You are on page 1of 9

Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi

Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

HUBUNGAN USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS EKONOMI,


PEKERJAAN, DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS
GIZI IBU HAMIL DI PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT

Utami Auliana1, Ngadiarti Iskari2, Heryawanti Tiurma3


1 2 3Jurusan Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
2Program Studi Ilmu Gizi Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II

Jl. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510


auliana_miiiko@yahoo.com

Abstract
One of the nutritional problems in Indonesia is the problem of nutrition in
pregnancy. Nutrition of pregnant women is necessary for the fulfillment of his own
maternal nutrition and the development of the fetus. Nutritional status is a state of
the body of a person or group of people caused by the ingestion, absorption, and
utilization of food nutrients. Nutritional status of pregnant women can be affected
by socio-economic circumstances and state of health of pregnant women during
pregnancy. The objective of this study the Correlation of age, Education level,
Economic status, Work, and Macro nutrient intake With Nutritional Status of
Pregnant Women in Papua and West Papua. Research Methods Data used
secondary data Riskesdas 2007, with cross-sectional approach. The total number of
samples of pregnant women aged 15-45 years were studied (n = 270). Analysis
was using chi-square test, independent t-test and logistic regression. Based on the
results, that the nutritional status of pregnant women KEK 32.2%, maternal age ≥20
years and ≤ 35 years of 71.1%, 71.5% lower education level, occupation housewife
73.3%, economic status high 55.6%, 2524.44 energy intake of calories, protein,
79.56 grams. The results of multivariate analysis using logistic regression showed
that age, p value 0.032 OR 1.049 and p value <0.001 energy intake value OR
1,001. Conclusion The presence of maternal age correlation, and energy intake on
nutritional status of pregnant women in the provinces of Papua and West Papua.

Keywords: Nutritional status, age, macro nutrient intake.

Abstrak
Salah satu masalah gizi yang di hadapi di Indonesia adalah masalah gizi pada
masa kehamilan. Gizi ibu hamil diperlukan untuk pemenuhan gizi ibu sendiri
dan perkembangan janin yang dikandungnya. Status gizi merupakan keadaan
tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi ibu hamil dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan keadaan kesehatan ibu hamil
selama kehamilan. Tujuan Penelitian mengetahui hubungan usia, tingkat
pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, dan asupan zat gizi makro dengan status
gizi ibu hamil di Provinsi Papua dan Papua Barat. Metode Penelitian Data yang
digunakan data sekunder Riskesdas 2007, dengan pendekatan cross sectional.
Jumlah seluruh sampel ibu hamil usia 15-45 tahun yang diteliti (n=270).
Pengujian statistik menggunakan uji chi-square, uji t-test independent dan uji
regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa status gizi ibu
hamil KEK sebesar 32,2%, usia ibu hamil usia ≥20 dan ≤ 35 tahun 71,1%, tingkat
pendidikan rendah 71,5%, pekerjaan ibu rumah tangga 73,3%, status ekonomi
tinggi 55,6%, asupan energi 2524,44 kalori, protein 79,56 gram. Hasil analisis
multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa usia p value 0.032
nilai OR 1,049 dan asupan energi p value <0.001 nilai OR 1.001. Kesimpulan
Adanya hubungan usia ibu hamil, dan asupan energi terhadap status gizi ibu
hamil di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Kata kunci : Status Gizi, Usia, Asupan zat gizi makro.

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 9


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

Pendahuluan hidup, dan angka kematian bayi (AKB)


Masalah gizi merupakan masalah menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup yang
kesehatan masyarakat yang utama di harus dicapai. Kurang Energi Kronis
negara berkembang termasuk Indonesia. (KEK) pada ibu hamil di samping
Masalah gizi menjadi penyebab kematian berpengaruh terhadap kualitas bayi yang
ibu dan anak secara tidak langsung yang dilahirkan juga berdampak terhadap
sebenarnya masih dapat dicegah. Rendah- kematian anak dan ibu. Angka kematian
nya asupan gizi dan status gizi ibu hamil bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI)
selama kehamilan dapat meng-akibatkan di Indonesia masih cukup tinggi.
berbagai dampak tidak baik bagi ibu dan Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
bayi (Anggraini dkk, 2015). Keadaan gizi Indonesia (SDKI) tahun 2007 dalam Peta
yang baik merupakan prasyarat utama Kesehatan Indonesia 2007, angka kema-
dalam mewujudkan sumber daya manusia tian bayi (AKB) adalah 34 per 1000
yang berkualitas. Kekurangan gizi akan kelahiran hidup dan angka kematian ibu
menyebabkan kegagalan pertumbuhan (AKI) adalah 228 per 100.000 kelahiran
fisik dan perkembangan kecerdasan, hidup. Angka kematian ibu dan angka
menurun produktifitas kerja dan me- kematian bayi pada hakekatnya di tentu-
nurun daya tahan tubuh yang berakibat kan oleh status gisi ibu hamil, status gizi
meningkatnya angka kesakitan dan yang buruk cenderung melahirkan bayi
kematian. dengan berat badan rendah dan di hadap-
Masa hamil adalah masa dimana kan pada kematian yang lebih besar di
seorang wanita memerlukan berbagai banding dengan bayi di lahirkan oleh ibu
unsur gizi yang jauh lebih banyak dengan status gizi yang baik atau optimal
daripada yang diperlukan dalam keadaan (Agustina dkk, 2014).
biasa (Damajanty dkk, 2013). Ibu hamil Masalah Kurang Energi Kronis
memiliki kebutuhan makanan yang (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS)
berbeda dengan ibu yang tidak hamil, sekitar 17.6 persen pada tahun 2002 atau
karena ada janin yang tumbuh dirahim- sekitar 11.7 juta WUS berisiko KEK. WUS
nya. Status gizi merupakan ukuran dikatakan menderita KEK jika ukuran
keberhasilan dalam pemenuhan gizi LILA <23.5 dan akan berisiko melahirkan
untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil diper- bayi BBLR. Menurut Depkes (2000), WUS
lukan dalam jumlah yang banyak untuk yang menderita KEK pada saat hamil akan
pemenuhan gizi ibu sendiri dan perkem- menghambat pertumbuhan janin sehingga
bangan janin yang dikandungnya. Kebu- akan menimbulkan risiko BBLR. Preva-
tuhan makanan dilihat bukan hanya lensi KEK tingkat nasional berdasarkan
dalam porsi yang dimakan tetapi harus umur 15 sampai 45 tahun pada wanita
ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang usia subur (WUS) menunjukkan 10
terkandung dalam makanan yang dikon- provinsi dengan prevalensi risiko KEK di
sumsi. Untuk itu ibu hamil harus atas angka nasional (13,6%) yaitu DKI
mendapat gizi yang cukup untuk dirinya Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
sendiri maupun bagi janinnya (Karyati Jawa Timur, NTT, Kalimantan Selatan,
dkk, 2013). Status gizi ibu pada waktu Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat,
pembuahan dan selama hamil dapat dan Papua (Riskesdas, 2007).
mempengaruhi pertumbuhan janin yang Ibu hamil yang menderita KEK
sedang dikandung, apabila status gizi ibu mempunyai risiko kematian ibu menda-
buruk sebelum dan selama kehamilan dak pada masa perinatal atau risiko
akan menyebabkan Bayi Berat Lahir melahirkan bayi dengan berat lahir
Rendah (BBLR) (Anasari dkk, 2010 ). rendah (BBLR). Pada keadaan ini banyak
Tingkat pengetahuan yang rendah ibu yang meninggal karena perdarahan,
menyebabkan ibu tidak mengerti cara sehingga akan meningkatkan angka
pemenuhan gizi yang dibutuhkan ibu kematian ibu dan anak. Ibu hamil yang
hamil selama kehamilannya. Target Mille- terpapar kurang energi kronis (KEK)
nium Development Goals (MDGs) 2015, memiliki probabilitas lebih tinggi untuk
yakni menurunkan angka kematian ibu melahirkan BBLR dibandingkan yang
(AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran tidak KEK. Kejadian BBLR erat kaitannya

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 10


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

dengan status gizi. Status gizi ibu hamil Bahan dan Metode
baik sebelum maupun selama hamil, Penelitian ini dilakukan di Jakarta
dapat menggambarkan ketersediaan zat dengan cara mengolah data sekunder
gizi dalam tubuh ibu untuk mendukung Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
pertumbuhan janin. Prediktor status gizi Pengolahan data dilaksanakan pada bulan
ibu selama hamil dapat dilakukan dengan Desember-Januari 2015. Data yang digu-
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dan nakan dalam penelitian ini merupakan
pemeriksaan hemoglobin (Arisman, 2009). data sekunder dari laporan riset kese-
LILA merupakan salah satu cara untuk hatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan
mengetahui keadaan gizi Wanita Usia oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Subur (WUS) yang paling sederhana Kesehatan (Balitbangkes). Lokasi peneli-
dengan cara melingkarkan pita lila di tian yang diambil adalah Provinsi Papua
bagian lengan kiri ibu. Pengukuran LILA dan Papua Barat. Metode yang digunakan
pada ibu hamil berkaitan dengan dalam penelitian ini adalah cross-
kekurangan energi kronik (KEK). KEK sectional, non intervensi/observasi. Popu-
merupakan masalah yang sering terjadi lasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pada ibu hamil. LILA < 23,5 cm harus ibu hamil di Propinsi Papua dan Papua
mendapatkan penanganan agar tidak Barat yang menjadi populasi dalam
terjadi komplikasi pada janin. Ada Riskesdas 2007. Sampel dalam penelitian
beberapa faktor yang mempengaruhi ini adalah seluruh ibu hamil yang mene-
status gizi ibu, diantaranya adalah tap diwilayah pedesaan dan perkotaan di
asupan makanan. Asupan energi dan Propinsi Papua dan Papua Barat dengan
protein merupakan penyebab langsung kriteria inklusi memiliki data status gizi,
terjadinya masalah gizi selain infeksi usia, pendidikan, pekerjaan, status ekono-
(Supariasa, 2001). mi, dan asupan makan. Jumlah ibu hamil
Ibu hamil yang tercukupi akan dalam penelitian ini 270 responden.
kebutuhan gizi dan tidak mengalami Pengolahan dan analisa data dila-
gangguan kesehatan kemungkinan besar kukaan dengan bantuan komputer meng-
akan melahirkan bayi yang normal. gunakan program SPSS. Data dianalisis
Sebaliknya, status gizi ibu yang buruk secara univariat, bivariat, dan multivariat.
pada waktu hamil, kemungkinan besar Analisis data bivariat menggunakan uji
akan menghasilkan bayi yang berat chi-square dan uji t-test independent.
badannya kurang dari normal (Maulidiyah Analisis data multivariat menggunakan uji
dan Sulistiani, 2012). Gizi kurang pada regresi logistik. Dalam penyajian data,
ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan penulis menggunakan dua bentuk yaitu
komplikasi pada ibu, seperti anemia, tekstual dan tabular yakni mendes-
perdarahan dan berat badan ibu tidak kripsikan hasil analisa data berdasarkan
bertambah secara normal serta terkena hasil uji statistik dan tabel serta dalam
penyakit infeksi. Ibu yang mengalami KEK bentuk grafik.
akan lebih berisiko melahirkan BBLR.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis Hasil Penelitian dan Pembahasan
tertarik melakukan penelitian untuk Analisis Univariat
mengetahui hubungan usia, tingkat Status gizi adalah cerminan ukuran
pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, terpenuhinya kebutuhan gizi. Status gizi
dan asupan zat gizi makro dengan status secara parsial dapat diukur dengan
gizi ibu hamil di Provinsi Papua dan antropometri (pengukuran bagian tertentu
Papua Barat (Riskesdas 2007). dari tubuh) atau biokimia atau secara
Tujuan dari penelitian ini untuk klinis. Dalam pengukuran secara antro-
mengetahui hubungan usia, tingkat pen- pometri, ada beberapa indeks antro-
didikan, status ekonomi, pekerjaan, dan pometri yang digunakan untuk menen-
asupan zat gizi makro dengan status gizi tukan status gizi seseorang. Salah satu
ibu hamil di Provinsi Papua dan Papua cara untuk mengetahui apakah ibu hamil
Barat (Riskesdas 2007). menderita KEK atau tidak bila ukuran
Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari
23,5 cm maka ibu hamil tersebut

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 11


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

dikatakan KEK atau gizi kurang dan gizi janin berasal dari ibu. Status gizi ibu
berisiko melahirkan bayi dengan BBLR sebelum hamil dan selama hamil
(Ferial, 2011). mempengaruhi status gizi ibu dan bayi.
Dalam penelitian ini, gambaran Pertumbuhan dan perkembangan janin
status gizi responden dinilai berdasarkan sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu
Lingkar Lengan Atas responden karena kebutuhan gizi janin berasal dari
ibu (Damajanty dkk, 2013).
Tabel 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Distribusi Responden Berdasarkan bahwa status gizi KEK pada ibu hamil di
Status Gizi, Usia,Tingkat Pendidikan, Provinsi Papua dan Papua Barat masih
Pekerjan, Status Ekonomi tergolong tinggi, menurut Riskesdas 2007
Variabel n (%) prevalensi KEK rendah jika di bawah
LILA ibu hamil 13.6%. Tingginya angka KEK di daerah
< 23,5 87 (32.2%) penelitian dapat disebabkan oleh banyak
≥ 23,5 183 (67.8%) faktor antara lain kondisi ekonomi
Usia (tahun) keluarga, tingkat pendidikan yang rendah,
<20 dan >35 78 (28.9%) kesadaran akan konsumsi energi dan
≥20 dan ≤35 192 (71.1%)
protein yang belum mampu memenuhi
Pendidikan Ibu Hamil
Rendah 193 (71.5%) kebutuhan.
Tinggi 77 (28.5%) Hasil penelitian menunjukan masih
Pekerjaan Ibu Hamil banyak ibu hamil di daerah penelitian
Tidak bekerja 198 (73.3%) yang berusia kurang dari 20 tahun dan
Bekerja 72 (26.7%) lebih dari 35 tahun yang merupakan ibu
Status Ekonomi hamil yang berisiko. Umur yang dianggap
Rendah 120 (44.4%) optimal untuk kehamilan adalah antara
Tinggi 150 (55.6%) 20 sampai 30 tahun. Rentang usia 20-35
tahun merupakan waktu yang paling tepat
Tabel 1. menunjukkan bahwa status untuk mengalami kehamilan karena
gizi ibu hamil di Provinsi Papua dan kondisi tubuh ibu berada dalam keadaan
Papua Barat KEK <23,5 cm sebesar 32,2% yang paling sehat dan aman untuk hamil
atau 87 responden dan normal ≥23,5cm dan melahirkan.
sebesar 67,8% atau 183 responden, usia Asupan Energi adalah jumlah
ibu hamil yang berisiko tinggi usia <20 energi yang didapatkan dari konsumsi
dan >35 tahun (28.9%) sebanyak 78 makanan dan minuman dalam satu hari
responden, usia ibu hamil yang tidak yang diperoleh dengan wawancara dengan
berisiko ≥20 dan ≤35 tahun (71.1%) metode food recall 1x24 jam dalam skala
sebanyak 192 responden, pendidikan rasio. Asupan protein adalah jumlah
rendah (71,5%) sebanyak 193 responden, protein yang didapatkan dari konsumsi
dan pendidikan tinggi (28,5%) sebanyak makanan dan minuman dalam satu hari
77 responden, ibu rumah tangga (tidak yang diperoleh dengan wawancara dengan
bekerja) (73,3%) sebanyak 198 responden, metode food recall 1x24 jam dalam skala
dan ibu hamil yang bekerja (26,7%) rasio. Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 72 responden, status ekonomi bahwa rata-rata asupan energi ibu hamil
rendah (44,4%) sebanyak 120 responden, di Provinsi Papua dan Papua Barat rata-
dan status ekonomi tinggi (55,6%) rata adalah 2524,44 kalori dengan asupan
sebanyak 150 responden. Status gizi energi terendah 452 kalori dan asupan
merupakan ukuran keberhasilan dalam energi tertingginya 3990 kalori. Hal ini
pemenuhan gizi untuk ibu hamil. menunjukkan bahwa asupan rata-rata ibu
Menurut teori, gizi ibu hamil hamil di Provinsi Papua dan Papua Barat
merupakan gizi yang diperlukan dalam sudah sesuai dengan AKG energi ibu
jumlah yang banyak untuk pemenuhan hamil berusia antara 19-49 tahun
gizi ibu sendiri dan perkembangan janin berkisar antara 2000-2200 kkal.
yang dikandungnya. Pertumbuhan dan Penelitian menunjukkan bahwa
perkembangan janin sangat dipengaruhi rata-rata asupan protein ibu hamil di
oleh asupan gizi ibu karena kebutuhan Provinsi Papua dan Papua Barat rata-rata

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 12


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

adalah 79,56 gram dengan asupan protein dikan. Makin tinggi pendidikan seseorang,
terendah 12 gram dan tertinggi 189 gram. maka makin mudah baginya untuk
Hal ini menunjukkan bahwa asupan rata- menerima informasi. Pengetahuan akan
rata protein ibu hamil di Provinsi Papua membentuk tindakan dan perilaku
dan Papua Barat sudah sesuai dengan seseorang (Mursiyam dkk, 2008). Peneli-
AKG ibu hamil berusia antara 19-49 tian ini sama dengan penlitian yang dila-
tahun berkisar 67 gram. Kehamilan kukan di Puskesmas Ampana Timur
menyebabkan meningkatnya metabolisme Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo
energi. Karena itu kebutuhan energi dan Una-Una, menyatakan hasil uji statistic
zat gizi lainnya meningkat selama dengan menggunakan Chi-Square test
kehamilan. Peningkatan energi dan zat diperoleh P value 0,309 > 0,05 maka H0
gizi tersebut diperlukan untuk partum- diterima yang berarti tidak ada hubungan
buhan dan perkembangan janin, pertam- yang bermakna antara Pendidikan dengan
bahan besar organ kandungan, perubah- Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu
an komposisi dan metabolisme tubuh itu. Hamil. Penelitian ini tidak sama dengan
Sehingga kekurangan zat gizi tersebut penelitian yang dilakukan oleh Hermawan
yang diperlukan saat hamil dapat (2003) di Provinsi NTT menyatakan bahwa
menyebabkan janin tumbuh tidak sem- ada hubungan yang bemakna antara
purna (Sigalingging, 2009). Tambahan pendidikan dengan risiko KEK pada ibu
makanan untuk ibu hamil dapat diberi- hamil.
kan dengan cara meningkatkan baik Berdasarkan hasil uji statistik
kualitas maupun kuantitas makanan ibu menggunakan chi-square didapatkan
sehari-hari, bisa juga dengan memberikan hasil bahwa ada hubungan status
tambahan formula khusus ibu hamil atau ekonomi dengan LILA ibu hamil dengan
menyusui (Muwakhidah dan Siti, 2004) nilai p 0,029. Kelompok ibu status
ekonomi rendah dan kelompok ibu status
Analisis Bivariat ekonomi tinggi memilik kemungkinan
Dalam penelitian ini uji statistik yang tidak sama untuk menderita KEK.
yang digunakan untuk analisa bivariat Status sosial ekonomi berpengaruh
adalah Chi Square (  ). Uji Chi Square
2 dengan status gizi pada ibu hamil. Ekono-
mi seseorang mempengaruhi dalam pe-
digunakan untuk menguji atau mengan-
milihan makanan yang akan dikonsumsi
alisis hubungan atara variabel kategorik
sehari-hari. Maka seseorang dengan eko-
dengan variabel kelompok.
nomi yang tinggi maka kemungkinan
besar gizi yang dibutuhkan akan tercu-
Tabel 2
kupi serta adanyapemeriksaan kehamilan
Hubungan Tingkat Pendidikan,
membuat gizi ibu semakin terpantau
Pekerjan, Status Ekonomi dengan
(Asiyah dkk, 2013).
Status Gizi Ibu Hamil
Menurut Almatsier (2011) Keadaan
Variabel P value sosial ekonomi rendah berpengaruh
Tingkat 0,272 terhadap jalannya kehamilan. Keadaan ini
Pendidikan 0,029 dikaitkan dengan kemiskinan, kurangnya
Status Ekonomi 0,814 hygiene dan sanitasi, gangguan kesehat-
Pekerjaan an, serta rendahnya tingkat pendidikan.
Peningkatan pendapatan rumah tangga
Berdasarkan tabel 2 hasil uji terutama bagi kelompok rumah tangga
statistik menggunakan chi-square dida- miskin dapat meningkatkan status gizi,
patkan hasil bahwa tidak ada hubungan karena peningkatan pendapatan tersebut
pendidikan dengan status gizi ibu hamil memungkinkan mereka mampu membeli
dengan nilai p 0,272. Kelompok ibu pangan berkualitas dan berkuantitas yang
tingkat pendidikan rendah dan kelompok lebih baik. Keadaan ekonomi merupakan
ibu tingkat pendidikan tinggi memilik factor yang penting dalam menentukan
kemungkinan yang sama menderita KEK. jumlah dan macam barang atau pangan
Pengetahuan dan kemampuan seseorang yang tersedia dalam rumah tangga. Bagi
dipengaruhi oleh latar belakang pendi- Negara berkembang pendapatan adalah

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 13


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

faktor penentu yang penting terhadap dengan dengan KEK. Umur adalah usia
status gizi. Semakin tinggi pendapatan individu yang terhitung mulai dilahirkan
maka cenderung pengeluaran total dan sampai saat beberapa tahun. Umur ibu
pengeluaran pangan semakin tinggi erat kaitannya dengan berat bayi. Umur
(Mursiyam dkk, 2008). Hal ini sesuai reproduksi yang sehat dan aman adalah
dengan yang diungkapkan oleh Depar- umur 20-35 tahun. Pada umur ibu
temen Kesehatan RI bahwa ada kaitan kurang dari 20 tahun pertumbuhan organ
erat antara upaya memperbaiki ekonomi reproduksi dan fisiologinya belum optimal.
(pendapatan) keluarga dengan mencer- Disamping itu, faktor psikologi juga belum
daskan dan menyehatkan keluarga terma- matang. Sedangkan pada usia 35 tahun
suk memperbaiki keadaan gizi (Banurea organ reproduksi sudah tidak dapat
dan Mohammad, 2011). Baik status berfungsi dengan sempurna (Anasari dkk,
ekonomi maupun social sangat mempe- 2011).
ngaruhi seorang wanita dalam memilih
makannya. Bila status ekonominya Tabel 3.
rendah maka akan mempengaruhi ke- Perbedaan Usia, Asupan Energi, Asupan
butuhan gizinya sehingga ibu hamil Protein dengan Status Gizi Ibu Hamil
cenderung tidak dapat memenuhi gizinya Variabel T-test P-value
dengan baik (Astuti dan Ester, 2010). Usia 0.196 0.040
Berdasarkan uji statistik menggu- Asupan Energi 0.732 <0.001
Asupan Protein 0.241 <0.001
nakan chi-square didapatkan hasil bahwa
tidak ada hubungan pekerjaan dengan
status gizi ibu hamil dengan nilai p 0,814. Kehamilan menyebabkan mening-
Kelompok ibu yang tidak bekerja dan katnya metabolisme energi, karena itu
kelompok ibu yang bekerja memilik kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
kemungkinan yang sama menderita KEK. meningkat selama kehamilan. Pening-
Penelitian ini bertentangan dengan katan energi dan zat gizi tersebut diper-
penelitian yang dilakukan di Provinsi NTT lukan untuk pertumbuhan dan perkem-
menyatakan bahwa ada hubungan yang bangan janin, pertambahan besarnya
bermakna antara pekerjaan ibu dengan organ kandungan, perubahan komposisi
risiko KEK pada ibu hamil. Hal ini berarti dan metabolism tubuh ibu. Sehingga
bahwa ibu yang bekerja di luar rumah kekurangan zat gizi tertentu yang diper-
memiliki waktu yang kurang untuk lukan saat hamil dapat menyebabkan
memperhatikan asupan makanan yang janin tumbuh tidak sempurna. Berdasar-
dikonsumsi selama kehamilan. Ibu yang kan uji statistik menggunakan t-test
tidak bekerja memiliki banyak waktu di didapatkan hasil ada perbedaan asupan
rumah sehingga lebih banyak waktu energi dengan status gizi ibu hamil
untuk memenuhi gizinya sedangkan ibu dengan nilai p <0,001. Rata-rata asupan
yang bekerja lebih sedikit waktu untuk energi ibu hamil dengan status LILA
memenuhi gizinya di karenakan sibuk normal tidak sama dengan rata-rata
bekerja sehingga ibu yang bekerja dapat asupan energi ibu hamil dengan dengan
kekurangan gizi semasa kehamilannya KEK, asupan energi lebih tinggi pada ibu
(Sigalingging, 2009). hamil yang memiliki status gizi normal.
Uji t-test Independen digunakan Asupan gizi saat ibu hamil akan sangat
dengan tujuan untuk mengetahui perbe- berpengaruh pada outcome kehamilan
daan mean dua kelompok data indepen- tersebut. Kehidupan manusia dimulai
den. Independen diartikan bila data sejak masa janin dalam rahim ibu
kelompok yang satu tidak tergantung dari (Andonotopo dan Arifin, 2005). Penelitian
kelompok kedua. menunjukkan hasil uji t bahwa terdapat
Berdasarkan uji statistik menggu- perbedaan yang nyata (p<0.05) antara
nakan t-test didapatkan hasil ada perbe- konsumsi energi ibu hamil di wilayah
daan usia dengan status gizi ibu hamil Kramat Jati dan Ragunan. Rata-rata
dengan nilai p 0.040. Rata-rata usia ibu konsumsi energi ibu hamil di wilayah
hamil dengan status LILA normal tidak Kramat Jati lebih rendah dibandingkan
sama dengan rata-rata usia ibu hamil dengan ibu hamil di wilayah Ragunan.

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 14


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

Menurut penelitian Nugrahini, asupan Penelitian menunjukkan bahwa terdapat


energi dan asupan protein tidak menun- perbedaan yang nyata (p<0.05) antara
jukkan perbedaan yang bermakna antara konsumsi protein ibu hamil di wilayah
status gizi KEK dan normal (p>0.05). Kramat jati dan Ragunan. Rata-rata
Asupan energi cenderung lebih tinggi pada konsumsi protein ibu hamil di wilayah
ibu hamil KEK yang status gizinya Kramat Jati lebih rendah dibandingkan
berubah menjadi normal. ibu hamil di wilayah Ragunan. Rendahnya
Berdasarkan uji statistik meng- tingkat konsumsi protein diduga karena
gunakan t-test didapatkan hasil ada terjadi peningkatan kebutuhan protein
perbedaan asupan protein dengan status pada saat hamil namun nafsu makan ibu
gizi ibu hamil dengan nilai p <0,001. Rata- hamil berkurang karena terjadi perubah-
rata asupan protein ibu hamil dengan an dalam tubuh ibu hamil. Selain itu,
status LILA normal tidak sama dengan makanan sumber protein hewani memiliki
rata-rata asupan protein ibu hamil dengan harga yang cukup tinggi sehingga daya
dengan KEK, asupan protein lebih tinggi beli untuk pangan ini menjadi terbatas.
pada ibu hamil yang memiliki status gizi Konsumsi protein yang rendah selama
normal. Bagi ibu hamil, pada dasarnya kehamilan atau pada akhir kehamilan
semua zat gizi memerlukan tambahan, akan menghambat pertumbuhan janin
namun seringkali menjadi kekurangan dan meningkatkan kematian prenatal.
adalah energi dan protein (Anasari dkk, Analisis regresi logistik adalah
2010). Hal ini menunjukkan bahwa salah satu pendekatan model matematis
asupan protein mempengaruhi status gizi yang digunakan untuk menganalisis
ibu hamil karena protein mempunyai hubungan satu atau beberapa variabel
fungsi khas yang tidak dapat digantikan independen dengan sebuah variabel
oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta dependen kategorik yang bersifat dikotom
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. atau binary.

Tabel 4
Hubungan Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Status Ekonomi, Asupan energi dan protein
dengan LILA IbuHamil
95% C.I.for
Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B) EXP(B)
Lower Upper
Usia .048 .022 4.599 1 .032 1.049 1.004 1.096
Pendidikan .143 .112 1.631 1 .202 1.154 .926 1.437
Pekerjaan .000 .042 .001 1 .982 .999 .919 1.086
Pengeluaran .198 .111 3.202 1 .074 1.219 .981 1.514
Energi .001 .000 18.214 1 .000 1.001 1.001 1.001
Protein .001 .005 .014 1 .905 1.001 .991 1.011
Constant - .931 19.631 1 .000 .016
4.125

Berdasarkan tabel diatas hasil dari perkembangan janin. Gizi salah selama
uji multivariat dapat dinyatakan bahwa kehamilan akan memberikan pengaruh
dari semua variabel prediktor status gizi negatif bahkan konsekuensi jangka
ibu hamil, berdasarkan analisis variabel panjang terhadap bayi yang dilahirkan
usia ibu hamil, dan asupan energi ibu (Gulardi dkk, 2009).
merupakan variabel yang signifikan Peningkatan zat gizi makro pada
dengan menganggap variabel yang lain ibu hamil sangat erat kaitannya dengan
konstan diperoleh p value sebesar 0,032. tingkat ekonomi keluarganya dimana
Nilai OR 1,049 (95% CI = 1,096-1,004), ekonomi keluarga dapat menunjukkan
dan p value .000. Nilai OR 1.001 (95% CI gambaran kemampuan keluarga dalam
= 1,001-1,001), yang berarti bahwa usia memenuhi kebutuhan gizi ibu selama
dan asupan energi mempengaruhi status hamil yang berperan dalam pertumbuhan
gizi ibu hamil. Status gizi ibu berperan janin. Ketidakseimbangan antara asupan
penting terhadap pertumbuhan dan gizi untuk pemenuhan kebutuhan dan

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 15


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

pengeluaran energi berakibat pada Kesimpulan dan Saran


keadaan kekurangan energi kronis. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Jumlah konsumsi energi ibu erat dinyatakan bahwa dari semua variabel
kaitannya dengan kejadian kekurangan prediktor status gizi ibu hamil, adanya
energi kronis pada ibu hamil. Ibu hamil hubungan usia ibu hamil, dan asupan
yang mengkonsumsi energi < 100 % energi terhadap status gizi ibu hamil di
Angka Kecukupan Gizi (AKG) mempunyai Provinsi Papua dan Papua Barat.
peluang 6,08 kali untuk berisiko Diharapkan kepada Instansi Kesehatan
mengalami Kekurangan Energi Kronis Papua dan Papua Barat dapat
(KEK) (Andarwati dan Sulistiyanti, 2013). mengupayakan peningkatan pelayanan
Kehamilan menyebabkan mening- kesehatan khususnya konseling gizi,
katnya metabolisme energi, karena itu penyuluhan kepada masyarakat
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya khususnya ibu hamil, sehingga gizi ibu
meningkat selama kehamilan. Pening- hamil dapat terpenuhi.
katan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besar- Daftar Pustaka
nya organ kandungan, perubahan kompo- Agustina, Hariani, Hasmawati. (2014). Hubungan
sisi dan metabolisme tubuh ibu. Kekura- Perilaku Ibu Hamil Dalam Memenuhi
ngan zat gizi tertentu yang diperlukan Kebutuhan Nutrisi dengan Status Gizi Ibu
pada saat hamil dapat menyebabkan janin Hamil di RS Khusus Daerah Ibu dan Anak
tumbuh tidak sempurna. Karakteristik ibu Siti Fatimah Makassar. Jurnal Ilmiah
hamil secara tidak langsung mempe- Kesehatan Diagnosis, 4(5). ISSN : 2302-
ngaruhi konsumsi gizi yang akan 1721.
berpengaruh pada tingkat konsumsi gizi
ibu hamil yang ditentukan berdasarkan Almatsier S. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur
perbandingan antara konsumsi gizi Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka
dengan angka kecukupan gizi yang Utama
dianjurkan (AKG). Pendidikan yang
rendah berpengaruh pada pekerjaan dan Anasari Tri, Cinde Puspitasari, dan Dyah Fajarsari.
pendapatan keluarga, sedangkan penda- (Juni 2011). Hubungan Antara Kenaikan
patan keluarga terkait dengan daya beli Berat Badan Selama Kehamilan dengan
keluarga terhadap pangan yang dapat Berat Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja
menentukan kualitas dan kuantitas Puskesmas Rawalo Kabupaten Banyumas
makanan yang suatu keluarga. Selain itu Tahun 2009-2010. Jurnal Ilmiah
status gizi ibu hamil akan mempengaruhi Kebidanan, 2(1).
AKG.
Untuk penelitian yang dilakukan di Andarwati Aprilia, Sulistiyanti Anik. (November
Provinsi Papua dan Papua Barat berdasar- 2013). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
kan hasil dari uji multivariat dapat Hamil Tentang Nutrisi Selama Kehamilan
dinyatakan bahwa dari semua variabel di Bidan Praktik Mandiri Sriatun Pacitan.
prediktor status gizi ibu hamil, variabel Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika
usia dan asupan energi ibu merupakan Kesehatan INFOKES, 3 (3). ISSN : 2086-
variabel yang signifikan dengan me- 2628
ngontrol variabel yang lain, hasil analisis
multivariat menggunakan regresi logistik Angraini Dian Isti, Carolina Novita, Khoiriah
menunjukkan bahwa usia p value 0.032 Fabella,Sukohar Asep. (Januari, 2015).
nilai OR 1,049 dan asupan energi p value Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu
<0.001 nilai OR 1.001. Kesimpulan Selama Hamil dengan Berat Bayi Lahir
Adanya hubungan usia ibu hamil, dan Rendah. Jurnal Majority, 4(3).
asupan energi terhadap status gizi ibu
hamil di Provinsi Papua dan Papua Barat. Andonotopo Wiku, Arifin Muhamad Thohar.
(November 2005). Kurang Gizi pada Ibu
Hamil: Ancaman pada Janin. Jurnal
INOVASI, 5(XVII).

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 16


Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil di
Provinsi Papua dan Papua Barat

Arisman MB. (2009). Gizi dalam daur kehidupan, Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil
(Edisi 2). Jakarta: EGC. dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa
Sokoraja Tengah Kecamatan Sokoraja
Asiyah Nor, Aisyah Susanti, Rusnoto. (Januari Kabupaten Banyumas. Jurnal
2013). Budaya Pantang Makan, Status Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Ekonomi, dan Pengetahuan Zat Gizi Ibu Journal of Nursing), 3 (3).
Hamil Pada Ibu Hamil Trimester III dengan
Status Gizi. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Maulidiyah Afif, Sulistiani Ardiani. (Juni 2012).
Kebidanan, 4(1), 1-9. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan
Kadar Hemoglobin (Hb) dengan Berat Bayi
Astuti Nor Tri, Ester Ratnaningsih. (Oktober 2010). Lahir. Jurnal Kebidanan, IV (01).
Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat
Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Muwakhidah, Siti Zulaekah. (2004). Hubungan
Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan
Citarum Semarang. Jurnal Kebidanan Panti Berat Bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi
Wilasa, 1(1). Surakarta. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi, 5(1), 11 – 20.
Banurea Tanti, Mohammad Sadli. (Juni 2011).
Hubungan Pengetahuan, Penghasilan Sigalingging Ganda. (2009). Pengaruh Tingkat
Keluarga dan Budaya Dengan Kejadian Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pada
Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sam Medan.
Jurnal Kesehatan, 2(1). Medan. 2009. Diakses dari
http://uda.ac.id/jurnal/files/Ganda%20Si
Celtin. (2009). Role of Micronutrients in the galingging2.pdf
Pereinceptional Period. Jurnal Human
Reprod, 16. Supariasa. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Damajanty Pangemanan, Goni Anastasia P. G,
Laoh Joice M. (Agustus 2013). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dengan
Status Gizi Selama Kehamilan di
Puskesmas Bahu Kota Manado. Ejurnal
Keperawatan (e-Kp), 1(1).

Ferial Eddyman W. (Maret 2011). Hubungan


Antara Status Gizi Ibu Berdasarkan
Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan
Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Daya
Kota Makassar. Jurnal Alam dan
Lingkungan, 2(3).

Gulardi, Hardinsyah, Marhamah, Yongky. (Maret


2009). Hamil Kaitannya Dengan BBLR.
Jurnal Gizi dan Pangan, 4(1), 8 – 12.

Karyati Sri, Suranto, Sholihah. (Januari 2013).


Hubungan Antara Pola Makan Dengan
Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Dawe Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus Tahun 2013. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 4(2), 38-
43.

Mursiyam, Ramawati Dian, Sejati Waluyo.


(November 2008). Faktor-Faktor yang

Nutrire Diaita Volume 8 Nomor 1, April 2016 17

You might also like