You are on page 1of 10

KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN LISAN APABILA TERJADI WANPRESTASI

(Studi Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 44/PDT.G/2015/PN.YYK)

Billy Dicko Stepanus Harefa


Email: Harefakrieg@rocketmail.com
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Tuhana
Email: Tuhana.s.h@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Abstract
Agreement is a legal relationship that is often done in the social life in the community. Agreement pursu-
ant to Article 1313 of the Civil Code is an act in which one or more bind themselves to one or more other
persons. Unwittingly, oral agreements are often done in people’s lives. The purpose of this journal is to
know how the legal power of oral agreement to claim someone do breach of contract. The intent of this
legal power oral agreement in there is whether oral agreements have the legal power to be the primary
consideration of the judge in deciding the case of breach of contract. This research is descriptive norma-
tive law. The data used is secondary data in the form of primary legal materials and secondary law. The
data collection technique used is the study of documents and literature studies, research instrument is
the Yogyakarta District Court Decision Number: 44/Pdt.G/2015/PN.Yyk. The analysis technique used is
the deductive syllogism. That decision is about case breach of contract , which is between Subagyo as
Plaintiff and Ary Kalista as Defendants. Ary Kalista has been sued by reason do breach of contract on
oral agreements made by Subagyo and Ary Kalista. Ary Kalista pleaded by postulating that never made
any oral agreement. But the judge ruled that Ary Kalista violates the agreement/breaches the contract.
Oral agreements have the legal power to claim someone breach the contact, as long as the oral agree-
ment proved to have been made by the parties, and has been in accordance with requirements validity
of the agreement in Article 1320 of the Civil Code.
Keywords: Oral Agreement, Breach of Contract, Legal Power

Abstrak
Perjanjian merupakan salah satu hubungan hukum yang kerap kali dilakukan dalam pergaulan hidup di
dalam masyarakat. Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan mana
seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Tanpa disadari, perjan-
jian lisan kerap kali dilakukan dalam kehidupan bermasyrakat. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah kekuatan hukum perjanjian lisan untuk menyatakan seseorang melakukan
wanprestasi. Maksud dari kekuatan hukum perjanjian lisan tersebut yaitu apakah suatu perjanjian lisan
memiliki kekuatan hukum untuk dijadikan dasar pertimbangan Hakim dalam memutuskan suatu perkara
wanprestasi. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan studi kepustakaan, instrumen peneli-

digunakan adalah deduktif silogisme. Putusan tersebut mengenai perkara wanprestasi, yaitu antara
Subagyo sebagai Penggugat dan Ary Kalista sebagai Tergugat. Ary Kalista digugat atas dasar telah
melakukan wanprestasi terhadap perjanjian lisan yang dibuat oleh Ary Kalista dan Subagyo. Ary Kalista
-
mun Hakim memutuskan bahwa Ary Kalista melakukan wanprestasi. Perjanjian lisan memiliki kekuatan
hukum untuk menyatakan seseorang melakukan wanprestasi, selama perjanjian lisan tersebut terbukti
telah dibuat oleh para pihak dan telah sesuai dengan syarat sahnya perjanjian dalam Pasal 1320 KUH
Perdata.
Kata Kunci: Perjanjian Lisan, Wanprestasi, Kekuatan Hukum

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 113


A. Pendahuluan Perjanjian boleh dilakukan oleh siapa saja,
Manusia selain sebagai makhluk individu, antara orang yang satu dengan orang yang lain,
juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia maupun dilakukan antara orang perseorangan
sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang dengan badan hukum, hal ini disebabkan karena
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan perjanjian menganut asas kebebasan berkon-
memerlukan manusia lain untuk memenuhi ke- trak. Perjanjian merupakan janji dari dua pihak
butuhan hidupnya, baik yang bersifat materiil atau lebih yang melakukan suatu perjanjian,
maupun immateriil. Dari sekian kegiatan yang sehingga tidak menutup kemungkinan janji-janji
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan hidup itu tidak terpenuhi. Prestasi dari suatu perjan-
tersebut, salah satunya adalah kegiatan berupa jian adalah pelaksanaan terhadap hal-hal yang
hubungan hukum, yaitu suatu hubungan an- telah diperjanjikan atau yang telah ditulis dalam
tar individu yang satu dengan individu lainnya suatu perjanjian oleh kedua belah pihak yang
dalam masyarakat yang diatur dan diberi akibat telah mengikatkan diri untuk itu. Lawan kata dari
oleh hukum. Perjanjian merupakan salah satu prestasi adalah wanprestasi, yaitu tidak dilak-
hubungan hukum yang kerap kali dilakukan sanakannya prestasi atau janji atau kewajiban
dalam pergaulan hidup di dalam masyarakat. Ad- sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh
anya tujuan dan kepentingan untuk memenuhi perjanjian terhadap pihak-pihak tertentu yang
kebutuhan hidup tersebut, terlebih dahulu harus disebutkan dalam perjanjian, yang merupakan
dipertemukan kehendak yang mereka inginkan. pembelokan pelaksanaan perjanjian, sehingga
Hal inilah yang menjadi dasar utama untuk ter- menimbulkan kerugian yang disebabkan oleh
jadinya suatu perjanjian. kesalahan oleh salah satu atau para pihak (Mu-
nir Fuady, 2001:87).
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (se-
lanjutnya dituliskan KUH Perdata) merupakan Perjanjian bisa dilakukan dalam bentuk ter-
sumber hukum formil sekaligus juga sebagai tulis maupun dengan cara lisan, dan tidak jarang
sumber hukum materiil bagi hukum perjanjian dijumpai perjanjian yang dilakukan secara diam-
yang berlaku di Indonesia. Perjanjian diatur se- diam. Perjanjian secara lisan banyak terjadi
cara khusus dalam KUH Perdata, Buku III, Bab dalam kehidupan bermasyarakat, serta merta
II tentang “Perikatan-perikatan yang Dilahirkan sering tidak disadari namun sudah terjadi kes-
dari Kontrak atau Perjanjian” dan Bab V sampai epakatan, misalnya dalam kegiatan berbelanja
dengan Bab XVIII yang mengatur asas-asas hu- di toko, di pasar-pasar untuk kebutuhan se-
kum dan norma-norma hukum perjanjian pada hari-hari, hutang-piutang dengan sahabat, dan
umumnya, serta norma-norma hukum perjanjian lain-lain. Bisa dikatakan bahwa perjanjian lisan
yang mempunyai karakteristik khusus yang lebih sering dijumpai dalam perjanjian yang seder-
dikenal dengan istilah perjanjian bernama. hana, dalam artian perjanjian yang tidak rumit
hubungan hukumnya dan juga tidak menimbul-
Perjanjian menurut Kitab Undang-undang
kan kerugian besar bagi para pihak jika terjadi
Hukum Perdata (untuk selanjutnya disebut se-
-
bagai KUH Perdata) Pasal 1313 adalah suatu
han adalah bagaimana jika perjanjian lisan digu-
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
nakan pada perjanjian yang dapat menimbulkan
mengikat dirinya terhadap satu orang lain atau
kerugian besar bagi para pihak apabila terjadi
lebih. Untuk didapatkan adanya suatu perjan-
wanprestasi. Terlebih lagi, ketika diperkarakan di
jian paling sedikit harus ada dua pihak sebagai
Pengadilan, pihak yang diduga melakukan wan-
subjek hukum, dimana masing-masing pihak
prestasi melakukan pembelaan dengan cara ti-
sepakat untuk mengikatkan dirinya dalam suatu
dak mengakui/menyangkal telah membuat per-
hal tertentu. Hal tertentu yang dimaksud dapat
janjian lisan tersebut.
berupa untuk menyerahkan sesuatu, berbuat
sesuatu, maupun untuk tidak berbuat sesuatu. Kasus perkara wanprestasi yang dilaku-
Perjanjian menerbitkan suatu perikatan antara
dua orang yang membuatnya, dalam bentuknya
perjanjian dapat berupa suatu rangkaian per- dari perjanjian lisan. Pada mulanya Subagyo
kataan yang mengandung janji-janji atau kes- dengan Ary Kalista menjalin hubungan asmara/
anggupan yang diucapkan maupun ditulis (R. percintaan sejak bulan Maret 2011. Hubungan
Subekti, 1996:1 asmara/percintaan kedua belah pihak tersebut

114 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


semakin lama semakin mesra dan serius se-
hingga kedua belah pihak berencana menerus- -
kan hubungan tersebut ke jenjang perkawinan/ mutuskan Ary Kalista melakukan wanprestasi
pernikahan. terhadap perjanjian lisan yang dilakukan oleh
Subagyo membelikan 3 (tiga) tanah untuk kedua belah pihak tersebut. Berdasarkan uraian
Ary Kalista, yaitu terletak di Keparakan Kidul di atas, maka penulis akan mengkaji lebih lanjut
MG I/1278 RT.053 RW.012 Mergangsan Yo- dalam penulisan ini.

B. Metode Penelitian
Keparakan/2003 tanggal 11-09-2003 pada bu-
Jenis penelitian dalam penelitian hukukm
lan Januari 2013, kemudian tanah di Keparakan
ini adalah penelitian hukum normatif atau bisa
Kidul MGI/1223 RT. 056 RW. 013 Mergangsan
dikenal dengan penelitian hukum doktrinal (doc-
Yogyakarta pada Bulan Maret 2013, dan pada
trinal research), yaitu penelitian yang dilakukan
bulan Mei 2013 Subagyo membeli sebidang ta-
dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
nah seluas 3.440 m2 di Kedung Sari Pengasih
sekunder yang terdiri dari bahan hukum prim-
er, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
tersier. Menurut Peter Mahmud Marzuki, segala
Kedung Sari tanggal 10-01-2003. Ketiga tanah
penelitian yang berkaitan dengan hukum (legal
tersebut diatasnamakan Ary Kalista/Tergugat.
research) adalah normatif (Peter Mahmud Mar-
Ketiga tanah tersebut diatasnamakan Ary Ka-
zuki, 2014:55-56).
lista, menurut Subagyo dikarenakan sebelum-
nya telah terjadi perjanjian lisan antara Subagyo Menurut soerjono Soekanto, penelitian nor-
dengan Ary Kalista bahwa untuk ketiga tanah matif adalah penelitian hukum yang dilakukan
tersebut nantinya untuk hadiah pernikahannya dengan cara meneliti data sekunder atau bah-
kedua belah pihak dan apabila pernikahan batal an-bahan pustaka yag terdiri dari bahan hukum
maka ketiga tanah tersebut beserta bangunan primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hu-
di atasnya akan dikembalikan kepada Subagyo kum tersier (Soerjono Soekanto, 1986:10).
oleh Ary Kalista dan Ary Kalista akan segera
membaliknamakan ketiga tanah tersebut kepa- C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
da Subagyo. Sistem pengaturan hukum perjanjian adalah
Setelah Subagyo membeli ketiga tanah sistem terbuka (open system). Artinya adalah
tersebut dan diatasnamakan Ary Kalista, ternya- bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan
ta hubungan asmara/percintaan antara Subagyo perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang
dan Ary Kalista bukannya semakin baik dan belum diatur di dalam undang-undang (Salim
harmonis akan tetapi justru sebaliknya sema- H.S., 2003:7). Kitab Undang-Undang Hukum
kin memburuk, sering terjadi percekcokan yang Perdata (KUH Perdata) adalah undang-undang
mana hal tersebut dikarenakan adanya ulah yang merupakan sumber hukum formil sekaligus
dari Ary Kalista yaitu menjalin hubungan cinta/ juga sumber hukum materil bagi hukum perjan-
asmara dengan pria lain. Oleh karena hubun- jian yang berlaku di Indonesia. Perjanjian diatur
gan asmara atau jalinan kasih antara Subagyo secara khusus dalam KUH Perdata, Buku III,
dengan Ary Kalista sudah hancur maka gagal Bab II tentang “Perikatan-perikatan yang Dila-
pula rencana untuk melakukan perkawinannya, hirkan dari Kontrak atau Perjanjian” dan Bab V
untuk itu maka sesuai kesepakan kedua belah sampai dengan Bab XVIII yang mengatur asas-
pihak terdahulu bahwa ketiga tanah tersebut di asas hukum dan norma-norma hukum perjan-
atas yang dibeli oleh Subagyo dan diatasna- jian pada umumnya, serta norma-norma hukum
makan Ary Kalista diminta oleh Subagyo secara perjanjian yang mempunyai karakteristik khusus
baik-baik akan tetapi Ary Kalista tidak memberi- yang lebih dikenal dengan istilah perjanjian ber-
kannya. Subagyo menggugat Ary Kalista atas nama (Muhammad Syaifuddin, 2012:32-22).
- Membuat suatu perjanjian pada dasarnya ti-
yakarta. Dalam pembelaannya Ary Kalista tidak dak terikat dengan suatu bentuk tertentu. KUH
mengaku telah melakukan wenprestasi dan juga Perdata tidak menyebutkan secara sistematis
tidak mengakui adanya perjanjian lisan tersebut. tentang bentuk perjanjian. Setiap pihak yang

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 115


melakukan perjanjian mempunyai kebebasan h. Perjanjian pemberian kuasa membebankan
dalam membuat perjanjian, dalam arti bebas hak tanggungan harus dalam bentuk tertulis
membuat perjanjian secara lisan atau tertulis. dalam akta pejabat pembuat akta tanah (vide
Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas
yang memberikan kebebasan kepada para pi- Tahun 1996);
hak untuk (Salim H.S., 2003:9): i. Perjanjian jaminan hak tanggungan harus
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian; dalam bentuk tertulis dalam akta pejabat
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun; pembuat akta tanah (vide Pasal 10 ayat (2)
c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan,
dan persyaratannya; dan -
tuk tertulis dalam akta notaris (vide Pasal 5
d. Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu ter-
tulis atau lisan.
1999);
Saat ini, untuk perjanjian-perjanjian terten-
-
tu, terdapat undang-undang yang menentukan
tuk tertulis dalam akta notaris (vide Pasal 22
pembuatan perjanjiannya dalam bentuk tertulis
KUH Dagang);
dalam akta otentik, sebagai berikut (Muhammad
Syaifuddin, 2012:146): l. Perjanjian pendirian koperasi harus dalam
bentuk tertulis dalam akta pejabat pembuat
a. Perjanjian hibah harus dalam bentuk tertulis
akta koperasi (vide Pasal 7 Undang-Undang
dalam akta notaris, kecuali perjanjian hibah
hak atas tanah (vide Pasal 1682 KUH Per-
data); m. Perjanjian pendirian yayasan harus dalam
bentuk tertulis dalam akta notaris (vide Pasal
b. Perjanjian pemberian kuasa untuk mema-
sang hipotik atas kapal harus dalam bentuk
2001); dan
tertulis dalam akta notaris (vide Pasal 1171
KUH Perdata); n. Perjanjian pendirian perseroan terbatas ha-
rus dalam bentuk tertulis dalam akta notaris
c. Perjanjian pengalihan piutang yang dijamin
-
dengan hipotik harus dalam bentuk tertulis
hun 2007).
dalam akta notaris (vide Pasal 1172 KUH
Perdata); Perjanjian yang telah ditentukan oleh undang-
undang tersebut harus diterapkan sebagaimana
d. Perjanjian subrogasi harus dalam bentuk ter-
mestinya, karena jika tidak diterapkan, maka
tulis dalam akta notaris (vide Pasal 1401 sub
akibat hukumnya adalah perjanjian-perjanjian
2 KUH Perdata);
yang dibuat menjadi tidak sah, sehingga batal
e. Perjanjian peralihan (khusunya jual beli dan demi hukum, dan tidak menimbulkan perjanjian
hibah) hak atas tanah, kecuali melalui lelang, (perjanjian dianggap tidak pernah ada) (Muham-
untuk tanah-tanah yang sudah terdaftar ha- mad Syaifuddin, 2012:147). Perjanjian lisan
rus dalam bentuk tertulis dalam akta pejabat tidak dapat diterapkan dalam perjanjian yang
- telah ditetapkan oleh undang-undang tersebut,
mor 24 Tahun 1997); dengan kata lain selama tidak ada undang-un-
f. Perjanjian peralihan (khususnya perjanjian dang yang mengatur mengenai suatu perjanjian
jual beli dan hibah) hak milik atas tanah harus dalam bentuk tertulis, maka perjanjian
satuan rumah susun, kecuali melalui lelang, lisan tetaplah sah sebagai suatu perjanjian yang
harus dalam bentuk tertulis dalam akta pe- mengikat para pihak yang membuatnya.
jabat pembuat akta tanah (vide Pasal 37 PP Dalam penyelesaian perkara wanprestasi,
perlu diketahui telebih dahulu apakah perjanjian
g. Perjanjian pemindahan hak atas tanah atau yang dibuat oleh para pihak sah atau tidak sah
hak milik atas satuan rumah susun dengan karena mengikat atau tidak mengikatnya suatu
lelang harus dalam bentuk tertulis dalam perjanjian terhadap para pihak yang membuat-
akta pejabat pembuat akta tanah (vide Pasal nya tergantung kepada sah atau tidak sahnya
perjanjian yang dibuat oleh para pihak terse-
but. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, berbunyi

116 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


“Semua perjanjian yang dibuat secara sah ber- nakan suatu akta tertulis yang dapat menjamin
laku sebagai undang-undang bagi mereka yang adanya suatu perjanjian jika salah satu pihak
membuatnya”. Sah atau tidak sahnya suatu menyangkal/tidak mengakui telah membuat per-
perjanjian dapat dipastikan dengan mengujinya janjian.
menggunakan instrumen hukum. Syarat-syarat Meninjau perkara wanprestasi yang dilaku-
sahnya suatu perjanjian diatur dalam Buku III kan oleh Ary Kalista sebagaimana terdapat
KUH Perdata. Pasal 1320 KUH Perdata meru- -
pakan instrumen hukum yang pokok untuk men- -
guji sahnya suatu perjanjian yang dibuat oleh nyatakan Ary Kalista melakukan wanprestasi
para pihak, karena pasal tersebut menentukan terhadap perjanjian lisan antara Subagyo den-
adanya 4 (empat) syarat yang harus dipenuhi gan Ary Kalista. Bermula dari Subagyo dan Ary
untuk sahnya suatu perjanjian, yaitu: Kalista membuat suatu perjanjian lisan yang
a. Sepakat untuk mereka yang mengikatkan isinya yaitu, bahwa Subayo membeli 3 (tiga) bi-
dirinya; dang tanah dan diatasnamakan Ary Kalista, na-
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; mun jika Subagyo dan Ary Kalista tidak jadi me-
nikah, Ary Kalista harus mengembalikan ketiga
c. Suatu hal tertentu;
tanah tersebut dan membaliknamakannya men-
d. Suatu sebab yang halal. jadi atas nama Subagyo. Ternyata Subagyo dan
Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat Ary Kalista tidak jadi menikah, karena Ary Kalista
sahnya perjanjian lisan tidak mengatur men- menikah dengan orang lain. Subagyo meminta
genai bentuk suatu perjanjian, sehingga dalam hak yang timbul dari perjanjian lisan tersebut,
membuat perjanjian, masyarakat dibebaskan namun Ary Kalista menolaknya, justru Ary Kalist
untuk menentukan bentuknya. Membuat per- menantang Subagyo untuk diselesaikan melalui
janjian dalam bentuk lisan tetaplah sah, selama jalur pengadilan. Subagyo menggugat Ary Kalis-
telah memenuhi syarat sahnya perjanjian yang
tercantum dalam Pasal 1320. Perjanjian lisan Yogyakarta. Ary Kalista dalam pembelaannya di
juga sah selama tidak ada undang-undang yang -
menentukan bahwa perjanjian yang akan dibuat wa Ary Kalista tidak pernah membuat perjanjian
harus berbentuk tertulis. Berdasarkan uraian
tersebut, perjanjian lisan juga memiliki kekua-
tan hukum untuk mengikat para pihak yang melakukan wanprestasi.
membuatnya, sehingga jika terjadi wanprestasi Hakim dalam memutus perkara tersebut
dalam perjanjian lisan, perjanjian lisan tersebut tentu saja menggunakan pertimbangan-pertim-
dapat dijadikan dasar untuk menyatakan ses- bangan. Adapun pertimbangan hukum yang me-
eorang melakukan wanprestasi. nentukan perjanjian lisan antara Subagyo dan
Tanpa disadari dalam kehidupan berma- Ary Kalista tetap memiliki kekuatan hukum, wa-
syarakat, perjanjian secara lisan kerap kali di- laupun Ary Kalista tidak mengakui/menyangkal
lakukan. Perjanjian lisan adalah perjanjian yang perjanjian lisan tersebut. Kekuatan hukum yang
dibuat oleh para pihak cukup dengan lisan atau dimaksud yaitu kekuatan untuk mengikat para
kesepakatan para pihak. Perjanjian lisan sering pihak yang membuat perjanjian tersebut dan
dijumpai dalam perjanjian yang sederhana, juga kekuatan hukum dalam arti nilai pembutk-
dalam artian perjanjian yang tidak rumit hubun- tian ketika perjanjian tersebut dijadikan sebagai
gan hukumnya dan juga tidak menimbulkan alat bukti.
kerugian besar bagi para pihak jika terjadi wan- Pertama, Hakim mempertimbangkan dalil
prestasi. Tidak seperti perjanjian tertulis, perjan- dari Subagyo yaitu telah terjadi kesepakatan an-
jian lisan tidak menggunakan akta. Perjanjian tara Subagyo dengan Ary Kalista secara musy-
tertulis dapat dibuat dalam akta di bawah tangan awarah yang disaksikan beberapa orang/saksi
dan dapat dibuat juga dalam akta otentik. Cu- bahwa ketiga tanah tersebut nantinya untuk
kup beresiko apabila perjanjian lisan digunakan hadiah pernikahan kedua belah pihak (Subagyo
pada perjanjian yang dapat menimbulkan keru- dan Ary Kalista) dan apabila pernikahan batal
gian besar bagi para pihak apabila terjadi wan- maka ketiga tanah tersebut akan dikembalikan
prestasi, karena perjanjian lisan tidak menggu- dan Ary Kalista akan membaliknamakan ketiga

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 117


tanah tersebut kepada Subagyo. Dalil Subagyo dahulu adanya perikatan, yang mewajibkan deb-
tersebut telah dikuatkan oleh saksi Tuti Handay- itur berprestasi (J.Satrio, 2014:8).
ani yang menerangkan bahwa ada kesepakatan Hakim dalam menjadikan alat bukti saksi
lisan antara Subagyo dengan Ary Kalista yaitu yang diajukan Subagyo sebagai pertimbangan
bahwa maksud Subagyo membeli tanah dengan sudah sesuai dengan Pasal 169 HIR yang me-
diatasnamakan Ary Kalista adalah untuk hadiah nyatakan bahwa “keterangan dari seorang saksi
pernikahan Subagyo dan Ary Kalista namun jika saja, dengan tidak ada suatu alat bukti yang
pernikahan tidak jadi maka Ary Kalista mengem- lain, di dalam hukum tidak dapat dipercaya”.
balikan tanah-tanah tersebut kepada Subagyo, Hakim menggunakan 2 (dua) keterangan saksi
dan juga saksi Tri Aris Munandar yang men- yaitu dari saksi Tuti Handayani dan saksi Tri Aris
erangkan bahwa maksud Subagyo membeli ta- Munandar yang keduanya memberi keterangan
nah-tanah adalah untuk hadiah pernikahan Sub- bahwa Subagyo dan Ary Kalista pernah mem-
agyo dengan Tergugat karena waktu itu masih buat perjanjian lisan tersebut. Sedangkan dari
ada hubungan asmara antara Subagyo dengan pihak Ary Kalista tidak mengajukan alat bukti/
Tergugat, dan apabila tidak jadi menikah maka tidak membuktikan untuk meneguhkan dalilnya
akan dikembalikan kepada Subagyo. yang menyatakan bahwa tidak pernah membuat
Pertimbangan Hakim tersebut dapat menen- perjanjian lisan dengan Subagyo. Berdasar-
tukan kekuatan hukum perjanjian lisan antara kan pertimbangan Hakim tersebut, perjanjian
Subagyo dengan Ary Kalista. Berdasarkan Pasal lisan yang dibuat oleh Subagyo dan Ary Kalista
1865 KUH Perdata menyatakan bahwa “setiap benar adanya, sehingga perjanjian lisan terse-
orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai but mempunyai kekuatan hukum untuk mengikat
sesuatu hak, atau, guna meneguhkan haknya para pihak yang membuatnya dan juga memiliki
sendiri maupun membantah suatu hak orang kekuatan/nilai pembuktian untuk menyatakan
lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan Ary Kalista melakukan wanprestasi.
membuktikan adanya hak atau peristiwa terse- Pertimbangan Hakim berikutnya adalah Ha-
but”, maka Subagyo dan Ary Kalista diwajibkan kim menimbang bahwa Pasal 1313 KUH Per-
untuk membuktikan dalilnya masing-masing. data menyebutkan “perjanjian adalah perbuatan
Jadi, apabila kreditur (Subagyo) menggugat ber- dengan mana satu orang atau lebih mengikat-
dasarkan wanprestasi, ia wajib membuktikan ad- kan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.
anya hubungan hukum berupa perjanjian antara Perjanjian yang demikian mengikat para pihak
dirinya dan debitur (Ary Kalista). Subagyo men- secara hukum untuk mendapatkan hak atau
gajukan alat bukti berupa saksi untuk meneguh- melaksanakan kewajiban yang ditentukan di-
kan perjanjian lisan yang tidak diakui/disangkal dalam perjanjian itu.
oleh Ary Kalista tersebut. Ary Kalista juga men-
Perjanjian lisan yang dibuat Subagyo dan
gajukan alat bukti, namun alat bukti yang diaju-
Ary Kalista, menurut penulis bukanlah perjanjian
kan tidak ada yang dapat meneguhkan dalil dari
sepihak seperti yang dijelaskan dalam Pasal
Ary Kalista yang menyatakan bahwa tidak per-
1313 KUH Perdata. Perjanjian lisan yang dibuat
nah membuat perjanjian lisan tersebut.
oleh Subagyo dan Ary Kalista termasuk perjan-
Mengajukan alat bukti untuk meneguhkan jian timbal balik karena tidak hanya Ary Kalista
adanya suatu perjanjian sangat penting, karena yang mengikatkan dirinya terhadap Subagyo,
alat bukti tersebutlah yang nantinya akan digu- tetapi Subagyo juga mengikatkan diri terhadap
nakan Hakim untuk menentukan apakah perjan- Ary Kalista. Subagyo dalam perikatannya wajib
jian lisan tersebut mempunyai kekuatan hukum. untuk mengatasnamakan 3 (tiga) bidang tanah
Memang dalam syarat sahnya suatu perjanjian yang telah dibeli dengan atas nama Ary Kalista.
dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak mewajib- Menurut penulis, pertimbangan Hakim ini tidak
kan menggunakan saksi dalam membuat suatu terlalu menentukan perjanjian lisan yang dibuat
perjanjian, namun menggunakan saksi dalam oleh Subagyo dan Ary Kalista memiliki kekua-
membuat perjanjian memiliki peran penting tan hukum atau tidak, namun dapat dijadikan
karena dapat dijadikan sebagai alat bukti jika sebagai acuan untuk memberikan pengertian
salah satu pihak tidak mengakui telah membuat perjanjian yang pada intinya perjanjian menim-
perjanjian tersebut. Adanya kewajiban bepresta- bulkan kewajiban yang harus dipenuhi bagi para
si pada pihak debitur, harus dibuktikan terlebih pihak.

118 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


Pertimbangan Hakim berikutnya yaitu, Ha- syarat sahnya perjanjian yaitu sepakat mereka
kim mempertimbangkan Pasal 1338 KUH Per- yang mengikatkan diri; kecakapan untuk mem-
data menyebutkan “bahwa semua perjanjian buat perjanjian; suatu hal tertentu; dan suatu
yang dibuat secara sah, berlaku sebagai un- sebab yang halal. Hakim menimbang, bahwa
dang-undang bagi mereka yang membuatnya”. sepakat ditandai oleh penawaran dan peneri-
Pengertian ini berkaitan dengan asas pacta sunt maan dengan cara tertulis, lisan, diam-diam,
servanda yang artinya bahwa perjanjian terse- simbol-simbol tertentu. Oleh karena itu perjan-
but wajib dilaksanakan bagi para pihak yang jian lisan merupakan perjanjian yang sah karena
membuatnya. memenuhi unsur kata sepakat yang terdapat
Pasal 1338 KUH Perdata berkaitan dengan dalam rumusan Pasal 1320 KUH Perdata, se-
asas pacta sunt servanda yang mengharuskan hingga para pihak yang mengadakan perjanjian
para pihak memenuhi apa yang telah meru- secara lisan diwajibkan melaksanakan prestasi
pakan ikatan mereka satu sama lain dalam per- dari apa yang telah disepakati, seperti yang ter-
janjian yang dibuat. Pasal 1338 KUH Perdata dapat didalam Pasal 1234 KUH Perdata yang
mengarahkan pemahaman bahwa sebenarnya menyebutkan “tiap-tiap perikatan adalah untuk
setiap subjek hukum dan sesama subjek hukum memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan ti-
lainnya dapat melakukan perbuatan hukum se- dak berbuat sesuatu”. Apabila ada pihak yang
olah-olah sebagai pembentuk undang-undang tidak melakukan prestasi tersebut maka ia telah
dengan memnggunakan perjanjian. Ini berarti melakukan wanprestasi.
bahwa setiap subjek hukum dapat membentuk Perjanjian lisan di dalamnya terkandung
hukum (dalam hal ini hukum perjanjian) seb- suatu janji yang mengungkapkan kehendak
agaimana halnya pembentuk undang-undang yang dinyatakan dan dianggap sebagai elemen
(Muhammad Syaifuddin, 2012:91). Perjanjian konstitutif dari kekuatan mengikat perjanjian.
memang mengikat, karena merupakan suatu Perjanjian baru terbentuk jika ada perjumpaan
janji, serupa dengan undang-undang yang di- atau persesuaian antara janji-janji yang dituju-
pandang sebagai perintah pembuat undang-un- kan satu pihak terhadap pihak lainnya (Muham-
dang. Perjanjian lisan yang dibuat Subagyo dan mad Syaifuddin, 2012:137). Perjanjian lisan
Ary Kalista sudah seharusnya mengikat para antara Subagyo dan Ary Kalista harus dilihat
pihak, sehingga Subagyo dan Ary Kalista wajib terlebih dahulu apakah ada perjumpaan atau
melaksanakan prestasinya masing-masing. persesuaian antara janji-janji yang ditujukan
Adapula dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH satu pihak terhadap pihak lainnya, yang dalam
Perdata menyatakan “suatu perjanjian harus hal ini termasuk dalam syarat sahnya perjan-
dilaksanakan dengan itikad baik”. Simposium jian dalam Pasal 1320 KUH Perdata mengenai
sepakat mereka yang mengikatkan diri. Perjan-
jian dalam bentuk lisan, berarti penyerahan dari
1981, mengartikan itikad baik, yaitu salah satun- “apa yang dikehendaki dan diminta oleh pihak
ya sebagai kepatutan dalam tahap pelaksanaan, yang menawarkan kepada pihak yang meneri-
terkait suatu penilaian baik terhadap perilaku ma. Janji meskipun diungkapkan secara lisan
para pihak dalam melaksanakan apa yang telah dan dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan,
disepakati dalam perjanjian, semata-mata bertu- adalah faktor potensial, titik taut dari apa yang
juan untuk mencegah perilaku yang tidak patut sebenarnya dikehendaki dalam rangka men-
dalam pelaksanaan perjanjian tersebut. Pertim- egaskan hubungan hukum perjanjian tertentu
bangan Hakim ini menurut penulis dapat menen- (Muhammad Syaifuddin, 2012:138).
tukan perjanjian lisan yang dibuat oleh Subagyo Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat
dan Ary Kalista memiliki kekuatan hukum untuk sahnya perjanjian sangat penting untuk dijadi-
menyatakan Ary Kalista melakukan wanprestasi. kan sebagai pertimbangan, karena dalam me-
Pertimbangan ini juga dapat menguatkan pertim- mutus suatu perkara wanprestasi yang pertama
bangan Hakim menggunakan Pasal 1313 KUH kali dilihat adalah perjanjiannya sah atau tidak
Perdata yang kurang lengkap dalam menjelas- sah. Jika perjanjian tersebut tidak sah maka se-
kan pengertian perjanjian. seorang yang diduga melakukan wanprestasi
Pertimbangan Hakim berikutnya yaitu Hakim tidak dapat dinyatakan melakukan wanprestasi.
menimbang, didalam Pasal 1320 KUH Perdata Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata, perjan-

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 119


jian lisan yang dilakukan oleh Subagyo dan Ary peringatkan kepada debitur saat selambat-lam-
Kalista sah, sehingga para pihak yang mem- batnya ia wajib memenuhi prestasi dan apabila
buat perjanjian secara lisan tersebut diwajibkan saat itu dilampaui, maka debitur telah lalai (Mar-
melaksanakan prestasi dari apa yang telah dis- iam Darus Badrulzaman, 2015:22). Keadaan
epakati. Suatu perjanjian yang sah, baik secara tertentu untuk membuktikan debitor wanprestasi
lisan maupun tertulis, memiliki kekuatan hukum tidak diperlukan pernyataan lalai. Keadaan ter-
untuk menyatakan seseorang melakukan wan-
prestasi. terjemahan oleh Djasadin Saragih, 1985:69):
Hal ini diperkuat dengan Hakim menimbang a. Untuk menjamin prestasi berlaku tenggang
Pasal 1234 KUH Perdata yang menyebutkan waktu yang fatal;
“tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan b. Debitor menolak pemenuhan;
sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk ti-
c. Debitor mengakui kelalaiannya;
dak berbuat sesuatu”. Pihak yang tidak melak-
sanakan perikatan yang telah disepakati dalam d. Pemenuhan prestasi tidak mungkin;
suatu perjanjian dapat dinyatakan telah melaku- e. Pemenuhan tidak lagi berizin; dan
kan wanprestasi. Hubungan antara perjanjian f. Debitor melakukan prestasi tidak sebagaima-
dan perikatan adalah perjanjian mempunyai na mestinya.
akibat hukum yang menimbulkan perikatan. Subagyo dalam membuktikan Ary Kalista
Perjanjian adalah sumber hukum perikatan se- wanprestasi tidak memerlukan pernyataan lalai,
lain sumber-sumber hukum lainnya. Perikatan karena Ary Kalista menolak pemenuhan presta-
adalah suatu hubungan hukum dalam penger- sinya. Dilihat dari gugatan yang diajukan oleh
tian abstrak, sedangkan perjanjian adalah suatu Subagyo, yaitu sebelum Subagyo mengajukan
perbuatan hukum yang menimbulkan hak dan
kewajiban yang konkrit dalam hubungan hukum Subagyo telah berkali-kali mengingatkan Ary
tersebut (Muhammad Syaifuddin, 2012:25). Kalista untuk memenuhi prestasinya, namun Ary
Perjanjian yang dibuat Subagyo dan Ary Kalista tidak menanggapinya dan menantang
Kalista mempunyai akibat hukum yang menim- Subagyo untuk menyelesaikannya secara hu-
bulkan perikatan, yaitu untuk Subgayo membe- kum atau melalui pengadilan. Dapat dikatakan
likan 3 (tiga) bidang tanah dan diatasnamakan Ary Kalista telah menolak pemenuhan prestasin-
Ary Kalista yang nantinya 3 (tiga) tanah tersebut ya, sehingga Subagyo dalam menyatakan Ary
dijadikan hadiah pernikahan Subagyo dan Ary Kalista melakukan wanprestasi tidak memerlu-
Kalista, sedangkan untuk Ary Kalista mengem- kan pernyataan lalai.
balikan 3 (tiga) bidang tanah tersebut dan mem-
baliknamakannya kepada Subagyo apabila mer-
D. Simpulan
eka tidak jadi menikah. Perjanjian dalam bentuk
apapun haruslah terdapat perikatan di dalam- Uraian di atas dapat diketahui, bahwa per-
nya, karena perjanjian merupakan sumber dari janjian lisan tetaplah sah dan memiliki kekuatan
perikatan. Perikatan yang dilakukan oleh Ary hukum untuk menyatakan seseorang melaku-
Kalista terhadap Subagyo adalah perikatan un- kan wanprestasi, namun apabila perjanjian lisan
tuk memberikan sesuatu. Memberikan sesuatu tersebut disangkal/tidak diakui oleh pihak yang
adalah perbuatan menyerahkan hak milik atau diduga melakukan wanprestasi, perjanjian lisan
berdasarkan ukuran-ukuran tertentu, menyerah- tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum un-
kan dari kenikmatan dari hak milik itu (Mariam tuk menyatakan seseorang melakukan wan-
Darus Badrulzaman, 2015:19). Pasal 1238 KUH prestasi, karena perjanjian tersebut bisa benar
Perdata menyatakan “si berutang adalah lalai, adanya dan bisa juga tidak ada, tergantung
apabila ia dengan surat perintah atau dengan dari pembuktian para pihak. Hal ini disebab-
akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi kan karena ada atau tidaknya perjanjian san-
perikatannya sendiri, ialah jika ini menetap- gat menentukan dalam menyatakan seseorang
kan, bahwa si berutang akan harus dianggap melakukan wanprestasi, karena seseorang tidak
lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”. dapat dinyatakan wanprestasi apabila tidak ada
Pernyataan lalai adalah upaya hukum di mana perjanjian yang dibuatnya. Perjanjian lisan yang
kreditur memberitahukan, menegur, serta mem- disangkal/tidak diakui oleh salah satu pihak

120 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


yang membuatnya, tidak memiliki kekuatan hu- karena perjanjian lisan sangat mudah untuk
kum untuk menyatakan seseorang melakukan disangkal atau tidak diakui. Disarankan agar ti-
wanprestasi, namun perjanjian lisan yang telah dak menggunakan perjanjian dalam bentuk lisan
disangkal/tidak diakui dapat mendapatkan kem- jika hubungan hukumnya kompleks dan dapat
bali kekuatan hukumnya jika dapat dibuktikan menimbulkan kerugian yang besar jika terjadi
bahwa perjanjian lisan tersebut benar-benar ada wanprestasi. Jika ingin tetap membuat perjan-
atau pernah dibuat. jian dalam bentuk lisan, para pihak disarankan
untuk menggunakan saksi. Saksi dapat mence-
gah suatu perjanjian lisan disangkal/tidak diakui,
E. Saran
karena seseorang akan berpikir dua kali jika in-
Seharusnya jika ingin membuat perjanjian gin menyangkal/tidak mengakui perjanjian lisan
dalam bentuk lisan, para pihak perlu mempre- tersebut. Jika perjanjian lisan tersebut tetap ti-
diksi terlebih dahulu mengenai akibat atau keru- dak diakui, saksi dapat dijadikan alat bukti untuk
gian yang ditimbulkan jika terjadi wanprestasi, membuktikan perjanjian lisan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abdul Kadir Muhammad. 1982. Hukum Perikatan. Bandung: Alumni.
Ahmadi Miru. 2007. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak
Annalisa Yahanan, Muhammad Syaifuddin, dan Yunial Laili Mutiari. 2009. Pejanjian Jual Beli Berklau-
sula Perlindungan Hukum Paten. Malang: Tunggal Mandiri Publishing.
Chidir Ali. 2005. Badan Hukum. Bandung: PT. Alumni.
Friedmann, Lawrance M. 2001. Pengantar Hukum Amerika, (American Law an Introduction) (Terjema-

M. Yahya Harahap. 1982. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung: Alumni.


J. Satrio. 2014. Wanprestasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Terjemahan oleh Djasadin Saragih. Surabaya:

Mariam Darus Badrulzaman. 2015. Hukum Perikatan dalam KUH Perdata Buku Ketiga. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
Muhammad Syaifuddin. 2012. Hukum Kontrak: Memahami Kontrak dalam Perspektif Filsafat, Teori,
Dogmatik dan Praktik Hukum. Bandung: CV. Mandar Maju.
Munir Fuady. 2001. Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Buku Kedua. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
__________. 2014.Konsep Hukum Perdata
Peter Mahmud Marzuki. 2014. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
R. Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa.
_________. 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT. Intermasa.
Salim H.S.. 2003. Hukum Kontrak
Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 121


Jurnal
Gostan Adhi Harahap. 2015. “Beberapa BatasanAsas Kebebasan Berkontrak dalam Hukum Perjanjian
Menurut KUH Perdata”. DUNIA ILMU
Peter Mahmud Marzuki. 2003. “Batas-Batas Kebebasan Berkontrak”. Yuridika -

Richard Posner. 1977. “Gratuitous Promises in Law and Economics”. Journal Of Legal Studies. Vol. 6,

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).

Internet
KRJogja.2015.http://www.krjogja.com/web/news/read/281572/pengusaha_salon_tertipu_komandan_
satgas, diakses tanggal 5 Februari2016.

122 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016

You might also like