You are on page 1of 10

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education

02 (3) (2019) 399-408


https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/index
DOI : 10.24042/IJSME.V2I3.4366
E-ISSN: 2615-8639 November 2019

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL):


EFEKNYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN
BERPIKIR KRITIS

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) LEARNING MODEL: THE


EFFECT ON UNDERSTANDING OF CONCEPT AND CRITICAL
THINKING
Eka Yulianti1, Indra Gunawan2
1
SMP Assahil Lampung Timur
2
Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

E-mail: ekayulianty89@gmail.com

Diterima: 17 September 2019. Disetujui: 10 Oktober 2019. Dipublikasikan: 29 November 2019

Abstract: This study aims to investigate the effectiveness of the learning problem based learning (PBL)
model against understanding of concepts and critical thingking of students on senior high school
temperature and heat material. Subjects in this study were students class X SMA N 1 waway karya
lampung timur amounted to 70 student. The method used is a quasi experimental design with pretets-
posttest control design. Data understanding of concepts and critical thingking were collected by
instruments test essay questions. The obtained data then analyzed by using multivariate (MANOVA) test.
The results of the analysis with spss 17.00 program show that there is a significant effect in applying the
guided of the learning problem based learning (PBL) model against understanding of concepts and critical
thingkingof students. The gain score of understanding of concepts in experimental class was 0,51and and
the gain score in control class was 0,31 while the gain score of critical thingking in experimental class
was0,58 and the gain score in control class was0,31. The effectiveness of the use models of problem based
learning better in improving of understanding of concepts and critical thingking of students, it can be seen
from the value obtained effect size of 0,66. In addition,based on manova test,the significance score of both
understanding of concepts and critical thingking is less than 0.005. It can be concluded that there are
significant effect of guided problem based learning and understanding of concepts and critical thingking of
students on senior high school.

Keywords: problem based learning, understanding of concepts, critical thinking


.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem based
learning (PBL) terhadap pemahaman konsep dan berpikir kritis peserta didik SMA pada materi suhu dan
kalor. Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA N 1 waway karya lampung timur
berjumlah 70 orang peserta didik. Metode penelitian yang dipilih yakni quasi eksperiment dengan desain
pretets-posttest control design.Data pemahaman konsep dan berpikir kritis dikumpulkan melalui instrumen
tes soal essay. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan uji multivariate (MANOVA). Hasil
analisis data dengan program spss 17.00 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model
pembelajaran problem based learning terhadap pemahaman konsep dan berpikir kritis peserta didik. Nilai
gain pemahaman konsep kelas eksperimen sebesar 0,51 dan nilai gain kelas kontrol sebesar 0,31 sedangkan
nilai gain berpikir kritis kelas eksperimen sebesar 0,58 dan nilai gain kelas kontrol sebesar 0,31. Efektivitas
penggunaan model PBL lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis peserta
didik, ditunjukkan dengan nilai effect size pemahaman konsep sebesar 0,36 dan nilai effect size berpikir
kritis sebesar 0,66. Selain itu berdasarkan hasil uji manova, baik nilai signifikansi pemahaman konsep
maupun nilai signifikansi kurang dari 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan model PBL terhadap pemahamman konsep dan berpikir kritis peserta didik SMA.

© 2019 Unit Riset dan Publikasi Ilmiah FTK UIN Raden Intan Lampung

Kata Kunci: problem based learning, pemahaman konsep, berpikir kritis


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Model Pembelajaran Problem Based….. │ Eka Yulianti dan Indra Gunawan

PENDAHULUAN didik tidak memperhatikan materi yang di


Pendidikan telah berlangsung sejak sampaikan oleh pendidik seperti,
awal peradaban dan budaya manusia. berbicara dengan teman sebelahnya,
Bentuk dan cara pendidikan itu telah sering izin ke toilet, mengantuk, dan
mengalami perubahan, sesuai dengan peserta didik cenderung pasif. Selain
perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan. kondisi peserta didik masalah juga
(yusufhadi miarso, 2004). Pendidikan di muncul pada pendidik, yaitu pendidik
indonesia merupakan bagian dari upaya masih mendominasi kelas, cenderung
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ceramah, kurang memberi motivasi, dan
meningkatkan kualitas sumber daya rendahnya volume suara pendidik dalam
manusia.(Siregar, 2016) .Dewasa ini, penyampaian materi. Peserta didik hanya
pendidikan telah mengalami mencatat apa yang disampaikan pendidik
perkembangan yang sangat pesat, tanpa ada respon balik terhadap apa yang
informasi dan komunikasi juga di catat atau disampaikan pendidik. Jika
berkembang setiap saat. Hal ini kondisi kelas seperti ini, maka materi
mengakibatkan adanya persaingan yang yang disampaikan oleh pendidik tidak
sangat ketat di dunia pendidikan, untuk dapat di terima dengan baik oleh peserta
menghadapinya diperlukan kualitas didik.
pendidik yang bermutu dan profesional. Dampak dari kondisi pembelajaran
(Zalia Muspita, I. W. Lasmawan, 2013). tersebut, muncul masalah baru bagi
Seorang pendidik hanya bertindak sebagai peserta didik yaitu masih rendahnya
motivator dan fasilitator, namun pada kemampuan berpikir kritis peserta didik,
akhir kegiatan pendidik juga Hal ini terlihat ketika peserta didik
mengevaluasi dan memberikan diberikan tugas untuk mengerjakan soal
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. latihan sebagian besar peserta didik
Banyak sekolah di indonesia telah kurang tepat dalam mengerjakan soal
menggunakan kurikulum baru yaitu sehingga banyak jawaban peserta didik
kurikulum 2013. Di dalam kurikulum yang salah. Ini menunjukkan masih
2013 terdapat beberapa prinsip rendahnya kemampuan berpikir kritis
pembelajaran yang di harapkan peserta didik dalam mengerjakan soal-
menunjang mutu pendidikan indonesia. soal latihan fisika, kurang optimalnya
Di antara prinsip-prinsip pada kurikulum kemampuan berpikir kritis peserta didik
2013 yaitu mendorong siswa menjadi menyebabkan hasil belajar peserta didik
peserta didik yang aktif. (Parasamya & juga rendah. Mengingat bahwa
Wahyuni, 2017). Selain aktif peserta didik kemampuan berpikir kritis untuk peserta
harus paham konsep dan berpikir kritis didik kelas X harus sudah diterapkan
dalam setiap mata pelajaran. Termasuk sejak dini. Selain berpikir kritis peserta
pelajaran sains, Fisika merupakan salah didik juga mengalami kesulitan dalam
satu mata pelajaran sains yang sangat erat memahami konsep-konsep fisika, dalam
kaitannya dengan kehidupan sehari- proses pembelajaran peserta didik
hari.(Saregar, 2016). dihadapkan dengan sejumlah materi yang
Berdasarkan hasil pra penelitian dan harus dihafalkan tanpa diberi
wawancara guru fisika di SMA N 1 kesempatatan untuk memahami materi
waway karya lampung timur, di temukan yang dipelajari, sehingga peserta didik
masalah dalam proses pembelajaran hanya belajar tetapi kurang memahami
khususnya peserta didik kelas X MIA. proses pembelajaran itu sendiri. Banyak
Pada saat proses pembelajaran peserta didik dalam proses belajar hanya
berlangsung, terdapat beberapa peserta menghafal konsep-konsep, mencatat,

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 400


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Eka Yulianti dan Indra Gunawan │ Model Pembelajaran Problem Based …..

mendengarkan, pasif, dan jarang mencari sendiri materi yang terkait


menggunakan pengetahuan awal sebagai dengan masalah dan solusi dari masalah
dasar perencanaan pembelajaran, kondisi tersebut. (M Taufik Amir, 2015).
inilah yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar peserta didik. Pemahaman konsep LANDASAN TEORI
sangat penting dengan tujuan agar peserta 1. Model Problem Based Learning
didik dapat mengingat konsep-konsep Efektivitas pembelajaran secara
materi yang mereka pelajari sebelumnya, konseptual dapat diartikan sebagai
sehingga proses belajar akan menjadi perlakuan dalam proses pembelajaran
lebih bermakna. yang berdampak pada keberhasilan usaha
Peran pendidik dalam proses atau tindakan terhadap hasil belajar
pembelajaran sangat berpengaruh, secara peserta didik. (Rifa’i, 2013). Efektivitas
umum proses pembelajaran pada mata dalam penelitian ini berhubungan dengan
pelajaran fisika di kelas X MIA masih model problem based learning (PBL)
dominan berpusat pada pendidik (student terhadap pemahaman konsep dan berpikir
centered), serta pendidik masih kritis peserta didik SMA pada mata
menggunakan metode ceramah, pelajaran fisika.
demonstrasi dan model pembelajaran Model pembelajaran merupakan
yang membuat peserta didik kurang aktif suatu sistem, yang terdiri atas berbagai
dalam proses pembelajaran. Model komponen yang saling berhubungan satu
pembelajaran yang di butuhkan peserta sama lainnya. (rusman, 2010). Model
didik yaitu yang mampu menghasilkan pembelajaran problem based learning
kemampuan untuk belajar. (Ahmad, Fandi (PBL) merupakan pembelajaran yang
& Aminah, 2015). Setiap model menitik beratkan pada kegiatan
pembelajaran memiliki struktur tujuan pemecahan masalah. (Dasa ismaimuza,
pembelajaran yang berbeda-beda tetapi n.d. 2010). Dengan maksud peserta didik
pada intinya sama untuk mencapai hasil secara aktif mampu mencari jawaban atas
belajar yang maksimal. Banyaknya masalah-masalah yang di berikan
model pembelajaran yang dapat pendidik. Dalam hal ini pendidik lebih
membangun proses berpikir ilmiah banyak sebagai mediator dan fasilitator
peserta didik antara lain: Inquiry, POE, untuk membantu peserta didik dalam
problem based structure, discovery mengkonstruksi pengetahuan secara aktif.
learning, project based learning (PjBL), (Siregar, 2016).
discovery learning, dan problem based Menurut Dutch dalam M. taufik amar
learning (PBL). Salah satu model (1994) menyatakan bahwa PBL
pembelajaran yang dapat di kembangkan merupakan metode instruksional yang
dan di adopsi untuk menempatkan peserta menantang peserta didik agar “belajar dan
didik sebagai pusat pembelajaran dengan untuk belajar”, bekerja sama dengan
menerapankan model problem based kelompok untuk mencari solusi bagi
learning (PBL). (didik juliawan, n.d. masalah yang nyata. Masalah ini di
2015). Model pembelajaran problem gunakan untuk mengaitkan rasa
based learning (PBL) adalah proses keingintahuan serta kemampuan analisis
pembelajaran yang memiliki ciri-ciri peserta didik dan inisiatif atas materi
pembelajaran di mulai dengan pemberian pembelajaran. PBL mempersiapkan
masalah yang memiliki konteks dengan peserta didik untuk berpikir kritis dan
dunia nyata, pembelajaran berkelompok analitis, dan untuk mencari serta
aktif, merumuskan masalah dan menggunakan sumber pelajaran yang
mengidentifikasi kesenjangan sesuai.
pengetahuan mereka, mempelajari dan

401 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Model Pembelajaran Problem Based….. │ Eka Yulianti dan Indra Gunawan

Tabel 1. Langkah-langkah Problem Based 6. Membantu siswa untuk memahami


Learning hakekat belajar sebagai cara berfikir
No Indikator Kegiatan guru
bukan hanya sekedar mengerti
1. Orientasi Menjelaskan tujuan
peserta didik pembelajaran, pembelajaran oleh guru berdasarkan
pada masalah menjelaskan logistik buku teks.
yang diperlukan, dan 7. PBL menciptakan lingkungan belajar
memotivasi peserta didik yang menyenangkan dan di sukai
terlibat pada aktivitas siswa.
pemecahan masalah.
2. Mengorganisa Membantu peserta didik
8. Memungkinkan aplikasi dalam dunia
sikan peserta mendefinisikan dan nyata.
didik untuk mengorganisasikan tugas 9. Merangsang siswa untuk belajar secara
belajar belajar yang kontinu.
berhubungan dengan Kekurangan Model Pembelajaran PBL
masalah tersebut.
3. Membimbing Mendorong peserta didik
sebagai berikut:
pengalaman untuk mengumpulkan 1. Apabila siswa mengalami kegagalan
individual atau informasi yang sesuai, atau kurang percaya diri dengan minat
kelompok melaksanakan yang rendah maka siswa enggan untuk
eksperimen untuk mencoba lagi.
mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
2. PBL membutuhkan waktu yang cukup
4. Mengembangk Membantu peserta didik untuk persiapan.
an dan dalam merencanakan dan 3. Pemahaman yang kurang tentang
menyajikan menyiapkan karya yang mengapa masalah-masalah yang di
hasil karya sesuai seperti laporan pecahkan maka siswa kurang
dan membantu mereka
termotivasi untuk belajar.
untuk berbagai tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis Membantu peserta didik 2. Pemahaman Konsep
dan untuk melakukan refleksi Pemahaman konsep merupakan
mengevaluasi atau evaluasi terhadap bagian yang penting dalam proses
proses. penyelidikan mereka dan pembelajaran dan memecahkan masalah,
proses yang mereka
gunakan. baik di dalam proses belajar itu sendiri
maupun dalam lingkungan keseharian.
Kelebihan Model Pembelajaran PBL (Hamzah B uno, 2016). Indikator
sebagai berikut: pemahaman konsep adalah sbb:
1. Pemecahan masalah dalam PBL cukup 1. Menyatakan ulang sebuah konsep
bagus untuk memahami isi pelajaran 2. Mengklasifikasi objek-objek menurut
2. Pemecahan masalah berlangsung sifat-sifat tertentu (sesuai konsepnya)
selama proses pembelajaran 3. Memberikan contoh dan bukan contoh
menantang kemampuan siswa serta dari suatu konsep
memberikan kepuasan kepada siswa. 4. Menyajikan konsep dalam berbagai
3. PBL dapat meningkatkan aktivitas bentuk representasi matematika
pembelajaran. 5. Mengembangakan syarat perlu atau
4. Membantu proses transfer siswa untuk syarat cukup dari suatu konsep
memahami masalah-masalah dalam 6. Menggunakan, memanfaatkan, dan
kehidupan sehari-hari. memilih prosedur atau operasi tertentu
5. Membantu siswa mengembagkan 7. Mengaplikasikan konsep atau
pengetahuannya dan membantu siswa pemecahan masalah.
untuk bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri.

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 402


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Eka Yulianti dan Indra Gunawan │ Model Pembelajaran Problem Based …..

3. Berpikir Kritis Data yang digunakan dalam


Berpikir kritis mempunyai penelitian ini dikumpulkan menggunakan
kemampuan untuk berpendapat dengan instrumen tes soal essay Instrumen yang
cara terorganisasi, dan mengevaluasi digunakan telah divalidasi oleh ahli untuk
secara sistematis bobot pendapat pribadi melihat keabsahannya. Lembar soal essay
dari pendapat orang lain. O‟Daffer dan digunakan untuk mengukur pemahaman
thornquist mengemukakan, berpikir kritis konsep dan berpikir kritis yang diberikan
memiliki beberapa tahapan-tahapan pada awal (pretest) dan akhir (posttest)
sebagai berikut: memahami masalah, pembelajaran. Soal yang digunakan
melakukan pengkajian terhadap bukti mengacu pada berbagai sumber buku
data, asumsi, menyatakan, mendukung pelajaran fisika dengan mengembangkan
suatu kesimpulan, keputusan, atau solusi, indikator kemampuan analisis peserta
menerapkan kesimpulan, keputusan, atau didik. Soal pretest dan posttest yang
solusi.(enung sumaryati dan utari disusun dengan memiliki indikator dan
sumarmo, 2013). Indikator berpikir kritis tipe soal yang berbeda. Sebelum soal
adalah sbb: digunakan untuk penelitian terlebih
1. Memberikan penjelasan sederhana dahulu di uji validitas, reliabilitas, daya
2. Membangun keterampilan dasar beda dan tingkat kesukaran. Analisis data
3. Membuat inferensi menggunakan spss 17.00 untuk menguji
4. Membuat penjelasan lebih lanjut normalitas, homogenitas dan hipotesis.
5. Mengatur strategi dan taktik Sebelum diberikan perlakuan berupa
penerapan model PBL pada kelas
METODE PENELITIAN eksperimen dan penerapan model
Penelitian ini merupakan penelitian pembelajaran langsung pada kelas
eksperimen semu (quasi experiment) kontrol, masing-masing kelas diberikan
dengan desain penelitian pretest-posttest pretest untuk melihat kemampuan awal
control design. Rancangan penelitian ini pemahaman konsep dan berpikir kritis
dapat dilihat pada tabel 2. peserta didik. Setelah itu, dilaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang
Tabel 2. Desain penelitian telah disusun. Selanjutnya diberikan
Kelompok Tes Perlakuan Tes
posttest untuk melihat pemahaman konsep
Awal Akhir
Eksperimen T1 XM T2 dan berpikir kritis peserta didik pada akhir
Kontrol T1 XM T2 pertemuan.
(Modifikasi Sugiyono, 2008). Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik deskriptif dan analisis statistik
Keterangan: inferensial. Analisis statistik deskriptif
T1 = Tes awal (Pretest) dilakukan dengan mendeskripsikan data
T2 = Tes akhir (Posttest) yang diperoleh. Data yang dideskripsikan
Xm =Menggunakan model pembelajaran meliputi nilai rata-rata (mean), standar
problem based learning (PBL) deviasi, varians, nilai minimal dan nilai
Xm =Menggunakan model pembelajaran maksimal baik untuk data sebelum
langsung (Direct Instruction). pembelajaran maupun data sesudah
Populasi dalam penelitian ini adalah pembelajaran.
peserta didik kelas X SMA N 1 waway Peningkatan pemahaman konsep dan
karya lampung timur. Sampel yang berpikir kritis peserta didik dapat
digunakan adalah kelas X MIA 1 sebagai diketahui melalui data dari gain score.
kelas eksperimen dan X MIA 2 sebagai Klasifikasi Nilai Gain disajikan pada
kelas kontrol. Tabel 3.

403 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Model Pembelajaran Problem Based….. │ Eka Yulianti dan Indra Gunawan

Tabel 3. Klasifikasi Nilai Gain Menurut Hake gain score pemahaman konsep dan
Nilai Gain Interpretasi berpikir kritis peserta didik. Sebelum uji
g >0,7 Tinggi MANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji
0,7≥ g ≥ 0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji
(Modifikasi Hake, 1998) homogenitas. Uji normalitas dilakukan
terhadap data pemahaman konsep dan
statistik inferensial dilakukan untuk berpikir kritis peserta didik dengan
menguji masing-masing hipotesis. menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
Pengujian hipotesis pada penelitian ini test. Hasil uji normalitas data pemahaman
menggunakan uji MANOVA dengan konsep dan berpikir kritis peserta didik
bantuan program SPSS 17.0. Data yang disajikan pada Tabel 4.
digunakan untuk uji hipotesis adalah data
Tabel 4. Hasil uji normalitas
Variabel Kelas Kelas Kontrol Kesimpulan
Eksperimen
Pemahaman konsep 0,067 0,200 Berdistribusi
Berpikir kritis 0,106 0,063 Normal

Tabel 4, menunjukkan bahwa data Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa


pemahaman konsep dan berpikir kritis Hipotesis 1, nilai signifikansi < 0,05,
baik kelas eksperimen maupun kelas maka H0 ditolak, sehingga dapat
kontrol memiliki nilai signifikansi > α, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
maka dapat dikatakan bahwa data penerapan model PBL terhadap
berdistribusi normal. Uji homogenitas pemahaman konsep. Hipotesis 2, nilai
dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak,
Lavenne’s test. Hasil perhitungan uji sehingga dapat disimpulkan bahwa
homogenitas dari data pemahaman konsep terdapat pengaruh penerapan model PBL
dan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel terhadap berpikir kritis peserta didik.
5.
Tabel 5. Hasil Uji Homogen HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Sig Kesimpulan Data kemampuan analisis pada
Pemahaman konsep 0,605 Homogen penelitian ini terdiri dari data kemampuan
Berpikir kritis 0,814
analisis sebelum (pretest) dan sesudah
(posttest) pembelajaran. Data pretest dan
Tabel 5 menunjukkan bahwa data
posttest kemampuan analisis disajikan
pemahaman konsep dan berpikir kritis
pada Tabel 7.
kelas ekperimen dan kelas kontrol
memiliki nilai signifikansi > α, maka Tabel 7. Data Pemahaman Konsep Peserta Didik
dapat dinyatakan bahwa data homogen. Data Kelas Kelas
Setelah dilakukan uji prasyarat, eksperimen kontrol
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. pretest posttest pretest posttest
Hasil pengujian hipotesis dengan uji Mean 59 81 60 73
Standar 9,6 10 12 9,7
MANOVA, yang dapat dilihat pada Tabel deviasi
6. Nilai 36 64 39 54
Tabel 6. Hasil Uji Manova min.
Hipotesis Variabel Sig Nilai 75 96 86 89
1 Pemahaman konsep 0,000 mak.
2 Berpikir kritis 0,002

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 404


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Eka Yulianti dan Indra Gunawan │ Model Pembelajaran Problem Based …..

Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa Nilai 75 95 75 80


rata-rata nilai pretest pemahaman konsep mak.
kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas
eksperimen, yaitu 60 sedangkan kelas Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa
eksperimen sebesar 59. Pada saat rata-rata nilai pretest berpikir kritis kelas
melakukan pretest, peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
eksperimen mengerjakan soal terlebih kontrol, yaitu 53 sedangkan kelas kontrol
dahulu, kemudian peserta didik kelas sebesar 46,6.
kontrol mengerjakan sesudahnya, terdapat Nilai pretest posttest berpikir kritis,
jeda waktu antara kelas eksperimen dan rata-rata diperoleh kelas eksperimen lebih
kelas kontrol, sehingga terdapat tinggi daripada kelas kontrol. Telah
kemungkinan peserta didik kelas kontrol disajikan pada Gambar 2.
menanyakan jenis soal pretest kepada
peserta didik kelas eksperimen, sehingga 100
80
63,67
kelas kotrol dapat mempersiapkan materi 53 46,6
50
terlebih dahulu.
Nilai pretest posttest pemahaman 0
konsep, rata-rata yang diperoleh kelas Eksperimen Kontrol Pretest
eksperimen lebih tinggi daripada kelas Posttest
kontrol. Telah disajikan pada Gambar 1. Gambar 2. Grafik Pretest-posttets Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen dan Kontrol

100 Pada gambar 2 terlihat bahwa nilai


81 73
80
60
59 60 rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar
40 80 dan kelas kontrol sebesar 63,67.
20 Sedangkan rata-rata nilai pretest kelas
0
eksperimen sebesar 53 dan kelas kontrol
Eksperimen Kontrol
Pretets sebesar 46,6. nilai pretest- posttest
Posttes berpikir kritis, rata-rata diperoleh kelas
Gambar 1. Grafik pretest-posttets pemahaman eksperimen lebih tinggi daripada kelas
konsep kelas eksperimen dan control kontrol. Selain itu, pemahaman konsep
dan berpikir kritis peserta didik dapat
Pada gambar1terlihat bahwa nilai dilihat dari gain score. Gain score
rata-rata posttest kelas eksperimen pemahaman konsep dan berpikir kritis
sebesar 81 dan pada kelas kontrol sebesar disajikan dalam tabel 9.
73. Sedangkan rata-rata nilai pretest kelas
kontrol sebesar 60 dan pada kelas kontrol Tabel 9. Score Gain Pemahaman Konsep dan
Berpikir Kritis
sebesar 59. nilai pretest- posttest
Variabel Gain score Kriteria
pemahaman konsep, rata-rata yang Kelas Kelas
diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi eksperimen kontrol
daripada kelas kontrol. Pemahaman 0,51 0,31 Sedang
konsep
Tabel 8. Data Berpikir Kritis Peserta Didik Berpikir 0,58 0,31 Sedang
Data Kelas Kelas kritis
eksperimen kontrol
pretets posttes pretets posttes Pada Tabel 9, menunjukkan bahwa
Mean 53 80 46,6 63,67
Standar 14,5 9,4 14,4 10
peningkatan pemahaman konsep dan
deviasi berpikir kritis peserta didik kelas
Nilai 25 65 20 45 eksperimen lebih besar dibandingkan
min. kelas kontrol yang ditunjukkan dengan

405 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Model Pembelajaran Problem Based….. │ Eka Yulianti dan Indra Gunawan

nilai gain kedua kelas tersebut. Nilai gain kemampuan berpikir kritis. Sedangkan
pemahaman konsep kelas eksperimen pada pembelajaran dengan menerapkan
sebesar 0,51 dan nilai gain pada kelas model pembelajaran langsung, peserta
kontrol sebesar 0,31. Sedangkan Nilai didik lebih banyak mendapat informasi
gain berpikir kritis kelas eksperimen dari pendidik daripada menyelesaikan
sebesar 0,58 dan nilai gain kelas kontrol masalah untuk mendapatkan informasi
sebesar 0,31. Masuk dalam kriteria sendiri, sehingga dalam pembelajaran
sedang. Perbedaan peningkatan rata-rata peserta didik kurang terlatih dalam
nilai gain score antara kelas eksperimen menggunakan kemampuan pemahaman
dan kelas kontrol menunjukkan bahwa konsep dan berpikir kritis.
adanya pengaruh penerapan model PBL Model problem based learning (PBL)
terhadap pemahaman konsep dan berpikir di katakan efektif apabila setelah
kritis peserta didik. menggunakan model ini terjadi
Selain penilai gain score pemahaman peningkatan kemampuan pemahaman
konsep dan berpikir kritis, pengaruh konsep dan berpikir kritis peserta didik.
penerapan model PBL juga dapat dilihat Kefektifan model pembelajaran problem
dari hasil tests of between subject effect based learning (PBL) terhadap
yang disajikan tabel 10. kemampuan pemahaman konsep dan
berpikir kritis peserta didik menggunakan
Tabel 10. Hasil Uji Manova rumus effect size. Berikut hasil perolehan
Variabel F sig
analisis effect size pada tabel 11.
Pemahaman konsep 10.789 .002
Berpikir kritis 54.251 .000 Tabel 11. Hasil effect size
Variabel Effect Standar Kategori
Berdasarkan tabel 10. Diperoleh data Terikat Size deviasi
pemahaman konsep 0,002 < 0,05 dengan Pemahaman 0,36 0,78 Sedang
perbandingan Fhitung = 10.789 dan Ftabel = konsep
Berpikir 0,66 1,77
3.9819 maka dapat diambil kesimpulan
kritis
bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Dan
data berpikir kritis 0,000 < 0,05 dengan
Tabel 11 menunjukkan bahwa perolehan
perbandingan Fhitung = 54.251 dan Ftabel =
effect size pemahaman konsep sebesar
3.9819 maka dapat diambil kesimpulan
0,36 sedangkan perolehan effect size
bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
berpikir kritis sebesar 0,66 maka termasuk
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dalam kategori sedang. Hal ini
dengan menggunakan uji MANOVA,
menunjukkan bahwa model PBL memberi
dapat disimpulkan bahwa terdapat
effect yang cukup tinggi terhadap
pengaruh penerapan model PBL terhadap
pemahaman konsep dan berpikir kritis
pemahaman konsep dan berpikir kritis
peserta didik pada mata pelajaran Fisika.
peserta didik. Hal ini disebabkan pada
pembelajaran dengan menerapkan model
KESIMPULAN
PBL peserta didik dituntut untuk mencari
Berdasarkan hasil analisis,
sendiri jabawan dari masalah yang
pengolahan data dan pembehasan maka
dipertanyakan dengan menggunakan
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:
kemampuan berpikir peserta didik agar
1. Model pembelajaran Problem Based
terbentuk suatu konsep dalam diri peserta
learning (PBL) menunjukkan
didik tentang materi yang dipelajari,
perbedaan pada kedua variabel terikat
sehingga pada saat kegiatan
yaitu pemahaman konsep dan berpikir
pembelajaran, peserta didik akan
kritis peserta didik SMA pada materi
menggunakan kemampuan berpikirnya
suhu dan kalor.
secara maksimal, dalam hal ini

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 406


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Eka Yulianti dan Indra Gunawan │ Model Pembelajaran Problem Based …..

2. Model pembelajaran Problem Based learning. jakarta: prenadamedia


learning (PBL) menunjukkan group.
perbedaan pada variabel terikat yaitu Parasamya, c. e., & wahyuni, a. (2017).
pemahaman konsep peserta didik SMA upaya peningkatan hasil belajar
pada materi suhu dan kalor. fisika siswa melalui penerapan
3. Model pembelajaran Problem Based model pembelajaran problem based
learning (PBL) menunjukkan learning (pbl). jurnal ilmiah
perbedaan pada variabel terikat yaitu mahasiswa (jim), 2(1), 42–49.
berpikir kritis peserta didik SMA pada Rifa’i, b. (2013). kontribusi pengelolaan
materi suhu dan kalor. laboratorium dan motivasi belajar
siswa kebijakan dan manajemen
DAFTAR PUSTAKA publik, vol.1(no.1), h.132.
Ahmad, fandi, s., & aminah, n. s. (2015). Rusman. (2010). model-model
pengaruh pembelajaran fisika pada pembelajaran. jakarta: gravindo
materi fluida dinamik menggunakan persada.
metode problem based learning (pbl) Saregar, a. (2016). pembelajaran
dan inkuiri terbimbing ditinjau dari pengantar fisika kuantum dengan
kemampuan awal dan sikap ilmiah memanfaatkan media phet
terhadap prestasi belajar dan simulation dan lkm melalui
kreativitas. jurnal inkuiri, pendekatan saintifik : dampak pada
vol.4(no.2), h. 77. minat dan penguasaan konsep
Dasa ismaimuza. (n.d.). pengaruh mahasiswa introduction study using
pembelajaran berbasis masalah quantum physics media phet
dengan strategi konflik kognitif simulation and lkm ( student works.
terhadap kemampuan berpikir kritis jurnal ilmiah pendidikan fisika “al-
matematis dan sikap siswa smp. biruni,” vol.05(no.1), h.55.
jurnal pendidikan matematika, Siregar, purwanto dan seri. (2016).
vol.4(no.1), h.2. pengaruh model pembelajaran
Didik juliawan. (n.d.). pengaruh model problem based learning (pbl)
pembelajaran berbasis masalah terhadap belajar siswa pada materi
terhadap pemahaman konsep dan pokok suhu dan kalor di kelas x
keterampilan proses sains siswa semester ii sma negeri 11 medan t.p
kelas xi ipa sma negeri 2 kuta tahun 2014/2015. jurnal ikatan alumni
pelajaran 2011/2012. program studi fisika universitas negeri malang,
pendidikan ipa, h.4. vol.2(no.1), h.26.
Enung sumaryati dan utari sumarmo. Young and freedman. (2002). fisika
(2013). pendekatan induktif-deduktif universitas edisi kesepuluh jilid 1.
disertai strategi think-pair-square- jakarta: erlangga.
share untuk meningkatkan Yusufhadi miarso. (2004). menyemai
kemampuan pemahaman dan benih teknologi pendidikan. jakarta:
berpikir kritis serta disposisi prenada media group.
matematis siswa sma. jurnal ilmiah Zalia muspita, i. w. lasmawan, dan s.
program studi matematika stkip (2013). pengaruh model
siliwangi bandung, vol.2(no.1), h.30. pembelajaran berbasis masalah
Hamzah b uno. (2016). perencanaan terhadap kemampuan berfikir kritis,
pembelajaran. jakarta: pt.bumi motivasi belajar, dan hasil belajar ips
aksara. siswa kelas vii smpn 1 aikmel. e-
M Taufik amir. (2015). inovasi journal program pascasarjana
pendidikan melalui problem based universitas pendidikan ganesha

407 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (3) (2019) 399-408
Model Pembelajaran Problem Based….. │ Eka Yulianti dan Indra Gunawan

program studi pendidikan dasar,


vo.3(no.1), h.2.

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 408

You might also like