You are on page 1of 10

JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol.6 No.

1, Juni 2019, hal 75-83


ISSN 2460-213

Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Religiusitas Auditor


terhadap Kualitas Audit
1Timbul Bona Nainggolan, 2Suratno, 3Widarto Rachbini

123
Universitas Pancasila, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT


The purpose of this study was to obtain empirical evidence about
JEL Classification: the influence of competence, independence and religiosity of auditors on
audit quality. Determination of sampling by using probability sampling with
M41
the type of proportionate stratified random sampling. The object of this
M42 research is auditors in Inspectorate General Ministry of Education and
Culture with a total sample of 192 auditors. After the data is obtained, the
results will be presented descriptively and analyzed to test the hypothesis.
Data were analyzed using multiple linear regression analysis. The results
showed that independence had an effect on audit quality, while the
Keywords: competency and religiosity variables had no influence.
audit quality, competence, This study only discusses 3 (three) independent variables that
independence and influence audit quality, there may be other variables that can influence. Data
in this study were obtained from instruments based on respondents’ answers.
religiosity.
This can cause problems, if the respondent’s perception is different from the
actual situation. For further research, it is better to understand the meaning
of the instrument for measuring the research variables or developing the
instruments themselves.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris
tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Religiusitas Auditor
Terhadap Kualitas Audit. Penentuan sampling dengan menggunakan
probability sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling. Objek
penelitian ini adalah auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal
Kemendikbud dengan jumlah sampel sebanyak 192 auditor. Setelah data
diperoleh, hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan dianalisis untuk
menguji hipotesis. Data dianalisis dengan menggunakan analisa regresi
linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi
berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan variabel kompetensi dan
religiusitas tidak mempunyai pengaruh.
Penelitian inihanya membahas 3 (tiga) variabel independen yang
berpengaruh terhadap kualitas audit, kemungkinan masih ada variabel lain
yang dapat mempengaruhi. Data pada penelitian ini diperoleh dari
instrumen yang berdasarkan atas jawaban responden. Hal ini dapat
menimbulkan masalah, jika persepsi responden berbeda dengan keadaan
yang sebenarnya. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya lebih memahami
makna dari instrumen pengukuran variabel penelitian atau mengembangkan
sendiri instrumen tersebut.

1. Pendahuluan informasi keuangan setiap kementerian dan


Kementerian Pendidikan dan lembaga. Meskipun telah mendapat opini WTP
Kebudayaan (Kemendikbud) meraih opini wajar masih ada beberapa catatan dalam laporan
tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan keuangan tersebut yang harus dibenahi oleh
tahun 2014. Opini untuk laporan keuangan ini Kemendikbud.Catatan tersebut berisi nilai
diberikan setiap tahun oleh Badan Pemeriksa temuan, permasalahan, dan catatan tindak lanjut.
Keuangan (BPK) yang berisi pernyataan Dalam laporan keuangan Kemendikbud ini pula
profesional pemeriksa mengenai kewajaran terdapat beberapa temuan yang merupakan

*Email Korespondensi: 1bonangl@gmail.com(korespondensi), 2 suratno@univpancasila.ac.id,3 wid4rto@gmail.com


Magister Akuntansi Universitas Pancasila
75
Timbul Bona Nainggolan, Suratno, Widarto Rachbini : Pengaruh Kompetensi, Independensi dan
Religiusitas Auditor terhadap Kualitas Audit

temuan berulang. Temuan berulang ini di probabilitas untuk menemukan pelanggaran


antaranya belanja bantuan sosial (bansos) yang tergantung pada kemampuan teknis auditor dan
sudah seratus persen dilaksanakan, namun masih probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung
dalam proses pembuatan berita acara serah pada independensi auditor.
terima. Contoh lain, proses penyelesaian retur Menurut Prasetya (2014), independensi
atas belanja bansos belum optimal dan adalah suatu sikap mental yang auditor untuk
pengendalian atas aset tetap belum memadai. tidak memihak dalam melakukan audit.
Temuan ini masuk dalam klasifikasi temuan Sedangkan menurut AAIPI (2014), independensi
untuk sistem pengendalian internal. Sedangkan adalah kebebasan dari kondisi yang mengancam
untuk temuan berulang yang bersifat kepatuhan, kemampuan aktivitas audit untuk melaksanakan
ada beberapa hal yang menjadi catatan. Misalnya tanggung jawab audit secara objektif. Sementara
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Handayani (2014) menjelaskan bahwa
terlambat atau belum disetorkan, independensi sebagai sikap mental yang bebas
pertanggungjawaban perjalanan dinas tidak tertib dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihaklain,
anggaran, atau klaim jaminan pelaksanaan atas tidak tergantung pada orang lain.Independensi
pekerjaan yang putus kontrak belum diterima dan auditor diperlukan agar kredibilitas hasil audit
disetor ke kas negara (Kemendikbud, 2015). meningkat (AAIPI, 2014).Pendapat senada
Keberadaan catatan yang berisi nilai dikemukakan oleh Annisyafitriawati (2015) yang
temuan, permasalahan, catatan tindak lanjut, dan menyatakan bahwa nilai auditing sangat
temuan yang merupakan temuan berulang, bergantung pada persepsi publik atas
Kemendikbud dituntut untuk melakukan independensi auditor. Hasil penelitian Mabruri
pembenahan agar laporan keuangan semakin (2010) menunjukkan bahwa independensi
baik. Salah satu pihak yang berperan dalam berpengaruh terhadap kualitas audit secara
pembenahan tersebut adalah auditor internal. signifikan.
Auditor internal dalam pemerintahan lebih Kompetensi auditor adalah kualifikasi
dikenal dengan Aparat Pengawas Intern yang dibutuhkan oleh auditor untuk
Pemerintahan (APIP). Peran Aparat Pengawasan melaksanakan audit dengan benar (Tarigan,
Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin 2011). Dalam melakukan audit, seorang auditor
strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan harus memiliki mutu personal yang baik,
zaman. APIP diharapkan menjadi agen pengetahuan yang memadai, serta keahlian
perubahan yang dapat menciptakan nilai tambah khusus dibidangnya. Sedangkan menurut AAIPI
pada produk atau layanan instansi pemerintah. (2014), auditor harus memiliki pendidikan,
APIP sebagai pengawas intern pemerintah pengetahuan, keahlian dan keterampilan,
merupakan salah satu unsur manajemen pengalaman, serta kompetensi lain yang
pemerintah yang penting dalam rangka dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung
mewujudkan kepemerintahan yang baik (good jawabnya. Pendidikan, pengetahuan, keahlian
governance) yang mengarah pada dan keterampilan, pengalaman, serta kompetensi
pemerintahan/birokrasi yang bersih (clean lain adalah bersifat kolektif yang mengacu pada
government) (AAIPI, 2014). Dalam menjalankan kemampuan profesional yang diperlukan auditor
pemeriksanaan, APIP dituntut untuk untuk secara efektif melaksanakan tanggung
menghasilkan kualitas audit yang baik sehingga jawab profesionalnya. Hasil penelitian
dapat memberikan masukan perbaikan maupun Kharismatuti & Hadiprajitno (2012), kompetensi
inovasi. berpengaruh terhadap kualitas audit secara
Setiap profesi tanpa terkecuali sangat signifikan. Penelitian Sukriyah dan Inapty (2009)
memperhatikan kualitas jasa yang dihasilkan. menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
Profesi auditor juga memperhatikan kualitas kompetensi yang dimiliki auditor,maka semakin
audit sebagai hal yang sangat penting untuk meningkat atau semakin baik kualitas audit.
memastikan bahwa profesi auditor dapat Kemudian penelitian Novianti (2014) menemukan
memenuhi kewajibannya kepada para pemakai bahwa kompetensi auditor mampu menjalankan
jasanya Pahleviando (2013). Menurut Ardini setiap efektifitas prosedur pelaksanaan dalam
(2010), kualitas audit adalah probabilitas seorang mendeteksi kecurangan.
auditor menemukan dan melaporkan adanya Audit membutuhkan pengabdian yang
penyelewengan dalam sistem akuntansi klien. besar pada masyarakat dan komitmen moral yang
Handayani & Aris (2016) menjelaskan bahwa tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


76
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol.6 No.1, Juni 2019, hal 75-83
ISSN 2460-213

jasa para auditor publik dengan standar kualitas kajian bagi auditor internal untuk dapat
yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia meningkatkan kualitas audit.
mengorbankan diri. Itulah sebabnya profesi
auditor menetapkan standar teknis dan standar 2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis
etika yang harus dijadikan panduan oleh para Kompetensi dan Kualitas Audit
auditor dalam melaksanakan audit. Standar etika Auditor yang kompeten adalah auditor
diperlukan bagi profesi audit karena auditor yang memiliki pendidikan, pengetahuan,
memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan keahlian dan keterampilan, pengalaman, serta
menghadapi kemungkinan benturan-benturan kompetensi lain yang dalam melaksanakan
kepentingan. Perilaku disfungsional audit dapat tugasnya. Dengan memiliki kompetensi, maka
mengakibatkan opini seorang auditor tidak sesuai tugas dan tanggung jawabnya dalam
dengan faktanya. Jika opini auditor tidak sesuai melaksanakan audit dapat berjalan dengan baik.
faktanya, maka kekeliruan akan terjadi dan Dengan pendidikan, pengetahuan, keahlian dan
berdampak kualitas audit yang dihasilkannya. keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain
Kualitas audit yang rendah menghasilkan yang dimiliki tersebut auditor kemungkinan
informasi tidak handal dan tidak relevan bagi besar akan menemukan penyelewengan yang
pengambilan keputusan, sehingga merugikan dilakukan oleh auditee. Hasil penelitian
pemakai laporan keuangan auditan. Oleh karena Heryansyah (2014) menunjukkan bahwa
itu, auditor seharusnya berperilaku profesional, kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
diantaranya diwujudkan dalam bentuk PenelitianPutri et al. (2015) menunjukkan secara
menghindari perilaku menyimpang dalam audit parsial variabel kompetensi yang berpengaruh
(Baskara dan Ike, 2011). Seorang auditor harus positif signifikan terhadap kualitas audit.
selalu memupuk dan menjaga kewaspadaannya Kemudian penelitian Sulistyowati (2014)
agar tidak mudah takluk pada godaan dan menemukan bahwa kompetensi auditor
tekanan yang membawanya ke dalam berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan.
pelanggaran prinsip-prinsip etika secara umum Hubungan konseptual antara kompetensi
dan etika profesi, mampu mengenali situasi- dengan kualitas audit dijelaskan bahwa,
situasi yang mengandung isu-isu etis sehingga kompetensi yang semakin baik akan
memungkinkannya untuk mengambil keputusan meningkatkan kualitas audit.
atau tindakan yang tepat. H1: Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap
Agama mempunyai pengaruh dalam Kualitas Audit
pembentukan sikap karena agama meletakkan
dasar konsep moral dalam diri individu. Independensi dan Kualitas Audit
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah Independensi merupakan sikap mental
antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
dilakukan, diperoleh dari pemahaman dan oleh pihak laindan tidak tergantung pada orang
pengetahuan terhadap ajaran agama (Riyadi lain. Independensi merupakan keadaan
2014). Akhlaq atau perilaku yang baik akan kebebasan dari kondisi yang mengancam
muncul dari seseorang yang memiliki aqidah kemampuan aktivitas audit untuk melaksanakan
yang lurus. Ia akan tetap tegar dan berpegang tanggung jawab audit secara objektif. Dengan
pada aqidah yang diyakini dan akhlaq yang mempunyai independensi maka auditor tidak
dimilikinya walaupun lingkungan (faktor akan takut untuk melaporkan adanya
ekstern) mendukung untuk berperilaku tidak penyelewengan yang terjadi setelah melakukan
baik. Faktor tingkat religiusitas dominan audit. Auditor akan objektif melaporkan hasil
mempengaruhi sikap dan perilaku etis auditor audit kepada pimpinan mengenai hasil
menurut penelitianFirmanto (2008). temuannya. Hasil penelitian Alim et al. (2007)
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa independensi berpengaruh
mengamati dan membuktikan pengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan.
kompetensi, independesi dan religiusitas Hubungan konseptual antara
terhadap kualitas audit di Inspektorat Jenderal independensi dengan laporan kualitas audit
Kemendikbud. Penelitian ini diharapkan dapat dijelaskan bahwa, independensi yang semakin
berkontribusi terhadap peneliti untuk dapat baik akan meningkatkan kualitas audit.
menambah wawasan dalam hal pemeriksaan dan H2: Independensi berpengaruh signifikan
pengawasan sektor publik, dan sebagai bahan terhadap Kualitas Audit

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


77
Timbul Bona Nainggolan, Suratno, Widarto Rachbini : Pengaruh Kompetensi, Independensi dan
Religiusitas Auditor terhadap Kualitas Audit

Auditor Inspektorat Jenderal Kemendikbud yang


Religiusitas dan Kualitas Audit melakukan audit intenal yang meliputi:
Hubungan konseptual antara religiusitas Inspektorat Wilayah I, Inspektorat Wilayah II,
dengan kualitas audit dijelaskan bahwa, tingkat Inspektorat Wilayah III dan Inspektorat Wilayah
religiusitas yang semakin tinggi akan IV. Jumlah sampel penelitian ini adalah 192
menurunkan tingkat rasionalisasi seseorang auditor yang terdiri dari:
dikarenakan sudah terbiasa melakukan
penghayatan terhadap ajaran agama dikehidupan 1. Auditor Utama 4 orang
sehari-hari. Sebelum seseorang melakukan suatu 2. Auditor Madya 58 orang
tindakan yang mengarah kriminalitas maupun 3. Auditor Muda 56 orang
kecurangan akuntansi maka seseorang akan 4. Auditor Pertama 52 orang
melalui dilema kognitif akan menurunkan atau 5. Auditor Penyelia 22 orang
menaikkan pembenaran atau tingkat rasionalisasi.
Jika tingkat rasionalisasi seseorang yang semakin Dalam penelitian, teknik pengumpulan
rendah maka kecenderungan kecurangan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
akuntansi juga akan semakin menurun, demikian penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
menurut penelitian Pamungkas (2014). Menurut cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
penelitian Hastuti (2014) yang menyatakan bahwa apa alat yang digunakan. Metode pengumpulan
religiusitas mempunyai pengaruh yang signifikan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
terhadap kualitas audit. Hal ini menegaskan metode survey dengan menggunakan kuisioner
bahwa religiusitas mempunyai peranan dalam untuk mengumpulkan data.Kuisioner dibagikan
meningkatkan kualitas auditor. kepada auditor yang menjadi responden
Hubungan konseptual religiusitas dilingkungan Inspektorat Jenderal Kemendikbud.
dengan kualitas audit dijelaskan bahwa, Metode ini digunakan untuk mendapatkan data
religiusitas yang tinggi akan meningkatkan pengaruh kompetensi, independensi dan
kualitas audit. religiusitas auditor terhadap kualitas audit, skala
H3: Religiusitas berpengaruh signifikan terhadap pengukuran yang digunakan adalah dengan skala
Kualitas Audit ordinal. Variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan lagi menjadi
3. Metode Penelitian indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya
Penelitian ini menggunakan pendekatan indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik
kuantitatif dengan metode deskriptif. Dalam tolak untuk membuat item instrumen yang
konteks penelitian ini adalah pengaruh variabel berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu
bebas (independen) yang meliputi: independensi dijawab oleh responden. Setiap jawaban
dan kompetensi terhadap variabel terikat dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau
(dependen), yaitu kualitas audit. dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-
Dalam penelitian ini penentuan sampling kata sebagai pernyataan positif.
dengan menggunakan probability sampling dengan Definisi operasional masing-masing
dengan jenis proportionate stratified random variabel adalah sebagai berikut:
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah

Tabel1
Definisi Operasional Variabel

Sumber
No Definisi Variabel Indikator Skala
Data
1 Kualitas audit adalah probabilitas  Kesesuaian Primer Ordinal
seorang auditor menemukan dan pemeriksaan
melaporkan adanya penyelewengan dengan Standar
dalam sistem akuntansi. Audit
 Kualitas laporan
hasil pemeriksaan
(Sukriah, 2009)

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


78
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol.6 No.1, Juni 2019, hal 75-83
ISSN 2460-213

Sumber
No Definisi Variabel Indikator Skala
Data
2 Independensi adalah suatu sikap  Penyusunan Primer Ordinal
mental auditor untuk tidak memihak program
dalam melakukan audit.  Pelaksanaan
pekerjaan
 Pelaporan
(Achmad, 2012)
3 Kompetensi adalah kualifikasi yang  Mutu Personal Primer Ordinal
dibutuhkan oleh auditor untuk  Pengetahuan
melaksanakan audit dengan benar. Umum
 Keahlian Khusus
(Bumi, 2015)
4 Religiusitas adalah seberapa besar  Ideologis Primer Ordinal
tingkat pengetahuan, keyakinan, ataukeyakinan
ketekunan beribadah, penghayatan  Konsekuensial atau
terhadap agama yang dianut oleh penerapan
seorang auditor.  Eksperiensial atau
pengalaman
(Mukofadhatun,
2013)

Analisis regresi berganda (Multiple Kompetensi Auditor (X1) Independensi Auditor


Regression), merupakan alat statistik yang (X2), dan Religiusitas Auditor (X3) secara bersama-
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel sama terhadap Kualitas Audit (Y).
bebas terhadap variabel terikat secara bersama- Metode analisis menggunakan uji regresi
sama. Dalam penelitian ini adalah pengaruh berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3e


Keterangan :
Y = Kualitas Audit
A = Koefisien Konstanta
X1 = Kompetensi Auditor
X2 = Independensi Auditor
X3 = Religiusitas Auditor
E = Error term (faktor lain yang tidak dimasukkan dalam pengujian)

Pengujian mencakup Uji F, Uji Koefisien 4. Hasil dan Pembahasan


Determinasi dan Uji t. Uji kausalitas data Hasil statistik deskriptif untuk setiap
dilakukan dengan Uji Validitas dan Uji Linearitas variabel dan responden dapat dilihat dari pada
dan Reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan tabel berikut:
adalah Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas
dan Uji Multikolinearitas.
Tabel 2. Statistik Deskriptif

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


79
Timbul Bona Nainggolan, Suratno, Widarto Rachbini : Pengaruh Kompetensi, Independensi dan
Religiusitas Auditor terhadap Kualitas Audit

Profil responden pada penelitian ini meliputi jenis terhadap mean). Standar deviasi untuk variabel
kelamin, usia, masa kerja dan pendidikan terakhir kompetensi auditor adalah 0.4778, hal ini berarti
responden. Berdasarkan tingkat pendidikan, bahwa variansi data relatif kecil karena standar
diketahui bahwa mayoritas responden adalah deviasi lebih kecil dari mean.
berpendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 61%, Variabel independensi auditor skor
kemudian mereka yang berpendidikan Strata 2 terendah sebesar 2.89 dan skor tertinggi adalah 5.
(S2) sebanyak 30%, Strata 3 (S3) sebanyak 2%, Mean sebesar 3.8521, hal ini menunjukkan bahwa
Diploma sebanyak 5% dan SMA sebanyak secara rata-rata skor independensi auditor cukup
2%.Variabel kualitas audit skor terendah sebesar 3 tinggi, yang berarti dari sembilan komponen
dan skor tertinggi adalah 5. Mean sebesar 3.8891, penilaian independensi auditor kebanyakan
hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata skor sampel memiliki skor 3.8521. Standar deviasi
kualitas audit cukup tinggi, yang berarti dari menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean
sepuluh komponen penilaian kulitas audit (jarak rata-rata data terhadap mean). Standar
kebanyakan sampel memiliki skor 3.8891. Standar deviasi untuk variabel kualitas audit adalah
deviasi menunjukkan ukuran variasi data 0.5199, hal ini berarti bahwa variansi data relatif
terhadap mean (jarak rata-rata data terhadap kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.
mean). Standar deviasi untuk variabel kualitas Variabel religiusitas auditor skor
audit adalah 0.3617, hal ini berarti bahwa variansi terendah sebesar 2.89 dan skor tertinggi adalah 5.
data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil Mean sebesar 3.8597, hal ini menunjukkan bahwa
dari mean. secara rata-rata skor religiusitas auditor cukup
Variabel kompetensi auditor skor tinggi, yang berarti dari sembilan komponen
terendah sebesar 3 dan skor tertinggi adalah 5. penilaian independensi auditor kebanyakan
Mean sebesar 3.9613, hal ini menunjukkan bahwa sampel memiliki skor 3.8521. Standar deviasi
secara rata-rata skor kompetensi auditor cukup menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean
tinggi, yang berarti dari 9 komponen penilaian (jarak rata-rata data terhadap mean). Standar
kompetensi auditor kebanyakan sampel memiliki deviasi untuk variabel kualitas audit adalah
skor 3.9613. Standar deviasi menunjukkan ukuran 0.5199, hal ini berarti bahwa variansi data relatif
variasi data terhadap mean (jarak rata-rata data kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis


Keterangan B Std. Error t-hitung Sig.
Kualitas Audit 0.000 0.180 4.504 0.000
Kompetensi 8.444 0.076 1.550 0.123
Independensi 0.108 0.083 7.430 0.000
Religiusitas 0.137 0.084 688 0.505
R-Square 0.676
Adjusted R-Square 0.670
F-hitung 118.891
Sig. F 0.000

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit kompetensi dari pengetahuan tidak berpengaruh
Kompetensi memiliki tingkat signifikansi signifikan terhadap kualitas audit. Dilihat dari
sebesar 0.123 lebih besar dari 0.05. Hal ini latar belakang tingkat pendidikan auditor di
menunjukkan bahwa H1 tidak diterima, artinya lingkungan Inspektorat Kemendikbud jumlah
kompetensi tidak berpengaruh signifikan auditor Strata 2 (S2) sebesar 60%, dan Strata 1 (S1)
terhadap kualitas audit pada Inspektorat sebesar 30% dapat dikatakan bahwa sebagian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil besar auditor mempunyai tingkat pendidikan
penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang yang tinggi dan mempunyai pengetahuan dan
dilakukan oleh Nur (2011) dimana hasil wawasan yang luas. Dengan demikian dari hasil
penelitiannya untuk kompetensi auditor tidak penelitian ini bisa dijelaskan dengan semakin
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
Demikian juga penelitian yang dilakukan Dewi seorang auditor tidak menjamin bahwa kualitas
dan Budiartha (2015) yang menyatakan bahwa audit yang dihasilkan semakin tinggi. Semakin

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


80
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol.6 No.1, Juni 2019, hal 75-83
ISSN 2460-213

tinggi tingkat kompetensi auditor semakin lihai pengaruh yang terhadap kualitas audit seperti:
untuk melakukan kecurangan saat melakukan etika dan integritas.
audit.
5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Berdasarkan hasil analisis dan
Audit pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
Independensi memiliki tingkat penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hal kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas
ini menunjukkan bahwa H2 diterima, artinya audit. Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang
independensi berpengaruh signifikan terhadap mutlak yang dibutuhkan auditor untuk
kualitas audit pada Inspektorat Kementerian melakukan audit dengan benar. Hal ini
Pendidikan dan Kebudayaan. Auditor harus membuktikan bahwa dengan semakin tinggi
memiliki kemampuan dalam mengumpulkan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
setiap informasi yang dibutuhkan dalam auditor tidak menjamin bahwa kualitas audit
pengambilan keputusan audit dimana hal yang dihasilkan semakin tinggi. Semakin tinggi
tersebut harus didukung dengan sikap tingkat kompetensi auditor semakin lihai untuk
independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap melakukan kecurangan saat melakukan audit.
independen merupakan hal yang melekat pada Independensi berpengaruh terhadap
diri auditor, sehingga independen seperti telah kualitas audit, sehingga semakin tinggi tingkat
menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Tidak independensi auditor dalam melakukan audit
mudah menjaga tingkat independensi agar tetap maka semakin baik kualitas audit yang
sesuai dengan jalur yang seharusnya. Hasil dilakukannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi Annisyafitriawati (2015), independensi berarti
tingkat independensi auditor maka semakin sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian pada orang lain. Independensi juga berarti adanya
yang dilakukan oleh Dewana dan Achyani kejujuran dalam diri auditor dalam
(2015)dan Aprianti (2010). mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif, tidak memihak
Pengaruh Religiusitas terhadap Kualitas Audit dalam diri auditor dalam merumuskan dan
Religiusitas memiliki tingkat signifikansi menyatakan pendapatnya.
sebesar 0.505 lebih besar dari 0.05. Hal ini Religiusitas tidak berpengaruhterhadap
menunjukkan bahwa H3 tidak diterima, artinya Kualitas Audit, sehingga religiusitas yang dimiliki
religiusitas tidak berpengaruh signifikan auditor Inspektorat Jenderal Kemendikbud tidak
terhadap kualitas audit pada Inspektorat menjamin apakah yang bersangkutan akan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. melakukan audit secara berkualitas.
Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Penelitian ini hanya membahas 3 (tiga)
religiusitas bukanlah hal yang penting dalam variabel independen yang terindikasi
melakukan audit. Hasil penelitian ini bisa berpengaruh dengan variabel dependennya
dijelaskan dengan semakin tinggi tingkat selama periode penelitian, padahal kemungkinan
religiusitas yang dimilki oleh seorang auditor masih ada variabel lain yang berpengaruh
tidak menjamin bahwa kualitas audit yang terhadap kualitas audit, tetapi dalam penelitian
dihasilkannya baik. Faktor budaya birokrasi dan ini peneliti tidak melakukan observasi. Data pada
faktor lingkungan kerja sangat mempengaruhi, penelitian ini diperoleh dari instrumen yang
seseorang yang mempunyai religiusitas yang berdasarkan atas jawaban dasar persepsi
tinggi sering dihadapkan pada pola budaya kerja responden. Hal ini dapat menimbulkan masalah,
yang “terpaksa” ikut arus untuk melakukan jika persepsi responden tersebut berbeda dengan
penyimpangan.Hasil penelitian iniberbeda keadaan yang sebenarnya. Bagi penelitian
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh selanjutnya hendaknya lebih memahami dan
Hastuti (2014), bahwaterdapat pengaruh mengerti makna dari instrumen pengukuran
signifikan religiusitas terhadap kualitas audit. variabel penelitian atau mengembangkan sendiri
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut untuk menghindari
religiusitas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelemahan dalam jawaban instrumen tersebut.
kualitas audit, ada faktor lain yang mempunyai

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


81
Timbul Bona Nainggolan, Suratno, Widarto Rachbini : Pengaruh Kompetensi, Independensi dan
Religiusitas Auditor terhadap Kualitas Audit

Daftar Referensi UniversitasMuhammadiyah


Achmad, B. (2012). Analysis Faktor-Faktor Surakarta).
Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Dewi, D. A. C., & Budiartha, I. K. (2015).
Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Pengaruh kompetensi dan
Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa independensi auditor pada kualitas
Tengah). Dinamika Akuntansi Keuangan audit dimoderasi oleh tekanan klien. E-
dan Perbankan, 1(2). Jurnal Akuntansi, 197-210.
Alim, M. N., Hapsari, T., & Purwanti, L. (2007). Firmanto, D. Y. (2008). Faktor-Faktor Yang
Pengaruh kompetensi dan Mempengaruhi Perilaku Etis Auditor
independensi terhadap kualitas audit (Survey pada Auditor di Surakarta dan
dengan etika auditor sebagai variabel Yogyakarta) (Doctoral dissertation,
moderasi. Simposium Nasional Akuntansi Universitas Muhammadiyah
X, 26-28. Surakarta).
Annisyafitriawati, G. (2015). Pengaruh Handayani, D. (2014). Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Pengalaman, Dan Etika Independensi, Workload, Dan Spesialisasi
Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi
pada Kantor Akuntan Publik di Empiris Pada Auditor KAP Di Surakarta
Bandung) (Doctoral dissertation, dan Yogyakarta) (Doctoral dissertation,
Fakultas Ekonomi Unpas). Universitas Muhammadiyah
Aprianti, D. (2010). Pengaruh kompetensi, Surakarta).
independensi, dan keahlian profesional Handayani, S., & Aris, M. A. (2016). Kualitas
terhadap kualitas audit dengan etika Audit Dan Faktor-Faktor Yang
auditor sebagai variabel moderasi Mempengaruhinya (Studi Empiris Pada
(studi kasus pada kantor akuntan Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jawa
publik di wilayah Jakarta Selatan). Tengah dan Yogyakarta)
Ardini, L. (2010). Pengaruh Kompetensi, SKRIPSI (Doctoral dissertation,
Independensi, Akuntabilitas dan Universitas Muhammadiyah
Motivasi Terhadap Kualitas Surakarta).
Audit. JurnalEkonomidanBisnisAirlangga Hastuti, E. W. (2014). Pengaruh Moral Reasoning,
(JEBA)| Journal of Economics and Religiusitas, Independensi, dan Skeptisisma
Business Airlangga, 20(3). Profesional terhadap Kualitas Audit
Baskara, A. E., & Ike, S. (2011). Penerimaan Auditor Pemerintah (Doctoral
auditor atas dysfunctional audit dissertation, Universitas Gadjah Mada).
behavior (Studi Empiris Pada Kantor Heryansyah, F. H. (2014). Pengaruh Kompetensi
Akuntan Publik di Jawa Dan Indpendensi Auditor Terhadap
Tengah). MAKSI, 11(1). Kualitas Audit(Doctoral Dissertation,
Bumi, P. A. K. (2015). Pengaruh Kompetensi Universitas Widyatama).
dan Independensi Auditor Terhadap Indonesia, A. A. I. P. (2013). Standar audit intern
Kualitas Audit (Survey Terhadap pemerintah Indonesia. Jakarta: Komite
Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Standar Audit AAIPI.
Kota Bandung) (Doctoral Dissertation, Kemendikbud, 2015, Kemendikbud Kembali Raih
Fakultas Ekonomi Unpas). Opini WTP dari BPK.
Dewana, G. A., &Achyani, F. Kharismatuti, N., & Hadiprajitno, P. B.
(2015). PengaruhIndependensi, (2012). Pengaruh Kompetensi dan
Kompetensi Dan Fee Audit: Independensi terhadap Kualitas Audit
TstiadapKualitas Audit DenganEtfi dengan Etika Auditor sebagai Variabel
(A'AuditorSebagaiVariabel..Moderatag)(St Moderasi (Studi Empiris pada Internal
adiEmpirisPada Auditor, I* Auditor BPKP DKI Jakarta) (Doctoral
AntorAkuntanPublik Di Wilayah dissertation, Fakultas Ekonomika dan
Surakarta Dan Yogyakarta) (Doctoral Bisnis).
dissertation,

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


82
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol.6 No.1, Juni 2019, hal 75-83
ISSN 2460-213

Mabruri, H. (2010). Analisis faktor-faktor yang Sukriah, I., &Inapty, B. A. (2009). Pengaruh
mempengaruhi kualitas hasil audit di Pengalaman Kerja, Independensi,
lingkungan Pemerintah Daerah. Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi
Mukofadhatun, S. (2013). Pengaruh Religiusitas Terhadap Kualitas Hasil
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pemeriksaan. Simposium Nasional
(Studi pada BMT Made Demak)(Doctoral Akuntansi, 12, 3-9.
dissertation, IAIN Walisongo). Sulistyowati, L. (2014). Pengaruh Pengalaman,
Novianti, A. (2014). Pengaruh Kompetensi Dan Kompetensi, Independensi, Dan
Independence Threats Auditor Terhadap Profesionalisme Auditor Terhadap
Efektivitas Prosedur Pelaksanaan Audit Pendeteksian Kecurangan (Doctoral
Investigatif Dalam Pendeteksian Dissertation, Stie Perbanas Surabaya).
Kecurangan (Fraud)(Studi Survey Pada Tarigan, S. (2011). Pengaruh Pengalaman Kerja,
Kantor Akuntan Publik (Kap) Kota Independensi, Objektivitas, Integritas Dan
Jakarta) (Doctoral Dissertation, Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Universitas Widyatama). Pemeriksaan (Master's thesis).
Nur, I. (2011). pengaruh kompetensi dan
independensi auditor terhadap kualitas
audit pada kantor akuntan publik di
Makassar.
Pahleviando, R. (2013). Pengaruh Akuntabilitas
Dan Kompetensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor
Akuntan Publik se-Provinsi
Yogyakarta) (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Pamungkas, I. (2014). Pengaruh religiusitas dan
rasionalisasi dalam mencegah dan
mendeteksi kecenderungan kecurangan
akuntansi. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 15(2), 48-59.
Prasetya, I. W. A. (2014). Independensi,
Profesionalisme, Dan Skeptisme
Profesional Auditor Sebagai Prediktor
Ketepatan Pemberian Opini Auditor
Oleh Akuntan Publik. E-Jurnal
Akuntansi, 273-284.
Putri, D. I., Nugraha, N., & Budiyono, I. (2015,
November). Analisis Pengaruh
Independensi, Kompetensi, dan
Ukuran Kantor Akuntan Publik
Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus
pada Auditor Kantor Akuntan Publik di
Kota Semarang). In ProsidingSentrinov
(Seminar Nasional Terapan Riset
Inovatif) (Vol. 1, No. 1, pp. 463-481).
Riyadi, S. (2014). Hubungan religiusitas dengan
perilaku agresif santri remaja di pondok
pesantren Manba’ul Huda Podorejo
Ngaliyan Semarang (Doctoral
dissertation, IAIN Walisongo).

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


83

You might also like