You are on page 1of 7

Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

[ARTIKEL REVIEW]

POTENTIAL EXTRACT CURCUMA (Curcuma xanthorrizal, Roxb)


AS ANTIBACTERIALS
Dermawaty, D.E.
Faculty of Medicine, University of Lampung

Abstract
Infectious diseases such as diarrhea or respiratory and digestive tract disorders is one of the biggest causes of death
in the world are caused by microbial pathogens. Curcuma widely used as an antimicrobial for the content of the
active compound is able to prevent the growth of microbes. Curcuma is also likely as a cure infections caused by
microbial pathogens such as C. albicans, S. aureus, E. coli, B. cereus and S. mutans. The content in ginger contains
chemical compounds that have active ingredients, namely kurkuminoid and essential oils. The content kurkuminoid
in ginger act as anti-bacterial, anti-cancer, anti-tumor, and contains antioxidants. The content kurkuminoid in the
range 1-2% of ginger and turmeric contains oil in the range of 3-12%. Curcuma categorized very powerful in
inhibiting the growth of bacteria E. coli (31.56 mm) because it exceeds the standard category is very strong
inhibition of ≥20 mm and a strong say in inhibiting S. aureus (15.75 mm) and C. albicans (13, 07 mm) with a strong
inhibition of the standard categories of 10-20 mm. Power resistor formed other Curcuma range 8-11 mm it is
considered moderate (S) (5-10 mm). Activity xanthorizol active compounds can inhibit the growth and development
of the bacterium Streptococcus mutans. Xanthorizol active compound also has antimicrobial properties.

Keywords: anti-bacterial, curcuminoid, Curcuma xanthorizol, essential oils

Abstrak
Penyakit infeksi seperti saluran pernafasan dan diare atau gangguan saluran pencernaan merupakan salah satu
penyebab kematian terbesar di dunia disebabkan oleh mikroba patogen. Curcuma banyak dimanfaatkan sebagai
antimikroba karena kandungan senyawa aktifnya mampu mencegah pertumbuhan mikroba. Curcuma juga
berpeluang sebagai obat infeksi yang disebabkan oleh mikroba patogen seperti C. albicans, S. aureus, E. coli, B.
cereus dan S. mutans. Kandungan dalam temulawak berisi senyawa-senyawa kimia yang memiliki kandungan aktif,
yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan kurkuminoid dalam temulawak berfungsi sebagai anti-bakteria,
anti-kanker, anti-tumor, serta mengandung antioksidan. Kandungan kurkuminoid dalam temulawak berkisar 1-2%
dan kandungan minyak atsiri dalam temulawak berkisar 3-12%. Segar rimpang temulawak dikategorikan sangat kuat
dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli (31,56 mm) karena melebihi standar kategori daya hambat sangat
kuat yaitu ≥20 mm dan dikatakan kuat dalam menghambat S. aureus (15,75 mm) dan C. albicans (13,07 mm)
dengan standar kategori daya hambat kuat sebesar 10-20 mm. Daya hambat yang dibentuk Curcuma lainnya berkisar
8-11 mm hal ini dikategorikan sedang (S) (5-10 mm). Aktivitas senyawa aktif xanthorizol dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan bakteri Streptococcus mutans. Senyawa aktif xanthorizol juga memiliki sifat
sebagai antimikroba.

Kata kunci: antibakteri, kurkuminoid, Curcuma xanthorrizal, minyak atsiri.

Korespodensi : Dessy Eva Dermawaty | dessyeva@rocketmail.com

Pendahuluan dengan menggunakan antibiotika.


Penyakit infeksi seperti saluran Penggunaan antibiotika yang tidak
pernafasan dan diare atau gangguan rasional bisa membuat mikroba
saluran pencernaan merupakan salah patogen menjadi resisten dan
satu penyebab kematian terbesar di munculnya mikroba resisten ini
dunia disebabkan oleh penyebab utama kegagalan
1
mikroorganisme patogen. Penyakit pengobatan penyakit infeksi.2 Oleh
infeksi sampai saat ini masih diatasi sebab itu, diperlukan alternatif dalam

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 5


Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

mengatasi masalah ini dengan pertumbuhan bakteri adalah suhu, pH,


memanfaatkan bahan-bahan aktif nutrisi, oksigen, tekanan osmosis.1
antimikroba dari tanaman obat. Temulawak merupakan tumbuhan yang
Curcuma banyak dimanfaatkan berasal dari kawasan Indo-Malaysia dan
sebagai antimikroba karena kandungan dimanfaatkan sebagai jamu dan obat-
senyawa aktifnya mampu mencegah obatan tradisional. Secara ilmiah,
pertumbuhan mikroba. Tanaman ini taksonomi tanaman jahe adalah
terdiri dari beberapa spesies sebagai berikut : 7
diantaranya Curcuma xanthorriza
(temulawak), C. domestica (kunyit), C. Divisi : Spermatophyta
mangga (temu mangga), C. zedoaria Sub-divisi : Angiospermae
(temu putih), C. heyneana (temu giring) Kelas : Monocotyledoneae
dan C. aeruginosa (temu hitam). Ordo : Zingiberales
Rimpang Curcuma ini sering digunakan Famili :Zingiberaceae
dalam pengobatan tradisonal Genus : Curcuma
diantaranya mengobati keputihan, Species : Curcuma xanthorriza, Roxb
diare, obat jerawat dan gatal-gatal.3
Curcuma juga berpeluang sebagai obat Kandungan dalam temulawak
infeksi yang disebabkan oleh mikroba berisi senyawa-senyawa kimia yang
patogen seperti C. albicans, S. aureus memiliki kandungan aktif secara
dan E. coli.1 fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak
Ekstrak C. xanthorriza mampu atsiri. Kandungan kurkuminoid dalam
menghambat pertumbuhan bakteri temulawak berfungsi sebagai anti-
Bacillus cereus, E. coli, Penicilium sp bakteria, anti-kanker, anti-tumor, serta
dan Rhizopus oryzae serta dapat juga mengandung antioksidan. Kandungan
menghambat Salmonella thypii.4 kurkuminoid dalam temulawak berkisar
Ekstrak etanol rimpang temulawak 1-2% dan kandungan minyak atsiri
mampu menghambat pertumbuhan dalam temulawak berkisar 3-12%.8
bakteri E. coli.5 Kandungan senyawa Rimpang Temulawak (Curcuma
dalam temulawak putih dan kunyit xanthorrhiza) mengandung banyak zat
mampu menghambat pertumbuhan S. kimiawi yang memberikan kesan
aureus dan E. coli. Namun belum positif terhadap organ dalam manusia
ditemukan informasi mengenai ekstrak seperti empedu, hati dan pankreas.
segar enam jenis rimpang Curcuma Pengaruhnya terhadap empedu ialah
yang paling efektif dalam menghambat dapat mencegah pembentukan batu
mikroba uji.6 dan kolesistisis. Dalam hati, zat
temulawak merangsang sel hati
DISKUSI membuat empedu, mencegah
hepatatis dan penyakit hati,
Bakteri adalah mikroorganisme membantu menurunkan kadar SGOT
bersel satu dan berkembang biak dan SGPT dan sebagai anti-
dengan cara membelah diri serta hanya hepatotoksik. Selain itu, yang dapat
dapat dilihat dengan menggunakan merangsang fungsi pankreas,
mikroskop.5 Faktor-faktor yang bisa menambah selera makan,
mempengaruhi perkembangan dan berkemampuan merangsang

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 6


Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

perjalanan sistem hormon mikroba uji. Temulawak memberikan


metabolisme dan fisiologi tubuh.8 pengaruh yang berbeda nyata
Temulawak mengandung dibandingkan dengan ekstrak segar
minyak atsiri seperti limonina yang Curcuma lainnya. Pengaruh yang
mengharumkan, sedangkan diberikan terlihat dari diameter zona
kandungan flavonoida-nya berkhasiat hambat yang terbentuk. 1 8
menyembuhkan radang. Minyak atsiri Terbentuknya diameter zona
juga bisa membunuh mikroba. hambat hal ini dikarenakan ekstrak
Buahnya mengandung minyak terbang segar rimpang Curcuma memiliki
senyawa aktif yang bersifat sebagai
(anetol, pinen, felandren, dipenten, antimikroba. Rimpang Curcuma
fenchon, metilchavikol, anisaldehida, mengandung senyawa aktif diantaranya
asam anisat, kamfer) dan minyak terpenoid, alkaloid, flavonoid, minyak
lemak. Komponen utama rimpang atsiri, fenol dan kurkuminoid yang
temulawak: 8 berfungsi sebagai antimikroba sehingga
sering digunakan dalam ramuan obat
Tabel 1. Kandungan atau komponen utama tradisonal.3
Rimpang Temulawak. Diameter daya hambat ekstrak
Kandungan Jumlah Manfaat segar rimpang Curcuma dapat
Zat Kandungan dikelompokkan berdasarkan kategori
(%) daya hambat Davis Stout.9 Ekstrak segar
Pati 48,18% - Membantu proses rimpang temulawak dikategorikan
59,64% metabolisme dan sangat kuat dalam menghambat
fisiologis organ badan pertumbuhan bakteri E. coli (31,56 mm)
karena melebihi standar kategori daya
Protein 29% - 30%
Abu 5,26% - 7,07%
hambat sangat kuat yaitu ≥20 mm dan
Serat 2,58% - 4,83% Memulihkan dikatakan kuat dalam menghambat S.
kesegaran badan aureus (15,75 mm) dan C. albicans
(bersifat tonik) (13,07 mm) dengan standar kategori
Kurkumin 1,6% - 2,2% Melancarkan proses daya hambat kuat sebesar 10-20 mm.
pencernaan tubuh Daya hambat yang dibentuk Curcuma
Minyak 6% - 10% Meningkatkan fungsi lainnya berkisar 8-11 mm hal ini
atsiri ginjal
dikategorikan sedang (S) (5-10 mm).
Phelandren - Melancarkan Respon daya hambat
pengeluaran toksik pertumbuhan mikroba yang dihasilkan
dalam tubuh melalui dipengaruhi oleh kandungan senyawa
air kencing aktif yang terdapat dalam rimpang
Turmerol - Membantu proses Curcuma seperti minyak atsiri, alkaloid,
metabolisme
Borneol - Memulihkan
flavonoid, tanin, kurkuminoid dan
kesehatan tubuh terpenoid.3 Senyawa flavonoid mampu
badan akibat merusak dinding sel sehingga
serangan penyakit menyebabkan kematian sel. Flavonoid
Sineal & - juga dapat menghambat pembentukan
Xanthorizol protein sehingga menghambat
Sumber : Anand, 2007 pertumbuhan mikroba.10
Selain flavonoid kandungan
Ekstrak segar rimpang enam jenis senyawa lain seperti senyawa tanin juga
Curcuma terhadap C. albicans, S. dapat merusak membran sel. Senyawa
aureus dan E. coli menunjukkan bahwa tanin dapat merusak pembentukan
semua ekstrak Curcuma tersebut konidia jamur. Kandungan senyawa lain
mampu menghambat pertumbuhan seperti alkaloid dalam rimpang Curcuma
mampu mendenaturasi protein

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 7


Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

sehingga merusak aktivitas enzim dan untuk S. aureus, B. cereus dan E. coli
menyebabkan kematian sel.11 Rimpang adalah ekstrak etanol 10%, ekstrak
temulawak berkhasiat karena etanol 5% dan 10% ekstrak etil asetat
mengandung senyawa kimia
diantaranya adalah kurkumin, minyak masing-masing. Efek penghambatan
atsiri, saponin, flavonoid, alkaloid dan pada bakteri yang tergantung pada
tanin. komponen aktif yang terdiri ekstrak dan
Rimpang temulawak bermanfaat struktur bakteri.16
untuk mengobati sakit maag, diare, Rimpang temulawak
ambeien, batuk, asma dan sariawan mengandung curcumoid dan minyak
serta penambah nafsu makan.12
Temulawak memiliki tujuh khasiat yaitu atsiri, memiliki kegiatan biologi.
untuk memperbaiki nafsu makan, Umumnya, minyak atsiri dari
memperbaiki fungsi pencernaan, temulawak rimpang mengandung
memelihara fungsi hati, meredakan xanthorrhizol, germakren,
nyeri sendi dan tulang, menurunkan alloaromadendren, tricyclin, dan
lemak darah dan antioksidan.13 isofurogermakren. Curcumoid dan
Kulit yang berminyak xanthorrizol adalah komponen yang
menyebabkan pori-pori tersumbat, paling aktif dan keduanya larut dalam
sehingga bakteri anaerobic seperti alkohol.16
Staphyloccocus aureus akan Aktivitas antimikroba dapat
berkembang biak dengan cepat dan diketahui dari kemampuan
menyebabkan timbulnya jerawat.14 penghambatan pertumbuhan bakteri
Temulawak dapat digunakan sebagai Gram positif seperti Staphylococcus
obat anti jerawat karena dapat aureus, Streptococcus mutans, dan
membantu membersihkan wajah dari Bacillus cereus.16 Streptococcus mutans
bakteri patogen sehingga dapat merupakan agen penyebab karies yang
mengobati radang jerawat.14 Ekstrak paling sering ditemukan. Interaksi
rimpang temulawak bersifat antibakteri bakteri S. mutans pada permukaan gigi
terhadap Staphylococcus aureus dan menyebabkan proses demineralisasi
Staphylococcus epidermis, bakteri email.17
yang diisolasi dari permukaan kulit yang Penghambatan pertumbuhan
berjerawat. Ekstrak rimpang temulawak mikroba terjadi karena penghambatan
dengan konsentrasi 1,9%, 3,8% dan sintesis dinding sel, mengubah
7,6% b/v dalam sediaan krim dengan permeabilitas membran sel dan
basis minyak dalam air dapat digunakan transport aktif melalui membran sel,
untuk menghambat pertumbuhan penghambatan sintesis protein dan
mikroba penyebab jerawat tersebut. penghambatan sintesis asam nukleat.1
Dari ketiga konsentrasi tersebut yang S. aureus dan B. cereus
memiliki aktivitas antibakteri tertinggi merupakan bakteri Gram positif
tanpa menimbulkan iritasi adalah mengandung asam peptidoglikan dan
konsentrasi 7,6% b/v.15 teikoik di dinding sel mereka. Polaritas
Kegiatan antibakteri analisis asam teikoik menyebabkan ekstrak
ekstrak temulawak rimpang: Umumnya etanol memiliki kemampuan untuk
3 jenis ekstrak yang diperoleh dari 3 menembus dinding sel Gram positif
macam pelarut memiliki aktivitas lebih mudah daripada ekstrak lainnya.
antibakteri terhadap tiga jenis bakteri Ekstrak etanol mengandung alkaloid,
yang diuji. Ekstrak inhibitor yang dipilih

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 8


Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid Indonesia. Kontaminan mikroba dalam


dan glikosida. 16 bahan baku memperkenalkan masalah
Aktivitas antibakteri ekstrak besar terutama selama persiapan dan
etanol terhadap S. aureus mungkin penyimpanan produk jamu.
berasal dari terphenoid dan Kualitas keseluruhan produk
curcurminoid. E. coli adalah bakteri sebagian besar tergantung pada kualitas
Gram negatif yang memiliki lipoprotein, higienis dari bahan baku. Temulawak (C.
lipopolisakarida dan Porin di protein xanthorrhiza Roxb), temu hitam (C.
membran luar mereka, lipopolisakarida aeruginosa), galanga (K. galanga) dan
dan Porin di membran luar.16 kunyit (C. domestica) merupakan
Turunan senyawa fenol tanaman asli Indonesia. Akar
berinteraksi dengan sel bakteri melalui berbonggol kering dari tanaman ini
proses adsorbsi yang melibatkan ikatan digunakan sebagai bahan baku utama
hidrogen dan dapat merubah produk jamu.22
permeablitas membran sel.18 Aktivitas senyawa aktif
Penghambatan pertumbuhan bakteri xanthorizol dapat menghambat
diduga karena adanya aktivitas dari pertumbuhan dan perkembangan
senyawa fenol. Penetrasi fenol dengan bakteri Streptococcus mutans.20
kadar yang tinggi ke dalam sel dapat Senyawa aktif xanthorizol juga
menyebabkan koagulasi protein dan memiliki sifat sebagai antimikroba.14
lisis pada membran sel. Mekanisme
penghambatan senyawa fenol adalah Tabel 2. Aktivitas antimikroba dalam ekstrak
melalui pembentukkan ikatan hidrogen
Mikroba Konse Inhibitory capacity
antara gugus hidroksil pada senyawa ntrasi Aquadest Ethanol Diclorom
fenol dengan protein membran sel yang ekstract 70% ethane
menyebabkan gangguan terhadap ekstract ekstract
permeabilitas membran sehingga Staphylo 5 + + +
komponen sel yang esensial keluar dari coccus 4 + + +
aureus 3 + + +
dalam sel dan menyebabkan kematian
2 + + +
bakteri. 19 1 + + +
Ekstrak temulawak 70% diduga Bacillus 5 - + -
mengandung minyak atsiri yang cereus 4 - + -
3 - + -
teroksigenasi yaitu Xanthorizol yang
2 - + -
termasuk senyawa sesuiterpenoid.20 1 - - -
Senyawa kimia aktif yang terkandung Streptoc 5 + + +
dalam ekstrak rimpang temulawak occus 4 + + +
mutans 3 + + +
adalah golongan terpenoid yaitu 2 + + +
xanthorizol.21 1 + + +
Radiasi pengion menggunakan Curcuma xanthorrhiza Roxb di aquadest, etanol
sinar gamma merupakan metode yang 70%, dan diklorometana terhadap bakteri
efektif untuk menghilangkan bakteri Gram positif.
dan kontaminasi jamur di bahan baku Sumber : Husein et al., 2009
Note :
serta produk jamu. Teknologi ini telah + : dapat menghambat pertumbuhan
diterima dengan baik di beberapa bakteri
farmasi, kosmetik dan industri jamu di

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 9


Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

: tidak dapat menghambat pertumbuhan 8. Anand, P. Bioavailability of Curcumin:


bakteri Problems and Promises. J Mol
Pharmaceutics. 2007; 4(6): 807-18.
SIMPULAN 9. Rita, WS. Isolasi, identifikasi dan uji
Kandungan dalam temulawak aktivitas antibakteri senyawa golongan
triterpenoid pada rimpang temu putih. J
berisi senyawa-senyawa kimia yang
Chem. 2010; 4(1): 20-26.
memiliki kandungan aktif secara 10. Heinrich, M. Farmakognosi dan Fitoterapi.
fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak Buku Kedokteran Indonesia. Jakarta. 2009.
atsiri. Kandungan kurkuminoid dalam 11. Robinson T. Kandungan Organik
temulawak berfungsi sebagai anti- Tumbuhan Tingkat Tinggi. ITB. Bandung.
1991.
bakteria, anti-kanker, anti-tumor, serta
12. Bermawie N, Rahardjo M, Wahyuno D,
mengandung antioksidan. Kandungan Mamun. Status teknologi budidaya dan
kurkuminoid dalam temulawak berkisar pasca panen tanaman kunyit dan
1-2% dan kandungan minyak atsiri temulawak sebagai penghasil kurkumin.
dalam temulawak berkisar 3-12%. Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik. Bogor. (Penerbit), 2008: 84-97.
Ekstrak rimpang temulawak bersifat
13. BPOM (Badan Pengawas Obat dan
antibakteri terhadap Staphylococcus Makanan). Gerakan Nasional Minum
aureus dan Staphylococcus epidermis, Temulawak. 2005. InfoPOM; 6(6): 1-4.
Bacillus cereus, Streptococcus mutans 14. Batubara I, Mitsunaga T, Ohashi H.
yang merupakan bakteri gram positif. Screening anti acne potency of Indonesian
medicinal plants: antibacterial, lipase
inhibition, and antioxidant activities. J
DAFTAR PUSTAKA Wood Sci. 2009; (55): 230-5.
1. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg E. 15. Devaraj S, Ismail S, Ramanathan S,
Mikrobiologi Kesehatan. Buku Kesehatan. Marimuthu S, Fei YM. Evaluation of the
Jakarta. 2005. hepatoprotectif activity of standardized
2. Ibrahim TA, Opawale BO, Oyinloye JMA. ethanolic extract of curcuma xanthorriza
Antibacterial activity of herbal extracts Roxb. J Med Plant Res. 2010; 4(23): 2512-
against multi drug resistent strains of 7.
bacteria from clinical original. Life Sciences 16. Husein S, Parhusip A, Romasi EF. Study on
Leaflets. 2011; (15): 490-498. antibacterial activity form “temulawak”
3. Rukmana, R. Temu-temuan Apotik Hidup (curcuma xanthorriza roxb) rhizomes
di Perkarangan. Kanisius. Yogyakarta. againts pathogenics microbes cell
2004. destructions. J Applied Industrial Biotech
4. Padiangan M. Stabilitas antimikroba Trop Reg. 2009; 2(1): 1-4.
ekstrak temulawak (curcuma 17. Setyohadi R, Hamid AA, Laila SN. Uji
xanthorrhiza) terhadap mikroba patogen. efektivitas ekstrak etanol daun salam
Media Unika. 2010; 73(4): 365-73. terhadap Streptococcus mutans rongga
5. Adila R, Nurmiati, Agustien A. Uji mulut secara invitro. Nama jurnal... 2010:
antimikroba curcuma spp. terhadap 124-8.
pertumbuhan candida albicans, 18. Mangunwardoyo W, Deasywaty, Usia T.
staphylococcus aureus dan escherichia Antimicrobial and identification of active
coli. J Bio UA. Maret 2013; 2(1): 141-6. compound Curcuma xanthorrhiza Roxb.
6. Chen IN, Chang C, Wang C, Shyu Y, Chang IJBAS-IJENS. 2012; 12(1): 71-3.
TL. Antioxidant and antimicrobial activity 19. Rubiay AKK, Jaber NN, Almhaawe BH,
of zingiberaceae plants in Taiwan. Plant Alrubaay LK. Antimicrobial of henna
Foods J. 2008; (63): 15. extract. Oman Med J. 2008; 23(4): 111-5.
7. Departemen Kesehatan. Komponen bahan 20. Rukayadi Y, Hwang JK. Invitro activity of
alami pada bahan pangan. Jakarta. xanthorrizol againts Streptococcus mutans
Departemen Kesehatan RI. 2006. biofilms. J Applied Microbiology. 2006;
(42): 400-4.

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 10


Dessy Eva Dermawaty | Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) as Antibacterials

21. Siagian M.H. Temulawak sebagai tanaman


obat dan budidayanya secara intensif.
Bogor. Balitbang Botani, Puslitbang LIPI,
2006.
22. Chosdu R. Gamma radiation processing on
temulawak (curcuma xanthorriza) and
ather zingiberaceae. Scient J The App
Isotop Rad. 2008; 4(2): 109-16.

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 | 11

You might also like