You are on page 1of 6

MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN

MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

Nurulita Fajarwati (08010044230) dan Sujarwanto


PLB, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, nurulita_fajarwati@yahoo.co.id

Abstract
The ability to read is the basis for control of various fields of study. But the ability to read the mild
mentally retarded children tend to be low because their intelligence is below average. This happens
because the central processing less vocabulary working properly, so that mentally disabled children have
difficulty in reading the beginning. To overcome these problems, the mentally disabled children in need
of media that can display real words, easily seen and heard repeatedly. One appropriate media of the
form is moving images accompanied by sound and writing. The purpose of this study was to determine
the effect of the use of interactive video learning media to increase students' reading skills onset of mild
mental disabilities in special schools Gedangan Harmony Sidoarjo.
This study used a quasi-experimental research design or quasi-experimental design with one group
pretest - posttest design. Analysis of the data in this study using a quantitative approach because the data
collected in the form of numbers or numbers that are statistically analyzed by non-parametric statistics.
The statistical formula used to analyze the results of this study is to use the test formula sign (sign test).
Data were analyzed results obtained value of (Zh) of 2.05 and the value of Z = 1.96 derived table numbers
Z = 0.5. Thus ZH> 2.05, meaning the null hypothesis (H0) is rejected. So there is a significant effect of the
use of interactive video learning media to increase students' reading skills onset of mild mental
disabilities in special schools Gedangan Harmony Sidoarjo.
The results showed that the application of the use of interactive video pembeljaran media to increase
students' reading skills onset of mild mental disabilities in special schools Gedangan Harmony Sidoarjo.
Based on the results of this study recommended is the interactive video media can be applied as an effort
to improve reading skills of students beginning a mental disability.

Key words: interaktive video, begining reading

PENDAHULUAN dan dikuasai terutama dilakukan pada masa


Membaca merupakan satu dari empat kanak-kanak. Pada masa permulaan sekolah,
keterampilan berbahasa. Dalam komunikasi anak-anak diberikan pengenalan huruf sebagai
tulisan, lambang-lambang bunyi bahasa diubah lambang bunyi bahasa. Pengenalan huruf
menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf tersebut dinamakan proses pengubahan, setelah
menurut alphabet latin. Pembagian membaca proses pengubahan tersebut dikuasai siswa
berdasarkan tingkatan dapat dibedakan secara mantap, barulah penekananan penekanan
menjadi dua yaitu membaca permulaan dan diberikan pada masa pemahaman isi bacaan.
pemahaman membaca. Membaca permulaan
terdapat proses pengubahan yang harus dibina
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk membaca adalah untuk memahami isi bacaan,
menguasai berbagai bidang studi.Jika anak pada tujuan semacam itu ternyata belum dapat
usia sekolah permulaan tidak segera memiliki sepenuhnya dicapai siswa, terutama pada awal
kemampuan membaca maka ia akan mengalami belajar membaca. Hal tersebut juga dialami oleh
banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai anak tunagrahita, karena perkembangan jiwa
bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. yang tidak lengkap, ditandai oleh keterampilan
Adapun siswa dapat membaca dengan baik jika selama masa perkembangan. “sehingga
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mempengaruhi tingkat kecerdasannya secara
mampu menggerakkan mata secara lincah, menyeluruh (Muslim, 2003:119). Tahap
mengingat simbol-simbol dengan tepat dan perkembangan membaca ada lima yaitu
memiliki penalaran yang cukup untuk kesiapan membaca, membaca permulaan,
memahami bacaan.Meskipun tujuan akhir keterampilan membaca cepat, membaca luas,
dan membaca sesungguhnya. Tetapi tidak anak tunagrahita mengalami hambatan,
memahami isi bahan bacaan tersebut.Ini terutama pada membaca permulaan” (Sunardi
menunjukkan kemampuan membaca bukan & Sunaryo, 2007:158 . Berdasarkan paparan di
hanya terkait erat dengan motorik melainkan atas jika tidak diatasi dengan benar maka anak
tahap perkembangan kognitif. (Somantri, 2006: akan mengalami kesulitan dalam membaca
106), “anak tunagrahita memiliki keterbatasan permulaan. Untuk itu diperlukan media yang
dalam penguasaan bahasa. Mereka bukannya tepat berupa media video
mengalami kerusakan artikulasi, akan tetapi interaktif.Perkembangan dunia informasi dan
pusat pengolahan perbendaharaan kata yang tehnologi (IT) salah satunya ditunjukkan dengan
kurang berfungsi sebagaimana mengoptimalkan proses belajar mengajar
mestinya”.Karena alasan itu mereka dengan menggunakan media pembelajaran
membutuhkan kata-kata konkret yang sering video interaktif. Media pembelajaran video
didengarnya.Pada umumnya mereka interaktif merupakan tayangan gambar bergerak
mengalami kesulitan dalam menerima yang disertai dengan suara. Sebagai bahan ajar
informasi, baik dalam pelaksanaan belajar non cetak, media pembelajaranvideo interaktif
mengajar maupun dalam kehidupan sehari- kaya informasi dan lugas untuk dimanfaatkan
hari.Hambatan ini disebabkan oleh daya berfikir dalam program pembelajaran, karena dapat
abstrak yang rendah.Disamping itu, disebabkan sampai kehadapan peserta didik secara
oleh tingkat intelegensi anak tunagrahita yang langsung.
berada dibawah rata-rata normal.“Hal inilah
yang menyebabkan kemampuan membaca pada METODE
pada penelitian ini menggunakan jenis Keberhasilan ini sesuai dengan pendapat
penelitian pra eksperimen, dengan Daryanto (2013:86), yang menyatakan video
menggunakan rancangan penelitian "one group, pembelajaran adalah suatu medium yang
pre test post test-test desain" pada penelitian ini efektif untuk membantu proses pembelajaran
dilakukan pada satu kelompok saja tanpa yang berupa bahan ajar non cetak yang kaya
kelompok pembanding . desain penelitian one informasi dan tuntas karena dapat sampai
group one group pre test post tes adalah O1xO2 kehadapan siswa langsung. Sedangkan menurut
dimana test dilakukan sebanyak dua klali yaitu Cahyo (2011:26), media pembelajaran video
sebelum dan sesudah perlakuan.tes dilakukan adalah yang alat yang digunakan untuk
sebanyak dua kali untuk mengetahui meningkatkan kemampuan otak, khususnya
kemampuan membaca permulaan siswa ketajaman otak dan daya ingat. Selain itu
tunagrahita ringan di slb harmoni sidoarjo, serta penggunaan media pembelajaran video
12 kali pertemuan untuk memberikan interaktif mampu menarik minat siswa
perlakuan terhadap masalah yang akan di teliti tunagrahita ringandalam mengenal kata-kata
setiap pertemuan berlangsung 35 menit yang baru dan praktek belajar membaca secara
dilakukan 3 kali dalam seminggu. pada akhir langsung. Hal ini cukup menarik sehingga
perlakuan akan diberikan tes sesuai materi dapat meminimalisir kejenuhan
yang diberikan pada pertemuan tersebut untuk siswatunagrahita ringan, siswa merasa senang
mengetahui perkembangan perlawanan.Hasil dan tidak merasa terpaksa dalam belajar
analisis data dengan uji tanda satu sisi membaca permulaan yang diberikan oleh
menunjukkan bahwa ZH>+ 1,96 peneliti.
berdasarkan pengolahan data di atas, maka Dengan menggunakan media
penggunaan media pembelajaranvideo pembelajaranvideo interaktif dalam proses
interaktif berpengaruh terhadap keterampilan belajar membaca permulaan bagi siswa
membaca permulaan siswa tunagrahita ringandi tunagrahita ringankhususnya di SLB Harmoni
SLB Harmoni Gedangan Sidoarjo. Hasil dapat mengurangi keterbatasan siswa
penelitian ini menunjukkan bahwa media tunagrahita ringan dalam hal penyerapan materi
pembelajaranvideo interaktif berpengaruh pembelajaran yang cenderung lamban dan
secara signifikan terhadap keterampilan kurang mampu berpikir abstrak, sehingga
membaca permulaan siswa tunagrahita ringan mampu membantu mengaktifkan siswa
tunagrahita ringan mengembangkan
keterampilannya dalam belajar membaca ketajaman otak dan daya ingat. Selain itu
permulaan. penggunaan media pembelajaran video
Keberhasilan pembelajaran dengan interaktif mampu menarik minat siswa
menggunakan media video interaktif untuk
tunagrahita ringandalam mengenal kata-kata
meningkatkan kemampuan membaca
baru dan praktek belajar membaca secara
permulaan ini juga sesuai dengan peran dan
fungsi media pembelajaran menurut Levi dan langsung. Hal ini cukup menarik sehingga
Lentz dalam Arsyad (2010: 16) yang menyatakan dapat meminimalisir kejenuhan
bahwa terdapat empat fungsi media siswatunagrahita ringan, siswa merasa senang
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: 1) dan tidak merasa terpaksa dalam belajar
Fungsi atensi; yaitu menarik dan mengarahkan membaca permulaan yang diberikan oleh
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
peneliti. Dengan menggunakan media
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaranvideo interaktif dalam proses
pelajaran. 2) Fungsi afektif; yaitu media visual belajar membaca permulaan bagi siswa
dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa tunagrahita ringankhususnya di SLB Harmoni
ketika belajar atau membaca teks yang dapat mengurangi keterbatasan siswa
bergambar. 3) Fungsi kognitif; artinya lambang tunagrahita ringan dalam hal penyerapan materi
visual atau gambar akan memperlancar pembelajaran yang cenderung lamban dan
pencapaian tujuan yang terkandung dalam
kurang mampu berpikir abstrak, sehingga
gambar. 4) Fungsi kompensatoris; yaitu media
pembelajaran berfungsi untuk mampu membantu mengaktifkan siswa
mengakomodasikan siswa yang lemah dan tunagrahita ringan mengembangkan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran keterampilannya dalam belajar membaca
yang disajikan dengan teks atau disajikan permulaan. Keberhasilan pembelajaran dengan
dengan secara verbal. menggunakan media video interaktif untuk
meningkatkan kemampuan membaca
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil analisis data dengan uji tanda satu sisi permulaan ini juga sesuai dengan peran dan
menunjukkan bahwa ZH>+ 1,96 berdasarkan fungsi media pembelajaran menurut Levi dan
pengolahan data di atas, maka penggunaan Lentz dalam Arsyad (2010: 16) yang menyatakan
media pembelajaranvideo interaktif bahwa terdapat empat fungsi media
berpengaruh terhadap keterampilan membaca pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: 1)
permulaan siswa tunagrahita ringandi SLB Fungsi atensi; yaitu menarik dan mengarahkan
Harmoni Gedangan Sidoarjo.
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
pembelajaranvideo interaktif berpengaruh
yang ditampilkan atau menyertai teks materi
secara signifikan terhadap keterampilan
pelajaran. 2) Fungsi afektif; yaitu media visual
membaca permulaan siswa tunagrahita ringan
dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
di SLB Harmoni Gedangan Sidoarjo.
ketika belajar atau membaca teks yang
Keberhasilan ini sesuai dengan pendapat
bergambar. 3) Fungsi kognitif; artinya lambang
Daryanto (2013:86), yang menyatakan video
visual atau gambar akan memperlancar
pembelajaran adalah suatu medium yang
pencapaian tujuan yang terkandung dalam
efektif untuk membantu proses pembelajaran
gambar. 4) Fungsi kompensatoris; yaitu media
yang berupa bahan ajar non cetak yang kaya
pembelajaran berfungsi untuk
informasi dan tuntas karena dapat sampai
mengakomodasikan siswa yang lemah dan
kehadapan siswa langsung. Sedangkan menurut
lambat menerima dan memahami isi pelajaran
Cahyo (2011:26), media pembelajaran video
yang disajikan dengan teks atau disajikan
adalah yang alat yang digunakan untuk
dengan secara verbal.
meningkatkan kemampuan otak, khususnya
PENUTUP membaca permulaan siswa tunagrahita
Simpulan ringan, selain itu media pembelajaran
Simpulan penelitian merupakan hasil dari video interaktif juga bermanfaat sebagai
proses penelitian yang dimaksud untuk dapat alat bantu dalam proses penyampaian
digeneralisasikan pada subyek penelitian. materi pelajaran dan dapat mengurangi
Penarikan simpulan didasari atas data yang kejenuhan siswa dalam belajar
diperoleh, bukan keinginan peneliti. membaca permuaa
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan
data dapat disimpulkan bahwa: SARAN

1. Hasil pre test keterampilan membaca Mengingat penggunaan media pembelajaran


permulaan siswa tunagrahita ringan video interaktif dapat meningkatkan
sebelum dilakukan intervensi dengan keterampilan membaca permulaan siswa
menggunakan media pembelajaran tunagrahita ringan, maka sebaiknya :
menggunakan video interaktif rata-rata
sebesar 50,5%. 1. Siswa tunagrahita ringan perlu menggunakan
2. Hasil pos test keterampilan membaca video interaktif dalam pembelajaran untuk topik
permulaan siswa tunagrahita ringan dan mata pelajaran yang lain.
setelah dilakukan intervensi dengan 2. Guru harusinovatif dengan memanfaatkan
menggunakan media pembelajaran teknologi dan kreatif dengan menciptakan
menggunakan video interaktif rata-rata media dan hal-hal baru dalam pembelajaran
sebesar 71,3%. Dari hasil perubahan agar siswa tunagrahita ringantidak cepat
tersebut berarti terjadi peningkatan bosan/jenuh dalam pembelajaran.
keterampilan membaca permulaan pada 3. Orang tua membantu dalam pembelajaran
siswa tunagrahita ringan sebesar rata- dengan aktif memanfaatkan media penunjang
rata 20,8%. seperti video interaktif pada pembelajaran bagi
3. Dari rumus uji tanda sign tes diperoleh siswa tunagrahita ringan di rumah.
data hasil ZH adalah 2,05 lebih besar
dari nilai kritis ZH 5% yaitu + 1,96
sehingga media pembelajaran video
interaktif berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan keterampilan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anderson, R. C. 1972. Language Skills in


Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Elementary Education. New York: Macmillan
Cipta Publishing Co, Inc.
Akhadiah, Sabarti. 1992. Petunjuk Menulis. Ariani, Niken & Haryanto,
Jakarta: Rineka Cipta Dany.2010.Pembelajaran Multimedia di sekolah.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Alex & H.P, Ahmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Media Group
Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak
Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Proyek Tenaga Guru Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada
Amin,Muh& Kusuma,I.1996 . Pendidikan Anak
Luar Biasa.Jakarta:DNIKS. Cahyo,Agus. 2011. Latihan Otak & Daya Ingat
dengan Menggunakan Ragam media Audio Visual.
Yogyakarta: Diva PressBadruzaman,et al. (2005). Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikologi
Media dan Sumber Belajar TK. Bandung: Anak Berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara.
Universitas terbuka.
Moleong, J. Lexy. Dr. M.A. 2002. Metodologi
Daryanto, 2013.Media Pembelajaran. Yogjakarta: Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Gava Media Karya.

Dhewi, Riva Suskala Novita. 2009. “Peningkatan Mulyono Abdurrachman, Sudjadi S. 1994.
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Pendidikan Luar Biasa Umum Jakarta:
Media Flash Card pada Siswa Kelas V Negeri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Salangamer Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati”. Direktorat Jenderal
Skripsi. Unnes Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi
Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa
Doman, Glenn. (1998). Mengajar Bayi Anda Publisher.
Membaca. Jakarta: PT Gaya Favorit Press. Munzayanah. 2000. Pendidikan Anak Tunagrahita.
Emi Dasiemi, 1997. Psikiatri Umum. Surakarta: Surakarta: PLB. Pendidikan Tinggi. Proyek
FKIP UNS.Emi Dasiemi, 1997. Psikiatri Umum. Pendidikan Tenaga Akademik.
Surakarta: FKIP UNS. Musfiroh, T. et al (2005), Cerita Untuk
Endang, D. (2003). Strategi Membaca Teks Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navilla Idea.
Argumentasi dalam Meningkatkan Kemampuan Muslim, Rusdi. 2003. Diagnostik Gangguan Jiwa.
Membaca. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fk-Unika
Endrianti, E. (2007). Peranan Orang Tua dalam Atmaja.
Menumbuhkan Minat Baca Anak Sejak Dini.
Skripsi UPI Banding: Tidak diterbitkan. Nurhadi.2010. Membaca Cepat dan Efektif.
Bandung. Sinar Baru Algesindo
Haryadi.2008.Retorika membaca model metode dan
teknik. Semarang: Rumah Indonesia Nurhadi.2004. Bagaimana Meningkatkan
Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru
Heyd, Getraude. (1990). Deutsch Lehren.
Algensindo
Frankfurt am Main: Diesterweg.
Purwanto, Ngalim. 1997. Metodologi Pengajaran
Indriana, Diana.2011. Ragam Alat Bantu Media
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta : Remaja
Pengajaran.Jogjakarta: Diva Pres
Rosda Jayaputra.
Kemdikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta.
Balitbang Kemdikbud. Rahim, F. 2007. Pengajaran Membaca Di Sekolah
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. 2008.Langkah mudah Penelitian
Riyana, Cepi dan Susilana, Rudi. (2008). Media
Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Pembelajaran. Bandung: Kurtekpend FIP UPI.
Guru. Jakarta: Rajawali Pers. PT Rajagrafindo
Persada. Rusli Ibrahim . 2005 . Psikologi Pendidikan Jasmani
dan Olah Raga PLB. Jakarta: Departemen
Poerwati Endah Loeloek, Amri Sofan. 2013.
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta. PT.
Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Prestasi Pustakaraya.
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Martini, Eli. 2009. Peningkatan Penguasaan
Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Non Parametrik.
Kosakata Bahasa Sunda Anak Melalui Penggunaan
yogjakarta: BPFE Yogjakarta
Media Flash Card. Skripsi UPI Bandung: Tidak
diterbitkan.
Syafe'i, Imam. (1988). Retorika dalam
Mohammad Amin. 2005. Ortopedagogik C Menulis.Malang: FPBS IKIP Malang
(Pendidikan Anak Terbelakang). Jakarta:
Depdikbud.
Santosa, Puji dkk. 2006. Materi Pembelajaran Surana. (2005). Media Belajar. [Online]. Tersedia:
Bahasa Iindonesia SD. Jakarta: Universitas http://www.balitacerdas.com
Terbuka
Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sessiani, L.A. 2007. Pengaruh metode multisensori
dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan Tampubolon, D.F.1986. Kemampuan Membaca
permulaan pada anak taman kanak-kanak. Teknik:Teknik Membaca Efektif dan Efisien.
Semarang: UNDIP Bandung: Angkasa

Shofi Ummu,(2008). Sayang Belajar Baca Yuk!. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai
(Metode Praktis Mengajar Anak Membaca Dan Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Menulis). Surakarta: Indiva Media Kreasi. Bandung
Solehuddin (1997). Konsep Dasar Pendidikan
Tarigan,Hendry Guntur. 1998. Menulis Sebagai
Prasekolah. Bandung: Departemen Pendidikan
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Dan Kebudayaan.
AngkasaBandung
Somadoyo, Samsu.2011. Strategi Dan Teknik
Tim Redaksi. 1992. Dari A sampai Z Tentang
Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu
Perkembangan Anak. Jakarta:PT Gaya Faforit
Press.
Somantri, Sutjihati T. 2006. Psikologi Anak Luar
Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Sutjihati Somantri. 2006. Psikologi Anak Luar
Biasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2009). Media
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Pendidikan Tenaga Guru.
Sugiyono. 2007. Statistik Non Parametrik untuk Wahyu, Sri & Ibrahim Syukur. 2012. Asesmen
Penelitian. Bandung: Alfabeta Pembelajaran Bahasa. Malang: PT Refika aditama

Sunardi & Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak Zubaidah, Eny. 2013. Kesulitan Membaca
Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Permulaan Pada Anak, Diagnosa dan Cara
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Mengatasinya.Yogyakarta.UNY.
Pendidikan Derektorat ketenaga Kerjaan

Sunaryo Kartadinata. 1996. Psikologi Anak Luar


Biasa. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek
Pendidikan Tenaga Guru.

You might also like