs total=116.48+2081.97=2198.45 kN =219.85 ton

c. Daya dukung ultimit


Qu=Qp+Qs−℘'
℘=Ap × L × γbeton
℘=1.1304 ×30 ×25=847.80 kN
U =Ap × ( L−0.712 ) × γw=1.1304 × ( 30−0.712 ) ×9.81=324.78 kN
W p' =℘−U=847.80−324.78=523.02kN =52.30 ton
Qu=Qp+Qs−W p' =327.59+ 219.85−52.30=494.69 ton

3.2.3 Metode Skempton (1951)


a. Daya dukung ujung
fb=μ× Cb× Nc
Qp= Ab × fb=Ab × μ ×Cb × Nc
μ = 0.75 untuk d > 1m
Ab = 1.1304 m2
Cb = 322 kN/ m2
Nc = 9
Qp=1.1304 × 0.75 ×322× 9=2456.92kN =245.69 ton

b. Daya dukung selimut


Untuk daya dukung selimut pada lapisan pasir diambil nilai Qs pada perhitungan
metode O’Neil & Reese (1999) yakni Qs = 116.48 kN
Untuk lapisan lempung
Qs= As × fs
fs=α × Cu
α =0.45
Qs= As × 0.45× Cu

34
Tabel 3.9 Perhitungan daya dukung selimut untuk lapisan lempung metode
Skempton (1951)
Tebal Lapisan Cu Qs = As.fs.L
N rata−rata α fs
(m) (kPa) (kN)
1.00 4 29 0.45 13.02 49.07
2.00 6 39 0.45 17.36 130.86
10.00 1 4 0.45 1.74 65.43
3.00 2 13 0.45 5.79 65.43
2.00 4 26 0.45 11.58 87.24
2.00 6 45 0.45 20.26 152.67
2.00 30 212 0.45 95.50 719.72
1.00 39 270 0.45 121.55 458.00
1.00 33 228 0.45 102.74 387.12
1.00 46 322 0.45 144.70 545.24

Qs diambil dari kedalaman 22 m kebawah karena dianggap daya lekat friksi


diatasnya telah rusak akibat pengeboran tiang sehingga nilai
Qs=719.72+ 458+387.12+545.24=2110.08 kN
Qs total=116.48+2110.08=2226.56 kN =222.66 ton

c. Daya dukung ultimit


Qu=Qp+Qs−℘'
℘=Ap × L × γbeton
℘=1.1304 ×30 ×25=847.80 kN
U =Ap × ( L−0.712 ) × γw=1.1304 × ( 30−0.712 ) ×9.81=324.78 kN
W p' =℘−U=847.80−324.78=523.02kN =52.30 ton
Qu=Qp+Qs−W p' =245.69+ 222.66−52.30=416.05 ton

35
3.2.4 Metode Decourt & Quaresma (1978) & (1996)
a. Daya dukung ujung
Qp=qp × A
qp=K × Np× α
Dimana nilai K didapatkan dari tabel fungsi tiang dengan jenis tanah dan nilai Np
adalah nilai N-SPT di ujung tiang.
Nilai α adalah nilai koreksi didapatkan dari tabel.
Tabel 3.10 Nilai K untuk metode Decourt & Quaresma (1978) & (1996)

Untuk bored pile di tanah lempung nilai K = 100 kPa, maka


qp=K × Np
qp=100 × 46=4600 kN /m2

Tabel 3.11 Nilai α untuk metode Decourt & Quaresma (1978) & (1996)

Qp=qp × A ×α =4600× 1.1304 ×0.85=4419.86 kN =442ton

36
b. Daya dukung selimut
Qs=qs × Ap× L× β
qs=3.33 Nl+10
Untuk lapisan pasir
Tabel 3.12 Nilai β untuk metode Decourt & Quaresma (1978) & (1996)

Tabel 3.13 Perhitungan nilai daya dukung selimut untuk lapisan pasir dengan
metode Decourt & Quaresma (1978) & (1996)
Interval
Qs = β . Qs . z .
kedalaman z (m) N rata−rata β qs
Ap (kN)
(m)
0-2 2.00 1.00 0.50 13.33 50.23
22 - 24 2.00 13.00 0.50 53.29 200.80
28 - 29 1.00 40.00 0.50 143.20 269.79
Qs=200.80+ 269.79=470.59 kN

37
Untuk lapisan lempung
Tabel 3.14 Perhitungan nilai daya dukung selimut untuk lapisan lempung dengan
metode Decourt & Quaresma (1978) & (1996)
Tebal Lapisan
N rata−rata β qs Qs = As.qs.β.L
(m)
1 4 0.8 24 72
2 6 0.8 28 171
10 1 0.8 12 357
3 2 0.8 16 146
2 4 0.8 22 134
2 6 0.8 31 189
2 30 0.8 111 669
1 39 0.8 138 417
1 33 0.8 119 358
1 46 0.8 163 491

Qs diambil dari kedalaman 22 m kebawah karena dianggap daya lekat friksi


diatasnya telah rusak akibat pengeboran tiang sehingga nilai
Qs=669+ 417+358+ 491=1935 kN
Qs total=470.59+1935=2405.59 kN =240.56 ton

c. Daya dukung ultimit


Qu=Qp+Qs−℘'
℘=Ap × L × γ beton
℘=1.1304 ×30 ×25=847.80 kN
U =Ap × ( L−0.712 ) × γ w =1.1304 × ( 30−0.712 ) ×9.81=324.78 kN
W p' =℘−U=847.80−324.78=523.02kN =52.30 ton
Qu=Qp+Qs−W p' =442+240.56−52.30=630.26 ton
Hasil perhitungan daya dukung tiang bor dirangkum dari semua metode semua
dalam satuan ton.
Tabel 3.15 Hasil perhitungan kapasitas daya dukung yang terhitung
Metode Qp Qs Wp Qu = Qp + Qs - Wp
Reese & Wright 305.21 315.70 52.30 568.61

38
(1977)
O’Neil & Reese
327.59 219.85 52.30 494.69
(1999)
Skempton (1951) 245.69 222.66 52.30 416.05
Decourt & Quaresma
442 240.56 52.30 630.26
(1978) & (1996)

Diambil nilai kapasitas daya dukung ultimit (Qu) terkecil yaitu Qu = 416.05 ton
Qu
Qall= , SF = 2.5 (SNI – 03 – 1726 – 2002)
SF

416.05
Qall= =166.42 ton
2.5

3.3 Penurunan Tiang Bor


Perencanaan Beban Jalan

39
Jalan yang direncanakan adalah jalan arteri kelas I yaitu yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran
panjang tidak lebih dari 18.000 mm dan muatan sumbu yang terberat adalah 10
ton.

Gambar 3.1 Desain jalan rencana

γ beton = 2400 kg/m3


γ subgrade = 1800 kg/m3
Perhitungan beban:
Beban sumbu = 10 ton x (1.05)2 = 11.025 ton
Beban sendiri jalan = 0.3 x 2400 + 0.15 x 1800 = 990 kg = 0.99 ton
Beban total = 11.025 + 0.99 = 12.015 ton = 12 ton

3.3.1 Penurunan Elastis Metode Semi Empiris (Vesic, 1977)


St =Ss+ Sp+ Sps
( Qpa+α s Qsa ) L
Ss=
Ap Ep
α s=0.5
Ep=4700 . √ fc' fc’ = 25 Mpa, maka
Ep=4700 . √ 25=23500 Mpa=2350000 t /m 2

40
Ap=1.1304 m 2
Untuk Qpa menanggung 20% dari total beban dan Qsa menanggung 80% dari
total beban, maka:
Qpa=12 ×20 %=2.4 ton
Qsa=12 ×80 %=9.6 ton
( 2.4 +0.5 ×9.6 ) 30
Ss= =0.0813 mm
1.1304 × 2350000
Cp× Qpa
Sp=
B × qp
Tabel 3.16 Nilai Cp dari jenis tanah dan jenis tiang

0.03× 2.4
Sp= =0.276 mm
1.2× 217.35
Cs ×Qsa
Sps=
Df ×qp
Cs=( 0.93+0.16 √ Df /B ) ×Cp
Cs=( 0.93+0.16 √ 30/1.2 ) × 0.03=0.0519
0.0519 × 9.6
Sps= =0.0764 mm
30 × 217.35
St =Ss+ Sp+ Sps=0.276+ 0.0813+ 0.0764=0.4337 mm

3.3.2 Penurunan Elastis Metode Empiris (Vesic,1970)


B Qvall × L
St = +
100 Ap× Ep
Qvall=12 ton
Ep=4700 . √ fc' fc’ = 25 Mpa, maka
Ep=4700 . √ 25=23500 Mpa=2350000 t /m 2
Ap=1.1304 m2

41
1.2 12× 30
St = + =0.012136 m=12.136 mm
100 1.1304 × 2350000

3.3.3 Penurunan Tiang Tunggal Metode Poulos & Davis (1980)


P× I
S=
Es × B
I =Io . Rk . Rh. Rv

Grafik 3.3 Faktor


Pengaruh Penurunan, Io

42
Grafik 3.4 Faktor koreksi untuk penurunan, Rh

Grafik 3.5 Faktor koreksi kompresibilitas, Rk

43
Grafik 3.6 Faktor
koreksi rasio poisson untuk penurunan, Rv

Ep . Ra
K=
Es
Ap
Ra= =1
0.25 π d 2

Tabel 3.17 Nilai Es dan Vs dari jenis tanah dan jenis tiang

Nilai Es diambil untuk stiff clay yakni 12 Mpa dan poisson ratio 0.4
Ep × Ra 2350000× 1
K= = =1958.3
Es 1200
db 1.2 L 30
= =1 dan = =25
d 1.2 d 1.2

44
Eb=10 × Es=10 ×12 Mpa=120 Mpa
Eb
=10
Es
Dengan menggunakan grafik 3.3, 3.4, 3.5 dan 3.6, maka diperoleh nilai masing
masing:
db 1.2 L 30
Io = 0.75 ( untuk = =1dan = =25 )
d 1.2 d 1.2
L 30
Rk = 1.1 ( untuk = =25 dan K = 1958.3 )
d 1.2
L 30 h 33.5
Rh = 0.53 ( untuk = =25 dan = =1.117 )
d 1.2 L 30
Rv = 0.96 ( untuk μ = 0.4 dan K = 1958.3 )
L 30 Eb
Rb = 0.5 ( untuk = =25 dan ntuk =10 , dan K = 1958.3 )
d 1.2 Es

Grafik 3.7 Faktor Penurunan Rb

Untuk tiang apung atau tiang friksi:


I =Io × Rk × Rh × Rv
I =0.75 ×1.1 ×0.53 × 0.96=0.42
P× I 12× 0.42
S= = =0.0035 m=3.5 mm
Es × B 1200× 1.2

45
Untuk tiang ujung kaku
I =Io × Rk × Rb × Rv
I =0.75 ×1.1 ×0.5 × 0.96=0.396
P× I 12× 0.396
S= = =0.0033 m=3.3 mm
Es × B 1200 ×1.2

Tabel 3.18 Hasil perhitungan penurunan


Metode Hasil (mm)
Vesic (1977) Semi Empiris 0.434
Empiris 12.136
Poulos & Davis Tiang Apung 3.500
Tiang Ujung Kaku 3.300
(1980)

Diambil penurunan terbesar yakni metode empiris Vesic sebesar 12.136 mm

46
3.4 Kurva Hubungan Antara Beban Dan Perkiraan Penurunan
Daya dukung ijin tiang yang didapatkan adalah :
416.05
Qall= =166.42 ton
2.5
Beban yang bekerja direncanakan dari 12 ton sampai 2 kali daya dukung
ijin, grafik penurunan dibuat berdasarkan metode yang telah dihitung sebelumnya.

Tabel 3.19 Hasil perhitungan penurunan semua metode dengan perkiraan beban
Beban Qpa Qsa S St Sa Sk
(ton) (ton) (ton) (mm) (mm) (mm) (mm)
0 0 0 0.00 12.00 0.00 0.00
6 1.2 4.8 0.22 12.07 1.75 1.65
8 1.6 6.4 0.29 12.09 2.33 2.20
12 2.4 9.6 0.43 12.14 3.50 3.30
24 4.8 19.2 0.87 12.27 7.00 6.60
36 7.2 28.8 1.30 12.41 10.50 9.90
48 9.6 38.4 1.74 12.54 14.00 13.20
60 12 48 2.17 12.68 17.50 16.50
72 14.4 57.6 2.60 12.81 21.00 19.80
84 16.8 67.2 3.04 12.95 24.50 23.10
96 19.2 76.8 3.47 13.08 28.00 26.40
108 21.6 86.4 3.90 13.22 31.50 29.70
120 24 96 4.34 13.36 35.00 33.00
132 26.4 105.6 4.77 13.49 38.50 36.30
144 28.8 115.2 5.21 13.63 42.00 39.60
156 31.2 124.8 5.64 13.76 45.50 42.90
168 33.6 134.4 6.07 13.90 49.00 46.20
336 67.2 268.8 12.15 15.79 98.00 92.40
S = Perhitungan penurunan metode Vesic semi empiris
St = Perhitungan penurunan metode Vesic empiris
Sa = Perhitungan penurunan metode Poulos & Davis untuk tiang apung
Sk = Perhitungan penurunan metode Poulos & Davis untuk tiang ujung kaku

47
Grafik Beban Vs Penurunan

1 10 100
0
25
50
75
100
Beban (ton)

125
Metode Vesic
150 Semi Empiris
175 Linear (Metode
200 Vesic Semi
Empiris)
225
Metode Vesic
250 Empiris
275 Linear (Metode
Vesic Empiris)
300
325
350
375 Penurunan (mm)

Grafik 3.8 Grafik Beban vs Penurunan

48
3.5 Kurva Hubungan Antara Kedalaman dan Beban
Adapun hasil dari pengaruh beban pada kedalaman sebagai berikut:
Tabel 3.20 Hasil perhitungan penurunan semua metode dengan perkiraan beban
Depth Qs Qall
(m) (ton) (ton)
0 0 416.05
2 9.19 406.86
3 4.91 401.95
5 13.09 388.87
15 6.54 382.32
18 6.54 375.78
20 8.72 367.06
22 15.27 351.79
24 86.66 265.13
26 71.97 193.16
27 45.80 147.36
28 38.71 108.65
29 29.82 78.83
30 54.52 24.30

Grafik Beban vs Kedalaman


0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00
0

10
Kedalaman (m)

15

20

25

30

Q (ton)

Grafik 3.9 Grafik Beban vs Kedalaman

49
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari analisa perhitungan, yaitu:
1. Daya dukung fondasi tiang terbagi menjadi dua yakni daya dukung ujung dan
daya dukung selimut. Untuk analisa daya dukung fondasi telah dianalisa
menggunakan 4 metode yaitu:
Tabel 4.1 Tabel hasil perhitungan kapasitas daya dukung tiang bor
Metode Qp Qs Wp Qu = Qp + Qs - Wp
Reese & Wright
305.21 315.70 52.30 568.61
(1977)
O’Neil & Reese
327.59 219.85 52.30 494.69
(1999)
Skempton (1951) 245.69 222.66 52.30 416.05
Decourt & Quaresma
442 240.56 52.30 630.26
(1978) & (1996)

Diambil nilai kapasitas daya dukung ultimit (Qu) terkecil yaitu Qu = 416.05
ton
Qu
Qall= , SF = 2.5 (SNI – 03 – 1726 – 2002)
SF
416.05
Qall= =166.42 ton
2.5
2. Penurunan pada tiang dianalisa menggunakan 4 metode
Tabel 4.2 Hasil perhitungan penurunan
Metode Hasil (mm)
Vesic (1977) Semi Empiris 0.434

Empiris 12.136
Poulos & Davis (1980) Tiang Apung 3.500
Tiang Ujung Kaku 3.300
Diambil penurunan terbesar yakni metode empiris Vesic sebesar 12.136 mm

50
3. Dari grafik beban vs penurunan didapatkan bentuk yang paling menurun
mengikuti jumlah beban adalah metode Vesic semi empiris, artinya penurunan
tiang dengan metode Vesic paling signifikan terhadap beban, namun untuk nilai
terbesar penurunan adalah metode Poulos & Davis (1980) tiang apung.
4. Dari grafik beban vs kedalaman, daya dukung total akan semakin berkurang
nilainya diikuti kedalaman tiang akibat bertambahnya nilai daya dukung selimut.

51

You might also like