Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Isnaini Nurhalimah
NIM: 13010044032
2017
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Peserta Didik Tunarungu
ABSTRACT: Impact of hearing impaired children in language development. The inhibition of language
development has an impact on the development of intelligence, social and emotional, and personality. Because of
such complex impacts, it is necessary to develop language skills. Therefore, in this study examines the contextual
learning model on the ability to write students deaf in SMPLB-B Karya Mulia Surabaya. The purpose of this study
was to examine the effect of contextual learning model on the ability to write personal experiences of Deaf students
at SMPLB-B Karya Mulia Surabaya. This research method uses quantitative approach and Pre Experiment research
type, using research design of The One Group Pre-test Post-test Design to obtain data of writing ability before and
after given treatment. The result of data analysis using Wilcoxon formula shows that there is a significant influence
of the use of contextual learning model on the ability of writing deaf students in SMPLB-B Karya Mulia Surabaya
PENDAHULUAN
Keterampilan menulis merupakan simple verb forms, few subordinate clauses,
kemampuan produktif yang dapat diperoleh sesudah and few conjoined independent clauses
kemampuan menyimak berbicara, dan membaca (Heider & Heider, 1941; Moores & Miller,
(Tarigan, 2008:1). Hal ini pula yang menyebabkan 2001; Powers & Wigus; Yoshinaga-Itano,
keterampilan menulis merupakan kemampuan Snyder, & Mayberry, 1996). Vocabulary
berbahasa yang dianggap penting Meskipun levels are lower in comparison to their
kemampuan menulis itu dianggap sulit tetapi hearing peers (Heefner & Shaw, 1996).”
peranannya dalam kehidupan manusia sangat penting Ciri dari tulisan anak tunarungu biasanya
dalam masyarakat sepanjang jaman. Kegiatan memiliki kalimat pendek dengan bentuk kata kerja
menulis ini sering ditemukan dalam aktifitas siswa sederhana, beberapa klausa bawahan, dan beberapa
setiap hari khususnya di dalam proses belajar independen klausa Dan memiliki tingkat kosakata
mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia di yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang
sekolah. Wasita (2012 : 47) menyatakan bahwa awas.
menulis menjadi awal yang sangat penting sebagai Anak tunarungu disebut sebagai “insan
sarana komunikasi. pemata” (Haerudin, 2013:66). Artinya Anak
“The need and right to communication and tunarungu memahami sesuatu lebih banyak dari apa
language is fundamental to the human yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka
condition. without communiacation an dengar. oleh sebab itu anak tunarungu lebih
individual cannot become an efective and mengandalkan indera visualnya dan berusaha
productive adult or an informed citizen in menyampaikan isi pikirannya melalui tulisan. Oleh
our democracy.” Lawrence (2002:258). sebab itu, keterampilan menulis bagi siswa tunarungu
Lawrence menyebutkan bahwa komunikasi merupakan hal mendasar dan penting sebab dalam
dan bahasa merupakan hak dan kebutuhan yang proses belajar mengajar, menulis merupakan alat
mendasar tanpa komunikasi seorang individu tidak utama untuk kerja tugas-tugas akademik, sarana
bisa menjadi dewasa secara efektif dan produktif. berharga memperdalam pengetahuan, memperluas
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan wawasan, metode efektif menggali ide, mengasah
bahwa bahasa tulis merupakan kemampuan yang daya pikir siswa. Namun bagi siswa tunarungu
harus dimiliki oleh manusia dan merupakan hak yang keterampilan menulis merupakan pemerolehan
harus dimiliki oleh warga Negara. bahasa yang sulit dan memberikan frustasi besar
“Writing of deaf students can be (Wasita, 2012:48). Penyebab kesulitan tersebut
characterized as having short sentences with karena siswa tunarungu telah kehilangan kemampuan
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Peserta Didik Tunarungu
ketrampilan menulis siswa, karena siswa tidak pada umumnya dilakukan secara random,
terbiasa mengkaji secara langsung permasalahan pengumpulan data menggunakan instrument
yang hendak ditulis. Akibatnya siswa terbentur dalam penelitian, analisis data bersifat
menuliskan materi yang ada dalam pikirannya. kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
Padahal pada hakekatnya kemampuan menulis siswa hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono,
sangat bergantung pada penguasaan hal yang hendak 2016:14). Jenis penelitian yang digunakan
ditulis (Susanti, 2008). Dengan masalah yang seperti adalah jenis eksperimen dengan mengambil
itu, maka diperlukan suatu Model pembelajaran bentuk desain “pre experimental design”, yang
pembelajaran menulis yang inovatif untuk menggunakan rancangan penelitian “one group
memvisualisasikan materi pelajaran yang pretest-post test design”yaitu suatu desain yang
disampaikan untuk menghilangkan kesan abstrak, terdapat “pretest”sebelum diberi perlakuan.
Sehingga materi pelajaran dapat tersampaikan secara Dengan demikian hasil perlakuan dapat
efektif dan efisien. diketahui lebih akurat, karena dapat
Dalam mengatasi masalah tersebut kita bisa membandingkan dengan keadaan sebelum
menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam diperlakukan (Sugiyono,2013:110). Sampel
pembelajaraan bahasa Indonesia khususnya dalam yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
menulis cerita pengalaman pribadi. Alternatif yang non random. Hal ini disebabkan keberagaman
digunakan adalah melalui model pembelajaran karakter masing-masing siswa. Rancangan ini
kontekstual. Model pembelajaran kontekstual adalah dapat digambarkan sebagi berikut :
bentuk pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan O1 x O2
materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata hingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan Gambar 3.1 Rumus Pretest dan Postest group
mereka. ( Sanjaya: 2007 ) Artinya proses belajar (Sugiyono, 2013:111)
diorientasikan pada proses pembelajaran langsung,
siswa dituntut untuk menangkap hubungan antara Keterangan :
pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman O1=Pretest untuk mengukur kemampuan
hidup nyata dan kontekstual mengharapkan siswa menulis pengalaman pribadi siswa sebelum
dapat memahami materi yang dipelajari dalam hidup diberikan model pembelajaran kontekstual
sehari-hari. X=Treatmen atau perlakuan pada sampel yang
Berdasarkan paparan yang telah diberikan pada saat pembelajaran menulis
disampaikan maka dalam penulisan skripisi ini pengalaman pribadi dengan menggunakan
penulis mengambil judul “Pengaruh Model model pembelajaran kontekstual
pembelajaran kontekstual Terhadap Kemampuan O2=Postest untuk mengukur hasil belajar
Menulis Peserta Didik Tunarungu ” kemampuan menulis pengalaman pribadi
A. Lokasi Penelitian
TUJUAN Lokasi yang dipilih adalah SMPLB-B Karya
Untuk mengetahui pengaruh model Mulia Surabaya. Alasan yang mendasari
pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan pemilihan lokasi penelitian ini adalah terdapat
menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas siswa tunarungu yang mengalami kesulitan
dalam menulis pengalaman pribadi
VII di SMPLB-B Karya Mulia Surabaya.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan pada penelitian ini
METODE
yaitu siswa kelas VII yang berjumlah 6 siswa di
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
SMPLB-B Karya Mulia Surabaya. Dalam
Model pembelajaran penelitian
penentuan subjek penelitian, peneliti terlebih
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dahulu melakukan survey lapangan untuk
model pembelajaran kuantitatif, model
mengetahui kondisi sekolah tersebut.
pembelajaran kuantitatif diartikan sebagai
Tabel 3.2
metode penelitian yang berlandaskan pada
Daftar Nama Anak Tunarungu kelas VII
filsafat positivisme, model pembelajaran ini
SMPLB-B Karya Mulia Surabaya
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
No Nama Jenis Kelamin
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
1 ASY Perempuan
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Peserta Didik Tunarungu
pengalaman pribadinya di
(Fase 2) Siswa mengobservasi depan kelas
Inquiry gambar
Guru membimbing siswa
Siswa mencatat pokok- menuliskan pengalaman
pokok pengalaman pribadi tentang bersepeda
pribadinya terkait
gambar, yang meliputi : (Fase 6) Guru menugaskan siswa
Reflection untuk mengungkapkan
1. Orang yang hal-hal yang telah
terlibat dalam dipelajari
pengalaman.
2. Pengalaman apa Guru menugaskan siswa
yang terjadi. untuk mengungkapkan
3. Tempat perasaanya hari ini
pengalaman itu
terjadi. Guru menugaskan siswa
4. Kesan terhadap menceritakan
pengalaman yang pengalaman bersepeda
terjadi dalam bentuk tulisan
pengalaman priadi
(Fase 3) Guru menggali Siswa menulis
Questioning pengalaman siswa pengalaman pribadi
dengan bertanya “Siapa tentang bersepeda
yang punya sepeda?”
“apakah kalian pernah
(Fase 7) Guru memberikan
jatuh dari sepeda?”
Authentic penilaian tulisan pribadi
“apakah kalian suka
assessment yang telah ditulis oleh
bersepeda?” dll.
siswa dalam bentuk
penilaian karya tulis.
Siswa menjawab
pertanyaan dengan
bimbingan guru
terjadi
Guru menugaskan siswa
(Fase 3) Siswa bertanya tentang untuk mengungkapkan
Questioning hal-hal yang belum perasaanya hari ini
diketahui tentang pasar
Guru menugaskan siswa
Guru menggali menceritakan
pengalaman siswa pengalaman ke pasar
dengan bertanya “Siapa dalam bentuk tulisan
yang pernah ke pasar pengalaman priadi
sebelumnya?”
“Apa yang kalian temui Siswa menulis
di pasar?” pengalaman pribadi
“Apa ang kalian suka tentang pasar
saat di pasar?”
“Apa yang tidak kalian (Fase 7) Guru memberikan
suka saat di Pasar?” dll. Authentic penilaian tulisan pribadi
assessment yang telah ditulis oleh
Siswa menjawab siswa dalam bentuk
pertanyaan dengan penilaian karya tulis.
bimbingan guru
9
= 91,36
Rata-rata nilai :
=
Nilai(ASY+NJW+RMA+EGY+BNG+BLV+A
BY+RIO+AFY)
9 Tabel 4.3
= 91,11 + 93,33 + 91,11 + 91,11 + 100 + 91,11 Hasil rekapitulasi Sebelum dan
+ 84,44 + 88,89+91,1 Setelah Menggunakan Model
9 Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Kemampuan Menulis Pengalaman
= 822,21
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Peserta Didik Tunarungu
n (n +1)
4
n(n + 1)(2n + 1)
T : Standar deviasi √
24
Grafik 4.1
Hasil Sebelum Dan Setelah Menggunakan n : jumlah sampel.
Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Adapun perolehan data sebagai berikut:
Yang Terjadi Pada Anak Tunarungu Kelas VII Diketahui: n = 9
di SMPLB-B Karya Mulia Surabaya µT = n (n +1)
4
= 9 (9+1)
2. Analisis Data.
4
Data hasil pre-test dan post-test dianalisis
= 9 . 10
menggunakan statistik non parametrik dengan
4
menggunakan rumus wilcoxon match pairs test.
= 90
a. Tabel kerja hasil kemampuan menulis
4
pengalaman pribadi, 9 siswa SMPLB-B
= 22,5
Karya Mulia Surabaya.
Tabel 4.4
Perubahan Tanda Pre-Test Dan Post- n(n + 1)(2n + 1)
T =√
Test Kemampuan Menulis 24
Pengalaman Pribadi Yang Terjadi 9(9 + 1)(2.9 + 1)
=√
Pada Anak Tunarungu Kelas VII Di 24
SMPLB-B Karya Mulia Surabaya. 9. 10. 19
=√
24
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Peserta Didik Tunarungu