You are on page 1of 14

DESKRIPSI KEJADIAN HIPERTENSI WARGA RT 05/RW 02

TANAH KALI KEDINDING SURABAYA

SOCIAL DESCRIPTION OF THE INCIDENCE OF HYPERTENTION AT


RESIDENTS OF RT 05/RW 02 TANAH KALIKEDINDING SURABAYA

Laily Mitha Anggriani


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.
Email: laily.mitha.anggriani-2014@fkm.unair.ac.id

Abstract: Hypertension is a disease that is dangerous because it can lead to narrowing of the arteries
until death occurs. The prevalence of hypertension during October 2015–February 2016, total of 259
cases in Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya. The purpose of this study was to describe the
incidence of hypertension in residents of RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya. This research is
a descriptive study with qualitative approach and design case studies. Total population taken a number
of 125 families. The sampling method is purposive sampling as many as 95 respondents. The results
showed that blood pressure are residents of RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding of 150/90 mm Hg-
170/80 mmHg (36.8%), have family history of hypertension (84.2%), lack of exercise (82.1%), smoking
(66.3%), eating sweet foods (69.5%), salty foods (74.7%), fatty foods (71.6%), and good knowledge
(68.4%). Conclusion of the study are residents of RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya have
high blood pressure and eating sweet foods, salty, and fatty foods. The residents should preferably be a
routine health check to healthcare.

Keywords: Hypertension, Consumption, Knowledge

Abstrak: Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan penyempitan
dalam arteri sampai terjadi kematian. Prevalensi hipertensi selama bulan Oktober 2015-Februari 2016,
sebanyak 259 kasus di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kejadian hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancang bangun studi kasus.
Jumlah populasi yang diambil sejumlah 125 keluarga. Metode pengambilan sampel adalah purposive
sampling sebanyak 95 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah warga RT 05/RW
02 Tanah Kali Kedinding sebesar 150/90 mmHg-170/80 mmHg (36,8%), memiliki riwayat keluarga
(84,2%), kurang melakukan olahraga (82,1%), kebiasaan merokok (66,3%), mengonsumsi makanan
manis (69,5%), makanan asin (74,7%), makanan berlemak (71,6%), dan pengetahuan baik (68,4%).
Kesimpulan penelitian adalah warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding mempunyai tekanan darah
tinggi dan mengonsumsi makanan manis, asin, dan berlemak. Warga sebaiknya rutin memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan.

Kata kunci: Hipertensi, Pola Konsumsi, Pengetahuan

PENDAHULUAN tekanan darah di dalam tubuh berada di atas


Tekanan darah merupakan tekanan batas normal sesuai dengan aturan medis
yang berasal dari jantung yang berfungsi yaitu sistolik 140 mmHg dan diastolik 90
untuk menggerakkan darah keseluruh mmHg (Purnomo, 2009).
tubuh sehingga sangat penting pada sistem Hipertensi sebagian besar tidak akan
sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah ditemukan suatu gejala apapun tetapi
tinggi atau yang disebut dengan hipertensi tekanan darah yang dimiliki seseorang
merupakan penyakit yang berbahaya di akan terjadi peningkatan secara langsung
dalam dunia medis karena penyakit tersebut sehingga menimbulkan risiko berbagai
dapat menyebabkan kematian pada setiap penyakit yang muncul di dalam tubuh
orang. Hipertensi tersebut merupakan suatu seperti gagal ginjal, kerusakan ginjal,
kondisi dimana seseorang yang mempunyai stroke, serangan jantung (Sutanto, 2010).

151
152 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

Hipertensi disebut pembunuh gelap atau sebanyak 839 juta kasus yang terjadi.
silent killer karena merupakan penyakit Kasus dari hipertensi akan semakin tinggi
mematikan tanpa disertai dengan gejala- total kasus atau penderita pada tahun 2025
gejala terlebih dahulu sebagai peringatan sebanyak 1,15 milyar dari total keseluruhan
bagi penderita. Gejala yang muncul sering penduduk yang ada di dunia (WHO, 2012).
dianggap gangguan biasa sehingga penderita Data World Health Organization (WHO)
terlambat menyadari akan datangnya tahun 2014, Prevalensi hipertensi usia lebih
penyakit (Sustrani, 2004). Hipertensi dapat dari 18 tahun pada wanita sebesar 20,5% dan
memengaruhi kualitas hidup karena jika laki-laki sebesar 24%. Data Riskesdas tahun
seseorang mengalami tekanan darah yang 2013, Prevalensi hipertensi terjadi penurunan
tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan pada tahun 2007 dari 31,7% menjadi 25,8%
secara rutin akan menyebabkan terjadinya pada tahun 2013 (Kementerian Kesehatan
kematian (Wolff, 2006). Republik Indonesia, 2013).
Hipertensi dapat diklasifikasikan Data dari Profil Kesehatan Provinsi
menjadi dua macam, yaitu hipertensi Jawa Timur pada tahun 2012, menunjukkan
primer atau hipertensi esensial (90- bahwa total kasus dari hipertensi pada
95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). rawat jalan di rumah sakit pemerintah tipe
Hipertensi primer yaitu tidak ditemukan B sebanyak 112.583 kasus, rumah sakit
penyebab dari peningkatan tekanan darah pemerintah tipe C sebanyak 42.212 kasus,
tersebut. Hipertensi primer merupakan dan rumah sakit pemerintah tipe D sebanyak
penyakit multifaktorial yang dipengaruhi 3.301 kasus. Di rawat inap rumah sakit
oleh faktor genetik dan lingkungan yang pemerintah tipe A sebanyak 12.590 kasus
dapat diperparah oleh faktor obesitas, stres, dan rumah sakit pemerintah tipe C sebanyak
konsumsi alkohol yang berlebihan, dan 7.355 kasus. Data Riskesdas tahun 2013,
lain-lain. Hipertensi sekunder disebabkan Prevalensi hipertensi di Provinsi Jawa Timur
oleh penyakit atau keadaan seperti penyakit sebesar 26,2% (Dinas Kesehatan Provinsi
gagal ginjal kronik, hiperaldosteonisme, Jawa Timur, 2013). Data Puskesmas Tanah
renovaskular, dan penyebab lain yang Kali Kedinding Surabaya, Prevalensi
diketahui (Wolff, 2006). hipertensi dari bulan Oktober 2015–Februari
Laki-laki dan perempuan mempunyai 2016 sebanyak 259 kasus.
resiko untuk menderita hipertensi. Pada Hipertensi terjadi karena dipengaruhi
umur kurang dari 45 tahun, laki-laki oleh berbagai faktor. Faktor risiko untuk
dengan menderita hipertensi lebih banyak hipertensi terdiri dari jenis kelamin paling
dibandingkan dengan perempuan. Risiko banyak menyerang pada pria, usia yang lebih
laki-laki dan perempuan setelah umur 45 lanjut (lebih dari 50 tahun), mempunyai
tahun terhadap hipertensi relatif sama. riwayat keluarga mengalami hipertensi,
Perempuan setelah umur lebih dari 55 tahun mengalami peningkatan berat badan atau
menjadi lebih berisiko terkena hipertensi obesitas, aterosklerosis (terjadi penyempitan
dibandingkan laki-laki (Lidya, 2009). dalam arteri), sering merokok, mengonsumsi
Batasan hipertensi dengan memperlihatkan garam dengan kadar tinggi), minum alkohol
perbedaan usia dan jenis kelamin, antara dan sering mengalami stres (Baradeo, M.,
lain: 1) Laki-laki dengan usia kurang dari 45 dkk, 2008).
tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan Hipertensi bersifat diturunkan
darah lebih dari 130/90 mmHg, 2) Laki-laki atau bersifat genetik. Individu dengan
dengan usia lebih dari 45 tahun dikatakan mempunyai riwayat keluarga hipertensi
hipertensi apabila tekanan darah lebih dari mampu mengalami risiko dua kali lebih
145/95 mmHg, dan 3) Perempuan dikatakan besar untuk menderita hipertensi daripada
hipertensi apabila tekanan darah lebih dari individu yang tidak mempunyai keluarga
160/95 mmHg. dengan riwayat hipertensi. Insiden hipertensi
Data dari World Health Organization meningkat seiring dengan pertambahan usia,
(WHO) pada tahun 2012, menunjukkan dan pria memiliki risiko hipertensi lebih
bahwa total kasus hipertensi di dunia tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.
Laily Mitha Anggriani, Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap… 153

Hipertensi menjadi masalah global karena METODE


jumlah penderita yang selalu meningkat Penelitian yang dilakukan merupakan
karena berbagai faktor pemicu. sebuah penelitian deskriptif. Pendekatan
Faktor pemicu hipertensi dibedakan yang digunakan adalah pendekatan
menjadi 2 macam yaitu faktor yang tidak kualitatif. Penelitian ini dimulai dengan
dapat dikontrol dan faktor yang dapat mendeskripsikan kejadian hipertensi.
dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol Rancang bangun yang digunakan adalah
antara lain keturunan, jenis kelamin, dan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan
umur. Faktor yang dapat dikontrol antara pada tanggal 5 Februari 2016–24 Februari
lain kegemukan, gaya hidup, pola makan, 2016. Lokasi penelitian ini di wilayah RT
aktivitas, kebiasaan merokok, alkohol 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya.
dan garam (Dalimartha, Setiawan, 2008). Populasi yang diambil dalam penelitian ini
Faktor pemicu yang paling sering terjadi sebanyak 125 keluarga RT 05/RW 02 Tanah
pada hipertensi yaitu pola makan atau Kali Kedinding Surabaya.
konsumsi yang di makan setiap harinya. Metode yang digunakan penelitian
Perubahan pola makan tersebut dipengaruhi untuk pengambilan sampel adalah metode
oleh semakin kuatnya arus budaya makanan purpose sampling sebanyak 95 yang bersedia
asing yang disebabkan oleh globalisasi dan menjadi responden. Teknik pengumpulan
kemajuan teknologi informasi. Dampak data penelitian dilakukan dengan pengisian
dari globalisasi dan kemajuan teknologi sebuah kuesioner yang diberikan kepada
informasi tersebut menyebabkan masyarakat responden dan indepth interview. Kuesioner
tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur diberikan kepada responden sebanyak satu
(Dalimartha, Setyawan, 2008). kali.
Olahraga seperti bersepeda, jogging, Sumber data terdiri dari data primer
dan aerobik yang teratur dapat memperlancar dan data sekunder. Sumber data primer
peredaran darah di dalam tubuh sehingga berhasil dikumpulkan dari hasil kuesioner
akan dapat menurunkan tekanan darah. yang diisi oleh responden dengan dipandu
Orang yang kurang melakukan olahraga dan dijelaskan tentang setiap soal kuesioner
akan mengalami obesitas. Olahraga juga yang diberikan oleh peneliti dan indept
dapat mencegah dan mengurangi obesitas hinterview. Data sekunder dikumpulkan dari
serta asupan garam ke dalam tubuh manusia kader RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding
sehingga garam akan keluar dari dalam berupa laporan data hipertensi tahun 2015,
tubuh bersama keringat (Dalimartha, puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya
Setiawan, 2008). Perubahan pola makan dan berupa laporan data hipertensi wilayah kerja
aktivitas fisik menyebabkan semakin banyak Puskesmas tahun 2015.
masyarakat mengalami masalah gizi seperti
obesitas yang berdampak pada timbulnya
penyakit degeneratif (Indrawati, dan Yudi, HASIL PENELITIAN
2009). Hasil pengambilan data penelitian yang
Peneliti tertarik meneliti karena sudah dilakukan, didapatkan distribusi data
hipertensi akan meningkat seiring responden berdasarkan karakteristik dari
bertambahnya usia manusia dan gaya kelompok umur, pendidikan, pekerjaan,
hidup yang tidak sehat, sehingga perlu pendapatan, dan status perkawinan yang
diketahui kejadian hipertensi pada warga dapat dilihat di tabel 1.
RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk besar umur warga RT 05/RW 02 Tanah Kali
mendeskripsikan kejadian hipertensi pada Kedinding Surabaya dari kelompok umur
warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding 26–45 tahun sebanyak 54 orang (56,8%).
Surabaya. Kelompok umur yang paling sedikit adalah
154 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding


Surabaya
Karakteristik Total Persentase (%)
Umur (Tahun)
< 25 Tahun 4 4,2
26–45 Tahun 54 56,8
45–65 Tahun 33 34,8
> 65 Tahun 4 4,2
Total 95 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 43 45,3
Perempuan 52 54,7
Total 95 100
Pendidikan
Tidak Tamat 2 2,1
SD 36 37,9
SMP 21 22,1
SMA 33 34,7
Perguruan Tinggi 3 3,2
Total 95 100
Pekerjaan
PNS 4 4,2
Wiraswasta 20 21,1
IRT 26 27,3
Swasta 45 47,4
Total 95 100
Pendapatan
Kurang dari Rp 1.000.000,00 26 27,4
Rp 1.000.000,00–Rp 2.500.000,00 60 63,2
Lebih dari Rp 2.500.000,00 9 9,4
Total 95 100
Status Perkawinan
Kawin 74 77,9
Belum Kawin 10 10,5
Cerai 11 11,6
Total 95 100

umur < 25 tahun dan > 65 tahun sebanyak 4 responden paling banyak adalah pegawai
orang (4,2%). swasta sebanyak 45 orang (47,4%) dan
Jenis kelamin sebagian besar adalah paling sedikit adalah Pegawai Negeri Sipil
perempuan sebanyak 52 orang (54,7%) dan (PNS) sebanyak 4 orang (4,2%).
paling sedikit adalah laki-laki sebanyak 43 Tingkat pendapatan warga RT 05/RW
orang (45,3%). 02 Tanah Kali Kedinding yang menjadi
Tingkat pendidikan terakhir warga responden sebagian besar mempunyai
RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding yang pendapatan sebanyak 60 orang sebesar
menjadi responden paling banyak adalah antara Rp 1.000.000,00 sampai dengan Rp
tamatan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 36 2.500.00,00 (63,2%).
orang (37,9%). Tingkat pendidikan paling Tingkat pendapatan responden paling
sedikit adalah perguruan tinggi sebanyak 3 sedikit adalah lebih dari Rp 2.500.000,00
orang (3,2%). sebanyak 9 orang (9,4%). Status perkawinan
Tingkat pekerjaan warga RT 05/RW warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding
02 Tanah Kali Kedinding yang menjadi yang menjadi responden paling banyak
Laily Mitha Anggriani, Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap… 155

Tabel 2. Distribusi Tekanan Darah Pada Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding
Surabaya
Tekanan Darah Total Persentase (%)
90/40 mmHg-110/80 mmHg 13 13,7
110/90 mmHg-130/80 mmHg 16 16,9
130/90 mmHg-150/80 mmHg 23 24,2
150/90 mmHg-170/80 mmHg 35 36,8
170/90 mmHg-190/80 mmHg 8 8,4
Total 95 100

adalah kawin sebanyak 74 orang (51,0%) 70-80% diturunkan oleh kedua orang tua.
dan paling sedikit adalah yang belum kawin Riwayat hipertensi yang didapat dari kedua
sebanyak 10 orang (10,5%). orang penderita tersebut kemungkinan besar
Hasil pengambilan data penelitian menderita hipertensi (Dalimartha, 2008).
yang sudah dilakukan, didapatkan distribusi Faktor penyebab terjadinya hipertensi
berdasarkan tekanan darah pada warga RT berikutnya pada warga RT 05/RW 02 Tanah
05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya Kali Kedinding Surabaya yaitu olahraga.
yang dapat dilihat di tabel 2. Olahraga yang dilakukan oleh warga
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding
besar warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Surabaya sebagian besar kurang melakukan
Kedinding Surabaya memiliki tekanan olahraga sebanyak 78 orang (82,1%) terdiri
darah 150/90 mmHg-170/80 mmHg dari responden yang mempunyai riwayat
sebanyak 35 orang (36,8%). Tekanan hipertensi sebanyak 53 orang (80,3%) dan
darah 170/80 mmHg-190/80 mmHg responden yang tidak mempunyai riwayat
paling sedikit sebanyak 8 orang (8,4%). hipertensi sebanyak 25 orang (86,2%).
Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan Faktor penyebab terjadinya hipertensi
darah di dalam tubuh berada di atas batas berikutnya pada warga RT 05/RW 02 Tanah
normal sesuai dengan aturan medis yaitu Kali Kedinding Surabaya yaitu kebiasaan
sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg merokok. Kebiasaan merokok yang
(Purnomo, 2009). Pada data tersebut terlihat dilakukan oleh RT 05/RW 02 Tanah Kali
35 responden (36,8%) dan 8 responden Kedinding Surabaya adalah sebagian besar
(8,4%) menderita hipertensi. perokok sebanyak 63 orang (66,3%) terdiri
Hasil pengambilan data penelitian dari responden yang mempunyai riwayat
yang sudah dilakukan, didapatkan distribusi hipertensi sebanyak 45 orang (68,2%) dan
berdasarkan faktor penyebab terjadinya responden yang tidak mempunyai riwayat
hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah hipertensi sebanyak 18 orang (62,1%).
Kali Kedinding Surabaya yang dapat dilihat Faktor penyebab terjadinya hipertensi
di tabel 3. Faktor penyebab terjadinya berikutnya pada warga RT 05/RW 02
hipertensi antara lain riwayat keluarga, Tanah Kali Kedinding Surabaya yaitu pola
olahraga, kebiasaan merokok, dan pola konsumsi. Pola konsumsi yang terdiri dari
konsumsi. makanan manis, makanan asin, dan makanan
Faktor penyebab pertama terjadinya berlemak. Pola konsumsi tersebut dapat
hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah menyebabkan terjadinya hipertensi jika
Kali Kedinding Surabaya yaitu riwayat dikonsumsi secara berlebihan. Warga RT
keluarga. Riwayat keluarga sebagian besar 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya
terdapat riwayat keluarga sebanyak 80 sebagian besar mengonsumsi makanan
orang (84,2%) terdiri dari responden yang manis sebanyak 66 orang (69,5%) terdiri
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 56 dari responden yang mempunyai riwayat
orang (84,8%) dan responden yang tidak hipertensi sebanyak 44 orang (66,7%) dan
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 24 responden yang tidak mempunyai riwayat
orang (82,8%). Kasus hipertensi essensial hipertensi sebanyak 22 orang (75,9%).
156 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

Tabel 3. Distribusi Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada Warga RT 05/RW 02 Tanah
Kali Kedinding Surabaya
Hipertensi
Total
Faktor Penyebab Ada Tidak
N % N % N %
Riwayat Keluarga
Ada 56 84,8 24 82,8 80 84,2
Tidak 10 15,2 5 17,2 15 15,8
Total 66 100 29 100 95 100
Olahraga
Cukup 13 19,7 4 13,8 17 17,9
Kurang 53 80,3 25 86,2 78 82,1
Total 66 100 29 100 95 100
Kebiasaan Merokok
Perokok 45 68,2 18 62,1 63 66,3
Tidak Perokok 21 31,8 11 37,9 32 33,7
Total 66 100 29 100 95 100
Pola Konsumsi
Makanan Manis
Ya 44 66,7 22 75,9 66 69,5
Tidak 22 33,3 7 24,1 29 30,5
Total 66 100 29 100 95 100
Makanan Asin
Ya 48 72,7 23 79,3 71 74,7
Tidak 18 27,3 6 20,7 24 25,3
Total 66 100 29 100 95 100
Makanan Berlemak
Ya 45 68,2 23 79,3 68 71,6
Tidak 21 31,8 6 20,7 27 28,4
Total 66 100 29 100 95 100

Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding


Kedinding Surabaya sebagian besar Surabaya meliputi kue, roti, gula pasir,
mengonsumsi makanan asin sebanyak 71 dan susu. Makanan asin yang dikonsumsi
orang (74,7%) terdiri dari responden yang warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 48 Surabaya meliputi garam, ikan asin, telur
orang (72,7%) dan responden yang tidak asin, dan keju. Makanan berlemak yang
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 23 dikonsumsi warga RT 05/RW 02 Tanah Kali
orang (79,3%). Warga RT 05/RW 02 Tanah Kedinding Surabaya meliputi gorengan,
Kali Kedinding Surabaya sebagian besar jeroan, seafood, dan makanan yang
mengonsumsi makanan berlemak sebanyak bersantan.
68 orang (71,6%) terdiri dari responden yang Tabel 4 menunjukkan bahwa makanan
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 45 manis yang banyak dikonsumsi adalah gula
orang (68,2%) dan responden yang tidak pasir sebanyak 75 orang (79,0%) dan paling
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 23 sedikit dikonsumsi adalah susu sebanyak
orang (79,3%). 2 orang (2,1%). Makanan asin yang
Hasil pengambilan data penelitian paling banyak dikonsumsi adalah garam
yang sudah dilakukan, didapatkan distribusi sebanyak 60 orang (63,2%) dan paling
berdasarkan makanan manis, makanan asin, sedikit dikonsumsi adalah keju sebanyak 0
dan makanan berlemak yang dikonsumsi orang (0%). Makanan berlemak yang paling
pada warga RT 05/RW 02 Tanah Kali banyak dikonsumsi adalah makanan yang
Kedinding Surabaya yang dapat dilihat di bersantan sebanyak 48 orang (50,5%) dan
tabel 4. Makanan manis yang dikonsumsi paling sedikit dikonsumsi adalah seafood
sebanyak 2 orang (2,1%).
Laily Mitha Anggriani, Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap… 157

Hasil pengambilan data penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan distribusi berdasarkan
pengetahuan tentang hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya yang
dapat dilihat di tabel 5.

Tabel 4. Distribusi Makanan Manis, Makanan Asin, dan Makanan Berlemak Yang Dikonsumsi
Pada Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya
Distribusi Total Persentase (%)
Makanan Manis
Kue 10 10,5
Roti 8 8,4
Gula Pasir 75 79
Susu 2 2,1
Total 95 100
Makanan Asin
Garam 60 63,2
Ikan Asin 25 26,3
Telur Asin 10 10,5
Keju 0 0
Total 95 100
Makanan Berlemak
Gorengan 30 31,6
Jeroan 15 15,8
Seafood 2 2,1
Makanan yang bersantan 48 50,5
Total 95 100

Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Tentang Hipertensi Pada Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali
Kedinding Surabaya
Hipertensi
Total
Pengetahuan Ada Tidak
N % % N %
Baik 45 68,2 20 69,0 65 68,4
Kurang 21 31,8 9 31,0 30 31,6
Total 66 100 29 100 95 100

Ta b e l 5 m e n u n j u k k a n b a h w a penelitian berada pada rentang usia 20–


sebagian besar pengetahuan warga RT 05/ 70 tahun. Karakteristik berdasarkan jenis
RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya kelamin menunjukkan 52 responden
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 65 perempuan dan 43 responden laki-laki. Laki-
orang (68,4%) terdiri dari responden yang laki dan perempuan mempunyai risiko untuk
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 45 menderita hipertensi. Pada umur kurang
orang (68,2%) dan responden yang tidak dari 45 tahun, laki-laki dengan menderita
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 20 hipertensi lebih banyak dibandingkan
orang (69,0%). dengan perempuan. Risiko laki-laki dan
perempuan setelah umur 45 tahun terhadap
hipertensi relatif sama. Perempuan setelah
PEMBAHASAN
umur lebih dari 55 tahun menjadi lebih
Karakteristik responden dalam berisiko terkena hipertensi dibandingkan
penelitian ini adalah warga RT 05/RW laki-laki (Lidya, 2009).
02 Tanah Kali Kedinding Surabaya yang Karakteristik berdasarkan pendidikan
berjumlah 95 responden. Seluruh responden responden menunjukkan 36 responden
158 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

menempuh pendidikan terakhir SD, 33 dibandingkan dengan responden yang sudah


responden menempuh pendidikan terakhir menikah. Hal tersebut disebabkan karena
SMA, 21 responden menempuh pendidikan individu tersebut yang sudah menikah
terakhir SMP, 3 responden menempuh memiliki kewajiban terhadap keluarga
pendidikan terakhir Perguruan Tinggi, dan dan lingkungan sekitar. Jika ada masalah
2 responden menempuh pendidikan terakhir maka akan dapat mengakibatkan stres yang
tidak tamat sekolah. berdampak pada tekanan darah seseorang
Perbedaan risiko individu yang menjadi meningkat. Masyarakat yang
menderita hipertensi hanya disebabkan berstatus cerai mengakibatkan tekanan darah
karena perbedaan pendidikan, tetapi tingkat menjadi tinggi (Ananda, 2011).
pendidikan berpengaruh terhadap gaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hidup individu tersebut. sebagian besar faktor penyebab terjadinya
Seseorang yang berpendidikan tinggi hipertensi pada warga RT 05/RW 02
lebih memilih untuk gaya hidup yang sehat Tanah Kali Kedinding Surabaya adalah
dengan sering berolahraga, tidak merokok, terdapat riwayat keluarga sebanyak 80
dan tidak mengonsumsi alkohol. Seseorang orang (84,2%) terdiri dari responden yang
yang berpendidikan rendah lebih memilih mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 56
untuk gaya hidup yang tidak sehat dengan orang (84,8%) dan responden yang tidak
jarang berolahraga, sering merokok, dan mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 24
sering mengonsumsi alkohol (Saputri, orang (82,8%).
2010). Hipertensi bersifat diturunkan atau
Karakteristik berdasarkan pekerjaan bersifat genetik. Seseorang menderita
responden menunjukkan 45 responden hipertensi kemungkinan lebih besar
bekerja sebagai pegawai swasta, 26 diturunkan oleh orang tuannya jika orang
responden bekerja sebagai ibu rumah tua tersebut penderita hipertensi. Hipertensi
tangga, 20 responden bekerja sebagai esensial didapatkan dari riwayat hipertensi
wiraswasta, dan 4 responden bekerja pada orang tua. Adanya faktor riwayat
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). keluarga akan menyebabkan mempunyai
Karakteristik berdasarkan pendapatan risiko yang sama yaitu menderita hipertensi
menunjukkan 60 responden mempunyai karena berhubungan dengan peningkatan
pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00–Rp kadar sodium intraseluler dan rendahnya
2.500.000,00, 26 responden mempunyai potasium terhadap sodium antara individu
pendapatan kurang dari Rp 1.000.000,00, dengan orang tua menderita hipertensi
dan 9 responden mempunyai pendapatan daripada orang yang tidak mempunyai
lebih dari Rp 2.500.000,00. Pekerjaan riwayat hipertensi di dalam keluarganya
berkaitan dengan pendapatan individu yang (Widyaningrum, 2012). Seseorang yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya memiliki riwayat keluarga hipertensi akan
hipertensi. Seseorang memiliki pendapatan memiliki risiko yang lebih besar untuk
yang rendah dapat menimbulkan hipertensi menderita hipertensi. Hal ini terjadi karena
karena seseorang memikirkan hal tersebut seseorang yang memiliki riwayat keluarga
sampai stres sehingga memicu hipertensi hipertensi, beberapa gen yang terdapat
(Purnama, 2013). di dalam tubuh akan berinteraksi dengan
Karakteristik berdasarkan status lingkungan dan dapat memicu peningkatan
perkawinan menunjukkan 74 responden tekanan darah (Black & Hawks, 2005).
berstatus kawin, 11 responden berstatus Olahraga merupakan serangkaian suatu
cerai, dan 10 responden berstatus belum gerakan yang teratur dan terencana yang
kawin. Status perkawinan mempunyai dapat dilakukan individu dengan sadar untuk
pengaruh yang kuat terhadap gaya hidup meningkatkan kemampuan fungsional tubuh
dan tekanan sosial yang dialami oleh serta dilakukan berulang-ulang (Giriwijoyo
individu. Responden yang belum menikah dan Muchtamaji, 2005 ). Olahraga
memiliki tekanan sosial yang paling rendah bermanfaat untuk menjaga tubuh tetap
Laily Mitha Anggriani, Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap… 159

sehat, menghindari risiko tulang keropos, jumlah kolesterol dalam darah akan
meningkatkan mobilitas, dan mengurangi dieksresikan melalui hati sehingga dapat
stres. mempercepat proses arteriosklerosis
Seseorang yang sering melakukan penyebab hipertensi (Sustrani, 2004). Rokok
olahraga memiliki faktor risiko lebih mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh
rendah terkena penyakit jantung, hipertensi darah perifer dan pembuluh darah di ginjal
dan kolesterol tinggi. Seseorang yang sehingga meningkatkan tekanan darah
beraktivitas rendah berisiko terkena dalam tubuh. Rokok dapat meningkatkan
hipertensi 30–50% daripada yang risiko kerusakan pembuluh darah dengan
beraktivitas aktif (Widyaningrum, 2012). mengendapkan kolesterol pada pembuluh
Frekuensi olahraga yang baik adalah jika darah jantung koroner sehingga jantung
seseorang melakukan olahraga dalam waktu bekerja lebih keras (Widyaningrum, 2012).
seminggu dilakukan selama 3–5 kali secara Hasil penelitian menunjukkan bahwa
teratur dengan durasi 20–60 menit sehingga sebagian besar faktor penyebab terjadinya
dapat menurunkan tekanan darah di dalam hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah
tubuh (Divine, 2009). Kali Kedinding Surabaya adalah sebagian
Kegiatan olahraga dapat membuat besar perokok atau sering merokok sebanyak
jantung bekerja secara lebih efisien, 63 orang (66,3%) terdiri dari responden yang
frekuensi denyut nadi berkurang namun mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 45
kekuatan memompa jantung semakin kuat, orang (68,2%) dan responden yang tidak
penurunan oksigen jantung pada intensitas mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 18
tertentu, penurunan lemak di dalam tubuh orang (62,1%).
dan menurunkan tekanan darah (Cahyono, Pola konsumsi atau kebiasaan makan
2008). merupakan berbagai informasi yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberikan gambaran untuk individu
sebagian besar faktor penyebab terjadinya tentang jenis bahan makanan, jumlah
hipertensi pada warga RT 05/RW 02 bahan makanan dan frekuensi makanan
Tanah Kali Kedinding Surabaya adalah yang dikonsumsi setiap hari dan ciri khas
kurang melakukan olahraga sebanyak 78 untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.
orang (82,1%) terdiri dari responden yang Pola konsumsi makanan yang dikonsumsi
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 53 responden warga RT 05/RW 02 Tanah Kali
orang (80,3%) dan responden yang tidak Kedinding Surabaya dalam penelitian ini
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 25 antara lain pola konsumsi makanan yang
orang (86,2%). asin, makanan yang manis, dan makanan
Zat kimia yang terdapat di sebatang yang berlemak.
rokok mengandung nikotin dan karbon Hasil penelitian menunjukkan bahwa
monoksida yang dapat memicu pengeluaran sebagian besar faktor penyebab terjadinya
hormon adrenalin yang merangsang hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah
peningkatan denyut jantung dan karbon Kali Kedinding Surabaya adalah kebiasaan
monoksida yang memiliki kemampuan lebih mengonsumsi makanan manis sebanyak 66
kuat daripada sel darah merah (hemoglobin). orang (69,5%) terdiri dari responden yang
Sel darah merah (hemoglobin) dapat mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 44
menyerap oksigen sehingga kapasitas orang (66,7%) dan responden yang tidak
darah merah tersebut membawa oksigen ke mempunyai riwayat hipertensi sebanyak
jaringan termasuk jantung, untuk memenuhi 22 orang (75,9%). Individu yang sering
kebutuhan oksigen pada jaringan makan mengonsumsi makanan atau minuman manis
diperlukan peningkatan produksi hemoglobin tidak akan merasa puas dan terus-menerus
dalam darah agar dapat mengikat oksigen akan mengonsumsi makanan. Konsumsi
lebih banyak untuk kelangsungan hidup sel secara berlebihan akan meningkatkan
di dalam tubuh. asupan energi yang disimpan oleh tubuh
Merokok dapat menurunkan kadar sebagai cadangan lemak. Penumpukan
kolesterol baik (High Desity Lipoprotein) lemak di dalam tubuh terutama pada
dalam darah. Jika kadar HDL turun maka perut akan menyebabkan obesitas sentral
160 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

dan penumpukan pada pembuluh darah lebih kuat dan memicu kenaikan tekanan
akan menyumbat peredaran darah dan darah (Almatsier, 2003).
membentuk sebuah plak atau aterosklerosis Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengakibatkan terjadinya hipertensi dan warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding
penyakit jantung koroner (Johnson, 2007). mengonsumsi makanan manis meliputi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75 responden mengonsumsi gula pasir, 10
sebagian besar faktor penyebab terjadinya responden mengonsumsi kue, 8 responden
hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah mengonsumsi roti dan 2 responden
Kali Kedinding Surabaya adalah kebiasaan mengonsumsi susu. Responden sering
mengonsumsi makanan asin sebanyak 71 mengonsumsi gula karena sudah kebiasaan
orang (74,7%) terdiri dari responden yang membuat masakan dan minuman setiap
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 48 harinya. Jika tidak memakai gula dalam
orang (72,7%) dan responden yang tidak masakan dan minuman akan terasa hambar
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak atau tidak ada rasa.
23 orang (79,3%). Makanan asin termasuk Gula merupakan suatu karbohidrat
makanan yang mengandung kadar natrium sederhana yang menjadi sumber energi. Gula
tinggi. Natrium merupakan mineral yang digunakan untuk mengubah rasa menjadi
dapat menyebabkan timbulnya hipertensi manis pada makanan dan minuman. Gula
(Krisnatuti dan Yenrina, 2005). sederhana seperti glukosa (diproduksi dari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam)
sebagian besar faktor penyebab terjadinya untuk menyimpan energi yang digunakan
hipertensi pada warga RT 05/RW 02 Tanah oleh sel di dalam tubuh. Makanan manis
Kali Kedinding Surabaya adalah kebiasaan pada umumnya mengandung gula pasir
mengonsumsi makanan berlemak sebanyak atau disebut sukrosa. Gula pasir adalah
68 orang (74,7%) terdiri dari responden yang gula spontan yang tidak memerlukan proses
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 45 metabolisme lagi di dalam tubuh, sehingga
orang (68,2%) dan responden yang tidak gula ini dapat langsung masuk ke aliran
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 23 darah manusia (Marewa, 2015).
orang (79,3%). Seseorang yang sering mengonsumsi
Konsumsi makanan yang mengandung makanan atau minuman manis tidak akan
tinggi lemak dapat menyebabkan merasa puas dan akan makan secara terus
penyumbatan pembuluh darah menerus. Konsumsi makanan manis yang
(aterosklerosis). Lemak tersebut berasal berlebihan akan meningkatkan asupan
dari minyak goreng yang tersusun dari energi yang selanjutnya disimpan di
asam lemak jenuh rantai panjang (long- dalam tubuh sebagai cadangan lemak.
saturated fatty acid). Jumlah lemak yang Penumpukan lemak pada perut akan
berlebih di dalam tubuh menyebabkan mengakibatkan obesitas sentral, sedangkan
terjadinya penumpukan dan pembentukan penumpukan lemak pada pembuluh darah
plak di dalam pembuluh darah sehingga akan menyumbat peredaran darah dan akan
pembuluh darah menjadi semakin sempit membentuk plak yang disebut aterosklerosis
dan berkurangnya elastisitasnya. yang akan mengakibatkan hipertensi dan
Makanan berlemak seperti daging dapat terjadi penyakit jantung koroner
berlemak mengandung banyak protein, (Widyaningrum, 2012).
vitamin, dan mineral dan di dalam daging Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berlemak dan jeroan mengandung lemak warga bahwa warga RT 05/RW 02 Tanah
jenuh dan kolesterol. Kadar lemak yang Kali Kedinding mengonsumsi makanan
tinggi di alam darah akan menyebabkan asin meliputi 60 responden mengonsumsi
penyumbatan di dalam pembuluh darah garam, 25 responden mengonsumsi ikan
karena terdapat lemak yang banyak asin, 10 responden mengonsumsi telur asin,
menempel di dinding pembuluh darah dan tidak ada responden yang memilih keju.
sehingga keadaan ini dapat memicu kerja Responden sering mengonsumsi garam
jantung lebih cepat untuk memompa darah karena mereka sudah terbiasa masak dengan
Laily Mitha Anggriani, Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap… 161

menggunakan garam dan MSG. Jika tidak kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)
memakai garam dalam masakan akan terasa dalam pembuluh darah sehingga terjadi
tidak gurih dan tidak ada rasa. Responden penyempitan di dalam pembuluh darah dan
tidak mengukur dalam memberi garam pada meningkatkan risiko hipertensi (Almatsier,
masakan sehingga mereka memberi garam 2003).
dalam masakan sesuai dengan keinginan Makanan berlemak mengandung
mereka dan tergantung rasa masakan. lemak jenuh dan kolesterol. Kadar lemak
Garam dapat menyebabkan tinggi di dalam darah akan menyebabkan
penumpukan cairan di dalam tubuh karena penyumbatan pembuluh darah sehingga akan
akan menarik cairan di luar sel supaya terjadi gangguan pada sistem kardiovaskuler
tidak keluar, sehingga akan meningkatkan dan bisa memicu terjadinya hipertensi secara
volume dan tekanan darah di dalam tubuh. tidak langsung (Adriaansz, dkk, 2016).
Pada manusia yang mengonsumsi garam Hipertensi merupakan tekanan dari
sebanyak 3 gram atau kurang sering darah yang dipompa oleh jantung terhadap
ditemukan rata-rata tekanan darah rendah, dinding arteri sehingga darah dipompa
sedangkan mengonsumsi garam sebanyak melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam
7–8 gram rata-rata tekanan darah lebih jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan
tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan sirkulasi sistemik. Tekanan darah sangat
tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan penting karena sebagai kekuatan pendorong
110 mmol natrium atau 2.400 mg/hari bagi darah supaya dapat beredar ke seluruh
(Thomas, 2005).\ tubuh untuk memberikan darah yang
Asupan natrium meningkat mengandung banyak oksigen dan nutrisi
menyebabkan tubuh meretensi cairan yang ke bagian seluruh organ tubuh (Amiruddin,
dapat meningkatkan volume darah dalam dkk, 2015). Hasil penelitian menunjukkan
tubuh dan mengakibatkan tekanan darah bahwa sebagian besar warga RT 05/RW 02
meningkat (Herwati dan Sartika, 2011). Tanah Kali Kedinding Surabaya memiliki
Natrium bersama klorida yang terdapat tekanan darah 150/90 mmHg–170/80
pada garam dapur dalam jumlah normal mmHg sebanyak 35 orang (36,8%). Tekanan
dapat membantu tubuh mempertahankan darah 170/80 mmHg–190/80 mmHg paling
keseimbangan cairan tubuh untuk mengatur sedikit sebanyak 8 orang (8,4%). Responden
tekanan darah. Natrium dengan jumlah yang penelitian yang dilakukan pemeriksaan
berlebihan dapat menahan air (retensi), tekanan darah tidak hanya lanjut usia
sehingga dapat meningkatkan volume darah yang menderita hipertensi namun di usia
sehingga mengakibatkan kerja jantung lebih produktif antara 25–45 tahun juga menderita
keras untuk memompa dan tekanan darah hipertensi. Responden yang berusia
menjadi meningkat (Sustrani, 2004). produktif menyatakan bahwa mereka jarang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melakukan olahraga, mengonsumsi makanan
warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Kedinding asin, merokok, dan kurang istirahat.
mengonsumsi makanan berlemak meliputi Penderita tekanan darah tinggi atau
48 responden mengonsumsi makanan yang hipertensi pada umumnya adalah orang
bersantan, 30 responden mengonsumsi yang berusia diatas 45 tahun, namun saat
gorengan, 15 responden mengonsumsi ini orang yang berusia muda kemungkinan
jeroan, dan 2 responden mengonsumsi bisa menderita hipertensi. Hipertensi primer
seafood. sebagian besar terjadi pada usia 25–45
Lemak berfungsi sebagai sumber tahun dan hanya 20% terjadi di bawah usia
energi, sumber asam lemak esensial, sebagai 20 tahun dan diatas usia 50 tahun karena
alat angkut vitamin larut lemak, sebagai di usia produktif jarang memperhatikan
penghemat protein, sebagai pelumas, kesehatannya seperti jarang olahraga,
memberi rasa kenyang dan kelezatan, kurang istirahat, pola makan yang tidak
sebagai pemelihara suhu tubuh, dan sehat, dan gaya hidup yang kurang sehat
sebagai pelindung organ tubuh (Almatsier, (Dhianningtyas dan Hendrati, 2006).
2003). Konsumsi lemak dan jeroan yang Pengetahuan merupakan suatu hasil
tinggi dapat menyebabkan timbulnya dari proses pembelajaran seseorang
162 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

terhadap sesuatu baik dari yang didengar radio, majalah, koran, serta pengalaman
maupun dilihat serta dapat diperoleh dari yang baik maupun buruk dari diri individu
pengalaman individu maupun pengalaman itu sendiri dan individu yang lain. Warga
orang lain. Pengetahuan seseorang semakin RT 05/RW 02 harus rutin memeriksakan
tinggi maka semakin membutuhkan dan kesehatannya ke pelayanan kesehatan
termotivasi untuk berkunjung ke pusat-pusat terdekat terutama memeriksakan tekanan
pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat darah. Warga RT 05/RW 02 sebaiknya
bagi dirinya dan keluarga (Slameto, 2003). melakukan olahraga secara rutin untuk
Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali menurunkan tekanan darah tinggi. Warga RT
Kedinding Surabaya yang tahu tentang 05/RW 02 sebaiknya mengurangi makanan
hipertensi untuk mencegah terjadinya yang bisa mengakibatkan hipertensi seperti
hipertensi sehingga memiliki kesadaran makan makanan asin.
yang baik dan melakukan perilaku sesuai Tenaga kesehatan perlu melakukan
dengan pengetahuannya (Notoatmodjo, penyuluhan kesehatan tentang definisi
2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipertensi, cara mencegah dan mengatasinya.
sebagian besar pengetahuan warga RT 05/ Tenaga kesehatan perlu mengadakan
RW 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya pemeriksaan kesehatan secara gratis
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 65 terutama pemeriksaan tekanan darah setiap 1
orang (68,4%) terdiri dari responden yang bulan 2 kali mengadakan kegiatan tersebut.
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 45 Tenaga kesehatan perlu memberikan
orang (68,2%) dan responden yang tidak pengobatan gratis pada penderita hipertensi
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 20 untuk dapat mengontrol tekanan darahnya
orang (69,0%). setiap hari.
Warga memahami tentang pengertian,
penyebab, dan gejala dari hipertensi tetapi
DAFTAR PUSTAKA
mereka tetap melakukan pola hidup yang
tidak sehat sehingga menderita hipertensi Adriaansz, P., Rottie, J., Lolong., J. 2016.
dan sebagian kecil memiliki pengetahuan Hubungan Konsumsi Makanan dengan
kurang sebanyak 30 orang (31,6%). Warga Kejadian Hipertensi Pada Lansia di
memiliki pengetahuan kurang karena mereka Puskesmas Ranomuut Kota Manado.
belum mengetahui secara lengkap dan jelas Ejournal Keperawatan Volume 4 Nomor 1,
tentang dampak komplikasi dari hipertensi. Mei 2016. Manado: Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi.
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu
KESIMPULAN
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Hasil penelitian dapat disimpulkan Utama.
bahwa warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Amiruddin, M., Danes, V., Lintong, F. 2015.
Kedinding mayoritas berusia 26–45 tahun, Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah
jenis kelamin perempuan, pendidikan Antara Posisi Duduk Dan Posisi Berdiri
terakhir SD. Mayoritas responden memiliki Pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh)
tekanan darah sebesar 150/90 mmHg-170/80 TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran
mmHg, memiliki riwayat keluarga dengan Universitas Sam Ratulangi. Jurnal
hipertensi, kurang melakukan olahraga, e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 3,
sering merokok, sering mengonsumsi Nomor 1, Januari-April 2015. Manado:
makanan manis, asin, berlemak, serta Universitas Sam Ratulangi.
memiliki pengetahuan yang baik. Ananda. 2011. Hipertensi Pada Kelompok
Warga RT 05/RW 02 Tanah Kali Pra Lansia dan Lansia (45–47 Tahun)
Kedinding Surabaya perlu meningkatkan Gakin di Kelurahan Utan Panjang
pengetahuan dan dapat mencari informasi Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat
yang banyak tentang hipertensi melalui Tahun 2011. Skripsi. Depok: FKM
media yang lainnya, antara lain televisi, Universitas Indonesia.
Laily Mitha Anggriani, Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap… 163

Baradeo, M., Dayrit, M. W., Siswadi, Y. Cardiovascular Disease. Am J Clin Nutr


2008. Klien gangguan Kardiovaskular: 86:899–906.
Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
EGC. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Black, J.M dan Hawks, J.H. 2005. Medical Badan Penelitian dan Pengembangan
Surgical Nursing: Clinical Management Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
for Positive Outcomes. 7th Edition. St. Krisnatuti D, Yenrina R. 2005. Perencanaan
Louis: Elsevier Saunders. Menu Bagi Penderita Jantung Koroner.
Cahyono. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Jakarta: Trubus Agriwidya.
Modern. Jakarta: Kanisius. Lidya, Herda Andryani. 2009. Studi
Dalimartha, Setiawan. 2008. Care Your Self Prevalensi dan Determinan Hipertensi
Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dhianningtyas, Yunita dan Hendrati, Lucia Tahun 2007 (Analisis Riset Kesehatan
Y. 2006. Risiko Obesitas, kebiasaan Dasar 2007). Skripsi. Depok: FKM
merokok, dan konsumsi garam terhadap Universitas Indonesia.
kejadian hipertensi pada usia produktif. Marewa, Lukman Waris. 2015. Kencing
The Indonesian Journal of Public Health Manis (Diabetes Mellitus) di Sulawesi
Vol. 2 No. 3. Surabaya: Universitas Selatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Airlangga. Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Tahun 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta.
Provinsi Jawa Timur. Purnomo, H. 2009. Pencegahan dan
Divine. 2009. Program Olahraga: Tekanan Pengobatan Penyakit yang Paling
Darah Tinggi. Yogyakarta: PT. Citra Mematikan (Hipertensi). Yogyakarta:
Parama. Buana Pustaka.
Giriwijoyo dan Muchtamaji. 2005. Ilmu Purnama. 2013. Prevalensi Hipertensi dan
Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pada Olahraga. Bandung: Universitas Kejadian Hipertensi Pada Lansia di
Pendidikan Indonesia, Fakultas Posyandu Lansia Wilayah Kecamatan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Johar Baru Jakarta Pusat Tahun 2013.
Herwati dan Sartika. 2011. Terkontrolnya Depok: FKM Universitas Indonesia.
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya.
Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan 2016. Data Prevalensi Penyakit Hipertensi
Olahraga di Padang Tahun 2011. Jurnal Tahun 2015-2016. Surabaya: Puskesmas
Kesehatan Masyarakat, September Tanah Kali Kedinding Surabaya.
2013-Maret 2014, Vol.8 No. 1. Padang: Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Jurusan Keperawatan Padang Poltekkes yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka
Kemenkes Padang. Cipta.
Indrawati L. Werdhasari, A. dan Yudi, Sustrani. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia
A.K. 2009. Hubungan Pola Kebiasaan Pustaka Utama.
Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal)
dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Penyakit Modern Hipertensi, Stroke,
Jurnal Media Peneliti dan Pengembangan Jantung, Kolesterol, dan Diabetes.
Kesehatan. Yogyakarta: Andi.
Johnson. 2007. Potential Role of Sugar Thomas. 2005. Hypertension: Salt is a Major
(Fructose) in the Epidemic of Risk Factor. USA: J Cardiovasc.
Hypertension, Obesity and the Metabolic Widyaningrum, Sri. 2012. Hubungan
Syndrome, Diabetes, Kidney Disease, and antara Konsumsi Makanan dengan
164 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 151–164

Kejadian Hipertensi Pada Lansia (Studi World Health Organization (WHO). 2012.
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Data Hipertensi Global. Asia Tenggara:
Jember). Skripsi. Jember: Gizi Kesehatan WHO.
Masyarakat Fakultas Kesehatan World Health Organization (WHO). 2014. Data
Masyarakat. Universitas Jember. Hipertensi Global. Asia Tenggara: WHO.
Wolff, Hanns P. 2006. Hipertensi. Jakarta:
PT Bhuana Ilmu Populer.

You might also like