Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Social approach with the friends that are shown as serious affair is the stage of growth that
adult will experience. This social approach can produce global information that will endanger
producing good and qualifying adult. So, knowing and understanding of reproductive health is
important to do in order not to make adult have bad attitude and behavior of serious affair.
The purpose of this study is to know The Relation of 17-20 year old Adult knowledge About
Reroductive Health to The Attitude of Serious Affair in The Third Class of ―SMK 2 pawyatan
dhaha‖ Kediri. This study was held on july19th , 2008. The design of this study is Cross Sectional
Analitic. The population of this study is all 17-20 year old adults of the third class of ―SMK 2
Pawyatan Dhaha‖ Kediri, they are 223 adults.The sampling technique we use is ―Simple
Random Sampling‖, so we get 143 adults as the sample. There are 2 variable, independent
variable is the knowledge of 17-20 year old adult about reproductive health and dependent
variable is the attitude of serious affair. The variables are measured in the same time with the
instrument of study by using questioner.
We put the data that we get in a table then we are analized by using Chi Square with 5%.
So, we can conclude the result of the study , that is ―There are No Relation between the
knowledge of 17-20 year old Adult About Reroductive Health to The Attitude of Serious Affair
in The Third Class of ―SMK 2 pawyatan dhaha‖ Kediri.
Keywords : Knowlwdge, adult, reproductive health, attitude, healthy serious affair
secara bertanggung jawab dapat mempunyai memahami lawan jenisnya dan belajar
keturunan yang sehat, cerdas, produktif dan membina hubungan dengan lawan jenis,
mandiri. (Departemen Kesehatan RI dan namun kebanyakan remaja salah
WHO,1999) mengartikan makna dari pacaran tersebut
Kesehatan reproduksi adalah suatu bahkan melenceng dari yang sebenarnya.
keadaan fisik, mental dan sosial secara utuh, Pacaran diperluas dengan interpretasi
bukan hanya bebas dari penyakit atau masing-masing bahkan tidak menjurus pada
kecacatan dalam segala aspek yang pacaran yang sehat. Pacaran sehat
berhubungan dengan sistem reproduksi. mempunyai arti pacaran yang terbebas dari
(Departemen Kesehatan RI dan WHO, segala bentuk kekerasan fisik ( termasuk
2000). Konsep tentang kesehatan reproduksi biologis), kekerasan emosi dan pemaksaan
harus dimengerti oleh remaja agar tidak atau penodaan fisik misalnya mencium,
menimbulkan masalah-masalah kesehatan bercumbu dan berhubungan intim (Didik
reproduksi misalnya , kehamilan remaja Hermawan, 2007). Hal-hal yang ditabukan
akibat hubungan seksual diluar nikah, HIV / remaja pada beberapa tahun yang lalu
AIDS, PMS dll. Menurut survei SKRRI seperti berciuman dan bercumbu dalam
2002-2003, pengetahuan remaja tentang berpacaran sekarang dibenarkan oleh
kesehatan reproduksi masih relatif rendah. remaja. Menurut penelitian Rita Damayanti
Untuk usia 15-24 tahun pengetahuan laki di Jakarta ada beberapa remaja yang
laki hanya 46,1% dan pengetahuan menyatakan bahwa berhubungan seks boleh
perempuan hanya sekitar 43,1%. Menurut saja dilakukan dengan pasangan asal
Baseline survei 1999, diketahui hanya 55% disertai suka sama suka, ada yang tidak
remaja yang mengetahui proses kehamilan keberatan dengan pacaran saling
dengan benar, 42% mengetahui tentang berpegangan, saling berpelukan dan saling
HIV/ AIDS dan hanya 24% mengetahui berciuman. Beberapa alasan antara lain
tentng PMS, minimnya informasi remaja adanya tekanan dari teman sebaya bahwa
tersebut menimbulkan berbagai persoalan ciuman merupakan pambuktian cinta, sang
dikalangan remaja, mulai dari soal narkoba, pacar memaksa karena teman-temannya
HIV/AIDS, sampai hubungan seks pra yang lain sudah pernah ciuman kemudian
nikah. (Beasiswa Indonesia, 2006) ingin tahu rasanya, terdapatnya nafsu, dan
Pengetahuan remaja tentang kesehatan longgarnya control social (PKBI, 1999).
reproduksi yang terbatas, seringkali Dari data yang diperoleh dari tanya
mempengaruhi sikap dan perilaku remaja jawab di SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri
dalam berpacaran. Pada remaja yang dari 13 orang siswa kelas III mempunyai
berpacaran terdapat proses mengenal dan pacar dan mereka membenarkan bahwa
48
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
50
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
51
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
Sikap adalah kecenderungan bertindak dari bercumbu dan berhubungan intim. (Didik
individu, berupa respon tertutup terhadap Hermawan, 2007)
stimulus ataupun objek. 1. Sehat fisik
(Sunaryo, 2004) Sehat secara fisik berarti tidak
Faktor yang mempengaruhi pembentukan tertularnya penyakit, tidak
sikap : menyebabkan kehamilan yang tidak
1. Faktor internal diinginkan, tidak menyakiti
Faktor ini berasal dari dalam diri misalnya, saling memukul,
individu. Dalam hal ini individu menampar atau menendang, tidak
menerima, mengolah dan memilih merusak kesehatan orang lain.
segala sesuatu yang datang dari luar 2. Sehat Mental
serta menentukan mana yang akan Remaja berarti mempunyai nilai yang
diterima dan mana yang tidak.Faktor kuat, percaya diri, menguasai informasi
internal mencakup fisiologis, tentang kesehatan reproduksi ( meliputi
psikologis dan motif. aspek fisiologis, moral, sosial dan
2. Faktor Eksternal psikologis ), mampu berkomunikasi,
Faktor ini berasal dari luar individu, mampu mengambil keputusan dan siap
berupa stimulus untuk membentuk dan atas segala resiko dari keputusan yang
mengubah sikap. Stimulus tersebut diambil.
dapat bersifat langsung misalnya 3. Sehat Sosial
individu dengan individu, individu Mampu mempertimbangkan nilai-nilai
dengan kelompok. Dapat juga bersifat dan norma yang ada dan berlaku dalam
tidak langsung yaitu melalui perantara masyarakat dan juga remaja harus
seperti alat komunikasi dan media mempertimbangkan aspek agama yang
massa baik elektronik maupun non melarang remaja melakukan aktivitas
elektronik. Faktor eksternal meliputi seksualitas termasuk sentuh menyentuh
pengalaman, situasi, norma, hambatan lawan jenis apalagi mengambil gaya
dan pendorong (Sunaryo, 2004). pacaran yang tidak sehat seperti
Konsep Pacaran Sehat berpelukan, berciuman dan sampai hal
Pacaran sehat mempunyai arti pacaran yang paling jauh yaitu melakukan
yang terbebas dari segala bentuk hubungan seks diluar nikah. (Ujang
kekerasan fisik (termasuk biologi), Hermawan, 2002)
kekerasan emosi, pemaksaan atau 4. Sehat seksual
penodaan fisik misalnya mencium, Secara biologis, remaja mengalami
perkembangan dan kematangan seks.
52
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
53
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
54
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
55
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
tentang kesehatan reproduksi terhadap berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses
sikap berpacaran sehat di Kelas III SMK 2 reproduksi
Pawyatan Dhaha Kediri ( H0 diterima ). Tingginya pengetahuan siswa kelas
Pembahasan III SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri
1. Pengetahuan Remaja Usia 17-20 Tahun mungkin disebabkan karena mereka
tentang Kesehatan Reproduksi di Kelas memperoleh informasi kesehatan
III SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri. reproduksi melalui media elektronik atau
Dari diagram 4.1 mengenai media cetak, masalnya televisi, internet
Pengetahuan Remaja Usia 17-20 tahun atau majalah. Informasi – informasi
tentang Kesehatan Reproduksi di Kelas tersebut sangat mudah tersebar dan
III SMK Pawyatan Dhaha Kediri pada diterima remaja dengan cepat karena
umumnya tinggi. Hal ini dapat dibuktikan sebaian besar waktunya dihabiskan untuk
dari jawaban responden melalui angket. melihat televise atau membaca Koran.
Dari 143 responden terdapat 60,14 % Sedangkan sebagian kecil yang
responden mempunyai pengetahuan mempunyai pengetahuan rendah mungkin
tinggi dan 39,86 % rsponden mempunyai disebabkan karena kurang menyerap
pengetahuan rendah. informasi tentang materi kesehatan
Dari 60,14 % reponden yang reproduksi dan kurangnya keinginan serta
berpengetahuan tinggi, sebagian besar motivasi untuk mencari informasi –
menyatakan bahwa seseorang remaja informasi mengenai kesehatan
perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi.
reproduksi karena menjadikan remaja Kondisi di atas sesuai dengan
tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat penjelasan dari Sonny K dan Mikhael D,
secara seksual. Sedangkan dari 39,86 % 2001 bahwa faktor – faktor yang
responden yang mempunyai pengetahuan mempengaruhi pengetahuan seseorang
rendah, sebagian besar menjawab salah adalah adanya informasi. Seseorang yang
mengenai arti kesehatan reproduksi. mempunyai pengetahuan berarti ia
Menurut mereka kesehatan reproduksi memang mempunyai data atau informasi
merupakan suatu kemampuan seseorang yang akurat melebihi orang lain atau
untuk melanjutkan keturunan saja, ketika orang lain tidak memiliki
padahal menurut Departemen Kesehatan informasi seperti yang dimilikinya.
RI, 2000 bahwa arti dari kesehatan 2. Sikap Berpacaran Sehat Remaja Usia
reproduksi cukup luas yaitu keadaan 17-20 Tahun di Kelas III SMK 2
sehat secara menyeluruh mencakup fisik, Pawyatan Dhaha Kediri
mental dan kehidupan sosial yang
56
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
Dari diagram 4.2 mengenai Sikap dalam kehidupan sehari –hari khususnya
Berpacaran Sehat Remaja Usia 17-20 saat mereka menjalin hubungan khusus
tahun di Kelas III SMK 2 Pawyatan misalnya berpacaran. Sedangkan
Dhaha Kediri diperoleh 84,62 % sebagian kecil remaja uisi 17-20 tahun di
responden memiliki sikap positif dan kelas III yang mempinyai sikap negatif
15,38 % responden memiliki sikap terhadap pacaran sehat mungkin
negatif. disebabkan karena faktor emosionalitas
Dari 84,62 % responden yang remaja. Masa remaja merupakan masa
mempunyai sikap positif terhadap perkembangan emosi atau perasaan.
pacaran sehat, sebagian besar Perasaan tersebut bisa berupa perasaan
menyatakan mengerti dan memahami rindu, cinta dan keinginan untuk
kesehatan reproduksi diperlukan saat berkenalan lebih intim dengan lawan
berpacaran. Sedangkan dari15,38 % yang jenis. Biasanya perasaan seperti ini
mempunyai sikap negatif terhadap diwujudkan dengan berpegangan tangan,
pacaran sehat, sebagian besar berciuman atau berpelukan saat pacaran
menyatakan bahwa berciuman, sebagai ungkapan rasa sayang.
berpegangan tangan atau berpelukan saat Sikap merupakan suatu
pacaran penting dilakukan sebagai kecenderungan bertindak dari individu,
ungkapan rasa sayang. Sikap tersebut berupa respon tertutup terhadap stimulus
sudah melenceng dari konsep Didik ataupun objek. Respon tersebut bisa
Hermawan, 2007 mengenai pacaran dalam bentuk menerima, mendekati,
sehat. Menurutnya pacaran sehat adalah menyenangi, mengharapkan atau
pacaran yang terbebas dari segala bentuk menolak, menjauhi, menghindari,
kekerasan fisik (termasuk biologi), membenci, tidak menyukai obyek
kekerasan emosi, pemaksaan atau tertentu. Adanya perbedaan sikap ini
penodaan fisik misalnya mencium, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
bercumbu dan berhubungan intim. lain faktor internal ( dari dalam diri
Sebagian besar siswa remaja usia individu ) misalnya fisiologis, psikologis
17-20 tahun di kelas III yang mempunyai dan motif dan juga faktor eksternal ( dari
sikap positif terhadap pacaran sehat luar individu ) misalnya, pengalaman,
kemungkinan disebabkan karena adanya situasi, norma, hambatan dan pendorong (
pengaruh yang baik dari teman sebaya Sunaryo, 2004 ). Dengan demikian
atau teman sekolah. Adanya teman adanya perbedaan sikap tersebut
sebaya tersebut sangat mempengaruhi merupakan hal biasa yang harus dipahami
remaja dalam bersikap dan berperilaku sebagai bentuk keunikan tiap individu.
57
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
3. Hubungan Pengetahuan Remaja Usia dan media masa baik elektronik maupun
17-20 Tahun tentang Kesehatan non elektronik .
Reproduksi terhadap Sikap Berpacaran Dapat disimpulkan bahwa
Sehat di kelas III SMK 2 Pawyatan seorang remaja dapat bersikap positif
Dhaha Kediri ataupun negatif terhadap sesuatu tidak
Dari hasil perhitungan dan analisa hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja
data oleh peneliti dapat ditarik melainkan dipengaruhi oleh banyak
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan faktor. Hal ini dapat dikarenakan bahwa
antara pengetahuan remaja usia 17-20 pada masa ini remaja sedang mengalami
tahun tentang kesehatan reproduksi suatu perkembangan mental yang cukup
terhadap sikap berpacaran sehat. rumit. Perkembangan tersebut saat
Hal ini menunjukkan bahwa sikap mempengaruhi kehidupan sosial remaja.
remaja Kelas III SMK 2 Pawyatan Dhaha Keinginan untuk bereksperimen dan
Kediri untuk berpacaran sehat tidak mencoba-coba merupakan salah satu
dipengaruhi oleh pengetahuannya akan bentuk perkembangan remaja yang juga
kesehatan reproduksi, tetapi dapat sebagai faktor penghambat atau
disebabkan oleh faktor- faktor lain pendorong remaja untuk bersikap positif (
misalnya, maraknya film – film dan menerima ) ataupun bersikap negatif (
majalah porno yang dapat mempengaruhi menolak ) terhadap suatu hal khususnya
remaja dalam bersikap dan berperilaku berpacaran sehat.
atau dapat juga karena adanya pengaruh Kesimpulan
teman sebaya yang begitu kuat. Menurut Dari hasil penelitian yang berjudul
Sunaryo, 2004 faktor – factor yang ―Hubungan Pengetahuan Remaja Usia 17-20
mempengaruhi sikap seseorang antara Tahun tentang Kesehatan Reproduksi
lain faktor yang berasal dari dalam terhadap Sikap Berpacaran di Kelas III SMK
individu. Dalam Hal ini individu 2 Pawyatan Dhaha Kediri‖ dapat ditarik
menerima, menolak dan memilih segala kesimpulan sebagai berikut :
sesuatu yang datang dari luar serta 1. Secara Umum
menentukan mana yang akan diterima Tidak ada hubungan antara pengetahuan
dan mana yang tidak. Kemudian faktor remaja usia 17-20 tahun tentang
dari luar individu, berupa stimulus yang kesehatan reproduksi terhadap sikap
bersifat langsung misalnya individu berpacaran sehat di Kelas III SMK 2
dengan individu. Dapat juga stimulus Pawyatan Dhaha Kediri.
yang bersifat tidak langsung misalnya 2. Secara Khusus
melalui perantara seperti alat komunikasi
58
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
59
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
Available :
http://geocities.com.id/guntoroutamadi
/artikel-potret-remaja-dalam-data.html,
diakses jam 12.00, tanggal 9 April
2008
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : EGC
Sugiyono. ( 2006 ). Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : ALFABETA
Suharsimi Arikunto.( 2002 ). Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
Keperawatan. Jakarta : EGC
Syamsu Yusuf. (2005). Psikologi
Perkembangan Anak dan remaja.
Bandung : Rosda
Ujang Hermawan.(2002). Gaya Pacaran Ala
Kota Banda Aceh.
Available :
http://situs.kesrepro.info/krr/jun/2002/
krr04.htm, diakses jam 20.00, tanggal
9 April 2008
Yayasan Pelita Ilmu. ( 2008 ). Isu Kespro
Remaja. Available :
http://ypi.or.id/index/php?opt
ion=com_content&task=view
&id=46&Itemid=97, tanggal
9 April 2008
60
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013