You are on page 1of 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN

PADA REMAJA KARANG TARUNA DI KABUPATEN CILACAP

Dewi Elliana1, Sri Mularsih2


1,2
Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

ABSTRACT

One of the symptoms and signs of disease in female reproductive organs is vaginal discharge.
Wrong personal hygiene behavior can cause itching in the vulva, vaginal discharge to an
unpleasant odor in the female area. Teenagers are indeed a large group, vulnerable and at
risk of reproductive health problems. The purpose of this study was to analyze the relationship
between knowledge about personal hygiene with the behavior of preventing whiteness vaginal
discharge in young women in Karang Taruna RW 2, Hamlet Village, Cipari District, Cilacap
Regency. This study used a cross sectional design. The population is teenage girls aged 16-
18 years as many as 30 people. The study use total sampling technique. Result of this study
was most respondents were 16 years old (57.1%), Most of the personal hygiene knowledge
is sufficient 11 respondents (36.7%), most of the positive behavior of young women in
preventing vaginal discharge is 29 respondents (96,7%). There is a significant relationship
between the knowledge of personal hygiene with the behavior of prevention of whiteness
vaginal discharge (p value 0.01). It means there is a relationship between the two variables.
Suggestions in this study is the female teenagers is expected to increase the provision of
information on personal hygiene and vaginal discharge prevention for young women and the
community.

Keywords : Vaginal Discharge; Prevention; Personal Hygiene

Midwifery Care Journal, Vol. 1 No.3, April 2020, e-ISSN 2715-5978 (online) I 28
PENDAHULUAN peralihan menuju dewasa (Proverawati,
2009).
Kesehatan reproduksi menurut
Jumlah remaja saat ini sangat besar
World Health Organization (WHO) adalah
sehingga dapat mempengaruhi
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang
kelangsungan hidup di dunia. PBB
utuh dan tidak hanya adanya penyakit atau
memperkirakan jumlah remaja di dunia
kelemahan, dalam segala hal yang
mencapai hampir separuh populasi dunia.
berhubungan dengan system reproduksi
(Narendra,2002). Menurut data statistik
dan fungsi-fungsinya serta proses-
jumlah penduduk di Jawa Tengah pada
prosesnya. Remaja didefinisikan sebagai
tahun 2011 mencapai 12 348 985 jiwa,
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
tercatat jumlah remaja usia 10-19 tahun
masa remaja. WHO dan Badan
adalah 5.842.389 (17,90%) dengan jumlah
Kependudukan dan Keluarga Berencana
remaja putri 2.794.412 jiwa (47,82%) dari
Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa
jumlah remaja keseluruhan. Di Kota
batas usia remaja adalah 12 sampai 24
Cilacap, tercatat jumlah remaja usia 10-19
tahun, sedangkan menurut Departemen
tahun berjumlah 234.095 jiwa.Di Karang
Kesehatan Republik Indonesia antara 10
Taruna di Dukuh sawah jumlah remaja putri
sampai 19 tahun dan belum kawin. (WHO,
sebanyak 30 jiwa. Di Karang Taruna di
2010).
Dukuh sawah jumlah remaja putri sebanyak
Remaja atau adolescence berasal
30 jiwa (BPS, Provinsi Jawa Tengah, 2011)
dari bahasa “adolescere” yang berarti
Remaja putri rata-rata memasuki
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
usia menarche pada usia 13 sampai 15
Istilah adolescene yang berasal dari bahasa
tahun dan kebanyakan remaja putri juga
inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup
belum memperoleh informasi atau
luas mencangkup kematangan mental,
pengetahuan banyak mengenai personal
emosional, sosial, dan fisik (Proverawati,
hygiene. Pemberian pengetahuan dan
2009).
informasi tentang kesehatan reproduksi
Menurut Piaget, masa remaja
perlu diberikan pada usia dini, karena pada
adalah usia dimana individu mulai
usia tersebut kematangan organ reproduksi
berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
mulai berfungsi (Aulia, 2009). Remaja
Individu tidak lagi merasa di bawah
memang kelompok yang besar jumlahnya,
tingkatan orang yang lebih tua melainkan
rentan dan mempunyai resiko gangguan
berada dalam tingkatan masa transisi yang
kesehatan reproduksi. Pada saat
ditandai oleh adanya perubahan fisik,
menstruasi para remaja putri tersebut juga
emosi, dan psikis. Masa remaja umumnya
sering melakukan kesalahan berupa
berumur 16-19 tahun dan merupakan masa
penanganan yang tidak benar personal
hygiene terhadap genetalianya. Hal ini

Midwifery Care Journal, Vol. 1 No.3, April 2020, e-ISSN 2715-5978 (online) I 29
dapat disebabkan karena pengetahuan dan pengindraan sampai menghasilkan
informasi yang remaja putri peroleh sangat pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
sedikit sehingga sikap dan praktek. oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
personal hygiene sering salah hal ini dapat obyek. Sebagian besar pengetahuan
menyebabkan gatal-gatal pada vulva, manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
keputihan sampai bau yang tidak sedap di (Notoatmodjo, 2003).
daerah kewanitaan. Salah satu gejala dan Dari wawancara di bidan
tanda-tanda penyakit infeksi organ menyatakan ada remaja putri yang pernah
reproduksi wanita adalah terjadinya datang ke tempatnya dengan keluhan
keputihan. Keputihan( Flour albus ) adalah mengeluarkan cairan pada alat genetalia
cairan berlebihan yang keluar dari vagina dan merasa gatal sehingga menyebabkan
(Nugroho, 2010). kemerahan pada daerah genetalia, remaja
Meskipun termasuk penyakit yang tersebut adalah salah satu remaja dari
sederhana, kenyataanya keputihan adalah Karang Taruna Dukuh Sawah.
penyakit yang tidak mudah disembuhkan. Dari latar belakang di atas maka
Dengan demikian, perawatan organ peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
reproduksi genetalia merupakan salah satu tentang “Hubungan Pengetahuan Personal
komponen hygiene individu, yang juga Hygiene Remaja Putri Dengan Perilaku
memegang peran penting dalam Mencegah Keputihan di Karang Taruna
menentukan status kesehatan. Dalam hal Dukuh sawah Kabupaten Cilacap.
ini adalah terhindarnya individu tersebut
dari infeksi sehingga perilaku yang METODOLOGI PENELITIAN
mendasar seperti misalnya cara mencuci
Populasi pada penelitian ini yaitu
organ reproduksi, ganti pembalut rutin hal
remaja putri umur 16-18 tahun di Karang
ini di karenakan permukaan pembalut yang
Taruna RW 2 Desa Dukuh sawah
bersentuhan dengan kulit vagina akan
Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap.
membuat vagina menjadi lembab.
Jumlah populasinya adalah 30 remaja.
Pembalut yang lembab dan dipakai terlalu
Teknik sampling pada penelitian ini
lama akan menimbulkan penyakit akibat
menggunakan teknik total sampling pada
jamur dan bakteri.
keseluruhan populasi, sehingga didapatkan
Pengetahuan merupakan hasil
30 sampel. Istilah lainnya sampling jenuh
“tahu” dan ini terjadi setelah orang
adalah sensus, dengan semua anggota
mengadakan pengindraan terhadap suatu
populasi dijadikan sampel
objek tertentu. Pengindraan terhadap obyek
Untuk menganalis hubungan antara
terjadi melalui panca indra manusia yakni
2 variable yaitu variable independen dan
penglihatan, pendengaran, penciuman,
variable dependen. Hubungan tingkat
rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

Midwifery Care Journal, Vol. 1 No.3, April 2020, e-ISSN 2715-5978 (online) I 30
pengetahuan dengan perilaku pencegahan Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Personal
Hygiene dengan Perilaku Pencegahan
keputihan digunakan chi square / fisher
Keputihan
exact.
Pengetahuan Perilaku mencegah
positif Negatif Jumlah
N % N % N %
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
Kurang 8 26,7 1 3,3 9 30.0
Cukup 11 36,7 0 0 11 36,7
A. Hasil Penelitian Baik 10 33,3 0 0 10 33,3
Total 29 96,7 1 3,3 30 100
Di bawah ini merupakan analisa X2 = 9,04
univariat dari responden penelitian p value: 0,01

berdasarkan tingkat pengetahuan. Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian


Tabel 1. Distribusi frekuensi responden menunjukkan bahwa dari 30 responden
berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
personal hygiene menunjukan bahwa responden yang
berperilaku mencegah keputihan yang
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi
personal hygiene positif dan memiliki pengetahuan personal
N %
1 Baik 10 33,3 hygiene cukup (36,7%) lebih besar dari
2 Cukup 11 36,7
responden yang berpengetahuan baik
3 Kurang 9 30,0
(33,3%) serta responden yang berperilaku
Jumlah 30 100
pencegahan keputihan yang negatif dan
Dari tabel 1 diatas, menunjukkan pengetahuan tentang personal hygiene
bahwa pengetahuan tentang personal yang cukup dan baik (0,0%) lebih kecil dari
hygiene sebagian besar cukup sebanyak 11 responden yang berpengetahuan personal
(36,7%). hygiene kurang (3,3%).
Tabel. 2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan perilaku dalam mencegah B. Pembahasan
keputihan
Menurut Wawan dan Dewi (2010)
Perilaku dalam Frekuensi Prosentase faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Mencegah (n) %
Keputihan pengetahuan adalah faktor pendidikan,
Positif 29 96,7
Negatif 1 3,3 pekerjaan, umur, lingkungan , dan sosial
Total 30 100,0
budaya. Responden dalam penelitian ini
Dari tabel 2 diatas, menunjukkan sudah sering mendapatkan pendidikan
bahwa perilaku dalam mencegah keputihan tentang kesehatan reproduksi namun baru
sebagian besar positif sebanyak 29 (96,7%) mendapatkan pendidikan kesehatan
responden. Responden yang perilaku tentang personal hygiene pada remaja. Hal
negatif dalam mencegah keputihan 3,3 %. ini juga disebabkan oleh informasi yang
Di bawah ini merupakan tabel silang responden terima tidak lengkap atau tidak
antara pengetahuan personal Hygiene menyeluruh. Informasi juga memberikan
dengan perilaku pencegahan keputihan pengaruh terhadap pengetahuan
pada responden.

Midwifery Care Journal, Vol. 1 No.3, April 2020, e-ISSN 2715-5978 (online) I 31
seseorang.meskipun orang tersebut kedewasaannya. Hal ini sebagai
memiliki pendidikan yang rendah, tapi jika pengalaman dan kematangan jiwa.
mendapatkan informasi yang baik dari Hasil penelitian menunjukkan
media masa seperti televisi, radio, atau bahwa sebagian besar remaja putri memiliki
surat kabar maka hal tersebut akan perilaku positif dalam pencegahan
meningkatkan pengetahuan seseorang. keputihan yaitu sebanyak 29 (96,7%) dan
remaja putri perlu mendapatkan yang memiliki perilaku negatif sebanyak 1
pengetahuan personal hygiene misalnya responden (3,3%).
melalui pendidikan kesehatan di sekolah, Menurut Soebroto (2009), perilaku
media massa, atau melalui konseling di untuk mencegah keputihan pada remaja
fasilitas kesehatan. putri adalah dengan menjaga kebersihan
Kebanyakan responden belum pada alat genitalia remaja putri di Karang
memiliki pengetahuan tentang personal Taruna di Desa Dukuh Sawah Kota Cilacap
hygiene dan pencegahan keputihan. menjaga personal hygiene karena sebagian
Pengetahuan yang belum baik ini dapat mereka sudah mengetahui tentang manfaat
dipengaruhi oleh umur. Umur responden menjaga personal hygiene, sehingga
adalah 15-20 tahun, dimana usia tersebut perilaku sebagian mereka untuk mencegah
merupakan usia yang belum cukup matang keputihan sebagian besar positif. Menurut
dan belum memiliki banyak pengalaman. Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang
Usia yang cukup matang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam
membuat seseorang lebih baik dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
menanggapi suatu objek atau masalah. dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Bertambahnya umur seseorang dapat pengetahuan, sikap masyarakat, tingkat
berpengaruh pada pengetahuan yang pendidikan, tingkat ekonomi sosial , sarana
diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur dan prasarana atau fasilitas kesehatan ,
tententu atau menjelang usia lanjut jarak, lokasi, biaya, sumber daya, dan
kemampuan penerimaan atau mengingat perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
suatu pengetahuan akan berkurang. termasuk petugas kesehatan.
Pengalaman merupakan sumber suatu Responden sebagian besar memiliki
pengetahuan atau pengalaman itu perilaku positif dalam pencegahan
merupakan suatu cara untuk memeperoleh keputihan karena pengetahuan responden
kebenaran pengetahuan. Pengalaman tentang keputihan sebagian besar
pribadi dapat digunakan sebagai suatu mengetahui cukup. Dari keseluruhan
upaya untuk memperoleh suatu responden yaitu sebanyak 28 responden
pengetahuan, seseorang yang lebih (86,9%) memiliki perilaku positif . Respon
dewasa dipercaya dari orang belum tinggi yang memiliki perilaku negatif sebanyak 2
responden (3,1%) karena sebagian

Midwifery Care Journal, Vol. 1 No.3, April 2020, e-ISSN 2715-5978 (online) I 32
responden sudah mengetahui sehingga DAFTAR PUSTAKA
perilaku pencegahan keputihan lebih besar
1. Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur
positif. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta. Jakarta.
Berdasarakan hasil tabel silang,
2. Atmaningtyas, Naila. 2009. Cantika dan
responden yang memiliki Pengetahuan Sehat Payudara. Getar Hati.
3. Azwar, Saifuddin. 2012. Metode
tentang personal hygiene cukup cenderung
Penelitian. Pustaka Pelajar.
memiliki perilaku positif dalam pencegahan Yogyakarta.
4. Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi
keputihan. Responden yang memiliki
Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta,
pengetahuan tentang personal hygiene Jakarta.
5. Cahyaningsih, Dwi Sulistyo. 2011.
kurang cenderung memiliki perilaku negatif
Pertumbuhan Perkembangan Anak
dalam pencegahan Keputihan. dan Remaja. CV Trans Info Media,
Jakarta.
Hal ini menunjukan
6. Dinkes.2012. Profil Kesehatan Jawa
ketidakcenderungan pengetahuan remaja Tengah. Dinkes, Jawa Tengah.
7. Ghofar, Abdul.2009. Cara Mudah
putri tentang personal hygiene
Mengeal & Mengobati Kanker.
berhubungan dengan perilaku pencegahan Flamingo.Yogyakarta.
8. Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode
keputihan. Analisis dengan uji chi square
Penelitian Kebidanan Teknik Analisis
diperoleh hasil p value 0,01 yang berarti Data.Salemba Medika, Jakarta.
9. Nisman, Wenny Artanty. 2011. Lima
kurang dari 0,05 sehingga menunjukkan
Menit Kenali Payudara Anda. CV Andi
ada hubungan pengetahuan personal Offset, Yogyakarta.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
hygiene dengan perilaku pencegahan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka
keputihan di Karang Taruna Remaja Desa Cipta, Jakarta.
11. Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian
Dukuh Sawah Kota Cilacap.
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
12. Notoatmojo. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
KESIMPULAN
13. Septiani, Sari dan Mahyar Suara. 2013.
Faktor-faktor Yang Berhubungan
1. Sebagian besar pengetahuan
Dengan Perilaku Pemeriksaan
remaja putri tentang personal Payudara Sendiri (Sadari).Jurnal
Kesehatan Ilmiah.
hygiene cukup yaitu 11 responden
14. Sulistyaningsih. 2011. Metode
(36,7%) Penelitian Kebidanan : Kuantitatif
Kualitatif.Gerah Ilmu, Yogyakarta.
2. Sebagian besar perilakunya positif
15. Suryaningsih, Endang Koni & Bertiani
pada penecegahan keputihan Eka Sukaca. 2009. Kupas Tuntas
Kanker Payudara. Paradigma
yaitu 29 responden (96%,7)
Indonesia, Yogyakarta
3. Ada hubungan antara pengetahuan 16. Wawan, A & Dewi, M. 2011.
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
personal hygiene dengan perilaku
Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta
pencegahan keputihan

Midwifery Care Journal, Vol. 1 No.3, April 2020, e-ISSN 2715-5978 (online) I 33

You might also like