Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study generally aims to analyze determinants audit quality with moral judgment as the
moderating and has a specific purpose to know; influence of competence on perceived audit quality,
the influence of independence on perceived audit quality, the influence of due professional care on
perceived audit quality, the influence of leadership style on perceived audit quality, the influence
of organizational culture on perceived audit quality, the influence of moral judgment on perceived
audit quality and partially, competence, independence, due professional care, leadership style and
organizational culture influence of perceived audit quality with moral judgment as a moderating
variable. This study is an empirical study using saturation sampling technique. Data obtained by
distributing questionnaires to 44 auditors BPK RI representatives of North Maluku province, with
response rate as much 86.4%. Data analysis was performed using regression analysis or test the
assumption of Ordinary Least Square (OLS) with a regression test to test the absolute difference
value on variable moderation. These results indicate that: Auditor competence may increase the
perceived audit quality, auditor independence may increases perceived audit quality, auditor due
professional may attitude may increases perceived audit quality, leadership style may increases
perceived audit quality, organizational culture had no effect on perceived auditor quality and
moral judgment does not strengthen or weakens perceived audit quality, but a moral judgment on
an individual basis may increases perceived audit quality.
Keywords : perceived audit quality, competence, independence, due professional care, leadership
styles, organizational culture and moral judgment.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
62 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
kualitas audit yang baik, sehingga mengurangi opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
bentuk manipulasi dan kecurangan dalam ditahun sebelumnya meningkat menjadi opini
pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, dalam Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Kasus tersebut di atas menimbulkan
auditor BPK harus dilandasi dengan tingkat keraguan dan ketidakpercayaan masyarakat
kepatuhan auditor terhadap kebijakan dan terhadap kinerja auditor yang akan berdampak
prosedur audit yang sesuai dengan Standar terhadap ketidak percayaan masyarakat
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) terhadap kualitas audit atas laporan keuangan
yang diamanatkan dalam undang-undang No auditan. Oleh karena itu, berdasarkan kasus
15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksaan tersebut di atas dapat memberikan perhatian
Keuangan (BPK), peraturan BPK No 2 tahun yang mendalam untuk dijadikan sebagai
2007 tentang kode etik Badan Pemeriksaan sebuah masalah yang menarik untuk diteliti.
Keuangan (BPK). Hal ini didukung dengan Penelitan yang terkait dengan atribut
pernyataan Belkaoui (2004) yang mengatakan kualitas audit telah banyak dilakukan oleh
bahwa negara dengan tingkat kualitas audit berbagai peneliti dengan menggunakan
yang tinggi memiliki pemerintahan yang berbagai pendekatan, seperti; Carcello,
lebih baik dari negara-negara dengan tingkat Hermanson dan McGrath, 1992; Bhen et.
kualitas audit yang rendah. al., 1997; Widagdo, 2002, Hanafi, 2004;
Di sektor private, kualitas audit Samelson., Lowensohn, dan Johnson, 2006;
dapat dipertanyakan setelah adanya kasus Lowensohn et. al., 2007 dan Zawitri, 2009.
rekayasa keuangan Enron yang melibatkan Namun penelitian terdahulu pada umumnya
The Big Five Accounting Firm “Anderson”, dilakukan di sektor private, sehingga penelitian
yaitu direktur dan staf keuangan Enron pada ini mengacu pada penelitian (Samelson et.
umunya berasal dari Anderson sehingga kasus al., (2006) dan Zawitri (2009) yang berkaitan
tersebut menimbulkan terjadinya perilaku dengan faktor penentu kualitas audit di sektor
moral hazard (Kusmayadi, 2009), sedangkan publik.
di sektor publik, banyak kasus yang terkait Selain itu, gaya kepemimpinan dan
dengan moral hazard para auditor, sala budaya organisasi merupakan salah satu atribut
satunya di dalam warta buletin BPK (2010), yang dianggap penting dalam mempengaruhi
Gunarwanto menyampaikan bahwa terdapat kualitas audit. Penelitian ini mengacu pada
kasus penyuapan atas opini audit “shopping penelitian Trisnaningsih (2007) dan faktor
opinion” antara oknum auditor BPK Jawa lain yang diduga berpengaruh terhadap
Barat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas audit adalah moral judgment, dengan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
64 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
atribusi dikemukakan untuk mengembangkan sebuah kantor jika sumber daya yang dimiliki
penjelasan mengenai cara kita menilai orang tidak digunakan untuk memberikan pendapat
secara berlainan, bergantung pada makna apa secara independen, pernyataan tersebut
yang kita kaitkan pada prilaku tertentu. Dari dibuktikan dengan kasus Enron/Andersen
uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa teori yang merupakan sebuah kantor akuntan besar
atribusi merupakan teori yang menjelaskan dengan sumber daya yang besar, namun
terbukti tidak digunakan secara independen.
tentang persepsi. Menurut Mukoffi (2004)
Menurut Astuti (2008) dukungan
persepsi merupakan suatu proses respon
teori kualitas jasa audit menurut perspektif
terhadap stimulus yang diterima, kemudian
klien dan auditor dijelaskan sebagai berikut:
mengorganisasikan dan menafsirkan dalam
Pengalaman melakukan audit, memahami
bentuk prilaku, dimana setiap orang berbeda
industri klien, responsif atas kebutuhan klien,
akan melihat hal yang sama dengan cara
taat terhadap standar umum, independensi,
yang berbeda. Oleh karena itu, hasil kualitas
sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap
audit sangat bergantung pada persepsi auditor
kualitas audit, keterlibatan pimpinan Kantor
terhadap kompetensi, sikap independensi, due Akuntan Publik (KAP), melakukan pekerjaan
professional care, gaya kepemimpinan, budaya lapangan yang tepat, keterlibatan komite
organisasi dan moral judgment yang dimiliki audit, stándar etika yang tinggi, tidak mudah
dan dirasakannya dalam setiap melaksanakan percaya, komisaris Independen, pengetahuan
tugas audit. staf auditor dan auditor ekternal yang cukup,
Kualitas Audit realisasi janji yang sesuai jadwal.
Kualitas audit memiliki beragam Sedangkan atribut kualitas audit yang
definisi dengan berbagai sudut padang digunakan di dalam penelitian ini adalah;
yang berbeda. Menurut DeAngelo (1981) pertama, kompetensi, merupakan bakat yang
mendefinisikan audit quality (kualitas audit) dimiliki oleh seseorang melalui pendidikan,
sebagai probabilitas, dimana seorang auditor pelatihan maupun pengalamannya. Menurut
menemukan dan melaporkan tentang adanya
Hapsari (2007) kompetensi auditor merupakan
suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan
kliennya. Kemudian Deis dan Giroux (1992)
yang dimiliki auditor dalam melaksanakan
menyatakan bahwa kualitas audit dapat
pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
dipengaruhi oleh lamanya auditor melakukan
Kedua, independensi yaitu di dalam SPAP
audit terhadap klien, sedangkan Watkins et
(2001: 220) dijelaskan bahwa dalam auditor
al., (2004) menyatakan bahwa kualitas audit
harus bersikap independen, artinya tidak
bukan hanya sebatas ukuran besar kecilnya
mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
66 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
berkelanjutan yang dimiliki oleh setiap adalah:
auditor. Hal ini sesuai dengan standar umum H1a; Kompetensi berpengaruh positif
dalam Standar Profesional Akuntan Publik terhadap persepsi kualitas audit
(SPAP) yang dinyatakan bahwa auditor H1b; Kompetensi berpengaruh positif
disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang terhadap persepsi kualitas audit
cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dengan moral judgment sebagai
dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis variabel moderasi.
dan berpengalaman dalam bidang industri
yang digeluti kliennya (Arrens, 2005). Independensi, moral judgment dan
Penelitian Carcello et. al., (1992) persepsi kualitas audit
dan Samelson et. al., (2006) menunjukan Menurut SPKN (2007: 24) pernyataan
bahwa atribut pengalaman auditor merupakan standar umum kedua dinyatakan bahwa
salah satu atribut yang terpenting dalam independensi merupakan dalam semua hal
mempengaruhi persepsi kualitas audit, yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,
sedangkan hasil penelitian Zawitri (2009) organisasi pemeriksa harus bebas dalam
menunjukan bahwa pengalaman tidak sikap mental dan penampilan dari gangguan
berhubungan dengan persepsi kualitas audit. pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat
Di Indonesia, penelitian Ardini (2010) mempengaruhi independensinya. Pernyataan
menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh ini senada dengan hasil penelitian Schroeder et
terhadap kualitas audit,. al., (1986) dan Ardini (2010) yang menunjukan
Kemudian penelitian Laily (2010) bahwa atribut independensi anggota audit
menunjukan bahwa auditor yang memiliki berpengaruh terhadap kualitas audit.
pengalaman kerja yang lebih akan Kemudian Sweeney and Roberts
meningkatkan pertimbangan etisnya karena (1997) hasil penelitian menunjukan bahwa
lama bekerja seorang auditor akan terbiasa tingkat perkembangan moral seorang auditor
menghadapi dilema etis sehingga akan sangat berpengaruh terhadap masalah etika dan
semakin baik pertimbangan etisnya. Namun pertimbangan independensi. Hasil ini senada
Ponemon (1990) menyatakan bahwa pengaruh dengan hasil penelitian Ponemon dan Gabhart
pengalaman yang banyak dalam bidang audit (1990) yang membuktikan bahwa terdapat
dapat dikacaukan oleh rendahnya kesadaran hubungan antara pertimbangan etis auditor
etis para auditor yang memegang posisi yang dengan penyelesaian konflik independensi,
tinggi dalam organisasi. Berdasarkan uraian kemudian hasil penelitian Alim et al., (2007)
tersebut di atas, maka hipotesis penelitian ini pun mempertegas bahwa adanya pengaruh
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
68 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
Gaya kepemimpinan, moral judgment dan permintaan klien dalam situasi konflik audit.
persepsi kualitas audit Berdasarkan hasil penelitian yang diungkapkan
Gaya kepemimpinan merupakan oleh para peneliti sebelumnya, maka hipotesis
dominasi atas prilaku seorang pimpinan penelitian ini adalah:
organisasi terhadap bahawannya. Menurut H4a; Gaya kepemimpinan berpengaruh
Dewita (2007) kecenderungan seorang positif terhadap persepsi kualitas audit.
pemimpin memberikan batasan antara peranan H4b; Gaya kepemimpinan berpengaruh
pemimpin dan bawahan dalam mencapai positif terhadap persepsi kualitas audit
tujuan, memberikan instruksi pelaksanaan dengan moral judgment sebagai variabel
tugas (kapan, bagaimana dan hasil apa yang moderasi.
akan dicapai).
Penelitian terkait dengan gaya Budaya Organisasi, Moral Judgment Dan
kepemimpinan dan kinerja auditor di teliti Persepsi Kualitas Audit
oleh Trisnaningsih (2007) dan Wati et al., Budaya organisasi merupakan nilai
(2010) dengan hasil menunjukan bahwa atau tradisi di dalam sebuah organisasi dan
gaya kepemimpinan berpengaruh positif dianut oleh setiap anggota organisasi. Menurut
signifikan terhadap kinerja auditor. Kemudian Robbins (2007: 739) budaya organisasi yang
menurut Ferrell (1999) kepemimpinan harus kuat akan berpengaruh lebih besar terhadap
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
70 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
penelitian ini menggunakan sampling jenuh terdiri dari 3 variabel yang dikembangkan
(populasi) dengan memberikan kuisioner oleh Carcello, at al., (1992) dan diteliti
terhadap seluruh tenaga auditor yang ada pada kembali oleh Samelson et al., (2006)
kantor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan Zawitri (2009) dan 2 variabel (gaya
perwakilan Provinsi Maluku Utara dengan kepemimpinan dan budaya organisasi)
jumlah auditor sebanyak 44 orang. diteliti oleh Trisnaningsih (2007) dengan
masing-masing menggunakan 1-5 skala
Teknik Pengumpulan Data dan Definisi likert yang dimulai dari (1) Sangat Tidak
Opersional Setuju (STS) hingga (5) Sangat Setuju
Data yang digunakan dalam penelitian (SS) dan memiliki definisi indikator
ini adalah data primer. Data diperoleh dengan masing-masing sebagai berikut:
menggunakan kuisioner yang dibagikan 1. Kompetensi yaitu tim audit memiliki
secara langsung kepada responden melalui tingkat pengalaman, pendidikan dan
bagian Humas di lembaga BPK RI perwakilan pelatihan. Kompetensi dapat diukur
Provinsi Maluku Utara. dengan menggunakan 4 instrumen
Definisi Opersional dan Pengukuran pertanyaan.
Variabel Penelitian adalah sebagai berikut: 2. Independensi yaitu pimpinan maupun
a. Variabel Dependen adalah perceived audit anggota tim audit melaksanakan
quality/kualitas audit yang dipersepsikan. tugas audit tanpa memihak kepada
Definisi perceived audit quality lebih siapapun atau menghindari hal-hal
pada penilaian yang diberikan auditor yang mencurigakan berkaitan dengan
berkaitan dengan kualitas audit setelah independensinya. Independen dapat
mereka melakukan audit dengan diukur dengan menggunakan 5
menggunakan 4 instrumen kualitas audit instrumen pertanyaan.
yang dikembangkan oleh Widagdo (2002); 3. Due Professional care/bersikap
Alim et al., (2007) dan Zawitri (2009) yang profesional dan hati-hati, yaitu
kemudian dikolaborasikan dengan SPKN pimpinan maupun anggota tim audit
(2007) dengan skala likert 1 – 5, yaitu; (1) harus bersikap profesional dengan
dangan Sangat Tidak Setuju hingga (5) penuh kehati-hatian sesuai dengan
Sangat Setuju. Standar Pemeriksaan Keuangan
b. Variabel Independen; Pada penelitian ini Negara (SPKN) dengan menggunakan
menggunakan 5 variabel independen yang 6 instrumen.
4. Gaya Kepemimpinan yaitu
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
72 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
X6 = Moral judgment
Xi - X6 = Interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara Xi dan X6
є = eror
β1 β2 β3 β4 β5 β6 β7 β8 β9 β10 β11 βn.... = Koefisien Regresi
Dari hasil olah data dengan persamaan regresi linier bergada sebagai
menggunakan SPSS 17 dapat menghasilkan berikut:
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
74 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
Pengaruh Independensi terhadap persepsi bahwa H3a diterima, maka secara statistik
kualitas audit dengan moral judgment koefisien regresi dari due professional care
sebagai variabel moderasi (H2b) signifikan terhadap persepsi kualitas audit.
Berdasarkan pada tebel tersebut di Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel
atas menunjukan bahwa koefisien regresi due professional care berpengaruh terhadap
untuk variabel moderasi moral judgment dan persepsi kualitas audit. Hasil penelitian
independensi terhadap persepsi kualitas audit ini mendukung penelitian Samelson et al.,
memilki nilai sebesar 0,138 dengan nilai p– (2006) dan Singgi dan Bawono (2007) yang
value (0,365) lebih besar dari α (0,05). Hasil menunjukan bahwa due professional care
tersebut menunjukan bahwa H2b ditolak, berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
maka secara statistik moral judgment tidak
terbukti bersifat sebagai variabel moderasi Pengaruh Due Professional Care Terhadap
yang bisa memperkuat atau memperlemah Persepsi Kualitas Audit Dengan Moral
pengaruh Independensi terhadap persepsi Judgment Sebagai Variabel Moderasi
kualitas audit. Penelitian ini tidak mendukung (H3b)
penelitian Sweeney and Roberts (1997) dan Berdasarkan pada tebel tersebut di
Ponemon dan Gabhart (1990) menyatakan atas menunjukan bahwa koefisien regresi
bahwa terdapat hubungan antara pertimbangan untuk variabel moderasi moral judgment
etis auditor dengan penyelesaian konflik dan due professional care terhadap persepsi
independensi. Hasil penelitian ini pun tidak kualitas audit memilki nilai sebesar -0,151
mendukung penelitian Alim et al., (2007) dengan nilai p–value (0,216) lebih besar dari
yang menunjukan bahwa adanya pengaruh α (0,05). Hasil tersebut membuktikan bahwa
interaksi antara etika auditor dan independensi H3b ditolak, maka secara statistik moral
terhadap kualitas audit. Sala satu faktor judgment tidak terbukti bersifat sebagai
penyebabnya adalah instrumen yang tidak variabel moderasi yang bisa memperkuat atau
valid (independensi1) dan dikeluarkan dari memperlemah pengaruh due professional
pengujian hipotesis. care terhadap persepsi kualitas audit. Hasil
penelitian mendukung penelitian Utami et.
Pengaruh Due Professional Care Terhadap al., (2007) dan Herawati dan Susanto (2009).
Persepsi Kualitas Audit (H3a) Hal ini disebabkan karena dari hasil deskriptif
Berdasarkan pada tebel tersebut di atas menunjukan bahwa ada beberapa auditor tidak
menunjukan bahwa koefisien regresi untuk setuju untuk mencegah klien yang melakukan
variabel due professional care memilki nilai pencontekan (dengan tujuan memanupilasi
sebesar 0,873 dengan p–value (0,000) lebih daftar persediaan) atas catatan informasi
kecil dari α (0,05). Hasil tersebut membuktikan pengujian persediaan yang dilakukan oleh
mempengaruhi persepsi kualitas audit. Hal ini Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi,
penting untuk memperkuat definisi kualitas Independensi, Akuntanbilitas Dan
Motivasi Terhadap Kualitas Audit
audit dan membuktikan hasil penelitian Terhadap Auditor KAP di Surabaya.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
78 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
Majalah Ekonomi, Vol.20, No. 3, Accounting Horizon, Vol. 11, No.1.
pp.329-349 pp.7-24.
Arrens, A. Alvin., Elder, Randal J. 2005. Carcello, Josep V., Hermanson, Roger H and
Auditing and Assurance Services, McGrath, Neal. T. 1992. Audit Quality
Tenth edition, Person Prentice Hall. Attributes: The Perception of Audit
Parners and Financial Statement Users,
Astuti, Widya. 2008. Pengaruh Perilaku Auditing; A Of Practice & Theory,
Kepemimpinan Pada Kinerja Pegawai Vo.11, No.1, pp.1
Dinas Tata Kota Pekanbaru, Jurnal
ilmu administrasi Negara, Vol. 8, No. Coram, Paul., Glavovic, Alma., Ng, Juliana
2, h.73-83 dan Woodliff, David.R. 2008. The
Moral Intensity Of Reduced Audit
Ashton, A.H. 1991. Experience and Error Quality Acts, Auditing: A Jourla Of
Frequency Knowledge as Potential Practice & Theory, Vol.27, No.1,
Determinants of Audit Expertise. The pp.127-149
Accounting Review; 218-239.
Chung, Janne., Jeffrey, Cohen dan Garry,
Badan Pemeriksaan keuangan Republik S. Monroe. 2010. The Influence Of
Indonesia. 2011. http://www.bpk. Ethical Conflict And Emotion On
go.id, April 2011, Auditors’ Inventory Judgments.
http://www.ancaar.fec.anu.edu.au.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Desember 2011
Indonesia. 2007. Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara: Peraturan No 17 DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor
Tahun 2007. Jakarta. Size And Audit Quality, Journal of
Accounting and Economics:183-199
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. 2007. Kode Etik Badan Deis, D.R and Giroux, G.A. 1992. Determinants
Pemeriksaan Keuangan Republik of Audit Quality in the Public Sector
Indonesia; Peraturan No 02 Tahun ,The Accounting Review Vol. 67, No.
2007. Jakarta. 3, pp. 462-479
Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik, Dewita, Hariyanti. 2007. Analisis Pengaruh
Edisi 2, Salemba Empat. Jakarta Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja,
dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2004. Are You Being Kinerja Karyawan Dengan Komitmen
Fooled? Audit Quality and Quality Organisasional Sebagai Variabel
of Government, Working paper Interverning: Studi PT PLN (Persero)
Series;642 APJ Semarang, Tesis, Program
pascasarjana Magister Manajemen
Bhen, Bruce. K., Carcello, Joseph. V. Dan Universitas Diponegoro.
Hermanson, Dona R. 1997. The
Determinan of Audit Clien Satisfaction Douglas P.C., Davidson R.A and Schwartz B.N.
Among Client of Big 6 Firm, 2001. The Effect of Organizational
Dunn, John., McKernan, John dan Donnell, Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar
Patrick O. 2003. Moral Reasoning and Profesional Akuntan Publik, Salemba
the Accountant: Rules and Principles, Empat. Jakarta.
Occasional Research Paper, No. 36.
pp. 3-41.
Ikhsan. 2011. Pengaruh Faktor Kualitas Audit
Ferrell, Linda. 1999. Peran Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Klien” Opini
Etika Dalam Kinerja Organisasi, Going Concern Sebagai Variabel
Jurnal Manajemen Sistem. Colorado Pemoderasi”: Studi Pada Perbankan
State University. Indonesia, Disertasi, Program
Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Gaffikin, Michael. 2008. Accounting Theory Universitas Brawijaya
Research, Regulation and Accounting
Practice. Education Australia Pearson. Jamilah, Siti. Fanani, Jaenal dan Chandrarin,
Grahita. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan
Gibson, James,L., Ivancevich, John.M dan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas
Donnelly, James H. 1997. Oganization, Terhadap Audit Judgment, Prosiding
Adriani, Nunuk. (penerjemah). Simoposium Akuntansi Ke IX. Makassar.
Organisasi “Perilaku, Struktur dan
Proses”. Edisi kedelapan, Binarupa Kusmayadi, Dedy. 2009. Kasus Enron Dan
Aksara. Jakarta. Kap Arthur Andersen, http://uwiiii.
wordpress.com. Mei 2011
Gozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program Jeffery, Cynthia., Dilla, William dan
SPSS, Badan Penerbit Universitas Weatherholt, Nancy. 2004. The Impact
Diponegoro. Semarang. of Ethical Development and Cultural
Constructs on Auditor Judgments: A
Hanafi, Imam. 2004. Pengaruh Kualitas Audit Study of Auditors in Taiwan, Business
dan Pergantian Auditor Terhadap Ethics Quarterly, Vol 14. No. 3, pp.
Kepuasan Klien: Studi Pada Bank 553-579.
Di Jawa Tengah, Tesis, Program
Pascasarjana Magister Akuntansi Laily, Nujmatul. 2010. Pengaruh pengalam
Universitas Diponegoro. auditor terhadap ethical judgment
dengan pengetahuan auditor dan
Hapsari, Trisni. 2007. Pengaruh Kompetensi, komitmen profesi sebagai variabel
Independensi Terhadap Kualitas intervening: Studi Pada KAP di
Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Indonesia, Tesis, Program Pascasarjana
Variabel Moderasi,Tesis, Program Fakultas Ekonomi Universitas
Pascasarjana Fakultas Ekonomi Brawijaya.
Universitas Brawijaya.
Herawati, Arleen dan Susanto,Y. Kurnia. Lindrawati, Pandowo, A. Widodo dan Widjaya,
2009. Pengaruh Profesionalisme, Christina. 2007. Ethical Judgment
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Manajer Terhadap Praktik Earnings
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
80 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate
Management. Jurnal Akuntansi dan Purnamasari, St. Vena. 2006. Sifat
Tekhnologi Informasi, Vo, 6. No 2, h. Machiavellian dan Pertimbangan Etis:
65-78. Anteseden Independensi dan Perilaku
Etis Auditor, Prosiding Simposium
Lowensohn, Suzanne., Johnson, Laurence E., Akuntansi ke-IX Padang
Elder, Randal J dan Davies Stephen
P. 2007. Auditor Specialization, Robbins, Stephen.P. 2007. Organizational
Perceived Audit Quality, and Audit Behavior, Tenth Edition, Molan,
Fee in the Local Government Audit Benyamin (penerjemah). Prilaku
Market. Journal 0f Accounting and Organisasi, PT Macana Jaya
Public Policy: 705-732. Cemerlang. Jakarta.
Lubis, Haslinda. 2009. Pengaruh Keahlian, Robertson, Chris dan Fadil, Paul A.
Independensi, Kecermatan Profesional 1999. Ethical Decision Making
dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap in Multinational Organizations: A
Kualitas Auditor Pada Inspektorat Culture-Based Model, Journal of
Provinsi Sumatera Utara: Studi Pada Business Ethics , Vol. 19, No. 4, p.
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 385-392
Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara. Samelson, Donald., Lowensonh, Suzanne
and Johson. Laurence E. 2006. ”The
Mukoffi, Ahmad. 2004. Persepsi auditor dan Determinants of Perceived Audit
auditee terhadap kualitas audit dan Quality and Auditee Satisfaction in
pengarunya terhadap kepuasan klien, Local Government. Journal of Public
Tesis tidak dipublikasikan, Program Budgeting, Accounting & Financial
Pascasarjana Universitas Brawijaya. Management, Vol. 18, No 2, p.139-
Malang. 166.
Narvaez, Darcia., Getz, Irene., Seminary, Schroeder, M. S., I. Salomon dan D. Vickrey.
Luther., Rest, James R. dan Thoma, 1986. “Audit Equality: The Perception
Stephen J.1999. Individual Moral of Audit Committee Chairpersons and
Judgment and Cultural Ideologies, Audit Partners, A Journal of Practice
Developmental Psychology, Vol. 35, & Theory , (Spring): 86-94.
No. 2, pp. 478-488
Shaub, M. K. and Lawrence, J. E. 1996.
Ponemon, L. 1990. Ethical Judgments Ethics, Experience, And Professional
in Accounting : A cognitive- Skepticism: A Situational Analysis.
developmental perspective, Critical Behavioral Research in Accounting,
Perspectives on Accounting, Vol.1, Vol. 8, p.124‑157.
p.191-215
Sudibyo, B. 2001. Telaah Epistemologi Standar
----------------- dan Gabhart, David.R.L. 1990. Evidential Metter Serta Implikasinya
“Auditor Independence Judgments: Pada Kualitas Audit dan Integritas
A Cognitive Developmental Model Pelaporan Keuangan di Indonesia,
and Experimental Evidence”, pidato guru besar , Universitas Gadjah
Contemporary Accounting Research, Mada. Yogyakarta
Vol. 7, No 1, p. 227-251
Singgih, E. Muliani dan Bawono, Rangga. Warta Buletin BPK. 2010. Integritas,
2010. Pengaruh Independensi, Independensi, Profesionalisme, Warta
Pengalaman, Due Professional Care BPK 12 Agunstus 2010.h.21.
Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas
Audit, Prosiding Simposium Nasional Widagdo, Ridwan. 2002. Analisis Pengaruh
Akuntansi Ke-XIII Purwokerto. Atribut-Atribut Kualitas Audit
Terhadap Kepuasan Klien: Studi
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor Empiris Pada Perusahaan yang
Dan Komitmen Organisasi Sebagai Terdaftar Di Burs Efek Jakarta,
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Tesis, Program Pascasarjana Magister
Governance, Gaya Kepemimpinan Akuntansi Universitas Diponegoro.
Dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Auditor, Prosiding Simposium Watkins, Ann L, Hillison, William dan dan
Nasional Akuntansi Ke-X. Makassar. Morecroft, Susan. E. 2004. Aduit
Quality:A Synthesis of Theory and
Tsui, Judy S. L dan Gul, Ferdinand A.1999. Empirical Evidence, Journal Of
Auditors’ behaviour in an audit Accounting Literature, Vol. 23, pp.
conflict situation: A research note on 153-159
the role of locus of control and ethical
reasoning, Accounting, Organizations Zawitri, Sari. 2009. Analisis Faktor-
and Society, Vol. 21, No.1, pp. 41-51 Faktor Penentu Kualitas Audit Yang
Dirasakan Dan Kepuasan Auditee
Utami, Intias, Neogroho, Yefta. A.K dan Di Pemerintahan Daerah: Studi
Indrawati Fenny. 2007. Pengaruh Locus Lapangan Pada Pemerintah Daerah
Of Control, Komitment Organisasi, Kalimantan Barat, Tesis, Program
Pengalaman Audit Terhadap Prilaku Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Akuntan Publik Dalam Konflik Audit
Dengan Kesadaran Etis Sebagai
Variabel Moderasi pada terhadap KAP
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT DENGAN MORAL JUDGMENT SEBAGAI PEMODERASI
(STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI MALUKU UTARA)
82 Suriana AR. Mahdi
Universitas Khairun Ternate