You are on page 1of 11

BIOGRAFI BRIGJEND. KH.

SYAM’UN DAN
MUATAN EDUKASI 1894-1949

Samsudin, S.Pd, Ana Nurhasanah, M.Pd, Arif Permana Putra, M.Pd

Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan


Ageng Tirtayasa
Jln. Raya Ciwaru No.25 Serang Banten
samsudinsem75@gmail.com
ananur74@yahoo.co.id
arifpermana2013@gmail.com

Abstract: The aim of this study describes the history of biographical writing of the
Brigadier General. KH. Syam'un and the educational content of a famous figure in
the Banten society. This research uses historical research methods. Historical
research methods consist of several stages, namely heuristics, criticism,
interpretation and historiography. This research was conducted using literature
and interviews. Based on the results of the study revealed that the biography of
the Brigadier General KH. Syam’un from birth to death. Brigadier General KH.
Syam’un is a military, political and educational figure. Brigadier General KH.
Syam’un is known as Abande by his family. Role of Brigadier General KH.
Syam’un in the world of education Syam'un founded the Salafi Citangkil Islamic
Boarding School, Cilegon in 1916. He studied at the Grand Mosque, continuing
his education at Al-Azhar Cairo, Egypt. Impact of the role of Brigadier General
KH. Syam'un in the field of education reformed the Salafi Islamic Boarding
School education system into a modern education system since 1925. The
Congress, in addition, produced three books; The Book of Al-Djami'ah Fi Aqidil
Muslimin wal-Musliat (aqeedah for Muslims and Muslimat), the book Aaqidatoel
At-Faal (aqeedah for children), and the book Mijmalussiratti Muhammadiyyah
(history of the birth of the Prophet Muhammad). Three books by the Brigadier
General KH. Syam'un as an Al-Khairiyah Madrasah education guide biography of
the Brigadier history. KH. Syam’un can be used as teaching material on local
history in Banten.

Keywords: Biography, Brigadier General. KH. Syam'un, Education.

Abstrak: Tujuan penelitian ini memaparkan sejarah penulisan biografi Brigjend.


KH. Syam’un dan muatan edukasi seorang tokoh yang terkenal dalam masyarakat
Banten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian
sejarah terdiri dari beberapa tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa riwayat hidup
Brigjend. KH. Syam’un dari lahir hingga wafat. Beliau adalah seorang tokoh
militer, politik dan pendidikan. Brigjend. KH. Syam’un dikenal dengan sebutan
Abande oleh keluarganya. Peran Brigjend. KH. Syam’un dalam dunia pendidikan
mendirikan Pondok Pesantren Salafi Citangkil, Cilegon tahun 1916. Beliau
menempuh pendidikan di Masjidil Haram, melanjukan pendidikan di Al-Azhar
Kairo, Mesir. Dampak peran Brigjend. KH. Syam’un dalam bidang pendidikan
melakukan pembaharuan sistem pendidikan Pesantren Salafi menjadi sistem
pendidikan modern sejak tahun 1925. Selain itu, menghasilkan tiga karya kitab;
Kitab Al-Djami’ah Fi Aqidil Muslimin wal-Musliat (akidah untuk muslim dan
muslimat), kitab Aaqidatoel At-Faal (akidah untuk anak-anak), dan kitab
Mijmalussiratti Muhammadiyyah (sejarah lahirnya Nabi Muhammad). Tiga kitab
karya Brigjend. KH. Syam’un sebagai panduan pendidikan Madrasah Al-
Khairiyah. Biografi Brigjend. KH. Syam’un dapat dijadikan sebagai materi ajar
pada mata pelajaran sejarah lokal di Banten.

Kata Kunci: Biografi, Brigjend. KH. Syam’un, Edukasi

PENDAHULUAN
Banten merupakan wilayah Brigjend. KH. Syam’un telah
sejuta kekayaan, Pahlawan Nasional, menemukan masalah atau peristiwa
kebudayaan, dan warisan sejarah. yang konsekuensinya akan sangat
Banten terkenal dengan istilah mendalam jika tidak bertindak
Jawara dan Ulama, hal ini dapat seperti yang dilakukannya. Ini
terlihat dari Pahlawan Brigjend. KH. membawa kita pada perbedaan
Syam’un sebagai tokoh masyarakat, kunci. Perbedaan antara pahlawan
pemimpin Umat, dan juga bagian sebagai manusia penting dalam
dari kepamongprajaan. Banten sejarah dan pahlawan sebagai
dituntut untuk dapat bersikap netral manusia pembuat acara dalam
tetapi tegas dalam menghadapi sejarah. Pahlawan adalah
permasalahan-permasalahan yang kemampuan kepemimpinan yang
ada, terutama, dibidang agama, mutlak dalam semua kehidupan
militer, politik dan pendidikan. Di sosial, dan dalam setiap bentuk
dalam tulisan Biografi Brigjend. KH. utama organisasi sosial. Kontrol atas
Syam’un dam muatan edukasi 1894- kepemimpinan, baik terbuka atau
1949 dapat dilihat dalam beberapa tersembunyi, berbeda dari
jabatan penting hingga akhir masyarakat ke masyarakat, para
hayatnya, yaitu: Brigjend. KH. pemimpin selalu di tangan hanya
Syam’un adalah Pendiri dan sebagai simbol negara yang
pengurus Yasasan Al-Khairiyah. mencolok, tetapi sebagai pusat
Pahlawan dalam sejarah adalah tanggung jawab, keputusan, dan
individu yang sangat berbeda jika tindakan. (Sidney Hook, 1969:4-5).
Syam’un dilahirkan di Banten pada Pemerintah Kolonial Belanda
tanggal 5 April 1894. Tepatnya lahir (Moestoko Soemarsono, 1985: 47).
di Kampung Beji, Bojonegara, Kota Pengalaman hidup Syam’un
Cilegon. Syam’un anak dari dalam bidang pendidikan dimulai
pasangan Alwiyan dan Hj. Siti Hajar. dengan upayanya mendirikan
(Mufti Ali, 2005:8-19). pesantren tradisional di kampung
Pendidikan di Banten pada halaman Citangkil, kemudian
masa Pemerintahan Hindia Belanda. lembaga pendidikan itu di
Pendidikan yang diberikan oleh transformasikan menjadi madrasah
Pemerintahan Kolonial Belanda yang bercorak modern. Syam’un
membentuk masyarakat feodal dan melanjutkan pendidikan Islam di
elite baru untuk taat kepada Timur Tengah, yaitu Universitas Al-
Azhar Mesir. Setelah Kiasi Syam’un
menjalankan pendidikannya di METODE PENELITIAN
Universitas Al-Azhar Mesir. Kiyai Metodologi penelitian ini
Syam’un merasa terpanggil oleh menggunakan metode sejarah, yaitu
masyarakat Banten untuk kembali suatu metode penelitian yang khusus
dan mendirikan pesantren di digunakan dalam penelitian sejarah
kampung halaman Citangkil, Cilegon dengan melalui tahapan tertentu.
untuk mengembangkan pendidikan Penerapan metode historis ini
Islam di daerah tempat tinggalnya. menempuh tahapan-tahapan kerja.
(Mufti Ali, 2015:38-41) Menurut Helius Sjamsuddin (2016:9)
Syam’un adalah orang yang metode dan metodologi mempunyai
sangat tekun dalam mengemban hubungan erat meskipun dapat
Kiyai Syam’un melanjutkan dibedakan. Metode adalah suatu cara
pendidikannya ke Universitas Al- untuk memperoleh pengetahuan atau
Azhar di Mesir dikarenakan ingin memperoleh data, sedangkan
memperdalam ilmu-ilmu agama. metodologi pada umumnya adalah
Setelah melanjutkan pendidikan di suatu prosedur atau proses untuk
Al-Azhar Mesir, Kiyai Syam’un mendapatkan suatu objek, suatu
merasa terpanggil oleh masyarakat disiplin atau sistem yang dianggap
Banten bahwa Kiyai Syam’un harus sebagai suatu cabang logika yang
kembali ke Banten untuk berhubungan dengan prinsip-prinsip
mengamalkan ilmu-ilmu agama yang yang dapat diterapkan untuk
Kiyai Syam’un kuasai dan penyelidikan kedalam atau eksposisi
menjadikan masyarakat Banten kuat kedalam beberapa subjek, suatu
dengan ilmu-ilmu agama dengan prosedur (heuristik, kritik,
mendirikan pesantren pada tahun interpretasi dan historiografi).
1916. Penelitian ini dapat beberpa
Alasan pengambilan tema sumber yang relevan baik primer
Biografi Brigjend. KH. Syam’un dan maupun sekunder yang dapat
muatan edukasi 1894-1949. Pertama, digunakan dalam menjawab
Brigjend. KH. Syam’un merupakan permasalahan yang akan dibahas.
salah satu Pahlawan Nasional dari Sumber sejarah yang digunakan
Banten yang hingga kini menjadi dalam penelitian ini adalah sumber
identitas masyarakat Citangkil, tertulis dan sumber lisan.
masyarakat Banten dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Kedua, HASIL PENELITIAN
ketokohan Brigjend. KH. Syam’un A. Biografi Brigjend. KH.
kaya akan nilai kepahlawanan dan Syam’un 1894-1916
kepemimpinan pendidikan. Ketiga, 1). Kehidupan Syam’un 1894-
rendahnya pemahaman tokoh 1904
pahlawan dari Banten khususnya Syam’un lahir di Kampung
generasi muda tidak mengenal sosok Beji Bojonegara dari pasangan
Brigjend. KH. Syam’un sebagai Alwiyan dan Hj. Siti Hajar. Tidak
pahlawan nasional pada masa diketahui asal dan leluhur ayahnya,
kemerdekaan Indonesia.Brigjend. Alwiyan, yang konon meninggal di
KH. Syam'un muda yang dipanggil Sumatera sewaktu Syam’un masih
dengan sebutan Syam’un menempuh usia balita. Sementara ibu Syam’un
pendidikan di Mekah dan Mesir. adalah anak dari seorang tokoh yang
sangat terkenal, beliau seorang Syam’un memiliki
pemimpin perjuangan Geger Cilegon kepemimpinan kesalehan ritual,
1888, yaitu Ki Wasid yang wafat di sosial dan susila. Sehingga masih
Medan tempur di sebuah kampung kecil sudah memikirkan bagaimana
daerah Sumur, Banten Selatan. kehidupan kedepannya. Kharisma
Syam’un lahir di Kampung Syam’un memulai dari patuh kepada
Beji Bojonegara dari pasangan ibunya, periang dan rajin belajar
Alwiyan dan Hj. Siti Hajar. Tidak menunjukan bahwa sikap
diketahui asal dan leluhur ayahnya, kepemimpinan kharisma Syam’un
Alwiyan, yang konon meninggal di sudah tertanam dari sejak kecil.
Sumatera sewaktu Syam’un masih 3). Pendidikan Syam’un 1901-
usia balita. Sementara ibu Syam’un 1916
adalah anak dari seorang tokoh yang Pada masa Syam’un hanya
sangat terkenal, beliau seorang ada dua sistem pendidikan.
pemimpin perjuangan Geger Cilegon Pendidikan pertama untuk para
1888, yaitu Ki Wasid yang wafat di santri, dan pendidikan kedua yaitu
Medan tempur di sebuah kampung sistem pendidikan Barat yang
daerah Sumur, Banten Selatan. dikenalkan oleh pemerintah Hindia
2). Keadaan Keluarga Syam’un Belanda tujuan mempersiapkan
1894-1910 sumber daya manusia untuk
Siti Hajar berhasil menempati posisi administrasi
menyelamatkan Syam’un dari pemerintah baik tingkat rendah
kejaran Belanda, meskipun harus maupun menengah. Dimana yang
melalui liku-liku pengalaman yang nantinya akan mempermudah
sulit, akhirnya selamat berhasil pemerintah Hindia Belanda
sampai Mekah. Kemudian setelah menguasai kawasan Cilegon.
keadaan di Kampung Beji cukup Syam’un mendapatkan kepekaaan
aman, Hj. Siti Hajar dan Syam’un emosi dan memupuk kharisma
pulang ke Kampung halamannya melalui berbagai pencitraan untuk
yakni kampung Beji. Walaupun Hj. menggalang solidaritas dan
Siti Hajar masih khawatir dan memperkuat dukungan masyarakat
tertekan kalau Belanda masih untuk mendirikan sekolah berbasis
penasaran untuk memusnahkan keislaman, sehingga mempunyai
keturunan KH. Wasid yang dianggap bekal untuk mengusir Pemerintah
musuh besarnya. Tetapi tidak lama di Kolonial Belanda.
Kampung Beji, Ibunya bersama Peranan ini dimainkan Kiyai
Syam’un pindah ke Desa Citangkil Syam’un sebagai peranan sosial yang
dan menetap di Citangkil dengan dilakukannya. Peranan sosial ini
penuh kewaspadaan dan diharapkan oleh masyarakat untuk
kekhawatiran. Syam’un dibesarkan dilakukan oleh Kiyai Syam’un yang
di Citangkil yang langsung dibawah memiliki pengaruh pada masyarakat,
pengasuhan Ibunya tanpa seorang sehingga Kiyai Syam’un menjadi
ayah. Keadaan masa anak-anak tidak tokoh masyarakat dalam bidang
lah ada yang istimewa hanya dikenal pendidikan. Kiyai Syam’un
dengan anak yang patuh, periang dan mempunyai keinginan dalam
rajin belajar (Rahayu Permana pemajuan pendidikan mendirikan
2016:6). institusi pendidikan di kampung
sebagai asupan pengetahuan baru
dan pendidikaan yang seharusnya di Kitab-kitab yang diajarkan
tempuh oleh masyarakat Banten, Kiyai Syam’un terdapat tingkatan-
semangat dalam pembebasan dari tingkatan. Ada tingkat awal,
kolonial dapat diwujudkan melalui menengah dan atas. Adapun nama-
jalan pendidikan. Kiyai Syam’un nama kitab kuning yang termasuk
tiba di Banten tahun 1915. Kiyai kategori kitab dasar yang diajarkan
Syam’un tinggal bersama ibunya di Kiyai Syam’un kepada santri-
Kampung Citangkil, Desa Warnasari, santrinya yaitu: Safinah an-Najah
Kecamatan Pulomerak, Serang. (Fiqih), Qath al-Ghaith (Tauhid),
Tahun 1916. Kiyai Syam’un Nasaih al-Ibad Akhlak), al-
mendirikan pesantren di Kampung Jurumiyyah (Nahwu), al-Kailani
Citangkil. (Saraf), Minhaj al-Qawim (Piqih),
B. Peran Brigjend. KH. Syam’un Ibrahim al-Bajuri (Tauhid), Bidayah
dalam Bidang Pendidikan di al-Hidayah (Akhlak), Sarah al-
Banten 1916-1949 imrithi (Nahwu), Lamiyah al-Af’al
1). Mendirikan Pesantren Salafi (Saraf), Kifayah al-Akhyar (Piqih),
tahun 1916-1925 Waraqah (Usul Piqih), Taftazani I
Kiyai Syam’un mendirikan (Tauhid), Nasaih ad-Diniyah
pesantren Salafi pada tahun 1916. (Akhlak), al-Mutamimma (Nahwu),
Pesantren salafi adalah bentuk asli Tafsir al-Lugawiyyah (Saraf) (Mufti
dari pesantren tradisional yang Ali, 2015:44).
belum mempunyai ruangan untuk Sedangkan kitab kuning
belajar. Sejak pertama kali didirikan, tingkat menengah diantaranya yaitu:
format pendidikan pesantren ini at-Tafsir (Tafsir), Muhtar al-Hadis
adalah bersistem salaf. Pesantren Nabawiyyah (hadis), Minhaj al-
salaf adalah pesantren yang Mugis (Mustalah Hadis), Lata’if al-
kurikulumnya murni mengajarkan Syarah (Usul Piqih), Kifayah al-
bidang studi ilmu agama saja baik Awam (tauhid), al-Hikam (Tasawuf),
melalui sistem madrasah diniyah Bulug al-Maram (Hadis), al-Fiyah
maupun pengajian sorogan as-Suyuti (Mustahalah Hadis),
(bimbingan individual) dan Dahlan al-Fiyah (Nahwu dan Saraf),
bandongan (seorang santri al-Jalalain (Tafsir), Syarah al-
mendatangi seorang kiyai yang akan Jauhari al-Ma’mun (Balaghah) dan
membacakan beberapa baris kitab- Idah al-Mubham (Mantiq) (Mufti
kitab bahasa Arab di terjemahkan ke Ali, 2015:44).
bahasa Jawa atau Sunda). Sementara kitab-kitab
Kiyai Syam’un meskipun kuning yang tergolong kitab besar
belum memiliki kelas untuk yang biasanya diberikan untuk santri
mengajar santri-santri akan tetapi tingkat lanjut: Fath al-Mu’in(Fiqih),
tidak patah semangat untuk Qalyudi wa Amirah (Piqih), al-
mendirikan pesantren di kampung Mustasyayfa, Nihaya ‘ as-Saul
halamannya. Pada saat itu jadwal (Ushul Piqih), Sahih bukhari
pelajaran yang disediakan oleh Kiyai (Hadis), Sahih Muslim (Hadis),
Syam’un masih belum teratur dan Minhaj Dhawi an-Nazar, Syrah al-
terencanakan secara sistematis dan Fiyah (Nahyu), as-Suyuti
tertulis. Kemudian cara belajarnya (Musthalah Hadis), Syarah at-
juga masih dipusatkan di masjid dan Talibin (Tasawuf), Ihya Ulumuddin
duduk bersila di lantai (Tasawuf), Ibnu Kasjir (Tafsir), Ibnu
Jarir at-Thabari (Tafsir), Mi’yar al- Kiyai Syam’un. Kiyai Syam’un
Ilm (Mantik) dan Umm al-Barahim menyadari bahwa untuk
(Tauhid) (Mufti Ali, 2015:44-45). mengimbangi sistem pendidikan
2). Mendirikan Pendidikan kolonial Belanda yang diskriminatif
Pesantren Modern atau di satu sisi, dan untuk mengatasi
Madrasah Al-Khairiyah tahun kelemahan yang dapat pada
1925-1949 pesantren tradisional. Perlu diadakan
Pendidikan karakter dapat pembaharuan. Sistem pendidikan
dimaknai sebagai suatu proses hasil pembaharuan ini mengadopsi
pendidikan secara holistis yang sistem persekolahan yang didirikan
menghubungkan dimensi moral oleh kolonial Belanda. Sistem
dengan ranah sosial dalam kehidupan persekolahan ini dikenal di Banten
pembelajar sebagai pondasi bagi setidaknya sejak akhir abad ke-19.
terbentuknya generasi yang Sistem ini telah membuka mata
berkualitas yang mampu hidup Kiyai Syam’un akan begitu
mandiri dan memiliki prinsip suatu tertinggalnya umat Islam terhadap
kebenaran yang dapat ilmu-ilmu pengetahuan umum.
dipertanggungjawabkan. Pendidikan Selain itu dalam sistem persekolahan
karakter segala sesuatu yang telah terdapat fasilitas pembelajaran,
dilakukan guru, yang mampu kurikulum, metode pengajaran dan
mempengaruhi pembelajar. Guru administrasi yang telah diatur dengan
membantu membentuk watak baik. Hal itu mengakibatkan Kiyai
pembelajar, yang mencakup Syam’un terinspirasi untuk meniru
keteladanan bagaimana perilaku dan menerapkan sebagian dari sistem
guru, cara guru berbicara atau pendidikan kolonial Belanda.
menyampaikan materi, bagaimana Brigjend. KH. Syam’un bersikap
guru bertoleransi dan berbagai hal akomodatif (penyesuaian diri dengan
terkait lainnya (I Gede Sujana, lingkungan) dengan cara
2014:27-28). menghubungakan sistem
Sejak Al-Khariyah persekolahan ala Belanda dengan
ditingkatkan dari pesantren menjadi sistem pesantren tradisional sehingga
suatu perguruan yang terorganisir melahirkan lembaga pendidikan
pada tahun 1925 maka Al-Khairiyah Islam baru yaitu Madrasah.
mencapai kemajuan dan puncak Madrasah yang didirikan Kiyai
keemasannya pada saat itu, sehingga Syam’un itu diberi nama dengan
murid-murid yang datang bukan Madrasah Al-Khairiyah (Mufti Ali,
hanya dari sekitar Banten, tetapi juga 2015:47).
dari luar Banten, termasuk Sistem kelas di Madrasah Al-
Lampung/Sumatera Selatan. Khairiyah ini dimulai dari: (1) Kelas
Sehingga tahun 1925 ditetapkan nol (Awaliyah) selama satu tahun;
sebagai tahun kebangkitan Al- (2) kelas tengah (Tahdiryah) selama
Khairiyah dan setiap tanggal 5 Mei satu tahun; (3) kelas I selama satu
diperingati sebagai Hari Kebangkitan tahun; (4) kelas II selama satu tahun;
Perguruan Islam Al-Khairiyah (5) kelas III selama satu tahun; (6)
(Mansyur Muhyiddin, 1990:57-58). kelas IV selama satu tahun; (7) kelas
Madrasah Al-Khairiyah V selama satu tahun; (8) kelas VI
merupakan hasil transformasi dari selama satu tahun; (9) kelas VII
pesantren tradisional yang didirikan selama satu tahun, maka setiap santri
Al-Khairiyah akan menempuh putih dikepala yaitu mencirikan
pendidikan selama sembilan tahun. beliau seorang Haji.
Madrasah Al-Khairiyah tidak KH. Syam’un juga mempunyai
jauh berbeda dari sebelumnya yang interaksi simbolik yang dimana
tadinya Pesantren Salafi perilaku manusia itu dapat dibedakan
menggunakan metode sorogan dan karena ditampilkan melalui simbol
bandongan dikarenakan perubahan dan maknanya. Menurut Kiyai
sistem pendidikan menjadi Madrasah Alwian Khosid Syam’un dalam
Al-Khairiyah. Hanya sistem wawancara pada tanggal 31 Januari
pendidikannya saja yang berbeda 2019 bahwa Simbol KH. Syam’un
akan tenapi model atau metode yaitu, Bisht, Peci dan Sorban Putih,
pengajarannya masih sama seperti serta Do’a-do’a. Bisht yang dimana
pesantren salafi hanya saja ada menunjukan keislamannya dan
penambahan-penambahan mata bersahaja dan mencirikan bahwa KH.
pelajaran umum, dan dan sistem Syam’un adalah seorang Ulama
kelas sudah berdasarkan tingkatan. besar. Kemudian Sorban dan Peci
Sebagai seorang pemimpin putih yang digunakan di kepala yaitu
administrator KH. Syam’un mencirikan seorang haji dan Do’a-
menentukan hal-hal teknis yang do’a untuk memulai pembelajaran
berkaitan dengan pengelolaan dan penutup Majelis Pesantren Al-
pesantrennya, salah satunya adalah Khairiyah. Hal ini menunjukan salah
dengan menentukan kitab-kitab apa satu kriteria pemimpin solidarity
saja yang akan dipelajari di makers yang menunjukan sifat
Madrasah Al-Khairiyah. Kitab-kitab kesalehannya dan intelektualitas
klasik itulah yang membentuk yang dimilikinya sehingga
pandangan dunia warga Al- menimbulkan resfek sosial dari
Khairiyah. Oleh karena itu, penting murid-muridnya dan juga orang-
diuraikn lebih rinci mengenai judul- orang disekitarnya. Bukti tersebut
judul kitab yang menjadi rujukan bisa dilihat di lampiran halaman.
pada setiap kelompok ilmu terseut. : 8). Muktamar
1) Nahwu (syantax), 2) Sharaf
(morfologi), 3) Fiqih, 4) Hadist, 5) 1. Muktar diadakan oleh pengurus
Tafsir, 6) Tauhid, 7) tasawuf dan besar dan dihadiri oleh pengurus
akhlak, dan 8) cabang-cabang lain besar, Majelis Syuro, pengurus
seperti Tarikh, balaghah. perwakilan Al-Khairiyah di ibu
3). Simbol-simbol yang Kota Negara, pengurus
Kordinator Wilayah, Pengurus
mencirikan kebesaran
Daerah Istimewa, Pengurus
Brigjend. KH. Syam’un Daerah dan Pengurus Cabang.
Simbol yang sangat 2. Muktamar menetapkan Anggaran
berpengaruh dalam karisma KH. dasar dan Anggaran Rumah
Syam’un penggunaan Bisth (Jubah Tangga, Program Kerja, memilih
Hitam Arab) yang dimana ketua umum Pengurus Besar;
menunjukan Keislamannya dan Ketua dan anggota Majelis Syuro.
bersahaja. Bisht (Jubah Hitam Arab) 3. Setiap peserta Muktamar yra dan
mencirikan bahwa dirinya sebagai hak suara adalah sebagai berikut:
Ulama besar. Peci putih dan sorban 4. Majelis Syuro 2 (Dua) Suara.
Tertatanya manajemen dan dengan Pesantren Salafi mampu
jaringan pendidikan yang efektif berkiprah dalam masyarakat pada
sebagai gerakan Islam yang maju, masanya, karena ilmu-ilmu yang
profesional dan modern serta untuk ditimba sangat cukup untuk bekal
meletakan landasan yang kokoh bagi hidup bermasyarakat, selain itu
peningkatan kualitas pendidikan Al- ada keikhlasan dari Kiyai dan
Khairiyah. Menegakan keyakinan keberkahan dari Kiyai yang
tauhid yang murni, menyebarluaskan dulumemang sangat manjur.
ajaran Islam yang bersumber pada Walaupun metode yang
Al-Qur’an dan sunnah, mewujudkan digunakan dikatakan kuno.
amal Islam dalam kehidupan pribadi, menghasilkan santri yang bersifat
keluarga dan masyarakat, akhlakul karimah dan berpijak
menjadikan lembaga pendidikan Al- teguh pada Al-Qur’an dan As-
Khairiyah sebagai pusat pendidikan Sunnah. Pendidikan pesantren
dakwah dan pengkaderan, untuk salafi bagus untuk pembentukan
mencetak biru pendidikan Al- moral anak bangsa kedepan.
Khairiyah untuk menjawab Menghormati penulis buku
ketertinggalan pendidikan Al- pelajaran. Mampu menguasai
Khairiyah selama ini dan sebagai ilmu agama dan ilmu umum,
langkah antisipasi bagi masa depan Menjadi ketua BKR, Menjadi
pendidikan yang lebih kompleks, Bupati serang, Banyaknya
menegaskan posisi dan implementasi cabang-cabang Al-Khairiyah,
nilai islam, ke Al-Khairiyahan dan Mendirikan koperasi, Brigjend.
kaderisasi dalam seluruh sistem KH. Syam’un menghasilkan karya
pendidikan Al-Khairiyah, menyusun tulis 3 kitab. Kitab Al-Djami’ah
sistem pendidikan Al-Khairiyah yang Fi Aqidil Muslimin wal-Musliat
berbasis Kitab, Al-Qur’an dan (akidah untuk muslim dan
Sunnah (wawancara dengan Munji muslimat), kitab Aaqidatoel At-
pada tanggal 1 Juli 2019). Faal (akidah untuk anak-anak),
dan kitab Mijmalussiratti
Muktamar adalah pertemuan Muhammadiyyah (sejarah
atau musyarawah besar para wakil- lahirnya Nabi Muhammad),
wakil organisasi atau cabang-cabang Berhasil menghantarkan muridnya
Al-Khairiyah untuk membicarakan ke Al-Azhar Kairo, Muridnya Kh.
permasalahan-permasalahan yang Sybrimalisi mampu membuat 30
sedang dihadapi selama 5 tahun bait Syair.
program kerja di laksanakan. Seperti Selain seorang
pemilihan pergantian Ketua umum administrator yang memiliki
Al-khairiyah, evaluasi program kerja ketelitian keras yang kerasionalan
yang sudah dilaksanakan, untuk dan juga visi misi yang jelas
menjadikan bahan perbaikan Al- Brigjend. KH. Syam’un juga
Khairiyah kedepannya. seorang pemimpin yang memiliki
C. Dampak Peran Brigjend. kriteria solidarity makers. Dimana
KH. Syam’un dalam bidang hal ini membawa masyarakat
pendidikan di Banten pada memilih Brigjend. KH. Syam’un
tahun 1916-1949 salah satunya berdasarkan
Alumni-alumni dari kharisma dan kesalehan pribadi
pesantren Citangkil yang di sebut yang dimilikinya, hal ini juga lah
yang kemudian menjadi tangga 1925 ada pembaharuan sistem
bagi Brigjend. KH. Syam’un penddikan dari tradisional ke sitem
untuk dapat meraih berbagai pendidikan modern dan institusi
kepemimpinan atau jabatan yang pendidikan menjadi Madrasah Al-
diilikinya baik dalam bidang Khairiyah.
militer, politis maupun dalam Kemudian Brigjend. KH.
bidang pendidikan. Syam’un Mendirikan basis ekonomi
untuk memberdayakan umat dalam
KESIMPULAN tata kelola keuangan, dan membantu
Syam’un adalah anak keuangan institusi pendidikan. Selain
tunggal dari Hj. Siti Hajar meskipun dari pendidikan dan ekonomi
keturunan Kiyai, ayah dan ibunya ditemukannya simbol-simbol, makna
tidak kaya, apalagi dimasa Hindia dan tanda seperti jubah hitam Arab,
Belanda dari keturunan KH. Wasid peci putih, sorban dan gelar yang
selalu diawasi tingkah lakunya selalu dimiliki brigjend. KH. Syam’un.
dikejar-kejar oleh pihak belanda, Kemudian sebutan Brigjend. KH.
karena kuatir keturunan KH. Wasid Syam’un dalam keluarga yaitu
balas dendam kepada pihak Belanda. Abande (kakek) dan dampak dari
Syam’un mempunyai watak dan peran Brigjend. KH. Syam’un
pribadi yang menonjol, selalu patuh menghasilkan karya tulis 3 kitab.
kepada Ibunya meskipun hidup Kitab Al-Djami’ah Fi Aqidil
dengan keadaan sederhana, Syam’un Muslimin wal-Musliat (akidah untuk
tidak sedikitpun merasa kecewa dan muslim dan muslimat), kitab
mengeluh dengan menjalankan hidup Aaqidatoel At-Faal (akidah untuk
yang sederhana, dan tidak anak-anak), dan kitab
mengurangi rasa semangat untuk Mijmalussiratti Muhammadiyyah
belajar. Syam’un hidup sederhana (sejarah lahirnya Nabi Muhammad).
bukan suatu rintangan yang besar
untuk belajar, akan tetapi kehidupan DAFTAR PUSTAKA
yang sederhanalah yang dijadikan Buku :
sebagai motivasi untuk menuntut Abdul Malik, Agus Sutisna, dkk.
ilmu keagamaan. 2004. Jejak Ulama Banten
Syam’un menempuh (dari Syekh Yusuf hingga
pendidikan di pesantren Delengseng. Abuya Dimyati). Serang: Biro
Kemudian melanjutkan Humas dan Protokol.
pendidikannya ke Timur Tengah Abidin, Zaenal. 2016. Kiai dan
Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Kolonisasi di Banten (Studi
Pada Tahun 1915 Kiyai Syam’un Perjuangan Brigjen K.H.
merasa terpanggil oleh masyarakat Syam’un Tahun 1916-1949).
Banten untuk kembali ke Kampung IAIN Banten: Pusat Penelitian
halamannya dengan mengamalkan dan Penerbitan (Puslitpen)
ilmu agama. Setalah kembalinya ke Lembaga Penelitian dan
kampung halaman, Pada tahun 1916 Pengabdian Masyarakat
Kiyai. Syam’un mendirikan (LP2M) Institut Agama Islam
Pesantren Salafi dengan Negeri Sultan Maulana
menggunakan sistem tradisional Hasanudin Banten.
dengan metode sorogan dan
badongan. Kemudian pada tahun
Adiwilaga, Rendi. 2018. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Kepemimpinan Pemerintah Yogya.
Indonesia (Teori dan Khuluq Latiful. 2007. Ajar
Prakteknya. Sleman: Kebangunan Ulama “Biografi
Depublish Cv Budi Utama. K.H. Hasyim Asy’Ari.
Yogyakarta: LkiS.
Ali, Mufti,dkk. 2015. Biografi K.H. Maftuh. 2014. Sejarah Lokal
Sym’un (1883-1949). Serang: Pendidikan Islam di Banten”
Dinas Kebudayaan dan Studi Atas Perguruan Islam
Pariwisata Propinsi Banten. Al-Khairiyah (1916-1942)”
Ali, Mufti dan Rahayu Permana. Yogyakarta: UIN Sunan
2018. Selayang Pandang Jejak Kalijaga.
Perjuangan Brigjend. KH. Maschan Moesa, Ali. 2007.
Syam’un Pahlawan Nasional Nasionalisme kiai (Kontruksi
dari Banten. Serang: FTK Sosial Berbasis Agama).
Banten Press. Yogyakarta: LkiS.
Bachtiar, Machdum. 2014. Muhyiddin, H. Mansyur. 1990.
Kepemimpinan K.H. Sjam’un Karya Seorang Prajurit di
(Tokoh Agama, Pendidikan Banten (Kiai Haji Syam’un).
dan Militer Serta Perannya Cilegon: Perguruan Islam Al-
dalam Peubahan Sumber Daya Khairiyah Citangkil.
Manusia di Banten). Jakarta : Nasution, S. 1987. Sejarah
Program Pascasarjana UNJ. Pendidikan Indonesia.
Blumer , Herbet.1969. Symbolic Bandung: Jemmars
Interactionism: Perspective Nugrogo, Tjahyadi. 1985. Seokarno
and Method. New Bapak Pembangunan
Jersey:Harper and Row. Indonesia. Semarang: Yayasan
Telapak.
Bruke, Peter. 2015. Sejarah dan Notosusanto, Nugroho. 2015.
Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Mengerti Sejarah. Penerbit:
Pustaka Obor Indonesia. Universitas Indonesia (UI-
Djuhana, Ade. 2007. Kepemimpinan Press)
Kiai-Jawara, Relasi Kuasa Perman, Rahayu. 2016. Kyai Haji
dalam Kepemimpinan Syam’un (1883-1949) gagasan
Tradisional Religio-Magis di dan perjuangannya.
Pedesaan Banten. Jakarta: Yogyakarta: Eja_Publisher.
Badan Litbang dan Diklat. Permana, Rahayu. 2015.
Feith, Herbert. 1973. The Decline Of Implementasi Pembelajaran
Constitutional Democracy In Sejarah Berbasis Nilai
Inonesia. Jakarta: Equinox Perjuangan K.H. Syam’un.
Publishing. Sekolah Pascasarjana
Hook, Sidney. 1973. The Hero In Universitas Pendidikan
History. Boston: Beacon Press. Indonesia.
Koentjaraningrat. 1996.Pengantar Sjamsuddin, Helius. 2016.
Antropologi I. Jakarta : Rineka Metodologi Sejarah. Jakarta:
Cipta. Penerbit Ombak.
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi
Sejarah edisi Kedua.
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Http://Semnastafis.Unimed.A
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. c.Id/Wp-
Raja Grafindo Persada. Content/Uploads/2017/11/27.
Sudoyono. 2014. Leadership (Teori -Nanda-Ayu-Setiawati.Pdf.
dan Praktek Kepemimpinan. Diakses Pada Ytanggsl 24
Jakarta Pusat : Lencana ilmu Februari 2019.
Cendekia. Marginingsih, Ria. 2016.
Syatibi, Ibi Dkk. 2014. Pendidikan Kepemimpinan Karismatik
Karakter Berbasis Tradisi sebagai employer branding.
Pesantren. Jakarta Selatan: https://jurnal.Darmajaya.ac.is
Tim Penulis Rumah Kitab. /index.php/JurnalBisnis/articl
Tihami, M.A. (1992). Kiyai dan e/download/.706/456&sa=U
Jawara di Banten: Studi &ved= diakses 10 September
tentang Agama, Magi dan 2018.
Kepemimpinan di Desa Nasrudin, Muh. 2017. Interaksi
Pasanggrahan Serang (Tesis). Simbolis Pondok Pesantren
Depok: UI. Salafi Dan Masyarakat.
Utoyo sudirjo, Radik. Album Perang http://ejournal.iain
Kemerdekaan 1945-1950. tulungagung.ac.id/index.php/
Jakarta: Badan penerbit epis/article/view/664/477.
almanak R.1/B.P. ALDA. Diakses pada tanggal 24
Internet Febriari 2019.
ARS. 2016. Perebutan Kekeuasaan Sadeli hanafi. 2016. Budaya
Lokal Oleh PKI.http://g30s- Pesantren Salafi (Studi
pki.com/perebutan-kekusaan- Ketahananpesantren Salafi
lokal-oleh-pki-1-teror-ce- Di Provinsi Banten.
mamat/(di unduh tanggal 23 http://jurnal.uinbanten.ac.id/i
Maret 2017 pukul 01:00 ndex.php/alqalam/article/dow
WIB) nload/382/339/. Diakses pada
Fauzi, Rifan. 2008. Pengertian tanggal 24 Februari 2019.
Pahlawan Pradayana Yudiatmaja, 2013,
http://elib.unikom.ac.id/files/ Kepemimpinan: Konsep,
disk1/626/jbptunikompp-gdl- Teori dan Karakternya
rifanfauzi-31263-10- :https://ejournal.undiksha.ac.i
unikom_r-i.pdf (di unduh d>view. Diakses pata tanggal
tanggal 18 September 2018 5 Oktober 2017.
pukul 09.16 WIB).
Jurnal:
Astuti, Sri Andini. 2010.
Pembaharuan Pendidikan
Islam di Indonesia.
Diterbitkan oleh : Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri
Jurai Siwo Metro.
Ayu, Setiawati, Nada. 2017.
Pendidikan Karakter Sebagai
Pilar Pembentukan Karakter
Bangsa.

You might also like