240 597 1 SM

You might also like

You are on page 1of 11

JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.

1 ISSN 2580 - 5398

Received : March 2017 Accepted : April 2017 Published : July 2017

Aplikasi Metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)


(Studi Kasus: Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Program Studi Tata Boga)

Tuatul Mahfud1*, Yogiana Mulyani2


1,2
Jurusan Perhotelan Politeknik Negeri Balikpapan

*
tuatul.mahfud@poltekba.ac.id

Abstract
This study aims to (1) analyze the strategic position of culinary art department; and (2) to determine the
strategy of improving the quality of graduate in culinary art department. The method used in this research is QSPM
method (Quantitative Strategic Planning Matrix) which is an alternative method for determining priority of the
strategy derived from the SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).The results showed that (1)
based on the analysis of IE, it can be seen that the position of culinary art department is located in Quadrant V (hold
and maintain) the value of the coordinate (2606, 2950), which means that should be managed by penetrating and
development strategy. (2) While the results of the analysis QSPM indicated that the priority strategies for improving
the quality of graduates in a row with the increasing of accreditation of study programs (19.87), extending
cooperation (19:32), the initiation of the production unit (19.1), the evaluation of the curriculum (18.61), the
development of quality human resources ( 18:09), proposing the grants of facilities and infrastructures (16.87), the
implementation of educational character (15:25), and the increasing in capacity of students’ scientific (14:41).

Keywords: graduates quality, SWOT, QSPM

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) menganalisis posisi strategis Prodi Tata Boga; dan (2) merumuskan
strategi peningkatan mutu lulusan Program Studi Tata Boga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) yaitu sebuah metode untuk menentukan prioritas alternatif
strategi yang diperoleh dari analisa SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis IE dapat diketahui bahwa posisi Prodi Tata Boga berada pada
Kuadran V (hold and maintain) dengan nilai kordinat (2.606, 2.950) yang berarti sebaiknya dikelola dengan strategi
penetrasi dan pengembangan. Sedangkan hasil analisa QSPM menunjukkan bahwa prioritas strategi untuk
peningkatan mutu lulusan secara berturut-turut yaitu peningkatan akreditasi prodi (19.87), memperluas kerjasama
(19.32), inisiasi unit produksi (19.1), evaluasi kurikulum (18.61), pengembangan kualitas SDM (18.09), pengusulan
hibah sarpras (16.87), implementasi pendidikan karakter (15.25), dan peningkatan kapasitas keilmiahan mahasiswa
(14.41).

Kata kunci: mutu lulusan, SWOT, QSPM

1. Pendahuluan SDM yang terampil dalam bidangnya baik


Daya saing bangsa saat ini terus dalam proses produksi maupun layanan jasa
mengalami persaingan di setiap negara dan agar mampu bersaing dengan Negara lain.
salah satu tolok ukurnya yaitu kualitas Sumber Berdasarkan dari Human Development
Daya Manusia (SDM). Indonesia sebagai Report mengenai Human Development Indeks
negera berkembang harus mampu menyiapkan (HDI) yang dilakukan oleh UNDP pada tahun

66
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

2015 menyebutkan bahwa Indonesia berada investasi dapat kembali dalam waktu yang
pada posisi 110 dari 187 negara Asia Afrika relatif lebih cepat (rate of return).
dengan skor 0,684. Pada tahun 2015, Kebijakan implementasi dalam relevansi
pembangunan manusia di Indonesia masih dari strategi dasar pendidikan adalah
berstatus “sedang”, masih sama dengan pelaksanaan kebijakan “link and match”
statusnya pada tahun 2014. HDI Indonesia menyangkut salah satu strategi, yaitu
pada tahun 2015 tumbuh sebesar 0,94 persen meningkatkan relevansi pendidikan, tentang
dibandingkan tahun 2014 (UNDP, 2015). kebutuhan dunia kerja (Tynjälä, 2009). Dalam
Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir sistem pendidikan
peningkatan dan pengembangan sumber daya kejuruan dan pelatihan/ vocational education
manusia di Indonesia perlu dilakukan secara and training (VET) di banyak negara telah
berlanjut dan berkesinambungan. Untuk direformasi dalam upaya untuk memenuhi
memperoleh SDM yang berkualitas dan tuntutan masyarakat.
memiliki daya saing, perlu didukung oleh Tuntutan ini menyangkut bagaimana
suatu sistem pendidikan dan pelatihan nasional merancang program pelatihan yang memenuhi
yang dikembangkan berdasar pada kebutuhan syarat untuk bekerja. Oleh karena itu, program
pasar kerja dan dinamika percepatan pendidikan vokasi yang berkontribusi untuk
perubahan yang terjadi pada dunia usaha dan menyediakan tenaga kerja terampil, dan yang
dunia industri. mempromosikan tingkat lapangan kerja yang
Daya saing bangsa tergantung pada tinggi yang penting bagi perekonomian
pengetahuan dan kualitas tenaga kerjanya dan nasional dan kesejahteraan sosial khususnya
untuk membuat tenaga kerja berpengetahuan berkontribusi dalam pembangunan industri
dan berketerampilan tergantung pada kualitas perhotelan.
pendidikan dan pelatihan, terutama pendidikan Disamping itu, tuntutan industri
kejuruan yang sejak awal fokus dalam khususnya dalam hal ini industri perhotelan
menyiapkan tenaga kerja vokasi. Dampak dari begitu cepat dan diperlukan penyesuaian dari
tenaga kerja yang terlatih dan terampil akan lembaga pendidikan vokasi untuk menyiapkan
memberikan nilai tambah produk yang calon tenaga kerja yang terampil. Untuk itu
dihasilkan melalui ciri-ciri peningkatan diperlukan strategi dalam menyiapkan
produktivitas, pengurangan biaya produksi, sumberdaya manusia khususnya mahasiswa
hasil yang diperoleh berkualitas tinggi, dan Program Studi Tata Boga agar dapat menjadi
lulusan yang terampil dalam bidangnya.

67
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

Dari penjelasan tersebut diperlukan kekuatan dan kelemahan; dan faktor eksternal
penelitian tentang strategi peningkatan mutu yaitu peluang dan ancaman dari program studi
lulusan Program Studi Tata Boga sebagai tata boga.
upaya mendukung pembangunan industri Pada tahap kedua hasil pada wawancara
perhotelan yang meliputi: (1) Menganalisis tahap pertama dilakukan pengolahan informasi
posisi strategis Program Studi Tata Boga; dan yang telah terkumpul untuk menyusun
(2) Merumuskan strategi peningkatan mutu kuisioner kedua. Dimana wawancara kedua
lulusan Program Studi Tata Boga. merupakan penilaian terhadap faktor-faktor
SWOT dengan penilaian QSPM (The
2. Metoda Penelitian Quantitative Strategic Planning Matrix)
Data yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk menentukan strategi terbaik
ini bersumber dari data primer dan data yang akan dipilih dari berbagai alternatif
sekunder. Data primer merupakan data yang strategi yang didapatkan dari tahap
belum tersedia sehingga dikumpulkan secara sebelumnya.
khusus dari lapangan baik melalui pengamatan Metode yang digunakan dalam
langsung maupun wawancara menggunakan penentuan responden adalah metode purposive
kuisioner. Responden penelitian yaitu para sampling. Data dan informasi yang diperoleh
pakar yang expert di program studi tata boga. selanjutnya diolah dan dianalisis secara
Data sekunder yang telah tersedia dan telah kuantitatif diskriptif. Analisis diskriptif
didokumentasikan diperoleh melalui riset-riset digunakan untuk menjelaskan kondisi secara
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian faktual yang dijumpai dilapangan tentang
dan data dari instansi terkait dan data dari profil lulusan program studi tata boga,
instansi yang terkait dengan penelitian. mengidentifikasi dan menganalisis faktor-
Pengumpulan data terkait dengan faktor lingkungan eksternal dan internal
penelitian dilakukan beberapa tahap yakni program studi tata boga.
diawali dengan pengumpulan data yang Analisis kuantitatif digunakan dalam
dilakukan melalui wawancara dengan ketua penilaian terhadap perumusan strategi untuk
jurusan perhotelan atau ketua program studi peningkatan mutu lulusan prodi tata boga.
tata boga dan stakeholder yang terkait dengan Perumusan strategi dengan mengunakan
institusi. Pada tahap pertama ini diperuntukkan metode SWOT dan QSPM. Analisis SWOT
menyaring persepsi dan informasi dari para merupakan alat analisis kualitatif untuk
ahli untuk mengetahui faktor internal yaitu menghasilkan alternatif startegi dengan

68
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

pempertimbangkan faktor eksternal maupun Dan untuk menentukan prioritas strategi


internal organisasi. QSPM digunakan untuk yang akan dilakukan oleh Program Studi Tata
menentukan alternatif strategi yang dihasilkan Boga, maka perlu dibuat matriks internal dan
dalam matriks SWOT (David, David, & matriks eksternal dari strategi bisnis usaha
David, 2009). tiram mutiara tersebut.
Tahap analisa dengan SWOT dan QSPM 3.1. IFEM (The Internal Factor Evaluation
yaitu sebagai berikut (David et al., 2009; Matrix)
Taslimi & Omeyr, 2014): Setelah diperoleh faktor-faktor strategi
1. Menentukan EFEM (The External Factor internal Program Studi Tata Boga yang
Evaluation Matrix). Pada tahap ini meliputi kekuatan dan kelemahan, maka
dilakukan penentuan dan evaluasi faktor dilakukan pemberian kuesioner mengenai
eksternal. pemberian bobot dan peringkat (ratting)
2. Menentukan IFEM (The Internal Factor terhadap variabel-variabel kekuatan dan
Evaluation Matrix). Pada tahap ini kelemahan selanjutnya pembobotan dengan
dilakukan penentuan dan evaluasi faktor menggunakan metode paired comparison
internal. matrix. Hasil peringkat dan pembobotan
3. Menentukan SWOT Matrik. Pada tahap ini tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
dilakukan analisa terhadap faktor kekuatan,
TabelIFE
RATING 1. Analisis Matriks IFEM Prodi Tata Boga
kelemahan, peluang, dan ancaman untuk I. KEKUATAN BOBOT RATING
SKOR
BOBOT
alternatif strategi. 1 Kurikulum mengacu pada standar KKNI.
Diterapkannya pembelajaran berbasis
0.067 3.5 0.236
2
dunia industri (Work Based Learning). 0.087 4 0.346
4. Menentukan alternatif strategi yang telah Komunikasi internal manajemen terjalin
3
baik. 0.083 3 0.250
dihasilkan dari analisa SWOT dengan 4
Tenaga pengajar sesuai dengan bidang
keahliannya. 0.085 4 0.340
Peralatan Lab praktek memadai dan
analisa QSPM. 5
sesuai bidang keahlian. 0.091 4 0.365
Keterlibatan mahasiswa dalam kompetisi
6
bidang kejuruannya. 0.061 3 0.183
Sertifikasi kompetensi mahasiswa oleh
3. Hasil Penelitian 7
BNSP. 0.082 3.5 0.286
II. KELEMAHAN
Setiap proses organisasi khususnya di 1
Dosen kurang memiliki pengalaman
industri. 0.087 1 0.087
Program Studi (Prodi) Tata Boga memiliki 2
Dosen belum memiliki kualifikasi magister
terapan dalam bidangnya. 0.066 2 0.131
3 Soft skill mahasiswa dinilai kurang. 0.090 1 0.090
program pengembangan calon tenaga kerja Minat mahasiswa dalam kegiatan ilmiah
4
dalam bidangnya masih minim. 0.059 2 0.119
(mahasiswa) dalam mencapai berbagai strategi 5
Kualitas input mahasiswa dibawah rata-
rata. 0.063 1.5 0.094
Biaya operasional pembelajaran masih
peningkatan mutu lulusan Prodi Tata Boga 6
kurang. 0.080 1 0.080
TOTAL 1 2.606
agar kelak lulusan dapat diterima dan sesuai
dengan kebuthan dunia industri.

69
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

Kekuatan dan kelemahan Prodi Tata Boga seperti tahapan dalam analisis IFE. Hasil
digambarkan pada Tabel 1. Kekuatan utama peringkat dan pembobotan tersebut dapat
adalah variabel kekuatan yang memiliki nilai dilihat pada Tabel 2.
skor bobot rata-rata terbesar, yakni variabel
peralatan lab praktek yang sesuai bidang RATING
Tabel 2. Analisis Matriks EFE Prodi Tata Boga
EFEM
SKOR
III. PELUANG BOBOT RATING
BOBOT
keahlian (0.365). Variabel terebut menjadi Adanya kebijakan tenaga profesional
1 0.108 3.5 0.376
industri dapat mengajar di politeknik.
kekuatan utama dikarenakan dapat 2 Kebijakan berlakunya MEA. 0.088 3.5 0.308
Adanya program hibah sarana &
3 prasarana baik dari dalam negeri dan luar 0.113 3.5 0.395
berkontribusi dalam menyiapkan lulusan yang negeri.
Dukungan pemerintah terhadap
terampil pada bidang keahliannya, hal tersebut 4
revitalisasi pendidikan vokasi.
0.113 4 0.452
Perkembangan industri perhotelan
5 0.102 4 0.407
sesuai dengan pernyataan Prosser bahwa tumbuh pesat di Balikpapan
Kerjasama industri dalam bidang
6 pendidikan dan pelatihan bagi dosen dan 0.118 4 0.474
pendidikan kejuruan atau vokasi yang efektif mahasiswa
IV. ANCAMAN
hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas Dana bantuan operasional perguruan
1 0.130 1.5 0.194
tinggi masih minim.
latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin 2
Persaingan dengan program studi sejenis
0.061 1.5 0.091
di PT lain.
Paradigma masyarakat terhadap
yang sama seperti yang ditetapkan di tempat 3 kualifikasi pendidikan di wilayah jawa 0.061 1.5 0.091
dianggap lebih baik.
kerja (Prosser & Quigley, 1949). 4
Perkembangan IPTEK dan tuntutan dunia
0.107 1.5 0.161
industri kian dinamis.
Sedangkan kelemahan Prodi Tata boga TOTAL 1 2.950

adalah biaya operasional pembelajaran yang Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh

masih kurang dari kebutuhan (0.080). hal ini terhadap peningkatan mutu lulusan prodi Tata

bertentangan dengan pernyataan dengan teori Boga ditunjukan pada Tabel 2. Peluang utama

pendidikan vokasi yaitu pendidikan kejuruan bagi Prodi Tata Boga adalah kerjasama

atau vokasi memerlukan biaya tertentu dan industri dalam bidang pendidikan dan

jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan pelatihan bagi dosen dan mahasiswa dengan

tidak boleh dipaksakan beroperasi (Prosser & skor nilai 0,474. Kerjasama industri yang telah

Quigley, 1949). dilakukan dengan Prodi Tata Boga memiliki

3.2. EFEM (The External Factor Evaluation peluang dalam pengembangan kualitas dosen

Matrix) dan mahasiswa dalam bidang keahliannya

Matriks EFEM digunakan untuk yaitu sektor bidang hotel dan restoran.

mengetahui faktor-faktor eksternal organisasi Sedangkan ancaman utama bagi Prodi

berkaitan dengan ancaman dan peluang yang Tata Boga yaitu minimnya dana bantuan

dianggap penting. Setelah diperoleh faktor- operasional dari pemerintah pusat (0.194). Hal

faktor strategi eksternal tersebut yang meliputi ini menghambat dalam pelaksanaan kegiatan

peluang dan ancaman, tahap selanjutnya pembelajaran bagi mahasiswa untuk

70
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

mendukung tercapainya kompetensi 3.4. Matrik SWOT


mahasiswa. Matriks SWOT menganalisis kekuatan,
3.3. Analisa Matrik IE kelemahan, peluang dan ancaman untuk
Setelah diperoleh total skor dari matriks menghasilkan alternatif strategi yang akan
IFEM sebesar 2.606 dan nilai skor dari matriks dijalankan oleh Program Studi Tata Boga.
EFEM sebesar 2.950, hasil skor tersebut dapat Analisis SWOT merupakan perumusan strategi
menunjukkan posisi Prodi Tata Boga melalui konvensional yang mendasari terbentuknya
matriks IE. Adapun matriks IE untuk Prodi strategi-strategi yang dapat disesuaikan dengan
Tata Boga ditunjukan pada Gambar 1. Gambar posisi prodi. Berdasarkan analisis matriks IE
1 tersebut menunjukan bahwa posisi Prodi Program Studi Tata Boga merupakan program
Tata Boga berada pada Kuadran V (hold and studi pada posisi hold and maintain. Maka,
maintain) yaitu memiliki kemampuan internal strategi yang cocok diterapkan untuk
yang sedang dan eksternal yang sedang. meningkatkan mutu lulusan Prodi Tata Boga
Organisasi yang masuk kedalam kuadran ini adalah strategi penguatan dan pengembangan
sebaiknya dikelola dengan strategi penetrasi seperti di bawah ini:
dan pengembangan. Strategi ini dapat diartikan 3.4.1. Strategi SO (Strength and
penguatan variabel kekuatan yang dimiliki dan Opportunities)
melakukan pengembangan kualitas seperti Strategi SO adalah strategi yang
kualitas sumberdaya manusia, peningkatan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki instansi
akreditasi program studi. untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Adapun salah satu strategi yang dapat
ditawarkan untuk peningkatan mutu lulusan
ANALISA MATRIKS IE
4
Prodi Tata Boga adalah peningkatan nilai

III II I akreditasi program studi. Penilaian akreditasi


3
program studi menjadi tolok ukur kualitas
VI V IV pendidikan pada perguruan tinggi dan
2

VIII VII
sekalgius sebagai acuan penilaian stakeholders
IX
1 dalam prestasi program studi.
1 2 3 4

KUADRAN SWOT
3.4.2. Strategi WO (Weakness and
Opportunities)
Gambar 1. Analisis Matriks IE
Strategi WO merupakan strategi yang
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

71
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

dengan memanfaatkan peluang eksternal. penghambatan dalam proses realisasi


Adapun strategi yang dapat ditawarkan untuk pencapaian mutu lulusan. Adapun strategi
peningkatan mutu lulusan Prodi Tata Boga yang dapat ditawarkan untuk peningkatan
adalah: mutu lulusan Prodi Tata Boga adalah:
a) Memperluas kerjasama dengan industri LN a) Pengembangan kualitas SDM tenaga
dalam program OJT mahasiswa. pengajar.
b) Pengusulan program hibah untuk penguatan b) Implementasi pendidikan karakter bagi
sarana dan prasarana baik di DN maupun mahasiswa.
LN. Pada Tabel 3 digambarkan perumusan
c) Peningkatan kapasitas kegiatan keilmiahan analisis strategi peningkatan mutu lulusan
mahasiswa. Prodi Tata Boga dengan menggunakan matriks
3.4.3. Strategi ST SWOT.

Strategi ST merupakan strategi yang
menggunakan kekuatan instansi untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman eksternal. Strategi yang dapat
ditawarkan untuk peningkatan mutu lulusan
Prodi Tata Boga adalah:
a) Melakukan evaluasi berkala terhadap link &
match kurikulum terhadap kebutuhan
industri.
b) Menginisiasi Unit Produksi Prodi Tata
Boga.
3.4.4. Strategi WT
Strategi WT merupakan strategi yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal.
Kelemahan utama dalam pengembangan mutu
lulusan adalah biaya operasional pembelajaran
yang masih kurang dari kebutuhan yang
sebenarnya. Hal ini tentu menjadi

72
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

Tabel 3. Hasil Analisis Matrik SWOT


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Kurikulum mengacu pada 1. Dosen kurang memiliki
standar KKNI. pengalaman industri.
2. Diterapkannya 2. Dosen belum memiliki
Faktor Internal pembelajaran berbasis dunia kualifikasi magister terapan
industri (Work Based dalam bidangnya.
Learning). 3. Soft skill mahasiswa dinilai
3. Komunikasi internal kurang.
manajemen terjalin baik. 4. Minat mahasiswa dalam
4. Tenaga pengajar sesuai kegiatan ilmiah di
dengan bidang keahliannya. bidangnya masih minim.
5. Peralatan Lab praktek 5. Kualitas input mahasiswa
memadai dan sesuai bidang dibawah rata-rata.
Faktor Eksternal keahlian. 6. Biaya operasional
6. Keterlibatan mahasiswa pembelajaran masih
dalam kompetisi bidang kurang.
kejuruannya.
7. Sertifikasi kompetensi
mahasiswa oleh BNSP.

Peluang (O) SO WO
1. Adanya kebijakan tenaga 1. Peningkatan nilai akreditasi 1. Memperluas kerjasama
profesional industri dapat program studi. (S1, S2, S4, dengan industri LN dalam
mengajar di politeknik. S5, S6, S7, 02, O5) program OJT mahasiswa.
2. Kebijakan berlakunya MEA. (W2, W3, O1, O6)
3. Adanya program hibah 2. Pengusulan program hibah
sarana & prasarana baik dari untuk penguatan sarana
dalam negeri dan luar negeri. dan prasarana baik di DN
4. Dukungan pemerintah maupun LN. (W1, O3, O4)
terhadap revitalisasi 3. Peningkatan kapasitas
pendidikan vokasi. kegiatan keilmiahan
5. Perkembangan industri mahasiswa. (W5, 04)
perhotelan tumbuh pesat di
Balikpapan
6. Kerjasama industri dalam
bidang pendidikan dan
pelatihan bagi dosen dan
mahasiswa.

Ancaman (T) ST WT
1. Dana bantuan operasional 1. Melakukan evaluasi berkala 1. Pengembangan kualitas
perguruan tinggi masih terhadap link & match SDM tenaga pengajar.
minim. kurikulum terhadap (W1, W2, 02, 04)
2. Persaingan dengan program kebutuhan industri. (S1, S3, 2. Implementasi pendidikan
studi sejenis di PT lain. O4) karakter bagi mahasiswa.
3. Paradigma masyarakat (W3, 02, 04, 05)

3.5. Analisa QSPM Beberapa alternatif strategi yang dianalisis


Setelah dilakukan tahap input analisis dengan menggunakan QSPM adalah sebagai
lingkungan internal dan eksternal melalui berikut:
matriks IFEM dan EFEM. Serta tahap 1. Peningkatan nilai akreditasi program studi.
pencocokan dengan matriks IE dan SWOT 2. Memperluas kerjasama dengan industri LN
maka tahap selanjutnya yakni tahap keputusan dalam program OJT mahasiswa.
dengan menggunakan QSPM. Teknik ini 3. Pengusulan program hibah untuk penguatan
secara objektif mengindikasikan alternatif sarana dan prasarana baik di DN maupun
strategi mana yang terbaik. QSPM LN.
menggunakan input dari tahap pertama dan 4. Peningkatan kapasitas kegiatan keilmiahan
pencocokan dari tahap kedua untuk mahasiswa.
menentukan secara objektif diantara alternatif 5. 
Melakukan evaluasi berkala terhadap link
strategi. & match kurikulum terhadap kebutuhan
industri.
6. Menginisiasi Unit Produksi Prodi Tata
73
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

Boga. produk (Production Based Learning),


7. Pengembangan kualitas SDM tenaga metode tersebut dapat mempersiapkan
pengajar. mahasiswa untuk siap kerja di dunia
8. Implementasi pendidikan karakter bagi industri (Ganefri, 2013; Ganefri & Hidayat,
mahasiswa. 2014). Strategi ini menjadi prioritas ketiga
Berdasarkan hasil penilaian QSPM, maka dengan skor 19.1.
diperoleh urutan dari nilai TAS paling tinggi 4. Melakukan evaluasi berkala terhadap link &
hingga paling rendah. Dari urutan tersebut match kurikulum terhadap kebutuhan
dapat dihasilkan strategi-strategi prioritas yang industri. Kegiatan kaji ulang kurikulum
dapat diimplementasikan oleh Prodi Tata Boga secara berkala sangatlah penting dalam
untuk meningkatkan mutu lulusan dengan. pendidikan vokasi guna mendapat
Dari hasil analisis QSPM, maka diperoleh keselarasan dengan kebutuhan masyarakat
prioritas alternatif sebagai berikut : (Kasipar et al., 2009), strategi ini mendapat
1. Peningkatan nilai akreditasi program studi. skor dengan nilai tertinggi keempat yaitu
Strategi ini memiliki nilai tertinggi yaitu 18.61.
19.87 karena sebagian besar faktor strategis 5. Pengembangan kualitas SDM tenaga
dalam analisa SWOT juga masuk dalam pengajar. Pelatihan dan pengembangan
faktor komponen penilaian akreditasi prodi. kompetensi tenaga pengajar di pendidikan
Sehingga dengan demikian untuk vokasi perlu secara berkala dikembangkan
meningkatkan mutu lulusan prodi perlu sesuai dengan tuntutan industri (Hussin,
dimulai dengan memperbaiki atau Che Amran, Mat Hanafiah, Salim, & Ali,
meningkatkan kriteria penilaian akreditasi. 2016). Strategi ini mendapat skor dengan
2. Memperluas kerjasama dengan industri LN nilai 18.09.
dalam program OJT mahasiswa. Strategi ini 6. Pengusulan program hibah untuk penguatan
masuk dalam prioritas kedua (19.32) karena sarana dan prasarana baik di DN maupun
dapat memperkuat daya saing lulusan LN. Penguatan dan penyesuaian sarana dan
dengan memiliki pengalaman on the job prasaran dalam pendidikan vokasi terhadap
training di luar negeri. perkembangan IPTEK sangatlah berperan
3. Menginisiasi Unit Produksi Prodi Tata dalam pembentukan kompetensi mahasiswa
Boga. Salah satu hal yang dapat dilakukan yang dibutuhkan oleh dunia industri.
dalam peningkatan mutu lulusan yaitu Strategi ini mendapat skor dengan nilai
dengan menerapkan pembelajaran berbasis 16.87.

74
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

7. Implementasi pendidikan karakter bagi 5. Saran


mahasiswa. Strategi ini sebagai salah satu Diperlukan adanya studi lebih lanjut untuk
solusi untuk menyelesaikan persoalan mengevaluasi mutu lulusan Prodi Tata Boga
minimnya soft skill yang dimiliki lulusan. dan menganalisa relevansi kurikulum dengan
Strategi ini mendapat skor dengan nilai kebutuhan dunia industri.
15.25.
6. Daftar Pustaka
8. Peningkatan kapasitas kegiatan keilmiahan
mahasiswa. Strategi ini mendapat skor David, M. E., David, F. R., & David, F. R. (2009).
the Quantitative Strategic Planning Matrix
dengan nilai 14.41.
(Qspm) Applied To a Retail Computer Store.
The Coastal Business Journal, 8(1), 42–52.
4. Kesimpulan Retrieved from http://strategyclub.com/CBJ
Article.pdf
Dari pembahasan tersebut mengenai
Ganefri. (2013). The development of production-
strategi peningkatan mutu lulusan Prodi Tata
based learning approach to entrepreneurial
Boga maka dapat disimpulkan diantaranya: spirit for engineering students. Asian Social
1. Berdasarkan hasil analisis IE dapat Science, 9(12 SPL ISSUE), 162–167.
https://doi.org/10.5539/ass.v9n12p162
diketahui bahwa posisi Prodi Tata Boga
Ganefri, & Hidayat, H. (2014). Production based
berada pada Kuadran V (hold and
Learning : An Instructional. Global Journal
maintain) yang berarti sebaiknya dikelola of Science Frontier Research, 14(3), 0–6.
dengan strategi penetrasi dan Retrieved from
http://journalofscience.org/index.php/GJSFR/
pengembangan. Strategi ini dapat diartikan
article/download/1410/1272
penguatan variabel kekuatan yang dimiliki
Hussin, H., Che Amran, A., Mat Hanafiah, M. A.,
dan melakukan pengembangan kualitas Salim, F., & Ali, A. (2016). 2980-2986.Pdf.
seperti kualitas sumberdaya manusia, International Business Managemen, 10(15),
2980–2986. Retrieved from
peningkatan akreditasi program studi.
http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ib
2. Alternatif strategi untuk peningkatan mutu m/2016/2980-2986.pdf
lulusan secara berturut-turut yaitu Kasipar, C., Van Tien, M., Lim, S., Phuong, P.,
peningkatan akreditasi prodi, memperluas Huy, P., Schnarr, A., … Bünning, F. (2009).
Linking Vocational Training with the
kerjasama, inisiasi unit produksi, evaluasi
Enterprises - Asian Perspectives. Retrieved
kurikulum, pengembangan kualitas SDM, from
pengusulan hibah sarpras, implementasi http://www.unevoc.unesco.org/up/Link_Voc_
End.pdf
pendidikan karakter, dan peningkatan
Prosser, C. A., & Quigley, T. H. (1949).
kapasitas keilmiahan mahasiswa.
Vocational Education in a Democracy.
75
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1 ISSN 2580 - 5398

Retrieved April 17, 2017, from


http://www.morgancc.edu/docs/io/Glossary/C
ontent/PROSSER.PDF

Taslimi, M. S., & Omeyr, A. K. (2014).


Formulating a strategy through quantitative
strategic planning matrix ( QSPM ) based on
SWOT framework ( Case study : industrial
group of Barez Tires ). International Journal
of Economy, Management and Social
Sciences, 3(8), 451–457. Retrieved from
http://waprogramming.com/download.php?do
wnload=53bd4f034d5b38.54394448.pdf

Tynjälä, P. (2009). Connectivity and


Transformation in Work-Related Learning –
Theoretical Foundations. In M.-L. Stenstrom
& P. Tynjälä (Eds.), Towards integration of
work and learning: strategies for connectivity
and transformation (pp. 11–37). Finland:
Springer.

UNDP. (2015). Human Development Report 2015.


Work for Human Development.
https://doi.org/ISBN: 978-92-1-126398-5

76

You might also like