You are on page 1of 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 3: 457-461


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Karakteristik penderita laryngopharyngeal reflux


yang didiagnosis berdasarkan reflux symptom index
dan reflux finding score di Poliklinik THT-KL RSUP
Sanglah Tahun 2015-2017
CrossMark

Ida Ayu Alit Widiantari,* I Wayan Sucipta

ABSTRACT

Introduction: Laryngopharyngeal Reflux (LPR) is a disease caused by patients with LPR based on sex which in 2015 was the highest in
reversing the contents of the stomach into the laryngopharynx area. In 13 women (61,90% of cases), most women in 2016 that as many as
diagnosing LPR a careful history is needed based on clinical symptoms 12 cases (52,17%) and in 2017 most women were 9 cases (52,92%).
(Reflux Symptoms Index / RSI) and laryngeal examination (Reflux Distribution of LPR patients based on the most age groups in 2015
Finding Score/RFS). But the diagnosis of LPR is sometimes not realized aged 40-49 years as many as 9 cases (42,85%), 2016 the most at the
and missed by doctors because the symptoms are not typical. age of 40-49 years and age 50-59 years respectively as many as 7 cases
Objective: To determine the characteristics of patients with LPR is (30,43%) and 2017 with the highest age of 40-49 years as many as
diagnosed based on RSI and RFS in the ENT-KL 6  cases (35,29%). Age LPR patients who are most well lifespan of
Methods: Hospital Sanglah period 2015-2017. The research is a 40-49  years in both men and women, where men found 7 cases
retrospective descriptive study by collecting secondary data from medical (25,92%) and women were 19 cases (55,88%).
records of patients diagnosed with LPR based on RSI and RFS are coming Conclusion: The highest distribution of complaints based on
to the poly ENT-HN Sanglah Hospital in the period 2015-2017. complaints (RSI) came with complaints of throat clearing, which
Results: There were 61 people with LPR diagnosed based on RSI and was 59 (96,72%). The highest distribution of LPR patients based on
RFS and according to the criteria of the study sample. In this study, laryngeal conditions (RFS) was 59 (96,72%) erythema/hyperemia.

Keywords : Laryngopharyngeal Reflux (LPR), Reflux Symptoms Index (RSI) dan Reflux Finding Score (RFS),characteristic
Cite This Article: Widiantari, I.A.A., Sucipta, I.W. 2019. Karakteristik penderita laryngopharyngeal reflux yang didiagnosis berdasarkan reflux
symptom index dan reflux finding score di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Tahun 2015-2017. Medicina 50(3): 457-461. DOI:10.15562/Medicina.
v50i3.678

ABSTRAK

Pendahuluan: Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah penyakit tahun 2015 adalah perempuan sebanyak 13 kasus (61,90%), tahun 2016
akibat berbaliknya isi lambung ke daerah laringofaring. Dalam yang terbanyak perempuan sebanyak 12 kasus (52,17%) dan tahun 2017
mendiagnosis LPR diperlukan anamnesis yang cermat berdasarkan terbanyak perempuan sebanyak 9 kasus (52,92%). Distribusi penderita
gejala klinis (Reflux Symptoms Index/RSI) dan pemeriksaan laring LPR berdasarkan kelompok umur yang terbanyak di tahun 2015 umur
(Reflux Finding Score/RFS). Namun diagnosis LPR terkadang tidak 40-49 tahun sebanyak 9 kasus (42,85%), tahun 2016 yang terbanyak
disadari dan terlewatkan oleh dokter karena gejalanya yang tidak khas. pada umur 40-49 tahun dan umur 50-59  tahun masing-masing
Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita LPR yang sebanyak 7 kasus (30,43%) dan tahun 2017 yang terbanyak umur
didiagnosis berdasarkan RSI dan RFS di bagian THT-KL RSUP Sanglah 40-49 tahun sebanyak 6 kasus (35,29%). Umur penderita LPR yang
Departemen/KSM Kesehatan THT- Denpasar periode tahun 2015-2017. terbanyak yaitu rentang umur 40-49 tahun baik pada lelaki ataupun
KL Fakultas Kedokteran Universitas Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif perempuan dimana lelaki ditemukan sebanyak 7  kasus (25,92%) dan
Udayana/RSUP Sanglah Denpasar
dengan mengumpulkan data sekunder dari catatan medis penderita perempuan sebanyak 19 kasus (55,88%).
yang terdiagnosis LPR berdasarkan RSI dan RFS yang datang ke poliklinik Kesimpulan: Distribusi penderita LPR berdasarkan keluhan (RSI)
*
Correspondence to: THT-KL RSUP Sanglah Denpasar pada periode tahun 2015-2017. yang terbanyak adalah datang dengan keluhan throat clearing yaitu
Ida Ayu Alit Widiantari, Departemen/
KSM Kesehatan THT-KL Fakultas Hasil: Terdapat 61 orang penderita LPR yang didiagnosis berdasarkan RSI sebanyak 59 (96,72%). Distribusi penderita LPR berdasarkan keadaan
Kedokteran Universitas Udayana/ dan RFS dan sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Pada penelitian ini laring (RFS) terbanyak adalah ditemukannya eritema/hiperemis
RSUP Sanglah Denpasar didapatkan penderita LPR berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak di sebanyak 59 (96,72%).
alitwidiantari29@gmail.com

Diterima: 2019-04-25 Kata kunci : Laryngopharyngeal Reflux (LPR), Reflux Symptoms Index (RSI) dan Reflux Finding Score (RFS), karakteristik
Disetujui: 2019-05-30 Cite Pasal Ini: Widiantari, I.A.A., Sucipta, I.W. 2019. Karakteristik penderita laryngopharyngeal reflux yang didiagnosis berdasarkan reflux symptom
Publis: 2019-12-01 index dan reflux finding score di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Tahun 2015-2017. Medicina 50(3): 457-461. DOI:10.15562/Medicina.v50i3.678

457
ARTIKEL ASLI

PENDAHULUAN
Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah penyakit perlindungan tersebut gagal, maka epitel perna-
akibat berbaliknya isi lambung ke daerah laringo- pasan yang bersilia pada laring posterior menjadi
faring. Dikenal istilah LPR seperti ekstraesofageal rentan dan mengakibatkan disfungsi dari silia terse-
refluks, atipikal refluks, gastrofaringeal refluks, but sehingga terjadi stasis dari mukus. Akumulasi
laringeal refluks, faringoesofageal refluks, suprae- dari mukus menyebabkan sensasi post-nasal drip
sofageal refluks dan refluks laringitis.1 dan menstimulasi “throat clearing”. Iritasi langsung
Kejadian refluks sering ditemukan di nega- dari zat refluks dapat menyebabkan batuk dan
ra-negara barat dengan angka kejadian 10-15% tersedak (laringospasme) karena sensitivitas pada
dan umumnya mengenai usia diatas 40 tahun ujung sensorik laring meningkat akibat inflamasi
(35%). Hal ini berhubungan dengan pola konsumsi lokal.7,8
masyarakat barat, olah raga, genetik dan kebiasaan Dalam mendiagnosis LPR diperlukan anamne-
berobat.2 sis yang cermat berdasarkan gejala klinis (Reflux
Pada tahun 1996, Koufman dkk memperke- Symptoms Index/RSI) (Tabel 1) dan pemeriksaan
nalkan istilah LPR. Amerika Serikat beranggapan laring (Reflux Finding Score/RFS) (Tabel 2). Gejala
LPR merupakan bentuk lain dari Gastroesophageal yang sering muncul seperti suara serak, mende-
Reflux Disease (GERD), dimana pada pasien LPR hem, penumpukan dahak di tenggorok atau post
tidak perlu ditemukan gejala spesifik GERD seperti nasal drip, sukar menelan, batuk setelah makan,
rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi. sulit bernafas atau tersedak, batuk yang sangat
Kebanyakan pasien LPR, keadaan refluks asam di mengganggu, rasa mengganjal dan rasa panas
esofagus bagian bawah adalah normal sehingga di tenggorok, nyeri dada atau rasa asam naik ke
tidak didiagnosis sebagai GERD.2,3 tenggorok. Keadaan laring yang dicurigai teriritasi
Penyebab LPR adalah adanya refluks secara asam seperti hipertrofi komisura posterior, globus
retrograd dari asam lambung ke saluran esofagus faringeus, nodul pita suara, laringospasme, steno-
atas dan menimbulkan cedera mukosa karena sis subglotik dan karsinoma laring. Laringoskopi
trauma langsung. Sehingga terjadi kerusakan silia fleksibel merupakan pemeriksaan utama untuk
yang menimbulkan tertumpuknya mukus, aktivi- mendiagnosis LPR. Akan tetapi pemeriksaan
tas mendehem dan batuk kronis, akibatnya akan penunjang sering juga digunakan untuk menega-
menyebabkan iritasi dan inflamasi.1,4 kkan diagnosis. Namun diagnosis LPR terkadang
Walaupun penyebab LPR dan GERD tersebut tidak disadari dan terlewatkan oleh dokter karena
sama, LPR harus dapat dibedakan dari GERD. gejalanya yang tidak khas.8,9,10
Pasien dengan LPR biasanya mempunyai kelu- Pemeriksaan ini disebut ambulatory 24 hours
han di daerah kepala dan leher sedangkan GERD double probe pH monitoring yang merupakan
biasanya didapatkan keluhan klasik seperti esofagi- baku emas dalam mendiagnosis LPR. Pertama
tis dan rasa panas di dada (heartburn). Perbedaan kali diperkenalkan oleh Wiener pada 1986.
ini menyebabkan kedua penyakit tersebut memer- Pemeriksaan ini dianjurkan pada keadaan pasien
lukan pengobatan yang berbeda. LPR dapat dengan keluhan LPR tetapi pada pemeriksaan
merupakan faktor pencetus munculnya penyakit klinis tidak ada kelainan. Pemeriksaan ini sangat
keganasan. LPR dapat menyebabkan iritasi dan sensitif dalam mendiagnosis refluks karena pemer-
perubahan pada laring.5,6 iksaan ini secara akurat dapat membedakan adanya
Pada LPR terjadi kerusakan mukosa laringo- refluks asam pada sfingter esofagus atas dengan
faring akibat iritasi asam lambung. Kerusakan dibawah sehingga dapat menentukan adanya LPR
terjadi karena lemahnya otot sfingter esofagus atas atau GERD. Kelemahan pemeriksaan ini adalah
dan tidak adanya barier pertahanan pada mukosa mahal, invasif dan tidak nyaman dan dapat ditemu-
laringofaring terhadap asam lambung. Mekanisme kan hasil negative palsu sekitar 20%.11,12
pertahanan yang berperan penting dalam menjaga Prevalensi LPR dilaporkan sekitar 10% dari
mukosa dari efek merusak oleh refluks asam pasien yang datang ke tempat praktek dokter
lambung adalah carbonic anhydrase.4 THT dan sekitar 50% pasien mengeluh serak
Terdapat 4 jenis pertahanan fisiologis yang yang ternyata menderita LPR.2 Oleh karena gejala
melindungi traktus aerodigestif dari cedera refluks: klinis LPR tidak khas, maka penelitian dekriptif ini
Lower Esophageal Spinchter (LES), fungsi motorik dilakukan untuk mengetahui karakteristik, gamba-
esofageal dengan pembersihan asam lambung, ran gejala klinis dan pemeriksaan laring pada
resistensi jaringan mukosa esofageal, dan spingter penderita LPR diperiksa Poliklinik THT-KL RSUP
esofageal atas. Ketika keempat mekanisme Sanglah tahun 2015 sampai 2017.

458 Medicina 2019; 50(3): 457-461 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.678


ARTIKEL ASLI

Tabel 1  Reflux Symptom Index (RSI)9 METODE


Reflux Symptom Index (RSI) Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
0=tidak, bersifat deskriptif retrospektif dengan mengumpul-
kan data sekunder dari catatan medis penderita yang
Dalam 1 bulan terakhir, apakah anda menderita 5=sangat berat
terdiagnosis LPR berdasarkan RSI dan RFS yang
1. Suara serak/problem suara 012345 datang ke poli THT-KL RSUP Sanglah Denpasar
2. Mendehem (clearing your throat) 012345 pada periode tahun 2015-2017. Penelitian ini sudah
3. Lendir di tenggorok (PND) 012345 mendapatkan kelayakan etik no. 145/UN14.2.2.Vll
14/LP/2019 tertanggal 28 Januari 2019 dari Komisi
4. Kesukaran menelan 012345
Etik Penelitian FK Universitas Udayana/ RSUP
5. Batuk setelah makan/berbaring 012345 Sanglah. Pengambilan sampel dilakukan dari regis-
6. Kesukaran bernafas/chocking 012345 ter pasien poli dengan cara berurutan yaitu setiap
7. Batuk yang mengganggu 012345 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang datang
8. Rasa mengganjal di tenggorok 012345 ke poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar.
Kriteria inklusi adalah penderita yang baru
Heartburn, rasa nyeri di dada, gangguan
9.  012345
pencernaan, regurgitasi asam
terdiagnosa LPR berdasarkan hasil pemeriksaan
RSI dan RFS pada periode Januari 2015 sampai
Desember 2017 sedangkan kriteria eksklusi adalah
Tabel 2  Reflux Finding Score (RFS)9 penderita LPR sebelum Januari 2015 atau setelah
31 Desember 2017 dan penderita LPR dengan data
Reflux Finding Score yg kurang lengkap. Hasil penelitian dianalisis dan
1. Edema subglotik/pseudosulkus vokalis 0 = tidak ada disajikan secara deksriptif dalam bentuk tabel dan
2 = ada narasi.
2. Ventrikular obliterasi 2 = parsial
4 = komplit HASIL
3. Eritema/ hiperemia 2 = hanya aritenoid Subjek penelitian adalah penderita LPR yang
4 = difus telah didiagnosis berdasarkan RSI dan RFS, yang
4. Edema pita suara 1 = ringan berkunjung ke Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah
periode 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2017.
2 = moderat
Didapatkan 61 sampel penelitian. Dimana rerata
3 = berat kejadian LPR yang berkunjung ke Poliklinik
5. Edema laring difus 1 = ringan THT-KL RSUP Sanglah adalah 20,33 orang per
2 = moderat tahun.
3 = berat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pender-
ita yang terbanyak adalah perempuan yaitu sebesar
4 = obstruksi
55,73% (34 sampel), sedangkan lelaki sebanyak
6. Hipertrofi komisura posterior 1 = ringan 27 sampel (44,26%). Dimana perempuan selalu
2 = moderat menempati jumlah yang lebih banyak dibanding-
3 = berat kan lelaki tiap tahunnya yaitu tahun 2015 sebesar
4 = obstruksi
61,90%, tahun 2016 sebesar 52,17%, dan tahun
2017 sebesar 52,92% (Tabel 3).
7. Granula/ jaringan granulasi 0 = tidak ada
Pada penelitian ini diperoleh penderita LPR
2 = ada terbanyak berdasarkan umur adalah rentang umur
8. Mukus kental endolaring 0 = tidak ada 40-49 tahun yaitu 22 sampel (36,06%) (Tabel 4).
2 = ada Pada penelitian ini diperoleh penderita LPR
berdasarkan umur dan jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan berumur 40-49 tahun sebanyak
19 sampel (31,14%). Sedangkan lelaki sebanyak
Tabel 3  D
 istribusi penderita LPR berdasarkan jenis kelamin tiap
7 sampel (25,92%) (Tabel 5).
tahun
Pada penelitian ini ditemukan keluhan yang
2015 2016 2017 terbanyak adalah throat clearing (mendehem)
Karakter subyek
Jenis kelamin N (%) N (%) N (%) Total sebesar 96,72%. Diikuti dengan keluhan lendir di
Lelaki 8 (38,09) 11 (47,82) 8 (47,05) 27(44,26) tenggorok sebesar 54 sampel (88,52%) (Tabel 6).
Diperoleh kelainan laring yang terbanyak adalah
Perempuan 13(61,90) 12 (52,17) 9 (52,92) 34(55,73)
eritema/hiperemis sebanyak 59 sampel (96,72%).

Medicina 2019; 50(3): 457-461 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.678 459


ARTIKEL ASLI

Tabel 4  Distribusi penderita LPR berdasarkan umur tiap tahun Kelainan laring yang paling jarang ditemu-
kan adalah granuloma yaitu 8 sampel (13,11%)
2015 2016 2017
Karakter subyek (Tabel 7).
Umur (th) N (%) N (%) N (%) Total
10-19 2 (9,52) 0 (0) 0 (0) 2 (3,27)
DISKUSI
20-29 2 (9,52) 3 (13,04) 3 (17,64) 8 (13,11)
30-39 4 (19,04) 2 (8,69) 2 (11,76) 8 (13,11) Kelompok umur terbanyak penderita pada pene-
litian ini adalah 40-49 tahun, hal yang sama juga
40-49 9 (42,85) 7 (30,43) 6 (35,29) 22 (36,06)
didapatkan oleh Belafsky dkk dan juga oleh Kornel
50-59 2 (9,52) 7 (30,43) 1 (5,88) 10 (16,39) dkk.7,13 Terjadinya LPR diatas umur 40 tahun
60-69 2 (9,25) 3 (13,04) 3 (17,64) 8 (13,11) karena sering terjadi perubahan pada mukosa
70-79 0 (0) 1 (4,34) 2 (11,76) 3 (4,91) laring, dimana timbul edema lapisan superfisial
pada lamina propia, terutama pada perempuan
yang mengalami menopause. Perubahan terjadi
Tabel 5  D
 istribusi penderita LPR berdasarkan umur dan jenis
pada kelenjar di laring yang menyebabkan produksi
kelamin
mukus berkurang. Secara histologis ditemukan
Lelaki Perempuan granular pada reticulum endoplasmic dan appa-
Karakter subyek
Umur (th) N (%) N (%) ratus Golgi di mukus dan serosa laring. Hal ini
10-19 2 (7,40) 0 (0) menyebabkan secara kualitas dan kuantitas sekresi
mukus di laring berkurang. Perubahan juga terjadi
20-29 5 (18,51) 3 (8,82)
pada mukosa epitel plika vokalis sehingga mukosa
30-39 2 (7,40) 6 (17,64) menjadi lebih tipis dan laring menjadi rentan
40-49 7 (25,92) 19 (55,88) terpapar zat asam, yang pada akhirnya meningkat-
50-59 5 (18,51) 5 (14,70) kan angka kejadian LPR. Juga terjadi perubahan
60-69 5 (18,51) 0 (0) daerah di atas laring berupa atrofi pada otot-otot
wajah, faring dan otot mastikasi disertai kelemahan
70-79 1 (3,70) 1 (2,94)
sfingter esofagus sehingga memudahkan terjadinya
refluk.2,7,12
Tabel 6  D
 istribusi LPR berdasarkan riwayat keluhan yang pernah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek
dialami perempuan lebih banyak dibandingkan lelaki
Keluhan N % dengan rasio 1,2:1. Penelitian Koufman, Kornel
dan Andriani juga mendapatkan hal yang sama.
Problem suara 52 85,24
Hal ini dihubungkan dengan faktor hormonal
Throat clearing 59 96,72 yang berperan dalam meningkatkan sekresi asam
Lendir di tenggorok 54 88,52 lambung. Sekresi asam lambung dapat secara
Kesukaran menelan 38 62,29 langsung menstimulasi sel parietal dan kelenjar
Batuk setelah makan/berbaring 32 52,45 peptik tanpa intervensi sistem saraf. Jalur hormonal
akan diperantai mulai dari hipotalamus, kelenjar
Kesukaran bernafas 35 57,37
pituitari anterior dan ACTH. Jalur ini mempen-
Batuk yang mengganggu 42 68,85 garuhi kerja kelenjar adrenal yang menghasilkan
Rasa mengganjal di tenggorok 52 85,24 hormon kortison dan adrenal yang merangsang sel
Heart burn 42 68,85 parietal dan kelenjar peptik untuk menghasilkan
HCl dan pepsin.12-14
Keluhan utama terbanyak yang membawa
Tabel 7  D
 istribusi kelainan laring pada pemeriksaan laringoskopi
fiberoptik subjek datang berobat adalah throat clearing. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Kornel yang
Kelainan anatomi N %
mendapatkan throat clearing merupakan keluhan
Edema subglotik 11 18,03 pada hampir semua subjek yang didiagnosis LPR.
Obliterasi ventrikuler 27 44,26 Epitel respiratori bersilia di laring akan meningkat-
Eritema/hiperemis 59 96,72
kan jumlahnya bila sistem penghalang terjadinya
refluk gagal. Juga terjadi disfungsi silia yang akan
Edema pita suara 26 42,62
menyebabkan pengumpulan mukus sehingga
Edema laring difus 24 39,34 terjadi sensasi post nasal drip dan merangsang
Hipertrofi komisura posterior 35 57,37 throat clearing (mendehem). Iritasi cairan refluk
Granuloma/jaringan granulasi 8 13,11 menyebabkan batuk dan tersedak secara langsung.
Hal ini dikarenakan sensitifitas saraf sensoris
Thick endolaryngeal mucus 36 59,01
laring terangsang dengan adanya inflamasi lokal.
460 Medicina 2019; 50(3): 457-461 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.678
ARTIKEL ASLI

Kombinasi faktor-faktor tersebut menyebabkan jumlah sampel yang lebih besar dan uraian yang
terjadinya edema plika vokalis, ulkus dan gran- lebih rinci sehingga didapatkan hasil penelitian
uloma. Sehingga timbul gejala LPR seperti suara yang lebih akurat.
serak, globus faringeus, dan nyeri tenggorok.2,8,15
Pada penelitian ini seluruh subjek memiliki nilai
UCAPAN TERIMA KASIH
RSI>13 dan RFS >7. Dikatakan faktor subjektivitas
sangat berpengaruh dalam penilaian RSI. Keluhan Terima kasih kepada divisi Bronkoesofagologi Ilmu
yang berat bagi seseorang belum tentu menjadi Kesehatan THT-KL FK UNUD/ RSUP Sanglah.
masalah bagi orang lain. Namun secara keseluruhan
RSI dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
DAFTAR PUSTAKA
LPR, terutama pada sarana kesehatan yang tidak
memiliki fasilitas endoskopi dan sangat berguna 1. Yunizaf MH, Iskandar N. Penyakit Refluks Gastroesofagus
dengan Manifestasi Otolaringologi. Dalam: Buku Ajar
dalam menilai keberhasilan terapi. Belafsky menya- Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala &
takan bahwa adanya hubungan antara semakin Leher. Edisi ke-7. Jakarta 2012.h. 270-3.
besarnya nilai RSI dan skoring VHI (voice handicap 2. Benjamin R, Salvatore T, Stratos A, Ryan R. Incidence of
underlying laryngeal pathology in patients initialy diag-
index) mengindikasikan bahwa RSI memiliki valid- nosed with laryngopharyngeal reflux. The Laryngoscope
itas yang sangat baik.9,10,15 2014; 124: 1420-4.
Hasil pemeriksaan laringoskopi fiberoptik 3. Byrne PJ. Laryngopharyngeal Reflux in patients with
symptomps of gastroesophageal reflux disease. Disease of
didapatkan kelainan laring yang terbanyak adalah the Esofagus 2006; 19: 377-81.
eritema/hiperemis yaitu 59 (96,72%) dan yang 4. Martinucci I, de Bortoli N, Savarino E. Optimal treatment
terendah pada granuloma yaitu 8 (13,11%). Hasil of laryngopharyngeal reflux disease. Ther Adv Chronic Dis
2013; 4: 287-301.
ini sesuai dengan penelitian Adriani. Kelainan 5. Jung HK. Epidemiology of gastroesophageal reflux dis-
tersebut didukung beberapa penelitian yang ease in Asia: a systemic review. J Neurogastroenterol Motil
menyebutkan bahwa gejala spesifik tersebut dise- 2011; 17: 14-27.
6. Katz PO, Gerson LB, Vela MF. Guidelines for the diagnosis
babkan oleh iritasi dan inflamasi laring, keadaan and management of gastroesophageal reflux disease. Am J
tersebut menunjukkan diagnosis LPR. Walaupun Gastroenterol 2013; 108: 308-328.
eritema/hiperemi laring tidak spesifik untuk diag- 7. Belafsky PC, Postman GN, Koufman JA. Laryngopharyngeal
reflux symptoms improve before changes in physical find-
nosis LPR, namun lebih dari 50% penderita LPR ings. Laryngoscope 2001; 111(6):979-81.
terdapat eritema/hiperemi. Koufman menyatakan 8. Han SY, Kim GH. Clinical manifestations of laryngopha-
edema laring merupakan kelainan laring yang ryngeal reflux. JNM 2016; 22:351-352.
9. Belafsky PC, Postman G, Koufman JA. The validity and
terbanyak.14,15 Reability of the Reflux Finding Score (RFS). Laryngoscope
2001; 111: 1313-17.
10. Habermann W, Schmid C, Neumann K, Devaney T,
SIMPULAN Hammer HF. Reflux symptom index and reflux finding
score in otolaryngologyc practice. J Voice 2012; 26: 123-7.
Pada pasien dengan LPR yang berkunjung ke 11. Friedman M. The value of routine pH monitoring in the
Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar peri- diagnosis and treatment of laryngopharyngeal reflux.
Otolaryngol Head Neck Surg 2012; 146: 952-958.
ode Januari 2015 hingga Desember 2017 ditemukan 12. Andriani Y, Akil MA, Gaffar M, Punagi AQ. Deteksi pep-
sebanyak 61 orang. Hasil penelitian ini menunjuk- sin pada penderita refluks laringofaring yang didiagnosis
kan rasio perempuan dan lelaki 1,2:1, dan kelom- berdasarkan reflux symptom index dan reflux finding
score. Oto Rhinolaryngologoca Indonesiana 2011;41:2.
pok umur terbanyak adalah 40-49 tahun. 13. Kornel Y, Sarbini TB, Madiadipoera THS. Efektivitas ter-
Keluhan utama yang terbanyak adalah mende- api omeperazol terhadap perbaikan tingkat gejala klinis
hem (throat clearing) diikuti dengan sensasi post dan patologis laring pada penderita laringofaring. Majalah
Kedokteran Bandung 2008; 40(3):102-9
nasal drip. Kelainan laring yang terbanyak dari 14. Koufman JA. Low acid diet for recalcitrant
hasil pemeriksaan laringoskopi fiberoptik adalah Laryngopharyngeal Reflux: Therapeutics benefits and their
eritema atau hiperemi pada laring. implications. Annals of Otology, Rhinology, Laryngology
2011; 120 (5): 281-87.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa peng- 15. Qadeer MA, Swoger J, Milstein C, Hicks DM, Ponsky  J,
gunaan RSI dan RFS berguna dalam menegakkan Richter JE dkk. Correlation between symptoms
diagnosis LPR. RSI sendiri selain merupakan and Laryngeal signs in Laryngopharyngeal Reflux.
Laryngoscope 2005; 115: 1947-52.
pemeriksaan yang sederhana dan sangat mudah
dilakukan, juga tidak membutuhkan peralatan
khusus sehingga dapat digunakan oleh para prak-
tisi kesehatan yang tidak memiliki sarana endo-
skopi. Penelitian mengenai LPR yang didiagnosis This work is licensed under a Creative Commons Attribution
berdasarkan RSI dan RFS perlu dilanjutkan, dengan

Medicina 2019; 50(3): 457-461 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.678 461

You might also like