You are on page 1of 14

ISSN 2303-1433

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA USIA 17-20 TAHUN


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP
SIKAP BERPACARAN SEHAT DI KELAS III
SMK 2 PAWYATAN DHAHA KEDIRI
Ira Titisari, Endrastuti Sulistyowati Utami
Prodi Kebidanan Kediri Jl.KH.Wakhid Hasyim 64 B Kediri
Email: iratitisari@ymail.com

Abstrak
Social approach with the friends that are shown as serious affair is the stage of growth that
adult will experience. This social approach can produce global information that will endanger
producing good and qualifying adult. So, knowing and understanding of reproductive health is
important to do in order not to make adult have bad attitude and behavior of serious affair.
The purpose of this study is to know The Relation of 17-20 year old Adult knowledge About
Reroductive Health to The Attitude of Serious Affair in The Third Class of ―SMK 2 pawyatan
dhaha‖ Kediri. This study was held on july19th , 2008. The design of this study is Cross Sectional
Analitic. The population of this study is all 17-20 year old adults of the third class of ―SMK 2
Pawyatan Dhaha‖ Kediri, they are 223 adults.The sampling technique we use is ―Simple
Random Sampling‖, so we get 143 adults as the sample. There are 2 variable, independent
variable is the knowledge of 17-20 year old adult about reproductive health and dependent
variable is the attitude of serious affair. The variables are measured in the same time with the
instrument of study by using questioner.
We put the data that we get in a table then we are analized by using Chi Square with  5%.
So, we can conclude the result of the study , that is ―There are No Relation between the
knowledge of 17-20 year old Adult About Reroductive Health to The Attitude of Serious Affair
in The Third Class of ―SMK 2 pawyatan dhaha‖ Kediri.
Keywords : Knowlwdge, adult, reproductive health, attitude, healthy serious affair

Latar Belakang mengembangkannya dalam bentuk pacaran


Masa remaja merupakan masa peralihan (Soetjiningsih, 2004). Berpacaran
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, merupakan wujud dari interaksi sosial yang
yang dimulai pada saat terjadinya begitu kuat sebagai akibat dari pergaulannya
kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau dengan teman sebaya maupun masyarakat
12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu luas. Adanya interaksi sosial tersebut dapat
menjelang masa dewasa muda. Berdasarkan memunculkan informasi global yang dapat
kematangan psikoseksual dan seksual, mengancam terwujudnya remaja yang sehat
remaja akan melewati tahapan remaja awal dan berkualitas (PKBI, 1999). Oleh sebab
(11-13 tahun ), remaja pertengahan ( 14-16 itu remaja sebagai calon orang tua dan
tahun ), dan remaja lanjut (17-20 tahun). generasi penerus perlu dibekali dengan
Pada tahap remaja lanjut ini, remaja sudah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
mengalami perkembangan seperti orang agar mereka memiliki pengetahuan yang
dewasa. Mereka mempunyai perilaku benar tentang sistem fungsi dan proses
seksual yang sudah jelas dan mereka mulai reproduksi manusia sehinggga kelak mereka
47
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

secara bertanggung jawab dapat mempunyai memahami lawan jenisnya dan belajar
keturunan yang sehat, cerdas, produktif dan membina hubungan dengan lawan jenis,
mandiri. (Departemen Kesehatan RI dan namun kebanyakan remaja salah
WHO,1999) mengartikan makna dari pacaran tersebut
Kesehatan reproduksi adalah suatu bahkan melenceng dari yang sebenarnya.
keadaan fisik, mental dan sosial secara utuh, Pacaran diperluas dengan interpretasi
bukan hanya bebas dari penyakit atau masing-masing bahkan tidak menjurus pada
kecacatan dalam segala aspek yang pacaran yang sehat. Pacaran sehat
berhubungan dengan sistem reproduksi. mempunyai arti pacaran yang terbebas dari
(Departemen Kesehatan RI dan WHO, segala bentuk kekerasan fisik ( termasuk
2000). Konsep tentang kesehatan reproduksi biologis), kekerasan emosi dan pemaksaan
harus dimengerti oleh remaja agar tidak atau penodaan fisik misalnya mencium,
menimbulkan masalah-masalah kesehatan bercumbu dan berhubungan intim (Didik
reproduksi misalnya , kehamilan remaja Hermawan, 2007). Hal-hal yang ditabukan
akibat hubungan seksual diluar nikah, HIV / remaja pada beberapa tahun yang lalu
AIDS, PMS dll. Menurut survei SKRRI seperti berciuman dan bercumbu dalam
2002-2003, pengetahuan remaja tentang berpacaran sekarang dibenarkan oleh
kesehatan reproduksi masih relatif rendah. remaja. Menurut penelitian Rita Damayanti
Untuk usia 15-24 tahun pengetahuan laki di Jakarta ada beberapa remaja yang
laki hanya 46,1% dan pengetahuan menyatakan bahwa berhubungan seks boleh
perempuan hanya sekitar 43,1%. Menurut saja dilakukan dengan pasangan asal
Baseline survei 1999, diketahui hanya 55% disertai suka sama suka, ada yang tidak
remaja yang mengetahui proses kehamilan keberatan dengan pacaran saling
dengan benar, 42% mengetahui tentang berpegangan, saling berpelukan dan saling
HIV/ AIDS dan hanya 24% mengetahui berciuman. Beberapa alasan antara lain
tentng PMS, minimnya informasi remaja adanya tekanan dari teman sebaya bahwa
tersebut menimbulkan berbagai persoalan ciuman merupakan pambuktian cinta, sang
dikalangan remaja, mulai dari soal narkoba, pacar memaksa karena teman-temannya
HIV/AIDS, sampai hubungan seks pra yang lain sudah pernah ciuman kemudian
nikah. (Beasiswa Indonesia, 2006) ingin tahu rasanya, terdapatnya nafsu, dan
Pengetahuan remaja tentang kesehatan longgarnya control social (PKBI, 1999).
reproduksi yang terbatas, seringkali Dari data yang diperoleh dari tanya
mempengaruhi sikap dan perilaku remaja jawab di SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri
dalam berpacaran. Pada remaja yang dari 13 orang siswa kelas III mempunyai
berpacaran terdapat proses mengenal dan pacar dan mereka membenarkan bahwa

48
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

berciuman,berpegangan tangan dan reproduksi terhadap sikap berpacaran


berpelukan perlu dilakukan saat berpacaran. sehat.
Mereka juga mengatakan belum pernah
mendapatkan pelajaran atau informasi
Konsep Pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi. Maka saya Pengertian pengetahuan
tertarik untuk melakukan penelitian dengan 1. Pengetahuan adalah merupakan hasil
judul ― Hubungan Pengetahuan Remaja Usia tahu dan ini terjadi setelah orang
17-20 tahun tentang Kesehatan Reproduksi melakukan pengindraan terhadap suatu
terhadap Sikap berpacaran Sehat di kelas III objek tertentu.
SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri ‖. 2. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam
Perumusan Masalah membentuk tindakan seseorang ( overt
―Adakah Hubungan antara Pengetahuan behavior ) (Soekidjo Notoatmodjo,
Remaja Usia 17-20 tahun tentang 2003).
Kesehatan Reproduksi terhadap Sikap
Konsep Remaja
berpacaran Sehat di Kelas III SMK 2
Remaja adalah masa peralihan dari masa
Pawyatan Dhaha Kediri?‖ anak ke masa dewasa, meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai
Tujuan Penelitian persiapan memasuki masa dewasa (Gunarsa,
Tujuan Umum 1999).
Untuk mengetahui hubungan antara Dalam tumbuh kembang menuju dewasa
pengetahuan remaja usia 17-20 tahun berdasarkan kematangan psikoseksual dan
tentang kesehatan reproduksi terhadap sikap seksual, semua remaja akan melewati
berpacaran sehat di Kelas III SMK 2 tahapan berikut :
Pawyatan Dhaha Kediri. 1. Masa remaja awal/dini : umur 11-13
Tujuan Khusus tahun
Merupakan tahap awal/permulaan,
1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja
remajasudah mulai tampak ada
tentang kesehatan reproduksi.
perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap para
matang dan berkembang.
remaja usia 17-20 tahun mengenai
2. Masa remaja pertengahan : umur 14-16
berpacaran sehat.
tahun
3. Untuk menganalisa hubungan antara
Pada masa remaja menengah, para
pegetahuan remaja tentang kesehatan
remaja sudah mengalami pematangan
fisik secara penuh yaitu anak laki-laki
49
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

sudah mengalami mimpi basah ( Peer Group ). Kelompok sebaya


sedangkan anak perempuan sudah menjadi begitu berarti dan sangat
mengalami menstruasi. berpengaruh dalam kehidupan sosial
3. Masa remaja lanjut : umur 17-20 remaja (Soetjiningsih, 2004).
tahun 3. Perkembangan kognitif
Pada remaja akhir, remaja sudah Ditinjau dariperkembangan kognitif
mengalami perkembangan fisik secara menurut Piaget, masa remaja sudah
penuh, sudah seperti orang dewasa. mencapai tahap operasi formal ( operasi
Mereka telah mempunyai perilaku sama dengan kegiatan-kegiatan mental
seksual yang sudah jelas dan mereka tentang berbagai gagasan). Remaja
sudah mulai mengembangkannya dalam secara mental telah dapat berpikir logis
bentuk pacaran. tentang berbagai gagasan yang abstrak.
(Soetjiningsih, 2004) 4. Perkembangan emosional
Karakteristik perkembangan remaja : Masa remaja merupakan puncak
1. Perkembangan fisik-seksual emosionalitas, yaitu perkembangan
Ciri Seks Primer : Berkaitan langsung emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik,
dengan organ seks misalnya pada terutama organ-organ seksual
remaja perempuan adalah Haid, pada mempengaruhi berkembangnya emosi
remaja laki-laki mimpi basah. atau perasaan – perasaan dan dorongan-
Ciri seks sekunder : yang tidak dorongan baru yang dialami
berkaitan langsung dengan organ seks sebelumnya seperti perasaan cinta,
misalnya pada remaja perempuan rindu, dan keinginan untuk berkenalan
membesarnya buah dada serta lebih intim dengan lawan jenis.
tumbuhnya rambut pada ketiak dan 5. Perkembangan moral
disekitar alat kelamin, sedang pada Perkembangan moral menurut
remaja laki-laki tumbuhnya jakun serta Kusdwirarti Setiono ( Fuad Nashori,
rambut diketiak dan disekitar alat Suara Pembaharuan, 7 Maret 2097 )
kelamin. pada umumnya remaja berada berada
(Departemen Kesehatan RI, 1999) dalam tahap berperilaku sesuai dengan
2. Perkembangan Psikososial tuntutan dan harapan kelompok dan
Dalam perkembangan sosial remaja, loyalitas terhadap norma atau peraturan
remaja mulai memisahkan dari orang yang berlaku dan diyakininya maka
tua memperluas hubungan dengan tidak heranlah jika diantara remaja
teman sebaya. Pada umumnya remaja masih banyak yang melakukan
menjadi anggota kelompok usia sebaya pelecehan nilai-nilai seperti tawuran,

50
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

tindak kriminal minum minuman keras Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


dan hubungan seks diluar nikah. Kesehatan Reproduksi :
6. Perkembangan kepribadian Secara garis besar dapat dikelompokkan
Fase remaja merupakan saat yang empat golongan faktor yang dapat
paling penting bagi perkembangan dan berdampak buruk bagi keseshatan
integrasi kepribadian. reproduksi :
( Syamsu Yusuf, 2005) a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi
Konsep Kesehatan Reproduksi (terutama kemiskinan, tingkat
Kesehatan reproduksi adalah keadaan pendidikan yang rendah dan
sehat secara menyeluruh, mencakup fisik, ketidaktahuan tentang perkembangan
mental, dan kehidupan sosial yang seksual dan proses reproduksi, serta
berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses lokasi tempat tinggal yang terpencil);
reproduksi (Departemen Kesehatan RI, b. Faktor budaya dan lingkungan
2000). Pengertian kesehatan reproduksi (misalnya, praktek tradisional yang
yang dirumuskan oleh Konferensi berdampak buruk pada kesehatan
Internasional Kependudukan dan reproduksi, kepercayaan banyak anak
Pembangunan (ICDP) di Kairo tahun banyak rejeki, informasi tentang fungsi
1994 adalah keadaan kesejahteraan fisik, reproduksi yang membingungkan anak
mental dan sosial yang utuh, dan bukan dan remajakarena saling berlawanan
hanya tidak adanya penyakit atau satu dengan yang lain, dsb);
kelemahan, dalam segala hal yang c. Faktor psikologis (dampak pada
berhubungan dengan sistem reproduksi keretakan orang tua pada remaja,
dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. depresi karena ketidakseimbangan
Pengertian sehat bukan semata-mata hormonal, rasa tidak berharga wanita
sebagai pengertian kedokteran (klinis), terhadap pria yang membeli
tetapi juga sebagai pengertian sosial. kebebasannya secara materi, dsb);
Seseorang dikatakan sehat tidak hanya d. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat
memiliki tubuh dan jiwa yang sehat, pada saluran reproduksi pasca
tetapi juga dapat bermasyarakat secara penyakit menular seksual, dsb).
baik. Kesehatan reproduksi bukan hanya (Juliandi Harahap, 2003)
masalah seseorang saja, tetapi juga Konsep Sikap
menjadi kepedulian keluarga dan Sikap adalah memberi penilaian menerima
masyarakat. atau menolak terhadap objek yang
(Yayasan Pelita Ilmu, 2008) dihadapi dan biasanya pula berhubungan
dengan suatu objek.

51
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

Sikap adalah kecenderungan bertindak dari bercumbu dan berhubungan intim. (Didik
individu, berupa respon tertutup terhadap Hermawan, 2007)
stimulus ataupun objek. 1. Sehat fisik
(Sunaryo, 2004) Sehat secara fisik berarti tidak
Faktor yang mempengaruhi pembentukan tertularnya penyakit, tidak
sikap : menyebabkan kehamilan yang tidak
1. Faktor internal diinginkan, tidak menyakiti
Faktor ini berasal dari dalam diri misalnya, saling memukul,
individu. Dalam hal ini individu menampar atau menendang, tidak
menerima, mengolah dan memilih merusak kesehatan orang lain.
segala sesuatu yang datang dari luar 2. Sehat Mental
serta menentukan mana yang akan Remaja berarti mempunyai nilai yang
diterima dan mana yang tidak.Faktor kuat, percaya diri, menguasai informasi
internal mencakup fisiologis, tentang kesehatan reproduksi ( meliputi
psikologis dan motif. aspek fisiologis, moral, sosial dan
2. Faktor Eksternal psikologis ), mampu berkomunikasi,
Faktor ini berasal dari luar individu, mampu mengambil keputusan dan siap
berupa stimulus untuk membentuk dan atas segala resiko dari keputusan yang
mengubah sikap. Stimulus tersebut diambil.
dapat bersifat langsung misalnya 3. Sehat Sosial
individu dengan individu, individu Mampu mempertimbangkan nilai-nilai
dengan kelompok. Dapat juga bersifat dan norma yang ada dan berlaku dalam
tidak langsung yaitu melalui perantara masyarakat dan juga remaja harus
seperti alat komunikasi dan media mempertimbangkan aspek agama yang
massa baik elektronik maupun non melarang remaja melakukan aktivitas
elektronik. Faktor eksternal meliputi seksualitas termasuk sentuh menyentuh
pengalaman, situasi, norma, hambatan lawan jenis apalagi mengambil gaya
dan pendorong (Sunaryo, 2004). pacaran yang tidak sehat seperti
Konsep Pacaran Sehat berpelukan, berciuman dan sampai hal
Pacaran sehat mempunyai arti pacaran yang paling jauh yaitu melakukan
yang terbebas dari segala bentuk hubungan seks diluar nikah. (Ujang
kekerasan fisik (termasuk biologi), Hermawan, 2002)
kekerasan emosi, pemaksaan atau 4. Sehat seksual
penodaan fisik misalnya mencium, Secara biologis, remaja mengalami
perkembangan dan kematangan seks.

52
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

Pacaran juga mempengaruhi kehidupan SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri. Untuk


seksual seseorang. Kedekatan secara mengambil sampel dipergunakan rumus :
fisik dapat memicu timbulnya kontak N
n diperoleh 143 responden
fisik. Jadi dalam berpacaran harus 1  N (d ) 2

saling menjaga dan mengendalikan diri


masing-masing dengan tidak melakukan Keterangan :
hal-hal yang beresiko. N : jumlah populasi
5. Sehat Emosional n : jumlah sampel
Hubungan yang baik akan terjalin d : tingkat signifikansi ( d = 0,05)
apabila timbul rasa nyaman, aman, dan Sampling
tentram, saling pengertian, saling Teknik sampling adalah merupakan teknik
terbuka, juga saling perhatian. Tidak pengambilan sample untuk menentukan
cuma dituntut untuk mengenali emosi sample yang akan digunakan dalam
diri sendiri tapi juga memahami emosi penelitian ( Sugiyono, 2006).
orang lain. Yang lebih penting lagi Sampling yang digunakan dalam penelitian
adalah bagaimana bisa mengungkapkan ini adalah ‖Simple Random Sampling‖ yaitu
dan mengendalikan emosi dengan baik. teknik untuk pengambilan sample dengan
Dalam hal ini manajemen emosi harus cara acak. (Nursalam, 2003)
ditata rapi. Yang jelas, tidak boleh Kriteria Sampel
melakukan kekerasan nonfisik kepada a. Kriteria Inklusi
pacar misalnya marah-marah yang tidak Kriteria inklusi adalah karakteristik
jelas. umum subjek penelitian dari suatu
(Nilna Rahmi Isna, 2008) populasi target yang terjangkau yang
Populasi akan diteliti. (Nursalam, 2003)
Populasi adalah setiap subjek (misalnya 1. Remaja ( 17-20 tahun ) yang sekolah
manusia, pasien) yang memenuhi kriteria di kelas III SMK 2 Pawyatan Dhaha
yang telah di tetapkan. (Nursalam, 2003). Kediri
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja 2. Bersedia menjadi responden
yang berumur 17-20 tahun di kelas III SMK b. Kriteria eksklusi
2 Pawyatan Dhaha Kediri sejumlah 223 Adalah menghilangkan atau
orang. mengeluarkan subyek yang
Sampel memenuhi kriteria inkusi dari suatu
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian studi karena berbagai sebab
remaja dengan umur 17-20 tahun di kelas III (Nursalam, 2003).

53
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

1.Remaja putri yang mengundurkan signifikansi 5 % dengan derajat bebas =1,


diri menjadi responden. sehingga menggunakan rumus :
2. Remaja putri yang tidak masuk Db = (  baris-1 )(  kolom-1 )
sekolah
= ( 2-1 )( 2-1 )
Variabel Penelitian
=1
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
Untuk mengetahui kekuatan / derajat
yaitu :
hubungan dapat dimasukkan ke dalam
Variabel Independen (Variabel Bebas)
rumus koefisien kontingensi :
Variabel independen dalam penelitian ini
X2
adalah Dalam penelitian ini variabel C
X2  N
bebasnya adalah pengetahuan remaja (
Keterangan :
17-20 tahun) tentang kesehatan reproduksi.
C : Koefisien kontingensi
Variabel Dependen (Variabel Terikat)
X 2 : Chi kuadrat
Variabel dependen dalam penelitian ini
N : jumlah sampel
adalah Dalam penelitian ini variabel
(Arikunto, 2002)
tergantungnya adalah sikap berpacaran
Kesimpulan :
sehat.
1. jika hasil X 2 hitung ≥ X 2 tabel maka
Analisa Data
hipotesa diterima sehingga ada hubungan
Untuk mengetahui hubungan antara 2
antara pengetahuan remaja usia 17-20
variabel maka peneliti melakukan analisa
tahun tentang kesehatan reproduksi
korelasi dengan rumus Chi-Square
dengan sikap berpacaran sehat
( fo  fh ) 2
X  2
2. Jika hasil X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka
fh
hipotesa ditolak sehingga tidak ada
( Arikunto, 2002 )
hubungan antara pengetahuan remaja usia
Keterangan :
17-20 tahun tentang kesehatan reproduksi
X 2 = nilai Chi-Square / Chi kuadrat
dengan sikap tentang berpacaran sehat.
fo = frekuensi yang diperoleh
berdasarkan data
fh = frekuensi harapan
Hasil Penelitian
Untuk mencari fh :
1. Pengetahuan Remaja Usia 17-20 Tahun
jumlah baris
fh  x jumlah kolom tentang Kesehatan Reproduksi di Kelas
jumlah semua
III SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri.
Setelah nilai X2 ditemukan
konsultasikan ke tabel dengan taraf

54
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

3. Pengetahuan Remaja Usia 17-20 Tahun


tentang Kesehatan Reproduksi terhadap
tinggi
rendah Sikap Berpacaran Sehat di Kelas III

60,14% SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri.


39,86%
Data yang didapatkan dari hasil
Diagram 1. Pengetahuan Renaja Usia 17-20 penelitian sekitar 143 siswa di SMK 2
Tahun tentang Kesehatan
Reproduksi Pawyatan Dhaha Kediri adalah terdapat
70 responden yang berpengetahuan
Dari diagram di atas dapat dijelaskan tinggi dan bersikap positif, 16
bahwa dari 143 siswa di Kelas III SMK 2 responden yang berpengetahuan tinggi
Pawyatan Dhaha Kediri selama penelitian dan bersikap negatif, 51 responden yang
diketahui bahwa prosentase pengetahuan berpengetahuan rendah dan bersikap
remaja usia 17-20 tahun tentang kesehatan positif serta 6 responden yang
reproduksi didapatkan 86 responden berpengetahuan rendah dan bersikap
berpengetahuan tinggi dan 57 responden negatif, sehingga dapat lebih dijelaskan
berpengetahuan rendah. lagi dalam tabel sebagai berikut :
2. Sikap Berpacaran Sehat Remaja Usia 17 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
- 20 Tahun di Kelas III SMK 2 Remaja tentang Kesehatan
Reproduksi terhadap Sikap
Pawyatan Dhaha Kediri. Berpacaran Sehat
No Pengetahuan Sikap Berpacaran Sehat F

positif 1 Tinggi Positif 70


15,38% negatif 2 Tinggi Negatif 16
3 Rendah Positif 51
4 Rendah Negatif 6
Jumlah 143
84,62%
Diagram 2. Sikap Berpacaran Sehat Data di atas dianalisa dengan
Remaja Usia 17 - 20 Tahun menggunakan rumus Chi Square sehingga
Dari diagram di atas dapat dijelaskan didapatkan x2 hitung sebesar 1,72. Tabel
bahwa dari 143 siswa di kelas III SMK 2 yang digunakan adalah 2 x 2 dengan
Pawyatan Dhaha Kediri selama penelitian derajat kebebasannya 5 %, maka
diketahui bahwa terdapat 121 responden didapatkan x2 tabel 3,84. Harga kritik x2
bersikap positif untuk berpacaran sehat dan yang tertera dalam tabel ternyata lebih
22 responden bersikap negatif untuk besar daripada x2 hitung. Jadi,
berpacaran sehat kesimpulannya tidak ada hubungan antara
pengetahuan remaja usia 17-20 tahun

55
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

tentang kesehatan reproduksi terhadap berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses
sikap berpacaran sehat di Kelas III SMK 2 reproduksi
Pawyatan Dhaha Kediri ( H0 diterima ). Tingginya pengetahuan siswa kelas
Pembahasan III SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri
1. Pengetahuan Remaja Usia 17-20 Tahun mungkin disebabkan karena mereka
tentang Kesehatan Reproduksi di Kelas memperoleh informasi kesehatan
III SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri. reproduksi melalui media elektronik atau
Dari diagram 4.1 mengenai media cetak, masalnya televisi, internet
Pengetahuan Remaja Usia 17-20 tahun atau majalah. Informasi – informasi
tentang Kesehatan Reproduksi di Kelas tersebut sangat mudah tersebar dan
III SMK Pawyatan Dhaha Kediri pada diterima remaja dengan cepat karena
umumnya tinggi. Hal ini dapat dibuktikan sebaian besar waktunya dihabiskan untuk
dari jawaban responden melalui angket. melihat televise atau membaca Koran.
Dari 143 responden terdapat 60,14 % Sedangkan sebagian kecil yang
responden mempunyai pengetahuan mempunyai pengetahuan rendah mungkin
tinggi dan 39,86 % rsponden mempunyai disebabkan karena kurang menyerap
pengetahuan rendah. informasi tentang materi kesehatan
Dari 60,14 % reponden yang reproduksi dan kurangnya keinginan serta
berpengetahuan tinggi, sebagian besar motivasi untuk mencari informasi –
menyatakan bahwa seseorang remaja informasi mengenai kesehatan
perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi.
reproduksi karena menjadikan remaja Kondisi di atas sesuai dengan
tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat penjelasan dari Sonny K dan Mikhael D,
secara seksual. Sedangkan dari 39,86 % 2001 bahwa faktor – faktor yang
responden yang mempunyai pengetahuan mempengaruhi pengetahuan seseorang
rendah, sebagian besar menjawab salah adalah adanya informasi. Seseorang yang
mengenai arti kesehatan reproduksi. mempunyai pengetahuan berarti ia
Menurut mereka kesehatan reproduksi memang mempunyai data atau informasi
merupakan suatu kemampuan seseorang yang akurat melebihi orang lain atau
untuk melanjutkan keturunan saja, ketika orang lain tidak memiliki
padahal menurut Departemen Kesehatan informasi seperti yang dimilikinya.
RI, 2000 bahwa arti dari kesehatan 2. Sikap Berpacaran Sehat Remaja Usia
reproduksi cukup luas yaitu keadaan 17-20 Tahun di Kelas III SMK 2
sehat secara menyeluruh mencakup fisik, Pawyatan Dhaha Kediri
mental dan kehidupan sosial yang

56
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

Dari diagram 4.2 mengenai Sikap dalam kehidupan sehari –hari khususnya
Berpacaran Sehat Remaja Usia 17-20 saat mereka menjalin hubungan khusus
tahun di Kelas III SMK 2 Pawyatan misalnya berpacaran. Sedangkan
Dhaha Kediri diperoleh 84,62 % sebagian kecil remaja uisi 17-20 tahun di
responden memiliki sikap positif dan kelas III yang mempinyai sikap negatif
15,38 % responden memiliki sikap terhadap pacaran sehat mungkin
negatif. disebabkan karena faktor emosionalitas
Dari 84,62 % responden yang remaja. Masa remaja merupakan masa
mempunyai sikap positif terhadap perkembangan emosi atau perasaan.
pacaran sehat, sebagian besar Perasaan tersebut bisa berupa perasaan
menyatakan mengerti dan memahami rindu, cinta dan keinginan untuk
kesehatan reproduksi diperlukan saat berkenalan lebih intim dengan lawan
berpacaran. Sedangkan dari15,38 % yang jenis. Biasanya perasaan seperti ini
mempunyai sikap negatif terhadap diwujudkan dengan berpegangan tangan,
pacaran sehat, sebagian besar berciuman atau berpelukan saat pacaran
menyatakan bahwa berciuman, sebagai ungkapan rasa sayang.
berpegangan tangan atau berpelukan saat Sikap merupakan suatu
pacaran penting dilakukan sebagai kecenderungan bertindak dari individu,
ungkapan rasa sayang. Sikap tersebut berupa respon tertutup terhadap stimulus
sudah melenceng dari konsep Didik ataupun objek. Respon tersebut bisa
Hermawan, 2007 mengenai pacaran dalam bentuk menerima, mendekati,
sehat. Menurutnya pacaran sehat adalah menyenangi, mengharapkan atau
pacaran yang terbebas dari segala bentuk menolak, menjauhi, menghindari,
kekerasan fisik (termasuk biologi), membenci, tidak menyukai obyek
kekerasan emosi, pemaksaan atau tertentu. Adanya perbedaan sikap ini
penodaan fisik misalnya mencium, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
bercumbu dan berhubungan intim. lain faktor internal ( dari dalam diri
Sebagian besar siswa remaja usia individu ) misalnya fisiologis, psikologis
17-20 tahun di kelas III yang mempunyai dan motif dan juga faktor eksternal ( dari
sikap positif terhadap pacaran sehat luar individu ) misalnya, pengalaman,
kemungkinan disebabkan karena adanya situasi, norma, hambatan dan pendorong (
pengaruh yang baik dari teman sebaya Sunaryo, 2004 ). Dengan demikian
atau teman sekolah. Adanya teman adanya perbedaan sikap tersebut
sebaya tersebut sangat mempengaruhi merupakan hal biasa yang harus dipahami
remaja dalam bersikap dan berperilaku sebagai bentuk keunikan tiap individu.

57
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

3. Hubungan Pengetahuan Remaja Usia dan media masa baik elektronik maupun
17-20 Tahun tentang Kesehatan non elektronik .
Reproduksi terhadap Sikap Berpacaran Dapat disimpulkan bahwa
Sehat di kelas III SMK 2 Pawyatan seorang remaja dapat bersikap positif
Dhaha Kediri ataupun negatif terhadap sesuatu tidak
Dari hasil perhitungan dan analisa hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja
data oleh peneliti dapat ditarik melainkan dipengaruhi oleh banyak
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan faktor. Hal ini dapat dikarenakan bahwa
antara pengetahuan remaja usia 17-20 pada masa ini remaja sedang mengalami
tahun tentang kesehatan reproduksi suatu perkembangan mental yang cukup
terhadap sikap berpacaran sehat. rumit. Perkembangan tersebut saat
Hal ini menunjukkan bahwa sikap mempengaruhi kehidupan sosial remaja.
remaja Kelas III SMK 2 Pawyatan Dhaha Keinginan untuk bereksperimen dan
Kediri untuk berpacaran sehat tidak mencoba-coba merupakan salah satu
dipengaruhi oleh pengetahuannya akan bentuk perkembangan remaja yang juga
kesehatan reproduksi, tetapi dapat sebagai faktor penghambat atau
disebabkan oleh faktor- faktor lain pendorong remaja untuk bersikap positif (
misalnya, maraknya film – film dan menerima ) ataupun bersikap negatif (
majalah porno yang dapat mempengaruhi menolak ) terhadap suatu hal khususnya
remaja dalam bersikap dan berperilaku berpacaran sehat.
atau dapat juga karena adanya pengaruh Kesimpulan
teman sebaya yang begitu kuat. Menurut Dari hasil penelitian yang berjudul
Sunaryo, 2004 faktor – factor yang ―Hubungan Pengetahuan Remaja Usia 17-20
mempengaruhi sikap seseorang antara Tahun tentang Kesehatan Reproduksi
lain faktor yang berasal dari dalam terhadap Sikap Berpacaran di Kelas III SMK
individu. Dalam Hal ini individu 2 Pawyatan Dhaha Kediri‖ dapat ditarik
menerima, menolak dan memilih segala kesimpulan sebagai berikut :
sesuatu yang datang dari luar serta 1. Secara Umum
menentukan mana yang akan diterima Tidak ada hubungan antara pengetahuan
dan mana yang tidak. Kemudian faktor remaja usia 17-20 tahun tentang
dari luar individu, berupa stimulus yang kesehatan reproduksi terhadap sikap
bersifat langsung misalnya individu berpacaran sehat di Kelas III SMK 2
dengan individu. Dapat juga stimulus Pawyatan Dhaha Kediri.
yang bersifat tidak langsung misalnya 2. Secara Khusus
melalui perantara seperti alat komunikasi

58
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

a. Pengetahuan remaja usia 17-20 tahun Available :


http://beasiswa.wordpress.com/2006/1
tentang kesehatan reproduksi sebagian
1/17/lomba-karya-tulis-remaja,
besar tinggi yaitu sekitar 60,84 %. diakses jam 11.00, tanggal 9 April
2008
b. Sikap remaja usia 17-20 tahun
Departemen Kesehatan RI dan WHO. ( 1999
mengenai berpacaran sehat adalah ). Materi Inti Kesehatan Reproduksi
Remaja. Jakarta : Departemen
positif yaitu sekitar 84,62 %.
Kesehatan RI
c. Tidak ada hubungan antara Departemen Kesehatan RI. ( 2000 ).
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
pengetahuan remaja usia 17-20 tahun
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
tentang kesehatan reproduksi terhadap Departemen Pendidikan Nasional. (2002).
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
sikap berpacaran sehat.
Jakarta : Balai Pustaka
Saran Didik Hermawan. (2007). Panduan Tuntas
Masa Pubertas. Solo : Smart Media
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah
Dinas Kesehatan Kota Kediri.(2006). Materi
dilakukan, peneliti mengemukakan : Inti Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta : Dinas Kesehatan Kota Kediri
1. Bagi Tempat Penelitian
Glasier, Anna. (2006). Keluarga Berencana
a. Diharapkan dibentuk suatu kegiatan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
EGC
pembinaan rohani di sekolah guna
Gunarsa. ( 2099 ). Psikologi Remaja. Jakarta
peningkatan keimanan dan ketaqwaan : PT BPK Gunung Mulia
Heri Purwanto. (2099). Pengantar Perilaku
terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Manusia. Jakarta : EGC
membentuk moral yang kuat, dan Juliandi Harahap. ( 2003 ). Kesehatan
Reproduksi. Available :
menanamkan norma – norma yang
http://libary.usu.ac.id/download/fk/ked
berlaku di masyarakat. komunitas_Juliandi.pdf, tanggal 9
April 2008
b. Diharapkan sekolah dapat memberikan
Kasihani K dan E. Suyanto. ( 2007 ).
penyuluhan atau bimbingan tentang Pendekatan Metode dan Teknik
Pembelajaran. Malang : Badan
kesehatan reproduksi walaupun dalam
Penyelenggara Startifikasi Guru
kurikulum sekolah tidak ada. Universitas Negeri Malang
Nilna Rahmi Isna. ( 2008 ). Pacaran Asal
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sehat. Available :
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan http://nilna.wordpress.com/2008/01/11
/pacaran-asal-sehat, tanggal 9 April
sebagai bahan acuan untuk penelitian
2008
selanjutnya dengan mengubah factor lain, Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
misalnya hubungan pengetahuan remaja
Keperawatan. Jakarta : Salemba
tentang perkembangan seksualitas remaja Medika
Soekidjo Notoatmojo. ( 2002 ). Metodologi
terhadap sikap berpacaran sehat.
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
DAFTAR PUSTAKA Sonny Keraf dan Mikhael Dua. ( 2001 ).
Ilmu Pengetahuan Sebuah Filosofis.
Beasiswa Indonesia. ( 2006 ). Lomba Karya
Yogyakarta : Kanisius
Ilmiah Remaja.
PKBI. ( 1999 ). Potret Remaja Dalam Data.

59
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433

Available :
http://geocities.com.id/guntoroutamadi
/artikel-potret-remaja-dalam-data.html,
diakses jam 12.00, tanggal 9 April
2008
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : EGC
Sugiyono. ( 2006 ). Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : ALFABETA
Suharsimi Arikunto.( 2002 ). Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
Keperawatan. Jakarta : EGC
Syamsu Yusuf. (2005). Psikologi
Perkembangan Anak dan remaja.
Bandung : Rosda
Ujang Hermawan.(2002). Gaya Pacaran Ala
Kota Banda Aceh.
Available :
http://situs.kesrepro.info/krr/jun/2002/
krr04.htm, diakses jam 20.00, tanggal
9 April 2008
Yayasan Pelita Ilmu. ( 2008 ). Isu Kespro
Remaja. Available :
http://ypi.or.id/index/php?opt
ion=com_content&task=view
&id=46&Itemid=97, tanggal
9 April 2008

60
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013

You might also like